GLOMERULONEFRITIS

AKUT PASCA
STREPTOCOCCUS
Epidemiologi
• Sering terjadi pada usia 6-7 tahun
• Penelitian multisemester di Indonesia => 2,5 – 15 tahun dengan rata-
rata usia tertinggi 8,46 dan rasio ♂ : ♀ = 1, 34 : 1
Etiologi
• Infeksi group A B-hemolytic streptococci (GABHS) => peradangan
glomerulus
• Ditandai dengan adanya gejala nefritik => hematuria, edema,
hipertensi, oligouria akut
Gejala Klinik
• Simtomatik<Asimtomatik
• Asimtomatik => kelainan sedimen urin (hematuria mikroskopik) disertai Riwayat
kontak dengan penderita GNAPS simtomatik
• Simtomatik => - Periode laten
- Edem
- Hematuria
- Hipertensi
- Oligouria
- Gejala Kardiovaskular => edema paru
- Geja;a lain (pucat, malaise, retargi, anoreksia)
Kelainan Laboratorium
• Urin => - Proteinuria
- Hematuria mikroskopis
• Darah=> - Reaksi serologis
- Aktivitas komplemen
- LED walaupun gejala klinik sudah menghilang
Patofisiologi
Radang pd glomerulus => filtrasi glomeruli berkurang => reabsorbsi di
tubulus proksimalis dan reabsprbsi tubulus distal => retensi Na dan
air => edema dan hipertensi
Diagnosis
Pada umumnya kriteria yang digunakan adalah :
• Adanya full brown case disertai hematuria, hipertensi, edema,
oligouria
• Pemeriksaan Lab => ASTO dan C3 dan pemeriksaan lain adanya
torak eritrosit, hematuria dan proteinuria
• Biakan streptococcus B hemolitikus grup A positif(+)
Pada GNAPS asimtomatik didasarkan atas kelainan sedimen urin
(hematuria mikroskopik), proteinuria dan kontak dengan penderita
GNAPS
Pengobatan
• Istirahat
• Diet
• Pemberian antibiotic
• Simtomatik ( bendungan sirkulasi, hipertensi, gangguan ginjal akut)
Pemantauan Penyakit dan Prognosis
• Dapat sembuh total dalam waktu 1-2 minggu bila tidak ada komplikasi
• Perjalanan penyakit = fase akut(1-2 minggu) => gejala laboratorik
hilang(1-12 bulan)
• Kasus GNAPS pada anak 85-95% sembuh total, sendangkan pada
dewasa 50-75% GNAPS dapat berlangsung kronis
• Walaupun prognosis GNAPS baik, kematian bisa terjadi terutama
dalam fase akut akibat gangguan ginjal akut, edema paru akut, atau
ensefalopati hipertensi