Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENYULUHAN ISPA DI DESA GENENG

KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO

Diajukan untuk memenuhi Tugas Keperawatan Komunitas Keluarga

Disusun Oleh :

1. Hunain Suci Kamila J230215055


2. Rizky Amin Nur Rahman J230215078
3. Ginanjar Fitriyani J230215056
4. Nur Arsiska Kurniasanti J230215058
5. Bangkit Bayu Pamungkas J230215065
6. Chyntia Marantika Bahri J230215059
7. Amalia Nur Hanifah J230215060
8. Erdiana Isnaini Ferlinda J230215070
9. Langgang Budaya R.E J230215080

PROGRAM PROFESI NERS XXIV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji kita panjatkan hanya kepada Allah SWT.


Dzat yang hanya kepadanya kita meminta tolong dan meminta ampunan. Kita
berlindung hanya kepada-Nya dari buruknya jiwa dan kejelekan amal
perbuatan kita. Siapa saja orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, tidak
ada satu pun yang dapat menyesatkannya. Sebaliknya, siapa saja yang telah
disesatkan oleh Allah, tidak ada satu pun yang dapat memberinya petunjuk.
Shalawat serta salam selayaknya kita curahkan kepada baginda rasul,
Muhammad SAW yang telah memberikan kita teladan menuju jalan
kebenaran, jalan kasih sayang, jalan kedamaian, jalan kebahagian dunia
akhirat, dan jalan menuju kepada-Nya, yaitu islam. Shalawat dan salam
semoga tercurah pula kepada keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang
yang meniti jalannya dengan sungguh-sungguh hingga akhir zaman.
Alhamdulillah, penulis telah diberi kesempatan untuk menyelesaikan
satuan acara penyuluhan tentang ISPA. Dalam menjalani penyusunan ini tidak
sedikit kendala yang penulis hadapi.
Penulis sangat menyadari bahwa masih jauh dari kesempurnaan oleh
karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari berbagai pihak demi perbaikan makalah ini. Atas bantuan, arahan, dan
motivasi yang senantiasa diberikan selama ini, dengan segala kerendahan hati
penulis menghaturkan segenap ucapan terima kasih
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa satuan acara penyuluhan ini
tidak lepas dari kekurangan, oleh karena itu dengan terbuka penulis
mengharapakan kritik dan saran yang bersifat membangun. Harapan penulis
semoga satuan acara penyuluhan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr.
Wb. Surakarta, 25 Maret 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL..........................................................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

PEMBAHASAN
A. Tujuan intruksional...........................................................................................
B. Materi................................................................................................................
C. Metode..............................................................................................................
D. Media................................................................................................................
E. Setting tempat...................................................................................................
F. Rencana pelaksanaan........................................................................................
G. Evaluasi.............................................................................................................
H. Daftar Pustaka...................................................................................................

LAMPIRAN

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunitas merupakan kelompok sosial yang tinggal dalam suatu
tempat yang saling berinteraksi atau berkomunikasi antar satu sama lain.
Komunitas adalah kelompok masyarakat yang tinggal di suatu lokasi atau
tempat yang sama dengan pemerintahan yang sama (Swarjana, 2016).
Kesehatan yang optimal dalam keperawatan komunitas lebih menekankan
pada upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai
gangguan kesehatan dan keperawatan dalam upaya-upaya pengobatan dan
perawatan serta pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun
dalam kondisi pemulihan terhadap penyakit (Harefa & Jelita, 2019).
Anak Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai anak balita
adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau lebih popular
dengan pengertian usia anak dibawah lima tahun atau biasa digunakan
perhitungan bulan yaitu usia 12-59 bulan, para ahli menggolongkan usia
balita sebagai tahapan perkembangan anak yang cukup rentan terhadap
berbagai serangan penyakit (Kementerian Kesehatan RI, 2018).
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi yang
menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas, mulai dari hidung
(saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan andeksanya,
seperti sinus, rongga telinga tengah, dan pleura. ISPA merupakan infeksi
saluran pernapasan yang berlangsung selama 14 hari. Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang banyak dijumpai pada
balita dan anak-anak mulai dari ISPA ringan sampai berat. ISPA yang berat
jika masuk kedalam jaringan paru-paru akan menyebabkan Pneumonia.
Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang dapat menyebabkan kematian
terutama pada anak-anak (Jalil, 2018).
Menurut (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2019) Penemuan
penyakit ISPA pada balita di Provinsi Jawa Tengah tahun 2019 sebesar
67.7% meningkat dibandingkan tahun 2018 yaitu 62.5%. Di kabupaten

1
Sukoharjo terdapat 1.315 kasus, tahun 2018 dilaporkan sebanyak 556 kasus.
Cakupan penemuan kasus masih rendah terutama pada balita.
Manifestasi ISPA akibat virus sering kali mencakup demam derajat
rendah, sakit kepala, malaise, dan nyeri otot gejala umumnya bertahan
selama beberapa hari hingga 2 minggu. Selain penatalaksanaan medis,
penatalaksanaan komplementer juga dapat diberikan pada penderita ISPA.
Terapi komplementer tepat untuk menangani ISPA aromaterapi dengan
minyak kayu putih yang dapat mengurangi kongesti dan meningkatkan
kenyamanan dan kesembuhan (Yustiawan, 2021).
Menurut Marni (2016) Terapi komplementer yang dapat diberikan
pada penderita ISPA yaitu inhalasi sederhana dengan menggunakan minyak
kayu putih. Inhalasi sederhana adalah suatu tindakan memberikan inhalasi
atau menghirup uap hangat untuk mengurangi sesak napas, melonggarkan
jalan napas, memudahkan pernapasan dan mengencerkan sekret atau dahak.
Tujuan inhalasi sederhana menggunakan minyak kayu putih yaitu untuk
meningkatkan bersihan jalan nafas pada anak dengan ISPA.
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan lansia mampu memahami
tentang ISPA
2. Tujuan Khusus
Setelah diberi penyuluhan selama 1x 35 menit, diharapkan peserta dapat
a. Peserta dapat mengetahui pengertian ISPA
b. Peserta dapat mengetahui Etiologi ISPA
c. Peserta dapat mengetahui Tanda dan Gejala ISPA
d. Peserta dapat mengetahui Faktor Risiko ISPA
e. Peserta dapat mengetahui Komplikasi ISPA
f. Peserta dapat mengetahui Penatalaksanaan ISPA
g. Peserta dapat mengetahui Pencegahan ISPA

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyakit saluran
pernafasan akut yang meliputi saluran pernafasan bagian atas seperti rhinitis,
fharyngitis, dan otitis serta saluran pernapasan bagian bawah seperti :
laryngitis, bronchitis, bronchiolitis, dan pneumonia yang dapat berlangsung
selama 14 hari. ISPA merupakan penyakit yang sering diderita oleh bayi dan
anak (Depkes RI, 2014).
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang
melibatkan organ saluran pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan
bagian bawah. Infeksi ini disebabkan oleh virus, jamur, dan bakteri. ISPA
akan menyerang host, apabila ketahanan tubuh (immunologi) menurun.
Penyakit ISPA ini paling banyak di temukan pada anak di bawah lima tahun
karena pada kelompok usia ini adalah kelompok yang memiliki sistem
kekebalan tubuh yang masih rentan terhadap berbagai penyakit (Karundeng
Y.M, et al. 2016).
B. Etiologi
ISPA disebabkan oleh bakteri atau virus yang masuk ke saluran
pernafasan. Salah satu penyebab ISPA yang lain adalah asap pembakaran
bahan bakar kayu yang biasanya digunakan untuk memasak. Asap bahan
bakar kayu ini banyak menyerang lingkungan masyarakat karena masyarakat
terutama ibu-ibu rumah tangga selalu melakukan aktifitas memasak tiap hari
menggunakan bahan bakar kayu, gas maupun minyak. Timbulnya asap
tersebut tanpa disadari telah mereka hirup sehari-hari sehingga banyak
masyarakat yang mengeluh batuk, sesak nafas, dan kesulitan dalam bernafas.
Polusi bahan bakar kayu tersebut mengandung zat-zat seperti dry basis, ash,
carbon, hydrogen, sulphur, nitrogen dan oxygen yang sangat berbahaya bagi
kesehatan (Kemenkes, 2012). Selain itu menurut Brunner dan Suddarth
(2013) etiologi ISPA antara lain:

1
a. Kuman
Kuman penyebab ISPA kadang-kadang dapat dijumpai pada orang
sehat. Kuman seperti ini bisa menimbulkan penyakit jika daya tahan tubuh
orang tersebut lemah. Penularan ISPA terjadi melalui pernafasan. Kuman
masuk ke dalam tubuh penderita jika kuman tersebut terhisap ke jalan
nafas , kuman ditularkan dari penderita ke orang lain melalui udara
pernafasan atau percikan ludah.
b. Daya tahan tubuh menurun
Daya tahan tubuh lemah adalah kemampuan tubuh untuk mencegah
masuk dan berkembang biaknya kuman-kuman di dalam tubuh, daya tahan
tubuh dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain : kurang gizi maupun
keadaan kekebalan tubuh.
c. Keadaan lingkungan yang buruk
1) Lingkungan perumahan sangat berpengaruh pada terjadinya dan
tersebarnya ISPA
2) Rumah yang kurang mempunyai jendela menyebabkan pertukaran
udara tidak dapat berlangsung dengan baik misalnya : asap rokok,
asap kompor dapat terkumpul di dalam rumah
3) Rumah yang lembab dan basah karena banyak air yang terserap di
dinding tembok dan matahari pagi sukar masuk ke dalam rumah
4) Rumah yang padat dan perkampungan yang padat menyebabkan
berkembang biaknya kuman
C. Tanda dan Gejala
Pada umumnya penyakit ISPA ditandai dengan keluhan dan gejala yang
ringan, namun seiring berjalannya waktu, keluhan dan gejala yang ringan
tersebut dapat menjadi berat jika tidak ditangani. Oleh sebab itu, jika anak
sudah menunjukkan gejala sakit ISPA, maka harus segera ditangani agar tidak
menyebabkan gagal nafas bahkan kematian. Gejala yang ringan biasanya
diawali dengan demam, batuk, hidung tersumbat, dan sakit tenggorokan.
Menurut Rasmaliah dalam Marni (2012), tanda bahaya dapat dilihat
berdasarkan tanda-tanda klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium. Secara
klinis pada pemeriksaan respirasi akan terdapat tanda dan gejala seperti

2
berikut :
a. Takipnea
b. Nafas tidak teratur (apnea)
c. Retraksi dinding thorax
d. Nafas cuping hidung
e. Sianosis
f. Suara nafas lemah atau hilang
g. Grunting expiratoir dan wheezing
Sedangkan pada sistem kardiovaskuler akan menunjukkan gejala :
a. Takikardi
b. Bradikardi
c. Hipertensi
d. Hipotensi
e. Cardiac arrest
Pada hasil pemeriksaan laboratorium adalah jika ditemukan :
a. Hipoksemia
b. Hiperkapnea
c. Asidosis metabolic
d. Asidosis respiratorik
D. Faktor Risiko ISPA
Menurut Brunner & Suddarth (2013) faktor resiko yang dapat
mempengaruhi ISPA, antara lain :
a. Usia
Anak yang usianya lebih muda kemungkinan untuk menderita atau
terkena penyakit ISPA lebih besar bila dibandingkan dengan anak yang
usianya lebih tua karena daya tahan tubuhnya lebih rendah.
b. Status imunisasi
Anak dengan status imunisasi yang lengkap, daya tahan tubuhnya lebih
baik dibandingkan dengan anak yang status imunisasinya tidak lengkap
c. Lingkungan
Lingkungan yang udaranya tidak baik, seperti polusi udara di kota-kota
besar dan asap rokok dapat menyebabkan timbulnya penyakit ISPA pada

3
anak.

E. Komplikasi ISPA
ISPA jika tidak segera ditangani akan menimbulkan komplikasi, antara
lain :
a. Sinusitis
b. Faringitis
c. Infeksi telinga tengah
d. Infeksi saluran tuba eustachii
e. Bronchitis
f. Pneumonia
(Nyoman, 2017)
F. Penatalaksanaan ISPA
a. Keperawatan
Penatalaksanaan keperawatan, antara lain :
1) Istirahat total
2) Peningkatan intake cairan
3) Memberikan penyuluhan sesuai penyakit
4) Memberikan kompres hangat bila demam
b. Medis
Penatalaksanaan medis, antara lain :
1) Simtomatik
2) Obat kumur
3) Antihistamin
4) Vitamin C
5) Ekspektoran
6) Vaksinasi
(Purnamasari, L. & Wulandari, D. 2015)
G. Pencegahan ISPA
Menurut Hastuti, D (2013) pencegahan ISPA dapat dilakukan dengan :

4
a. Menyediakan makanan bergizi sesuai preferensi anak dan kemampuan
untuk mengkonsumsi makanan untuk mendukung kekebalan tubuh alami
b. Pemberian imunisasi lengkap kepada anak
c. Keadaan fisik rumah yang baik, seperti : ventilasi di rumah dan
kelembaban yang memenuhi syarat
d. Menjaga kebersihan rumah, tubuh, makanan, dan lingkungan agar bebas
kuman penyakit
e. Menghindari pajanan asap rokok, dan asap dapur
f. Menjaga kontak dengan penderita ISPA dan isolasi penderita ISPA untuk
mencegah penyebaran penyakit
H. Penanganan ISPA menggunakan Terapi UAP
Infeksi saluran pernapasan atas secara klinis sering ditemukan sebagai
influenza. Infeksi saluran pernapasan atas secara khas timbul dengan hidung
tersumbat dan terus mengeluarkan sekret dari hidung. Sakit tenggorokan dan
rasa tidak nyaman saat menalan, bersin dan batuk nyaring adalah gejala yang
umum. Rongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histologik dan
fungsional dibagi atas mukosa pernapasan (mukosa respiratori) dan mukosa
penghidung (mukosa olfaktorius).
Penumpukan sekret merupakan suatu hasil produksi dari bronkus yang
keluar bersama dengan batuk atau bersihan tenggorokan. Penumpukan sekret
menunjukkan adanya benda-benda asing yang terdapat pada saluran
pernapasan sehingga dapat mengganggu keluar dan masuknya aliran udara.
Sekret atau sputum adalah lender yang dihasilkan karena adanya rangsangan
pada membran mukosa secara fisik, kimiawi maupun karena infeksi hal ini
menyebabkan proses pembersihan tidak berjalan secara adekuat, sehingga
mukus banyak tertimpun (Simon & Schuster, 2013). Ketika seseorang
mengalami suatu ancaman yang nyata atau potensial pada status pernapasan
sehubungan dengan ketidakmampuan untuk batuk secara efektif maka
dikatakan bersihan jalan nafaas tidak efektif (Carpenito, 2016).
Bersihan jalan napas menunjukkan saluran pernapasan yang bebas dari
sekresi maupun obstruksi dan bersihan jalan napas tidak efektif adalah
terdapatnya benda asing seperti sekret pada saluran pernapasan sehingga

5
menghambat saluran pernapasan. Bersihan jalan napas tidak efektif merupakan
suatu keadaan dimana seorang individu mengalami suatu ancaman yang nyata
atau potensial pada status pernapasan sehubungan dengan ketidakmampuan
untuk batuk secara efektif (Carpenito, 2016).
Salah satu upaya untuk mengatasi hidung tersumbat dapat dilakukan
dengan pemberian obat secara dihirup, obat dapat dihirup untuk menghasilkan
efek lokal atau sistemik melalui saluran pernapasan. Terapi inhalasi uap adalah
pengobatan efektif untuk mengatasi hidung tersumbat, metode alami yang baik
menggunakan minyak kayu putih untuk meningkatkan bersihan jalan nafas
pada anak dengan ISPA (Yustiawan dkk, 2021).
Inhalasi uap (nebulizer) adalah menghirup uap dengan atau tanpa obat
melalui saluran pernapasan bagian atas, dalam hal ini merupakan tindakan
untuk membuat pernapasan lebih lega, sekret lebih encer dan mudah
dikeluarkan, selaput lender pada saluran napas menjadi tetap lembab
(Mubarak, Indrawati & Susanto, 2015).
Minyak kayu putih diproduksi dari daun tumbuhan Melaleuca
leucadendra dengan kandungan terbesarnya adalah eucalyptol (cineole). Hasil
penelitian tentang khasiat cineole menjelaskan bahwa cineole memberikan efek
mukolitik (mengencerkan dahak), bronchodilating (melegakan pernafasan),
anti inflamasi dan menurunkan rata-rata eksaserbasi kasus paru obstruktif
kronis dengan baik seperti pada kasus pasien dengan asma dan rhinosinusitis.
Selain itu efek penggunaan eucalyptus untuk terapi bronkhitis akut terukur
dengan baik setelah penggunaan terapi selama empat hari. Song & Kim (2014)
dalam penelitiannya menyebutkan terdapat bukti yang menunjukkan bahwa
uap minyak esensial dari Eucalyptus globulus efektif sebagai antibakteri dan
layak dipertimbangkan penggunaannya dalam pengobatan atau pencegahan
pasien dengan infeksi saluran pernapasan di rumah sakit.
Penelitian yang dilakukan Dewi (2020) tentang terapi inhalasi uap air
dengan minyak kayu putih terhadap bersihan jalan nafas pada anak dengan
ISPA di Kelurahan Garegeh Bukit Tinggi, bertujuan untuk mengidentifikasi
efektifitas terapi inhalasi uap air dengan minyak kayu putih terhadap bersihan
jalan nafas. Hasilnya pemberian terapi inhalasi ini sudah terbukti penelitiannya

6
untuk mengurangi bersihan jalan nafas pada anak yang mengalami ISPA.
Pemberian terapi inhalasi diperoleh hasil bersihan jalan nafas dan sesak nafas
yang signifikan dan juga meningkatkan kenyamanan dan menghilangkan stress
pada anak.
I. Penularan ISPA Masker
Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya ISPA seperti yang
disebutkan di penelitian Alamsyahi et all (2021), di mana beberapa faktor
tersebut merupakan bagian dari rantai infeksi. Maka cara untuk mengatasi
pilek yang tidak kunjung sembuh adalah dengan memutus rantai infeksi.
Pemutusan rantai infeksi dapat dilakukan dengan meningkatkan imunitas, cuci
tangan dengan sabun dan air mengalir, menggunakan masker sesuai panduan
(Nisa, 2020). Masker sangat penting digunakan orang sakit
(demam/batuk/bersin) atau mereka yang merawat orang sakit. Berikut panduan
cara menggunakan masker yang tepat menurut Kemenkes (2021) :
1. Tutup mulut, hidung dan dagu. Pastikan bagian masker yang berwarna
berada disebelah depan
2. Tekan bagian atas masker supaya mengikuti bentuk hidung
3. Lepas masker yang telah digunakan dengan memegang tali yang ada di
kedua telinga
4. Biar bersih ganti masker secara rutin apabila kotor atau basah
5. Cuci tangan pakai sabun setelah membuang masker yang telah digunakan
ke dalam tempat sampah

7
BAB III
METODE PELAKSANAAN

1. Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi
2. Media
a. Lembar balik
b. Leaflet
3. Alat dan Bahan
a. Baskom
b. Handuk
c. Minyak kayu putih
d. Lotion
e. Air panas
f. Tissue
g. Masker bedah

1
4. PELAKSANAAN
KEGIATAN
TAHAPA KEGIATA ALOKAS METODE MEDIA/
N N
N I ALAT
O Penyulu PESERTA
h BANTU
KEGIATA WAKTU
N
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Pendahuluan 1. Memberi salam Menjawab salam 3’ Ceramah inter Lembar
2. Memperkenalkan diri Menyimak, menjawab aktif, balik
3. Bina Suasana Merespon dan ikut Brainstorming
4. Menyampaikan judul topik yang akan dibahas aktivitas
Menyimak, menjawab
5. Menguraikan tujuan pembelajaran umum dan tujuan
Menyimak, menjawab
pembelajaran khusus
Menyimak dan mencatat
6. Menyampaikan pokok bahasan dan sub pokok bahasan
2 Penyajian 1. Menjelaskan kepada peserta tentang tujuan dan manfaat Menyimak 25’ Ceramah inter
penyuluhan aktif,
2. Menjelaskan tentang Brainstorming
 Menjelaskan Pengertian ISPA Exploring.
 Menjelaskan Etiologi ISPA Demonstrasi
Redemonstrasi
 Menjelaskan Tanda dan Gejala ISPA
 Menjelaskan Faktor Risiko ISPA
 Menjelaskan Komplikasi ISPA
 Menjelaskan Penatalaksanaan ISPA

2
 Menjelaskan Pencegahan ISPA
3. Memberi kesempatan bertanya kepada peserta
4. Menjawab pertanyaan peserta
TAHAPAN KEGIATA ALOKASI METODE MEDIA/
N
N KEGIATAN WAKTU ALAT
O Penyuluh PESERTA BANT
U
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
3 Evaluasi 1. Menanyakan kembali Pengertian ISPA Bertanya & Menjawab 5’ Exploring
2. Menanyakan kembali Etiologi ISPA Demonstrasi
3. Menanyakan kembali Tanda dan Gejala ISPA
4. Menanyakan kembali Faktor Risiko ISPA
5. Menanyakan kembali Komplikasi ISPA
6. Menanyakan kembali Penatalaksanaan ISPA
7. Menanyakan kembali Pencegahan ISPA
4 Penutup 1. Melaksanakan evaluasi pembelajaran secara umum Menjawab 2’ Ceramah inter
2. Membuat rangkuman/kesimpulan bersama peserta; Menyimak & menjawab aktif
3. Menutup acara dengan ucapan terima kasih dan apresiasi Menyimak
kepada peserta. Menjawab salam
4. Memberikan salam

3
5. Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan tentang ISPA dilaksanakan pada :
Tanggal : 25 Maret 2022
Waktu : 35 menit
Penyuluh : Mahasiswa
Sasaran : Ibu Balita RW 05 Desa Geneng

Tempat : Posyandu Balita Kaworan Sari

6. Setting Tempat

Keterangan :

: Ibu Balita RW 5

: Penyuluh (Mahasiswa)

F. Pengoperasian

1. Moderator : Langgang Budaya Rian Erlangga


2. Pemateri : Ginanjar Fitriyani, Erdiana Isnaini Ferlinda, Nur Arsiska
Kurniasati
3. Fasilitator : Amalia Nur Hanifah, Chyntia Marantika Bahri, Hunain Suci
Kamila
4. Observer : Bangkit Bayu Pamungkas
5. Dokumentasi : Rizki Amin Nur Rahman

4
BAB IV
HASIL KEGIATAN PENYULUHAN

A. Struktur Kelompok
Moderator : Langgang Budaya Rian Erlangga
Pemateri : Ginanjar Fitriyani, Erdiana Isnaini Ferlinda, Nur Arsiska Kurniasati
Fasilitator : Amalia Nur Hanifah, Chyntia Marantika Bahri, Hunain Suci Kamila
Observer : Bangkit Bayu Pamungkas
Dokumentasi : Rizki Amin Nur Rahman
B. Waktu Pelaksanaan
Sabtu, 25 Maret 2022, Pukul 09.30 s/d 10.30 WIB
C. Evaluasi Struktur
- Pelaksanaan kegiatan penyuluhan terlambat 30 menit karena menunggu peserta untuk
hadir ke tempat penyuluhan.
- Pemateri menguasai materi dan mampu menyampaikan informasi kesehatan kepada
peserta dengan baik.
D. Evaluasi Proses
- Suara pembicara kurang jelas, dikarenakan tidak memakai pengeras suara dan
pembicara memakai masker.
- Peserta terlihat memperhatikan pembicara saat menyampaikan materi, namun terdapat
beberapa balita yang bermain sendiri, sehingga ibu balita kehilangan fokus.
- Kegiatan penyuluhan berjalan tepat waktu, yaitu 60 menit.
- Peserta dapat mengikuti kegiatan penyuluhan hingga selesainya kegiatan.
- Moderator, pemateri, fasilitator, observer, dan bagian dokumentasi telah berperan
dengan baik sesuai tugasnya masing masing.
E. Evaluasi Hasil
- Peserta dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh moderator dengan benar.

5
Daftar Pustaka
Swarjana I Ketut, 2016, Keperawatan Kesehatan Komunitas, Yogyakarta:
CV. Andi Offset.
Harefa, & Jelita, E. I. (2019). Peningkatan Perencanaan Asuhan Keperawatan
Komunitas di Rumah Sakit. INA-Rxiv Papers, 1(1), 1–6.
Kementerian Kesehatan RI. (2018). INFODATIN Situasi Kesehatan Anak
Balita di Indonesia. In Kementerian Kesehatan RI (pp. 1-8). file
file:///C:/Users/acer/Downloads/infodatin-anak-balita.pdf
Jalil, R. 2018. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ispa pada
balita di wilayah kerja puskesmas kabangka kecamatan kabangka
kabupaten muna.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2019). Profil Kesehatan Provinsi
Jateng Tahun 2019. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,
3511351(24), 61.
Yustiawan dkk, 2021. Penerapan Inhalasi Sederhana Menggunakan Minyak
Kayu Putih Untuk Meningkatkan Bersihan Jalan Nafas Pada Anak
Dengan ISPA Di Wilayah Kerja Puskesmas Metro 2021. Jurnal
Cendikia Muda, Vol 2(1).
Marni, 2016. Asuhan Keperawatan Anak pada Penyakit Tropis. Wonogiri :
Erlangga
DAFTAR PUSTAKA

Alamsyahi et all, Determinants of acute respiratory infections incidence in children


under five in the working area of the Siak Hulu community health center in
Kamper regency. Maced J Med Sci. 2021;9(E):59-63.
Depkes RI. 2014. Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perawatan ISPA
pada balita. Vol XVI no. 1
Kemenkes RI. 2012. Survei kesehatan dasar indonesia. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia
Brunner & Suddarth. 2013. Buku ajar keperawatan medikal bedah edisi 8 volume 2.
Jakarta : EGC
Marni. 2014. Asuhan keperawatan pada anak sakit dengan gangguan pernafasan.
Yogyakarta : Gosyen Publising
Nyoman. 2017. Perhimpunan dokter paru indonesia. Lampung
Purnamasari, L. & Wulandari, D. 2015. Kajian asuhan keperawatan pada anak dengan
ispa. Indonesian Journal on Medical Science. Vol. 2(2)
Hastuti, D. 2013. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian infeksi saluran
pernafasan akut (ISPA) pada balita di kecamatan ngombol. Skripsi. Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purworejo
Carpenito, 2016. Buku Saku : Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC
Mubarak, Indrawati dan Susanto. 2015. Buku 1 Ajar Ilmu Keperawatan Dasar.
Jakarta : Salemba Medika
Simon & Schuster. 2013. Fundamental of Anatomy dan Psysiology. 4 th ed. New
jersey: Prentice Hall Inc.
Song & Kim, 2014. Effects of eucalyptus aroma therapy on the allergic rhinitis of
university students. Journal of Korean Biological Nursing Science.
2014;16(4):300-8
Yustiawan dkk, 2021. Penerapan Inhalasi Sederhana Menggunakan Minyak Kayu
Putih Untuk Meningkatkan Bersihan Jalan Nafas Pada Anak Dengan ISPA Di
Wilayah Kerja Puskesmas Metro 2021. Jurnal Cendikia Muda, Vol 2(1).
Dewi, 2020. Efektifitas Terapi Uap Air dan Minyak Kayu Putih Terhadap Bersihan
Jalan Nafas Anak Usia Balita 3-5 Tahun Pada Penderita ISPA Di Kelurahan
Garegeh Bukit Tinggi. KIA-N
Kemenkes, 2021. Pedoman Penggunaan Masker. Jakarta : Kemenkes RI
Nisa, K. 2020. Pemutusan Rantai Penyebaran Infeksi Covid-19. 2020;2.

Anda mungkin juga menyukai