Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bentuk pelayanan yang
diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin. Tim pelayanan kesehatan
merupakan sekelompok profesional yang mempunyai aturan yang jelas, tujuan
umum dan keahlian berbeda. Tim akan berjalan dengan baik bila setiap
anggota tim memberikan kontribusi yang baik (Faizin & Winarsih, 2008).
Dalam konteks kerja dan organisasi sebuah institusi kesehatan dijalankan oleh
tim multiprofesional dimana menangani berbagai macam prosedur pelayanan
pasien. Dalam hal ini, tim terdiri dari berbagai macam profesi dimana
bertanggung jawab atas tugas dan kewajiban yang berbeda pula.
Etika kerja yang kolaboratif dapat menciptakan suasana damai di tempat
kerja. Aspek budaya integritas terfokus pada cara pengembangan kepribadian
dalam integritas dan etika untuk menciptakan keutuhan kualitas diri dengan
karakter moral yang konsisten terhadap kejujuran dan etika, termasuk
kemampuan untuk membentengi diri dari segala macam godaan yang
berpotensi mendorong diri pada tingkah laku tidak terpuji. Kepribadian yang
selalu patuh diperlukan untuk menjalankan peraturan, kebijakan, standar,
sistem, dan etika organisasi secara profesional (Djajendra, 2012).
Perawat harus mampu bekerja sama/berkolaborasi untuk menangani
pasien dengan tim kesehatan. WHO mengakui kolaborasi antar profesi dalam
pendidikan dan praktek sebagai suatu strategi inovatif yang akan memainkan
peran penting dalam mengurangi krisis tenaga kerja kesehatan global. Praktek
kolaborasi memperkuat sistem kesehatan dan memperbaiki hasil kesehatan
(WHO, 2010). Tim keperawatan merupakan anggota tim kesehatan di garis
terdepan yang menghadapi masalah kesehatan klien selama 24 jam secara
terus menerus. Tim pelayanan keperawatan memberikan pelayanan kepada
klien sesuai dengan keyakinan profesi dan standar yang ditetapkan. Hal ini
ditujukan agar pelayanan keperawatan yang diberikan senantiasa merupakan
pelayanan yang aman serta dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pasien
yang dirawat (Faizin & Winarsih, 2008)
Tidak hanya tingkat pendidikan yang berperan dalam kolaborasi. Faktor
pendidikan profesional, pengalaman dan kematangan individu berdampak
pada keinginan dokter dan perawat untuk berkolaborasi (Henneman, 1995
dalam Rodriguez et al, 2005). Lama bekerja adalah suatu kurun waktu atau
lamanya tenaga kerja itu bekerja disuatu tempat (Handoko, 2007). Lama kerja
sangat berkaitan erat dengan pengalaman-pengalaman yang didapat selama
menjalankan tugas. Makin lama seseorang bekerja, kecakapan (pengetahuan)
mereka akan lebih baik karena sudah menyesuaikan diri dengan pekerjaannya
(Agus, 1992). Sebuah penelitian yang dilakukan Roffey Park Management
Institute menyebutkan bahwa employability terbentuk dan dipengaruhi oleh
faktor-faktor antara lain gabungan antara pengalaman, track record, dan
kemampuan utama, termasuk didalamnya adalah fleksibilitas, kreativitas,
change management, teamwork, serta keinginan untuk terus belajar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara memberikan obat oral?
2. Bagaimana cara memberikan obat parenteral (intracutan, subcutan,
intramuskuler, intravena)?
3. Bagaimana cara memberikan obat secara topical?
4. Bagaimana cara memberikan obat secara prarenteral / supositoria?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara pemberian obat oral
2. Untuk mengetahui cara pemberian obat parenteral (intracutan,
subcutan, intramuskuler, intravena)
3. Untuk mengetahui cara pemberian obat secara topical
4. Untuk mengetahui cara pemberian obat secara prarenteral/supositoria

1.4 Manfaat Penulisan

Dari hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada


berbagai pihak, yakni sebagai berikut.
1. Manfaat Praktis
Semoga hasil penulisan ini dapat memberikan dorongan atau
masukan bagi seluruh mahasiswa keperawatan untuk mempelajari dan
mendalami tentang Prosedur perawatan pada tindakan kolaboratif.
2. Manfaat Teorietis
Semoga hasil penulisan ini dapat memberikan informasi yang
lengkap mengenai Prosedur perawatan pada tindakan kolaboratif.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pemberian Obat Oral


1. SOP Pemberian Obat Melalui Oral

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

PEMBERIAN OBAT MELALUI ORAL

Pengertian Merupakan pemberian obat melalui mulut


Tujuan Pengobatan sesuai kebutuhan terapi dengan proses
reabsorbsi lebih lambat, memudahkan dalam pemberian,
mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis
obat
Prosedur : 1. Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian obat
Persiapan alat 2. Obat dan tempatnya
3. Baki berisi obat
4. Gelas air minum
5. Pipet
6. Sedotan sendok
7. Gelas pengukur *)
8. Martil dan lumping penggerus*)
9. Alat pemotong obat*)
*) Jika diperlukan
Preinteraksi 1. Cek dokumentasi keperawatan
2. Menyiapkan alat
3. Perawat mencuci tangan
Tahap Orientasi 1. Beri salam
2. Kenalkan diri
3. Klarifikasi pasien dengan cara panggil pasien dengan
namanya.
4. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan.
5. Tanyakan keluhan pasien.
6. Berikan kesempatan pasien untuk bertanya
7. Minta persetujuan pada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan.
Tahap kerja 1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Baca obat,dengan berprinsip tepat obat, tepat pasien,
tepat dosis , tepat waktu dan tepat tempat dan tepat
dalam pendokumentasian.
4. Kaji kemampuan untuk minum obat per oral, seperti
menelan, adanya mual, muntah, dll
5. Ambil obat sesuai dengan kebutuhan atau dosis
yang dibutuhkan dan gunakan Teknik aseptic dalam
menjaga kebersihan obat
6. Bantu untuk meminumkannya dengan cara :
a. Obat dalam bentuk kapsul/tablet:
 Tuangkan jumah yang dibutuhkan ke
dalam mangkok atau tempat obat.
Jangan sentuh obat dengan tangan.
Untuk obat berupa kapsul jangan
dilepaskan pebungkusnya
 Kaji kesulitan menelan bila ada
kesulitan dalam menelan jadikan tablet
dalam bentuk bubuk dengan menggerus
obat dengan martil dan lumping
penggerus dan campurkan dengan
minuman. Lakukan pengecekan
sebelum menggerus obat apakah obat
dianjurkan untuk digerus atau tidak
sebab ada beberapa obat yang tidak
dianjurkan.

b. Obat dalam bentuk cair (sirup):


 Kocok obat agar bercampur hingga
menjadi keruh
 Buka penutup botol dengan menghadap
keatas
 Tuangkan obat sesuai dengan jumlah
yang dianjurkan ke dalam mangkok atau
sendok
 Usaplah bagian tutup botol dengan
menggunakan tisu untuk mencegah
lekatan bila dibuka kembali
 Tutuplah botol
 Berikan obat kepada pasien dengan
mengatur posisi terlebih dahulu (duduk)
apabila memungkinkan dalam posisi
lateral untuk membantu mempermudah
proses menelan.
 Beri minum air secukupnya untuk
membantu menelan obat

7. Catat perubahan, seperti denyut nadi dan tekanan


darah, serta reaksi terhadap pemberian, dan evaluasi
respon terhadap obat dengan mencatat hasil
pemberian obat.
8. Cuci tangan

Terminasi 1. Jelaskan pada pasien bahwa kegiatan telah selesai.


2. Sepakati kontrak selanjutnya.
3. Berikan reinforcement positif pada pasien.
4. Akhiri dengan memberi salam penutup

Dokumentasi 1. Mencatat hasil kegiatan


2. Memberekan alat-alat
3. Mencuci tangan
2. SOP Pemberian Obat Sublingual

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

PEMBERIAN OBAT SUBLINGUAL

Pengertian Merupakan pemberian obat dengan cara meletakkan obat


dibawah lidah hingga terjadi proses absorbsi ke dalam
pembuluh darah
Tujuan Agar obat bereaksi secara cepat dibandingkan dengan oral,
menghindari kerusakan obat oleh hepar dan mengurangi
rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat.
Prosedur : 1. Daftar buku obat atau catatan, jadwal pemberian obat
Persiapan alat 2. Obat dan tempatnya
3. Baki berisi obat
Preinteraksi 1. Cek dokumentasi keperawatan
2. Menyiapkan alat
3. Perawat mencuci tangan
Tahap Orientasi 1. Beri salam
2. Kenalkan diri
3. Klarifikasi pasien dengan cara panggil pasien dengan
namanya.
4. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan.
5. Tanyakan keluhan pasien.
6. Berikan kesempatan pasien untuk bertanya
7. Minta persetujuan pada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan.
Tahap kerja 1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Baca obat, dengan berprinsip tepat obat, tepat
pasien, tepat dosis, tepat waktu dan tepat tempat dan
tepat dalam pendokumentasian
4. Kaji kemampuan untuk meletakkan obat dibawah
lidah
5. Ambil obat sesuai dengan kebutuhan/ dosis yang
dibutuhkan dan gunakan Teknik aspetik dalam
menjaga kebersihan obat
6. Letakkan obat dibawah lidah, tidak boleh ditelan
biarkan berada dibawah lidah sampai habis
diabsorbsi seluruhnya
7. Catat perubahan, seperti denyut nadi dan tekanan
darah, serta reaksi terhadap pemberoan dan evaluasi
respon terhadap obat dengan mencatat hasil
pemberian obat.
8. Cuci tangan

Terminasi 1. Jelaskan pada pasien bahwa kegiatan telah selesai.


2. Sepakati kontrak selanjutnya.
3. Berikan reinforcement positif pada pasien.
4. Akhiri dengan memberi salam penutup

Dokumentasi 1. Mencatat hasil kegiatan


2. Memberekan alat-alat
3. Mencuci tangan

3. SOP Pemberian Obat Secara Bukal

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

PEMBERIAN OBAT SECARA BUKAL

Pengertian Merupakan pemberian obat dengan cara meletakkan obat


diantara gusi dengan membran mukosa, diantara pipi
Tujuan Agar obat bereaksi secara cepat dibandingkan dengan oral,
menghindari kerusakan obat oleh hepar dan mengurangi
rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat.
Prosedur : 1. Daftar buku obat atau buku catatan, jadwal pemberian
Persiapan alat obat
2. Obat dan tempatnya
3. Baki berisi obat
Preinteraksi 1. Cek dokumentasi keperawatan
2. Menyiapkan alat
3. Perawat mencuci tangan
Tahap Orientasi 1. Beri salam
2. Kenalkan diri
3. Klarifikasi pasien dengan cara panggil pasien dengan
namanya.
4. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan.
5. Tanyakan keluhan pasien.
6. Berikan kesempatan pasien untuk bertanya
7. Minta persetujuan pada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan.
Tahap kerja 1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Baca obat, dengan berprinsip tepat obat, tepat
pasien, tepat dosis, tepat waktu dan tepat tempat dan
tepat dalam pendokumentasian
4. Kaji kemampuan untuk meletakkan obat diantara
gusi dan selaput mukosa pipi
5. Ambil obat sesuai dengan kebutuhan atau dosis
yang dibutuhkan dan gunakan Teknik aseptic dalam
menjaga kebersihan obat
6. Letakkan obat diantara gusi dan selaput mukosa pipi
sampai habis diabsorbsi, tidak boleh ditelan dan
dibiarkan sampai habis diabsorbsi seluruhnya
7. Catat perubahan, seperti denyut nadi dan tekanan
darah serta reaksi terhadap pemberian, dan evaluasi
respon terhadap obat dengan mencatag hasil
pemberian obat
8. Cuci tangan

Terminasi 1. Jelaskan pada pasien bahwa kegiatan telah selesai.


2. Sepakati kontrak selanjutnya.
3. Berikan reinforcement positif pada pasien.
4. Akhiri dengan memberi salam penutup

Dokumentasi 1. Mencatat hasil kegiatan


2. Memberekan alat-alat
3. Mencuci tangan

2.2 Pemberian Obat Prenteral

1. Pemberian Obat Secara Intracutan

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAKUTAN

Pengertian Merupakan cara memberikan obat atau memasukkan obat


ke dalam jaringan kulit dibawah epidermis
Tujuan Untuk melakukan tes terhadap reaksi alergi jenis obat yang
akan digunakan
Prosedur : 1. Daftar buku obat atau catatan, jadwal pemberian obat
Persiapan alat 2. Obat dalam tempatnya
3. Spuit 1 cc
4. Kapas alkohol dalam tempatnya
5. Cairan pelarut
6. Bak steril dilapisi kas steril (tempat spuit)
7. Bengkok
8. Perlak dan alasnya
9. Sarung tangan
Preinteraksi 1. Cek dokumentasi keperawatan
2. Menyiapkan alat
3. Perawat mencuci tangan
Tahap Orientasi 1. Beri salam
2. Kenalkan diri
3. Klarifikasi pasien dengan cara panggil pasien dengan
namanya.
4. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan.
5. Tanyakan keluhan pasien.
6. Berikan kesempatan pasien untuk bertanya
7. Minta persetujuan pada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan.
Tahap kerja 1. Cuci tangan
2. Bebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan, bila
menggunakan baju lengan panjang buka dan keataskan
3. Pasang perlak atau pengalas dibawah bagian yang akan
dilakukan suntikan
4. Ambil obat yang akan dilakukan test alergi kemudian
larutkan atau encerkan dengan aquadest (cairan pelarut)
kemudian ambil 0.5 cc dan encerkan lagi sampai kurang
lebih 1 cc, dan siapkan pada bak injeksi steril
5. Gunakan sarung tangan
6. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan
dilakukan suntikan dengan gerakan sirkuler tunggu
sampai kering
7. Tegangkan dengan tangan kiri atau daerah yang akan
disuntik
8. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas
dengan sudut 15-20 derajat dengan permukaan kulit
9. Semprotkan obat hingga terjadi gelembung
10. Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan massase
11. Buka sarung tangan
12. Catat reaksi pemberian
13. Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/test obat,
tanggal waktu, dan jenis obat

Terminasi 1. Jelaskan pada pasien bahwa kegiatan telah selesai.


2. Sepakati kontrak selanjutnya.
3. Berikan reinforcement positif pada pasien.
4. Akhiri dengan mmberi salam penutup
Dokumentasi 1. Mencatat hasil kegiatan
2. Memberekan alat-alat
3. Mencuci tangan

2. Pemberian Obat Melalui Subcutan


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


(SPO)
LABORATORIUM KEPERAWATAN

PEMBERIAN OBAT MELALUI SUBKUTAN

Pengertian Merupakan cara memberikan obat dengan


memasukkan obat ke dalam jaringan subcutan di
bawah kulit dengan spuit
Tujuan Agar obat dapat menyebar dan diserap secara
perlahan-lahan

Prosedur : 1. Daftar buku obat atau catatan, jadwal


Persiapan alat pemberian obat
2. Obat dalam tempatnya
3. Spuit insulin
4. Kapas alkohol dalam tempatnya
5. Cairan pelarut
6. Bak injeksi
7. Bengkok
8. Perlak dan alasnya
9. Sarung tangan
10. Kasa steril
11. Plester
Preinteraksi 1. Cek dokumentasi keperawatan
2. Menyiapkan alat
3. Perawat mencuci tangan
Tahap Orientasi 1. Beri salam
2. Kenalkan diri
3. Klarifikasi pasien dengan cara panggil
pasien dengan namanya.
4. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya
tindakan.
5. Tanyakan keluhan pasien.
6. Berikan kesempatan pasien untuk
bertanya
7. Minta persetujuan pada pasien tentang
tindakan yang akan dilakukan.
Tahap kerja 1. Cuci tangan
2. Bebaskan daerah yang akan dilakukan
suntikan atau bebaskan suntikan dari
pakaian. Apabila menggunakan baju
maka buka atau ke ataskan.
3. Ambil obat dalam tempatnya sesuai
dengan dosis yang akan diberikan,
setelah itu tempatkan pada bak injeksi
4. Gunakan sarung tangan
5. Desinfeksi dengan kapas alcohol dengan
gerakan sekuler tunggu sampai kering
6. Tegangkan dengan tangan kiri (daerah
yang akan dilakukan suntikan subcutan)
7. Lakukan penusukan dengan lubang
menghadap keatas dengan sudut 45
derajat dengan permukaan kulit
8. Lakukan aspirasi, bila tidak ada darah
semprotkan obat perlahan-lahan hingga
habis
9. Setelah itu tarik spuit dan tahan dengan
kapas alcohol dan spuit yang telah
dipakai masukkan ke dalam bengkok
10. Buka sarung tangan
11. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu
pemberian, dan jenis atau dosis obat
12. Cuci tangan

Terminasi 1. Jelaskan pada pasien bahwa kegiatan


telah selesai.
2. Sepakati kontrak selanjutnya.
3. Berikan reinforcement positif pada
pasien.
4. Akhiri dengan mmberi salam penutup
Dokumentasi 1. Mencatat hasil kegiatan
2. Memberekan alat-alat
3. Mencuci tangan

3. Pemberian Obat Secara Intramuskuler


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAMUSKULAR

Pengertian Merupakan pemberian obat dengan cara


memasukkan obat ke dalam jaringan otot dengan
menggunakan spuit
Tujuan Agar absorbsi obat lebih cepat pada jaringan otot
Prosedur : 1. Daftar buku obat atau catatan (jadwal
Persiapan alat pemberian obat)
2. Obat dalam tempatnya
3. Spuit sesuai dengan ukuran (2 sampai 5 ml)
4. Kapas alcohol dalam tempatnya
5. Cairan pelarut
6. Bak injeksi
7. Bengkok
8. Sarung tangan
9. Plester
10. Kasa steril
Preinteraksi 4. Cek dokumentasi keperawatan
5. Menyiapkan alat
6. Perawat mencuci tangan
Tahap Orientasi 8. Beri salam
9. Kenalkan diri
10. Klarifikasi pasien dengan cara panggil
pasien dengan namanya.
11. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya
tindakan.
12. Tanyakan keluhan pasien.
13. Berikan kesempatan pasien untuk bertanya
14. Minta persetujuan pada pasien tentang
tindakan yang akan dilakukan.
Tahap kerja 1. Cuci tangan
2. Ambil obat kemudian masukkan ke dalam spuit
sesuai dengan dosis setelah itu letakkan pada
bak injeksi
3. Periksa tempat yang akan dilakukan
penyuntikan (lihat lokasi penyuntikan) dan atur
posisi yang nyaman
4. Gunakan sarung tangan
5. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat
yang akan dilakukan penyuntikan dengan
gerakan sirkuler diameter 5 cm tunggu hingga
kering
6. Pegang kapas alcohol pada tangan yang tidak
dominan
7. Lakukan penyuntikan :
 Pada daerah paha (vastus lateralis)
dengan cara anjurkan pasien untuk
berbaring terlentang dengan lutut sedikit
fleksi
 Pada ventrogluteal dengan cara anjurkan
pasien untuk miring, tengkurep atau
terlentang dengan lutut dan pinggul pada
sisi yang akan dilakukan penyuntikan
dalam keadaan fleksi
 Pada daerah dorso gluteal dengan cara
anjurkan pasien untuk tengkurap dengan
lutut diputar kearah dalam atau miring
dengan lutut bagian atas atau pinggul
fleksi dan diletakkan di depan tungkai
bawah
 Pada daerah deltoid (lengan atas) dengan
cara anjurkan klien untuk duduk atau
berbaring mendatar lengan atas fleksi
8. Tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm dengan
tangan tidak dominan untuk menegangkan kulit
9. Lakukan penusukan dengan jarum posisi tegak
lurus yakni 90 derajat
10. Setelah jarum masuk lakukan aspirasi spuit bila
tidak ada darah semprotkan obat secara
perlahan-lahan hingga habis
11. Jika ada darah tarik kembali jarum dari kulit,
tekan daerah penusukan selama 2 menit,
observasi adanya hematoma, kalau perlu
diberikan plester dan siapkan obat baru untuk
penusukan lanjutan
12. Setelah selesai ambil spuit atau cabut spuit
dengan menarik spuit dan tekan daerah
penyuntikan dengan kapas alcohol, kemudian
spuit yang lebih digunakan letakkan pada
bengkok
13. Buka sarung tangan
14. Catat reaksi pemberian, jumlah dosis, dan
wadah pemberian
15. Cuci tangan
Terminasi 1. Jelaskan pada pasien bahwa kegiatan telah
selesai.
2. Sepakati kontrak selanjutnya.
3. Berikan reinforcement positif pada pasien.
4. Akhiri dengan memberi salam penutup

Dokumentasi 1. Mencatat hasil kegiatan


2. Memberekan alat-alat
3. Mencuci tangan

4. Pemberian Obat Secara Intravena Langsung


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAVENA LANGSUNG

Pengertian Merupakan pemberian obat dengan cara


memasukkan obat ke dalam jaringan otot dengan
menggunakan spuit
Tujuan Merupakan pemberian obat dengan cara
memasukkan obat melalui pembeluh darah vena
secara langsung. Pembuluh darah vena yang dapat
digunakan diantaranya vena mediana cubiti atau
cephalika atau basilika (lengan), vena saphenous
(tungkai), vena jugularis (leher), vena frontalis atau
temporalis (kepala).
Prosedur : 1. Daftar buku obat atau catatan, jadwal pemberian
Persiapan alat obat
2. Obat dalam tempatnya
3. Spuit sesuai dengan jenis ukuran (2-5 ml)
4. Kapas alcohol dalam tempatnya
5. Cairan pelarut
6. Bak injeksi
7. Bengkok
8. Perlak dan alasnya
9. Karet pembendung (torniket)
10. Plester
11. Kasa steril bila perlu
12. Sarung tangan
Preinteraksi 1. Cek dokumentasi keperawatan
2. Menyiapkan alat
3. Perawat mencuci tangan
Tahap Orientasi 1. Beri salam
2. Kenalkan diri
3. Klarifikasi pasien dengan cara panggil pasien
dengan namanya.
4. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya
tindakan.
5. Tanyakan keluhan pasien.
6. Berikan kesempatan pasien untuk bertanya
7. Minta persetujuan pada pasien tentang tindakan
yang akan dilakukan.
Tahap kerja 1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Bebaskan daerah yang akan dilakukan
suntikan dengan cara membebaskan daerah
yang akan di lakukan penyuntikan dari
pakaian dan apabila tertutup buka atau
keataskan
4. Ambil obat dalam tempatnya dengan spuit
sesuai dengan dosis yang akan diberikan.
Apabila obat dalam sediaan bubuk maka
larutkan dengan pelarut (aquades ateril)
5. Pasang perlak atau pengalas dibawah vena
yang akan dilakukan penyuntikan
6. Kemudian tempatkan obat yang telah
diambil pada bak injeksi
7. Lakukan pengikatan dengan karet
pembendung (torniket) pada bagian atas
daerah yang akan dilakukan pemberian obat
atau tegangkan dengan tangan/minta
bantuan atau membendung di atas vena
yang akan dilakukan penyuntikan
8. Pasang sarung tangan
9. Desinfeksi dengan kapas alcohol, dengan
gerakan sirkuler dari arah dalam keluar
dengan diameter kurang lebih 5 cm, tunggu
hingga kering
10. Ambil spuit yang berisi obat dan pegang
kapas alcohol pada tangan yang tidak
dominan
11. Tarik kulit ke bawah dengan tangan yang
tidak dominan agar kulit menjadi kencang
kemudian lakukan penusukan dengan
lubang menghadap ke atas dengan
memasukkan ke pembuluh darah, dengan
sudut 30 derajat sejajar dengan vena yang
ditusuk
12. Lakukan aspirasi bila sudah ada darah
lepaskan karet pembendung dan langsung
semprotkan obat hingga habis
13. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik
dan lakukan penekanan pada daerah
penusukkan dengan kapas alcohol, dan spuit
yang telah digunakan letakkan ke dalam
bengkok
14. Tutup area penusukan dengan kasa steril
bila perlu
15. Buka sarung tangan
16. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan
dosisi pemberian obat
17. Cuci tangan
Terminasi 1. Jelaskan pada pasien bahwa kegiatan telah
selesai.
2. Sepakati kontrak selanjutnya.
3. Berikan reinforcement positif pada pasien.
4. Akhiri dengan memberi salam penutup

Dokumentasi 1. Mencatat hasil kegiatan


2. Memberekan alat-alat
3. Mencuci tangan
5. Pemberian Obat Intravena Melalui Wadah (Tidak Langsung)

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

PEMBERIAN OBAT INTRAVENA MELALUI WADAH (TIDAK LANGSUNG)

Pengertian Cara pemberian obat dengan menambahkan atau memasukkan


obat ke dalam wadah cairan intravena .
Tujuan 1. Untuk meminimalkan efek samping dan
mempertahankan kadar terapeutik dalam darah.
Prosedur : 1. Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran
Persiapan alat 2. Obatdalam tempatnya
3. Wadah cairan (kantong/botol)
4. Kapas alcohol
5. Sarung tangan
Preinteraksi 1. Cek dokumentasi keperawatan
2. Menyiapkan alat
3. Perawat mencuci tangan
Tahap Orientasi 1. Beri salam
2. Kenalkan diri
3. Klarifikasi pasien dengan cara panggil pasien dengan
namanya.
4. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan.
5. Tanyakan keluhan pasien.
6. Berikan kesempatan pasien untuk bertanya
7. Minta persetujuan pada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan.
Tahap kerja
1. Cuci tangan
2. Ambil obat kemudian masukkan ke dalam spuit
3. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantong
4. Gunakan sarung tangan
5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol dan stop
aliran
6. Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum
spuit hingga menembus bagian tengah dan masukkan
obat perlahan-lahan ke dalam kantong atau wadah
cairan
7. Setelah selesai tarik spuit dan campur larutan dengan
membalikkan kantong cairan dengan perlahan-lahan
dari satu ujung ke ujung lain
8. Periksa kecepatan infuse
9. Buka sarung tangan
10. Cuci tangan
11. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis
pemberian obat

Terminasi 1. Jelaskan pada pasien bahwa kegiatan telah selesai.


2. Sepakati kontrak selanjutnya.
3. Berikan reinforcement positif pada pasien.
4. Akhiri dengan mmberi salam penutup

Dokumentasi 1. Mencatat hasil kegiatan


2. Memberekan alat-alat
3. Mencuci tangan

6. Pemberian Obat Intravena Melalui Selang

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

PEMBERIAN OBAT INTRAVENA MELALUI SELANG

Pengertian Memasukkan obat yang kental atau pekat langsung


ke dalam sirkulasi sitemik melalui port pada selang
infuse
Tujuan agar obat yang diberikan dapat bereaksi dengan
cepat dan untuk menghindari percampuran
medikasi yang tidak cocok
Prosedur : 1. Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran
Persiapan alat 2. Obat dalam tempatnya
3. Selang intravena
4. Kapas alkohol
5. Sarung tangan
Preinteraksi 1. Cek dokumentasi keperawatan
2. Menyiapkan alat
3. Perawat mencuci tangan
Tahap Orientasi 1. Beri salam
2. Kenalkan diri
3. Klarifikasi pasien dengan cara panggil
pasien dengan namanya.
4. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya
tindakan.
5. Tanyakan keluhan pasien.
6. Berikan kesempatan pasien untuk bertanya
7. Minta persetujuan pada pasien tentang
tindakan yang akan dilakukan.
Tahap kerja 1. Cuci tangan
2. Ambil obat kemudian masukkan ke dalam
spuit
3. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah
selang intravena
4. Gunakan sarung tangan
5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol
dan stop aliran
6. Lakukan penyuntikan dengan memasukkan
jarum spuit hingga menembus bagian
tengah dan masukkan obat perlahan-lahan
ke dalam selang intravena
7. Setelah selesai tarik spuit
8. Periksa kecepatan infuse dan observasi
reaksi obat
9. Buka sarung tangan
10. Cuci tangan
11. Catat obat yang telah diberikan dan
dosisnya.
Terminasi 1. Jelaskan pada pasien bahwa kegiatan telah
selesai.
2. Sepakati kontrak selanjutnya.
3. Berikan reinforcement positif pada pasien.
4. Akhiri dengan mmberi salam penutup
Dokumentasi 1. Mencatat hasil kegiatan
2. Memberekan alat-alat
3. Mencuci tangan

2.3 Pemberian Obat Secara Topikal


1. Pemberian Obat Kulit

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

PEMBERIAN OBAT KULIT

Pengertian Merupakan cara memberikan obat dengan


mengoleskan obat ke kulit

Tujuan 1. Mempertahankan hidrasi


2. Melindungi permukaan kulit
3. Mengurangi iritasi kulit atau mengatasi
infeksi

Prosedur : 1. Obat dalam tempatnya (seperti lotion, krim,


Persiapan alat aerosol, spray)
2. Pinset anatomis
3. Kain kasa
4. Kertas tisu
5. Balutan
6. Pengalas
7. Air sabun dan air hangat
8. Sarung tangan

Preinteraksi 1. Cek dokumentasi keperawatan


2. Menyiapkan alat
3. Perawat mencuci tangan

Tahap Orientasi 1. Beri salam


2. Kenalkan diri
3. Klarifikasi pasien dengan cara panggil
pasien dengan namanya.
4. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya
tindakan.
5. Tanyakan keluhan pasien.
6. Berikan kesempatan pasien untuk bertanya
7. Minta persetujuan pada pasien tentang
tindakan yang akan dilakukan.

Tahap kerja 1. Cuci tangan


2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Pasang pengalas dibawah daerah yang aka
dilakukan tindakan
4. Gunakan sarung tangan
5. Bersihkan daerah yang akan diberi obat
dengan air hangat (apabila terdapat kulit
mengeras) dan gunakan pinset anatomis
6. Berikan obat sesuai indikasi dan cara
pemakain seperti mengoles, mengompres.
7. Kalau perlu tutup dengan kain kasa atau
balutan pada derah diobati
8. Cuci tangan

Terminasi 1. Jelaskan pada pasien bahwa kegiatan telah


selesai.
2. Sepakati kontrak selanjutnya.
3. Berikan reinforcement positif pada pasien.
4. Akhiri dengan memberi salam penutup

Dokumentasi 1. Mencatat hasil kegiatan


2. Membereskan alat-alat
3. Mencuci tangan
2. Pemberian Obat Mata

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

PEMBERIAN OBAT MATA

Pengertian Merupakan cara memberikan obat pada mata


dengan tetes mata atau salep mata

Tujuan Digunakan untuk persiapan pemeriksaan structural


internal dengan cara mendilatasi pupil, untuk
pengukuran refraksi lensa dengan cara melemahkan
otot lensa, kemudian dapat juga menghilangkan
iritasi mata

Prosedur : 1. Obat dalam tempatnya dengan penetes steril


Persiapan alat atau berupa salep
2. Pipet
3. Pinset anatomi dalam tempatnya
4. Korentang dalam tempatnya
5. Plester
6. Kain kasa
7. Kertas tissue
8. Balutan
9. Sarung tangan
10. Air hangat atau kapas pelembab

Preinteraksi 1. Cek dokumentasi keperawatan


2. Menyiapkan alat
3. Perawat mencuci tangan

Tahap Orientasi 1. Beri salam


2. Kenalkan diri
3. Klarifikasi pasien dengan cara panggil
pasien dengan namanya.
4. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya
tindakan.
5. Tanyakan keluhan pasien.
6. Berikan kesempatan pasien untuk bertanya
7. Minta persetujuan pada pasien tentang
tindakan yang akan dilakukan.

Tahap kerja 1. Cuci tangan


2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Atur posisi pasien dengan kepala
menghadap dengan posisi bidan atau
perawat disamping kanan
4. Gunakan sarung tangan
5. Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata
dengan kapas lembab dari sudut mata
kearah hidung, apabila sangat kotor basuh
dengan air hangat
6. Buka mata dengan menekan perlahan-lahan
bagian bawah dengan ibu jari, jari telunjuk
diatas tulang orbital
7. Teteskan obat mata diatas sakus
conjungtiva. Setelah tetesan selesai sesuai
dengan dosis, anjurkan pasien untuk
menutup mata dengan perlahan-lahan,
apabila meggunakan obat mata
8. Apabila obat mata jenis salep pegang
aplikator salep diatas pinggie kelopak mata
kemudian pencet tube sehingga obat keluar
dan berikan obat pada kelopak mata bawah.
Setelah selesai, anjurkan klien untuk
melihat kebawah, secara bergantian dan
berikan obat pada kelopak mata bagian atas
dan biarkan pasien untuk memejamkan
mata dan menggerakkan kelopak mata.
9. Tutup mata dengan kasa jika perlu
10. Buka sarung tangan
11. Cuci tangan
12. Catat obat, jumlah, waktu, dan tempat
pemberian

Terminasi 1. Jelaskan pada pasien bahwa kegiatan telah


selesai.
2. Sepakati kontrak selanjutnya.
3. Berikan reinforcement positif pada pasien.
4. Akhiri dengan memberi salam penutup

Dokumentasi 1. Mencatat hasil kegiatan


2. Membereskan alat-alat
3. Mencuci tangan

3. Pemberian Obat Telinga

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

PEMBERIAN OBAT TELINGA

Pengertian Merupakan cara memberikan obat pada telinga


dengan tetes telinga atau salep telinga.
Tujuan 1. Memberikan efek terapi local (mengurangi
peradangan, membunuh organisme
penyebab infeksi pada kanal eksternal)
2. Menghilangkan nyeri
3. Melunakan serumen agar mudah diambil
Prosedur : 1. Obat dalam tempatnya
Persiapan alat 2. Penetes
3. Speculum telinga
4. Pinset anatomi dalam tempatnya
5. Korentang dalam tempatnya
6. Plester
7. Kain kasa
8. Kertas tisu
9. Balutan
10. Sarung tangan
Preinteraksi 7. Cek dokumentasi keperawatan
8. Menyiapkan alat
9. Perawat mencuci tangan
Tahap Orientasi 1. Beri salam
2. Kenalkan diri
3. Klarifikasi pasien dengan cara panggil
pasien dengan namanya.
4. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya
tindakan.
5. Tanyakan keluhan pasien.
6. Berikan kesempatan pasien untuk bertanya
7. Minta persetujuan pada pasien tentang
tindakan yang akan dilakukan.
Tahap kerja 1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Atur posisi pasien dengan kepala miring
kekanan atau kekiri sesuai dengan daerah
yang akan diobati, usahakan lubang telinga
pasien keatas
4. Gunakan sarung tangan
5. Luruskan lubang telinga dengan menarik
daun telinga keatas atau kebelakang (pada
orang dewasa) dan kebawah pada anak
6. Apabila obat dalam tetes, maka teteskan
pada dinding saluran untuk mencegah
terhalang oleh gelembung dengan jumlah
tetesan sesuai dosis
7. Apabila berupa salep maka ambil kapas lidi
dan oleskan salep kemudian masukkan atau
oleskan pada liang telinga
8. Pertahankan posisi kepala kurang lebih 2-3
menit
9. Tutup telinga dengan pembalut dan plester
kalau perlu
10. Buka sarung tangan
11. Cuci tangan
12. Catat obat, jumlah, waktu, dan tempat
pemberian

Terminasi 1. Jelaskan pada pasien bahwa kegiatan telah


selesai.
2. Sepakati kontrak selanjutnya.
3. Berikan reinforcement positif pada pasien.
4. Akhiri dengan memberi salam penutup

Dokumentasi 1. Mencatat hasil kegiatan


2. Memberekan alat-alat
3. Mencuci tangan

4. Pemberian Obat pada Hidung


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

PEMBERIAN OBAT PADA HIDUNG

Pengertian Merupakan cara memberikan obat dengan cara


memberikan tetes hidung, yang dapat dilakukan pada
seseorang dengan keradangan hidung (rhinitis)atau
nasofaring.
Tujuan 1. Untuk mengencerkan sekrresi dan
memfasillitasi drainase dari hidung
2. Mengobati infeksi dari rongga hidung dan
sinus
3. Dapat juga digunakan untuk asma
Prosedur : 1. Obat dalam tempatnya
Persiapan alat 2. Pipet
3. Speculum hidung
4. Pinset anatomi
5. Korentang dalam tempatnya
6. Plester
7. Kain kasa
8. Kertas tissue
9. Balutan
Preinteraksi 1. Cek dokumentasi keperawatan
2. Menyiapkan alat
3. Perawat mencuci tangan

Tahap Orientasi 1. Beri salam


2. Kenalkan diri
3. Klarifikasi pasien dengan cara panggil pasien
dengan namanya.
4. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya
tindakan.
5. Tanyakan keluhan pasien.
6. Berikan kesempatan pasien untuk bertanya
7. Minta persetujuan pada pasien tentang
tindakan yang akan dilakukan.

Tahap kerja 1. Cek catatan perawat dan medis : program


pemberian obat secara topical. Cek kembali
jenis pengobatan, waktu, jumlah/dosis obat,
dan pada bagian ana obat akan diberikan
2. Siapkan obat
3. Cuci tangan
4. Atur posisi pasien dengan cara:
 Duduk dikursi dengan kepala
mengadah kebelakang (untu
pengobatan sinus ethmoid dan sphenoid
)
 Berbaring dengan kepala ekstensi pada
tepi tempat tidur/ posisi supinasi
dengan kepala hiperekstensi dan miring
kepala saming (untuk pengobatan sinus
maksilaris dan frontal)
 Berbaring dengan bantal dibawah bahu
kepala tengadah ke belakang ( untuk
pengobatan sinus ehmoid dan
sphenoid)
5. Pasang pengalas
6. Cuci tangan
7. Pakai sarung tangan
8. Periksa lubang hidung dengan senter
9. Bershikan hidung dengan cutton bud arau
tissue jika kotor, buang cutton bud/tissue ke
bengkok
10. Masukkan sejumah tetes obat yang tepat pada
bagian tengah konka superior tulang
ethmoidalis
11. Minta klien untuk tetap berada pada posisi ini
selama 5 menit
12. Kaji repon klien: kaji pada karakter dan jumlah
pengeluaran, adanya ketidaknyamanan dan lain
sebagainya
13. Ambil pengalas dan rapikan pasien
14. Lepas asarung tangan
15. Cuci tangan

Terminasi 1. Jelaskan pada pasien bahwa kegiatan telah


selesai.
2. Sepakati kontrak selanjutnya.\
3. Berikan reinforcement positif pada pasien.
4. Akhiri dengan memberi salam penutup

Dokumentasi 1. Mencatat hasil kegiatan


2. Membereskan alat-alat
3. Mencuci tangan

2.4 Pemberian Obat Secara Prarenteral/Supositoria


1. Pemberian Obat Melalui Anus/Rektum

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

PEMBERIAN OBAT MELALUI ANUS/REKTUM

Pengertian Merupakan cara memberikan obat dengan


memasukkan obat melalui anus atau rectum dalam
bentuk suppositorio.

Tujuan Memberikan efek local dan sistemik, efek terapi obat,


menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang
buang air besar

Prosedur : 1. Obat suppositoria dalam tempatnya


Persiapan alat 2. Sarung tangan
3. Kain Kasa
4. Vaselin atau pelicin/pelumas
5. Kertas Tisu

Preinteraksi 4. Cek dokumentasi keperawatan


5. Menyiapkan alat
6. Perawat mencuci tangan
Tahap Orientasi 8. Beri salam
9. Kenalkan diri
10. Klarifikasi pasien dengan cara panggil pasien
dengan namanya.
11. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya
tindakan.
12. Tanyakan keluhan pasien.
13. Berikan kesempatan pasien untuk bertanya
14. Minta persetujuan pada pasien tentang
tindakan yang akan dilakukan.

Tahap kerja 1. Cuci tangan


2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Gunakan sarung tangan
4. Buka pembungkus obat dan pegang dengan
kain kasa
5. Oleskan ujung pada obat suppositoria dengan
pelican
6. Regangkan glutea dengan tangan kiri,
kemudian masukkan suppositoria dengan
perlahan melalui anus, spingter anal interna
dan mengenai dinding rektal kurang lebih 10
cm pada orang dewasa, 5 cm pada bayi atau
anak.
7. Setelah selesai tarik jari tangan dan bersihkan
daerah sekitar anal dengan tisu
8. Anjurkan klien untuk tetap berbaring
terlentang atau miring selama kurang lebih 5
menit
9. Setelah selesai lepaskan sarung tangan
kedalam bengkok
10. Cuci tangan
11. Catat obat, jumlah dosis, dan cara pemberian

Terminasi 5. Jelaskan pada pasien bahwa kegiatan telah


selesai.
6. Sepakati kontrak selanjutnya.\
7. Berikan reinforcement positif pada pasien.
8. Akhiri dengan memberi salam penutup

Dokumentasi 4. Mencatat hasil kegiatan


5. Membereskan alat-alat
6. Mencuci tangan

2. Pemberian Obat Melalui Vagina

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

PEMBERIAN OBAT MELALUI VAGINA

Pengertian Merupakan cara memberikan obat dengan


memasukkan obat melalui vagina

Tujuan Untuk mendapatkan feek terapi obat dan mengobati


saluran vagina atau serviks

Prosedur : 1. Obat dalam tempatnya


Persiapan alat 2. Sarung tangan
3. Kain kasa
4. Kertas tisu
5. Kapas sublimat dalam tempatnya
6. Pelumas untuk suppositoria
7. Aplikator untuk krim vagina
8. Pengalas
9. Korentang dalam tempatnya

Preinteraksi 1. Cek dokumentasi keperawatan


2. Menyiapkan alat
3. Perawat mencuci tangan

Tahap Orientasi 1. Beri salam


2. Kenalkan diri
3. Klarifikasi pasien dengan cara panggil pasien
dengan namanya.
4. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya
tindakan.
5. Tanyakan keluhan pasien.
6. Berikan kesempatan pasien untuk bertanya
7. Minta persetujuan pada pasien tentang
tindakan yang akan dilakukan.

Tahap kerja 1. Cuci tangan


2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Gunakan sarung tangan
4. Kaji orifisium vagina catat adanya bau atau
adanya rasa tidak nyaman
5. Buka pembungkus obat dan pegang dengan
kain kasa
6. Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas
sublimat
7. Anjurkan pasien tidur dalam posisi dorsal
recumbert
8. Apabila jenis obat suppositoria maka buka
pembungkus dan berikan pelumas pada obat
9. Regangkan labia minora dengan tangan kiri
dan masukkan obat sepanjang dinding kanal
vaginal posterior sampai 7,5-10 cm
10. Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekira
orificium dan labia dengan tissue
11. Anjurkan untuk tetap dalam posisi kurang
lebih 10 menit agar obat bereaksi
12. Buka sarung tangan
13. Cuci tangan
14. Catat jumlah, dosis, waktu, dan cara pemberian
obat.

Terminasi 1. Jelaskan pada pasien bahwa kegiatan telah


selesai.
2. Sepakati kontrak selanjutnya.
3. Berikan reinforcement positif pada pasien.
4. Akhiri dengan memberi salam penutup

Dokumentasi 1. Mencatat hasil kegiatan


2. Membereskan alat-alat
3. Mencuci tangan

Catatan :

Apabila menggunakan obat jenis krim, isi aplikator krim atau ikuti petunjuk krim
yang tertera pada kemasan, regangkan lipatan labia dan masukkan aplikator
kurang lebih 7,5 cm dan dorong penarik aplikator untuk mengeluarkan obat dan
lanjutkan sesuai langkah no 8-11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai