Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KELOMPOK MATERI PERTEMUAN IV

MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL III

MANAJAMEN KEPERAWATAN
Dosen : Ns. Susi Dewiasih Kusumawati, S.kep, M.kep

Di Susun Oleh :
Kelas 8b keperawatan
Anis Nur Afifah
Arisa Utamiyati Utari
Firman Fadillah
Ilvana Trisnawati

STIKes WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN

2022
Tugas Model Praktik Keperawatan Profesional III

Metode Primer Modifikasi (Primer-Tim) Metode Primer Modifikasi (Primer-Tim)


disebut juga metode keperawatan medular. Metode ini adalah suatu variasi dari
metode keperawatan primer dan metode Tim. Di Indonesia pengembangan metode
MPKP modifikasi ini dikembangkan oleh Sitorus (2011) di RSUPN dr. Cipto
Mangunkusumo. Metode ini sama dengan metode keperawatan tim karena baik
perawat professional maupun non professional bekerja bersama dalam memberikan
askep di bawah kepemimpinan seorang perawat profesinal disamping itu dikatakan
memiliki kesamaaan dengan metode keperawatan primer karena dua atau tiga orang
perawat bertanggung jawab atas sekelompok kecil pasien sejak masuk dalam
perawatan hingga pulang, bahkan sampai dengan waktu follow up care. Dalam
memberikan askep dengan menggunakan metode keperawatan primer modifikasi,
satu tim yang terdiri dua hingga tiga perawat memiliki tanggung jawab penuh pada
sekelompok pasien. Hal ini tentu saja dengan suatu persyaratan peralatan yang
dibutuh perawatan cukup memadai. Sekalipun dalam memberikan askep dengan
menggunakan metode ini di lakukan oleh dua hingga tiga perawat, tanggung jawab
yang paling besar tetap ada pada perawat professional. Perawat professional juga
memiliki kewajiban untuk membimbing dan melatih nonprofessional.Apabila
perawat professional sebagai ketua tim tidak masuk tugas dan tanggung jawab dapat
digantikan oleh perawat professional lainnya. Peran perawat kepala ruang diarahkan
dalam hal membuat jadwal dinas dengan mempertimbangkan kecocokan anggota
untuk bekerja sama, dan berperan sebagai fasilitator, pembimbing serta motivator.
Berdasarkan Gambar diatas dapat dilihat bahwa pembagian peran masing-masing
komponen adalah sebagai berikut :
KEPALA RUANGAN
1. Kepala Ruangan :
a) Menerima pasien baru
b) Memimpin rapat
c) Mengevaluasi kinerja perawat
PP1d) Membuat jadwal
PP2 dinas PP3 PP4
e) Perencanaan, pengarahan, dan pengawasan

2. Perawat Primer
a) Membuat perencanaan asuhan keperawatan
b) Mengadakan tindakan kolaborasi
PA
PA c) Memimpin timbang terima PA PA
d) Mendelegasikan tugas
e) Memimpin ronde keperawatan
f) Mengevaluasi pemberian asuhan keperawatan
PA g) BertanggungPA jawab terhadap pasien PA PA
h) Memberi petunjuk bila pasien akan pulang
i) Mengisi resume keperawatan

PA
PA3. Perawat asosiatePA PA
a) Memberikan asuhan keperawatan
b) Mengikuti timbang terima
c) Melaksanakan tugas yang didelegasikan 7-8
7-8 7-8 PASIEN 7-8
d) Mendokumentasikan tindakan keperawatan
PASIEN PASIEN PASIEN

Defenisi metode fungsionalMetode fungsional merupakan metode yang berdasarkan


orientasitugas dari filosofi keperawatan yang merupakan pengorganisasian tugas
pelayanan keperawatan yang didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis
pekerjaan yang dilakukan. Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam
pengelolaan asuhan keperawatan sebagai pilihan utama (ada saat perang dunia
kedua). Pada saat itu karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka
setiap perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi (misalnya merawat luka)
keperawatan kepada semua pasien di bangsal .
Keuntungan metode fungsional
1. Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang
jelas,dan pengawasan yang baik.
2. Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga.
3. Perawat senior diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawat
pasiendiserahkan kepada perawat junior dan/atau belum berpengalamand.
4. Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang
berpengalaman untuk satu tugas yang sederhana.
5. Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staff atau peserta didik yang
praktek untuk ketrampilan tertentu
Kelemahan metode fungsional
1. Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat
2. Pelayanan keperawatan terpisah pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan
3. Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan
keterampilan saja
4. Kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan.
5. Pelayanan pasien secara individu sering terabaikan.
6. Pelayanan terputus-putusg.
7. Kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapai
Metode modifikasi adalah penggunaan metode asuhan keperawatan dengan
modifikasi antara timdan primer.Menurut Sudarsono (2000), MPKP dikembangkan
beberapa jenis sesuai dengan kondisi sumberdaya manusia yang ada, antara lain
adalah:
a. Model Praktek Keperawatan Profesional III
Melalui pengembangan model PKP III dapat berikan asuhan keperawatan
profesional tingkatIII. Pada ketenagaan terdapat tenaga perawat dengan
kemampuan doktor dalam keperawatanklinik yang berfungsi untuk melakukan
riset dan membimbing para perawat melakukan risetserta memanfaatkan
hasil-hasil riset dalam memberikan asuhan keperawatan
b. Model Praktek Keperawatan Profesional II Pada model ini akan mampu
memberikan asuhan keperawatan profesional tingkat II. Pada ketenagaan
terdapat tenaga perawat dengan kemampuan spesialis keperawatan yang
spesifikuntuk cabang ilmu tertentu. Perawat spesialis berfungsi untuk
memberikan konsultasi tentangasuhan keperawatan kepada perawat primer
pada area spesialisnya. Disamping itu melakukan riset dan memanfaatkan
hasil-hasil riset dalam memberikan asuhan keperawatan. Jumlah perawat
spesialis direncanakan satu orang untuk 10 perawat primer pada area
spesialisnya. Disamping itu melakukan riset dan memanfaatkan hasil-hasil
riset dalam memberikan asuhan keperawatan. Jumlah perawat spesialis
direncanakan satu orang untuk 10 perawat primer(1:10)
c. Model Praktek Keperawatan Profesional I. Pada model ini perawat mampu
memberikan asuhan keperawatan profesional tingkat I dan untuk itu
diperlukan penataan 3 komponen utama yaitu: ketenagaan keperawatan,
metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan. Pada model ini
adalah kombinasi metode keperawatan primer dan metode tim disebut tim
primer.
d. Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula Model Praktek Keperawatan
Profesional Pemula (MPKP) merupakan tahap awal untuk menuju model
PKP. Model ini mampu memberikan asuhan keperawatan profesional tingkat
pemula. Pada model ini terdapat 3 komponen utama yaitu: ketenagaan
keperawatan, metode pemberian asuhan keperawatan dan dokumentasi asuhan
keperawatan .

Anda mungkin juga menyukai