Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Simbolika, 7 (1) April 2021 ISSN 2442-9198 (Print) ISSN 2442-9996 (Online)

JURNAL SIMBOLIKA
Research and Learning in Comunication Study
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/simbolika
DOI: 10.31289/simbollika.v7i1.4417

Strategi Pengelolaan Komunikasi Corporate Social


Responsibility Melalui Program Bukit Mekar PT.
PERTAMINA RU II Dumai
Communication Management Strategy for Corporate Social
Responsibility through the Bukit Mekar PT. PERTAMINA RU II
Dumai
Welly Wirman1)*, Genny Gustina Sari2) & Indah Kus Pratiwi3)
Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Riau, Indonesia
Diterima: 21 September 2020; Disetujui: 31 Maret 2021; Dipublish: 30 April 2021
*Coresponding Email: welly.wirman@lecturer.unri.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahapan-tahapan dalam pengelolaan program CSR Pertanian dan
Perikanan Bukit Mekar Terpadu. Menggunakan metode penelitian kualitatif, dan penentuan informan
menggunakan teknik purposive. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pertamina RU II Dumai CSR
melaksanakan empat tahapan pengelolaan program CSR Bukit Mekar diantaranya: tahap perencanaan program
CSR Dumai RU II melakukan social mapping untuk mengetahui wilayah binaan yang membutuhkan program.
pendampingan dan pengumpulan permasalahan sosial di wilayah binaan yang meliputi penyuluhan dan
pendampingan tentang program yang akan dilaksanakan. Pemantauan program, termasuk pemantauan sistematis
yang dilakukan oleh CSR Pertamina RU II Dumai dan pemangku kepentingan terkait. Evaluasi, yang dilakukan
untuk kelangsungan program agar terus berjalan dan untuk meningkatkan kapasitas dan pendapatan masyarakat
yang dikelola oleh Kelompok Tani. Untuk melihat upaya perusahaan dalam memberikan pendampingan dan
penyuluhan kepada Grup Bukit Mekar atas pengelolaan program Pertanian dan Perikanan Bukit Mekar Terpadu,
perusahaan berupaya mewujudkan program CSR ini menjadi Ikon Pariwisata Kota Dumai. Kesimpulan penelitian
ini bahwa Pertamina RU II Dumai CSR melaksanakan empat tahapan pengelolaan program CSR Bukit Mekar
diantaranya: tahap perencanaan program CSR Dumai RU II, pendampingan dan pengumpulan permasalahan sosial
di wilayah binaan, Pemantauan program, Evaluasi, yang dilakukan untuk kelangsungan program agar terus
berjalan dan untuk meningkatkan kapasitas dan pendapatan masyarakat yang dikelola oleh Kelompok Tani.
Kata Kunci: Corporate Social Responsibility, Dumai; Strategi; Komunikasi; Pengelolaan.
Abstract
This study aims to determine the stages in the management of the Bukit Mekar Terpadu Agriculture and Fisheries CSR
program. Using qualitative research methods, and determining informants using purposive techniques. The results of
this study indicate that Pertamina RU II Dumai CSR carries out four stages of the management of the Bukit Mekar CSR
program including: the planning stage of the Dumai RU II CSR program, conducting social mapping to find out the
target areas that need the program. assistance and collection of social problems in the target area which includes
counseling and assistance regarding the program to be implemented. Program monitoring, including systematic
monitoring carried out by CSR Pertamina RU II Dumai and related stakeholders. Evaluation, which is carried out for
the continuity of the program so that it continues and to increase the capacity and income of the community which is
managed by the Farmer Group. To see the company's efforts in providing assistance and counseling to the Bukit Mekar
Group for the management of the Bukit Mekar Integrated Agriculture and Fisheries program, the company seeks to
make this CSR program a Dumai City Tourism Icon. The conclusion of this research is that Pertamina RU II Dumai CSR
implements four stages of the management of the Bukit Mekar CSR program including: the planning stage of the
Dumai RU II CSR program, assistance and collection of social problems in the target area, program monitoring,
evaluation, which are carried out to keep the program running and to increase the capacity and income of the
community managed by the Farmer Group.
Keywords: Corporate Social Responsibility; Dumai; Strategy; Communication; Management.
How to Cite: Wirman, Welly. Sari, Genny Gustina. & Pratiwi, Indah Kus. (2021). Judul Hendaknya Ringkas dan Informatif Tidak
Lebih dari 15 Kata dalam Bahasa Indonesia. Jurnal Simbolika. 7 (1): 35-46

35
Welly Wirman, Genny Gustina Sari, & Indah Kus Pratiwi, Strategi Pengelolaan Komunikasi Corporate Social
Responsibility Melalui Program Bukit Mekar PT. PERTAMINA RU II Dumai

PENDAHULUAN hangat baik dikalangan perusahaan,


Pengelolaan program Corporate pemerintah dan masyarakat. Perusahana-
Social Responsibility (CSR), menjadi perusahan menyadari pentingnya
perhatian penting bagi sebuah instansi mengelola program CSR mereka demi
perusahaan, karena CSR dianggap sebagai nama baik perusahaan, tidak heran
inovasi baru dalam pemberdayaan perusahaan-perusahaan berlomba-lomba
masyarakat. CSR merupakan bentuk menampilkan program CSR yang semakin
tanggung jawab perusahaan yang hari lebih dipandang sebagai bentuk
berkomitmen untuk berkontribusi dalam kesadaran moral sebuah perusahaan
pembangunan ekonomi yang untuk berkontribusi dalam upaya
menitikberatkan pada keseimbangan peningkatan kesejahteraan masyarakat
aspek ekonomi, lingkungan dan (Puspita et al., 2019)
masyarakat. CSR mulai menghangat di Komunikasi CSR merupakan proses
Indonesia sejak disahkannya UU No. 40 pengkomunikasian dampak sosial dan
Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas, lingkungan dari kegiatan ekonomi
disebabkan UU tersebut menyebutkan organisasi terhadap kelompok khusus
secara tegas bahwa CSR telah menjadi yang berkepentingan dan terhadap
kewajiban perusahaan. Bunyi pasal 74 ayat masyarakat secara keseluruhan, seperti
(1) yang menyebutkan kewajiban tersebut dijelaskan (Morsing & Beckmann, 2006).
adalah Morsing & Beckmann (2006)
“Perseroan Terbatas yang menjalankan komunikasi CSR merupakan komunikasi
usaha di bidang dan/atau bersangkutan
yang dirancang dan didistribusikan oleh
dengan sumber daya alam wajib
perusahaan tentang aktivitas CSR yaitu
menjalankan tanggung jawab sosial dan
lingkungan”.
aktivitas yang mendorong masyarakat

P erincian atas tanggung jawab sosial untuk memanfaatkan kemampuan dan

perusahaan terdapat dalam Undang- potensi yang dimiliki wilayahnya melalui

Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun bantuan perusahaan.

2003 Tentang BUMN dan Peraturan PT. Pertamina Refinery Unit II Dumai,

Menteri Negara BUMN No. 4 Tahun 2007. perusahaan memegang peranan penting

Peraturan menteri tersebut mengatur hal- sebagai salah satu dari tujuh jajaran unit

hal yang terkait dengan besaran dana pengolahan di Indonesia yang merupakan

hingga tata cara pelaksanaan CSR. Topik unit pengolahan dari perusahaan

pembahasan mengenai CSR semakin Pertamina dengan kapasitas kilang

36
Jurnal Simbolika, 7 (1) April 2021: 35-46

terbesar di Sumatera yaitu sebesar perusahaan dengan masyarakat selama ini


170.000 barrel/hari kurang efektif. Masyarakat mengeluhkan
(https://www.pertamina.com/id/refinery- informasi yang disampaikan perusahaan
unit-ii-dumai). jumlah besar minyak terkadang sulit dimengerti dan dipahami.
tersebut yang diolah setiap harinya tentu Kenyataan akan kondisi ini, perusahaan
berbanding lurus dengan besarnya jumlah perlu memahami para pemangku
limbah yang dihasilkan oleh perusahaan, kepentingan, termasuk informasi yang
sehingga menjadi perhatian khusus bagi mereka butuhkan, dan saluran komunikasi
PT. Pertamina Refinery Unit II Dumai yang sesuai dengan mereka.
karena wilayah operasi mereka berada di Ketaatan dan kinerja dalam
sekitar lingkungan pemukiman pengelolaan lingkungan dan
masyarakat. pemberdayaan masyarakat yang telah
Permasalahan yang sering sekali dijalankan di tahun 2018, Pertamina
muncul terkait pelaksanaan dan Refinery Unit II meraih penghargaan
pengelolaan CSR di Indonesia adalah PROPER Emas untuk RU II Sungai Pakning
mengenai bagaimana idealnya sebuah dan PROPER Hijau untuk RU II Dumai.
perusahaan mengimplementasikan Penghargaan tersebut diberikan pada
program CSR tersebut, bagaimana Malam Anugerah Lingkungan PROPER
mensinergikannya dengan tujuan 2018, diserahkan langsung oleh Menteri
perusahaan dan kepentingan masyarakat Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti
agar hasil dari program CSR bisa dirasakan Nurbaya.
langsung oleh masyarakat (Widokarti,
2014). Realitasnya, komunikasi CSR yang
dilakukan perusahaan memang didengar.
Akan tetapi, hanya sedikit masyarakat
yang tahu banyak tentang CSR. Upaya
perusahaan untuk melaporkan kegiatan
sosial dan lingkungan terus meningkat,
namun orang yang aktif dalam masyarakat Gambar 1 : Penghargaan Proper Emas dan Proper
Hijau 2018 untuk Refinery Unit II Dumai
tidak merasa tahu banyak tentang apa Sumber Gambar :
yang dilakukan oleh perusahaan karena https://pertamina.com/id/news-
room/energia-news/pertamina-ru-ii-raih-
komunikasi yang terjalin antara proper-emas-dan-hijau
37
Welly Wirman, Genny Gustina Sari, & Indah Kus Pratiwi, Strategi Pengelolaan Komunikasi Corporate Social
Responsibility Melalui Program Bukit Mekar PT. PERTAMINA RU II Dumai

apabila semua alur dari program telah


Corporate Social Responsibility PT. dijalankan maka pihak perusahaan akan
Pertamina Refinery Unit II Dumai, sudah menggandeng stakeholder terkait seperti
menjalankan salah satu program unggulan kelurahan, dinas penyuluh pertanian serta
CSR PT. Pertamina Refinery Unit II Dumai masyarakat yang ikut serta dalam
yaitu Bukit Mekar Pertanian dan mengelolah Program Bukit Mekar
Perikanan Terintegrasi. Program Bukit Pertanian dan Perikanan Terintegrasi.
Mekar Pertanian dan Perikanan Keunggulan Program Bukit Mekar
Terintegrasi ini memiliki konsep Pertanian dan Perikanan Terintegrasi
mengelola lahan pertanian melalui bertujuan menjadi agrowisata pertama di
kelompok tani secara bergotong royong Kota Dumai. Program Bukit Mekar
dengan memanfaatkan peluang atau Pertanian dan Perikanan Terintegrasi
potensi yang ada serta memberdayakan tidak hanya memberikan pendapatan bagi
masyarakat petani khususnya di Bukit Kelompok Tani Bukit Mekar namun
Datuk agar menjadi petani yang unggul. sekaligus memberikan sarana wisata yang
Jauh sebelum dilaksanakannya edukatif untuk masyarakat Kota Dumai.
bantuan, PT. Pertamina Refinery Unit II Tanaman yang ditanam di lahan Bukit
Dumai telah melakukan kajian berupa Mekar Pertanian dan Perikanan
Social Mapping di wilayah tersebut. Terintegrasi adalah tanaman holtikultura
Perencanaan suatu program CSR diusulkan yaitu proses cocok tanam yang bisa
bottom-up, perusahaan memetakan dilakukan di halaman rumah seperti
kebutuhan masyarakat melalui Social jagung, cabe, sayur-sayuran dan lainnya
Mapping untuk menjadi dasar dan juga budidaya ikan lele. Kelompok
pertimbangan pelaksanaan program CSR. Tani Bukit Mekar berjumlah tiga belas
Selanjutnya kebutuhan-kebutuhan atau orang yang mempunyai potensi baik,
masalah sosial yang ada di masyarakat hanya saja kelompok ini terkendala oleh
teridentifikasi, rencana program diusulkan modal dan lahan, sehingga kelompok
ke CSR Pusat untuk mendapatkan tersebut dijadikan mitra binaan CSR PT.
persetujuan dari CEO & President Director Pertamina Refinery Unit II Dumai agar
PT Pertamina (Persero). tidak menjadi petani yang rentan.
Hasil Social Mapping Kendala yang dihadapi perusahaan
direkomendasikan Program Bukit Mekar mengenai pelaksanaan program CSR
Pertanian dan Perikanan Terintegrasi, umumnya terletak pada kemauan dan

38
Jurnal Simbolika, 7 (1) April 2021: 35-46

kemampuan masyarakat tersebut. CSR bukit mekar, mengetahui evaluasi


Semangat dan antusias masyarakat program CSR bukit mekar.
biasanya muncul pada awal program, Triple Bottom Line pertama kali
kemudian mengalami penurunan pada diperkenalkan oleh John Elkington (1998)
saat program CSR tengah berjalan. Untuk dalam bukunya yang berjudul Cannibals
mengatasi hal tersebut, pihak perusahaan With Forks: The Triple Bottom Line in 21st
selalu memberikan dukungan kepada Century Business. Elkington menganjurkan
masyarakat agar tetap melaksanakan agar dunia usaha perlu mengukur sukses
program CSR hingga tuntas demi (atau kinerja) tidak hanya dengan kinerja
kepentingan Bersama melalui sosialisasi keuangan (berapa besar deviden atau
dan pendampingan. Hal positif yang bottom line yang dihasilkan), namun juga
ditemukan adalah banyaknya dukungan dengan pengaruh terhadap perekonomian
yang diberikan oleh masyarakat terhadap secara luas, lingkungan dan masyarakat di
program CSR dari perusahaan, bahkan mana mereka beroperasi. Disebut Triple
perusahaan tidak pernah menerima sebab konsep ini memasukkan tiga ukuran
komplain atas perancangan program CSR kinerja sekaligus: Economic,
dan pelaksanaannya. Environmental, Social (EES) atau istilah
Keselarasan Triple Bottom Line umumnya yaitu 3P: Profit, Planet, People.
merupakan suatu upaya yang sungguh- Pemahaman akan manajemen
sungguh untuk bersinergi dalam mencapai komunikasi wajib dimiliki oleh para
pembangunan yang berkelanjutan dengan manajer yang bertanggung jawab atas
konsisten demi mendorongnya aktivitas sebuah organisasi. Istilah
keseimbangan ekonomi, sosial dan manajemen komunikasi oleh Harry Irwin.
lingkungan. Demi mewujudkannya People, Kaye menyatakan bahwa untuk
Profit, Planet dibutuhkan kerja sama dari mengaplikasikan pengertian manajemen
berbagai elemen perusahaan, pemerintah komunikasi tersebut maka dipergunakan
dan tentunya masyarakat. Penelitian ini model yang dapat mengembangkan
betujuan untuk mengetahui perencanaan individu dalam kegiatan di perusahaan dan
program CSR bukit mekar, mengetahui harus konsisten terhadap dua hal yaitu
pengorganisasian program CSR bukit model sebagai alat mengukur kekuatan
mekar, mengetahui pengawasan program dan kelemahan dari human system dan

39
Welly Wirman, Genny Gustina Sari, & Indah Kus Pratiwi, Strategi Pengelolaan Komunikasi Corporate Social
Responsibility Melalui Program Bukit Mekar PT. PERTAMINA RU II Dumai

model kedua dipusatkan pada strategi Menurut Untung (2014) bahwa


manajemen (Yusuf & Ridwan, 2018). pemberdayaan masyarakat adalah
Aplikasi dari kedua hal tersebutlah serangkaian kegiatan untuk meningkatkan
menjadi dasar pengertian bahwa aset dan kemampuan masyarakat miskin
penerapan manajemen komunikasi di agar mau dan mampu mengakses berbagai
perusahaan pada hakikatnya mengusulkan sumber daya, permodalan, teknologi dan
individu sebagai anggota perusahaan pasar dengan pendekatan pendampingan,
dapat saling memahami pekerjaannya dan peningkatan kapasitas pelayanan serta
memastikan masing-masing pekerjaan pembelajaran menuju kemandirian.
memberikan kontribusi yang baik kepada Pemberdayaan dapat dijelaskan sebagai
perusahaan. Proses manajemen terlibat langkah-langkah dalam meningkatkan
fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh kemampuan masyarakat yang memiliki
seorang manajer atau pimpinan, yaitu perekonomian menengah ke bawah untuk
perencanaan (planning), pengorganisasian menyampaikan pendapat serta
(organizing), pemimpin (leading), dan kebutuhannya, sesuai dengan apa yang
pengawasan (controlling). Manajemen dibutuhkan oleh masyarakat, dan bukan
diartikan sebagai proses merencanakan, apa yang diinginkan olehnya secara
mengorganisasian, memimpin, dan bertanggung-gugat (accountable) agar
mengendalikan upaya organisasi dengan kehidupan lebih baik.
segala aspek agar tujuan organisasi METODE PENELITIAN
tercapai secara efektif dan efisien (Fattah, Penelitian ini merupakan penelitian
2004). Nyatanya, variable-variabel seperti kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif
corporate social responsibility goal, berlandaskan konsep sebagai pemandu
corporate social issue dan corporate agar fokus penelitian sesuai dengan fakta
relation program memiliki pengaruh di lapangan. Menurut Strauss & Corbin,
positif terhadap peningkatan taraf hidup (1997) yang dimaksud dengan penelitian
masyarakat. Tiga variabel tersebut harus kualitatif adalah jenis penelitian yang
diterapkan dan menjadi fokus perusahaan, menghasilkan penemuan-penemuan yang
meskipun dilapangan corporate relation tidak dapat diperoleh dengan
program nyatanya memiliki pengaruh menggunakan prosedur-prosedur statistik
yang lebih besar dibandingkan dua atau cara-cara lain dari kuantifikasi
variable lainnya (Mapisangka, 2009) (pengukuran). Data yang dihasilkan dari
metode penelitian kualitatif berupa data

40
Jurnal Simbolika, 7 (1) April 2021: 35-46

deskriptif. Data deskriptif merupakan data program tersebut menjadi berguna bagi
yang berupa kata-kata, gambar dan bukan masyarakat sasarannya. Terdapat begitu
angka-angka (Moleong, 2010) banyak aspek yang perlu diperhatikan agar
Pada penelitian ini penulis akan program tersebut dapat benar-benar
mengamati proses bagaimana strategi terlaksana dengan baik dan benar yaitu
pengelolaan Corporate Social Responsibility lingkungan, masyarakat dan program yang
pada bidang pemberdayaan melalui akan dilaksanakan termasuk dalam
program Bukit Mekar PT. Pertamina pengelolaan program CSR. Setiap
Refenery Unit II Dumai dan bagaimana perusahaan yang bergerak dalam bidang
evaluasi dari pengelolaan Corporate Social jasa dan barang maupun yang berada di
Responsibility pada bidang pemberdayaan bawah naungan pemerintah atau swasta
PT. Pertamina Refinery Unit II Dumai dan memiliki cara berbeda dalam pengelolaan
mempermudah jalan untuk mencapai program CSR dimana swasta biasanya
tujuan yang diinginkan dengan menyadari bahwa keberhasilan CSR adalah
menggunakan konsep pengelolaan. upaya untuuk mencapai keuntungan dan
Objek penelitian adalah segala citra yang lebih baik, sementara bagi
sesuatu yang hendak diteliti pada suatu pemerintah CSR adalah wujud tanggung
penelitian (Alwasilah, 2006). Teknik jawab dan kepedulian yang murni
pengumpulan data yang dilakukan adalah dilandasi dari kewajiban pemerintah
observasi, wawancara, serta dokumentasi. mengayomi masyarakatnya. Pertamina
Teknik analisis data yang digunakan pada adalah perusahaan minyak dan gas bumi
penelitian ini mengacu pada model yang dimiliki Pemerintah Indonesia, yang
interaktif dari Miles dan Huberman untuk berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957
menganalisis data hasil penelitian. dengan nama PT. Pertamina. Perusahaan
Tahapannya meliputi pengumpulan data, ini membutuhkan lisensi sosial atau
reduksi data, penyajian data, dan pengakuan akan keberadaannya di
penarikan kesimpulan (Alwasilah, 2006). lingkungan masyarakat. Menuju
HASIL DAN PEMBAHASAN tergapainya pengakuan tersebut, mereka
Keberlangsungan dari sebuah menjalin hubungan dan komunikasi
program Corporate Social Responsibility kepada masyarakat melalui program CSR
(CSR) yang telah dirancang sedemikian (National Oil Company).
rupa oleh sebuah perusahaan agar

41
Welly Wirman, Genny Gustina Sari, & Indah Kus Pratiwi, Strategi Pengelolaan Komunikasi Corporate Social
Responsibility Melalui Program Bukit Mekar PT. PERTAMINA RU II Dumai

Program CSR yang dilakukan oleh secara berkelanjutan, melalui program ini
PT. Pertamina Refinery Unit II Dumai perusahaan berharap dapat menanamkan
selama beroperasi terdiri dari empat nilai-nilai positif kepada masyarakat
bidang, yakni: CSR Pemberdayaan seperti perusahaan ramah lingkungan, dan
masyarakat ada 2 program yaitu pertanian banyak lagi aspek pendukung seperti
dan perikanan terintegrasi lalu menjahit menjadikan program Bukit Mekar
konveksi dan handycraf, CSR Pendidikan di Pertanian dan Perikanan Terintegrasi ini
bidang ini ada Sekolah Adiwiyata dan ada sebagai Eduwisata Kelurahan Bukit Datuk,
pelatihan Safety Man Welder, CSR Kota Dumai.
Kesehatan di bidang ini ada program Perencanaan merupakan tahapan
Posyandu Sehati, CSR Lingkungan di pertama yang diisi dengan pencarian
bidang ini ada 4 program yaitu Penataan permasalahan sosial, kebutuhan
media protokoler Kota Dumai, bank masyarakat, serta penelusuran wilayah
sampah, normalisasi dan pengembangan yang dilakukan sesuai dengan kriteria
infrastruktur, konservasi sentra buah. yang disepakati oleh para stakeholder
Program-program ini berada di sekitar (lembaga, masyarakat, dan lain-lain) yaitu
wilayah operasional perusahaan yaitu di wilayah dengan tingkat kebutuhan
Ring 1 dan Ring 2 Kota Dumai. pendampingan lebih dibandingkan
Salah satu program yang secara wilayah lainnya. Penempatan ini dilakukan
berkelanjutan dapat berkomunikasi agar pemilihan lokasi dilakukan sebaik
dengan masyarakat tersebut adalah mungkin khususnya pada lahan yang
program pemberdayaan masyarakat. tadinya dianggap sulit dikelola. Tahap ini,
Program CSR di bidang pemberdayaan PT. PT. Pertamina Refinery Unit II Dumai
Pertamina Refinery Unit II Dumai terdiri melihat wilayah Ring 2 wilayah
dari 2 program, yakni menjahit konveksi operasional sebagai lokasi program ini.
dan handyscraft serta Bukit Mekar Tahap perencanaan melibatkan Tim CSR
Pertanian dan Perikanan Terintegrasi. Pertamina RU II Dumai bersama Univesitas
Melalui Program Bukit Mekar Gadjah Mada. pihak Pertamina dan UGM
Pertanian dan Perikanan Terintegrasi, mengsurvey ke lapangan menentukan
perusahaan mengintensifkan relasinya wilayah dan lokasi yang akan dijadikan
dengan masyarakat karena program ini tempat pelaksanaan program CSR bagi
terdapat fungsi pengawasan secara masyarakat tersebut. Program ini
langsung kepada kelompok masyarakat mengusung program ramah lingkungan

42
Jurnal Simbolika, 7 (1) April 2021: 35-46

sehingga tidak merusak ekosistem yang kontribusi perusahaan dan secara


sudah ada dengan memanfaatkan lahan- perlahan meningkatkan citra perusahaan
lahan yang telah ada. di mata masyarakat. Kemudian tahapan
Pada tahapan kedua yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pengorganisasian, perusahaan melalui CSR pengawasan, tahap terakhir adalah
Refinery Unit II Dumai turun langsung evaluasi.
kemasyarakat bersama berdiskusi terkait Evaluasi merupakan keharusan pada
maksud untuk melaksanakan program CSR setiap akhir program atau kegiatan untuk
berdasarkan temuan yang terdapat di mengetahui efektivitas dan efisiensi
wilayah tersebut. Hal ini dimaksudkan program. Berdasarkan hasil evaluasi itu
agar masyarakat mampu memahami bisa diketahui apakah program bisa
keadaan wilayahnya sehingga pemberian dilanjutkan, dihentikan atau dilanjutkan
program tepat untuk kebutuhan dan dengan melakukan beberapa perbaikan
bukan keinginan masyarakat. Masyarakat dan penyempurnaan (Iriantara, 2010).
secara berkelompok terlebih dahulu Evaluasi program pemberdayaan
mengajukan proposal permohonan masyarakat oleh CSR Refinery Unit II
pendampingan dan bantuan pembinaan Dumai dilakukan secara internal dan
program yang dikirimkan kepada eksternal maksudnya perusahaan akan
perusahaan. Perusahaan kemudian mengevaluasi bagaimana teknis
disaksikan oleh masyarakat akan pelaksanaan program dilapangan serta
menyeleksi proposal yang masuk mengevaluasi kinerja tim dalam
berdasarkan tingkat ketercapaian, kondisi mendampingi masyarakat mewujudkan
di lapangan serta urgensi pelaksanaan program tersebut.
program dilihat dari tingkat Evaluasi internal pihak yang telibat
permasalahannya. adalah CSR Officer, Manager Comm & CSR
Tahap ketiga merupakan Refinery Unit II Dumai dimana evaluasi
pengawasan, dalam tahapan ini dilakukan sedikitnya satu bulan sekali.
perusahaan melakukan kegiatan Tahap ini akan memutuskan apakah
pengawasan yang dilakukan oleh CSR kelompok pemberdayaan akan menjadi
Refinery Unit II Dumai beserta manajer. kelompok binaan yaitu yang menerima
Pelaksanaan program CSR ini tergolong manfaat dengan kerja sama yang telah
efektif karena masyarakat bisa melihat terjalin dengan CSR Refunery Unit II Dumai

43
Welly Wirman, Genny Gustina Sari, & Indah Kus Pratiwi, Strategi Pengelolaan Komunikasi Corporate Social
Responsibility Melalui Program Bukit Mekar PT. PERTAMINA RU II Dumai

namun belum mandiri atau menjadi mitra Terintegrasi menggelar acara peresmian
binaan yaitu kelompok yang sudah lepas program Bukit Mekar Pertanian dan
dari bantuan Pertamina tapi masih Perikanan Terintegrasi. Peresmian ini
dirangkul dan diajak ke acara pameran ditandai dengan penanaman tanaman
dsb. CSR Officer akan mendatangi holtikultur serta dilepaskannya sepuluh
kelompok binaan untuk evaluasi setiap ribu bibit ikan lele dan ikan nila yang
akhir tahun. Setiap kendala ataupun saran ditebar di kolam program tersebut yang
yang disampaikan dengan cara diskusi dilaksanakan pada tanggal 14 Desember
oleh kelompok binaan kepada CSR Refinery 2018 (Laporan Tahunan CSR Refinery Unit
Unit II dan Community Development II Dumai.)
Officer- Universitas Gadjah Mada (CDO Program CSR Bukit Mekar Pertanian
UGM) akan menjadi bahan untuk evaluasi. dan Perikanan Terintegrasi, perusahaan
Perusahaan yang sukses dalam melakukan pendampingan untuk
menerapkan program CSR akan memiliki menyiapkan kelompok tani agar mampu
citra atau nama baik di mata masyarakat, mengelolah sendiri program kegiatannya.
namun apabila perusahaan gagal Pemandirian ini oleh CSR Refinery Unit II
menerapkan program CSR maka Dumai terus melakukan pengawasan
masyarakat akan menganggap perusahaan dengan mengunjungi lokasi program CSR
telah berbuat zalim dan tentunya akan mulai dari hasil yang diperoleh
mempengaruhi kinerja dan citra perusahaan menilai bahwa program ini
perusahaan kedepannya (Retnaningsih, sudah mampu mengembangkan usahanya
2015). dengan terdapatnya kolam kerambah yang
Bagi perusahaan, program CSR tidak didapatkan dari hasil panen.
hanya sebatas tanggung jawab sosial Perkembangan program yang telah
namun terdapat harapan didalamnya. didapati dari program ini adalah
Setelah pembangunan telah siap untuk penambahannya bibit ikan nila, saat ini
dilaksanakan program, maka perusahaan kelompok program saat ini mampu
bersama lapisan masyarakat yang dihadiri menghasilkan dan memanen tanaman
oleh Lurah Bukit Datuk, Ketua Lembaga serta ikan lele dan nila. Pencapaian yang
Pemberdayaan Masyarakat Kota, lalu diperoleh dari program ini, perusahaan
pihak Perusahaan, dan kelompok Tani tidak ada mengharapkan keuntungan
Bukit Mekar pengelolah Program CSR finansial dari kelompok tani Bukit mekar
Bukit Mekar Pertanian dan Perikanan pada program CSR yang kita lakukan.

44
Jurnal Simbolika, 7 (1) April 2021: 35-46

Sesuai dengan tujuan awalnya, program Perikanan Terintegrasi tetap dimonitoring


CSR dibentuk untuk membangun oleh CSR PT. Pertamina Refinery Unit II
kemandirian masyarakat Bukit Mekar agar Dumai. Perusahaan selalu menjadi
kedepannya mereka mampu mengolah dan pendamping bagi masyarakat agar terus
meningkatkan perekonomian mereka mengembangkan usahanya. Semua ini
menjadi lebih baik. merupakan tindakan nyata PT. Pertamina
Program Bukit Mekar Pertanian dan Refinery Unit II Dumai melalui CSR Officer
Perikanan Terintegrasi dapat dikatakan RU II Dumai sebagai jembatan perusahaan
mampu berjalan dengan baik di perjalanan untuk membangun masyarakat sejahtera,
program ini. Hal ini terlihat dari Pertama serta dapat mandiri dalam
perusahaan yang baru beroperasi mampu mengembangkan usaha di bidang
mendapatkan lisensi sosial dari pertanian dan perikanan terintegrasi, serta
masyarakat melalui program CSR yang membentuk pengakuan sosial dari
telah dikelola; Kedua, keinginan dari masyarakat untuk masyarakat sebagai
masyarakat untuk meningkatkan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan.
perekonomiannya melalui program CSR Setiap perjalanan program CSR,
Bukit Mekar Pertanian dan Perikanan motivasi merupakan salah satu penentu
Terintegrasi dengan tetap menjalankan keberhasilan dari terlaksananya program
komitmen sehingga program ini tersebut melalui sesama anggota
mendapatkan keuntungan dan mampu kelompok maupun dari perusahaan sangat
mengembangkan modal di luar bantuan mempengaruhi berkembang atau tidaknya
dari perusahaan; program ini. Bukit Mekar Pertanian dan
Ketiga, melalui program CSR Bukit Perikanan Terintegrasi menjadi langkah
Mekar Pertanian dan Perikanan nyata perusahaan untuk meningkatkan
Terintegrasi perusahaan mampu kesejahteraan masyarakat. Program Bukit
menerapkan budaya ramah lingkungan Mekar Pertanian dan Perikanan
yang mereka miliki, ditandai dengan Terintegrasi saat ini telah mampu
penerapan lahan tanah yang dimiliki oleh memotivasi kelompok baru untuk
Pertamina yang sudah tidak terperhatikan membentuk program yang sama.
menjadi layak dikelola. Diharapkan melalui berkembangnya
Memasuki tahun kedua yaitu tahun kelompok baru dan seterusnya mampu
2019, Bukit Mekar Pertanian dan menjadikan Bukit Mekar Pertanian dan

45
Welly Wirman, Genny Gustina Sari, & Indah Kus Pratiwi, Strategi Pengelolaan Komunikasi Corporate Social
Responsibility Melalui Program Bukit Mekar PT. PERTAMINA RU II Dumai

Perikanan Terintegrasi menjadi tempat yang dilakukan kelompok tani bukit


wisata pertama di Kota Dumai ke mekar. Bentuk monitoring adalah
depannya. pelaporan mengenai kegiatan program dan
SIMPULAN kelompok. Laporan ini akan diberikan
Berdasarkan hasil penelitian yang kepada CSR Officer; Evaluasi yang
telah dilakukan oleh penulis, maka penulis merupakan sebuah titik balik untuk
dapat menarik kesimpulan dari penelitian menentukan keberlanjutan program
sebagai berikut proses perencanaan ini melalui dari hasil evaluasi yang dilakukan
dilakukan secara bersama-sama oleh CSR oleh CSR Officer dan CDO.
Pertamina Refinery Unit II Dumai dan
DAFTAR PUSTAKA
Community Development Officer (CDO)
Alwasilah, A. C. (2006). Pokoknya Kualitatif: Dasar-
Universitas Gadjah Mada dalam Dasar Merancang Dan Melakukan Penelitian
Kualitatif. Dunia Pustaka Jaya.
melaksanakan program Bukit Mekar Fattah, N. (2004). Konsep manajemen berbasis sekolah
(MBS) dan dewan sekolah. Pustaka Bani
Pertanian dan Perikanan Terintegrasi.
Quraisy.
Tahap ini CDO yang melakukan observasi Iriantara, Y. (2010). Community Relations Konsep dan
Aplikasinya. Remaja Rosdakarya.
kelapangan untuk menggali masalah apa Mapisangka, A. (2009). Implementasi CSR Terhadap
Kesejahteraan Hidup Masyarakat. Jurnal
saja yang ada di sekitar masyarakat; Ekonomi Dan Studi Pembangunan, 1.
Moleong, L. J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif.
Pengorganisasian adalah dua orang atau Remaja Rosdakarya.
Morsing, M., & Beckmann, S. C. (2006). Strategic CSR
lebih yang berkerjasama dalam cara yang
Communication. DJØF Publishing.
terstruktur untuk mencapai sasaran Puspita, A. R., Barasani, A. A., & Aditya, R. (2019).
PENGELOLAAN PROGRAM CORPORATE
spesifik atau sejumlah sasaran. Tahap ini SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT PERTAMINA
(Persero) RU III PLAJU. Jurnal Empower, 4.
CSR Pertamina dan CDO merencanakan https://doi.org/http://dx.doi.org/10.24235/em
power.v4i1.4233
organisasi yang akan melaksanakan Retnaningsih, H. (2015). PERMASALAHAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
program bukit mekar pertanian dan
DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN
perikanan terintegrasi dari hasil Social MASYARAKAT. Jurnal Aspirasi, 6.
https://doi.org/https://doi.org/10.46807/aspir
Mapping dan rencana kerja anggaran asi.v6i2.512
Strauss, A., & Corbin, J. (1997). Dasar-Dasar Penelitian
perusahaan yang telah diketahui; Tahap Kualitatif Prosedur, Tehnik, dan Teori. PT Bina
Ilmu.
monitoring senantiasa dilakukan oleh CDO. Untung, B. (2014). CSR Dalam Dunia Bisnis. Graha Ilmu.
Widokarti, J. R. (2014). Masalah dasar Pengelolaan
Monitoring tersebut tidak hanya dilakukan
Corporate Social Responsibility (CSR) di
atas dasar pemberitahuan saja, tetapi CDO Indonesia. Jurnal Ilmiah Universitas Terbuka.
Yusuf, B., & Ridwan, H. (2018). MANAJEMEN
terkadang memantau dengan tanpa KOMUNIKASI DALAM PENGELOLAAN
INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH (Pada
adanya pemberitahuan terlebih dahulu Biro Humas Dan PDE Sekretariat Daerah
Propinsi Sulawesi Tenggara). Jurnal Komunikasi
untuk memonitoring kegiatan apa saja Hasil Pemikiran Dan Penelitian.

46

Anda mungkin juga menyukai