Anda di halaman 1dari 5

6. Sebutkan penyakit yang menyebabkan pembengkakan pada wajah dan perut?

1. GNAPS (Glomerulonefritis Akut Paska Streptokokus)


Edema yang terjadi berhubungan dengan penurunan laju filtrasi glomerulus
(LFG/GFR) yang mengakibatkan ekskresi air, natrium, zat-zat nitrogen mungkin
berkurang, sehingga terjadi edema dan azotemia. Peningkatan aldosteron dapat juga
berperan pada retensi air dan natrium. Dipagi hari sering terjadi edema pada wajah
terutama edem periorbita, GFR biasanya menurun (meskipun aliran plasma ginja
biasanya normal) akibatnya, ekskresi air, natrium, zat-zat nitrogen mungkin
berkurang, sehingga terjadi edema dan azotemia. Peningkatan aldosteron dapat juga
berperan pada retensi air dan natrium. Dipagi hari sering terjadi edema pada wajah
terutama edem periorbita, meskipun edema paling nyata dibagian anggota bawah
tubuh ketika menjelang siang. Derajat edema biasanya tergantung pada berat
peradangan glomeurulus, apakah disertai dengan payah jantung kongestif, dan
seberapa cepat dilakukan pembatasan garam.
2. Kwarshiorkor
Gejala terpenting adalah pertumbuhan yang terhambat, berat dan tinggi badan lebih
rendah dibandingkan dengan BB baku. Penurunana BB ini tidak mencolok atau
mungkin tersamar bila dijumpai edema anasarka.
Sebagian besar kasus menunjukkan adanya edema, baik derajat ringan maupun
berat. Edema ini muncul dini, pertama kali terjadi pada alat dalam, kemudian muka,
lengan, tungkai, rongga tubuh, dan pada stadium lanjut mungkin edema anasarka.

3. Sindrom Nefrotik
Edema merupakan gejala utama, bervariasi dari bentuk ringan sampai berat
(anasarka) dan merupakan gejala satu-satunya yang nampak. Edema mula-mula
nampak pada kelopak mata terutama pada waktu bangun tidur. Edema yang hebat
atau anasarka sering disertai edema pada genitalia eksterna. Selain itu juga edema
anasarka ini dapat menimbulkan diare atau hilangnya nafsu makan karena edema
mukosa usus. Akibat anoreksia dan proteinuria masif, anak dapat menderita PEM.
Hernia umbilikalis, dilatasi vena, prolaps rektum dan sesak napas dapat pula terjadi
akibat edema anasarka ini.
4. Konjungtivitis
Muka bengkak adalah salah satu kondisi tanda bahwa seseorang mengalami
konjungtivitis atau infeksi/radang selaput transparan di mana letaknya ada di kelopak
mata permukaan dalam. Jadi pada kasus ini, area sekitar bagian luar bola matalah
yang mengalami edema. Bahkan pembuluh darah akan lebih nampak sewaktu terkena
radang, padahal letaknya ada di dalam konjungtiva.

5. Sindrom Cushing
Bengkak pada wajah dapat juga disebabkan oleh sindrom Cushing di mana
bengkaknya wajah disebabkan oleh lemak menumpuk. Pada kasus penyakit
ini, lemak bisa secara perlahan terakumulasi pada bagian abdomen, belakang leher
maupun yang lainnya, terkecuali kaki dan lengan. Saat kelenjar adrenal terlalu tinggi
memroduksi hormon kortisol, sindrom Cushing pun terjadi.

6. Hipertiroidisme dan Hipotiroidisme


Kondisi di mana kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan maka
disebut dengan istilah hipertiroidisme. Sementara itu untuk kondisi di mana kelenjar
tiroid kurang begitu aktif dalam produksi hormon tiroid, inilah yang dinamakan
dengan kondisi hipotiroidisme. Kesamaan gejala pada kedua kondisi adalah muka
yang bisa membengkak.

7. Angioedema
Angioedema merupakan edema local dengan batas yang jelas yang melibatkan
lapisan kulit yang lebih dalam (jaringan subkutan). Bisa terjadi dimanapun, tetapi
paling sering terjadi pada daerah mulut, kelopak mata dan genitalia. Pada
angioedema tanpa disertai urtikaria terdapat edema subkutan yang cukup besar dan
terasa nyeri yang disebabkan oleh trauma mekanik ringan. Edema ini bisa terjadi
pada jaringan submucosa usus yang dapat memberikan gejala kolik, sedangkan pada
laring menyebabkan gejala sufokasi. Gejala ini dapat menetap sampai beberapa hari
bila tidak dilakukan pengobatan yang memadai.

8. Gagal Jantung kongestif


Gagal jantung kongestif merupakan keadaan dimana fungsi jantung sebagai
pemompa untuk mengantarkan darah yang kaya oksigen ke tubuh tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan tubuh. Keadaan dimana darah kembali ke lengan, tungkai,
pergelangan kaki, kaki, hati, paru-paru atau organ-organ lainnya; tubuh menjadi
macet. Inilah yang disebut gagal jantung kongestif.
Gejala awal dari gagal jantung kongestif adalah kelelahan. Ketika tubuh menjadi
terlalu terbebani dengan cairan dari gagal jantung kongestif, pembengkakan (edema)
dari pergelangan-pergelangan kaki, kaki atau perut mungkin tejadi. Cairan ekstra
dalam tubuh mungkin menyebabkan kencing yang meningkat, terutama pada malam
hari. Akumulasi dari cairan dalam hati dan usus-usus mungkin menyebabkan mual,
nyeri perut, dan nafsu makan yang berkurang.
9. Nefritis
Nefritis adalah kerusakan pada bagian glomerulus ginjal akibat infeksi kuman
umumnya bakteri Streptococcus. Akibat nefritis ini seseorang akan menderita uremia
atau edema. Uremia adalah masuknya kembali urin (C5H4N4O3) dan urea ke dalam
pembuluh darah sedangkan edema adalah penimbunan air di kaki karena
terganggunya reabsorpsi air. Nefritis akut banyak diderita oleh anak-anak dan remaja
yang disebabkan oleh infeksi penyakit menular. Sedangkan nefritis kronis yang
diderita oleh orangtua ditandai dengan tekanan darah tinggi dan pengerasan
pembuluh darah ginjal.
Gejala yang ditimbulkan penyakit ini adalah mengeluh rasa dingin, demam, sakit
kepala, sakit punggung, bengkak di daerah sekitar kelopak mata, muntah-muntah,
sulit buang air kecil, keluarnya nanah pada air seni, hematuria (darah di dalam air
kemih), proteinuria (protein di dalam air kemih), nyeri pada saat mengeluarkan air
seni, dan air seni berubah warna menjadi keruh.

10. Sistemik Lupus Eritematosus (SLE)


Sistemik Lupus Eritematosus (SLE) adalah penyakit autoimun yang kompleks
ditandai oleh adanya autoantibodi terhadap inti sel dan melibatkan banyak sistem
organ dalam tubuh.
Manifestasi klinis lupus pada ginjal (lupus nephritis) terjadi pada kira-kira 50%
pasien dengan lupus. Gambaran klinis bervariasi dari kelainan yang asimtomaik
sampai terjadinya hipertensi, edema, sindrom nefrotik full-blown atau gagal ginjal
yang progresif. Manifestasi lupus pada ginjal jarang menjadi manifestasi awal lupus,
tetapi sering ditemukan variasi derajat proteinuria, darah dalam urin dan abnormalitas
sedimen urin pada ¼ penderita lupus. Pada stadium lanjut dapat menjadi komplikasi
yang serius sehingga menyebabkan kematian.
SUMBER:
- Setiati Siti, dkk. (Ed). 2014. Buku Ilmu Penyakit Dalam jilid II. VI.
Jakarta. InternaPublishing. Hal.2048-2058.

Anda mungkin juga menyukai