KONDUKTOMETER
Dosen Pengampu :
Dra. Silvia Reni Yenti, M.Si
Disusun oleh :
Kelompok V
Agung Trisno (2007026479)
Eka Selphia Riyanti (2007026454)
Sri Rahayu Sinaga (2007036672)
1.1.1 Konduktometri
1. Sumber listrik Hantaran arus DC (misal arus yang berasal dari baterai)
melalui larutan merupakan proses faradai, yaitu oksidasi dan reduksi
terjadi pada kedua elektroda. Sedangkan arus AC tidak memerlukan reaksi
elektro kimia pada elektroda-elektrodanya, dalam hal ini aliran arus listrik
bukan akibat proses Faraday.
2. Tahanan Jembatan Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang
digunakan untuk pengukuran daya hantar.
3. Sel Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang
elektroda yang terbuat dari bahan yang sama. Biasanya elektroda berupa
logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan
elektroda.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu menggunakan alat konduktometer
2. Mahasiswa dapat melakukan titrasi dan netralisasi secara konduktometri
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN
C. Titrasi Netralisasi
1. Masukkan 100 ml aquadest ke dalam gelas piala dan celupkan sel
hantaran kondukto ke dalam aquadest.
2. Dengan bantuan buret, kedalam air suling ini ditambahkan larutan
HCl 0,00 1 N dimana penambahan dilakukan tiap-tiap 0,1 ml
sampai volume 1 ml dan selanjutnya penambahan dilakukan tiap 0,5
ml sampai penambahan keseluruhan tepat 3 ml. Setiap penambahan,
larutan diaduk dan dibaca hantaran jenisnya.
3. Dengan bantuan buret satu lagi yang berisi larutan NaOH 0,001 N,
larutan asam diatas dititrasi dan penambahan NaOH tiap 0,1 ml
sampai volume total NaOH 4 ml. Setiap penambahan NaOH catat
hantaran jenisnya. Tentukan normalitas larutan NaOH dan HCl
4. Dari data percobaan ini buatlah grafik antara k Vs ml pentiter.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
0 0,124
0,1 0,124
0,2 0,124
0,3 0,124
0,4 0,124
0,5 0,124
0,6 0,124
0,7 0,124
0,8 0,125
0,9 0,125
1 0,125
1,5 0,125
2 0,126
2,5 0,126
3 0,126
3.1.2 Pengukuran Konduktivitas pada titrasi HCl dengan NaOH
0,1 0,126
0,2 0,126
0,3 0,126
0,4 0,126
0,5 0,126
0,6 0,126
0,7 0,126
0,8 0,126
0,9 0,126
1 0,126
1,1 0,126
1,2 0,126
1,3 0,126
1,4 0,126
1,5 0,126
1,6 0,126
1,7 0,126
1,8 0,125
1,9 0,125
2 0,125
2,1 0,125
2,2 0,125
2,3 0,125
2,4 0,125
2,5 0,125
2,6 0,125
2,7 0,125
2,8 0,125
2,9 0,125
3 0,125
3,1 0,125
3,2 0,125
3,3 0,125
3,4 0,124
3,5 0,124
3,6 0,124
3,7 0,124
3,8 0,124
3,9 0,124
4 0,124
3.2 Pembahasan
Titrasi konduktometri didasarkan pada metode analisa kuantitatif yang
memanfaatkan daya hantar listrik suatu larutan. Besarnya daya hantar yang
diperoleh bergantung pada beberapa faktor, diantaranya adalah jumlah partikel –
partikel bermuatan dalam larutan, jenis ion yang ada, suhu, gaya tarik menarik ion
dan jarak elektroda. Titrasi kondukometri dapat digunakan untuk menentukan titik
ekuivalen suatu titrasi (Svehla, 1990).
Pada praktikum ini menggunakan metode titrasi konduktometri, dimana
tujuan percobaan konduktometri ini untuk mengetahui daya hantar listrik suatu
larutan. Pada percobaan ini dilakukan penentuan daya hantaran listrik antara asam
kuat (HCl) dengan basa kuat (NaOH) dimana kedua lautan ini merupakan
penghantar listrik yang baik. Berikut merupakan reaksi titrasi antara HCl dengan
NaOH :
HCl+ NaOH → NaCl+ H 2 O
0.1265
0.126
0.1255
0.125
0.1245
0.124
0.1235
0.123
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Volume HCl (ml)
Pada gambar 3.1 diatas menunjukkan hubungan antara volume HCl dan
Hantaran jenis, dimana hantaran jenis maksimum terjadi pada saat penambahan
volume HCl sebanyak 2 ml. Pada percobaan ini, sebelum dilakukan penentuan
hantaran jenis HCl nya. Pertama dilakukan pembacaan hantaran jenis pada
aquades 100 ml. Setelah didapat hantaran jenis aquades, aquades ditambahkan
larutan HCl dengan konsentrasi 0,001 N sebanyak 3 ml dengan cara penambahan
0,1 ml sebanyak 10 kali, dan 0,5 ml sebanyak 2 ml. Tujuan dilakukannya
penambahan secara bertahap yaitu agar kita bisa mengetahui hantaran jenisnya
pada setiap penambahan. Berikut reaksi penambahan HCl dengan air :
−¿¿
+¿+C l ¿
HCl+ H 2 O → H 3 O
10
0
0 2 4 6 8 10 12
Gambar 3.2 Grafik Hantaran Jenis titrasi larutan HCl dengan NaOH
4.1 Kesimpulan
3. Hubungan antara hantaran jenis dengan larutan HCl berbanding lurus, dimana
semakin banyak penambahan HCl semakin tinggi hantaran jenis yang
didapat.
4.2 Saran
1. Diharapkan untuk praktikan yang melakukan percobaan agar lebih berhati –
hati dalam menggunakan alat yang dipinjam.
2. Diharapkan kepada praktikan agar lebih teliti agar mendapatkan hasil yang
sesuai.
3. Diharapkan kepada praktikan agar selalu membersihkan alat sesudah atau
sebelum digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Basset, J. (1994). Buku ajar vogel kimia analisa kuantitatif anorganik. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
Svehla, G. (1990). Buku teks analisis anorganik kuantitatif makro dan semimakro
Edisi II. Jakarta: Kalman Media Pustaka.