Anda di halaman 1dari 26

`

TUGAS BESAR
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL I
(HSKB 631)
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam
Menempuh Pendidikan S1 Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Pembimbing:
Ade Y. Pratiwi, Ph.D. Ir. Rusliansyah, M.Sc.
NIP. 19900306 20180920 8 001 NIP. 19630131 199103 1 001

Oleh:

Achmad Mauludin Busro


NIM. 1910811110013

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK
SIPIL BANJARBARU
2021
`

LEMBAR PENGESAHAN PERANCANGAN


BANGUNAN REKAYASA SIPIL I

Dibuat:
Achmad Mauludin Busro
NIM. 1910811110013

Telah disetujui oleh dosen


PBRS I Pada tanggal,
2022

Disetujui Oleh:
Pembimbing,

Ade Y. Pratiwi, Ph.D. Ir. Rusliansyah, M.Sc.


NIP. 19900306 20180920 8 001 NIP. 19630131 199103 1 001

ii
`

LEMBAR ASISTENSI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN,
KEBUDAYAAN, RISET DAN LAPORAN
TEKNOLOGI
PERANCANGAN BANGUNAN
UNIVERSITAS LAMBUNG
MANGKURAT FAKULTAS TEKNIK REKAYASA SIPIL I (HSKB 631)
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL
Daftar Kehadiran
No. Nama NIM
1 2 3 4 5 6

1. Achmad Mauludin Busro 1910811110013

KEGIATAN ASISTENSI

No. Tanggal Uraian Paraf

Banjarbaru, Februari 2022


Dosen Pembimbing,

Ade Y. Pratiwi, S.T., M.Sc. Ph.D


NIP. 19900306 20180920 8 001

iii
`

LEMBAR ASISTENSI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN,
KEBUDAYAAN, RISET DAN LAPORAN
TEKNOLOGI
PERANCANGAN BANGUNAN
UNIVERSITAS LAMBUNG
MANGKURAT FAKULTAS TEKNIK REKAYASA SIPIL I (HSKB 631)
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL
Daftar Kehadiran
No. Nama NIM
1 2 3 4 5 6

1. Achmad Mauludin Busro 1910811110013

KEGIATAN ASISTENSI

No. Tanggal Uraian Paraf

Banjarbaru, Februari 2022


Dosen Pembimbing,

Ir. Rusliansyah, M.Sc.


NIP. 19630131 199103 1
001

4
`

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan
rahmat- Nya, sehingga Tugas Besar Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil I ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Tugas Besar Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil I (PBRS I) ini disusun
berdasarkan hasil pelajaran dan perhitungan-perhitungan yang disusun secara
tabelaris dan asistensi kepada dosen-dosen mata kuliah ini.
Selesainya Tugas Besar PBRS I ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Ade Y. Pratiwi, Ph.D dan Bapak Ir. Rusliansyah, M.Sc., selaku Dosen
Pengajar mata kuliah ini, atas kesediaan beliau untuk asistensi,
berdiskusi, memberi penjelasan serta memberikan saran kepada kami
sehingga laporan ini dapat disusun dengan baik.
2. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah memberikan
bantuan dalam penyelesaian Tugas PBRS I ini.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih belum sempurna, karena
keterbatasan waktu, data sumber referensi data dan pengetahuan yang ada pada
kami. Namun kami tetap berharap bahwa tugas ini dapat berguna bagi semua orang
yang membacanya dan menjadi sumber informasi dan literatur bagi semua pihak
pada umumnya dan pada mahasiswa Teknik Sipil pada khususnya.

Banjarbaru, 2021

Achmad Mauludin Busro

5
`

OUTLINE

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR ASISTENSI

KATA PENGANTAR

OUTLINE

BAB I GAMBAR DAN FUNGSI BANGUNAN

BAB II PRELIMINARY DESIGN

BAB III ANALISA BEBAN GRAVITASI

BAB IV ANALISA BEBAN GEMPA

BAB V ANALISA STRUKTUR

BAB VI DESAIN PENULANGAN BALOK

BAB VII DESAIN PENULANGAN KOLOM

BAB VIII HUBUNGAN BALOK DAN KOLOM

BAB IX DESAIN PENULANGAN PELAT LANTAI DAN DAK BAB X

ANALISIS PENULANGAN TANGGA

BAB XI ANALISIS PONDASI

6
`

BAB I
GAMBAR DAN FUNGSI BANGUNAN

1.1 Deskripsi Bangunan


Pada tugas Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil 1 (PBRS
1), pada soal ditentukan bahwa kategori resiko bangunan ruko
masuk pada zona II. Kategori bangunan yang cocok pada zona itu
dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.1 Kategori Resiko Bangunan Gedung dan Non Gedung untuk
Beban Gempa.
Kategori
Jenis pemanfaatan
resiko

Gedung dan nongedung yang memiliki risiko rendah terhadap


jiwa manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak
dibatasi untuk, antara lain:

- Fasilitas pertanian, perkebunan, perternakan, dan


perikanan
- Fasilitas sementara
I
- Gudang penyimpanan
- Rumah jaga dan struktur kecil lainnya
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam
kategori risiko I,III,IV, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:

- Perumahan
- Rumah toko dan rumah kantor
- Pasar
- Gedung perkantoran
II
- Gedung apartemen/ Rumah susun
- Pusat perbelanjaan/ Mall
- Bangunan industri
- Fasilitas manufaktur
- Pabrik

2
`

Gedung dan nongedung yang memiliki risiko tinggi terhadap


jiwa manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi
tidak dibatasi untuk:

- Bioskop

- Gedung pertemuan Stadion

- Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah dan


unit gawat darurat

- Fasilitas penitipan anak Fasilita penjara

- Bangunan untuk orang jompo

Gedung dan nongedung, tidak termasuk kedalam kategori


risiko IV, yang memiliki potensi untuk menyebabkan
dampak ekonomi yang besar dan/atau gangguan massal
terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari bila terjadi
kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:

- Pusat pembangkit listrik biasa


III
- Fasilitas penanganan air

- Fasilitas penanganan limbah

- Pusat telekomunikasi

Gedung dan struktur lainnya yang tidak termasuk dalam


kategori risiko IV, (termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk
fasilitas manufaktur, proses, penanganan, penyimpanan,
penggunaan atau tempat pembuangan bahan bakar
berbahaya, bahan kimia berbahaya, limbah berbahaya, atau
bahan yang mudah meledak) yang mengandung bahan
beracun atau peledak di mana jumlah kandungan bahannya
melebihi nilai batas yang disyaratkan oleh instansi yang
berwenang dan cukup menimbulkan bahaya bagi
masyarakat jika terjadi kebocoran.

3
`

Gedung dan nongedung yang dikategorikan sebagai


fasilitas yang penting, termasuk, tetapi tidak dibatasi
untuk:

- Bangunan-bangunan monumental

- Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan Rumah


ibadah

- Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang


memiliki fasilitas bedah dan unit gawat darurat

- Fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor


polisi, serta garasi kendaraan darurat

- Tempat perlindungan terhadap gempa bumi, tsunami,


IV
angin badai, dan tempat perlindungan darurat lainnya

- Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi, pusat operasi


dan fasilitas lainnya untuk tanggap darurat

- Pusat pembangkit energi dan fasilitas publik lainnya


yang dibutuhkan pada saat keadaan darurat

- Struktur tambahan (termasuk menara telekomunikasi,


tangki penyimpanan bahan bakar, menara pendingin,
struktur stasiun listrik, tangki air pemadam kebakaran atau
struktur rumah atau struktur pendukung air atau material
atau peralatan pemadam kebakaran ) yang disyaratkan
untuk beroperasi pada saat keadaan darurat Gedung dan
struktur lainnya yang dibutuhkan untuk mempertahankan
fungsi struktur bangunan lain yang masuk ke dalam
kategori risiko IV

(Sumber: SNI 1726-2019)

1.2 Gambar Rencana Bangunan


Bangunan terdiri atas 4 (empat) lantai dengan menyertakan gambar bangunan sebagai
berikut:

4
`

Gambar 1.1 Portal 3D

Gambar 1.2 Portal Melintang A s/d D

5
`

Gambar 1.3 Portal Memanjang 1 dan 2

Gambar 1.4 Portal Memanjang 3 dan 4

6
`

Gambar 1.5 Denah Penomoran Pelat Lantai

Gambar 1.10 Denah Ruangan Dak

7
`

Gambar 1.11 Tampak Depan

Gambar 1.12 Tampak Belakang

8
`

Gambar 1.13 Tampak Samping Kanan

Gambar 1.14 Tampak Samping Kiri

9
`

BAB II
PRELIMINARY DESIGN
2.1 Data Perancangan

• Mutu Beton (f’c) : 20 MPa


• Mutu Baja (fy) : 420 MPa
• Fungsi Gedung : Ruko
• Wilayah Bangunan : Aceh
• Jenis Tanah : Tanah keras
• Tipe Portal : Portal no. 4

2.2 Preliminary Design

Untuk dimensi balok digunakan ukuran b x h dengan ketentuan SNI 03-2847-


2013 pasal 9.5.2.3 tabel 9.5(a) 8 :
Tebal minimum (h) balok non-prategang bila lendutan tidak dihitung dengan
satu ujung menerus hingga kedua ujung menerus.

Tabel 2.1 Tinggi minimum balok nonprategang


Kondisi Perletakan Minimum h[1]
Perletakan sederhana l/16
Perletakan satu sisi l/18,5
Menerus satu sisi l/21
Kantilever l/8

Sumber : SNI 2847:2019

Untuk fy lebih dari 420 Mpa, persamaan pada tabel nilainya harus dikalikan
harus dikalikan dengan (0,4 + fy/700). Karena menggunakan fy = 420 Mpa, maka
nilai persamaan tidak perlu dikalikan.

10
`

2.3 Balok Lantai


Preliminary Design pada balok menggunakan rumus berdasarkan SNI 2847:2019 ;
1
ℎ= 𝑥 𝐿 untuk balok satu ujung menerus
18,5
1
ℎ= 𝑥 𝐿 untuk balok dua ujung menerus
21
2
𝑏=3 𝑥ℎ

𝐷𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏 𝑚𝑖𝑛 1 = 0,3 ℎ 𝑑𝑎𝑛 𝑏 𝑚𝑖𝑛 2 = 25 𝑐𝑚


Contoh perhitungan :
Diketahui :
a. Balok Melintang
• Satu ujung menerus dengan bentang 3 m (L = 300 cm)
1 1
ℎ 𝑚𝑖𝑛 = 𝑥𝐿= 𝑥 300 = 16,216
18,5 18,5

𝒉 𝒑𝒂𝒌𝒂𝒊 = 𝟑𝟓 𝒄𝒎
𝑏 min 1 = 0,3 𝑥 ℎ = 10,5 𝑐𝑚
𝑏 min 2 = 25 𝑐𝑚
𝟐 𝟐
𝒃 𝒑𝒂𝒌𝒂𝒊 = 𝒙 𝒉 = 𝒙 𝟑𝟓 = 𝟐𝟑, 𝟑𝟑 ≈ 𝟐𝟓 𝒄𝒎
𝟑 𝟑
Ukuran diameter tulangan balok dan kolom akan diasumsikan untuk
menghitung persyaratan balok sesuai SNI 2847:2019, yaitu :
Tulangan Longitudinal (dl) : 19 mm
Tulangan Sengkang (ds) : 13 mm
Ukuran Kolom (K1) : 400 mm
Ukuran Kolom (K2) : 400 mm
dl
d = h-c-ds- = 27,75 cm
2
4d = 111 cm
𝐾1 𝐾2
Ln = L - −
2 2
40 40
Ln = 300 - − = 260 cm
2 2
Ln > 4d (OK)

11
`

• Satu ujung menerus dengan bentang 4 m (L = 400 cm)


1 1
ℎ 𝑚𝑖𝑛 = 𝑥𝐿= 𝑥 400 = 21,622
18,5 18,5

𝒉 𝒑𝒂𝒌𝒂𝒊 = 𝟑𝟓 𝒄𝒎
𝑏 min 1 = 0,3 𝑥 ℎ = 10,5 𝑐𝑚
𝑏 min 2 = 25 𝑐𝑚
𝟐 𝟐
𝒃 𝒑𝒂𝒌𝒂𝒊 = 𝒙 𝒉 = 𝒙 𝟑𝟓 = 𝟐𝟑, 𝟑𝟑 ≈ 𝟐𝟓 𝒄𝒎
𝟑 𝟑
Ukuran diameter tulangan balok dan kolom akan diasumsikan untuk
menghitung persyaratan balok sesuai SNI 2847:2019, yaitu :
Tulangan Longitudinal (dl) : 19 mm
Tulangan Sengkang (ds) : 13 mm
Ukuran Kolom (K1) : 400 mm
Ukuran Kolom (K2) : 400 mm
dl
d = h-c-ds- = 27,75 cm
2
4d = 111 cm
𝐾1 𝐾2
Ln = L - −
2 2
40 40
Ln = 400 - − = 365 cm
2 2
Ln > 4d (OK)

• Dua ujung menerus dengan bentang 4 m (L = 400 cm)


1 1
• ℎ 𝑚𝑖𝑛 = 𝑥𝐿= 𝑥 400 = 19,048
21 21

• 𝒉 𝒑𝒂𝒌𝒂𝒊 = 𝟑𝟓 𝒄𝒎
• 𝑏 min 1 = 0,3 𝑥 ℎ = 10,5 𝑐𝑚
• 𝑏 min 2 = 25 𝑐𝑚
𝟐 𝟐
• 𝒃 𝒑𝒂𝒌𝒂𝒊 = 𝟑 𝒙 𝒉 = 𝒙 𝟑𝟓 = 𝟐𝟑, 𝟑𝟑 ≈ 𝟐𝟓 𝒄𝒎
𝟑

Ukuran diameter tulangan balok dan kolom akan diasumsikan untuk


menghitung persyaratan balok sesuai SNI 2847:2019, yaitu :
Tulangan Longitudinal (dl) : 19 mm
Tulangan Sengkang (ds) : 13 mm

12
`

Ukuran Kolom (K1) : 400 mm


Ukuran Kolom (K2) : 400 mm
dl
d = h-c-ds- = 27,75 cm
2
4d = 111 cm
𝐾1 𝐾2
Ln = L - −
2 2
40 40
Ln = 400 - − = 260 cm
2 2
Ln > 4d (OK)

b. Balok Memanjang
• Satu ujung menerus dengan bentang 4 m (L = 400 cm)
1 1
ℎ 𝑚𝑖𝑛 = 𝑥𝐿= 𝑥 400 = 21,662
18,5 18,5

𝒉 𝒑𝒂𝒌𝒂𝒊 = 𝟑𝟓 𝒄𝒎
𝑏 min 1 = 0,3 𝑥 ℎ = 10,5 𝑐𝑚
𝑏 min 2 = 25 cm
𝟐 𝟐
𝒃 𝒑𝒂𝒌𝒂𝒊 = 𝒙 𝒉 = 𝒙 𝟑𝟓 = 𝟐𝟑, 𝟑𝟑 = 𝟐𝟓 𝒄𝒎
𝟑 𝟑
Ukuran diameter tulangan balok dan kolom akan diasumsikan untuk
menghitung persyaratan balok sesuai SNI 2847:2019, yaitu :
Tulangan Longitudinal (dl) : 19 mm
Tulangan Sengkang (ds) : 13 mm
Ukuran Kolom (K1) : 400 mm
Ukuran Kolom (K2) : 400 mm
dl
d = h-c-ds- = 27,75 cm
2
4d = 111 cm
𝐾1 𝐾2
Ln = L - −
2 2
40 40
Ln = 400 - − = 260 cm
2 2
Ln > 4d (OK)

13
`

• Satu ujung menerus dengan bentang 5 m (L = 500 cm)


1 1
ℎ 𝑚𝑖𝑛 = 𝑥𝐿= 𝑥 500 = 27,027
18,5 18,5

𝒉 𝒑𝒂𝒌𝒂𝒊 = 𝟑𝟓 𝒄𝒎
𝑏 min 1 = 0,3 𝑥 ℎ = 10,5 𝑐𝑚
𝑏 min 2 = 25 cm
𝟐 𝟐
𝒃 𝒑𝒂𝒌𝒂𝒊 = 𝒙 𝒉 = 𝒙 𝟑𝟓 = 𝟐𝟑, 𝟑𝟑 = 𝟐𝟓 𝒄𝒎
𝟑 𝟑
Ukuran diameter tulangan balok dan kolom akan diasumsikan untuk
menghitung persyaratan balok sesuai SNI 2847:2019, yaitu :
Tulangan Longitudinal (dl) : 19 mm
Tulangan Sengkang (ds) : 13 mm
Ukuran Kolom (K1) : 400 mm
Ukuran Kolom (K2) : 400 mm
dl
d = h-c-ds- = 27,75 cm
2
4d = 111 cm
𝐾1 𝐾2
Ln = L - −
2 2
40 40
Ln = 500 - − = 460 cm
2 2
Ln > 4d (OK)

• Dua ujung menerus dengan bentang 5 m (L = 500)


1 1
ℎ 𝑚𝑖𝑛 = 𝑥𝐿= 𝑥 500 = 23,810
21 21

𝒉 𝒑𝒂𝒌𝒂𝒊 = 𝟑𝟓 𝒄𝒎
𝑏 min 1 = 0,3 𝑥 ℎ = 10,5 𝑐𝑚
𝑏 min 2 = 25 𝑐𝑚
𝟐 𝟐
𝒃 𝒑𝒂𝒌𝒂𝒊 = 𝟑 𝒙 𝒉 = 𝒙 𝟑𝟓 = 𝟐𝟑, 𝟑𝟑 = 𝟐𝟓 𝒄𝒎
𝟑

Ukuran diameter tulangan balok dan kolom akan diasumsikan untuk


menghitung persyaratan balok sesuai SNI 2847:2019, yaitu :
Tulangan Longitudinal (dl) : 19 mm
Tulangan Sengkang (ds) : 13 mm

14
`

Ukuran Kolom (K1) : 400 mm


Ukuran Kolom (K2) : 400 mm
dl
d = h-c-ds- = 27,75 cm
2
4d = 111 cm
𝐾1 𝐾2
Ln = L - −
2 2
40 40
Ln = 500 - − = 460 cm
2 2
Ln > 4d (OK)

15
`

Tabel 2.2 Perhitungan Dimensi Balok Lantai Melintang


Jenis Balok Keterangan Bentuk Jarak H (cm) H (cm)* b (cm) b (cm)*
1 Ujung Menerus Balok Induk L 300 16,216 35 23,333 25
Balok Lantai
2 Ujung Menerus Balok Induk T 400 21,622 35 23,333 25
1 Ujung Menerus Balok Induk L 400 19,048 35 23,333 25

Tabel 2.3 Perhitungan Dimensi Balok Lantai Memanjang


Jenis Balok Keterangan Bentuk Jarak H (cm) H (cm)* b (cm) b (cm)*
1 Ujung Menerus Balok Induk L 400 21,662 35 23,333 25
Balok Lantai 2 Ujung Menerus Balok Induk T 500 27,027 35 23,333 25
1 Ujung Menerus Balok Induk L 500 23,810 35 23,333 25

Keterangan : * Balok yang digunakan


`

2.4 Balok Dak


Preliminary Design pada dak dan sloof menggunakan rumus berdasarkan SNI
2847:2019 ;
1
ℎ= 𝑥 𝐿 untuk balok satu ujung menerus
18,5
1
ℎ= 𝑥 𝐿 untuk balok dua ujung menerus
21
2
𝑏=3 𝑥ℎ

𝐷𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏 𝑚𝑖𝑛 1 = 0,3 ℎ 𝑑𝑎𝑛 𝑏 𝑚𝑖𝑛 2 = 25 𝑐𝑚


Contoh perhitungan :
Diketahui :
a. Balok Melintang
• Satu ujung dengan bentang 3 m (L = 300 cm)
1 1
ℎ 𝑚𝑖𝑛 = 𝑥𝐿= 𝑥 300 = 16,216
18,5 16

𝒉 𝒑𝒂𝒌𝒂𝒊 = 𝟑𝟓 𝒄𝒎
𝑏 min 1 = 0,3 𝑥 ℎ = 10,5 𝑐𝑚
𝑏 min 2 = 25 𝑐𝑚
2 2
𝒃 𝒑𝒂𝒌𝒂𝒊 = 𝑥 ℎ = 𝑥 35 = 23,33 = 𝟐𝟓 𝒄𝒎
3 3
Ukuran diameter tulangan balok dan kolom akan diasumsikan untuk
menghitung persyaratan balok sesuai SNI 2847:2019, yaitu :
Tulangan Longitudinal (dl) : 19 mm
Tulangan Sengkang (ds) : 13 mm
Ukuran Kolom (K1) : 400 mm
Ukuran Kolom (K2) : 400 mm
dl
d = h-c-ds- = 27,75 cm
2
4d = 111 cm
𝐾1 𝐾2
Ln = L - −
2 2
40 40
Ln = 300 - − = 260 cm
2 2
Ln > 4d (OK)

17
`

b. Balok Memanjang
• Satu ujung menerus dengan bentang 4 m (L = 400 cm)
1 1
ℎ 𝑚𝑖𝑛 = 𝑥𝐿= 𝑥 400 = 21,662
18,5 18,5

𝒉 𝒑𝒂𝒌𝒂𝒊 = 𝟑𝟓 𝒄𝒎
𝑏 min 1 = 0,3 𝑥 ℎ = 10,5 𝑐𝑚
𝑏 min 2 = 25 cm
𝟐 𝟐
𝒃 𝒑𝒂𝒌𝒂𝒊 = 𝒙 𝒉 = 𝒙 𝟑𝟓 = 𝟐𝟑, 𝟑𝟑 = 𝟐𝟓 𝒄𝒎
𝟑 𝟑
Ukuran diameter tulangan balok dan kolom akan diasumsikan untuk
menghitung persyaratan balok sesuai SNI 2847:2019, yaitu :
Tulangan Longitudinal (dl) : 19 mm
Tulangan Sengkang (ds) : 13 mm
Ukuran Kolom (K1) : 400 mm
Ukuran Kolom (K2) : 400 mm
dl
d = h-c-ds- = 27,75 cm
2
4d = 111 cm
𝐾1 𝐾2
Ln = L - −
2 2
40 40
Ln = 400 - − = 260 cm
2 2
Ln > 4d (OK)

• Dua ujung menerus dengan bentang 5 m (L = 500)


1 1
ℎ 𝑚𝑖𝑛 = 𝑥𝐿= 𝑥 500 = 23,810
21 21

𝒉 𝒑𝒂𝒌𝒂𝒊 = 𝟑𝟓 𝒄𝒎
𝑏 min 1 = 0,3 𝑥 ℎ = 10, ,5 𝑐𝑚
𝑏 min 2 = 25 𝑐𝑚
𝟐 𝟐
𝒃 𝒑𝒂𝒌𝒂𝒊 = 𝒙 𝒉 = 𝒙 𝟑𝟓 = 𝟏𝟓, 𝟖𝟑𝟕 ≈ 𝟐𝟓 𝒄𝒎
𝟑 𝟑
Ukuran diameter tulangan balok dan kolom akan diasumsikan untuk
menghitung persyaratan balok sesuai SNI 2847:2019, yaitu :

18
`

Tulangan Longitudinal (dl) : 19 mm


Tulangan Sengkang (ds) : 13 mm
Ukuran Kolom (K1) : 400 mm
Ukuran Kolom (K2) : 400 mm
dl
d = h-c-ds- = 27,75 cm
2
4d = 111 cm
𝐾1 𝐾2
Ln = L - −
2 2
40 40
Ln = 500 - − = 460 cm
2 2
Ln > 4d (OK)

19
`

Tabel 2.4 Perhitungan Dimensi Balok Dak Melintang


Jenis Balok Keterangan Bentuk Jarak H (cm) H (cm)* b (cm) b (cm)*
1 Ujung Menerus Balok Induk L 300 16,216 35 23,333 25
Balok Dak 2 Ujung Menerus Balok Induk T 400 21,622 35 23,333 25
1 Ujung Menerus Balok Induk L 400 19,048 35 23,333 25

Tabel 2.5 Perhitungan Dimensi Balok Dak Memanjang


Jenis Balok Keterangan Bentuk Jarak H (cm) H (cm)* b (cm) b (cm)*
1 Ujung Menerus Balok Induk L 400 21,662 35 23,333 25
Balok Dak 2 Ujung Menerus Balok Induk T 500 27,027 35 23,333 25
1 Ujung Menerus Balok Induk L 500 23,810 35 23,333 25

Keterangan : * Balok yang digunakan


`

21

Anda mungkin juga menyukai