Anda di halaman 1dari 9

MP

3 USAHA, DAN ENERGI

Kompetensi Dasar:
1. Menerapkan konsep, hukum kekekalan energi dalam memecahkan persoalan-
persoalan fisika sederhana,
2. Melakukan penyelidikan yang konsep dan penerapan usaha dan energi dalam
kehidupan sehari-hari.

A. Pendahuluan
Anda telah mengenal konsep gaya. Dari konsep gaya dikembangkan konsep usaha
dan energi. Pada prinsipnya kita dapat memecahkan masalah-masalah gerak berdasarkan
gaya-gaya penyebabnya. Tetapi dalam beberapa hal, penerapan konsep usaha dan energi
lebih menyederhanakan pemecahan masalah gerak. Hal ini karena usaha dan energi
adalah besaran skalar yang secara matematis lebih mudah dibandingkan dengan gaya
sebagai besaran vektor.
Bab ini akan membahas konsep usaha (kerja), menunjukkan hubungan konsep
usaha dengan energi (tenaga) yaitu energi gerak dan energi potensial. Melalui teorema
usaha-energi diperkenalkan asas penting dalam mekanika yaitu asas kekekalan energi
mekanik. Asas kekekalan energi mekanik menjadi suatu alternatif pengganti hukum Newton
dan lebih mudah dalam memecahkan masalah-masalah gerak, seperti gerak kereta luncur
(roller coaster) melalui suatu lintasan.
Lebih lanjut, hukum kekekalan energi mekanik memberikan pemahaman terhadap
hukum kekekalan yang lebih luas, yaitu hukum kekekalan energi, yang berlaku di jagad
raya. Jika kita menghitung atau mengukur energi total suatu sistem, meliputi : energi
mekanik, listrik, kalor, dan sebagainya, maka energi total sistem ini adalah kekal walaupun
salah satu energi tidak perlu kekal. Yang kita saksikan di jagad raya adalah terjadinya
pertukaran energi dari suatu bentuk ke bentuk lainnya tetapi jumlah energinya tetap
konstan.

B. Usaha (kerja)
Tinjau suatu partikel bermassa m, bekerja gaya F (besar dan arahnya dapat berubah). Kerja
yang dilakukan gaya F untuk menggeser partikel sejauh dr, didefinisikan sebagai :
dW = F. dr ...................................................................................3.1
maka kerja total yang dilakukan gaya F adalah :
W=  F. dr................................................................................. 3.2
Integral ini dapat diselesaikan jika gaya F diketahui sebagai fungsi posisi (kedudukan), yaitu
:
F = Fx i + Fy j + Fz k dan
dr = dx i + dy j + dz k
Maka : w =  F dx +  F dy +  F dz
x y z ............................................................3.3

1
Contoh 1

Berapa kerja total yang dilakukan untuk menggerakkan sebuah partikel dalam medan gaya
yang diberikan oleh : F = 3xyi – 5zj + 10xk, sepanjang kurva : x = t2 + 1; y = 2t2; z = t3 dari t
= 1 sekon hingga t = 2 sekon.

Pembahasan :
Kerja total yang dilakukan gaya F menggunakan persamaan 3.2. yaitu :
W=  F. dr
Dengan substitusi x, y, z sebagai fungsi t pada F sebagai fungsi posisi diperoleh :
F = (6t4 + 6t2)i – 5t3j + (10t2 + 10)k, sedangkan vektor perpindahan diperoleh dari
r = x i + y j + z k, yaitu :
dr = dx i + dy j + dz k.
= 2t i + 4 t j + 3t2 k
F. dr = (12t5 + 10t4 + 12t3 + 30t2) dt
2

 (12t + 10t 4 + 12t 3 + 30t 2 ) dt


5
Maka : W =
1
2
= 2t6 + 2t5 + 3t4 + 10t3
1
W = 303 satuan

Dalam 1-Dimensi

Dalam 1-dimensi (misalkan sumbu x), jika gaya konstan (besar dan arah tetap)
seperti dalam gambar 3.1, maka kerja yang dilakukan gaya F pada benda yang berpindah
dari kedudukan x1 = 0 hingga x2 = x. Persamaan 3.3, menjadi :
x

W= F
0
x dx

= Fx x ........................................................................................ 3.4

Fx : komponen gaya F yang searah dengan perpindahan, dengan :


Fx = F cos x ................................................................................ 3.5


Fx
x

Gambar 3.1 Gaya F dengan arah  terhadap perpindahan x

Jadi : Usaha adalah perkalian antara komponen gaya searah perpindahan dengan
perpindahan.
Jika gaya yang bekerja searah ( = 0o) dengan perpindahan, maka usaha yang
dilakukan maksimum. Jika gaya yang bekerja tegak lurus ( = 90o) dengan perpindahan,
usaha yang dilakukan nol. Dan jika gaya yang bekerja berlawanan arah ( = 180o) dengan
perpindahan, maka usaha yang dilakukan negatif.

Contoh 2:
Sebuah kotak bermassa 5 kg berada di atas lantai datar yang kasar dengan
koefisien gesekan 0.4, pada kotak bekerja gaya 80 Newton membentuk sudut  (tan  = ¾)
terhadap lantai, hingga kotak bergeser sejauh 15 m (ambil g = 10 m/s2).
a. Tentukan kerja yang dilakukan masing-masing gaya yang bekerja pada kotak.
b. Hitung kerja total yang dilakukan gaya resultan.
Pembahasan :
Perhatikan gambar, pada kotak bekerja gaya-gaya :
Fy
F
F : gaya luar
N
w : gaya gravitasi

N : gaya normal Fx
fk
f : gaya gesekan kinetik
maka : W
a. Kerja yang dilakukan masing-masing gaya untuk berpindah sejauh x = 15 m adalah :
WF = F cos  . x
= 80 . 4/5 . 15
= 960 J
Ww = 0 ( kenapa? )
WN = 0
Wf = - f x
= -  ( w – F sin  ) x
= - 0,4 ( 5 . 10 – 80 . 3/5 ) 15
= - 12 J

b. Kerja total yang dilakukan gaya resultan adalah :


Wtot = WF + WW + WN + Wf = 948 J.

C. Energi Kinetik (tenaga kinetik)

Jika resultan gaya F melakukan kerja pada sebuah benda bermassa m yang
bergerak sepanjang garis lurus dengan arah horizontal ( sumbu x ), menurut hukum kedua
Newton :
F = ma
dv
= m
dt
dv dx
= m
dx dt
F.dx = mv dv ................................................................................... 3.6

Kembali ke definisi Usaha ( pers. 3.1 ) : dW = F.dx maka : dW = mv .dv


Kerja total yang dilakukan resultan gaya F selama perpindahan dari x = x1 sampai x = x2 :
X2 V2

W=  F .dx =
X1
 mv .dv
V1
Diperoleh :
1 2 1 2
W= mv 2 - mv1 ..................................................................... 3.7
2 2
V1 = laju benda pada saat di x1
V2 = laju benda pada saat di x2

Besaran ½ mv2 didefinisikan sebagai energi kinetik suatu benda bermassa m yang bergerak
dengan kecepatan v.
Ek = ½ mv2 ............................................................................................. 3.8

Karenanya rumus di atas dapat ditulis :

W = Ek2 – Ek1 ......................................................................................... 3.9

Ek1 : Energi kinetik ketika benda di x1 dengan laju v1 (energi kinetik awal)
Ek2 : Energi kinetik ketika benda di x2 dengan laju v2 (energi kinetik akhir)
Dapat disimpulkan : Usaha yang dilakukan oleh gaya resultan yang bekerja pada benda
sama dengan perubahan tenaga kinetik, yaitu energi kinetik akhir dikurang energi kinetik
awal.

Atau : W = Ek .................................................................................... 3.10


Disebut teorema usaha – energi

Contoh 3
Sebuah mobil bermassa 1,8 ton sedang bergerak dengan laju 10 m/s ketika mesin
dimatikan. Jika gaya gesekan yang bekerja pada mobil 600 N, berapa jauh jarak yang
ditempuh sebelum berhenti.
Pembahasan :
Dari teorema usaha-energi (pers. 3.10)
W = Ek, dengan W = - Fx (kenapa negatif ? )
-F x = ½ mv2 – ½ mvo2
Karena v = 0 (mobil berhenti), maka
mv 2
x= , dengan memasukkan data yang diketahui di atas ; m = 1800 kg, vo m/s, dan F =
2F
600 N diperoleh ;
x = 150 m

Contoh 4
Pesawat penumpang memiliki massa 80 ton. Mesin mampu mendorong pesawat
dengan gaya 2 x 105 N. Jika pesawat harus mencapai kelajuan 100 m/s agar dapat lepas
landas, tentukan panjang landasan minimum yang diperlukan.
Pembahasan :
Wmesin = Ek
Fx = ½ mv2 – ½ mv02, dengan memasukkan data yang diketahui ;
m = 8 x 104 kg,
F = 2 x 105 N, vo = 0, dan v = 100 m/s.
Maka panjang landasan minimum adalah :
x = 2000 m

D. Energi Potensial Gravitasi


Tinjau sebuah benda bermassa m, bergerak vertikal seperti gambar. Mula-mula
benda berada pada ketinggian h1 (diukur dari acuan) bergerak menuju suatu titik yang
tingginya h2.

F h2
F h2

w h1 w h1

acuan acuan

Gambar 3.2 Gaya gravitasi bekerja pada benda. a) lintasan lurus,


b) lintasan sembarang

F : gaya luar yang bekerja pada benda arah ke atas


w : mg, adalah gaya gravitasi pada benda, arah ke bawah

Kerja yang dilakukan gaya gravitasi yang arahnya berlawanan dengan arah
perpindahan :

h2 h2

Ww =  − Wdy = - mg
h1
 dy
h1

= - ( mgh2 – mgh1 ) .............................................................. 3.11

(Dalam hal ini tidak peduli apakah benda naik atau turun)
Besaran : mgh didefinisikan sebagai energi potensial gravitasi :

Ep = mgh ...................................................................................... 3.12

Maka rumus di atas dapat ditulis :

Ww = - (Ep2 – Ep1) ........................................................................ 3.13


Atau
Ww = -Ep .................................................................................... 3.14

EP1 : Energi potensial awal


EP2 : Energi potensial akhir

Dari pembahasan di atas jelas bahwa usaha atau kerja yang dilakukan gaya
gravitasi hanya bergantung pada kedudukan akhir (h2) dan kedudukan awal (h1), dan tidak
bergantung pada bentuk lintasan. Walaupun bentuk lintasan seperti dalam gambar 3.2.b,
kerja yang dilakukan gaya gravitasi adalah sama dengan persamaan 3.11 (coba Anda
periksa). Kerja yang hanya bergantung pada kedudukan (posisi) seperti dijelaskan di atas
berkaitan dengan konsep medan konservatif. Suatu gaya disebut gaya konservatif bila kerja
yang dilaukan gaya tersebut hanya bergantung dari titik awal dan titik akhir dari
perpindahan, dan tidak bergantung pada lintasan. Untuk gaya konservatif berlaku asas yang
sangat penting, yang dikenal asas kekekalan energi mekanik. Gaya-gaya konservatif
misalnya : gaya gravitasi, gaya elastik, gaya elektrostatik.
Gaya yang tidak mempunyai sifat di atas disebut non konservatif atau gaya disivatif,
misalkan gaya gesekan. Usaha oleh gaya gesekan dipengaruhi oleh lintasan. Makin besar
lintasan, makin besar usaha gaya gesekan. Apabila sebuah benda diluncurkan di atas
permukaan kasar kembali ke posisinya semula, gaya gesekan akan membaik dan tidak
akan mengembalikan usaha yang dikerjakan pada perpindahan semula, bahkan harus ada
usaha lagi untuk gerak baliknya. Dengan kata lain usaha gaya gesekan tidak dapat timbul
kembali sepenuhnya. Jika hanya gaya gesekan yang bekerja, energi mekanik tidak kekal.
Kembali kepada pembahasan di atas, jika WF : kerja yang dilakukan resultan gaya
luar F, maka kerja total yang dikerjakan keseluruhan gaya adalah :

Wtot = WF + WW ............................................................................. 3.15

Karena Wtot = - Ek, maka :

WF = (Ek2 – Ek1) + (EP2 – Ep1) ...................................................... 3.16

Ruas kanan hanya bergantung kepada keadaan awal dan akhir (laju dan ketinggian) dan
tidak bergantung pada bentuk lintasan. Rumus 3.16 dapat ditulis menjadi :

WF = (Ek2 + Ep2) - (Ek1 + Ep1) ....................................................... 3.17

Dengan,

E = Ek + EP, atau

= ½ mv2 + mgh .......................................................................... 3.18

E disebut Energi mekanik.

Contoh 5

Balok bermassa 2 kg diam di atas bidang miring licin dengan kemiringan 30o. Pada balok
bekerja gaya 16 N searah bidang miring ke atas. Berapa kecepatan balok setelah
menempuh jarak 0,5 m (ambil g = 10 m/s2).
Pembahasan :

Perhatikan gambar :
Kerja yang dilakukan gaya F :
WF = F . x
= 16 . 0,5
= 8J

Kerja yang dilakukan gaya gravitasi w :


Ww = -  Ep
= - (mgh2 – mgh1)
= - mg h
= - mg x sin 30o
= -2 . 10 . 0,5 . 0,5
= -5J
Maka dari teorema usaha – energi,
Wtot =  Ek
Ww + WF = ½ mv2 – ½ mvo2
-5 + 8 = ½ . 2 . v2 – 0
v = 3 m/s

E. Energi Potensial Elastik


Tinjau benda bermassa m diikatkan pada sebuah pegas. Pada pegas diberi gaya
luar F, sehingga pegas teregang sejauh x, seperti dalam gambar 3.4.1. di bawah ini :

F’
F

X
Gambar 3.3. Gaya elastik bekerja pada benda

Pada pegas timbul gaya F (gaya elastik) atau disebut juga gaya pemulih, ingin
memulihkan pegas pada kedudukan (keadaan) semula yang berlawanan arah terhadap
perpindahan x dan karena itu berlawanan dengan arah gaya luar F. Untuk pertambahan
panjang yang tidak terlalu besar berlaku hukum Hooke, yaitu :
F = - kx ................................................................................... 3.19
(Besar gaya pemulih sebanding dengan pertambahan panjang)

Dengan penalaran yang sama dengan pembahasan bagian 3.3. kerja total yang dilakukan
gaya pemulih (gaya elastik) F dari kedudukan x = x1 hingga x = x2 adalah
WF =  F .dx
X2

=- 
X1
k x .dx

WF = - ( ½ k x22 – ½ k x12) ............................................................. 3.20

Besaran ½ k x2 didefinisikan sebagai energi potensial elastik,


Ep = ½ k x2 ................................................................................. 3.21
Sehingga persamaan 3.16 dapat ditulis menjadi
WF = - ( EP2 – EP1) ..................................................................... 3.22
Juga dengan penalaran yang sama seperti gaya gravitasi, jika WF, : kerja yang dilakukan
gaya F maka kerja total :
Wtot = WF + WF’ ..................................................................... 3.23
Dan kerja yang dilakukan gaya luar, menjadi
WF = Wtot + WF
= (Ek2 – Ek1) + (Ep2 – Ep1)
= (Ek2 – Ep2) – (Ek1 + Ep1) ................................................... 3.24
Dengan,

E = Ek + Ep
= ½ mv2 + ½ k x2 ................................................................... 3.25

E : energi mekanik

F. Asas Kekekalan Energi Mekanik

Dari pembahasan di atas, baik untuk gaya gravitasi maupun gaya elastik. Jika tidak
ada resultan gaya luar yang bekerja F = 0, maka WF = 0, sehingga persamaan 3.17 untuk
gaya gravitasi dan persamaan 3.24 untuk gaya elastik menjadi :
E2 = E1 ......................................................................................... 3.26
Atau
E = konstan ................................................................................. 3.27

dikenal dengan asas kekekalan energi mekanik

Contoh 6

Seorang anak meluncur tanpa gesekan dengan alat skinya dari atas sebuah bukit
salju yang kemiringannya 37o. Jika ia meluncur dan ketinggian 10 m, tentukan kecepatannya
ketika tiba di dasar bukit. (g = 9,8 m/s2)

Pembahasan :
Dari asas kekekalan energi mekanik
EB = EA
(Ek + Ep)B = (Ek + Ep)A
Karena EkA = 0 dan EpB = 0, maka
½ mvB2 = mghA
VB = 2.9,8.10
= 14 m/s

G. Daya
Laju terjadinya usaha disebut daya. Jadi banyaknya usaha (kerja) persatuan waktu
didefinisikan sebagai daya. Bila usaha sejumlah W dilakukan dalam selang waktu t maka
daya rata-rata :
W
P= ........................................................................................... 3.28
t
P : daya rata-rata (joule / sekon = watt)
W
Daya sesaat diperoleh dengan mengambil harga limit dari untuk t → 0, yaitu :
t
W
P = lim
t → 0 t
dW
= ........................................................................................... 3.29
dt

Karena : dW = F dx, dan F konstan maka :


Fdx
P =
dt
= F v ............................................................................................ 3.30

v : kelajuan

Selanjutnya fakta menunjukkan bahwa konverter energi tidak mungkin mengubah


seluruh energi yang diterima menjadi energi yang bermanfaat. Sebagian energi akan
berubah menjadi energi yang tidak diinginkan. Keadaan ini adalah sifat alami sehingga perlu
memperkenalkan konsep efisiensi (daya guna) jika energi yang diterima oleh konverter
energi disebut masukan (input) dan energi yang diubah ke bentuk yang diinginkan
(bermanfaat) disebut keluaran (output), maka efisiensi didefinisikan sebagai hasil bagi
keluaran dan masukan dikali seratus persen. Secara matematis ditulis :
Po
η = x 100% .................................................................................... 3.31
Pi

P0 : daya keluaran (output)


Pi : daya masukan (input)

Contoh 7
Mobil bermassa 1,8 ton. Berapa daya keluaran mesin jika mobil mampu melaju dari 6 m/s
menjadi 30 m/s dalam waktu 30 s.

Pembahasan :

Usaha yang dilakukan mesin


W = Ek
= ½ m (v22 – v12)
= ½ . 1800 (302 – 62)
W = 777,6 KJ

Maka daya keluaran mesin dalam waktu 30 s, adalah :


W
P =
t
= 25.920 W
= 259,2 kW

Anda mungkin juga menyukai