Anda di halaman 1dari 4

Cara Menghitung TKS BPR: Cash Ratio (CR)

pokebanking.blogspot.com/2017/07/cara-menghitung-tks-bpr-cash-ratio-cr.html

July 29, 2017

Aspek Likuiditas lainnya dalam perhitungan Tingkat Kesehatan Bank (TKS) adalah Cash
Ratio (CR). Setelah sebelumnya membahas Loan To Deposit Ratio (LDR), pembahasan
kali adalah Cash Ratio. Secara umum, Cash Ratio digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya yang harus segera dibayar dengan
alat-alat liquid yang dimilikinya. Semakin tinggi dari rasio ini menandakan semakin tinggi
pula kemampuan Bank dalam memenuhi kewajibannya. Cash Ratio dalam perhitungan
TKS Bank diberi nilai 5 poin. Suatu Bank/ BPR memiliki rasio yang sehat apabila
persentasinya lebih besar atau sama dengan 4,05%. Untuk itu, dibawah akan diberikan
uraian sederhana namun menurut pokebank akan membantu pemahaman kita tentang
rasio ini.

Untuk video tutorialnya dalam bentuk video excel dapat dilihat pada link dibawah ini:

1. Rumus Rasio Kas (CR)

Rasio CR = (Alat Liquid / Hutang Lancar) x 100%

1/4
Dimana :
Alat-Alat Likuid:
a. Kas (segala uang tunai baik kertas maupun logam yang ada di BPR)
b. Giro (penempatan pada bank lain dalam bentuk giro)
c. Selisih Tabungan Antar Bank (selisih penempatan bank bersangkutan pada bank
lain setelah dikurangi dengan penempatan bank lain pada bank bersangkutan)
Hutang Lancar:
a. Kewajiban Segera (kewajiban bank kepada pihak lain yang sifatnya harus segera
dibayar, misalnya utang bunga, utang pajak, kewajiban kepada pemerintah lainnya,
dan lain sebagainya)
b. Tabungan (penempatan dana kepada Bank/ BPR bersangkutan yang
penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu, tidak terikat jangka waktu. Artinya
dapat dilakukan setiap saat)
c. Deposito (penempatan dana kepada Bank/ BPR bersangkutan oleh masyarakat
atau pihak lain yang hanya dapat ditarik setelah melewati waktu jatuh temponya.
Jadi penarikannya tidak bisa dilakukan setiap saat tetapi berdasar pada jangka
waktu)

2. Penilaian Rasio Kas (CR)

NK = ((Rasio - 0%) x 100) / 0,05

Dimana:

Jika diperoleh Rasio = 0, Maka NK = 0


Apabila rasio mengalami kenaikan 0,05% dari 0, maka NK + 1, dan maksimal poin
yang dapat diberikan adalah 100 poin.

3. Hasil Penilaian (HP) Akhir


Berdasarkan nilai NK di atas, maka formula untuk mendapatkan Hasil Penilaian Akhirnya
adalah:

HP = (NK x Bobot) / 100


HP = (NK x 5) / 100

4. Kriteria Rasio Kas


Penentuan sehat atau tidaknya rasio ini adalah berdasarkan kriteria limit dibawah ini:

Sehat >= 4,05% Sehat


Cukup Sehat >= 3,30% s/d < 4,05%
Kurang Sehat >= 2,55% s/d < 3,30%
Tidak Sehat < 2,55%

2/4
Contoh Perhitungan Ratio Ini:

Jika diketahui data dalam neraca sebagai berikut, Alat Likuid: Kas Rp. 65 ribu, Giro Rp.
135.057 ribu, Tabungan Pada Bank Lain Rp. 606.809 ribu, Tabungan Bank Lain Pada
Bank Rp. 0. Dan Hutang Lancar: Kewajiban Segera Rp. 9.230 ribu, Tabungan Rp.
1.345.135 ribu dan Deposito Berjangka Rp. 1.454.000 ribu. Maka berapa besar Rasio
CRnya?

Pembahasan:

Rasio CR
= Alat Likuid / Hutang Lancar x 100%
= (65 + 135.057 + 606.809 - 0) / (9.230 + 1.345.135 + 1.454.000) x 100%
= (741.931 / 2.808.365) x 100%
= 26,42%
Berdasarkan kriteria yang ditentukan, maka rasionya tergolong SEHAT.

Nilai Kredit (NK)


= Rasio x 100 / 0,05
= 26,42% x 100 / 0,05
= 528,4
= 100 (diperhitungkan maksimal 100 poin)

Hasil Penilaian
= NK x Bobot

3/4
= 100 x 5 /100

=5

Dibawah ini adalah hasil penilaian akhir perhitungannya:

4/4

Anda mungkin juga menyukai