Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PENDAHULUAN

ARTRITIS GOUT (ASAM URAT)

Disusun oleh:

Dwi Mega Lestari


22221038

PROGRAM PROFESI NERS


INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2022
A. Definisi
Penyakit asam urat adalah suatu penyakit dimana terjadi penumpukan
kadar asam urat dalam tubuh secara berlebih, baik akibat produksi yang
meningkat, pembuangannya melalui ginjal yang menurun atau akibat
peningkatan asupan makanan tinggi purin. Gout ditandai dengan serangan
berulang dari artritis (peradangan sendi) yang akut, kadang kadang disertai
pembentukan kristal natrium urat besar. Akibatnya, terjadi penumpukan
kristal asam urat pada daerah persendian sehingga menimbulkan rasa sakit
yang luar biasa. (Sustrani, 2013).
Artritis Gout atau biasa dikenal Asam urat adalah hasil metabolisme
tubuh oleh salah satu unsur protein yang mengandung purin. Oleh karena itu
kadar asam urat didalam darah meningkat bila seseorang banyak
mengkonsumsi daging atau makanan lainnya yang mengandung purin
(Muttaqin Arif, 2008)
B. Etiologi
Beberapa faktor yang menyebabkan kadar asam urat tinggi adalah:
1. Faktor keturunan
2. Jenis kelamin, Presentase Pria : Wanita yaitu 2 : 1 pria lebih beresiko
terjadinya asam urat yaitu umur (30 tahun keatas), sedangkan wanita
terjadi pada usia menopouse (50-60 tahun)
3. Penyakit Diabetes Melitus
4. Adanya gangguan ginjal dan hipertensi
5. Tingginya asupan makanan yang mengandung purin. Misalnya
makanan yang tinggi purin : kacang-kacangan, rempelo dll.
6. Berat badan yang berlebih (obesitas)
7. Jumlah alkohol yang dikonsumsi
8. Penggunaan obat-obatan kimia yang bersifat diuretik/analgetik dalam
waktu lama
C. Tanda dan gejala
Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5 - 7 mg/dL, sedangkan
pada wanita 2,6 - 6 mg/dL. Serangan asam urat biasanya timbul secara
mendadak, kebanyakan menyerang pada malam hari. Jika asam urat
menyerang, sendi-sendi yang terserang tampak merah, mengkilat, bengkak,
kulit diatasnya terasa panas disertai rasa nyeri yang sangat hebat, dan
persendian sulit digerakan. Serangan pertama asam urat pada umumnya
berupa serangan akut yang terjadi pada pangkal ibu jari kaki, dan seringkali
hanya satu sendi yang diserang. Namun, gejala-gejala tersebut dapat juga
terjadi pada sendi lain seperti pada tumit, lutut, siku dan lain-lain.
Adapun gejala-gejalanya, yaitu:

1. Kesemutan dan linu.


2. Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur.
3. Sendi yang terkena asam urat akan terlihat bengkak, kemerahan, panas,
dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi.
4. Terasa nyeri pada sendi terjadi berulang-ulang kali.
5. Yang diserang biasanya sendi jari kaki, jari tangan, dengkul, tumit,
pergelangan tangan serta siku.
6. Pada kejadian kasus yang parah, persendian terasa sangat sakit saat
akan bergerak.

D. Patofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang
mengandung asam urat tinggi, dan sistem ekskresi asam urat yang tidak
adequat akan menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam
plasma darah (Hiperurecemia), sehingga mengakibatkan kristal asam urat
menunpuk dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan
menimbulkan respon nyeri. Biasanya, rasa nyeri yang hebat tersebut
berlangsung selama 24 jam. Selanjutnya, berangsur berkurang sampai
menghilang dalam waktu 3-7 hari. Jika kadar asam urat serangan pertama
tidak diturunkan menjadi normal, akan terjadi serangan selanjutnya dan
bersifat menahun
Nyeri yang disebabkan asam urat mengakibatkan kesulitan gerak
sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Tirnbulnya serangan kedua dan
selanjutnya sulit diprediksi. Namun, dari berbagai penelitian dikemukakan
bahwa semakin tinggi kadar asam urat, semakin sering juga terjadi serangan
nyeri dengan berbagai komplikasi (Silvia 2019)

E. Pathway

Produksi asam urat Kurangnya


berlebihan Faktor genetik pengeluaran asam urat

Gg. metabolisme purin

Meningkatnya purin dalam darah

Pelepasan Kristal monosodium urat

Penimbunan Kristal urat

Respon inflamasi

Sirkulasi daerah Akumulasi cairan pada


radang meningkat jaringan intertisial

Penekanan pada
Vasodilatasi dari Odema jaringan
jaringan sendi
kapiler
Kurangnya pengetahuan
Nyeri Akut Kekuan pada sendi pengobatan dirumah

Membatasi
Defisiensi pengetahuan
pergerakan sendi

Hambatan
mobilitas fisik
F. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi di kemudian hari, seperti benjolan pada
bagian tubuh tertentu, kerusakan tulang dan sendi, sehingga dapat terjadi
kelumpuhan, peradangan tulang ,kerusakan ligamen dan tendon (otot ), batu
ginjal, kerusakan ginjal, dan tekanan darah tinggi (hipertensi).

G. Penatalaksanaan
1. Pengobatan serangan akut dengan Colchicine 0,6 mg (pemberian oral),
Colchicine 1,0-3,0 mg (dalam NaCl intravena), phenilbutazone,
Indomethacin.

2. Sendi diistirahatkan (imobilisasi pasien)

3. Kompres dingin

4. Diet rendah purin

5. Terapi farmakologi (Analgesic dan antipiretik)

6. Colchicines (oral/IV) tiap 8 jam sekali untuk mencegah fagositosis dari


Kristal asam urat oleh netrofil sampai nyeri berkurang.

7. Nonsteroid, obat-obatan anti inflamasi (NSAID) untuk nyeri dan


inflamasi.

8. Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asam urat dan


untuk mencegah serangan.

9. Uricosuric (Probenecid dan Sulfinpyrazone) untuk meningkatkan


ekskresi asam urat dan menghambat akumulasi asam urat (jumlahnya
dibatasi pada pasien dengan gagal ginjal).

10. Terapi pencegahan dengan meningkatkan ekskresi asam urat


menggunakan probenezid 0,5 g/hari atau sulfinpyrazone (Anturane)
pada pasien yang tidak tahan terhadap benemid atau menurunkan
pembentukan asam urat dengan Allopurinol 100 mg 2 kali/hari.
H. Pencegahan
1. Pembatasan purin : Hindari makanan yang mengandung purin yaitu :
Jeroan (jantung, hati, lidah ginjal, usus), Sarden, Kerang, Ikan herring,
Kacang-kacangan, Bayam, Udang, Daun melinjo.

2. Kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan


dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan.
Penderita gangguan asam urat yang kelebihan berat badan, berat
badannya harus diturunkan dengan tetap memperhatikan jumlah
konsumsi kalori. Asupan kalori yang terlalu sedikit juga bisa
meningkatkan kadar asam urat karena adanya badan keton yang akan
mengurangi pengeluaran asam urat melalui urine.

3. Tinggi karbohidrat : Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti


dan ubi sangat baik dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat
karena akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urine.

4. Rendah protein : Protein terutama yang berasal dari hewan dapat


meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Sumber makanan yang
mengandung protein hewani dalam jumlah yang tinggi, misalnya hati,
ginjal, otak, paru dan limpa.

5. Rendah lemak : Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui


urin. Makanan yang digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega
sebaiknya dihindari. Konsumsi lemak sebaiknya sebanyak 15 persen dari
total kalori.

6. Tinggi cairan : Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui buah-
buahan segar yang mengandung banyak air. Buah-buahan yang
disarankan adalah semangka, melon, blewah, nanas, belimbing manis,
dan jambu air. Selain buah-buahan tersebut, buah-buahan yang lain juga
boleh dikonsumsi karena buah-buahan sangat sedikit mengandung purin.
Buah- buahan yang sebaiknya dihindari adalah alpukat dan durian,
karena keduanya mempunyai kandungan lemak yang tinggi.

7. Tanpa alkohol : Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat


mereka yang mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka
yang tidak mengonsumsi alkohol. Hal ini adalah karena alkohol akan
meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini akan menghambat
pengeluaran asam urat dari tubuh.

8. Olahraga ringan : Olahraga yang teratur memperbaiki kondisi kekuatan


dan kelenturan sendi serta memperkecil risiko terjadinya kerusakan sendi
akibat radang sendi. Selain itu, olahraga memberi efek
menghangatkan tubuh sehingga mengurangi rasa sakit dan mencegah
pengendapan asam urat pada ujung-ujung tubuh yang dingin karena kurang
pasokan darah. Jalan kaki, bersepeda, dan joging bisa dijadikan alternatif
olahraga untuk mengatasi rematik dan asam urat. Selain itu, olahraga yang
cukup dan teratur memperkuat sirkulasi darah dalam tubuh.

I. Pengkajian Teoritis
1. Fokus Pengkajian
Pengkajian keluarga adalah suatu tahap dimana seorang perawatan
mengambil informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga
yang dibinanya (Murwani, 2013).

2. Sumber informasi dan tahapan dalam pengkajian dapat menggunakan


metode :
a. Wawancara keluarga
b. Observasi fasilitas rumah
c. Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga dari ujung
rambut ke ujung kaki.
d. Data sekunder
contoh : hasil laboratorium, hasil X-Ray, pap smear, dan sebagainya.
Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
e. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1) Nama kepala keluarga (KK)
2) Alamat dan telepon
3) Umur
f. Pendidikan
Pendidikan atau informasi akan mempengaruhi tingkat
pemahaman dan pengetahuan keluarga penderita dan penyakit
maka hal ini akan bisa mencegah terjadinya komplikasi
(Ngastiyah, 2010).

g. Tipe keluarga
Menjelaskan tipe atau jenis keluarga serta menjelaskan kandala
yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut (Murwani,
2013).

h. Agama

Mengkaji agama yang dianut dan kepercayaan yang dapat


mempengaruhi kesehatan (Murwani, 2013).

i. Status sosial ekonomi keluarga

Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik


dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain
itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh
kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta
barang-barang yang dimiliki oleh keluarga (Murwani, 2013).

j. Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi


bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu,
namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga
merupakan aktifitas rekreasi (Murwani, 2013).

k. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga. Menurut


Murwani(2013) adalah :

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini


Dengan adanya penyakit maka akan mempengaruhi tahap
perkembangan yang sedang dijalani oleh keluarga, dengan
adanya anggota keluarga yang sakit sehingga dapat
mengakibatkan gangguan dalam tugas masing-masing
individu sesui dengan tahap perkembangan yang sedang
dijalani (Hurlock,2010).
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Hal ini perlu dikaji karena dengan mengatahui tahap
perkembangan yang belum terpenuhi akan bisa dicarikan
solusinya agar tidak memberikan pengaruh yang tidak
diinginkan terhadap anggota keluarga yang sakit
(Hurlock,2010).
3) Riwayat keluarga inti
Untuk mengetahui apakah ada riwayat penyakit genetik pada
3 generasi yang ada pada genogram, dengan mengetahui ada
tidaknya penyakit menular maka akan dapat diketahui ada
atau tidaknya keluarga yang tertular (Smeltzer, 2010).

l. Pengkajian lingkungan

1) Karateristik rumah

Dalam masyarakat yang hidupnya tinggal dalam satu rumah


yang sempit, dengan ventilasi udara kurang, serta tidak
mendapat cahaya matahari yang cukup akan mempengaruhi
kondisi kesehatan penderita dan keluarga (Hurlock,2010).

2) Karateristik tetangga dan komunitas

Tetangga dan komunitas yang memiliki tingkat kepedulian


yang tinggi akan membantu proses pengobatan dalam hal
memberikan motivasi kepada penderita untuk menjalankan
pengobatannya (Hurlock,2010).

3) Mobilitas geografis keluarga

Pengkajian dilakukan untuk mengetahui kebiasaan keluarga


berpindah tempat (Murwani, 2013).
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga menjadi suatu unit yang penting pada perawatan
kesehatan masyarakat karena setiap individu menghabiskan
sebagian besar waktunya di lingkungan keluarga (Stanhope, 2013).
5) Sistem pendukung keluarga
Keluarga dapat menjadi sarana saat pemulihan atau adaptasi
dari suatu penyakit tanpa menghiraukan penyebabnya
(Stanhope, 2013).
m. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Semakin terbuka dalam komunikasi maka akan lebih
memudahkan keluarga dalam memecahkan masalah
khususnya katarak yang dialami penderita. Jika
komunikasinya tertutup, maka akan menyulitkan dalam
pemecahan masalah yang ada dalam keluarga (Stanhope,
2013).
2. Struktur kekuatan keluarga
Hubungan keluarga yang timbal balik dapat mempengaruhi
ketenangan sebuah keluarga (Hurlock,2010).
a. Struktur peran
Dengan adanya katarak dapat mengganggu struktur peran
yang harusnya dijalani karena penderita katarak akan
mengalami kelemahan yang berakibat ketidak mampuan
beraktivitas sesuai dengan perannya (Carpenito, 2006).
b. Nilai dan norma keluarga
Kebiasaan akan mempengaruhi derajat kesehatan karena
sehat atau tidak sehatnya lingkungan kesehatan, individu,
keluarga dan masyarakat sangat tergantung dari peerilaku
manusia itu sendiri (Hurlock,2010).
3. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga yang mempunyai penderita penyakit kronis atau
cacat akan mempengaruhi fungsi dari keluarga tersebut
(Stanhope, 2013).
b. Fungsi sosial
Dengan penyakit yang diderita oleh individu akan
mengakibatkan proses sosial terganggu (Stanhope, 2013).
4. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan menurut Murwani 2013 adalah

a. Kemampuan mengenal masalah kesehatan.

Pengetahuan yang cukup akan penyakit asam urat akan


sangat membantu dalam meminimalkan terjadinya
komplikasi.

b. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan


mengenai tindakan yang tepat untuk penderita asam urat.
c. Keputusan yang tepat dapat membantu penanganan yang
cepat sehingga komplikasi dari asam urat dapat dicegah.

d. Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga


yang mengalami asam urat.

e. Kejadian asam urat tidak hanya menimpa penderita, tetapi


hal ini juga dapat mempengaruhi keluarga, hal ini
mendorong keluarga untuk dapat merawat anggota
keluarga yang sakit.
d. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
masyarakat. Kemampuan keluarga memanfaatkan
fasilitas kesehatan akan menurunka terjadinya
komplikasi penyakit asam urat yang
membutuhkan waktu cukup lama.
5. Fungsi reproduksi
Dengan penyakit yang diderita akan menyebabkan
gangguan dalam pemenuhan kebutuhan biologis pada
masing-masing individu (Stanhope, 2013).
6. Fungsi ekonomi
Ekonomi yang cukup lebih sangat mendukung tercapainya
derajat kesehatan khususnya tidak terjadinya keparahan
akan tetapi mencapai tingkat kesembuhan ddengan
dilakukan pengobatan (Hurlock,2010).
7. Stress dan koping keluarga

a. Stressor jangka pendek dan jangka panjang


Stressor merupakan faktor yang mengakibatkan adanya
masalah jika stressor ini berhubungan dengan
dilakukannya pengobatan (Hurlock,2010).
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi
Respon yang baikakan membantu dalam pencegahan dan
pengobatan pada anggota keluarga yang sakit sehingga
komplikasi dapat dicegah (Smeltzeer, 2010).
c. Strategi koping yang digunakan
Semakin baik koping yang digunakan akan semakin
memudahkan masalah teratasi, tetapi apabila strategi
koping salah akan menimbulkan masalah yang
berkelanjutan (Smeltzer, 2010).
d. Strategi adaptasi disfungsional
e. Dijelaskan adaptasi disfungsional yang digunakan
keluarga bila menghadapi permasalahan (Murwani,
2013).
n. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada penderita asam urat menurut Smeltzer,
(2010). Lakukan pemeriksaan darah, dan pemeriksaan asam urat
pada lansia yang menderita asam urat.
o. Harapan keluarga
Harapan keluarga yang besar terhadap perawatan akan
membantu dalam mengtasi masalah penyakit asam urat yang
dialami oleh anggota keluarga, dengan harapan sembuh maka
keluarga akan berusaha untuk menyembuhkan penyakit yang
dialami oleh anggota keluarga yang sakit
DAFTAR PUSTAKA

1. Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan


Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta. EGC
2. Sustrani, L. dkk. (2013) Asam Urat. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama
3. Setyowati, Sri dan Murwani, Arita. (2013). Asuhan Keperawatan Keluarga
Konsep dan Aplikasi Kasus. Edisi 1. Yogyakarta: Mitra Cendikia
4. Smeltzer & Bare. 2011. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddart Volume 2 (ed 8). Jakarta: EG
5. Wijayakusuma, H. (2006) Atasi Asam Urat dan Reumatik. Jakarta : Puspa
Swara
6. Gloria dkk, 2013. Nursing Intervensi Classification (NIC), 6th edition.
Jakarta : CV Mocomedia
7. Herdman dkk, 2015. NANDA Internasional Inc. Diagnisa Kepetawatan :
Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Ed. 10. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC\
8. Moorhed dkk, 2013. Nursing Outcome Classification (NOC), 5th edition.
Jakarta : CV Mocomedia
“ ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN ASAM URAT
DI PANTI SOSIAL LANJUT USIA HARAPAN KITA TRESNA
WERDHA TERATAI PALEMBANG ”

Oleh :

NAMA : Dwi Mega Lestari

NIM : 22221038

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU


KESEHATAN INSTITUT ILMU KESEHATAN
DAN TEKNOLOGI MUHAMMADIYAH
PALEMBANG 2022
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
PENGKAJIAN
Nama panti : Panti Sosial Lanjut Usia Harapan Kita
Tanggal masuk panti : 20 Oktober 2019
Tanggal pengkajian : 21 Maret 2022
A. Identitas demografi
1. Identitas klien
a. Nama : Ny. S
b. Umur : 83 Tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Status perkawinan : Janda
e. Agama : Islam
f. Pendidikan : SD
g. Pekerjaan :Tidak bekerja
h. Alamat : Jambi
2. Identitas keluarga/orang terdekat dengan klien
a. Nama : Ny. R
b. Alamat : pagar alam
c. No telepon :-
d. Hubungan dengan klien : Teman satu kamar
3. Riwayat kesehatan
a. Dikirim dari : Jambi
b. Alasan utama datang ke panti : Klien dikirim dari Rumah jambi
oleh tetangganya karena sudah tidak mempunyai keluarga, Suaminya
sudah meninggal, dan tidak mempunyai anak.
B. Pola Pemeliharaan Kesehatan
1. Persepsi kesehatan-manajemen kesehatan
a. Status kesehatan umum : Ny. S tidak mengetahui komposisi
makanan yang tepat dan cara menyiasati gejala asam uratnya yang
sering kambuh

b. Riwayat kesehatan terdahulu : Ny. S tidak ada penyakit bawaan


seperti asam urat, DM, hipertensi, dll
c. Riwayat kesehatan keluarga : Ny. S mengatakan di
keluarganya tidak ada penyakit keturunan
d. Genogram : Tidak ada
e. Aktivitas pencegahan penyakit : Ny. S tidak melakukan diet rendah
purin, dia memakan makanan yang diberi, dan bersyukur bisa makan
3x sehari Obat/ vitamin yang dikonsumsi
f. Obat/vitamin yang dikonsumsi : tidak ada obat yang dikonsumsi
g. Alergi makan/obat/lainya : tidak ada alergi
h. Persepsi tentang penyakit yang diderita: Ny. S mengatakan tidak
mengetahui tentang penyakitnya
i. Riwayat pengunaan alkohol/rokok/obat : tidak ada
j. Pengobatan saat ini : Tidak ada, saat ini Ny. S hanya terbaring dikasur
saja, tidak bisa beraktifitas
k. Keluhan lain : Tidak ada

Masalah keperawatan :
- gangguan mobilitas fisik
- defisit pengetahuan

2. Pola nutrisi
a. Tipe intake (makan minum) sehari-hari : Makan nasi 3x sehari, Minum ± 1
L perhari
b. Tipe intake (makan minum) terakhir : Sering menghabiskan
c. Tipe dan kualitas (makan minum) : Sering menghabiskan
d. Jumlah cairan IV (jika ada) : tidak ada
e. Diet (jika ada) : tidak ada
f. Frekuensi Makan : 3x1 ( pagi, siang, sore )
g. Gigi : utuh tidak utuh ( )
h. Perubahan yang berhubungan dengan status nutrisi
kesulitan menelan
anoreksia, mual, muntah, stomatitis
penurunan sensasi rasa
i. Perubahan BB selama 6 bulan terakhir : BB 35 kg, TB 150 cm
Keluhan lainya : tidak ada
Masalah keperawatan :
1. Pola Eliminasi/Pertukaran
a. BAK
Frekuensi dan waktu : Frekuensi dan waktu : 6 x sehari pada waktu
pagi,siang dan sore
Kebiasaan BAK pada malam hari : tidak pernah
Keluhan yang berhubungan dengan BAK: tidak ada
b. BAB
Frekuensi dan waktu : 1x sehari dan pada waktu pagi
Konsistensi : ampas
Keluhan yang berhubungan dengan BAB: tidak ada
c. Riwayat penyakit vesika urinaria : tidak ada
d. Riwayat pendarahan,konstipasi,hemoroid: : tidak ada
e. Pengkajian kulit : turgor kulit
f. Penampilan Kulit : tidak ada
g. Komplikasi kulit,ulkus,luka : tidak ada
h. Hasil lab : tidak ada

Keluhan lainya : tidak ada


Masalah keperawatan :
2. Pola aktivitas/istirahat
a. Tipe dan keteraturan latihan :
b. Aktivitas yang dilakukan : tidak ada
c. Perasaan/persepsi terhadap aktivitas :-
d. Riwayat masalah sendi/tulang belakang/kelemahan:
e. Lama tidur malam : 8 jam (21:00 s/d 05:00)
f. Lama tidur siang 2 jam (13:00 s/d15:00)
g. Kesulitan tidur : tidak ada
h. Pengunaan obat tidur :tidak ada
KATZ indeks ; termasuk kategori yang manakah klien?
A Mandiri dalam makan,(BAK,BAB),berpindah,mengunakan pakaian,pergi
ke toilet,mandi
B Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dan fungsi diatas
C Mandiri kecuali mandi,dan salah satu lagi dan fungsi lainya
D Mandiri kecuali mandi,berpakain,ketoilet,berpindah,dan salah satu lagi
dan fungsi lainya
E Mandiri kecuali mandi,berpakain,ketoilet,berpindah,dan salah satu lagi
dan fungsi lainya
F Mandiri kecuali mandi,berpakain,ketoilet,berpindah,dan salah satu lagi
dan fungsi lainya
G Ketergantungan untuk semua fungsi diatas
H Lain Lain
Keterangan : mandiri makan minum, selebihnya aktivitas dibantu
Mandiri berarti tanpa pengawasan,pengarahan atau bantuan aktif dari orang
lain.seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap tidak
melakukan fungsi,meskipun dianggap mampu.
Penjelasan :
Masalah keperawatan : hambatan mobilitas fisik
Modifikasi dari barthel index
no Kriteria Dengan Mandiri Keterangan nilai
bantuan
1 Makan 5 10 Frekuensi : 10
Jumlah :
Jenis :
2 Minum 5 10 Frekuensi : 10
Jumlah :
Jenis :
3 Berpindah dari kursi 5-10 15 5
roda ke tempat
tidur,atau sebaliknya
4 Personal(cuci muka, 0 5 Frekuensi : 0
menyisir rambut,
gosok gigi)-
5 Keluar masuk 5 10 5
toilet(mencuci
pakaian,menyeka
tubuh,menyiram)
6 Mandi 5 15 Frekuensi : 5
7 Jalan di permukaan 0 5 0
datar
8 Naik turun tangga 5 10 5
9 Mengenakan pakaian 5 10 5
10 Kontrol bowl(BAB) 5 10 Frekuensi : 5
Konsistensi :
11 Kontrol 5 10 Frekuensi : 5
bladder(BAK) Warna :
12 Olahraga/latihan 5 10 5
13 rekreasi 5 10 Frekuensi : 5
Jenis :
Jumlah :70
Interprentasi hasil :
 130 :mandiri
 62-125 : ketergantungan sebagian
 60 : ketergantungan total

Penjelasan :
Masalah keperawatan :
3. Pola persepsi/kognitif
a. Status pendengaran : normal
b. Status penglihatan : Ny. S mengatakan sudah rabun Status
perabaan
c. Status pengecapan : normal
d. Status penciuman : normal
e. Kaji orientasi terhadap waktu,orang,tempat dan daya ingat : baik
f. Komunikasi : bahasa daerah palembang
(bahasa utama,bahasa lain,kemampuan baca tulis)
g. Riwayat pingsan, kejang, atau sakit kepala :tidak ada

Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan mengunakan SPMSQ


NO PERTANYAAN BENAR SALAH
1 Tanggal berapa hari ini? √
2 Hari apa sekarang? √
3 Apa nama tempat ini? √
4 Dimana alamat bapak? √
5 Berapa umur bapak? √
6 Kapan bapak lahir? √
7 Siapa presiden indonesia √
sekarang?
8 Siapa presiden indonesia √
sebelumnya?
9 Siapa nama ibu bapak ? √
10 Kurang 3 dari 20 dan tetap 3 dari √
setiap angka baru,semua secara
menurun
Interpretasi hasil :
 Salah 0-3 : fungsi intelektual tubuh
 Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan
 Salah 6-8 : kerusakan intelektual sedang
 Salah 9-10 : kerusakan intelektual berat

Identifikasi asfek positif dari fungsi mental dengan mengunakan MMSE(mini


mental status exam) kerusakan intelektual dengan mengunakan SPMSQ (short
portable mental status quesioner)
MMSE
NO ASPEK NILAI NILAI KRITERIA
KOGNITIF MAKSIMAL KLIEN
1 Orientasi 5 3 Menyebutkan dengan
benar
 Tahun
 Musim
 Tanggal
Orientasi 5 3  Hari
 Bulan

Dimana kita sekarang


berada
 Negara indonesia
 Provinsi sumatera
selatan
 Kabupaten
 Panti
 Wisma

2 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 nama


objek(sebut oleh
pemeriksa), 1 detik untuk
mengatakan masing-
masing objek,kemudian
tanyakan kepada klien
ketiga objek tadi(untuk
disebutkan oleh klien)
 Objek
 Objek
 Objek
3 Perhatian dan 5 1 Minta klien untuk
kalkulasi memulai dari angka 100
kemudian dikurangi 7
sampai 5 kali/tingkat
 93
 86
 79
 72
 65

4 Mengingat 3 2 Minta klien untuk


mengulangi ketiga objek
pada no.2(registrasi)
tadi,bila benar 1 point
untuk masing-masing
objek
5 Bahasa 9 5 Tunjukan pada klien
suatu benda dan tanyakan
namanya pada klien :
 (misal:jam tangan)
 Misal:cangkir

Minta klien untuk


mengulangi kata berikut:
“Tidak ada
jika,dan,atau,tetapi”. Bila
benar nilai satu point.
 Pernyataan benar
2 buah: tak
ada,tetapi

Minta klien untuk


mengikuti perintah
berikut yang terdiri dari 3
langkah :
“ambil kertas ditangan
anda,lipat dua,taruh di
lantai”
 Ambil kertas
ditangan anda
 Lipat dua
 Taruh di lantai

Perintahkan pada klien


untuk hal berikut (bila
aktivitas sesuai perintah
nilai satu point)
 Tutup mata anda

Perintahkan pada klien


untuk menulis satu
kalimat dan menyali
gambar
 Menulis satu
kalimat
 Menyalin gambar

Total nilai: 14
Interpertasi hasil :
 24-30 :tidak ada gangguan kognitif
 13-23 :gangguan kognitif sedang
 0-17 :gangguan kognitif berat

Keluhan lain : tidak ada


Masalah keperawatan :gangguan kognitif sedang
Pengkajian Risiko Jatuh: Test Skala Keseimbangan Bergerak
a. Pengkajian Skala Resiko Jatuh dengan Postural Hypotensi
Reach Test (FR test) Hasil
Mengukur tekanan darah lanisa dalam Diperoleh hasil pengukuran dalam tiga
tiga posisi yaitu: posisi pada Ny.S sebagai berikut: Tidur
Tidur : 110/70 mmHg
Duduk Duduk: 120/90 mmHg
Berdiri Berdiri : 130/90 mmHg
Catatan jarak antar posisi pengukuran
kurang lebih 5– 10 menit.
KESIMPULAN Dari hasil skoring pada Ny.S diperoleh hasil skoring total =20
mmHg maka dapat dikatakan bahwa Ny.S memiliki resiko jatuh mengingat usia
Ny.S juga sudah semakin tua dan kemunduruan fungsi organ karena usia tua serta
penyakit yang di derita.

b. Fungsional reachtest (FR Tests)


ReachTest (FR test) Hasil
1.Minta lansia untuk menempel ditembok1. Lansia dapat berdiri namun
berpegangan di samping tempat tidur
Minta lansia untuk mencondongkan
Bantuan 2. Hasil pemeriksaan diperoleh <
badannya ke depan tanpa 6 ichi (5,5 inchi)
melangkahkan kakiknya. Ukur jarak
condong antara tembok dengan
punggung lansia dan biarkan
kecondongan terjadi selama1– 2
menit.
KESIMPULAN Dari hasil skoring pada Ny.S diperoleh hasil skoring total =5,5
inchi, maka dapat dikatakan bahwa Tn.S memiliki resiko jatuh.

c. TheTimeUpAna Go(TUG Test)


Berdasarkan pengkajian, didapatkan data bahwa Klien masuk dalam kategori
varable mobility yaitu dengan jumlah score24 detik.
Masalah keperawatan : Resiko Jatuh
4. Pola persepsi diri
a. Kecemasan : tidak ada
b. Berduka : tidak ada
c. Ide melakukan prilaku kekerasan: : tidak ada ( pada diri sendiri maupun
orang lain )
d. Perasaan diri yang sering dirasa sepanjang hari: tidak ada
e. Keluhan lain : tidak ada
Masalah keperawatan :tidak ada masalah keperawatan
5. Pola peran dan hubungan
a. Bentuk struktur keluarga :-
b. Cara hidup : teman sekamar
c. Peran dalam keluarga : istri
d. Persepsi diri tentang peran : -
e. Keadaan ekonomi : tidak ada penghasilan
f. Keluhan lain : tidak ada
Masalah keperawatan :
6. Pola seksualitas
a. Kecemasan terhadap seksual : tidak ada
b. Orientasi seksual : tidak ada
c. Hubungan seksual : tidak ada
d. Keluhan lainya : tidak ada
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
7. Pola koping /tolerasi stress
a. Masalah saat ini : tidak ada ( yang menyebabkan stress )
b. Krisis kesehatan saat ini : nyeri dibagian lutut
c. Psikososial : Ny. S Berharap penyakit asam urat segera
membaik dan ada acara pengobatan yang bisa ( kemampuan sosialisasi
klien pada saat sekarang, sikap klien pada orang lain, harapan-harapan
klien dalam melakukan sosialisai, kepuasaan klien dalam sosialisasi
d. Identifikasi masalah emosional :

Pertanyaan tahap I:
 Apakah klien mengalami susah tidur ?tidak
 Apakah klien merasa sering gelisah? tidak
 Apakah klien sering merasa murung atau menangis sendiri? tidak
 Apakah klien sering was-was atau khawatir? tidak

(jika jawaban ya atau lebih kurang 1 lanjutkan


ke pertanyaan tahap II)

Pertanyaan tahap II:


 Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan?
 Ada masalah atau banyak pikiran?
 Ada gangguan atau masalah dengan keluarga lain?
 Mengunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter?
 Cenderung mengurung diri?

(jika jawaban ya atau lebih


kurang 1)

Masalah Emosional Positif

8. Prinsip hidup
a. Spiritual :tidak ada
b. Kegiatan keagamaan : sholat, mengaji dan berzikir
c. Konsep/keyakinan klien tentang kematian : setiap manusia akan merasakan
kematian
d. Harapan-harapan klien: supaya hidup sehat dan sembuh mengalami sakit
asam urat
e. Kepuasan hidup :-
f. Kemampuan memecahkan masalah : -
Keluhan lain : tidak ada
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
9. Keamanan/proteksi
a. Infeksi : tidak ada
b. Suhu tubuh : 36,5 ºC
c. Gangguan teroregulasi : tidak ada
d. Penyakit autoimun : tidak ada
e. Riwayat jatuh : tidak ada
f. Resiko terhadap : tidak ada
Keluhan lain : tidak ada
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
10. Kenyamanan
a. Nausea : tida ada
b. Nyeri :2
c. Kecemasan,menangis,gangguan pola tidur,ketakutan : tidak ada

Keluhan lain : tidak ada


Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

C. Pengkajian fisik
1. Data klinik
a. Berat badan : 35 kg
b. Tinggi badan : 150 cm
c. Tingkat kesadaran : 15 (GCS)
d. Suhu : 36,5ᵒC
e. Tekanan darah : 120/90 mmHg mmHg
f. Pernafasan : 22x/m
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
2. Kepala : bersih
Keluhan : tidak ada
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
3. Leher : tidak ada nodul, tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada
pembesaran
kelenjar tiroid
Keluhan :tidak ada
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

4. Thorax dan abdomen

Paru-paru (IPPA) : tidak ada nyeri tekan, perkusi terdengar resonan


pada paru

Jantung (IPPA) : tidak ada nyeri tekan, perkusi terdengar redup


pada jantung. Aukultasi terdengar vesikuler
Abdomen (IPPA) : tidak ada ascites, peristaltic terdengar 10 x/menit,
perkusi terdengar redup, tidak kembung, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada pembesaran hati dan limpa.
Keluhan : tidak ada
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
5. Inguinal (sistem reproduksi)
Keluhan : tidak ada
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
6. Ekstremitas
Sistem muskuloskeletal
a. Range of motion : penuh, tidak penuh (jelaskan)
b. Keseimbangan jalan : normal, tidak
c. Kemampuan menggengam : normal, kuat, lemah
d. Otot ekstremitas : normal, kuat, lemah
Keluhan : nyeri dibagian lutut dan jari-jari kaki
Masalah keperawatan : nyeri akut

D. Pemeriksaan penunjang(hasil lab jika ada)


Data :tidak ada
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
E. Terapi : tidak ada
ANALISA DATA
No Data Fokus Etiologi Diagnosa
1 DS: Produksi asam urat berlebihan Nyeri akut b.d agen cedera
- Ny. S mengatakan sering Gg. metabolisme purin biologis
merasakan nyeri pada Meningkatnya purin dalam darah
lutut dan jari-jari Pelepasan Kristal monosodium urat
Penimbunan Kristal urat
kakinya
Respon inflamasi
Sirkulasi daerah radang meningkat
Vasodilatasi dari kapiler
Nyeri Akut
2 DS: Produksi asam urat berlebihan Gangguan Mobilitas Fisik
- Ny. S mengatakan semua Gg. metabolisme purin b.d Kekakuan sendi
aktivitas dibantu oleh Meningkatnya purin dalam darah
temannya kecuali makan Pelepasan Kristal monosodium urat
Penimbunan Kristal urat
dan minum
Respon inflamasi
DO: Akumulasi cairan pada jaringan
- rentang gerak menurun intertisial
Odema jaringan
(ROM)
Penekanan pada jaringan sendi
Kekuan pada sendi
Membatasi pergerakan sendi
Ganguan Mobilitas Fisik
3 DS: Produksi asam urat berlebihan Defisit pengetahuan b.d
- Ny. S mengatakan tidak Gg. metabolisme purin kurang terpapar informasi
mengetahui tentang Meningkatnya purin dalam darah
penyakitnya
Pelepasan Kristal monosodium urat
DO: Penimbunan Kristal urat
- menunjukkan persepsi Kurangnya pengetahuan tentang
yang keliru terhadap pengobatan dirumah
Defisiensi Pengetahuan
masalah

MASALAH KEPERAWATAN
1. Nyeri akut
2. Gangguan Mobilitas Fisik
3. Defisit pengetahuan

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri akut b.d agen cedera fisiologis
2. Gangguan Mobilitas Fisik b.d Kekakuan sendi
3. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
No Dx keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan Terapi relaksasi: Terapi relaksasi:
cedera fisiologis keperawatan selama 3x 24 jam Observasi: Observasi:
diharpkan klien dapat 1. Identifikasi penurunan 1. untuk mengetahui
DS: mengurangi rasa nyeri : Kontrol tingkat energi, hal hal lain yang
- Ny. S mengatakan nyeri ketiodakmampuan mengganu untuk
sering merasakan No Indikator A T berkonsentrasi, atau dilakukan teknik
nyeri pada lutut 1 Kemampuan 1 4
gejala lain yang relaksasi
dan jari-jari mengenali
2 penyebab nyeri 1 4 ,mengganggu
kakinya kemampuan kognitif 2. mengetahui
Kemampuan
menggunakan 2. monitor respon respon klien
3 teknik 2 4 terhadap relaksasi terhadap relaksasi
nonfarmakologis yang akan
Dukungan orang Terapeutik : diberikan
terdekat 1. ciptakan lingkungan
Keterangan: tenang, dan tanpa Terapeutik :
1=menurun gangguan dengan 1. Dengan
pencahayaan dan suhu lingkungan yang
2= cukup menurun nyaman klien a
ruang yang nyaman
3= sedang akan merasakan
Edukasi: rilekas dan
4= cukup meningkat
1. Jelaskan tujuan, tenang
5= meningkat manfaat dan jenis
relaksasi ( napas Edukasi:
dalam) 1. agar klien dapat
2. Anjurkan rileks dan memahami
merasakan relaksasi relaksasi apa
3. demonstrasikan dan yang akan
latih teknik relaksasi diberikan dan
manfaat dari
terapi relaksasi
2. agar relaksasi
lebih
berpengaruh
dsalam
mengurangi nyeri
dan kekakuan
otort
3. agar klien l;ebih
jelas bagaimana
cara melakukan
relaksasi tersebut
2 Gangguan Mobilitas Setelah dilakukan tindakan Dukungan mobilisasi: Dukungan
Fisik b.d Kekakuan keperawatan selama 3x 24 jam Observasi: mobilisasi:
sendi diharapkan klien dapat 1. monitor kondisi umum Observasi:
menambah rentang gerak: selama melakukan 1. untuk
DS: mobilitas fisik mobilisasi menentukan batas
- Ny. S mengatakan No Iindikator A T kemampuan
semua aktivitas 1 Kaku sendi 1 3 Terapeutik mobilisasi
dibantu oleh 2 gerakan 1 3 1. Fasilitasi aktivitas
temannya kecuali terbatas mobuilisasi dengan Terapeutik
3 Kelemahan 1 3 alat bantu 1. agar pasien bisa
makan dan minum
fisik melakukannya
2. Libatkan keluarga
DO: Keterangan:
untuk membantu secara bertahap
rentang gerak 1=menurun dengan bantuan
pasien dalam
menurun (ROM)
2= cukup menurun meningkatkan alat
pergerakan 2. Sebagai support
3= sedang
system pasien
4= cukup meningkat Edukasi: agar lebih
1. Jelaskan tujuan dan semangat
5= meningkat
prosedur mobilisasi
2. Ajarkan mobilisasi Edukasi
sederhana yang harus 1. agar pasien
dilakukan memahami
tujuan dan cara
melakukan
mobilisasi
2. sebagai contoh
agar pasien lebih
memahami

3 Defisit pengetahuan Setelah dilakukan tindakan Edukasi kesehatan: Edukasi kesehatan:


b.d kurang terpapar keperawatan selama 3x 24 jam Observasi Observasi
informasi diharapkan klien dapat 1. Identifikasi kesiapan 1. untuk mengetahui
DS: mengrtahui tentang dan kemampuan kesiapan dan
- Ny. S mengatakan penyakitnya: tingkat menerima informasi kemampuan
tidak mengetahui pengetahuan
pasien dalam
tentang No indikator A T Terapeutik menerima
penyakitnya 1 Pertanyaan 4 2 1. Berikan kesempatan
tentang informasi
untuk bertanya
DO: masalah yang
menunjukkan persepsi 2 dihadapi 4 2 Edukasi Terapeutik
yang keliru terhadap Persepsi 1. Jelaskan faktor risiko 1. agar mendapat
masalah tentang keliru yang dapat
terhadap penjelasan bagi
mempengaruhi yang belum
masalah
kesehatan diketahuinya
Keterangan
2. Ajarkan perilaku
1= menurun hidup bersih dan sehat Edukasi
2= cukup menurun 1. agar pasien
3= sedang mengertahui
4= cukup meningkat faktor yang dapat
5= meningkat
mempengaruhi
kesehatan
2. agar dapat
merubah
kebiasaan hidup
yang kurang baik

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


No Dx Hari, Implementasi Hari, Evaluasi Paraf
keperawatan tanggal tanggal
jam jam
1 Nyeri akut b.d Senin Terapi relaksasi: Senin S:
agen cedera 21-03-22 Observasi: 21-03- pasien mengatakan masih
fisiologi 1. hal lain yang 22 merasakan nyeri namun sudah
08:30 mengganggukonsetras 11:00 tau cara mengonbtrol nyeri
DS: WIB i pasien adalah WIB O:
Ny. S 08:31 11:01 Pasien masih tampakmeringis
suara” yang ada
mengatakan WIB WIB memegangi lutut
sering diisekitar 11:02 A: masalah belum teratasi
merasakan 2. pasien menerima WIB No Indikator A T
nyeri pada lutut 08:32 dengan baika akan 1 Kemampuan 1 4
dan jari-jari WIB dilakukannya mengenali
kakinya relaksasi 2 penyebab nyeri 1 4
Kemampuan
Terapeutik : menggunakan
08:33 1. Meciptakan 3 teknik 2 4
WIB lingkungan tenang, nonfarmakologis
08:34 dan tanpa gangguan Dukungan orang
WIB 11:03 terdekat
dengan pencahayaan
WIB P: Intervensi dilanjutkan
08:35 dan suhu ruang yang - Latihan napas dalam
WIB nyaman

Edukasi:
1. Menjelaskan tujuan,
manfaat dan jenis
relaksasi ( napas
dalam)
2. Menganjurkan rileks
dan merasakan
relaksasi
3. Mendemonstrasikan
teknik relaksasi napas
dalam

Gangguan Senin Dukungan mobilisasi: Senin S:


Mobilitas Fisik 21-03-22 Observasi: 21-03- Pasien mengatakan masih sulit
b.d Kekakuan 08:36 1. Memonitor kondisi 22 untuk menggerakkan kakinya
sendi WIB umum selama 11:04 dan berpindah tempat sendiri
DS: melakukan mobilisasi WIB O:
- Ny. S 11:05 Saat berpindah tempat tampak
(dengan melihat batas
mengatakan WIB pasien masih dibantu
08:37 rentan gerak pasien) 11:06 A: masalah belum teratasi
semua
WIB WIB No Iindikator A T
aktivitas Terapeutik
1. Memfasilitasi 1 Kaku sendi 1 3
dibantu oleh
2 gerakan 1 3
temannya 08:38 aktivitas mobuilisasi
terbatas
kecuali WIB dengan alat bantu 3 Kelemahan 1 3
makan dan berpegangan di bed fisik
minum tempat tidur) 11:07 P: intervensi dilanjutkan
2. Melibatkan keluarga WIB - Latihan mobilitas fisik
DO: 08:39 untuk membantu
rentang gerak WIB
pasien dalam
menurun 08:40
(ROM) WIB meningkatkan
pergerakan

Edukasi:
1. Menjelaskan tujuan
dan prosedur
mobilisasi
2. Mengajarkan
mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan

Defisit Senin Edukasi kesehatan: Senin S:


pengetahuan 21-03-22 Observasi 21-03- Pasien mengatakan belum
b.d kurang 08:41 1. Mengidentifikasi 22 mengerti tentang penyakit nya
terpapar WIB kesiapan dan 11:08 dan makanan yang harus
informasi kemampuan WIB dihindari
DS: 11:09 O:
menerima informasi
- Ny. S 08:42 WIB Tampak pasien masih bingung
mengatakan WIB Terapeutik 11:10 A:
tidak 1. Memberikan WIB Masalah belum teratasi
mengetahui No Indikator A T
kesempatan untuk
08:43 1 Pertanyaan 4 2
tentang bertanya
penyakitnya WIB Edukasi tentang
1. Menjelaskan faktor masalah yang
DO: risiko yang dapat 2 dihadapi 4 2
menunjukkan Persepsi
mempengaruhi
persepsi yang 08:44 tentang keliru
keliru terhadap kesehatan
WIB 11:11 terhadap
masalah (mengurangi WIB masalah
mengkonsumsi P:
jeroan, dan makanan Intervensi dilanjutkan
laut) - Edukasi kesehatan
2. Mengajarkan perilaku
hidup bersih dan sehat

2 Nyeri akut b.d Selasa Terapi relaksasi: Selasa S:


agen cedera 22-03-22 Observasi: 22-03- pasien mengatakan masih
fisiologi 1. hal lain yang 22 merasakan nyeri namun sudah
08:40 mengganggukonsetras 11:30 tau cara mengontrol nyeri
DS: WIB i pasien adalah WIB O:
Ny. S 08:41 11:31 Pasien masih tampak meringis
suara” yang ada
mengatakan WIB WIB memegangi lutut
sering diisekitar 11:32 A: masalah belum teratasi
merasakan 2. pasien menerima WIB No Indikator A T
nyeri pada lutut 08:42 dengan baika akan 1 Kemampuan 1 4
dan jari-jari WIB dilakukannya mengenali
kakinya relaksasi 2 penyebab nyeri 1 4
Kemampuan
Terapeutik : menggunakan
08:43 1. Meciptakan 3 teknik 2 4
WIB lingkungan tenang, nonfarmakologis
08:44 dan tanpa gangguan Dukungan orang
WIB 11:33 terdekat
dengan pencahayaan
WIB P: Intervensi dilanjutkan
08:45 dan suhu ruang yang - Latihan napas dalam
WIB nyaman

Edukasi:
1. Menjelaskan tujuan,
manfaat dan jenis
relaksasi ( napas
dalam)
2. Menganjurkan rileks
dan merasakan
relaksasi
3. Mendemonstrasikan
teknik relaksasi napas
dalam
Gangguan Selasa Dukungan mobilisasi: Selasa S:
Mobilitas Fisik 22-03-22 Observasi: 22-03- Pasien mengatakan masih sulit
b.d Kekakuan 1. Memonitor kondisi 22 untuk menggerakkan kakinya
sendi 08:46 umum selama 11:34 dan berpindah tempat sendiri
DS: WIB melakukan mobilisasi WIB O:
- Ny. S 08:47 11:35 Saat berpindah tempat tampak
(dengan melihat batas
mengatakan WIB WIB pasien masih dibantu
rentan gerak pasien) 11:36 A: masalah belum teratasi
semua
WIB No Iindikator A T
aktivitas Terapeutik
08:48 1 Kaku sendi 1 3
dibantu oleh 1. Memfasilitasi aktivitas
WIB 2 gerakan 1 3
temannya mobuilisasi dengan alat terbatas
kecuali bantu berpegangan di 11:37 3 Kelemahan 1 3
makan dan bed tempat tidur) WIB fisik
minum 08:49 2. Melibatkan keluarga P: intervensi dilanjutkan
WIB untuk membantu - Latihan mobilitas fisik
DO: 08:50 pasien dalam
rentang gerak WIB
meningkatkan
menurun
(ROM) 08:51 pergerakan
WIB
Edukasi:
1. Menjelaskan tujuan
dan prosedur
mobilisasi
2. Mengajarkan
mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan

Defisit Selasa Edukasi kesehatan: Selasa S:


pengetahuan 22-03-22 Observasi 22-03- Pasien mengatakan belum
b.d kurang 1. Mengidentifikasi 22 mengerti tentang penyakit nya
terpapar 08:46 kesiapan dan 11:38 dan makanan yang harus
informasi WIB kemampuan menerima WIB dihindari
DS: 08:47 11:39 O:
informasi
- Ny. S WIB WIB Tampak pasien masih bingung
mengatakan Terapeutik 11:40 A:
tidak 1. Memberikan WIB Masalah belum teratasi
08:48 No Indikator A T
mengetahui kesempatan untuk
WIB 1 Pertanyaan 4 2
tentang bertanya tentang
penyakitnya masalah yang
Edukasi
2 dihadapi 4 2
DO: 1. Menjelaskan faktor
08:49 Persepsi
menunjukkan WIB risiko yang dapat tentang keliru
persepsi yang 08:50 mempengaruhi 11:41 terhadap
keliru terhadap WIB kesehatan WIB masalah
masalah (mengurangi P:
08:51 mengkonsumsi Intervensi dilanjutkan
WIB jeroan, dan makanan Edukasi kesehatan
laut)
2. Mengajarkan perilaku
3. hidup bersih dan
sehat

3 Nyeri akut b.d Rabu 23- Terapi relaksasi: Rabu S:


agen cedera 03-22 Observasi: 23-03- pasien mengatakan sudah
fisiologi 09:00 1. hal lain yang 22 mampu mengiontrol nyeri
WIB mengganggu 11:45 dengan cara tarik napas dalam
DS: konsetrasi pasien WIB secara mandiri
Ny. S 09:01 11:46 O:
adalah suara” yang
mengatakan WIB WIB Tampak pasien memraktekkan
sering ada diisekitar 11:47 tarik napas
merasakan 2. pasien menerima WIB A: masalah teratasi
nyeri pada lutut dengan baika akan No Indikator A T
dan jari-jari 09:02 dilakukannya 1 Kemampuan 4 4
kakinya WIB relaksasi mengenali
2 penyebab nyeri 4 4
Terapeutik : Kemampuan
1. Meciptakan menggunakan
09:03 lingkungan tenang, 3 teknik 4 4
WIB dan tanpa gangguan 11:48 nonfarmakologis
WIB Dukungan orang
dengan pencahayaan
09:04 terdekat
WIB dan suhu ruang yang P: Intervensi dihentikan
09:05 nyaman
WIB
Edukasi:
1. Menjelaskan tujuan,
manfaat dan jenis
relaksasi ( napas
dalam)
2. Menganjurkan rileks
dan merasakan
relaksas
3. Mendemonstrasikan
teknik relaksasi napas
dalam

Gangguan Rabu 23- Dukungan mobilisasi: Rabu S:


Mobilitas Fisik 03-22 Observasi: 23-03- Pasien mengatakan sudah bisa
b.d Kekakuan 09:06 1. Memonitor kondisi 22 untuk menggerakkan kakinya
sendi WIB umum selama 11:49 dan berpindah tempat sendiri
DS: melakukan mobilisasi WIB dengan cara berpegangan
- Ny. S 11:50 ditempat tidur
(dengan melihat batas
mengatakan WIB O:
09:07 rentan gerak pasien) 11:51 Saat berpindah tempat tampak
semua
WIB WIB pasien mampu secara mandiri
aktivitas Terapeutik
A: masalah teratasi
dibantu oleh 1. Memfasilitasi
09:08 No Iindikator A T
temannya WIB aktivitas mobuilisasi 1 Kaku sendi 3 3
kecuali dengan alat bantu 2 gerakan 3 3
makan dan berpegangan di bed terbatas
minum tempat tidur) 11:52 3 Kelemahan 3 3
09:09 2. Melibatkan keluarga WIB fisik
DO: WIB untuk membantu P: Intervensi dihentikan
rentang gerak 09:10
pasien dalam
menurun WIB
(ROM) meningkatkan
pergerakan

Edukasi:
1. Menjelaskan tujuan
dan prosedur
mobilisasi
2. Mengajarkan
mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan

Defisit Rabu 23- Edukasi kesehatan: Rabu S:


pengetahuan 03-22 Observasi 23-03- Pasien mengatakan sudah mulai
b.d kurang 09:11 1. Mengidentifikasi 22 mengerti tentang penyakit nya
terpapar WIB kesiapan dan 11:53 dan makanan yang harus
informasi kemampuan WIB dihindari
DS: O:
menerima informasi
- Ny. S 09:12 -
mengatakan WIB Terapeutik 11:54 A:
tidak 1. Memberikan WIB Masalah teratasi
mengetahui No Indikator A T
kesempatan untuk
09:13 1 Pertanyaan 2 2
tentang WIB bertanya tentang
penyakitnya masalah yang
Edukasi
2 dihadapi 2 2
DO: 1. Mereviewkembali
Persepsi
menunjukkan 09:14 faktor risiko yang tentang keliru
persepsi yang WIB dapat mempengaruhi 11:55 terhadap
keliru terhadap kesehatan WIB masalah
masalah
(mengurangi P:
Intervensi dihentikan
mengkonsumsi
jeroan, dan makanan
laut)
2. Mereview kembali
perilaku hidup bersih
dan sehat

Anda mungkin juga menyukai