Anda di halaman 1dari 5

TTM 2 SESI 7

Mata Kuliah : Desain dan Model Pembelajaran Inovatif dan Interaktif


Nama Mahasiswa : Aditya Pratama J.W.
Berdasarkan materi model pembelajaran interaksi sosial (Modul 4) dan model pembelajaran
eksperimen (Modul 5), buat satu kajian yang berisi :
1. Uraian karakteristik kedua model tersebut, tujuan apa yang ingin dicapai sebagai hasil belajar
pada masing-masing model.
Jawab :
Pembeda Interaksi Sosial Eksperimen
Fokus Pembelajaran Model pembelajaran interaksi Model pembelajaran yang berfokus
sosial difokuskan pada pada metode penyajian bahan
peningkatakan keahlian pelajaran yang membolehkan siswa
individual dalam berhubungan melaksanakan aktivitas percobaan
dengan orang lain, dan buat mengamati, menganalisis
sanggup ikut serta langsung informasi, membuktikan dari suatu
dalam proses demokratis serta objek serta menerik kesimpulan.
bisa bekerja secara produktif. objek dan membuktikan sesuatu
persoalan ataupun hipotesis tertentu.
Kelebihan Metode Ada pula kelebihan dari model Bagi Djamarah( 2013) ada sebagian
Interaksi Sosial yang antara kelebihan dari metode eksperimen
lain( Bali, 2017): sebagai berikut:
a. Terdapatnya kejelasan serta 1.Membuat peserta didik lebih yakin
pemikiran yang terkotak- kotak atas kebenaran ataupun kesimpulan
dalam sesuatu mata pelajaran. bersumber pada percobaannya.
b. Konsep- konsep utama silih 2.Bisa membina partisipan didik
terkoneksi, menuju pada buat membuat terobosan-terobosan
repetisi (review), baru dengan temuan dari hasil
rekonseptualisasi, serta percobaannya serta berguna untuk
asimilasi gagasan-gagasan kehidupan manusia.
dalam sesuatu disiplin ilmu. 3.Hasil-hasil percobaan yang
c.Membagikan atensi pada berharga bisa dimanfaatkan buat
bermacam bidang riset yang kemakmuran umat manusia.
berbeda dalam waktu yang
bertepatan, dan sanggup
memperkaya serta memperluas
topic pendidikan.
Kekurangan Metode Ada pula kekurangan yang Membutuhkan banyak sumber daya.
ditemui dalam proses Sumber daya disini mencakup bahan
implementasinya, ialah sebagai dan peralatan, ruang dan perabotan,
berikut (Bali, 2017): asisten dan tenaga laboran serta
a. Keterhubungan jadi tidak teknisi.
jelas; transfer pendidikan lebih
sedikit.
b. Disiplin- disiplin ilmu tidak
berkaitan; content senantiasa
terfokus pada satu disiplin
ilmu.
c. Siswa bimbang berkenaan
dengan konsep utama dari
sesuatu aktivitas ataupun
modul pelajaran yang sudah
dipelajari.
2. Secara garis besar bagaimanakah scenario/strategi masing-masing model dilakukan.
Jawab :
A. Skenario Pembelajaran Berbasis Interaksi Sosial
Model interaksi sosial merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan pada
terjadinya ikatan antara partisipan diklat yang satu dengan yang yang lain (Bali, 2017).
Model ini beranjak dari paradigma kalau orang tidak mungkin dapat melepaskan dirinya
dari interaksi dengan orang lain. Dalam konteks yang lebih luas, ikatan itu menuju pada
ikatan individu dengan masyarakat. Oleh sebab itu, proses pendidikan wajib bisa jadi
wahana guna mempersiapkan peserta didik supaya bisa berhubungan secara ekstensif
dengan masyarakat, meningkatkan perilaku serta sikap demokratis, dan meningkatkan
produktivitas aktivitas belajar peserta didik.
Model interaksi sosial didasarkan pada 2 hipotesis pokok, ialah:
(1) Masalah- masalah sosial bisa diredam serta dipecahkan lewat musyawarah bersama
melalui proses- proses sosial yang mengaitkan bermacam kelompok masyarakat;
(2) Proses sosial yang demokratis butuh dibesarkan dalam upaya revisi sistem kehidupan
sosial masyarakat secara terencana serta berkesinambungan.
B. Skenario Pembelajaran Berbasis Eksperimen
Pada penerapan proses pembelajaran di kelas, penerapan aktivitas eksperimen memiliki
peranan yang sangat krusial untuk menunjang mutu hasil serta proses pendidikan karena
aktivitas eksperimen akan lebih efisien untuk tingkatkan kemampuan siswa dalam
pengamatan serta tingkatkan keahlian/ aspek psikomotorik dan selaku fasilitas berlatih
dalam memakai atupun menggunakan perlengkapan serta bahan yang terdapat di
laboratorium (Wahyudiati, 2016).
3. Pilih salah satu matapelajaran dan jelaskan berdasarkan sifat matapelajaran tersebut model
manakah yang lebih sesuai dan lebih efektif untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan.
Berikan alasan berdasarkan prinsip-prinsip setiap model pembelajaran tersebut.
Jawab :
Karakteristik Pembelajaran Matematika dan Sains

A. Matematika
Matematika merupakan ilmu abstrak mengenai ruang, bilangan serta riset tentang struktur-
struktur abstrak yang mempunyai bermacam ikatan dengan ilmu yang lain (Sundayana,
2013). Ketakutan siswa terhadap matematika membuat siswa menjadi tidak menguasai
konsep-konsep yang ada pada matematika. Uraian konsep-konsep yang ada dalam
matematika sangat dibutuhkan untuk memahami( Sumaryati & Hasanah, 2015).
B. IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan metode mencari ketahui tentang alam
secara sistematis, sehingga IPA bukan cuma kemampuan kumpulan pengetahuan yang
berbentuk fakta- fakta, konsep- konsep ataupun prinsip- prinsip saja namun pula ialah
sesuatu proses temuan (Usdalifat, 2016). Pembelajaran IPA diharapkan bisa menjadi
wahana untuk peserta didik guna menekuni diri sendiri serta alam dekat, dan proses
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di kehidupan sehari- hari. Proses
pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman langsung guna meningkatkan
kompetensi agar menjelajahi serta menguasai alam dekat secara ilmiah (Trianto, 2007).

Bersumber pada 2 definisi diatas bisa kita simpulkan bahwa pembelajaran


matematika serta IPA ialah pendidikan yang berbasis pada suatu konsep. Maka siswa
wajib memahami konsep tersebut supaya sanggup memahami mata pelajaran tersebut.
Diperlukan model pendidikan yang sesuai buat memudahkan siswa menguasai serta
mengingat konsep tersebut supaya siswa dapat dengan gampang memahaminya. Model
pendidikan yang sesuai untuk mata pelajaran diatas merupakan metode eksperimen.

Kegiatan eksperimen sangat butuh diberikan, perihal ini sebab eksperimen dapat
jadi salah satu metode supaya siswa dapat lebih menguasai konsep- konsep yang telah
mereka terima pada saat pembelajaran di kelas (Gloria, 2014). Dengan eksperimen hingga
siswa hendak menemukan pengalaman langsung karena siswa dapat langsung ikut serta
secara individu, hal ini cocok dengan komentar Arends (2008), bahwa belajar yang baik
merupakan apabila kamu ikut serta secara individu dalam pengalaman belajarnya(
experiential Learning). Setelah itu bagi Rustaman (1995), aktivitas eksperimen ialah
aktivitas pembelajaran yang membagikan pengalaman secara langsung, yang bertujuan
buat memotivasi siswa, membangun uraian konsep, meningkatkan keahlian bawah
eksperimen, meningkatkan keahlian interpersonal serta pengembangan diri. Sehingga
lewat eksperimen hingga tujuan belajar bisa tercapai secara terintegrasi, mencakup ranah
kognitif, afektif serta psikomotor. Perihal ini sejalan dengan komentar Johnson (2007),
kalau belajar aktif yang diucap pula belajar langsung merupakan yang membuat pelajaran
menempel. Didukung pula oleh komentar Sizer (1992), pendidikan yang menekankan
pada tindakan akan memberi otak peluang untuk merasakan dunia luar dengan cara- cara
yang tidak terhitung.

DAFTAR PUSTAKA

Arends, Richard I. (2008). Learning To Teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Djamarah, S. B. (2013). Strategi Belajar Mengajar. Jakara: Rineka Cipta.


Gloria, R. Y. (2014). Kajian Penilaian Aspek Non-Kognitif Siswa Di Pesantren As-Sunnahdalam
Kegiatan Praktikum Ipa Pokok Bahasan Sistem Pencernaan Pada Manusia. Jurnal
PHENOMENON, Volume 4 Nomor 2, Oktober 2014, 95-107.

Johnson, Elaine B (2007). Contextual Teaching and Learning. Bandung : MLC

Rustaman, N.Y. (1995). Peranan Praktikum dalam Pendidikan Biologi .Makalah untuk Pelatihan
Laboratorium dan Teknisi MIPA LPTK. Proyek PS2PT. Dirjen Dikti Depdikbud. Jakarta.

Sizer, T. R. 1992. Horace’s School: Redesigning the American High School. Boston : Houghton
Mifflin.

Sumaryati, A. S., & Hasanah, D. U. (2015). Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep


Matematika Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Siswa Kelas VIII C SMP
Negeri 11 Yogyakarta. Jurnal Derivat Volume 2 No. 2 Desember 2015 (ISSN: 2407 –
3792), 56-64.

Sundayana, R. (2013). Media Pembelajaran Matematika. Bandung: Alfabeta.

Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi
Pustaka.

Usdalifat, S. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan Berpikir


Kritis Dan Keterampilan Proses Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Biologi Kelas VII SMP
Negeri 19 Palu. Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 5 Nomor 3, Agustus 2016,
1-10.

Wahyudiati, D. (2016). Analisis Efektivitas Kegiatan Praktikum Sebagai Upaya Peningkatan


Hasil Belajar Mahasiswa. Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan Volume 14, No. 2,
Desember 2016, 143-168.

Anda mungkin juga menyukai