Mata Kuliah : Desain dan Model Pembelajaran Inovatif dan Interaktif
Nama Mahasiswa : Aditya Pratama J.W. Implementasi Percobaan Sains Anak: Buah Tertapung atau Tenggelam di Sekolah Tempat Saya Mengajar Percobaan seperti pada video tersebut sangat mungkin dilakukan disekolah saya, bahkan bisa lebih dikembangkan menjadi sebuah produk. Sebelum lebih lanjut sekolah kami pada jenjang SMP menggunakan Kurikulum Project Based Learning sebagai dasar penyusunan pembelajaran bagi siswa disekolah kami. Materi ajar disajikan dengan proyek yang realistis dan memang menjadi masalah yang dialami oleh siswa saat ini. Lalu proyek yang sudah ditentukan tersebut didekati dengan beberapa mata pelajaran yang ada dalam kurikulum nasional. Model pembelajaran tersebut biasa dikenal dengan kurikulum Project Based Learning. Project Based Learning (PBL) dinyatakan oleh Thomas dan Kamdi (2007) sebagai pembelajaran berbasis proyek yang merupakan pendekatan pembelajaran inovatif, yang menekankan pada belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Model pembelajaran ini saya pilih karena memang seperti yang sudah dijelaskan mampu meningkatkan motivasi belajar, kreativitas, kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan kognitif. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi Insyasiska yang menyatakan bahwa adanya peningkatan motivasi belajar, kreativitas, kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan kognitif siswa pada saat menerima pembelajaran model tersebut (Insyasiska, 2015). Berdasarkan hal diatas pratikum tersebut bisa kemudian dijadikan bahan proyek siswa melakukan inovasi yang lebih tinggi seperti membuat variasi pelampung dan variasi alat menyelam. Hasil pembuatan produk tersebut kemudian akan siswa presentasikan kepada seluruh teman dan gurunya. Tindakan lebih lanjut siswa akan diberikan soal berbentuk HOTS oleh guru sehingga proses keterampilan belajarnya semakin meningkat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa selain bisa dikembangkan pembelajaran berbentuk pratikum juga mendukung kurikulum pembelajaran yang diterapkan sekolah. Hal ini karena Menurut Djamarah (2006) terdapat beberapa kelebihan dari metode praktikum sebagai berikut : 1. Membuat peserta didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya. 2. Dapat membina peserta didik untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. 3. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia. Faktor-Faktor Pendukung Yang Diperlukan Untuk Melakukan Metode Percobaan Menurut Lazarowitz dan Tamir dalam Wiyanto (2008) ada lima faktor yang dapat memfasilitasi keberhasilan pembelajaran praktikum, yaitu kurikulum, sumber daya, lingkungan belajar, keefektivan mengajar, dan strategi assesmen. 1. Kurikulum Pelaksanaan kegiatan praktikum sangat bergantung pada pengembangan kurikulum, misalnya : a. Petunjuk praktikum yang terdiri atas beberapa percobaan baik yang terintegrasi maupun tak terintegrasi dengan kegiatan non praktikum b. Lembar kerja c. Buku teks yang memuat percobaan praktikum. 2. Sumber Daya Sumber daya disini mencakup bahan dan peralatan, ruang dan perabotan, asisten dan tenaga laboran serta teknisi. 3. Lingkungan Belajar Keberhasilan belajar terkait dengan lingkungan tempat belajar itu terselenggara, kegiatan di laboratorium bersifat kurang formal, peserta didik bebas untuk mengamati, berbuat dan berinteraksi secara individual maupun kelompok. 4. Keefektivan Mengajar Sikap, pengetahuan, keterampilan, dan perilaku guru dapat mempengaruhi keberhasilan dalam pencapaian tujuan belajar. Mengajar sebuah praktikum memerlukan penguasaan keterampilan proses sains dan pengetahuan materi subyek, serta memerlukan pengetahuan khusus tentang iklim kelas dan cara mengelolanya. 5. Strategi Assesmen Ketika objek yang dipelajari diperlihatkan pada peserta didik, ternyata tes performance menunjukkan sebagai alat ukur yang lebih valid untuk mengukur keterampilan proses maupun penalaran logis, dibandingkan dengan menggunakan paper pencil test. Bentuk Pembelajaran Berbasis Praktikum A. Standar Kompetensi 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam B. Kompetensi Dasar 7.4 Mendeskripsikan proses Daur Air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi-nya C. Indikator Capaian Kompetensi 1. Menjelaskan evaporasi 2. Menjelaskan presipitasi 3. Menjelaskan kondensasi 4. Menjelaskan hubungan evaporasi dengan presipitasi 5. Menjelaskan hubungan presipitasi dengan kondensasi 6. Menjelaskan hubungan evaporasi dengan kondensasi D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui Percobaan ketika gelas dimasukan air panas siswa dapat menjelaskan evaporasi dengan benar 2. Melalui Percobaan siswa dapat menjelaskan presipitasi dengan benar 3. Melalui Percobaan ketika gelas dimasukan air dingin siswa dapat menjelaskan kondensasi dengan benar E. Materi Pembelajaran 1. Daur Air F. Metode Pembelajaran 1. Metode : Eksperimen, diskusi, tanya jawab, penugasan 2. Pendekatan : Discovery 3. Model : Cooperative tipe Two Stay Two Stray untuk meningkatkan aktivitas belajar G. Media dan Alat 1. gelas bening 2. pelastik 3. air panas 4. karet 5. es batu H. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (10 menit) a. Pendidik mengucapkan salam, berdoa bersama peserta didik, dan mengecek kehadiran serta kesiapan peserta didik. b. Guru melakukan apersepsi melalui pertanyaan-pertanyaan sederhana mengenai materi yang sebelumnya dan yang akan dipelajari hari ini. c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan bahasa yang sederhana dan dimengerti oleh peserta didik. 2. Kegiatan Inti ( 80 menit ) Langkah-langkah pelaksanaan / implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray adalah sebagai berikut: a. Pembagian kelompok. Pada langkah ini guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 4 sampai 5 siswa. b. Pemberian tugas. Di langkah kedua ini guru memberikan sub pokok bahasan tertentu atau tugas-tugas tertentu kepada setiap kelompok untuk dibahas bersama-sama dengan anggota kelompoknya masing-masing. c. Guru menampilkan gambar tentang siklus air untuk dibicarakan oleh peserta didik serta memberikan penjelasan secara rinci tentang siklus air dengan mengoreksi beberapa pendapat peserta didik. berdasarkan gambar yang ditampilkan peserta didik dapat mengetahui tahapan proses daur air d. siswa melakukan percobaan sesuai petunjuk dan arahan dari guru kemudian e. Diskusi: Siswa mengerjakan tugas. Pada kegiatan ini siswa-siswa di dalam setiap kelompok bekerja sama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. f. Tinggal atau berpencar ? Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan tugas yang diberikan maka setiap kelompok menentukan 2 anggota yang akan stay (tinggal) dan 2 anggota yang akan stray (berpencar) ke kelompok lain. g. Stay 1) menjelaskan dan memberikan informasi kepada siswa yang bertamu 2) meminta saran kepada siswa yang bertamu h. Stray 1) meminta pendapat dari kelompok yang menerima tamu 2) menulis apa yang telah dijelaskan oleh si penerima tamu i. Diskusi Kelompok Semua anggota kelompok kembali ke kelompok yang semula dan melaporkan apa yang mereka temukan dari kelompok lain. setiap kelompok kemudian membandingkan dan membahas hasil pekerjaan mereka. j. siswa diberikan kesempatan untuk bertanya jawab mengenai hal-hal yang belum dimengerti k. guru menyuruh siswanya untuk kembali duduk seperti semula kemudian guru membagikan lembar tes kepada semua siswa 3. Kegiatan Penutup (15 menit) a. siswa dibimbing oleh pendidik untuk menyimpulkan pembelajaran yang sudah dilakukan b. Guru menyampaikan pesan moral dan menyampaikan rencana pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya. c. siswa berdoa sesuai dengan kepercayaannya masing-masing d. siswa pergi meninggalkan kelas dengan tertib DAFTAR PUSTAKA Insyasiska, D. (2015). Pengaruh Project Based Learning Terhadap Motivasi Belajar, Kreativitas, Kemampuan Berpikir Kritis, Dan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pembelajaran Biologi. Jurnal Pendidikan Biologi Volume 7, Nomor 1, Agustus 2015, 9- 21. Kamdi, W. (2007). Pembelajaran Berbasis Proyek: Model Potensial untuk Peningkatan Mutu Pembelajaran. (Online), (http://waras khamdi.com/ pembelajaran-berbasis-proyek/ html), diakses 18 April 2022 Wiyanto. (2008). Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi Laboratorium. Semarang: UNNES Press