Anda di halaman 1dari 13

TUGAS 2 TUTORIAL TATAP MUKA

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Integrasi Teori Dan Praktek Pembelajaran

Disusun Oleh :
Nama : ADITYA PRATAMA JAYA WARDANI
NIM : 530074433
Prodi : Magister Pendidikan Dasar

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) JAKARTA
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
Cermati pertanyaan berikut dan jawablah dengan jelas.
1. Sistem pembelajaran yang berlaku di Indonesia di antaranya melalui tatap muka dan
belajar jarak jauh yang dikenal dengan sistem belajar jarak jauh. Kedua sistem
pembelajaran tersebut menerapkan berbagai teori belajar. Hal ini disebabkan dalam
suatu kegiatan pembelajaran jarang menggunakan hanya satu teori belajar saja.
Dengan menggunakan contoh pembelajaran pada suatu Institusi Pendidikan di
Indonesia dengan sistem belajar tatap muka dan sistem belajar jarak jauh, coba
kajilah pada kegiatan pembelajaran manakah yang dapat menggunakan atau
dikembangkan berdasarkan teori belajar behavioristik, teori belajar kognitif, teori
belajar sosial, dan teori belajar humanistik.
Jawab :
A. Materi dan Media Pembelajaran
Berikut penerapan teori belajar kedalam pembelajaran yang dilakukan secara daring.
Untuk mempermudah penjelasan materi pembelajaran yang disampaikan sama yaitu
mengenai mata pelajaran IPA Sekolah Dasar Kelas V Semester 2 mengenai Siklus
Air. Media pembelajaran yang digunakan juga sama yaitu media video conference
Zoom Meeting guru memakai 2 device untuk join, Kaizala, Kahoot, Baamboozle,
dan Live Worksheet. Berikut adalah tampilan dari media yang bisaa digunakan
dalam pembelajaran daring :
1. Zoom Meeting

2. Microsoft Kaizala
3. Kahoot

4. Bamboozle

5. Live Worksheet

B. Penerapan Teori Belajar Dalam Pembelajaran


Agar lebih mudah aplikasi teori belajar yang digunakan Kegiatan awal dan
penutup diseragamkan. Kegiatan awal pembelajaran diseragamkan yaitu dengan
guru mengirimkan link absensi di grup Kaizala dan meminta siswa join Zoom
Meeting, dilanjutkan dengan guru memberikan salam, melakukan absensi
manual, berdoa, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan bermain Quiz Kahoot
materi Siklus air. Kegiatan penutup diseragamkan dengan guru memberikan
kesimpulan pembelajaran, guru memberikan bahan belajar dirumah siswa
diberikan tugas untuk mengisi worksheet melalui aplikasi Live Worksheet, dan
guru memberi penegasan bahwa tugas tersebut wajib dikerjakan dan nilai
digunakan sebagai nilai tugas harian.
Teori Belajar Deskripsi Kegiatan
Behavioristik Metode Pembelajaran Ceramah
a) Guru membagikan materi dalam bentuk power point kepada siswa
mengenai siklus air pada grup Microsoft Kaizala.
b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
c) Guru menjelaskan materi power point tersebut menggunakan Zoom
Meeting dengan bantuan share screen,on mic, dan on camera.
d) Guru mememinta siswa mengisi survey menggunakan fitur survey
pada Microsoft Kaizala yang jawabannya ada pada materi yang
dijelaskan.
Kognitif Metode Pembelajaran Discovery Learning
Stimulation (Stimulasi/Pemberian rangsangan)
a) Guru membagikan materi dalam bentuk power point kepada siswa
mengenai siklus air pada grup Microsoft Kaizala.
b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat mempelajari
materi siklus air.
Problem Statmen (pertanyaan/indentifikasi masalah)
a) Guru mengelompokan siswa menjadi 2 kelompok dengan
memanfaatkan fitur Breakout Room.
b) Sebelum siswa masuk kedalam Breakout Room guru menayangkan
permasalahan video tentang proses terjadinya hujan.
https://www.youtube.com/watch?v=v1d6t1_-tjU
c) Siswa diarahkan untuk masuk breakout room dan berdiskusi
mengenai video tersebut sambil menunggu guru masuk kedalam
breakout room dan memberikan pertanyaan, karena guru
menggunakan 2 Device guru bisa ikut mengamati proses diskusi
pada breakout room kelompok.
Data collection (pengumpulan data)
a) Guru memberikan pertanyaan mengenai proses-proses yang ada
dalam siklus air kepada masing-masing kelompok secara lisan.
b) Melalui tanya jawab siswa diharapkan menemukan konsep dari
siklus air.
Data processing (pengolahan data)
a) Guru mengarahkan kembali siswa kembali ke Main Room kelas
utama kemudian menjelaskan kembali materi siklus air melalui fitur
share screen dan membuka materi power point yang dibagikan
diawal pembelajaran.
b) Guru meminta siswa menyimak dan memahami proses terjadinya
siklus air serta dibandingkan langsung ketika terjadi di dunia nyata.
Verification (pembuktian)
a) Guru mengajak siswa secara berkelompok bermain quiz Bamboozle
sesuai dengan kelompoknya.
b) Guru mendorong seluruh siswa agar aktif dalam menjawab quiz
tersebut.
Generalization (menarik kesimpulan / generalisasi)
a) Guru meminta salah satu anggota kelompok untuk memberikan
kesimpulan materi siklus airnya
b) Guru meminta kelompok lainnya memberikan tanggapan mengenai
apa yang disimpulkan oleh siswa tersebut.
Sosial Metode Pembelajaran Role Playing
a) Guru membagikan materi dalam bentuk power point kepada siswa
mengenai siklus air pada grup Microsoft Kaizala.
b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat mempelajari
materi siklus air.
c) Guru menayangkan video proses siklus air
https://www.youtube.com/watch?v=rUohhTzyATA
d) Siswa dibagi menjadi 2 kelompok dalam setiap kelompok diberikan
peran sebagai narrator, laut, tumbuhan, matahari, awan, angin, dan
hujan melalui fitur breakout room.
e) Siswa diminta mencari apa perannya dalam proses siklus air dan
membuat karya seni gambar sesuai dengan perannya dan narrator
diberikan teks narasi yang sudah dibuat guru dan berlatih
membacanya.
f) Setelah selesai menyiapkan tugas dan berlatih siswa diminta kembali
ke main room.
g) Kelompok siswa secara bergantian membacakan sebuah narasi cerita
tentang siklus air dan meminta siswa menanggapi dengan
menceritakan perannya ketika diminta oleh narrator.
h) Kelompok siswa lainnya diminta mengomentari penampilan siswa.
i) Guru menyimpulkan hasil penampilan siswa dan materi
pembelajaran siklus air
Humanistik Metode Pembelajaran Problem Based Learning
Fase 1: Mengorientasikan siswa pada masalah
a) Guru membagikan materi dalam bentuk power point kepada siswa
mengenai siklus air pada grup Microsoft Kaizala.
b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat mempelajari
materi siklus air dan strategi pembelajaran.
c) Guru menayangkan video kerusakan lingkungan menggunakan Zoom
Meeting. (Mengamati)
d) Guru memberikan kesempatan siswa bertanya mengenai kejadian
yang ada dalam video (Menanya)
e) Siswa diminta menyimak permasalahan yang disampaikan oleh guru,
yaitu apa dampak peristiwa pada gambar bagi lingkungan
masyarakat”
Fase 2: Mengorganisasikan siswa untuk belajar
a) Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok dan diminta untuk masuk
kedalam breakout room.
b) Guru menayangkan lembar kerja siswa untuk dikerjakan secara
berkelompok pada masing-masing breakout room.
Fase 3: Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok
a) Guru memberikan teks bacaan berikut kepada siswa melalui aplikasi
Kaizala
b) Guru membacakan teks tersebut secara bergantian pada breakout
room siswa masing-masing dan meminta kelompok siswa menunggu
giliran dengan membaca teks tersebut dahulu.
c) Guru memberikan kuis sederhana ketika membaca teks tersebut.
d) Berdasarkan teks yang dibuat tersebut anggota masing-masing
kelompok diminta untuk membuat gambar diorama yang ada pada
bacaan tersebut. (Creativity)
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan artefak (hasil karya) dan
memamerkannya
a) Siswa diminta menunjukan hasil pekerjaannya melalui layar
kameranya dan melakukan presentasi secara individu.
b) Siswa diminta untuk mendiskusikan mana hasil karya yang menurut
kelompoknya terbaik untuk di presentasikan di Main Room.
c) Hasil karya terbaik di presentasikan kembali oleh siswa di Main
Room dan kelompok lainnya mengomentari presentasinya.
Fase 5: Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah
a) Guru bersama siswa berdiskusi membahas pemecahan masalah
tentang dampak adanya peristiwa kekeringan dan hutan gundul bagi
kelestarian air di bumi.
b) Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang
telah dilaksanakan
2. Jelaskan bila ada kesenjangan antara kenyataan yang terjadi di sekolah – sekolah di
daerah Anda dengan kondisi ideal menurut Anda, serta kurikulum yang berlaku di
Sekolah Dasar atau Sekolah Menengah Pertama di sekolah tersebut berdasarkan
ketujuh aspek pendidikan menurut teori belajar humanistik.
Jawab :
Kesenjangan Fakta di Lapangan Mengenai Pelaksanaan Pembelajaran
Menurut 7 Aspek Pembelajaran Humanistik (Suciati, 2019):
A. Aspek Perkembangan Personal
Aspek ini berfokus pada pemusatan perhatian pada pertumbuhan personal
individual peserta didik. Melalui hal tersebut siswa diharapkan bisa lebih
mengenal potensinya sendiri. Contoh sederhanya kondisi ideal dalam
pelaksanaan aspek ini siswa mengetahui apa yang keahlihan yang cocok
untuknya atau kecedarsan majemuk apa yang dominan darinya.
Kesenjangan Fakta Dilapangan :
Masih belum adanya kemudahan untuk mendapatkan akses tes Multiple
Intelegence Research atau Tes Minat Bakat pada jenjang SD dan SMP secara
gratis dan merata. Pemahaman guru mengenai kecerdasan majemuk siswa susah
dilakukan apabila tidak ada tes tersebut. Hal tersebut tentu saja membuat guru
harus meraba-raba lebih lanjut dalam mengembangkan perkembangan personal
siswa.
B. Aspek Perilaku Kreatif
Aspek ini menjelaskan bahwa peserta didik harus mampu berfantasi atau
memikirkan keadaan dirinya sendiri di masa yang akan dating. Untuk
menunjang tersebut pembelajaran harus memberikan ruang bagi pengembangan
kemurnian, kreativitas, imajinasi, interpretasi baru, makna baru dan sejenisnya.
Contoh sederhannya dalam kondisi ideal siswa bisa membayangkan tentang cita-
citanya diamasa depan.
Kesenjangan Fakta Dilapangan :
Konsep Passion Based Learning adalah salah satu bentuk pembelajaran yang
efektif untuk mewujudkan hal tersebut. Sekolah bisa mengadakan kerja sama
dengan berbagai instasi dan berbagai profesi, kemudian mewujudkannya dalam
kelas tamu. Kondisi dilapangan belum banyak kemudahan akses informasi yang
dirasakan oleh seluruh siswa. Bahkan ditemukan beberapa wilayah dana untuk
membeli buku bahan ajar saja masih terbatas. Selain itu guru harus bisa menjadi
filter pengaruh dari pekerjaan orang tua siswa apabila itu memang bukan yang
dia inginkan.
C. Aspek Kesadaran Antarpribadi
Aspek ini menekankan bahwa peserta didik harus mengetaui bahwa manusia itu
saling mempengaruhi, adanya interaksi sosial, proses kelompok, kepemimpinan,
dan komunikasi. Contoh kondisi ideal secara sederhannya adalah siswa bisa
memberi dan menerima kesan tentang orang lain dan dirinya.
Kesenjangan Fakta Dilapangan :
Sebenarnya kondisi ini bisa mudah dilaksanakan apabila pembelajaran bisa
dilakukan secara berkelompok dan tatap muka. Adanya pandemic dan
terbatasnya akses teknologi informasi dan komunikasi akhirnya mempersulit
proses tersebut.
D. Aspek Orientasi Terhadap Mata Pelajaran atau Disiplin Ilmu
Aspek ini menekankan bahwa siswa harus bisa menentukan perasannya baik
suka maupun tidak suka mengenai keseluruhan mata pelajaran atau disiplin ilmu
yang dipelajarinya. Contoh kondisi ideal sederhannya adalah mengetahui
mengapa siswa tidak suka matematika tetapi suka seni budaya.
Kesenjangan Fakta Dilapangan :
Kecerdasan majemuk dan pembelajaran berbasis passion adalah kunci
terlaksananya aspek tersebut. Kurikulum saat ini juga sudah mendukungnya
dengan adanya penilaian berdasarkan 3 aspek utama yaitu afektif, psikomotorik,
dan kognitif. Namun pandangan orang tua siswa bahkan beberapa guru
sekalipun masih memandang penilaian hanya pada sebatas angka saja. Hal ini
tentu saja membuat siswa susah menentukan perasaannya terhadap materi
pelajaran yang disukainya.
E. Aspek Materi Khusus
Aspek yang merupakan gabungan dari aspek kognitif dan afektif atau humanistic
pada suatu mata pelajaran. Contoh kondisi ideal sederhannya adanya
pembelajaran mengenai sejarah yang bersifat pemahaman akan makna suatu
peristiwa.
Kesenjangan Fakta Dilapangan :
Pembelajaran seperti sejarah contohnya didalam pelaksanaannya pembelajaran
ini hanya bersifat hafalan saja. Pembelajaran yang bersifat hafalan tentu saja
akan membuat siswa stagnan pada capaian hasil belajarnya. Hal ini terjadi
karena terbatasnya kemampuan siswa dalam menerima dan menghafal segala
informasi berkaitan dengan sebuah materi. Pembelajaran bersifat hafalan
haruslah dirubah metode penyampainnya agar seluruh aspek kognitif dan afektif
atau humanistic dapat terpenuhi.
F. Aspek Metode Pembelajaran
Pusat perhatian pada berbagai altenatif pendekatan afektif dalam menciptakan
pengalaman belajar dikelas atau luar kelas. Contoh sederhananya menyanyikan
lagu syukur mengenang perjuangan pejuang.
Kesenjangan Fakta Dilapangan :
Pemenuhan aspek ini sebenarnya kondisinya sama seperti aspek kesadaran antar
pribadi. Adanya pandemic dan terbatasnya akses teknologi informasi dan
komunikasi membuat terbatasnya variasi metode pembelajaran yang ada.
G. Aspek Guru dan Tenaga Kependidikan Lainnya
Pusat utama aspek ini adalah mengenai pengembangan guru dan tenaga
kependidikan lainnya sebagai individu yang tumbuh dan berkembang serta
tealadan bagi peserta didiknya. Contoh sederhannya guru selalu menghargai
waktu dengan hadir ke kelas dengan tepat waktu.
Kesenjangan Fakta Dilapangan :
Seperti halnya aspek kesadaran antar pribadi dan metode pembelajaran, pada
masa pandemic seperti ini proses pengembangannya sangat terganggu. Apalagi
apabila kompetensi profesional guru dan fasilitas belajar dibawah standard
pembelajaran berbasis online.
3. Pada era digital saat ini banyak pembelajaran menggunakan berbagai sumber belajar
termasuk pemanfaatan open educational resources (OER) yang dapat diakses melalui
situs atau web tertentu. Bagaimana tanggapan Anda dengan pembelajaran tersebut
ditinjau dari teori belajar dan teori pembelajaran, serta bagaimana semestinya
pembelajaran pada era digital itu dirancang.
Jawab :
A. Open Educational Resources (OER)
Open Education Resources (OER) adalah dokumen dan media berlisensi terbuka
siapapun boleh mengaksesnya digunakan untuk tujuan pembelajaran, pengajaran,
pendidikan, penelitian, penilaian yang tersedia secara gratis di internet. Bentuk
dari OER yang bisa didapatkan diantaranya adalah, jurnal, modul konten, objek
pembelajaran, bahan kuliah, serta semua yang mendukung berbagai pembelajaran
tersebut. Untuk proses demikian Open Education Resources dalam pembelajaran
oleh pendidik dan peserta didik serta pemanfaatan, para pengguna itu tidak perlu
membayar biaya lisensi. Dengan banyaknya OER yang tersedia di internet,
seorang guru atau dosen dapat memanfaatkannya dengan menggunakan sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan. OER dapat di akses melalui website, seperti
rumah Belajar, Kuliah Daring. Ada juga beberapa situs umum seperti iTunes
University, SlideShare, dan Youtube.
B. Analisis Penggunaan Menurut Penggunaan Open Education Resources (OER)
Berdasarkan Teori Belajar dan Teori Pembelajaran
1) Teori Belajar
Teori belajar lebih memfokuskan perkembangan pemahaman siswa akan
lebih baik apabila siswa mendapatkan informasi baru memiliki kaitan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya (Suciati, 2019). Adanya Open
Education Resources (OER) merupakan salah satu upaya untuk
mempermudah siswa dalam mendapatkan informasi tersebut dan menguatkan
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.
2) Teori Pembelajaran
Teori pembelajaran memfokuskan perkembangan pemahaman siswa akan
meningkat apabila pada awal perytemuan dalam proses pembelajaran
dilakukan penjelasan konsep-konsep utama yang telah dipelajari dan
hubungannya dengan materi pengajaran yang akan diberikan (Suciati, 2019).
Adanya Open Education Resources (OER) bisa menjadi bahan bagi guru
untuk lebih memahamkan siswa mengenai konsep utama materi yang
diberikan.
C. Kondisi Ideal Pelaksanaan Pembelajaran Pada Era Digital
Parameter yang bisa kita gunakan dalam menghadirkan kondisi ideal dalam
pelaksanaan pembelajaran era digital adalah kepuasan belajar siswa itu sendiri
ketika belajar online. Dalam sebuah penelitian tentang kepuasan siswa dalam
belajar online terdapat beberapa indikator yang mempengaruhi kepuasan siswa
sebagai berikut (Nilayani, 2020) :
1) Sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan pembelajaran daring. Dalam
pembelajaran kita tidak akan pernah lepas dari adanya teknologi informasi
dan komunikasi. Banyak kendala yang bisa dilepaskan dalam pembelajaran
online ini yaitu keterbatasan biaya internet, kepemilikan smartphone, dan
jaringan telekomunikasi yang buruk. Pemerintah disini harus hadir untuk bisa
memenuhi kendala tersebut dengan pemerataan pembangunan jaringan
telekomunikasi yang bisa diakses secara gratis. Pendanaan bagi siswa yang
berasal dari keluarga kurang mampu juga perlu dilakukan agar siswa tersebut
bisa memiliki smartphone atau laptop yang bisa digunakan untuk melakukan
pembelajaran daring.
2) Inovasi guru dalam mendesain pembelajaran. Banyak aplikasi dan fitur yang
bisa dilakukan oleh guru dalam mendesain pembelajaran secara daring.
Contoh praktis bisa dilihat melalui jawaban soal nomor 1. Dalam hal ini guru
harus memiliki kompetensi yang cukup terhadap penguasaan berbagai macam
aplikasi untuk pembelajaran daring. Guru juga harus mempelajari dan
membagikan cara mengakses sumber belajar yang bisa dipelajari oleh siswa
itu sendiri dan bahan penyampain pembelajaran untuk guru itu sendiri
memanfaatkan adanya Open Education Resources (OER).
3) Sikap dan tanggapan (aktivitas diskusi dalam proses pembelajaran daring).
Selain inovasi mengenai metode pembelajaran guru harus memiliki
kemampuan komunikasi interpersonal dan keterampilan sosial yang baik
dalam mengelola pembelajaran secara daring. Karena proses komunikasi
pembelajaran secara daring sangatlah berbeda dengan pembelajaran tatap
muka.
4) Jaminan/perlakukan pada siswa (pelayanan). Jaminan pelayanan kepada
siswa ini adalah hal yang paling sulit dilakukan melalui daring. Seperti
pelayanan konsultasi kepada siswa, memberi motivasi dan semangat yang
tidak bisa dilakukan secara langsung, pelayanan diskusi, tanya jawab ketika
proses belajar mengajar secara daring. Namun guru harus lebih terbuka dan
responsive dalam mengatasi permasalahan siswa agar prinsip dasar
pendidikan secara psikologis yaitu pemantauan tugas perkembangan siswa
tetap terjaga walau pembelajaran dilakukan secara daring.
DAFTAR PUSTAKA
Nilayani, P. A. (2020). Survei Kepuasan Siswa Terhadap Proses Belajar Daring Selama
Pandemi Covid-19. Cetta : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol. 3 No. 3, 453-462.

Suciati. (2019). Integrasi Teori dan Praktek Pembelajaran. Tanggerang Selatan:


Penerbit Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai