URETEROLITHIASIS
Defenisi
Ureterolithiasis adalah kalkulus atau batu di dalam ureter. Batu
ureter pada umumnya berasal dari batu ginjal yang turun ke ureter.
Epidemiologi
Patofisiologi
Batu pada ureter umumnya berasal dari batu pada ginjal yang tidak
terlalu besar yang turun. Pembentukan batu biasanya dimulai di kaliks dan
pelvis, kemudian dapat menyebar ke ureter dan vesikaurinaria. Dapat juga
terbentuk di saluran kemih bagian bawah. Sehingga komposisinya sama
dengan batu ginjal. Batu berukuran kecil (<5mm) dapat keluar spontan
sedangkan yang berukuran lebih besar menetap dalam ureter
àperiureteritis dan obstruksi kronis (hidronefrosis).
Etiologi
Idiopatik
Gangguan aliran urine: fimosis, striktur uretra, stenosis meatus,
hipertrofi prostat, refluks vesiko-ureter, ureterokel, konstriksi
hubungan ureteropelvik
Gangguan metabolisme: hiperparatiroidisme, hiperurisemia,
hiperkalsiuria
Infeksi saluran kemih oleh mikroorganisme penghasil urea (proteus
mirabilis)
Dehidrasi: kurang minum, suhu lingkungan tinggi
Benda asing: fragmen kateter, telur skistosoma
Jaringan mati (nekrosis papilla ginjal)
Multifactor: anak di Negara sedang berkembang, penderita
multitrauma
Gambaran Klinis
Diagnosis
1. Anamnesis
Nyeri perut bagian kanan bawah, nyeri pinggang, nyeri saat miksi,
mual, hematuri
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Terlihat pembesaran pada daerah pinggang atau abdomen sebelah
atas. Pembesaran ini mungkin karena hidronefrosis.
Palpasi
Ditemukan nyeri tekan pada abdomen sebelah atas. Bisa kiri,
kanan atau dikedua belah daerah pinggang. Pemeriksaan bimanual
dengan memakai dua tangan atau dikenal juga dengan nama tes
Ballotement. Ditemukan pembesaran ginjal yang teraba disebut
Ballotement positif.
Perkusi
Ditemukan nyeri ketok pada sudut kostovertebra yaitu sudut
yang dibentuk oleh kosta terakhir dengan tulang vertebra.
3. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
a) Urinalisis
Makroskopik didapatkan hematuria.
Mikroskopik ditemukan sedimen urin yang menunjukkkan
adanya leukosituria, kristal-kristal pembentuk batu.
Pemeriksaan kimiawi ditemukan pH urin lebih dari 7,6
menunjukkan adanya pertumbuhan kuman pemecah urea
dan kemungkinan terbentuk batu fosfat. Bisa juga pH urin
lebih asam dan kemungkinan terbentuk batu asam urat.
Pemeriksaan kultur urin menunjukkan adanya pertumbuhan
kumanpemecah urea.
Pemeriksaan Faal Ginjal. Pemeriksaan ureum dan kreatinin
adalah untuk melihat fungsi ginjalbaik atau tidak.
Pemeriksaan elektrolit untuk memeriksa factor penyebab
timbulnya batu antara lain kadar kalsium, oksalat, fosfat
maupun urat di dalam urin.
b) Pemeriksaan Darah Lengkap
Dapat ditemukan kadar hemoglobin yang menurun akibat
terjadinya hematuria. Bisa juga didapatkan jumlah lekosit
yang meningkat akibat proses peradangan di ureter.
c) Radiologis
Foto BNO-IVP untuk melihat lokasi batu, besarnya batu,
apakah terjadi bendungan atau tidak. Pada foto BNO batu yang
dapat dilihat disebut sebagai batu radioopak, sedangkan batu yang
tidak tampak disebut sebagai batu radiolusen, berikut ini adalah
urutan batu menurut densitasnya, dari yang paling opak hingga
yang paling bersifat radiolusen : calsium fosfat, calsium oxalat,
magnesium amonium fosfat, sistin, asam urat, xantine.
Penatalaksanaan
Medikamentosa