Pokok Sengketa : bahwa dalam pemeriksaan, terbukti yang menjadi pokok sengketa dalam
sengketa banding ini adalah Penetapan Tarif Bea Masuk sebesar 15% atas
K
jenis barang berupa Alumunium Cookware yang diberitahukan oleh
Pemohon Banding dalam Pemberitahuan Impor Barang (PIB) Nomor :
002196 tanggal 12 Januari 2017 sehingga Pemohon Banding diharuskan
JA
membayar kekurangan pembayaran berupa pajak dalam rangka impor dan
denda administrasi sebesar Rp 1.029.087.000,00 yang tidak disetujui oleh
Pemohon Banding;
PA
Menurut Terbanding : Analisis
N
Terbanding sampaikan Tanggapan sebagai berikut:
ILA
Dalil Pemohon Banding I:
bahwa karena satu dan lain hal kiranya otoritas penerbit Form E nomor : E163305011730039 tanggal
20 Desember 2016 alpa tidak memberi tanda centang pada kolom 13 dan Terbanding secara ipso
facto langsung menolak keabsahan Form E dengan nomor E163305011730039 tanggal 20
Desember 2016 dengan alasan tidak dicantumkannya tanda thick () pada kolom 13 seperti tersebut
AD
diatas;
bahwa Pemohon Banding berpendapat bahwa terjadinya kealpaan tersebut bukanlah kesalahan
pemohon, diluar kuasa pemohon serta pemohon juga tidak berwenang untuk melakukan koreksi
apapun terhadap form E tersebut. Akan tetapi dengan kealpaan tidak dilakukannya contreng pada
NG
· Skema third party invoicing juga dapat dilihat secara jelas pada kolom 7 dan kolom 10 Form E
nomor : E163305011730039 tanggal 20 Desember 2016;
Tanggapan Terbanding I
AT
bahwa Bahwa tata cara penerbitan surat keterangan asal (Form E) telah diatur dalam sebuah
Pengesahan Second Protocol Agreement To Amend The Agreement on Trade In Goods of
Southeast Asian Nations and The People’s Republic of China;
bahwa Pengesahan Second Protocol Agreement To Amend The Agreement on Trade In Goods of
RI
Southeast Asian Nations and The People’s Republic of China merupakan perjanjian international
diantara Negara-Negara Anggota ASEAN dengan Negara Republik Rakyat China yang telah
disepakati, ditanda tangani dan disahkan di Vietnam pada tanggal 29 Oktober 2010 dan di Malaysia
pada tanggal 02 November 2010;
TA
bahwa perjanjian international tersebut telah diratifikasi dan berlaku secara sah dan mengikat di
seluruh wilayah Negara Republik Indonesia berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 37 Tahun
2011 tanggal 07 Juli 2011 tentang Pengesahan Second Protocol Agreement To Amend The
RE
Agreement on Trade In Goods of Southeast Asian Nations and The People’s Republic of China;
bahwa dalam Lampiran A, Second Protocol Agreement To Amend The Agreement on Trade In
Goods of Southeast Asian Nations and The People’s Republic of China disebutkan:
“Untuk maksud melaksanakan Ketentuan Asal Barang untuk Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-
K
bahwa kewajiban pemberian tanda centang pada kolom ke 13 merupakan kewajiban yang harus
dipenuhi untuk mendapatkan fasilitas tarif preferensi ACFTA, berdasarkan ketentuan rule 7 OCP for
the Rules of Origin Criteria yang berbunyi sebagai berikut:
Aturan 7
Otoritas Penerbit, dengan kompetensi dan kemampuan terbaiknya, wajib melakukan pemeriksaan
yang tepat untuk setiap permohonan Surat Keterangan Asal (Formulir E) dengan memastikan
bahwa:
(a) Permohonan dan Surat Keterangan Asal (Formulir E) dilengkapi sesuai dengan
persyaratan-persyaratan sebagaimana ditentukan dalam catatan-catatan lampiran dari Surat
Keterangan Asal (Formulir E), dan ditandatangani oleh pihak yang berwenang
menandatangani;
Aturan 14
Salinan Surat Keterangan Asal (Formulir E) asli wajib disampaikan kepada Otoritas Kepabeanan
pada saat peletakan di pintu impor untuk produk-produk terkait dengan penuntutan perlakuan
K
preferensial sesuai dengan hukum nasional, peraturan dan aturan administratif Pihak pengimpor;
bahwa tarif bea masuk preferensi ACFTA bukanlah hak mutlak, namun dapat diberikan jika
JA
memenuhi ketentuan yang berlaku.
bahwa Form E Nomor : E163305011730039 tanggal 20 Desember 2016 tidak memenuhi ketentuan
yang berlaku, sehingga tidak dapat digunakan untuk mendapatkan tarif preferensi dengan skema
PA
ACFTA;
bahwa kealpaan tidak dicontrengnya kolom 13 third party invoicing sebagai sebuah kesalahan kecil,
karena menurut hemat kami “kecelakaan” seperti ini yang sekali lagi berada di luar kekuasaan kami
N
dan tidak menimbulkan dampak yang serius dibanding apabila kita melihat lebih jauh terhadap tujuan
diselenggarakannya ACFTA, yaitu :
ILA
a) Memperkuat dan meningkatkan kerjasama ekonomi, perdagangan, dan investasi antara negara-
negara anggota;
b) Meliberalisasi secara progresif dan meningkatkan perdagangan barang dan jasa serta
menciptakan suatu sistem yang transparan dan untuk mempermudah investasi;
AD
c) Menggali bidang-bidang kerjasama yang baru dan mengembangkan kebijaksanaan yang tepat
dalam rangka kerjasama ekonomi antara negara-negara anggota;
d) Memfasilitasi integrasi ekonomi yang lebih efektif dari para anggota ASEAN baru (Cambodia,
NG
Laos, Myanmar, dan Vietnam) dan menjembatani kesenjangan pembangunan ekonomi diantara
negara-negara anggota;
Tanggapan Terbanding II
PE
bahwa tidak dicontrengnya kolom 13 third party invoicing tidak termasuk dalam kategory minor
discrepancies, berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor :
205/PMK.04/2015 tentang Tata Cara Pengenaan Tarif Bea Masuk Dalam Rangka Perjanjian atau
Kesepakatan Internasional, dinyatakan sebagai berikut:
AT
Pasal 18
(1) SKA tetap dianggap sah dalam hal terdapat perbedaan yang bersifat minor (minor
discrepancies);
(2) Perbedaan yang bersifat minor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tersebut dapat
RI
meliputi :
a) kesalahan pengetikan atau ejaan pada SKA sepanjang dapat diketahui kebenarannya
TA
melalui dokumen pelengkap pabean (invoice, BL / AWB, Packing List dan dokumen
pelengkap pabean lainnya);
c) perbedaan penggunaan centang atau silang pada kotak dalam SKA, serta perbedaan
ukuran centang atau silang tersebut;
f) perbedaan kecil pada warna tinta yang digunakan dalam pengisian SKA; dan/atau
SE
g) perbedaan kecil uraian barang antara SKA dengan dokumen pelengkap pabean lainnya
sepanjang barangnya adalah sama;
bahwa berdasarkan uraian diatas, diketahui bahwa Kealpaan tidak dicontrengnya kolom 13 third
party invoicing sebagai sebuah bukan merupakan kesalahan kecil (kesalahan yang bersifat minor);
bahwa tarif preferensial adalah perjanjian antara 2 (dua) negara atau lebih untuk membangun
sebuah area perdagangan bebas di mana perdagangan dalam bentuk barang dan jasa dapat
dilakukan dengan melampaui batas-batas umum (misalnya batas geografis), tanpa tarif atau
penghalang, namun demikian ada aturan, tata cara dan syarat yang wajib dipenuhi untuk
mendapatkan tarif preferensial tersebut;
bahwa fasilitas tarif preferensi ACFTA diberikan berdasarkan perjanjian diantara negara-negara
ASEAN dengan China. Tata cara pemberian tarif preferensi telah disepakati dan diatur dalam
peraturan yang berlaku dan mengikat untuk seluruh anggota Free Trade Area dengan skema ACFTA
K
dalam Operational Certification Procedures (OCP) For The Rules Of Origin Of The Asean-China Free
Trade Area;
JA
bahwa penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) form E yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam
Operational Certification Procedures (OCP) For The Rules Of Origin Of The Asean-China Free Trade
Area, tidak dapat digunakan untuk memperoleh tarif preferensi ACFTA. Ketentuan ini bukan hanya
untuk importasi dari China ke Indonesia namun juga sebaliknya, eksportasi dari negara Indonesia
PA
akan diperlakukan sama di negara tujuan ekspor apabila tidak memenuhi ketentuan ACFTA;
bahwa memenuhi petunjuk pada sidang pemeriksaan materiil pada tanggal 23 November 2017,
untuk memberikan gambaran mengenai bentuk Surat Keterangan Asal dengan skema ACFTA yang
N
termasuk dalam kategori Third Party Invoicing, TERBANDING sampaikan contoh berupa SKA Form
E Third Party Invoicing yang dilakukan oleh Entitas Lain, Sebagai Berikut:
ILA
a. Contoh satu berkas copy PIB beserta Form E Third Party Invoicing yang salah, bukti T-9 terdiri
dari:
· PIB Nomor 030809 tanggal 10-07-2017, yang diimpor oleh PT. XXXX, meminta fasilitas Tarif
Preferensi ACFTA dengan menggunakan Form E Nomor : E173601001750088 tanggal 13
AD
Juni 2017;
· Form E Nomor : E173601001750088 tanggal 13 Juni 2017 termasuk dalam kategori Third
Party Invoicing, tidak memenuhi ketentuan karena:
NG
· Telah dijawab oleh otoritas Penerbit SKA dengan Surat Nomor : JXCIQ/E/2017/0013 tanggal
14 November 2017, yang pada intinya menyatakan “the result shows the exporter had some
misunderstandings about the requirements of the invoice information in ACFTA OCP and did
AT
b. Contoh satu berkas copy PIB beserta Form E Third Party Invoicing yang benar, bukti T-10 terdiri
dari:
RI
· PIB Nomor 043494 tanggal 17-10-2017, yang diimpor oleh PT. XXXX, meminta fasilitas Tarif
Preferensi ACFTA dengan menggunakan Form E Nomor : E174411RP0450014 tanggal 02
Oktober 2017;
TA
· Form E Nomor : E173601001750088 tanggal 13 Juni 2017 termasuk dalam kategori Third
Party Invoicing, telah memenuhi ketentuan karena:
bahwa Pemohon Banding dalam surat Nomor : 088/TMS-DIR/XII/2017 tanggal 12 Desember 2017
SE
bahwa Pemohon Banding sampaikan hal ihwal Pihak Ketiga dalam skema third party invoicing pada
Surat keterangan Asal (SKA) Form E, terkait definisi, dasar hukum dan penerapannya pada importasi
Pemohon Banding seperti yang Pemohon Banding laporkan pada PIB nomor : 002196 tertanggal 12
Januari 2017, sebagai berikut :
I. Data
bahwa Pemohon Banding, melakukan importasi atas sejumlah barang "Alumunium Cookware"
dengan data sbb. :
No Dokumen Keterangan
1 PIB nomor : 002196, Pengirim : BL Limited, HongKong
tanggal 12 Januari 2017 Penjual : BL Limited, HongKong
2 Purchase Order No. : Vendor : BL Limited, Hongkong
K
060A-16/PO/TMS/16, Purchaser : PT. TMS, Semarang-Indonesia
tanggal 17 Oktober 2016 Total Amount : USD 433.402,00
JA
3 Sales Contract No. : Vendor : BL Limited, Hongkong
SC16-TMS161024 Purchaser : PT. TMS, Semarang-Indonesia
Total Amount : USD 433.402,00
4 Invoice Number : IN29-17010006-IS Seller : BL Limited, HongKong
tanggal 12 Desember 2016 Total Amount : USD 433.402,00
PA
5 Packing List Number : Shipper/Exporter : BL Limited, Hongkong
IN29-17010006-IS For Account & Risk of Messer :
PT. TMS, Semarang-Indonesia
6 Master Bill of Lading No. : Shipper/Exporter :BL Limited, HongKong
CNNGB0000218995 Consignee : PT. TMS, Semarang-Indonesia
Tanggal 22 Dec 2016 Port of Loading : NINGBO
N
Port of Discharge : SEMARANG, JAVA
7 Surat Keterangan Asal (SKA) Form E Kolom 1 : Exporter’s
Number : E163305011730039 ZAE Co., LTD
ILA
tanggal 20 Desember 2016 No. 2, Keji Road, Economic Development Zone, Wenling, Zhejiang,
317500, China
Kolom 2 : Products consignee to :
PT. TMS
XXX
Semarang-Indonesia
AD
Kolom 7 : Number and type of packages, description of products
Remarks : BL Limited
RM 2014, 21/F, Tower 1, Admiralty Centre, 18
Harcourt Road, Admiralty Hongkong, China
Manufactory : ZAE Co., LTD.
No. 2, Keji Road, Economic Development Zone, Wenling, Zhejiang,
NG
317500, China
Kolom 10 : Number and date of invoices
IN29-17010006-IS
DES 12, 2016
Kolom 11 : Declaration by the exporter
ZAE Co., LTD
PE
"Penerbitan Invoice Dari Negara/ Pihak Ketiga (Third Country Invoicing/Third Party Invoicing)
yang selanjutnya disebut Third Country Invoicing/ Third Party Invoicing adalah penerbitan invoice
oleh perusahaan lain yang berlokasi dinegara ketiga (baik Negara Anggota atau bukan Negara
TA
Anggota) atau yang berlokasi di negara yang sama dengan negara tempat diterbitkannya SKA";
Operational Certification Procedure Dalam Rangka Skema ASEAN-CHINA Free Trade Area,
huruf B angka Arab 6. Third Party Invoicing pada huruf b dinyatkan sebagai berikut :
b. Third party invoicing merupakan mekanisme penerbitan invoice yang dilakukan oleh pihak
ketiga yang berlokasi baik di di negara ketiga maupun di negara anggota ACFTA dengan
K
2). Nomor dari third party invoice harus dicantumkan dalam box 10 dari SKA Form E;
3). Exportir pengirim barang dan penerima barang harus berlokasi di negara anggota
ACFTA; dan
4). Salinan dari third party invoice harus dilampirkan pada SKA Form E saat menyerahkan
hard copy dokumen pada otoritas kepabeanan negara pengimpor;
3. Jika melihat data pada Surat Keterangan Asal (SKA) Form E nomor : E163305011730039 tanggal
20 Desember 2016, seperti yang tersaji pada Tabel 1. di atas bahwa :
3.1. Kolom 1 : Exporter's,
ZAE Co., LTD,
No. 2, Keji Road, Economic Development Zone, Wenling, Zhejiang, 317500, China;
3.2. Product consignee to :
PT. TMS,
J1. XXX Semarang-Indonesia;
K
bahwa jadi berdasarkan pada ketentuan seperti dasar hukum di atas dapat disimpulkan bahwa :
JA
a. Exporter yaitu : ZAE Co., LTD.;
b. Consignee yaitu : PT. TMS;
PA
c. Keduanya juga memenuhi unsur sebagaimana termaktub pada Surat Edaran Nomor :
SE12/BC/2011, yaitu huruf b angka 3. "Exportir pengirim barang dan penerima barang harus
berlokasi di negara anggota ACFTA";
N
International bahwa : "Penerbitan Invoice Dari Negara/Pihak Ketiga (Third Country Invoicing/ Third
Party Invoicing) yang selanjutnya disebut Third Country Invoicing/ Third Party Invoicing adalah
ILA
penerbitan invoice oleh perusahaan lain yang berlokasi dinegara ketiga (baik Negara Anggota
atau bukan Negara Anggota) atau yang berlokasi di negara yang sama dengan negara tempat
diterbitkannya SKA";
bahwa dari definisi di atas tentang third party invoicing jelas dapat disimpulkan bahwa Pihak Ketiga
AD
dalam importasi Pemohon adalah : BL Limited, yang berlokasi di RM 2014, 21/F, Tower 1, Admiralty
Centre, 18 Harcourt Road, Admiralty, Hongkong;
bahwa bentuk dan Format SKA Form E pada kolom 7 Number and type of packages, description of
products (including quantity where appropriate and HS number of the importing Party)
Penjelasan pada overleaf notes adalah sebagai berikut :
5. DESCRIPTION OF PRODUCTS : the description of products must be sufficiently detailed to
enable the products to be identified by the Customs Officers examining them. Name of
PE
Menurut Majelis : bahwa yang menjadi sengketa adalah penetapan Terbanding atas tarif bea
masuk importasi 5 jenis barang sesuai dengan yang disampaikan dalam
lembar lanjutan PIB nomor : 002196 tanggal 12 Januari 2017 yang
diberitahukan Pemohon Banding BM 0% (ACFTA) ditetapkan oleh
Terbanding menjadi 15 % (MFN);
RI
bahwa alasan Terbanding menetapkan BM 15% (MFN) dikarenakan bahwa pada PIB Nomor :
002196 tanggal 12 Januari 2017 dengan fasilitas ACFTA Form E nomor : E163305011730039
TA
a) Pada dokumen PIB Nomor : 002196 tanggal 12 Januari 2017, purchase order nomor : 060A-
16/PO/TMS/16 tanggal 17 Oktober 2016, sales contract nomor : SC16-TMS161024 tanggal 24
Oktober 2016, Invoice nomor : IN29-17010006-IS tanggal 12 Desember 2016, dan B/L
RE
c) Pada Form E kolom 7 number and type of packages, description of products (including quantity
where appropriate and HS number of the importing party) diketahui Remark : BL Limited RM
SE
d) Sehingga atas importasi tersebut termasuk dalam kategori “Third Party Invoicing”;
e) bahwa pada Form E kolom 13 box “Third Party Invoicing” tidak terdapat tanda thickmark ();
bahwa penerbitan Form E Nomor : E163305011730039 tanggal 20 Desember 2016 menurut
Terbanding tidak memenuhi ketentuan yang berlaku dikarenakan Kolom 10 hanya mencantumkan
nomor invoice : IN29-17010006-IS, Dec, 12, 2017 dan tidak mencantumkan nomor invoice pihak
ketiga;
bahwa salinan Invoice dari Pihak ketiga tidak dilampirkan pada Surat Keterangan Asal (Formulir E)
pada saat disampaikan kepada Otoritas Kepabeanan di Pelabuhan Pemasukan Barang;
bahwa kolom 13 box Third Party Invoicing tidak diberi tanda thickmark;
K
bahwa Terbanding telah mengirimkan Surat nomor: S-224/WBC.09/KPP.01/2017 tanggal 25
Januari 2017 perihal Ungiven Preferential Treatment on Certificate of Origin (CoO) atas Form E
JA
nomor: E163305011730039 tanggal 20 Desember 2016;
bahwa atas surat nomor: S-224/WBC.09/KPP.01/2017 tanggal 25 Januari 2017 pihak penerbit SKA
tidak menyampaikan surat balasan atau tanggapan;
PA
bahwa dalam Surat Penjelasan Tertulis Nomor : SR-23/WBC.10/2017 tanggal 12 Desember 2017,
Terbanding melampirkan copy contoh berupa SKA Form E Third Party Invoicing yang dilakukan oleh
Entitas Lain, Sebagai Berikut:
a. Contoh satu berkas copy PIB beserta Form E Third Party Invoicing yang salah, bukti T-9 terdiri
N
dari:
ILA
· PIB Nomor : 030809 tanggal 10-07-2017, yang diimpor oleh PT. XXXX, meminta fasilitas
Tarif Preferensi ACFTA dengan menggunakan Form E Nomor : E173601001750088 tanggal
13 Juni 2017;
· Form E Nomor : E173601001750088 tanggal 13 Juni 2017 termasuk dalam kategori Third
Party Invoicing, tidak memenuhi ketentuan karena:
AD
- kolom 13 tidak terdapat tanda centrang Third Party Invoicing;
· Telah dijawab oleh otoritas Penerbit SKA dengan Surat Nomor : JXCIQ/E/2017/0013 tanggal
14 November 2017, yang pada intinya menyatakan “the result shows the exporter had some
PE
misunderstandings about the requirements of the invoice information in ACFTA OCP and did
not declare the third-party invoice in box 7 and 13 as required;
b. Contoh satu berkas copy PIB beserta Form E Third Party Invoicing yang benar, bukti T-10 terdiri
dari:
AT
· PIB Nomor : 043494 tanggal 17-10-2017, yang diimpor oleh PT. XXXX, meminta fasilitas
Tarif Preferensi ACFTA dengan menggunakan Form E Nomor : E174411RP0450014 tanggal
02 Oktober 2017;
RI
· Form E Nomor : E173601001750088 tanggal 13 Juni 2017 termasuk dalam kategori Third
Party Invoicing, telah memenuhi ketentuan karena:
TA
tanggal 18 Agustus 2017 yang dikirim Terbanding dijawab oelh penerbit SKA dengan Surat Nomor :
JXCIQ/E/2017/0013 tanggal 14 November 2017
bahwa menurut Pemohon Banding bahwa Third Party Invoicing merupakan mekanisme penerbitan
invoice yang dilakukan oleh pihak ketiga yang berlokasi baik di Negara ketiga maupun di Negara
K
K
iv. salinan dari third party invoice harus dilampirkan pada SKA Form E saat menyerahkan
menyerahkan hardcopy dokumen pada otoritas kepabeanan Negara pengimpor
--- bahwa salinan invoice nomor : IN29-17010006-IS tertanggal 12 Desember 2016 telah
JA
Pemohon Banding lampirkan sebagai kelengkapan saat pengajuan PIB;
bahwa menurut Pemohon Banding adanya kewajiban issuing authority untuk member tanda contreng
pada box 13 tentang third party invoicing)
PA
--- bahwa ketentuan ini karena satu dan lain hal alpa dilakukan oleh otoritas penerbit di China;
bahwa Pemohon Banding berpendapat bahwa terjadinya kealpaan tersebut bukanlah kesalahan
Pemohon, diluar kuasa Pemohon serta Pemohon juga tidak berwenang untuk melakukan koreksi
apapun terhadap Form E tersebut. Akan tetapi dengan kealpaan tidak dilakukannya contreng pada
box 13 itu tidak mengurangi substansi utama bahwa :
N
- asal barang berasal dari China;
ILA
- ditujukan kepada negara anggota ACFTA (Indonesia);
- skema third party invoicing juga dapat dilihat secara jelas pada kolom 7 dan kolom 10
Form E Nomor : E163305011730039;
AD
bahwa kealpaan tidak dicontrengnya kolom 13 third party invoicing sebagai sebuah kesalahan kecil,
karena menurut hemat Pemohon Banding “kecelakaan” seperti ini yang sekali lagi berada di luar
kekuasaan Pemohon Banding dan tidak menimbulkan dampak yang serius dibanding apabila kita
melihat lebih jauh terhadap tujuan diselenggarakannya ACFTA , yaitu :
- memperkuat dan meningkatkan kerjasama ekonomi, perdagangan, dan investasi antara negara-
NG
negara anggota; (2) meliberalisasi secara progresif dan meningkatkan perdagangan barang dan
jasa serta menciptakan suatu sistem yang transparan dan untuk mempermudah investasi; (3)
menggali bidang-bidang kerjasama yang baru dan mengembangkan kebijaksanaan yang tepat
dalam rangka kerjasama ekonomi antara negara-negara anggota; (4) memfasilitasi integrasi
ekonomi yang lebih efektif dari para anggota ASEAN baru (Cambodia, Laos, Myanmar, dan
PE
bahwa dari bukti-bukti yang disampaikan Pemohon Banding tersebut maka dapat diketahui :
1. Pemasok/eksportir adalah BL Limited;
2. Pada Form E kolom 1 exporter adalah ZAE Co., Ltd;
3. Pada Form E kolom 7 number and type of packages, description of products (including quantity
RE
bahwa atas bukti-bukti yang disampaikan oleh Pemohon Banding, khususnya Form E nomor
K
bahwa pada Form E kolom 4 Terbanding menconteng bagian Preferential Treatment Not Given
tertulis : “ Did not comply with OVERLEAF NOTES poin 10 and OCP Rule 14”;
Pasal 3
(1) Untuk dapat menggunakan Tarif Preferensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, barang yang
diimpor harus memenuhi Ketentuan Asal Barang (Rules of Origin);
(2) Ketentuan Asal Barang (Rules of Origin) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
K
a . kriteria asal barang;
JA
b . kriteria pengiriman langsung; dan
c . ketentuan prosedural.
(3) Dalam hal barang impor tidak memenuhi Ketentuan Asal Barang (Rules of Origin) sebagaimana
PA
dimaksud pada ayat (2), atas barang impor dikenakan tarif bea masuk yang berlaku umum (Most
Favored Nation/MFN);
(4) ...;
Pasal 6
N
Ketentuan prosedural sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c yang berkaitan
dengan penerbitan SKA, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. diterbitkan dalam Bahasa Inggris dengan bentuk, jumlah lembar dan format tertentu termasuk
ILA
halaman depan dan halaman sebalik SKA (overleaf notes);
b. memuat nomor referensi, tanda tangan pejabat yang berwenang, dan stempel resmi dari Instansi
Penerbit SKA negara pengekspor;
AD
c. ditandatangani oleh eksportir;
d. diterbitkan dengan batasan waktu tertentu;
e. dicantumkan kriteria asal barang untuk tiap-tiap jenis barang dalam hal SKA mencantumkan
NG
f. kolom-kolom pada SKA diisi sesuai ketentuan pengisian pada halaman sebaliknya SKA (overleaf
notes);
g. SKA yang tidak diterbitkan pada saat atau segera setelah Tanggal Eksportasi atau Tanggal
PE
Pasal 9
(1) Untuk dapat menggunakan Tarif Preferensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), pada
saat penyerahan Pemberitahuan Impor Barang atau Pemberitahuan Impor Barang untuk
RI
c. lembar asli Issued Retroactively atau Issued Retrospectively SKA, dalam hal SKA diterbitkan
lebih dari jangka waktu tertentu setelah Tanggal Eksportasi atau Tanggal Pengapalan;
d. lembar asli Certified True Copy SKA, dalam hal SKA asli rusak atau hilang; atau
RE
e. lembar asli SKA sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, atau huruf d yang
telah dikoreksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3);
(2) SKA sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus masih berlaku pada saat Pemberitahuan
K
Impor Barang atau Pemberitahuan Impor Barang dari Tempat Penimbunan Berikat mendapat
nomor pendaftaran di Kantor Pabean;
SE
Pasal 12
SKA diragukan keabsahan dan kebenaran isinya dalam hal :
a. tanda tangan pejabat yang berwenang menandatangani SKA dan/atau stempel tidak sama atau
tidak tercantum dalam contoh spesimen tanda tangan dan/atau stempel;
b. format, bentuk, dan pengisian SKA tidak sesuai dengan ketentuan penerbitan SKA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6; dan/atau
K
bahwa pada Revised Operational Certification Procedures (OCP) For The Rules Of Origin Of The
JA
Asean-China Free Trade Area pada Rule 8 huruf (f) disebutkan :
In cases where a Certificate of Origin (Form E) is not accepted, as stated in paragraph (e), the
Customs Authority of the importing Party shall consider the clarifications made by the Issuing
Authorities and assess whether or not the Certificate of Origin (Form E) can be accepted for the
PA
granting of the preferential treatment. The clarification shall be detailed and exhaustive in addressing
the grounds for denial of preferential treatment raised by the importing Party;
Rule 23 :
The Customs Authority of the importing Party shall accept a Certificate of Origin (Form E) in cases
where the sales invoice is issued either by a company located in a third country or by an ACFTA
N
exporter for the account of the said company, provided that the product meets the requirements of
the Rules of Origin for the ACFTA. The third party invoice number should be indicated in Box 10 of
the Certificate of Origin (Form E), the exporter and consignee must be located in the Parties and the
ILA
copy of the third party invoice shall be attached to the Certificate of Origin (Form E) when presenting
to the Customs Authority of the importing Party;
bahwa berdasarkan The Rules of Origin for ACFTA, Annex 3 Rules 12 disebutkan bahwa :
A claim that products shall be accepted as eligible for preferential concession shall be supported by a
AD
Certificate of Origin issued by a government authority designated by the exporting Party and notified
to the other Parties to the Agreement in accordance with the Operational Certification Procedures,
.....;
bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 117/PMK.011/2012 tanggal 10 Juli 2012
NG
Pasal 2
(1) Pengenaan bea masuk berdasarkan penetapan tarif bea masuk sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1, dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
PE
a. Tarif bea masuk dalam rangka ASEAN-China Free Trade Area (AC-FTA) yang lebih rendah
dari tarif bea masuk yang berlaku secara umum, hanya diberlakukan terhadap barang impor
yang dilengkapi dengan Surat Keterangan Asal (Form E) yang telah ditandatangani oleh
pejabat berwenang di negara-negara bersangkutan;
AT
b. lmportir wajib mencantumkan nomor referensi Surat Keterangan Asal (Form E) sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan kode fasilitas dalam rangka ASEAN-China Free Trade Area
(ACFTA) pada pemberitahuan impor barang;
RI
c. Lembar asli dari Surat Keterangan Asal (Form E) dalam rangka ASEAN-China Free Trade
Area (ACFTA) sebagaimana dimaksud pada huruf a, wajib disampaikan oleh importir pada
saat pengajuan pemberitahuan impor barang sebagaimana dimaksud pada huruf b di Kantor
TA
d. Dalam hal tarif bea masuk yang berlaku secara umum lebih rendah dari tarif bea masuk
dalam rangka ASEAN-China Free Trade Area (AC-FTA) sebagaimana tercantum dalam
Lampiran, tarif yang berlaku adalah tarif bea masuk yang berlaku secara umum;
RE
2. bahwa dalam kolom 10 Number and date of Invoice telah dituliskan Nomor Invoice : IN29-
17010006-IS tanggal 12 Desember 2016;
3. bahwa pada kolom 13 tidak dituliskan tanda (√);
4. bahwa Pemohon Banding dalam importasinya menggunakan fasilitas ACFTA dengan menuliskan
pada kolom 18 PIB Certificate Of Origin E163305011730039 tanggal 20 Desember
2016;
bahwa menurut Majelis berdasarkan bukti-bukti yang disampaikan dan peraturan-peraturan di atas
maka Majelis berpendapat :
2. bahwa dengan disampaikannya Purchase Order, Sales Contract, Invoice, Bill of Lading dan Form
E maka dapat diketahui bahwa Pemohon Banding menggunakan skema Third Country Invoicing;
K
3. bahwa Terbanding tidak mempermasalahkan keabsahan penerbitan Form E yang dilampirkan
JA
Pemohon banding dalam importasi tersebut;
4. bahwa pada Revised Operational Certification Procedures (OCP) For The Rules Of Origin Of The
Asean-China Free Trade Area pada Rule 23 :
PA
The Customs Authority of the importing Party shall accept a Certificate of Origin (Form E) in cases
where the sales invoice is issued either by a company located in a third country or by an ACFTA
exporter for the account of the said company, provided that the product meets the requirements of
the Rules of Origin for the ACFTA. The third party invoice number should be indicated in Box 10 of
the Certificate of Origin (Form E), the exporter and consignee must be located in the Parties and
N
the copy of the third party invoice shall be attached to the Certificate of Origin (Form E) when
presenting to the Customs Authority of the importing Party;
ILA
5. bahwa barang impor telah dilengkapi persyaratan preferensi tarif AC-FTA berupa Surat
Keterangan Asal (SKA) Form E yang menjelaskan identitas barangnya, telah dicap/stempel, telah
ditandatangani oleh Pejabat berwenang China, dan telah dikeluarkan dari Negara China dan
dokumen pengangkut berupa Bill of Lading juga diterbitkan dari negara China yang memuat
barang impor berasal dari negara China;
AD
6. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 117/PMK.011/2012 tanggal 10 Juli 2012
tentang Penetapan Tarif Bea Masuk Dalam Rangka ASEAN-China Free Trade Area (AC-FTA),
apabila barang impor telah dilindungi/dilengkapi dengan SKA (Form E) yang ditandatangani oleh
NG
bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan dan uraian tersebut diatas Majelis berkesimpulan penetapan
AT
Terbanding atas importasi yang diberitahukan dengan PIB Nomor : 002196 tanggal 12 Januari 2017
untuk 5 jenis barang (sesuai lembar lanjutan) dengan pembebanan tarif bea masuk 5% (MFN) tidak
dapat dipertahankan;
Demikian diputus di Yogyakarta pada hari Kamis tanggal 14 Desember 2017 berdasarkan
musyawarah Majelis IVB Pengadilan Pajak, dengan susunan Majelis sebagai berikut :
K
dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua pada hari Kamis, tanggal 1
Maret 2018 dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota, Panitera Pengganti, tidak dihadiri oleh
JA
Pemohon Banding serta dihadiri oleh Terbanding.
PA
N
ILA
AD
NG
PE
AT
RI
TA
K RE
SE