Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAULUAN PASIEN DENGAN PNEUMONIA DI RUANGAN

INTEREN RSUD CENDRAWASI DOBO

DI SUSUN OLEH:

NAMA : NOVITA S. URDJEL


NIM : P.1911155

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PASAPUA


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
AMBON
2022
LEMBARAN PENGESAHAN

Laporan pendahuluan : Pneumonia

Disusun oleh : Novita s.urdjel

Nim : p.1911155

Program : Strata Satu ( S1 )

Program study : S1 Keperawatan

Dobo , Maret 2022

Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(..............................................) (................................................)
PENUMONIA

A. DEFINISI
Pneumonia adalah suatu infeksi dari satu atau dua paru-paru yang biasanya
disebabkan oleh bakteri-bakteri, virus-virus, atau jamur. Pneumonia adalah infeksi
yang menyebabkan paru-paru meradang. Kantung-kantung udara dalam paru
yang disebut alveoli dipenuhi nanah dan cairan sehingga kemampuan menyerap
oksigen menjadi kurang. Di dalam buku “Pedoman Pemberantasan Penyakit ISPA
untuk Penanggulangan Pneumonia pada Balita”, disebutkan bahwa pneumonia
merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) yang
mengenai bagian paru (jaringan alveoli) (Depkes RI, 2004:4)

B. ETIOLOGI
1. Pneumonia oleh bakteri.
Heiskansen et.al (1997) menjelaskan bahwa “S. pneumoniae adalah jenis
bakteri penyebab pneumonia pada anak-anak di semua umur berdasarkan
komunitas penyakit pneumonia. Sedangkan M. pneumoniae dan Chlamydia
pneumoniae adalah penyebab utama pneumonia pada anak di atas umur 5
tahun.” Begitu pertahanan tubuh menurun oleh sakit, usia tua, atau malnutrisi,
bakteri segera memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan. Seluruh
jaringan paru dipenuhi cairan dan infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh
tubuh melalui aliran darah. Pneumonia yang dipicu bakteri bisa menyerang
siapa saja, mulai dari bayi sampai usia lanjut. Pada pencandu alkohol, pasien
pasca-operasi, orang-orang dengan penyakit gangguan pernapasan, dan
penurunan kekebalan tubuh adalah golongan yang paling berisiko. Anak-anak
juga termasuk kelompok yang rentan terinnfeksi penyakit ini karena daya
tahan tubuh yang masih lemah.
Penelitian lainnya menyebutkan bahwa S.pneumoniae diidentifikasikan
sebagai agen etiologi pada 34 dari 64 pasien (53%) dan pada 34 dari 43
pasien (79%). S.pneumonia adalah pathogen teridentifikasi yang sering
ditemukan pada pasien di segala usia walaupun tidak ada hubungan antara
usia dan kemungkinan jenis darah positif terinfeksi (Wall., et al: 1986).
2. Pneumonia oleh virus
Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan oleh virus.
Sebagian besar virus-virus ini menyerang saluran pernapasan bagian atas
(terutama pada anak). Namun, sebagian besar pneumonia jenis ini tidak berat
dan dapat disembuhkan dalam waktu singkat. Bila infeksi terjadi bersamaan
dengan virus influensa, gangguan ini masuk ke dalam tingkatan berat dan
kadang menyebabkan kematian. Virus yang menginfeksi paru akan
berkembang biak walau tidak terlihat jaringan paru yang dipenuhi cairan.
3. Pneumonia oleh Mikoplasma
Mikoplasma adalah agen terkecil di alam bebas yang menyebabkan
penyakit pada manusia. Mikoplasma tidak bisa diklasifikasikan sebagai virus
maupun bakteri walaupun memiliki karakteristik keduanya. Pneumonia yang
dihasilkan biasanya berderajat ringan dan tersebar luas. Mikoplasma
menyerang segala jenis usia. Tetapi paling sering pada anak pria remaja dan
usia muda. Angka kematian sangat rendah, bahkan pada orang yang tidak
menjalani pengobatan.
Pneumonia jenis ini berbeda gejala dan tanda fisiknya bila dibandingkan
dengan pneumonia pada umumnya. Oleh karena itu, pneumonia yang diduga
disebabkan oleh virus yang belum ditemukan ini sering disebut Atypical
Pneumonia ‘pneumonia yang tidak tipikal
4. Pneumonia jenis lainnya
Pneumonia lain yang jarang ditemukan, yakni disebabkan oleh masuknya
makanan, cairan, gas, debu maupun jamur. Pneumocystitis Carinii Pneumonia
(PCP) yang diduga disebabkan oleh jamur, adalah salah satu contoh dari
pneumonia jenis lainnya. PCP biasanya menjadi tanda awal serangan penyakit
pada pengidap HIV/AIDS. PCP dapat diobati pada banyak kasus. Namun, bisa
saja penyakit ini muncul lagi beberapa bulan kemudian. Rickettsia (golongan
antara virus dan bakteri yang menyebabkan demam Rocky Mountain, demam
Q, tipus, dan psittacosis) juga mengganggu fungsi paru.

C. PATOFISIOLOGI
Gejala dari infeksi pneumonia disebabkan invasi pada paru-paru oleh
mikroorganisme dan respon sistem imun terhadap infeksi.Meskipun lebih dari
seratus jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan pneumonia, hanya sedikit
dari mereka yang bertanggung jawab pada sebagian besar kasus.Penyebab
paling sering pneumonia adalah virus dan bakteri. Penyebab yang jarang
menyebabkan infeksi pneumonia ialah fungi dan parasit.
1. Virus
Virus menyerang dan merusak sel untuk berkembang biak.Biasanya
virus masuk kedalamparu-paru bersamaan droplet udara yang terhirup
melalui mulut dan hidung.setelahmasuk virus menyerang jalan nafas dan
alveoli. Invasi ini sering menunjukan kematiansel, sebagian virus langsung
mematikan sel atau melalui suatu tipe penghancur sel yang disebut
apoptosis.Ketika sistem imun (DL leukosit meningkat) merespon terhadap
infeksi virus,dapat terjadi kerusakan paru.Sel darah putih,sebagian besar
limfosit, akan mengaktivasi sejenis sitokin yang membuat cairan masuk ke
dalam alveoli.Kumpulan dari sel yang rusak dan cairan dalam alveoli
mempengaruhi pengangkutan oksigen ke dalam aliran darah (terjadi
pertukaran gas)
.Sebagai tambahan dari proses kerusakan paru,banyak virus merusak
organ lain dan kemudian menyebabkan fungsi organ lain terganggu.Virus
juga dapat membuat tubuh rentan terhadap infeksi bakteri, untuk alasan ini,
pneumonia karena bakteri sering merupakan komplikasi dari pneumonia yang
disebabkan oleh virus.Pneumonia virus biasanya disebabkan oleh virus
seperti vitus influensa,virus syccytial respiratory(RSV),adenovirus dan
metapneumovirus.Virus herpes simpleks jarang menyebabkan pneumonia
kecuali pada bayi baru lahir. Orang dengan masalah pada sistem imun juga
berresiko terhadap pneumonia yang disebabkan oleh cytomegalovirus(CMV).
2. Bakteri
Bakteri secara khusus memasuki paru-paru ketika droplet yang berada di
udara dihirup,tetapi mereka juga dapat mencapai paru-paru melalui aliran
darah ketika ada infeksi pada bagian lain dari tubuh.Banyak bakteri hidup
pada bagian atas dari saluran pernapasan atas seperti hidung,mulut,dan
sinus dan dapat dengan mudah dihirup menuju alveoli.Setelah memasuki
alveoli,bakteri mungkin menginvasi ruangan diantara sel dan diantara alveoli
melalui rongga penghubung.Invasi ini memacu sistem imun untuk mengirim
neutrophil yang adalah tipe dari pertahanan sel darah putih,menuju
paru.Neutrophil menelan dan membunuh organisme yang berlawanan dan
mereka juga melepaskan cytokin,menyebabkan aktivasi umum dari sistem
imun.Hal ini menyebabkan demam,menggigil,dan mual umumnya pada
pneumoni yang disebabkan bakteri dan jamur.Neutrophil,bakteri,dan cairan
dari sekeliling pembuluh darah mengisi alveoli dan mengganggu transportasi
oksigen.
Bakteri sering berjalan dari paru yang terinfeksi menuju aliran darah
menyebabkan penyakit yang serius atau bahkan fatal seperti septik syok
dengan tekanan darah rendah dan kerusakan pada bagian-bagian tubuh
seperti otak,ginjal,dan jantung.Bakteri juga dapat berjalan menuju area antara
paru-paru dan dinding dada(cavitas pleura) menyebabkan komplikasi yang
dinamakan empyema.Penyebab paling umum dari pneumoni yang
disebabkan bakteri adalah Streptococcus pneumoniae,bakteri gram negatif
dan bakteri atipikal.Penggunaan istilah “Gram positif” dan “Gram negatif”
merujuk pada warna bakteri(ungu atau merah) ketika diwarnai menggunakan
proses yang dinamakan pewarnaan Gram.Istilah “atipikal” digunakan karena
bakteri atipikal umumnya mempengaruhi orang yang lebih
sehat,menyebabkan pneumoni yang kurang hebat dan berespon pada
antibiotik yang berbeda dari bakteri yang lain.
Tipe dari bakteri gram positif yang menyebabkan pneumonia pada hidung
atau mulut dari banyak orang sehat. Streptococcus pneumoniae, sering
disebut”pneumococcus” adalah bakteri penyebab paling umum dari pneumoni
pada segala usia kecuali pada neonatus.Gram positif penting lain penyebab
dari pneumonia adalah Staphylococcus aureus.Bakteri Gram negatif
penyebab pneumonia lebih jarang daripada bakteri gram negatif.Beberapa
dari bakteri gram negatif yang menyebabkan pneumoni termasuk
Haemophilus influenzae,Klebsiella pneumoniae,Escherichia
coli,Pseudomonas aeruginosa,dan Moraxella catarrhalis.Bakteri ini sering
hidup pada perut atau intestinal dan mungkin memasuki paru-paru jika
muntahan terhirup.Bakteri atipikal yang menyebabkan pneumonia termasuk
Chlamydophila pneumoniae,Mycoplasma pneumoniae,dan Legionella
pneumophila.
3. Jamur
Pneumonia yang disebabkan jamur tidak umum,tetapi hal ini mungkin
terjadi pada individu dengan masalah sistem imun yang disebabkan
AIDS,obat-obatan imunosupresif atau masalah kesehatan lain.patofisiologi
dari pneumonia yang disebabkan oleh jamur mirip dengan pneumonia yang
disebabkan bakteri,Pneumonia yang disebabkan jamur paling sering
disebabkan oleh Histoplasma capsulatum,Cryptococcus
neoformans,Pneumocystis jiroveci dan Coccidioides immitis.Histoplasmosis
paling sering ditemukan pada lembah sungai Missisipi,dan Coccidiomycosis
paling sering ditemukan pada Amerika Serikat bagian barat daya.
4. Parasit
Beberapa varietas dari parasit dapat mempengaruhi paru-paru.Parasit
ini secara khas memasuki tubuh melalui kulit atau dengan ditelan.Setelah
memasuki tubuh,mereka berjalan menuju paru-paru,biasanya melalui
darah.Terdapat seperti pada pneumonia tipe lain ,kombinasi dari destruksi
seluler dan respon imun yang menyebabkan ganguan transportasi
oksigen.Salah satu tipe dari sel darah putih,eosinofil berespon dengan
dahsyat terhadap infeksi parasit.Eosinofil pada paru-paru dapat menyebabkan
pneumonia eosinofilik yang menyebabkan komplikasi yang mendasari
pneumonia yang disebabkan parasit.Parasit paling umum yang dapat
menyebabkan pneumonia adalah Toxoplasma gondii,Strongioides stercoralis
dan Ascariasis.
D. PATWAY

virus, bakteri, jamur,protozoa dan


mikroba ( penyebab)

invasi saluran nafas atas

infeksi saluran pernafasan


kuman berlebihan di bronkus
bawah

Akumulasi secret di bronkus mucus di bronkus


dilatasi pembuluh peradangan
darah

MK Kebersihan jalan nafas


tidak efektif
peningkatan suhu
bau mulut tak sedap
eksudat masuk alveoli tubuh

gangguan difusi MK hipertermi


anoreksia gas

MK gangguan
intake yang menurun
pertukaran gas

MK nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh
E. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Wahab (2000: 884, dalam skripsi Annisa Rizkianti) menyebutkan
gambaran klinis pneumonia ditunjukkan dengan adanya pelebaran cuping hidung,
ronki, dan retraksi dinding dada atau sering disebut tarikan dinding dada bagian
bawah ke dalam (chest indrawing). Rizkianti menambahkan bahwa penyakit yang
sering terjadi pada anak-anak ini ditandai dengan ciri-ciri adanya demam, batuk
disertai nafas cepat (takipnea) atau nafas cepat.
Gejala dan tanda pneumonia tergantung kuman penyebab, usia, status
imunologis, dan beratnya penyakit. Gejala dan tanda dibedakan menjadi gejala
umum infeksi (non spesifik), gejala pulmonal, pleural, dan ekstrapulmonal. Gejala-
gejala tersebut meliputi:
1. demam
2. menggigil
3. sefalgia
4. gelisah
5. muntah, kembung, diare (terjadi pada pasien dengan gangguan
gastrointestinal)
6. wheezing (pneumonia mikoplasma)
7. otitis media, konjungtivitis, sinusitis (pneumonia oleh streptococcus pneumonia
atau Haemophillus influenza)

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Sinar X Mengidentifikasikan distribusi strukstural (mis. Lobar, bronchial);
dapat juga menyatakan abses luas/infiltrate, empiema (stapilococcus);
infiltrasi menyebar atau terlokalisasi (bacterial); atau penyebaran/perluasan
infiltrate nodul (lebih sering virus). Pada pneumonia mikoplasma, sinar x dada
mungkin bersih.
2. GDA Tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat
dan penyakit paru yang ada.JDL leukositosis biasanya ada, meskipun sel
darah putih rendah terjadi pada infeksi virus, kondisi tekanan imun.
3. LED meningkat
4. Fungsi paru hipoksemia, volume menurun, tekanan jalan nafas meningkat
dan komplain menurun.
5. Elektrolit Na dan Cl mungkin rendah
6. Bilirubin meningkat
7. Aspirasi / biopsi jaringan paru
Alat diagnosa termasuk sinar-x dan pemeriksaan sputum. Perawatan tergantung
dari penyebab pneumonia; pneumonia disebabkan bakteri dirawat dengan
antibiotik. Pemeriksaan penunjang:
a. Rontgen dada;
b. Pembiakan dahak;
c. Hitung jenis darah;
d. Gas darah arteri.

F. PENATALAKSANAAN
1. Indikasi MRS :
a. Ada kesukaran nafas, toksis
b. Sianosis
c. Umur kurang 6 bulan
d. Ada penyulit, misalnya :muntah-muntah, dehidrasi, empyema
e. Diduga infeksi oleh Stafilokok
f. Imunokompromais
g. Perawatan di rumah kurang baik
h. Tidak respon dengan pemberian antibiotika oral
2. Pemberian oksigenasi : dapat diberikan oksigen nasal atau masker, monitor
dengan pulse oxymetry. Bila ada tanda gagal nafas diberikan bantuan ventilasi
mekanik.
3.Mempertahankan suhu tubuh normal melalui pemberian kompres
4.Pemberian cairan dan kalori yang cukup (bila perlu cairan parenteral). JumlaH
cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu dan status hidrasi.
5.Bila sesak tidak terlalu hebat dapat dimulai diet enteral bertahap melalui selang
nasogastrik.
6.Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal
7.Koreksi kelainan asam basa atau elektrolit yang terjadi.
8.Pemilihan antibiotik berdasarkan umur, keadaan umum penderita dan dugaan
penyebab Evaluasi pengobatan dilakukan setiap 48-72 jam. Bila tidak ada
perbaikan klinis dilakukan perubahan pemberian antibiotik sampai anak
dinyatakan sembuh. Lama pemberian antibiotik tergantung : kemajuan klinis
penderita, hasil laboratoris, foto toraks dan jenis kuman penyebab :
a. Stafilokokus : perlu 6 minggu parenteral
b. Haemophylus influenzae/Streptokokus pneumonia : cukup 10-14 hari
Pada keadaan imunokompromais (gizi buruk, penyakit jantung bawaan,
gangguan neuromuskular, keganasan, pengobatan kortikosteroid jangka
panjang, fibrosis kistik, infeksi HIV), pemberian antibiotik harus segera dimulai
saat tanda awal pneumonia didapatkan dengan pilihan antibiotik : sefalosporin
generasi 3.
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. kebersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas
2. nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
3. gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan kapasitas
pembawa oksigen darah
4. hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
DAFTAR PUSTAKA

Herdman T. 2015. NANDA Internasional. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi.

Jakarta: EGC

Moorhead S, dkk. 2013. Nursing Outcome Classification Edisi 5.Elsevier

Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan,

Salemba Medika, Jakarta.

Anwar A. 2014. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasieonal Vol 8 no 8.

Anda mungkin juga menyukai