Anda di halaman 1dari 16

Panda's share

kritis dalam menghadapi suatu masalah

Kamis, 19 November 2015

MAKALAH SEJARAH “AKULTURASI DALAM BIDANG SENI RUPA

MAKALAH SEJARAH

“AKULTURASI DALAM BIDANG SENI RUPA “

GURU PEMBIMBING :SATRIAL YAQUB S.Pd

DISUSUN OLEH :

TAMA SILVIANA

XI IPS 1

SMA UNGGUL SAKTI

2015
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat,taufik dan hidayahNyalah
penulis masih diberikan kesehatan maupun kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini, walaupun banyak halangan dan rintangan yang penulis hadapi, Alhamdulillah penulis selalu tegar
menghadapinya.

Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung pembuatan
makalah ini. Penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan baik dari segi materi
kajian, pendekatan maupun cara penulisannya, untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dari
pembaca, agar kedepannya penulis dapat membuat makalah sebaik mungkin.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, teman-teman mahasiswa lainnya dan juga
tentunya bermanfaat bagi penulis sendiri.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

JAMBI,17 NOVEMBER 2015

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................

DAFTAR ISI .......................................................................................................

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................

B. Rumusan Masalah ...........................................................................................

C. Tujuan Pembahasan ……………………………………………………………

BAB II Pembahasan
1. Seni Rupa Pada Tradisi Lokal

2. Akulturasi Hindu Budha Dalam Bidang Seni Rupa

3. Akulturasi islam Dalam Bidang Seni Rupa

BAB III Kesimpulan

DAFTAR RUJUKAN

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seni rupa muncul dan berkembang di mulai sejak manusia dilahirkan di muka bumi. Sejak kecil manusia
telah mampu merasakan keindahan karya seni, misalnya merasakan keindahan warna warni (seni rupa),
keindahan senandung sang ibu (seni musik), dan keindahan lenggokan gerak (seni tari). Semasa hidup,
manusia tidak bisa terlepas dengan kesenian. Manusia memerlukan rekreasi untuk menyegarkan
rohani/jiwa yang dapat dipenuhi dengan berkreasi, berekspresi dan menikmati karya seni. Karya seni
rupa merupakan salah satu media ekspresi, kreasi dan rekreasi yang dapat memberi hiburan untuk
kepuasan batin. Menikmati karya seni rupa murni merupakan suatu proses untuk menumbuh
kemampuan berapresiasi.

Pada awalnya keberadaan seni rupa digunakan untuk upacara ritual suatu adat atau agama, karena
itulah kebanyakan karya seni rupa yang diciptakan bersifat magis. Hal tersebut dapat dilihat dari
perkembangan seni rupa di wilayah Nusantara.

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana bentuk-bentuk seni rupa pada tradisi lokal ?

2. Apa saja hasil seni rupa pada tradisi lokal ?

3. Bagaimana pengaruh akulturasi terhadap seni rupa di indonsia ?

4. Apa Saja Hasil Akulturasi Budaya hindu budha Dalam seni rupa

5. Apa Saja hAsil Budaya islam Dalam seni rupa ?

TUJUAN

1. Memberikan pengetahuan tentang akulturasi budaya lokal,hindu budha,islam dalam seni rupa

2. Mengetahui perkembangan seni rupa di Indonesia

3. Memberikan pengetauan tentang hasil karya dalam seni rupa dari budaya lokal, akulturasi hindu
budha,islam,

4. Mengetahui pengaruh dari budaya hindu budha dan islam terhadap seni rupa di Indonesia

PEMBAHASAN
Akulturasi sama dengan kontak budaya yaitu bertemunya dua kebudayaan yang berbeda melebur
menjadi satu menghasilkan kebudayaan baru tetapi tidak menghilangkan kepribadian/sifat kebudayaan
aslinya.

menurut Koentjaraningrat, akulturasi adalah proses sosial yang terjadi ketika kelompok sosial dengan
kebudayaan tertentu terkena budaya asing yang berbeda. Persyaratan proses akulturasi adalah senyawa
(afinitas) bahwa penerimaan budaya tanpa rasa kejutan, maka keseragaman (homogenitas) sebagai nilai
baru dicerna karena tingkat dan pola budaya kesamaan.

Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan
dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep titik, garis, bidang, bentuk,
volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.

1. Seni Rupa Pada Tradisi Lokal

Secara umum, menurut para ahli, seni rupa pada zaman pra sejarah Indonesia memiliki tiga corak, yaitu
monumental, dongson dan chow akhir.

Pada corak monumental, terutama yang berkembang di zaman neolitikum, karya seni rupanya memiliki
ciri:

Bentuk tiga dimensional yang menggambarkan atau mewujudkan tokoh nenek moyang secara frontal.

Banyak memunculkan motif simbilik, seperti tanduk kerbau, pohon hayat dan kedok.

Memiliki irama garis yang bersudut – sudut, sederhana serta kaku.

Pada corak Dongson, ciri khas yang dapat dijumpai adalah:

Adanya pengaruh motif dari daerah Tonkin di China

Dekoratif

Kurang simbolik

Memiliki motif hias seperti tumpal dan spiral

Pada corak Chow akhir terdapat ciri:

Tidak simetris

Pola garis berirama seperti garis melengkung yang memenuhi permukaan

Hanya ditemukan di daerah Kalimantan

Jenis Peninggalan Seni Rupa pada Zaman Pra Sejarah


Ada banyak sekali peninggalan seni rupa pada zaman pra sejarah Indonesia, berikut adalah beberapa
contoh yang banyak ditemukan:

a) Seni bangunan

1) Karya Seni Bangunan

Bangunan yang paling tua diketemukan pada zaman batu menengah (Mesolitikum) berupa gua-gua yang
terdapat di daerah pantai seperti di pantai-pantai Sulawesi Selatan. Peninggalan yang berupa bukit
kerang diketemukan di daerah Sumatera selatan, berdasarkan bukti-bukti berupa sisa-sisa sampah maka
dapat dipastikan pada zaman batu menengah sudah didirikan rumah panggung.

Pada zaman Neolitikum kebudayaan masyarakatnya mulai berkembang dengan dibuatnya rumah dari
kayu dan bambu yang sampai sekarang masih tersisa di beberapa daerah di wilayah Indonesia. Selain
bangunan dari bahan kayu dan bambu, pada zaman batu besar dikenal pula bangunan yang terbuat dari
batu untuk keperluan keagamaan dan kepercayaan, seperti :

o Dolmen (bangunan makam)

o Punden (bangunan berundak)

o Menhir (bangunan tugu)

Dalam bentuk perabot seperti : meja batu, kursi batu, tahta batu, dsb.

dolmen

b) Seni patung

Karya Seni patung

Karya seni patung Indonesia pada zaman pra-sejarah mulai dikenal pada zaman Neolitikum berupa
patung-patung nenek moyang dan patung penolak bala. Gaya patungnya disesuaikan dengan bahan
baku yang digunakan, yaitu batu, kayu serta bahan lainnya, selain itu patungnya juga banyak
dipengaruhi seni ornamentik. Hasil-hasil peninggalan di Jawa Barat menunjukan bahwa patung-patung
memiliki ukuran besar dengan gaya statis, frontal dan bersifat monumentalis.

a) Seni lukis

Nenek moyang melukis pada dinding goa dimana mereka tinggal. Contoh di gua leang-leang, lukisan cap-
cap tangan diperkirakan berumur 4.000 tahun. ada tradisi purba masyarakat setempat yang
menyebutkan, gambar tangan dengan jari lengkap bermakna sebagai penolak bala, sementara tangan
dengan empat jari saja berarti ungkapan berdukacita. Gambar itu dibuat dengan cara menempelkan
tangan ke dinding gua, lalu disemprotkan dengan cairan berwarna merah. Sat pewarna ini mungkin dari
mineral merah (hematite) yang banyak terdapat di sekitar gua (di batu-batuan dan di dasar sungai di
sekitar gua), ada pula yang mengatakan dengan batu-batuan dari getah pohon yang dikunyah seperti
sirih. Selain itu ada lukisan babi hutan yang sedang diujudkan dengan garis-garis merah, terdapat bekas
tonjokan benda tajam di lehernya. Motif yang lain adalah gajah, ular dan kerbau(tetonisme). Hal ini
dianggap oleh nenek moyang kita dapat menimbulkan kekuatan magis(dynamisme).

Lukisan Babi Hutan - Lukisan Rusa - dan Lukisan Cap Jari yang terdapat di Gua Leang-leang Maros
Sulawesi Selatan

b) Seni hias

Pada zaman prasejarah seni hias banyak digunakan sebagai jimat dan sebagai alat upacara adat. Motif-
motifnya diyakini mempunyai kekuatan magis. Pola hias geometris (garis, titik, bidang ke ilmu ukuran)
adalah pola yang paling banyak digunakan. Pola yang lain adalah tumpal, meader, pilin berganda,
swastika, pola-pola ini dinggap mengandung arti social, religious dan geografis.

c) Seni kriya

1.Gerabah
Banyak ditemukan pada zaman neolithicum. Pembuatan gerabah masih sederhana dengan pola hiasan
anyaman, toheran, garis-garis sejajar dan lingkaran. Perkembangan selanjutnya, masa perundagian,
pola hias berkembang dari lingkaran memusat menjadi titik dan lengkungan, pola anyaman, tumpal dan
tangga maupun meader.

2.Benda Perunggu

Zaman perunggu berlangsung kurang lebih 500 tahun SM. Teknik pembuatannya adalah

. Contoh seni kriya logam perunggu:

•Kapak corong/ kapak sepatu

•Kapak corong

• Nekara

Nekara adalah sejenis genderang perunggu tertutup bagian sisi atasnya, berpinggang tengah dan
bertangkai. Nekara dianggap suci dan dipuja karena merupakan bagian bulan yang jatuh dari langit.
Nekara yang ditemukan di Indonesia tidak semua berasal dari daratan Asia,tetapi ada pula yang berasal
dari Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan penemuan cetakan nekara yang terbuat dari batu di desa
Manuaba, Bali. Dan cetakan tersebut kini disimpan di dalam pure desa tersebut. Seni Kriya Lainnya Seni
kriya zaman perunggu diantarannya; gelang, biggel, anting-anting, kalung, cincin dan bejana.

•Seni Bangun Megalithicum Kemunculan seni bangun pada masa itu dipengaruhi oleh adat pemujaan
roh nenek moyang, maka agar dapat berkomunikasi dengan roh nenek moyang yang dipujanya dibuat
lambang-lambang tertentu seperti gambar, patung, kedok, menhir, dolmen, sakofah, keranda, punden
berundak, kubur batu dan manik-manik.

2. Akulturasi Hindu Budha Dalam Bidang Seni Rupa

UNSUR SENI RUPA ZAMAN HINDU BUDHA DI INDONESIA

A.Ciri


Ciri Seni Rupa Indonesia yang dipengaruhi oleh Hindu

a. Bersifat Peodal, yaitu kesenian berpusat di istana sebagai medi pengabdian Raja (kultus Raja)

b. Bersifat Sakral, yaitu kesenian sebagai media upacara agama

c. Bersifat Konvensional, yaitu kesenian yang bertolak pada suatu pedoman pada sumber hukum agama
(Silfasastra)

d. Hasil akulturasi kebudayaan India dengan indonesia

B.Karya Seni Rupa Indonesia Hindu Budha

a. Seni Bangunan:

1) Bangunan Candi

2) Bangunan Pura : Pura adalah bangunan tempat Dewa atau arwah leluhur yang banyak didirikan di
Bali. Pura merupakan komplek bangunan yang disusun terdiri dari tiga halaman pengaruh dari candi
penataran yaitu: - Halaman depan terdapat balai pertemuan - Halaman tengah terdapat balai saji -
Halaman belakang terdapat; meru, padmasana, dan rumah Dewa

3) Bangunan Puri : Puri adalah bangunan yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan pusat
keagamaan. Bangunan bangunan yang terdapat di komplek puri antara lain: Tempat kepala keluarga
(Semanggen), tempat upacara meratakan gigi (Balain Munde) dsb.

b. Seni patung Hindu Budha

Patung dalam agama Hindu merupakan hasil perwujudan dari Raja dengan Dewa penitisnya. Orang
Hindu percaya adanya Trimurti:

Dewa Brahma Wisnu dan Siwa

. Untuk membedakan mereka setiap patung diberi atribut ke-Dewaan (laksana/ciri), misalnya patung
Brahma laksananya berkepala empat, bertangan empat dan kendaraanhya (wahana) hangsa).
Sedangkan pada patung wisnu laksananya adalah para mahkotanya terdapat bulan sabit, dan tengkorak,
kendaraannya lembu, (nadi) dsb, Dalam agama Budha yang dipatungkan adalah sang Budha, Dhyani
Budha, Dhyani Bodhidattwa dan Dewi Tara. Setiap patung Budha memiliki tanda tanda kesucian, yaitu:

- Rambut ikal dan berjenggot (ashnisha)

- Diantara keningnya terdapat titik (urna)


- Telinganya panjang (lamba-karnapasa)

- Terdapat juga kerutan di leher

- Memakai jubah sanghati

c. Seni hias Hindu Budha

Bentuk bangunan candi sebenarnya hasil tiruan dari gunung Mahameru yang dianggap suci sebagai
tempatnya para Dewa oleh sebab itu Candi selalu diberi hiasan sesuai dengan suasana alam
pegunungan, yaitu dengan motif flora dan fauna serta makhluk azaib. Bentuk hiasan candi dibedakan
menjadi dua macam, yaitu:

1)Hiasan Arsitektural ialah hiasan bersifat 3 dimensional yang membentuk struktur bangunan candi,
contohnya:

- Hiasan mahkota pada atap candi

- Hiasan menara sudut pada setiap candi

- Hiasan motif kala (Banaspati) pada bagian atas pintu

- Hiasan makara, simbar filaster,dll 2)

Hiasan bidang ialah hiasan bersifat 2 dimensional yang terdapat pada dinding / bidang candi,
contohnya :

- Hiasan dengan cerita, candi Hindu ialah Mahabarata dan Ramayana: sedangkan pada candi Budha
adalah Jataka, Lalitapistara

- Hiasan flora dan fauna - Hiasan pola geometris

- Hiasan makhluk khayangan

ukir umumnya berupa hiasan-hiasan dinding candi dengan tema suasana Gunung Mahameru, tempat
kediaman para dewa.

Hiasan yang terdapat pada ambang pintu atau relung adalah kepala kala yang disebut Banaspati (raja
hutan).
Kala yang terdapat pada candi di Jawa Tengah selalu dirangkai dengan makara, yaitu sejenis buaya yang
menghiasi bagian bawah kanan kiri pintu atau relung.

Pola hiasan lainnya berupa daun-daunan yang dirangkai dengan sulur-sulur melingkar menjadi sulur
gelung. Pola ini menghiasi bidang naik horizontal maupun vertikal. Ada juga bentuk-bentuk hiasan
berupa bunga teratai biru (utpala), merah (padam), dan putih (kumala). Pola-pola teratai ini tidak
dibedakan berdasarkan warna, melainkan detail bentuknya yang berbeda-beda.

Beberapa candi memiliki relief yang melukiskan suatu cerita. Cerita tersebut diambil dari kitab
kesusastraan ataupun keagamaan. Gaya relief tiap-tiap daerah memiliki keunikan. Relief di Jawa Timur
bergaya mayang dengan objek-objeknya berbentuk gepeng (dua dimensi). Adapun relief di Jawa Tengah
bergaya naturalis dengan lekukan-lekukan yang dalam sehingga memberi kesan tiga dimensi.

Pada masa Kerajaan Majapahit, relief di Jawa Timur meniru gaya Jawa Tengah dengan memberikan latar
belakang pemandangan sehingga tercipta kesan tiga dimensi.

Relief-relief yang penting sebagai berikut.

Relief candi Roro Jongrang

Yang Mengisahkan Cerita Ramayana

a. Relief candi Borobudur menceritakan Kormanibhangga, menggambarkan perbuatan manusia serta


hukum-hukumnya sesuai dengan Gandawyuha (Sudhana mencari ilmu).

b. Relief candi Roro Jonggrang menceritakan kisah Ramayana dan Kresnayana. Seni patung yang
berkembang umumnya berupa patung atau arca raja pada sebuah candi. Raja yang sudah meninggal
dimuliakan dalam wujud arca dewa.

Kesenian rupa zaman Hindu Budha yang saat ini dapat kita liat yaitu, upacara bakar mayat di bali
( ngaben ), candi borobudur di daerah Jawa tenga, dan tari kecak di Bali dan masih banyak lagi
peninggalan-peninggalan kebudayaan Hindu Budha yang dapat kita liat saat ini. UNSUR-
d) Wayang

WAYANG SEBAGAI HASIL KARYA SENI MASA HINDU BUDHA

Sosok wayang yang sekarang, sebenarnya merupakan perkembangan wayang yang telah ada sejak
zaman dulu (Hindu/ Budha). Tokoh-tokoh wayang bahkan dipandang sebagai leluhur yg kemudian
menurunkan raja-raja di Jawa. Sedangkan wayang zaman dulu merupakan gambaran sosok pada
masanya. Pada waktu itu bahkan sebelum masa Majapahit, baik laki-laki maupun perempuan biasa
mengenakan perhiasan telinga, sebagaimana yang dapat kita lihat pada relief candi.

munculnya ajaran Hindu dan Buddha ke area Asia Tenggara. Hal ini dipercaya menjadi hipotesa bahwa
seni ini datang dari India ataupun Tiongkok, dimana kedua negara tadi memiliki tradisi yang telah
berjalan turun-temurun tentang penggunaan bayangan boneka atau pertunjukkan teater secara
keseluruhan. Jivan Pani juga pernah mengeluarkan pendapat bahwa wayang berkembang dari dua jenis
seni yang berasal dari Odisha, India Timur, yaitu Ravana Chhaya yang merupakan sebuah teater boneka
dan tarian Chhau. Meski begitu, banyak juga penceritaan sejarah wayang yang memiliki dampak besar
terhadap perkembangan teater boneka tradisional.

MANFAAT SENI RUPA ZAMAN HINDU BUDHA BAGI MASYARAKAT INDONESIA

- Sebagai media religius yaitu menciptakan sebuah seni rupa yang bersifat keagamaan

- Sebagai simbolis yaitu sebagai simbol sebuah suku yang di percayai masyarakat

- Sebagai komersial yaitu menciptakan sebuah seni rupa yang bertujuan untuk mendapatkan uang,
seperti souvenir

-Sebagai kesenian daerah ataupun upacara-upacara yang di lakukan di tempat-tempat tertentu. Dari
masuknya ajaran Hindu Budha ke Indonesia, telah banyak karya-karya yang di ciptakan, berikut karya-
karya yang diciptakan :

1.Candi

.2Pahatan Batu

3. Patung/ Arca

3. Akulturasi islam Dalam Bidang Seni Rupa


Agama Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke 7 M oleh para pedagang dari India, Persia dan Cina.
Mereka menyebarkan ajaran Islam sekligus memperkenalkan kebudayaannya masing – masing, maka
timbul akulturasi kebudayaan.

Seni rupa Islam juga dikembangkan oleh para empu di istana – istana sebagai media pengabdian kepada
para penguasa (Raja/Sultan) kemudian dalam kaitannya dengan penyebaran agama Islam, para walipun
berperan dalam mengembangkan seni di masyarakat pedesaan, misalnya da’wah Islam disampaikan
dengan media seni wayang.

Ciri – Ciri Seni Rupa Indonesia IslamØ

a) Bersifat feodal, yaitu kesenian yang bersifat di istana sebagai media pengabdian kepada Raja /
sultan.

b) Bersumber dari kesenian pra Islam (seni prasejarah dan seni Hindu Budha)

Karya Seni Rupa Indonesia IslamØ

1. Batu Nisan

Kebudayaan Islam dalam bidang seni, mula-mula masuk ke Indonesia dalam bentuk batu nisan. Batu
nisan pada masa itu adalah sesuatu yang baru. Kebudayaan terdahulunya, yaitu Budha dan Hindu,
penganutnya jika meninggal dibakar, dan abunya dibuang ke laut. Di Pasai masih dijumpai batu nisan
makam Sultan Malik al-Saleh yang wafat tahun 1292, dan di Jawa, seperti makam Maulana Malik
Ibrahim di Gresik. Nisan itu umumnya didatangkan dari Gujarat sebagai barang pesanan. Bentuknya
lunas (bentuk badan kapal terbalik) yang mengesankan pengaruh Persia. Bentuk-bentuk nisan kemudian
hari tidak selalu demikian. Pengaruh kebudayaan setempat sering mempengaruhi, sehingga ada bentuk
teratai, keris, atau bentuk gunungan, seperti gunungan pewayangan.

2. Seni Bangunan

Mesjid

Pengaruh hindu tampak pada bagian atas mesjid yang berbentuk limas bersusun ganjil (seperti atap
Balai Pertemuan Hindu Bali), contohnya atap mesjid Agung Demak dan Mesjid Agung Banten.

Makam
Arsitektur makam orang muslimin di Indonesia merupakan hasil pengaruh dari tradisi non muslim.
Pengaruh seni prasejarah tampak pada bentuk makam seperti punden berundak. Sedangkan pengaruh
hindu tampak pada nisannya yang diberi hiasan motif gunungan atau motif kala makara. Adapun
pengaruh dari Gujarat India yaitu pada makam yang beratap sungkup

3. Seni Kaligrafi

Seni kaligrafi atau seni khat adalah seni tulisan indah. Dalam kesenian Islam menggunakan bahasa arab.
Sebagai bentuk simbolis dari rangkaian ayat – ayat suci Al – Qur’an. Tulisan yang diukir dikenal sebagai
epigrafi di indonesia dibagi 2 yaitu tulisan yang diukir pada nisan dan yang diukir pada kayu sebagai
hiasan. Kaligrafi arab pada nisan telah ditemukan dari abad 11 di leran,Gresik berasal dari makam
Fatimah Binti Maimun dengan tulisan khath kufah. Kaligrafi pada nisan adalah yang terbanyak
ditemukan di Indonesia sehingga dapat dibagi 2 jenis.

Jenis pertama yang memperlihatkan pengenalan mendalam terhadap corak kaligrafi seperti khath
Thuluth, Kufah yang berasal dari Gujarat ,India seperti yang terdapat di Samudra Pasai ,makam putri
Nahrisah(abad 15) dan makam Maulana malik Ibrahim,Gresik (abad 15).

Jenis kedua seniman ukir nisan kurang atau tidak mengenal gaya kaligrafi Islam seperti Makam islam
Tralaya,Trowulan bekas ibukota Majapahit,membuktikan bahwa pada masa majapahit telah hidup
masyarakat Islam.selain nisan ukiran kaligrafi juga dibuat pada kayu yang diukir pada bagian atas pintu,
mimbar, mihrab.Ukiran pada kayu lebih bebas dan menunjukkan perpaduan antara pra islam dan Islam.
Lukisan kaca dengan tema kaligrafi arab,terdapat di jawa timur,jawa tengah,madura,sumatra barat,yang
paling menarik adalah lukisan kaligrafi kaca cirebon dimana tema -tema pra islam masih dipakai sampai
saat ini seperti tema wayang, binatang khayal. Islamisasi di Indonesia berjalan dengan damai sehingga
bentuk tokoh masa pra islam dapat digambarkan untuk tema-tema keIslaman misal bentuk ganesha
yang bertuliskan syahadat. selain itu ada juga menggambarkan macan dikenal sebagai macan ali ada
juga yang berbentuk kabah. Kaligrafi di Indonesia pada masa lalu jarang diterapkan dimasjid tetapi
sekarang masjid yang baru dibangun banyak sekali menerapkan kaligrafi islam sebagai dekorasi.
Perkembangan kaligrafi tidak hanya sampai masjid saja tetapi kini banyak dijadikan tema-tema lukisan
modern yang dikenal sebagai lukisan kaligrafi

4. Seni Ukir

Di Indonesia ada perbedaan pendapat dalam seni lukis dan seni pahat. Adapaun timbulnya perbedaan
pendapat ialah dalam bentuk obyek dan motif yang di ukir Seni hias islam selalu menghindari
penggambaran makhluk hidup secara realis, maka untuk penyamarannya dibuatkan stilasinya
(digayakan) atau diformasi (disederhanakan) dengan bentuk tumbuh – tumbuhan
Daftar Rujukan

http://www.academia.edu/9038457/Kesenian_yang_dipengaruhi_Hindu_Budha_di_Nusantara

http://www.gurusejarah.com/2015/01/akulturasi-islam-seni-ukir.html

http://profesormakalah.blogspot.co.id/2015/01/seni-rupa-zaman-prasejarah-di-indonesia.html

http://blogsuyono.com/seni-patung/karya-seni-patung-zaman-prasejarah/

http://blog-senirupa.blogspot.co.id/2013/01/sejarah-senirupa-indonesia-zaman.html

http://www.academia.edu/9658635/Seni_Islam_di_Indonesia

http://www.academia.edu/8282900/Seni_Rupa_Prasejarah_di_Indonesia

Silvia_Isla di 20.56

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beranda

Lihat versi web

anak SMA

Silvia_Isla

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai