Anda di halaman 1dari 7

ANALISA SINTESA

Direct Observation Procedural Skill (DOPS)

Nama : Muhammad Zaen Fahlefi


NPM : 1614901110141
Ruangan : ICU RSUD Ratu Zaleha Martapura

1. Identitas pasien :
Ny.M ( 60 Tahun)

2. Diagnosa medis :
Susp SH + Epilepsi

3. Tindakan Keperawatan :
Mengoperasikan infuse pump (Infus RL Drip D.40% 16 tpm dengan volume
500 ml)

4. Diagnose keperawatan ?
Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
melalui rute abnormal

5. Data
Ny.M (60 Tahun) dibawa ke ruang ICU dengan diagnosa medis dengan
diagnose medis Susp SH + Epilepsi . Dengan vital sign HR : 110 x/m, RR : 28
x/m, T : 36,2 °C dan SpO2 : 100%. GCS : E; 1, V; 1, M;1, pasien menggunakan
alat bantu nafas nasal kanul 1 lpm, terpasang selang NGT dan terpasang DC.

6. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional :

No Prinsip Tindakan Rasional


.
1. Mengucapkan salam, verifikasi data, Bentuk komunikasi terapeutik.
menjelaskan tujuan, manfaat serta
meminta persetujuan.

2. Menyiapkan alat dan mencuci tangan Mencegah transmisi mikroorganisme

3. Meminta izin pada pasien sebelum Menerapkan etika keperawatan


melakukan tindakan

4. Hubungkan kabel infuse pump Agar infuse pump dapat beroperasi


dengan kontak listrik

5. Tekan tombol on/off sampai display Untuk memulai setting kecepatan


menunjukkan 000.0 ml/H pemberian

6. Masukkan angka kecepatan (dalam Memasukkan angka sesuai advice


ml/jam) yang dikehendaki

7. Tekan tombol dibawah vol, hingga Kecepatan sudah disetting


muncul tanda dibawah vol

8. Masukkan banyaknya cairan yang Memasukkan banyaknya cairan


dibutuhkan pasien dalam ml sesuai yang tertera pada botol/infus
cairan atau advice yang diberikan

9. Tekan vol lagi hingga tanda hilang Setting banyaknya cairan sudah
disetting

10. Tekan time hingga muncul tanda Kecepatan sudah disetting


dibawah time

11. Masukkan total waktu jika Menyesuaikan klien sesuai dengan


dikehendaki setting

12. Tekan time hingga muncul rate Kecepatan waktu diliat sesuai dengan
dengan tanda dibawahnya settingan sebelumnya

13. Tekan rate hingga tanda hilang, Kecepatan sudah disetting


angka rate pindah ke display besar

14. Tekan start/stop untuk menjalankan Memulai pemberian cairan yang


pump sudah disetting sebelumnya

7. Tujuan tindakan tesebut dilakukan :


1. Ketepatan pemberian cairan
2. Agar dihasilkan volume cairan sesuai dengan yang dibutuhkan pasien

8. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara


pencegahannya :

No Bahaya yang mungkin muncul Pencegahannya


.
1. Salah melakukan setting volume Setting harus benar-benar
dan kecepatan infus diperhatikan, sebelumnya lihat jumlah
pemberian dibuku status/lembar
observasi pasien, akan berakibat
kepada pasien jika salah setting
pemberian (kelebihan/kekurangan
cairan)

9. Evaluasi (hasil yang didapat dan maknanya) ?


- Infuse pump sudah selesai disetting dan dioperasikan
- Air dalam infus mengalir baik sesuai settingan infuse pump

Martapura, Januari 2017

Preseptor Akademik (CT) Preseptor Klinik (CI),

(Hj.Noor Khalilati, Ns,M.Kep.) ( Fitria Agustina, S.Kep.,


Ns )
ANALISA SINTESA
Direct Observation Procedural Skill (DOPS)

Nama : Muhammad Zaen Fahlefi


NPM : 1614901110141
Ruangan : ICU RSUD Ratu Zaleha Martapura

1. Indentitas Klien : Tn.A


2. Diagnosa medis : CHF ( Chronic Hearth Failure)
3. Data
Saat perawat melakukan pengkajian pasien mengatakan merasa sesak
napas, keluarga dan pasien mengatakan, bahwa pasien tidak bisa
mengeluarkan dahak karena reflek batuk yang menurun, terdengar suara
gurgling di trakea, R: 30 x/menit, TD: 113/ 65 mmHg, T: 37,7 ° C, N: 64
x/menit.
Tindakan keperawatan: Nebulizer
4. Diagnosa keperawatan : Ketidak efektifan bersihan jalan nafas b.d
Penumpukan Sekret (00031)
5. Prinsip tindakan dan rasional
Tindakan Rasional
 Tahap Pre Interaksi  Tahap Pre Interaksi
1. Melakukan feed back status klien 1. Ketepatan tindakan yang akan
2. Mencuci tangan dilakukan
3. Menyiapkan alat 2. Mencegah penyebaran
- Nebulizer set dan masker mikroorganisme
- Air steril 3. Dengan menyiapkan alat
- Obat yang diperlukan (Bisolvon) dengan benar maka dapat
mempermudah dalam
pemberian nebulizer
 Tahap Orientasi  Tahap Orientasi
1. Memberi salam 1. Menerapkan etika islami
2. Mendekatkan alat 2. Memudahkan saat tahap kerja
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur serta 3. pasien memahami tujuan
meminta persetujuan pasien dilakukan tindakan dan
informed consend

Tahap Kerja  Tahap Kerja


1. Menjaga privasi klien 1. tindakan yang dilakukan
2. Atur posisi pasien senyaman mungkin mungkin membuat pasien
3. Menempatkan meja/troly di samping malu
pasien yang berisi set nebulizer 2. Posisi yang menurut pasien
4. Mengisi nebulizer dengan obat yang nyaman dapat mengurangi
dianjurkan dokter (Bisolvon 20 tetes) sesak yang dirasakan
dan air steril 4-6 cc 3. Memudahkan dalam
5. Hubungkan nebulizer dengan sumber melakukan tindakan nebulizer
listrik, pilih tekanan nebulizer yang 4. Mejaga kelembapan mukosa
sesuai, dan memastikan alat dapat serta memudahkan cairan
berfungsi dengan baik lalu pasangkan menguap menjadi aerosol.
masker pada klien hidupkan nebulizer 5. Dengan menghirup uap yang
serta instruksikan klien untuk berasal dari nebulizer, akan
menghirup uap yang dihasilkan mempercepat kerja dari obat
nebulizer dan bernapas panjang. yang diberikan
6. Setelah obat yang diberikan telah habis 6. Agar pasien terlihat rapi.
menjadi uap, matikan nebulizer. Lalu
rapikan pasien dan bersihkan mulut
serta hidung dengan tissue.

 Tahap Terminasi
 Tahap Terminasi
1. Merapikan alat
1. Etika kerapian
2. Menanyakan perasaan klien setelah
2. Memvalidasi tindakan yang
dilakukan skin Nebulizer
sudah dilakukan
3. Mendoakan kesembuhan klien
3. Menerapkan etika islami
4. Berpamitan
4. Menerapkan etika keperawtan
5. Cuci tangan
5. Mencegah penyebaran
6. Dokumentasi
mikroorganisme
6. Untuk pencatatan buku status
dan pencatatan hasil

6. Tujuan tindakan
 Sekret menjadi lebih encer dan mudah untuk dikeluarkan.
 Frekuensi nafas dalam rentang normal (12-20x/m).
7. Bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan dan cara pencegahannya
Pemberian obat melalui nebulizer harus disesuaikan dengan kondisi klien.
Pemberian yang terlalu lama dan dosis yang terlalu tinggi akan
mengakibatkan kelemahan otot-otot pernafasan yang selanjutnya akan
terjadi depresi pernafasan. Apabila kondisi ini tidak segera ditangani akan
meningkatkan resiko gagal nafas.
Cara pencegahannya :
Perlu pemantauan atau observasi selama proses nebulizer dilakukan dan
lebih hati–hati dalam pemberian dosis obat, sesuaikan dengan order yang
diberikan oleh dokter.

8. Analisa sintesa
Refleks batuk menurun

Penumpukan sekret

Obstruksi jalan nafas

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

Nebulezer

9. Evaluasi (hasil yang didapat)


Klien mengatakan merasa lebih nyaman dan sesaknya berkurang setelah
dilakukan Nebulizer, tidak terdengar suara gargling di trakea, R: 24
x/menit.
Martapura, Januari 2017
Ners muda,

( Muhammad zaen fahlefi )

Preseptor Klinik

(……………………………..)

Anda mungkin juga menyukai