Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR ONLINE

MODULUS PUNTIR (M2)

Nama : Christianto Harnawan

NIM : 545200044

Prodi : Teknik Industri

Nama Asisten : Ribka Giovanni

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TARUMNAGARA
JAKARTA 2020
I.TUJUAN PRAKTIKUM
1.Menentukan modulus puntir secara statis
2. Memahami sifat elastis bahan di bawah pengaruh puntiran
3.Mempelajari cara penggunaan alat ukur mikrometer sekerup dan jangka sorong

II.DASAR TEORI
Salah satu ujung batang B dipasang pada penjepit P keras-keras, ujung lainnya dipasang pada roda pemutar yang dapat berputar
bebas bersama katrol K. Dengan beban yang digantungkan pada ujung tali dari katrol, maka rodanya akan berputar dan
menghasilkan momen M terhadap batang B. Besar sudut puntiran batang dapat dibaca pada pembagian skala S yang diperlihatkan
oleh jarum penunjuk yang terpasang pada batang itu. Maka sudut modulus puntir (G) dapat dihitung menurut persamaan :

𝟐𝑴𝑳 𝒈 𝒓 𝒍 𝒘 𝟑𝟔𝟎
𝑮=
𝝅∅𝑹 𝟐 = 𝝅𝟐 𝑹𝟐
x
𝜶

Dimana :
M = momen putar yang bekerja pada batang
L = panjang batang B dari P sampai jarum penunjuk
R = jari-jari batang
∅ = sudut puntiran dalam radial
g = percepatan gravitasi
r = jari-jari katrol K
w = massa beban (kg)
α = sudut puntiran dalam derajat
G = modulus puntir ( N/m2 )

III.PERALATAN

1. Mikrometer sekerup
2. Jangka sorong
3. Mistar ukur
4. Alat pemuntir yang dilengkapi dengan roda pemutar serta katrol bertali dan pembagian skala sudut serta jarum penunjuk.
5. 6 buah beban @ ± 500 gram

6. Timbangan massa beban

IV.BAHAN / BENDA UJI


Batang logam besi dan kuningan

2
V.JALANNYA PERCOBAAN
1. Ukurlah R dan r beberapa kali dan timbanglah w.
2. Pasanglah batang B pada penjepitnya dan keraskan sekerupnya.
3. Periksakan gerakan katrol, apakah momen sudut dapat diteruskan keseluruh batang B.
4. Pasanglah penunjuk skala pada batang B dan aturlah kedudukannya terhadap pembagian skala S. Ukurlah L dari penjepit P
sampai penunjuk skala, Dengan memasang beban permulaan pada ujung tali dari katrol, catatlah penunjukkan skalanya.
5. Tambahkan beban satu persatu dan pada setiap kali penambahan beban, catatlah besar sudut perputaran penunjuk skala.
6. Kurangi beban satu demi satu dan pada setiap pengurangan catatlah besar sudut perputaran penunjuk skala.
7. Ulangi percobaan d, e, dan f untuk harga L yang berbeda.
8. Lakukan percobaan diatas untuk kedua jenis batang B yang berbeda.

3
VI. LAPORAN PERCOBAAN
LAPORAN PERCOBAAN : MODULUS PUNTIR ( M2 )

TANGGAL PERCOBAAN : 7 oktober 2020


N a m a : 1)Christianto Harnawan
No. Mhs : 1)545200044

A. Batang Logam 1 (Besi)

α dengan beban di α rata-rata Modulus Puntir


R (cm) r (cm) L (cm) W (g) tambah kurang (N/𝑐𝑚2)
0,1975 6,575 30 561,5 3 3,5 3,25 8,000 x 106
0,1975 6,575 30 1057 5,5 6 5,75 8,512 x106
0,1975 6,575 30 1548,7 8 8,5 8,25 8,692 x106
0,1975 6,575 30 2051,3 11 11 11 8,635 x106
0,1975 6,575 30 2545,3 13,5 13,5 13,5 8,730 x106
0,1975 6,575 30 3035,5 15,5 15,5 15,5 9,068 x106
0,1975 6,575 40 561,5 4,5 4,5 4,5 7,703 x 106
0,1975 6,575 40 1057 6,5 7,5 7 9,322 x106
0,1975 6,575 40 1548,7 10 10,5 10,25 9,328 x106
0,1975 6,575 40 2051,3 14 14 14 9,046 x106
0,1975 6,575 40 2545,3 17 17 17 9,235 x106
0,1975 6,575 40 3035,5 20 20 20 9,370 x106

Terhitung modulus puntir rata-rata batang logam I : G = 8,803 x 106 ± 4,95 %

B. Batang Logam 2 (Kuningan)

α dengan beban di α rata-rata Modulus Puntir


R (cm) r (cm) L (cm) W (g) tambah kurang (N/𝑐𝑚2)
0,177 6,575 30 561,5 7 7 7 5,757 x 106
0,177 6,575 30 1057 12 12 12 6,322 x106
0,177 6,575 30 1548,7 17 17 17 6,539 x106
0,177 6,575 30 2051,3 22,5 22,5 22,5 6,544 x106
0,177 6,575 30 2545,3 27,5 28 27,75 6,583 x106
0,177 6,575 30 3035,5 32,5 32,5 32,5 6,704 x106
0,177 6,575 40 561,5 7,5 8 7,75 6,934 x 106
0,177 6,575 40 1057 14 14,5 14,25 7,099 x106
0,177 6,575 40 1548,7 21 21 21 7,058 x106
0,177 6,575 40 2051,3 28 28 28 7,011 x106
0,177 6,575 40 2545,3 34,5 34,5 34,5 7,060 x106
0,177 6,575 40 3035,5 41 41 41 7,085 x106

Terhitung modulus puntir rata-rata batang logam I : G = 6,725 x 106 ± 11,39%

7.PERHITUNGAN
Dari data-data yang diperoleh selama percobaan maka modulus puntir batang yang diselidiki dapat dihitung melalui persamaan :

𝟐𝑴𝑳 𝒈 𝒓 𝒍 𝒘 𝟑𝟔𝟎
𝑮= = x
𝝅 ∅ 𝑹𝟐 𝝅𝟐 𝑹𝟐 𝜶

4
Batang Logam Besi (L=30 cm)

α rata-rata Modulus Puntir


R (cm) r (cm) L (cm) W (kg) (N/𝑐𝑚2)
0,1975 6,575 30 0,5615 3,25 8,000 x 106
0,1975 6,575 30 1,057 5,75 8,512 x106
0,1975 6,575 30 1,5487 8,25 8,692 x106
0,1975 6,575 30 2,0513 11 8,635 x106
0,1975 6,575 30 2,5453 13,5 8,730 x106
0,1975 6,575 30 3,0355 15,5 9,068 x106
G( rata-rata) 8,606 x 106

Contoh Perhitungan

percobaaan no.1

𝑔 𝑟 𝑙 𝑤 360 9,8 𝑥 6.575 𝑥 30 𝑥 0,5615 360


𝐺= x = X
𝜋2 𝑅2 𝛼 𝜋2 𝑥 𝑅4 3.25

= 8,000 x 106 N/𝑐𝑚2


Percobaan no.6

𝑔 𝑟 𝑙 𝑤 360 9,8 𝑥 6.575 𝑥 30 𝑥 3,0355 360


𝐺= x = X
𝜋2 𝑅2 𝛼 𝜋2 𝑥 𝑅4 15.5

= 9,068 x 106 N/𝑐𝑚2


No G (N/𝑐𝑚2) (𝐺 − 𝐺(𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎))2
1 8,000 x 106 3,676 x 1011
2 8,512 x106 8,895 x 109
3 8,692 x106 7,404 x 109
4 8,635 x106 8,211 x 108
5 8,730 x106 1,537 x 1010
6 9,068 x106 2,133 x 1011
Rata-rata 8,606 x 106 1,022 x 1011

Kesalahan Mutlak

√1,022463 𝑥 1011
𝑆𝐺 = = 63951,95
5

Kesalahan relatif

𝑆𝐺
𝑉𝐺 = 𝑥100% = 0,74 %
𝐺(𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎)

5
Batang Logam Besi (L=40 cm)

α rata-rata Modulus Puntir


R (cm) r (cm) L (cm) W (kg) (N/𝑐𝑚2)
0,1975 6,575 40 0,5615 4,5 7,703 x 106
0,1975 6,575 40 1,057 7 9,322 x106
0,1975 6,575 40 1,5487 10,25 9,328 x106
0,1975 6,575 40 2,0513 14 9,046 x106
0,1975 6,575 40 2,5453 17 9,235 x106
0,1975 6,575 40 3,0355 20 9,370 x106
G( rata-rata) 9,001 x 106

Contoh Perhitungan

percobaaan no.1

𝑔 𝑟 𝑙 𝑤 360 9,8 𝑥 6.575 𝑥 40 𝑥 0,5615 360


𝐺= x = X
𝜋2 𝑅2 𝛼 𝜋2 𝑥 𝑅4 4,5

= 7,703 x 106 N/𝑐𝑚2


Percobaan no.6

𝑔 𝑟 𝑙 𝑤 360 9,8 𝑥 6.575 𝑥 40 𝑥 3,0355 360


𝐺= x = X
𝜋2 𝑅2 α 𝜋2 𝑥 𝑅4 20

= 9,370 x 106 N/𝑐𝑚2

No G (N/𝑐𝑚2) (𝐺 − 𝐺(𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎))2


1 7,703 x 106 1,683 x 1012
2 9,322 x106 1,033 x 1011
3 9,328 x106 1,070 x 1011
4 9,046 x106 2,025 x 109
5 9,235 x106 5,491 x 1010
6 9,370 x106 1,364 x 1011
Rata-rata 9,001 x 106 8,776 x 1010

Kesalahan Mutlak

√8,776320 𝑥 1010
𝑆𝐺 = = 59249,708
5

Kesalahan relatif

𝑆𝐺
𝑉𝐺 = 𝑥100% = 0,65%
𝐺(𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎)

6
Batang Logam Kuningan (L = 30 cm)

α rata-rata Modulus Puntir


R (cm) r (cm) L (cm) W (kg) (N/𝑐𝑚2)
0,177 6,575 30 0,5615 7 5,757 x 106
0,177 6,575 30 1,057 12 6,322 x106
0,177 6,575 30 1,5487 17 6,539 x106
0,177 6,575 30 2,0513 22,5 6,544 x106
0,177 6,575 30 2,5453 27,25 6,583 x106
0,177 6,575 30 3,0355 32,5 6,704 x106
G( rata-rata) 6,408 x 106

Contoh Perhitungan

percobaaan no.1

𝑔 𝑟 𝑙 𝑤 360 9,8 𝑥 6.575 𝑥 30 𝑥 0,5615 360


𝐺= x = X
𝜋2 𝑅2 𝛼 𝜋2 𝑥 𝑅4 7

= 5,757 x 106 N/𝑐𝑚2


Percobaan no.6

𝑔 𝑟 𝑙 𝑤 360 9,8 𝑥 6.575 𝑥 30 𝑥 3,0355 360


𝐺= x = X
𝜋2 𝑅2 𝛼 𝜋2 𝑥 𝑅4 32.5

= 6,704 x 106 N/𝑐𝑚2


No G (N/𝑐𝑚2) (𝐺 − 𝐺(𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎))2
1 5,757 x 106 4,235 x 1011
2 6,322 x106 7,396 x 109
3 6,539 x106 1,703 x 1010
4 6,544 x106 1,835 x 1010
5 6,583 x106 3,070 x 1010
6 6,704 x106 8,739 x 1010
Rata-rata 6,408 x 106 5,844 x 1011

Kesalahan Mutlak

√5,844829 𝑥 1011
𝑆𝐺 = = 152902,962
5

Kesalahan relatif

𝑆𝐺
𝑉𝐺 = 𝑥100% = 2,38%
𝐺(𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎)

7
Batang Logam Kuningan (L = 40 cm)

α rata-rata Modulus Puntir


R (cm) r (cm) L (cm) W (kg) (N/𝑐𝑚2)
0,177 6,575 40 0,5615 7,75 6,934 x 106
0,177 6,575 40 1,057 14,25 7,099 x106
0,177 6,575 40 1,5487 21 7,058 x106
0,177 6,575 40 2,0513 28 7,011 x106
0,177 6,575 40 2,5453 34,5 7,060 x106
0,177 6,575 40 3,0355 41 7,085 x106
G (rata-rata) 7,041 x 106

Contoh Perhitungan

percobaaan no.1

𝑔𝑟𝑙𝑤 360 9,8 𝑥 6.575 𝑥40 𝑥 0,5615 360


𝐺= x = X
𝜋2 𝑅2 𝛼 𝜋2 𝑥 𝑅4 7,75

= 6,934 x 106 N/𝑐𝑚2


Percobaan no.6

𝑔𝑟𝑙𝑤 360 9,8 𝑥 6.575 𝑥 40 𝑥 3,0355 360


𝐺= x = X
𝜋2 𝑅2 𝛼 𝜋2 𝑥 𝑅4 41

= 7,085 x 106 N/𝑐𝑚2


No G (N/𝑐𝑚2) (𝐺 − 𝐺(𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎))2
1 6,934 x 106 1,155 x 1010
2 7,099 x106 3,304 x 109
3 7,058 x106 2,736 x 108
4 7,011 x106 9,035 x 108
5 7,060 x106 3,738 x 108
6 7,085 x106 1,953 x 109
Rata-rata 7,041 x 106 3,060 x 109

Kesalahan Mutlak

√3,060732 𝑥 109
𝑆𝐺 = = 11064,776
5

Kesalahan relatif

𝑆𝐺
𝑉𝐺 = 𝑥100% = 0,15 %
𝐺(𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎)

8
Total Batang Logam Besi

No L (cm) G (N/𝑐𝑚2) (𝐺 − 𝐺(𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎))2


1 30 8,606 x 106 1,022 x 1011
2 40 9,001 x 106 8,776 x 1010
Total 17,607 x 106 1,900 x 1011

G ( rata-rata) ?

17,607614 𝑥106
G (rata-rata) : = 8,803 x 106 N/𝑐𝑚2
2

Kesalahan Mutlak

√81,900095𝑥 1011
𝑆𝐺 = = 4,359 x 105
2−1

Kesalahan relatif

𝑆𝐺 4,35900 𝑥 105
𝑉𝐺 = 𝑥100% = x 100%
𝐺(𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎) 8,803807 𝑥 106

= 4,95 %

Total Batang Logam Kuningan

No L (cm) G (N/𝑐𝑚2) (𝐺 − 𝐺(𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎))2


1 30 6,408 x 106 5,844 x 1011
2 40 7,041 x 106 3,060 x 109
Total 13,450 x 106 5,875 x 1011

G ( rata-rata) ?

13,450216 𝑥106
G (rata-rata) : = 6,725 x 106 N/𝑐𝑚2
2

Kesalahan Mutlak

√5,875436 𝑥 1011
𝑆𝐺 = = 7,665 x 105
2−1

Kesalahan relatif

𝑆𝐺 7,66513 𝑥 105
𝑉𝐺 = 𝑥100% = x 100%
𝐺(𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎) 6,725108 𝑥 106

= 11,39 %

9
VII.GRAFIK

𝛼 : f(w) untuk logam besi

𝛼
25

20

15 Besi 30cm
Besi 40cm
Teori(30)
10
Teori(40)

0
0.5615 1.057 1.5487 2.0513 2.5453 3.0355

𝛼 : f(w) untuk logam kuningan

45

40

35

30

kuningan(30cm)
25
kuningan(40cm)

20 Teori (30)
Teori(40)
15

10

0
0.5615 1.057 1.5487 2.0513 2.5453 3.0355

10
𝛼 : f(L) untuk logam besi

25

20

(0,5615 kg)
15 (1,057 kg)
(1,5487 kg)
(2,0513 kg)
10
(2,5453 kg)
(3,0355 kg)
5

L (m)
0
0,1 m 0,2 m 0,3 m 0,4 m

𝛼 : f(w) untuk logam kuningan

45

40

35

30 (0,5615 kg)
(1,057 kg)
25
(1,5487 kg)
20 2,0513 kg)

15 (2,5453 kg)
(3,0355 kg)
10

0
0,1 m 0,2 m 0,3 m 0,4 m

11
VIII.JAWABAN PERTANYAAN

Perbandingan grafik 𝜶 = f ( w ) dari hasil percobaan dengan teori :

Pada percobaan ,diperoleh bahwa semakin besar w, maka semakin besar juga 𝛼 yang dihasilkan. Sebaliknya , jika w semakin kecil
, maka semakin kecil pula 𝛼 yang dihasilkan.Oleh karen itu, dapat dikatakan bahwa w berbanding lurus dengan 𝛼.

Berikan 3 (tiga) contoh pemanfaatan aplikasi dari percobaan ini dalam bidang teknik atau industri :

1. Dapat memberikan sebuah gambaran bagi mahasiswa teknik industri tentang bagaimana sebuat modulus puntiran bekerja
2. Membuat mahasiswa menjadi terlatih untuk menganalisa dan mau melakukan eksperimen tentang konsep puntiran.
3.Dapat mengetahui besarnya beban yang dapat ditahan oleh poros sehingga mengetahui kekuatan maksimal poros dalam
melakukan puntiran.

IX.FAKTOR KESALAHAN

1.kesalahan dalam membaca mikrometer sekrup atau jangka sorong ketika mengukur jari-jari batang dan katrol

2.kesalahan dalan melihat pergeseran sudut yang terbentuk

3.kesalahan dalam membaca berat beban yang ditimbang

4.kesalahan dalam melakukan perhitungan

X.KESIMPULAN

1.Pada percobaan modulus puntir ini, semakin beban bertambah akan mengakibatkan pergeseran sudut yang semakin besar,
misalnya pada percobaan logam besi 30 cm , dengan berat 0,5615 kg akan menyebabkan pergeseran sudut 3,25 derajat,
sedangkan jika berat 1,057 kg akan menyebabkan pergeseran sudut 5,75 derajat.

2.modulus puntir atau disebut modulus elastis menunjukan perubahan beban yang elastis. Pada saat penambahan beban , jarum
penunjuk mengarah ke suatu angka , namun pad saat beban kembali dikurangi , jarum penunjuk tak langsung kembali ke posisi
semula ( contohnya pada percobaan logam besi 30 cm , sat ditambah beban akan menunjuk ke arah 3 derajat , tetapi setelah
dikurangi menunjuk ke arah 3,5 derajat.

3.Dari percobaan juga kita memperoleh data bahwa semakin besar massa , maka modulus elastis yang dihasilkan akan semakin
meningkat pula.

4. Perbedaan benda uji yang di gunakan tentunya menghasilkan hasil yang berbeda pula. Hal ini terlihat jelas pada Jari-jari kedua
bahan uji ( besi dengan kuningan), dimana menurut data yang didapat, jari-jari logam besi lebih besar sehingga hasil dari
perhitungan modulus puntir juga lebih besar.

5. Dari percobaan diperoleh pula sifat elastis suatu bahan dibawah pengaruh puntiran yang ditunjukan dengan jarum penunjuk yang
menunjuk suatu derajat.

12

Anda mungkin juga menyukai