S DENGAN
TUBERKULOSIS PARU (TB)
DI SUSUN OLEH :
ULFA RAHMI
PROFESI NERS
2
darah ini dapat menyebabkan TB pada organ lain, dimana infeksi laten
dapat bertahan sampai bertahun-tahun.
Dalam perjalanan penyakitnya terdapat 4 fase :
1. Fase 1 (fase tuberculosis primer)
Masuk kedalam paru dan berkembang biak tanpa menimbulkan reaksi
pertahanan hidup.
2. Fase 2
3. Fase 3 (fase laten) : fase dengan kuman yang tidur (bertahun-tahun/
seumur hidup) dan reaktifitas jika terjadi perubahan keseimbangan
daya tahan tubuh, dan bisa terdapat di tulang panjang, vertebra, tuba
fallopi, otak, kelenjar limf hilus, leher dan ginjal.
4. Fase 4 : dapat sembuh tanpa cacat atau sebaliknya, juga dapat
menyebar ke organ yang lain dan yang kedua keginjal setelah paru.
3) Klasifikasi
3
tuberculin positif,radiologis dan sputum negative
d. Kategori 3: Terinfeksi tuberkolusis dan sakit
e. Tuberkolusis paru
f. Berkas tuberkolusis paru
g. Tuberkolusis paru tersangka,yang terbagi dalam:
6. TB tersangka yang diobati: Sputum BTA (-),tetapi
tanda-tanda lain positif.
4
(Nurarif & Kusuma, 2015):
6) Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium darah rutin : LED normal/limfositosis
2. Pemeriksaan sputum BTA: untuk memastikan diagnostik Tb paru,
5
namun pemeriksaan ini tidak spesifik karena hanya 30-70% pasien
resistensi.
6
- Kelainan bilateral terutama dilapangan atas paru
- Adanya klasifikasi
- Bayangan menetap pada foto ulang beberapa minggu
kemudian
- Bayangan milie
7) Penatalaksanaan
7
b. Kombinasi dosis tetap (Fixed dose combination),kombinasi dosis
ini terdiri:
- Empat obat antituberculosis dalam satu tablet,yaitu rifampisin
150 mg, isoniazid 75 mg,pirazinamid 400 mg dan etambutol
275 mg dan
8
DAFTAR PUSTAKA