Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Selulosa

Selulosa merupakan komponen utama penyusun dinding Sel tumbuhan dari pohon tingkat
tinggi hingga organisme primitif, seperti alga, flagelata, dan bakteri. Selulosa merupakan
komponen karbohidrat rantai lurus dengan glukosa sebagai monomer penyusunnya, di mana
antarmonomernya dihubungkan oleh ikatan hidrogen. Selulosa tidak larut dalam berbagai macam
pelarut dan tahan terhadap perlakuan dengan berbagai bahan kimia, kecuali asam kuat, yang
disebabkan adanya ikatan hidrogen antargugus hidroksil dalam rantai selulosa. Secara umum,
adanya interaksi dengan lingkungan tempat tumbuh berkontribusi dalam menciptakan variasi
komponen dinding sel tumbuhan termasuk selulosa.

Selulosa merupakan karbohidrat paling melimpah pada alam, tetapi pemanfaatannya


belum optimum. Selulosa terdiri atas monomer glukosa yg dihubungkan menggunakan ikatan -
1,4-glikosida. Dengan menghidrolisis ikatan glikosida, bisa diperoleh glukosa, yg lalu bisa
dipakai buat banyak sekali tujuan, misalnya produksi bioetanol. Salah satu perkara dalam
hidrolisis selulosa merupakan eksistensi lignin & hemiselulosa yg sebagai penghambat bagi
hidrolisis selulosa.

Selulosa juga salah satu polimer yang mengandungi unit-unit glukosa dari beberapa ratus
hingga lebih daripada 10000 gabungan atau ikatan glukosa jenis anomer β yang membolehkan
selulosa membentuk satu rantai yang sangat panjang. Selulosa tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam larutan kuprik hidroksida berammonia (bahan uji Schweitzer). Selulosa juga larut dalam
larutan zink klorida berasid hidroklorik. Selulosa tidak memberi warna biru dengan iodin.

Selulosa adalah struktur berkomponen pada dinding sel utama pada tumbuhan. Selulosa
merupakan karbohidrat utama yang disintesis oleh tanaman dan menempati hampir 60%
komponen penyusun struktur kayu. Jumlah selulosa di alam sangat berlimpah sebagai sisa
tanaman atau dalam bentuk sisa pertanian seperti jerami padi, kulit jagung, gandum,kulit tebu
dan lain-lain tumbuhan. Selulosa merupakan karbohidrat utama yang disintesis oleh tanaman dan
menempati hampir 60% komponen penyusun struktur kayu. Jumlah selulosa di alam sangat
berlimpah sebagai sisa tanaman atau dalam bentuk sisa pertanian seperti jerami padi, kulit
jagung, gandum,kulit tebu dan lain-lain tumbuhan.
Secara kimia, selulosa merupakan senyawa polisakarida yang terdapat banyak di alam.
Bobot molekulnya tinggi, strukturnya teratur berupa polimer yang linear terdiri dari unit ulangan
β-D-Glukopiranosa. Karakteristik selulosa antara lain muncul karena adanya struktur kristalin
dan amorf serta pembentukan mikro fibril dan fibril yang pada akhirnya menjadi serat selulosa.

Sifat selulosa sebagai polimer tercermin dari bobot molekul rata-rata, polidispersitas dan
konfigurasi rantainya. Sebagai sumber serat, batang pisang cukup potensial untuk di
kembangkan menjadi pulp karena memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi. Selulosa
asetat adalah suatu senyawa kimia buatan yang digunakan dalam film fotografi. Secara kimia,
selulosa asetat adalah ester dari asam asetat dan selulosa. Senyawa ini pertama kali dibuat pada
tahun 1865. Selain pada film fotografi, senyawa ini juga digunakan sebagai komponen dalam
bahan perekat, serta sebagai serat sintetik.

Film fotografi yang terbuat dari asam asetat pertama kali diperkenalkan pada 1934,
menggantikan selulosa nitrat yang sebelumnya menjadi standar. Kelemahan film selulosa nitrat
adalah senyawa tersebut tidak stabil dan mudah sekali terbakar. Bila terjadi kontak dengan
oksigen, film selulosa asetat menjadi rusak dan tidak dapat digunakan lagi, serta melepaskan
asam asetat. Fenomena ini disebut "sindrom cuka", karena asam asetat merupakan bahan utama
dalam cuka. Sejak tahun 1980-an, film poliester (sering disebut sebagai Kodak Estar) telah
mulai menggantikan film selulosa asetat, terutama untuk tujuan pengarsipan. Sebelum
munculnya poliester, film selulosa asetat juga digunakan untuk pita magnetik. Selulosa asetat
masih digunakan dalam banyak cara saat ini. Misalnya, film negatif.

SIFAT SELULOSA

Sifat-sifat selulosa terdiri dari sifat fisika dan sifat kimia. Selulosa dengan rantai panjang
mempunyai sifat fisik yang lebih kuat, lebih tahan lama terhadap degradasi yang disebabkan oleh
pengaruh panas, bahan kimia maupun pengaruh biologis. Sifat fisika dari selulosa yang penting
adalah 6 panjang (500-1000 Angstrom), lebar(8,9 Angstrom) dan tebal molekulnya(4,7
Angstrom).

Sifat fisik lain dari selulosa adalah:


1. Dapat terdegradasi oleh hidrolisa, oksidasi, fotokimia maupun secara mekanis sehingga berat
molekulnya menurun

2. Tidak larut dalam air maupun pelarut organik, tetapi sebagian larut dalamlarutan alkali

3. Dalam keadaan kering, selulosa bersifat higroskopis, keras dan rapuh. Bila selulosa cukup
banyak mengandung air maka akan bersifat lunak.

4. Selulosa dalam kristal mempunyai kekuatan lebih baik jika dibandingkan dengan bentuk
amorfnyA

5. Memiliki 2 struktur dalam 1 rantai yang sama, yaitu kristalin dan amorf

 Struktur kristalin
• Lurus
• Kekuatan tarik maksimal 15 kali struktur amorf
• Kaku
• Sulit dihidrolisis

 Struktur amorf
• Keriting
• Kekuatan tarik rendah
• Lentur
• Mudah dihidrolisis

Sifat-sifat kimia selulosa :

1. Terhidrolisa sempurna dalam suasana asam akan menghasilkan glukosa

2. Hidrolisa parsial menghasilkan maltosa (disakarida)

3. Hidrolisa berlebih menghasilkan asam oksolat


4. Hidrolisa lengkap dengan HCl 40% dalam air hanya menghasilkan D-glukosa
5. Selulosa tidak mempunyai karbon.
6. Panjang rantai dan berat molekul selulosa
Selulosa Alkali Bahan utama yang digunakan untuk menghasilkan produk
selulosa ether dan selulosa zantat. Selulosa bertindak balas dengan 12-18% NaOH
untuk menghasilkan alkali selulosa. Struktur selulosa akan rusak apabila ikatan
hidrogen rusak. Alkali selulosa digunakan dalam pelbagai industri asas kimia seperti
dalam pembuatan pulpa dan kertas.tekstil dan detergen.
 Selulosa Ester Nitroselulosa
 Selulosa asetat
 Selulosa zantat

Nitroselulosa dihasilkan dengan menggunakan sulfuric/asid nitric atau acid


sulfuric/potassium nitrat.Kapas yang digunakan untuk menghasilkan nitroselulosa ialah kapas
selulosa.Selulosa dicampur bersama dengan asid nitrat,setelah selulosa dinitratkan ianya dibasuh
dan dikeringkan.

 Selulosa asetat
 Organik ester
 Sintetik fiber

Selulosa asetat merupakan sebatian kimia buatan yang digunakan dalam filem fotografi.
Secara kimia, selulosa asetat adalah ester dari asid asetat dan selulosa. Sebatian ini pertama kali
dibuat pada tahun 1865. Selain filem fotografi, sebatian ini juga digunakan sebagai komponen
dalam bahan pelekat, serta sebagai serat sintetik.Filem fotografi yang terbuat dari asid asetat
pertama kali diperkenalkan pada 1934, menggantikan selulosa nitrat yang sebelumnya menjadi
kebiasaan. Kelemahan filem selulosa nitrat adalah sebatian tersebut tidak stabil dan mudah sekali
terbakar. Apabila terjadi hubungan dengan oksigen, filem selulosa asetat menjadi rosak dan tidak
dapat digunakan lagi, serta melepaskan asid asetat. Fenomena ini disebut "sindrom cuka", kerana
asid asetat merupakan bahan utama dalam cuka. Sejak dekade 1980-an, filem dari poliester
(sering juga disebut dengan nama komersial dari Kodak Estar) mulai menggantikan filem dari
selulosa asetat, terutama untuk tujuan pengarkiban. Sebelum munculnya poliester, filem selulosa
asetat juga dipakai pada pita magnet. Sekarang selulosa asetat masih digunakan dalam beberapa
hal, misalnya negatif filem. molekul selulosa akan membentuk mikrofibril yang sebagian berupa
daerah teratur (kristalin) dan diselingi daerah amorf yang kurang teratur. Beberapa mikrofibril
membentuk fibril yang akhirnya menjadi serat selulosa. Selulosa memiliki kekuatan tarik yang
tinggi dan tidak larut dalam kebanyakan pelarut. Hal ini berkaitan dengan struktur serat dan
kuatnya ikatan hidrogen.

Daftar Pustaka

Fengel, D. & Wegener, G. (1983). Wood Chemistry, ultrastructure, reactions. Berlin, Jerman:
Walter de Gryuter

Karlsson, H. (2006). Fibre guide: Fibre analysis and process applications in the pulp and paper
industry. Swedia: AB lorentzen & Wettre

Bondenson, D., Mathew, A., & Oksman, K. (2006). Optimization of the isolation of nanocrystals
from microcrystalline cellulose by acid hydrolysis. Cellulose, 13,171-180.

Anda mungkin juga menyukai