DIARE
Disusun Oleh :
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
JUDUL..........................................................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang..................................................................................................
B. Tujuan intruksional...........................................................................................
C. Materi................................................................................................................
D. Metode..............................................................................................................
E. Media................................................................................................................
F. Setting tempat...................................................................................................
G. Rencana pelaksanaan........................................................................................
H. Evaluasi.............................................................................................................
I. Daftar Pustaka...................................................................................................
J. Materi................................................................................................................
LAMPIRAN
3
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
A. Latar Belakang
Komunitas merupakan kelompok sosial yang tinggal dalam suatu
tempat yang saling berinteraksi atau berkomunikasi antar satu sama lain.
Komunitas adalah kelompok masyarakat yang tinggal di suatu lokasi atau
tempat yang sama dengan pemerintahan yang sama (Swarjana, 2016).
Kesehatan yang optimal dalam keperawatan komunitas lebih menekankan
pada upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai
gangguan kesehatan dan keperawatan dalam upaya-upaya pengobatan dan
perawatan serta pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun
dalam kondisi pemulihan terhadap penyakit (Harefa & Jelita, 2019).
Anak Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai anak balita
adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau lebih popular
dengan pengertian usia anak dibawah lima tahun atau biasa digunakan
perhitungan bulan yaitu usia 12-59 bulan, para ahli menggolongkan usia
balita sebagai tahapan perkembangan anak yang cukup rentan terhadap
berbagai serangan penyakit (Kementerian Kesehatan RI, 2018).
Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan berubahnya bentuk
tinja dengan intensitas buang air besar secara berlebihan lebih dari 3 kali
dalam kurun waktu satu hari (Prawati & Haqi, 2019). Diare adalah
peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi lebih lunak atau lebih cair
dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam. Sementara
untuk bayi dan anak-anak, diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja >10
g/kg/24 jam, sedangkan ratarata pengeluaran tinja normal bayi sebesar 5-10
g/kg/ 24 jam (Yuliastati & Nining, 2016).
1
B. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan lansia mampu memahami
tentang Diare
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberi penyuluhan selama 1x 35 menit, diharapkan lansia
dapat :
a. Menjelaskan Pengertian Diare
b. Menjelaskan Etiologi Diare
c. Menjelaskan Klasifikasi Diare
d. Menjelaskan Manifestasi Klinis Diare
e. Menjelaskan Pemeriksaan Penunjang Diare
f. Menjelaskan PHBS untuk pencegahan Diare
g. Menjelaskan Penatalaksanaan Diare
C. Materi
a. Pengertian Diare
b. Etiologi Diare
c. Klasifikasi Diare
d. Manifestasi Klinis Diare
e. Pemeriksaan Penunjang Diare
f. PHBS untuk pencegahan Diare
g. Penatalaksanaan Diare
D. Metode
1. Ceramah
E. Media
a. Lembar balik
b. Leaflet
2
F. Setting Tempat
Keterangan :
: Ibu Balita RW 5
: Penyuluh (Mahasiswa)
3
G. RENCANA PELAKSANAAN
NO TAHAPAN KEGIATAN ALOKASI METODE MEDIA
KEGIATAN Penyuluh PESERTA WAKTU
4
g. Penatalaksanaan Diare
3. Memberi kesempatan bertanya kepada peserta
4. Menjawab pertanyaan peserta
NO TAHAPAN KEGIATAN ALOKASI METODE MEDIA
KEGIATAN Penyuluh PESERTA WAKTU
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
3 Evaluasi 1. Menanyakan kembali Pengertian Diare Bertanya & 5’ Exploring
2. Menanyakan kembali Etiologi Diare Menjawab Demonstrasi
3. Menanyakan kembali Klasifikasi Diare
4. Menanyakan kembali Manifestasi Klinis Diare
5. Menanyakan kembali Pemeriksaan penunjang
6. Menanyakan kembali PHBS
7. Menanyakan kembali Penatalaksanaan Diare
5
G. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan 10 menit
sebelum acara
b. Ibu Balita RW 5 hadir di ruangan minimal 5 menit sebelum acara
2. Evaluasi proses
a. Ibu Balita RW 5 bersedia hadir mengikuti penyuluhan
b. Ibu Balita RW 5 mengikuti kegiatan sampai selesai
c. Ibu Balita RW 5 antusias dan berperan aktif untuk mengikuti
penyuluhan
d. Ibu Balita RW 5 mampu menjelaskan kembali materi
e. Ibu Balita RW 5 merasa senang dan mendapatkan meteri baru saat
mengikuti penyuluhan
3. Evaluasi hasil
a. Ibu Balita RW 5 antusias diberikan penyuluhan
H. Daftar Pustaka
Terlampir
I. Materi
Terlampir
6
Lampiran Materi
DIARE
A. Pengertian
Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan berubahnya bentuk
tinja dengan intensitas buang air besar secara berlebihan lebih dari 3 kali
dalam kurun waktu satu hari (Prawati & Haqi, 2019). Diare adalah
peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi lebih lunak atau lebih cair
dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam. Sementara untuk
bayi dan anak-anak, diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja >10 g/kg/24
jam, sedangkan ratarata pengeluaran tinja normal bayi sebesar 5-10 g/kg/ 24
jam (Yuliastati & Nining, 2016).
B. Etiologi
Etiologi pada diare menurut Yuliastati & Nining (2016) adalah sebagai
berikut:
1. Infeksi enteral yaitu adanya infeksi yang terjadi di saluran pencernaan
dimana merupakan penyebab diare pada anak, kuman meliputi infeksi
bakteri, virus, parasite, protozoa, serta jamur dan bakteri.
2. Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain diluar alat
pencernaan seperti pada otitis media, tonsilitis, bronchopneumonia serta
encephalitis dan biasanya banyak terjadi pada anak di bawah usia 2
tahun.
3. Faktor malabsorpsi, dimana malabsorpsi ini biasa terjadi terhadap
karbohidrat seperti disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan sukrosa),
monosakarida intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa), malabsorpsi
protein dan lemak.
C. Klasifikasi Diare
Klasifikasi diare menurut (Yuliastati & Nining, 2016) adalah sebagai
berikut :
1. Diare Tanpa Dehidrasi
Kehilangan cairan < 5% Berat Badan penderita diare. Tanda-
tandanya:
a. Balita tetap aktif
b. Memiliki keinginan untuk minum seperti biasa
c. Mata tidak cekung
d. Turgor kembali segera
2. Diare Dehidrasi Ringan/Sedang
Kehilangan cairan 5 -10% Berat Badan penderita diare. Tanda-
tandanya:
a. Gelisah atau rewel
b. Mata cekung
c. Ingin minum terus/rasa haus meningkat
d. Turgor kembali lambat
3. Diare Dehidrasi Berat
Kehilangan carian >10% Berat Badan penderita diare. Tanda-
tandanya:
a. Lesu/lunglai, tidak sadar
b. Mata cekung
c. Malas minum
d. Turgor kembali sangat lambat ≥ 2 detik
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis anak diare menurut Wijayaningsih (2013) sebagai
berikut :
1. Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu
makan berkurang.
2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur dengan
empedu.
4. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi
lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elastisitas kulit
menurun), ubun-ubun dan mata cekung membrane mukosa kering dan
disertai penurunan berat badan.
6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat, tekanan daran
menurun, denyut jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun
(apatis, samnolen, sopor, komatus) sebagai akibat hipovokanik.
7. Diueresis berkurang (oliguria sampai anuria).
8. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan
cepat dan dalam.
E. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Nuraarif & Kusuma (2015) pemeriksaan penunjang pada
diagnos medis diare adalah :
1. Pemeriksaan tinja meliputi pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis,
Ph dan kadar gula dalam tinja, dan resistensi feses (colok dubur).
2. Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda gangguan
keseimbangan asam basa.
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na,K,kalsium dan Prosfat.
F. Pencegahan Diare dengan PHBS
Berikut adalah gambaran jenis-jenis perilaku hidup sehat yang harus
dipahami, diterapkan dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari agar
hidup sehat dan terjaga dari serangan penyakit (Kemensos RI, 2020)
1. Mandi
Perilaku mandi menggunakan sabun mandi dan air bersih dilakukan
minimal 2x sehari pada pagi dan sore hari yang bertujuan untuk :
a. Menjaga kebersihan kulit.
b. Mencegah penyakit kulit/ gatal-gatal.
c. Menghilangkan bau badan.
d. Menghilangkan kuman dan virus.
2. Mencuci rambut
Perilaku mencuci rambut dilakukan 2x seminggu menggunakan
shampo dan air bersih, bertujuan untuk membersihkan rambut dan kulit
kepala dari kotoran dan memberikan rasa segar.
3. Membersihkan hidung
Perilaku membersihkan lubang hidung perlu dilakukan pada setiap
kali mandi guna membuang kotoran yang ada dan melancarkan jalan
udara untuk bernafas. Namun demikian, saat situasi berjangkitnya virus
korona, sebaiknya tidak sembarangan menyentuh atau membersihkan
hidung, mata, mulut dan menyentuh muka dengan tangan yang tidak
yakin bersih. Hal-hal tersebut akan mempermudah masuknya virus ke
dalam tubuh. Tutuplah mulut dan hidung dengan siku terlipat saat batuk
atau bersin.
4. Membersihkan telinga
Sama halnya dengan hidung, telinga juga harus di bersihkan saat
mandi. Bersihkan bagian daun telinga ataupun luar telinga. Hindari
mengorek telinga terutama dengan mengunakan benda-benda yang tidak
aman dan tajam seperti penjepet rambut. Jika ada kotoran yang
mengeras, minta banduan dokter untuk membersihkannya. Batasi
penggunaan headset untuk mendengar musik. Berilah waktu telinga Anda
untuk beristirahat. Anda dapat mengikuti aturan 60/60 saat
mendengarkan musik melalui headset. Artinya, batas volume musik
Anda adalah tidak lebih dari 60 persen dan Anda menggunakannya tidak
lebih dari 60 menit sehari.
5. Gosok gigi
Perilaku menggosok gigi dilakukan minimal 2 x sehari dengan
memakai pasta gigi/odol yang dilakukan setelah makan dan sebelum
tidur malam. Gosok gigi (Depkes RI, 2007) bertujuan untuk:
a. Menjaga kebersihan gigi dan mulut.
b. Mencegah kerusakan pada gusi dan gigi.
c. Mencegah bau mulut tidak sedap
6. Kesehatan mata
Perilaku membersihkan mata adalah salah satu upaya menjaga
kesehatan mata. Salah satu cara menjaga kesehatan mata adalah
memperhatikan intensitas cahaya pada saat membaca. Intensitas cahaya
harus cukup terang, jarak pembaca dengan buku sepanjang penggaris (30
cm), yang dibaca tidak boleh bergerak/bergoyang
7. Mencuci tangan pakai sabun
Perilaku mencuci tangan dilakukan untuk menjaga kebersihan tangan
dari kotoran dan kuman yang dapat menyebabkan penyakit. Kotoran dan
bakteri yang menempel pada tangan dapat menyebabkan bebagai macam
penyakit seperti penyakit diare, kecacingan, dan infeksi saluran
pernafasan akut (ISPA), kurang gizi, dll.
Kuman dan bakteri yang berasal dari kotoran hewan, manusia,
sampah busuk, dll disebarkan melalui berbagai cara yaitu lalat, debu,
tangan, air, dll. Tangan yang kotor menjadi salah satu media penyebaran
penyakit. Cuci tangan pakai sabun di waktu-waktu penting dapat
mengurangi resiko terkena penyakit diare sebanyak 42-48% dan secara
signifikan dapat mengurangi penyakit pernafasan akut termasuk
mencegah terjakit Virus Corona
Waktu penting yang wajib untuk mencuci tangan pakai sabun:
a. Sebelum makan.
b. Setelah BAK/BAB.
c. Setelah bermain.
d. Sebelum ibu menyusui.
e. Sebelum menyiapkan makanan.
f. Sebelum menyuapi makanan.
g. Kapanpun setelah memegang suatu benda yang tidak diyakini
kebersihannya.
8. Memotong kuku
Perilaku memotong dan membersihkan kuku dilakukan minimal 1x
seminggu dengan tujuan untuk:
a. Mencegah penyakit yang dapat ditularkan melalui sisa kotoran yang
terselip pada kuku dan jari jemari tangan.
b. Mencegah luka akibat garukan kuku. Perlu diperhatikan bahwa tidak
boleh mengorek hidung dengan jari/ kuku tangan yang kotor, tidak
memasukkan jari ke mulut atau menggigiti kuku.
9. Menggunakan alas kaki
Anak-anak terkadang saat bermain tidak meggunakan alas kaki.
Penggunaan alas kaki perlu dilakukan agar:
a. Kaki tidak terluka atau tertusuk benda tajam.
b. Mencegah penyakit, misalnya penyakit cacingan akibat menginjak
kotoran.
10. Kebersihan pakaian
Pakaian anak-anak umumnya dapat dibedakan menjadi 3 jenis
berdasar kegiatan mereka, yaitu pakaian sekolah, pakaian bermain dan
pakaian tidur. Pakaian harus selalu bersih dan diganti setiap hari. Hal ini
bertujuan agar kita terhindar dari penyakit kulit yang disebabkan pakaian
basah atau kotor. Pada saat banyak virus korona begini, pakaian yang
sudah digunakan dari luar sebaiknya langsung dicuci.
11. Makan makanan bergizi seimbang
Gizi seimbang adalah nutrisi dan zat gizi yang disesuaikan dengan
kebutuhan tubuh, tidak berlebihan juga tidak kekurangan. Makanan gizi
seimbang adalah mengkonsumsi makanan yang mengandung nutrisi dan
gizi disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dengan tetap memperhatikan
berbagai prinsip seperti keberagaman jenis makanan, aktifitas tubuh,
berat badan ideal serta faktor usi.
Fungsi dari makanan dalam piramida makanan meliputi:
a. Zat tenaga. Tenaga diperlukan manusia untuk melakukan berbagai
kegiatan sehari-hari. Zat tenaga dihasilkan dari : karbohidrat, lemak
dan protein.
b. Zat Pembangun. Zat pembangun diperlukan untuk membangun dan
mengganti sel-sel atau jaringan didalam tubuh yang telah rusak. Zat
pembangun dihasilkan dari protein.
c. Zat Pengatur. Zat pengatur diperlukan untuk mengatur berbagai
proses kimia dalam proses pencernaan makanan. Prinsip gizi
seimbang pada dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk
menyeimbangkan antara “zat gizi yang masuk dan zat gizi yang
keluar” dengan memantau berat badan secara berkala. Konsumsi
proporsional keragaman
d. Jenis makanan ditunjukkan dengan prinsip piring makanku
G. Penatalaksanaan Diare
1. Penanganan diare dirumah
a. Beri cairan tambahan
b. Ajari ibu cara mencampur oralit dan memberikan oralit, beri ibu 6
bungkus oralit untuk diberikan di rumah
c. Tunjukan kepada ibu beberapa banyak yang harus diberikan oralit/
cairan lain yang harus diberikan setiap kali anak buan air besar
d. Beri tablet zinc selama 10 hari
e. Lanjutkan pemberian makan
f. Kapan harus kembali
2. Pemberian cairan
a. Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian
b. Jika anak memperoleh ASI Eksklusif, berikan oralit atau air matang
sebagai tambahan
c. Jika anak tidak memperoleh ASI Eksklusif, berikan 1 atau lebih
cairan berikut : oralit, cairan makanan (kuah sayur, air tajin) atau air
matang
3. Indikasi pemberian oralit
a. Anak telah diobati dengan Rencana Terapi B atau C dalam
kunjungan ini
b. Anak tidak dapat kembali ke klinik jika diarenya bertambah parah
4. Dosis Oralit yang diberikan
Berikan oralit sesuai yang dianjurkan selama periode 3 jam
UMUR ≤ 4 bulan 4 - < 12 1 - < 2 2 - < 5
bulan tahun tahun
BERAT BADAN < 6 kg 6 - < 10 kg 10 - < 12 kg 12 - 19 kg
JUMLAH (ml) 200 - 400 400 - 700 700 - 900 900 - 1400