Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1 PUISI

Angela Maheswari Lintang Calista X POLA 2/2


Bacalah puisi berjudul “Ibu” Zawawi Imron di halaman 255 !

1. Apa tema puisi tersebut ? Jelaskan!


Tema dari puisi IBU karya D. Zawawi Imron adalah tentang kasih sayang atau kecintaan
seorang ibu akan anaknya dan jasa seorang ibu terhadap anaknya. Pada puisi ini, D. Zawawi
Imron menulis tentang kerinduannya kepada ibu ketika penulis sedang menulis (baris 1-7).
kemudian penulis mengungkapkan kasih sayang ibunya yang ibarat samudera dan ibulah
dimana tempat penulis mempelajari kehidupan "Tempatku berlayar, menebar pukat dan
melempar sauh.” Pada akhir puisi, penulis mengungkapkan kasih sayang penulis kepada
ibunya yang diibaratkan seperti pahlawan, bidadari yang berselendang bianglala, yang ingin
menunjukkan kepada pembaca bahwa ibu adalah segalanya bagi penulis.

2. Catatlah larik-larik yang membuat perasaanmu tersentuh. Kemudian Jelaskan


suasana, perasaan hatimu atau apa yang kamu rasakan setelah mendengarkan
pembacaan puisi tersebut! Isilah sesuai dengan format berikut !

No Suasana Larik yang mendukung Alasan 


1.  Haru Kalau aku merantau lalu Orang ini bercerita apabila dia sedang pergi
datang musim kemarau merantau dan datang musim kemarau yang
sumur-sumur kering, membuat segalanya mengering, seperti
daunan pun gugur sumur-sumur, dedaunan dan ranting-
bersama reranting Hanya ranting pohon, dia teringat kepada Ibunya
mata air air matamu ibu, yang air matanya tidak pernah berhenti
yang tetap lancar mengalir untuknya.
mengalir.
2. Kerinduan Kalau aku merantau lalu Dalam kalimat tersebut dijelaskan jika dia
datang musim kemarau sedang merantau, dia akan teringat
sumur-sumur kering, bagaimana enaknya kopyor susu  yang
daunan pun gugur dibuat oleh Ibunya dan betapa nakalnya dia
bersama reranting. kepada Ibunya yang menandakan
bagaimana rindunya dia kepada Ibunya dan
dia juga teringat bagaimana dia belum bisa
membalas budi kepada Ibunya yang telah
merawatnya sejak kecil sampai dia cukup
besar untuk hidup sendiri.
3. Menyentuh Lantaran hutangku Hal ini sangat jelas menggambarkan serta
hati padamu tak kuasa mengingatkan begitu banyaknya dan
kubayar besarnya pengorbanan seorang ibu untuk
anaknya yang tidak ternilai harganya.
4. Penuh cinta Ibu adalah gua Dia sangat menghormati Ibunya dengan
pertapaanku dan ibulah sepenuh hati, dan dia menyadari bahwa
yang meletakkan aku di Ibunya yang melahirkannya dan
sini saat bunga kembang membuatnya dapat berada dimana dia
menyemerbak bau sekarang, dia teringat Ibunya dulu
sayang. melahirkannya dan membesarkannya
dengan kasih sayang yang sangat terbatas
untuknya sehingga dia bisa seperti sekarang
ini.
5. Penuh Ibu menunjuk ke langit, Ibu mengajarkannya berbagai hal sejak
kasih kemundian ke bumi aku kecil, mengajarkannya tentang apa yang
sayang mengangguk meskipun ada di langit, apa yang ada di bumi,
kurang mengerti bila meskipun dia tidak terlalu mengerti akan
kasihmu ibarat samudera hal itu tetapi dia hanya mengangguk
sempit lautan teduh. seakan-akan dia paham apa yang diajarkan
oleh Ibunya. Dia memikirkan betapa besar
kasih sayang Ibunya yang diberikan
kepadanya, yang jika dibandingkan dengan
lautan, maka lautan akan terlihat kecil dan
tidak berarti dibandingkan dengan kasih
sayang Ibu terhadapnya.
6. Kesedihan Tempatku mandi, Dan dengan kasih sayang Ibunya
mencuci lumut pada diri merawatnya, memandikannya,
tempatku berlayar, mengajarinya untuk menjadi dewasa agar
menebar pukat dan dapat bekerja dan mendapatkan hal-hal
melempar sauh yang membahagiakannya. Dan jika dia
lokan-lokan, mutiara dan mengikuti ujian, dan ada pertanyaan
kembang laut semua mengenai siapa pahlawan yang sangat dia
bagiku. kenal, maka pasti dia akan selalu menjawab
Ibunya.
7. Kusyuk Namamu, ibu, yang kan Dia mengetahui bahwa dia adalah anak dari
kusebut paling dahulu Ibunya, dan Ibunya mengajarinya untuk
lantaran aku tahu beribadah kepada tuhan yang akan menjadi
engkau ibu dan aku tempatnya mengadu ketika Ibunya tidak
anakmu. ada dan dia sedang memiliki masalah.
Ibunya adalah makhluk terindah dan tersuci
yang pernah dia temui yang pernah datang
kepadanya dan menyuruhnya untuk
membuat hal-hal yang baik dan berguna di
dunia ini agar dapat membuat Ibunya
bangga melihat anaknya dapat bahagia dan
menjadi apa yang dia damba-dambakan.

3. Identifikasikanlah makna (pesan) yang ingin disampaikan penyair


melalui puisi tersebut. Sertakan larik puisi yang mendukung
jawabanmu !

Makna dari puisi tersebut adalah

Puisi ini mempunyai makna mengenai bagaimana Ibu adalah seorang yang sangat berjasa di
kehidupan kita dengan segala hal yang diberikan olehnya dan bagaimana seorang anak yang
telah hidup berpisah dari Ibunya harus tetap mengingat dan berbakti kepada orang tuanya
sebelum Ibunya tidak ada di dunia ini dan dia akan merasa penyesalan. Penulis menulis puisi
ini dengan membuat puisi ini berkembang dari awalnya yang terlihat bahwa tokoh utama di
dalam puisi ini sangat merindukan Ibunya, sampai di akhir-akhir bagaimana anak ini ingin
sekali membalas budi dan sangat merindukan Ibunya, dengan segala kenangan masa kecilnya
yang dilalui bersama Ibunya. Penulis ingin melampiaskan dan memberitahu kepada orang-
orang betapa berjasanya Ibu kita dalam kehidupan kita karena Ibu telah melahirkan kita,
mengajarkan kita banyak hal, melindungi kita dari bahaya, mengurus kita dengan sabar dan
dengan kasih sayang menasehati kita agar kita menjadi orang yang sukses di masa depan, dan
hanya hal itulah yang diinginkan oleh seorang Ibu: untuk melihat anaknya tumbuh dewasa
menjadi orang yang sukses, bahagia, dan berguna bagi dirinya dan orang lain dan tidak
melupakan siapa yang membuatnya berada di posisi tersebut, hanya dengan mengunjunginya.

Dapat dibuktikan pada larik

 Kalau aku merantau lalu datang musim kemarau


Sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting
Hanya mataair airmatamu ibu, yang tetap lancar mengalir
Bagian bait pertama puisi ini bermakna, jika kehidupan seorang anak sedang mengalami
kegagalan, bahkan keterpurukan, hanya ada sosok ibu yang selalu mendukung dan
mendoakannya.“Air matanya yang menjadi sumber mata air,”agar anaknya bangkit kembali,
dan semangat menjalani hidupnya lagi,” ujarnya.

 Bila aku merantau


Sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
Di hati ada mayang siwalan memutihkan sari-sari kerinduan
Lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar
Pada kalimat tersebut menerangkan, maknanya, suatu saat seorang anak akan berpisah dari
orangtuanya, terutama sang ibu. “Berpisah dalam artian mengejar cita-cita, merantau mencari
pekerjaan, dan lain-lain.” ‘Sedap kopyor susumu’ pada puisi ini, menggambarkan masa
ketika ibu menyusui anaknya, memberikan ASI. Meski mereka berpisah nantinya, selalu ada
rasa rindu antara keduanya. Sampai kapan pun, lanjutnya, seorang anak tidak akan mampu
membalas budi dan kasih sayang ibu atau ayahnya (orangtuanya), meskipun anak itu sudah
sukses.

 Ibu adalah gua pertapaanku


Dan ibulah yang meletakkan aku di sini
Saat bunga kembang menyemerbak bau sayang
Ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
Aku mengangguk meskipun kurang mengerti
Bagian ini menunjukkan betapa banyak ilmu yang orangtua ajarkan kepada anaknya. Orang
tua itu mengajarkan banyak sekali ilmu, dari sebelum kita tidak tau apa-apa sampai akhirnya
bisa tumbuh dengan cerdas. Mengajarkannya dengan penuh kesabaran dan penuh sayang.

 Bila kasihmu ibarat samudra


Sempit lautan teduh
Tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
Tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh
Lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku
Bagian ini menunjukkan tentang semua yang dunia tawarkan, baik hal-hal yang enak maupun
tidak enak. Semua harus dipilih, mau memilih untuk sukses atau bermalas-malasan.
 Kalau ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
Namamu ibu, yang kan kusebut paling dahulu
Lantaran aku tahu
Engkau ibu dan aku anakmu
Bagian ini mengungkap hanya ibu yang menjadi pahlawan kehidupan bagi anaknya.

 Bila aku berlayar lalu datang angin sakal


Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal
Bila anak menjalani hidupnya dan datang huru-hara cobaan dalam hidup, maka Ibu selalu
mengingatkan untuk berserah pada Tuhan. Orangtua mengajarkan kita untuk ingat
kepada Tuhan selalu di mana pun dan kapan pun.

 Ibulah itu, bidadari yang berselendang bianglala


Sesekali datang padaku
Menyuruhku menulis langit biru
Dengan sajakku
Ibu selau menjadi sosok bidadari di dunia yang selalu men-support (mendukung) seluruh cita-
cita anaknya, sesuai dengan passion dan keinginan anak. ‘Menulis langit biru’ itu memiliki
makna untuk mengukir masa depan, sedangkan ‘dengan sajakku’ itu seperti
menggambarkan passion atau skill masing-masing anak. Bagian terakhir puisi ini
menunjukkan Ibu melepas anaknya perlahan-lahan untuk menemukan jalannya. “Tapi tetap
didampingi ‘sesekali datang padaku’, dengan caranya sendiri “dengan sajakku.”

Anda mungkin juga menyukai