C DENGAN KASUS
KEJANG DEMAM KOMPLEKS (KDK)
DI SUSUN OLEH :
ULFA RAHMI
RUANG : ANAK
1. Faktor genetika
Faktor keturunan dari salah satu penyebab terjadinya kejang demam, 25-50%
anak yang mengalami kejang demam memiliki anggota keluarga yang pernah
mengalami kejang demam.
2. Penyakit infeksi
1) Bakteri : penyakit pada traktus respiratorius, tonsil litis, otitis media.
2) Virus : varicella(cacar), morbili(campak), dengue(virus penyebab demam
berdarah).
3. Demam
Kejang demam cenderung timbul dalam 24 jam pertama pada waktu sakit dengan
demam tinggi.
4. Gangguan metabolisme
Gangguan metabolisme seperti uremia, hipoglikemia, kadar gula darah kurang
dari 30 mg% pada neonatus cukup bulan dan kurang dari 20mg% pada bayi
dengan berat badan lahir rendah atau hiperglikemia.
5. Trauma
Kejang berkembang pada minggu pertama setelah kejadian cedera kepala
C. Klasifikasi
Pedoman mendiagnosis kejang demam menurut Wulandari & Erawati, (2016)
yaitu:
1
D. Patofisiologi
Sumber energi otak adalah glukosa vang melalui proses oksidasi dipecah
menjadi CO2 dan udara. Sel dikelilingi oleh membran yang terdiri dari
permukaan dalam yaitu lipoid dan permukaan luar vaitu ionik. Dalam keadaan
normal membran sel neuron dapat dilalui dengan mudah jon kalium (K+) dan
sangat sulit dilalui oleh ion Natriun (Na+) dan elektrolit lainnya, kecuali ion
klorida (CI-). Hasil dari konsentrasi jon K+ dalam sel neuron tinggi dan
konsentrasi Na+ rendah, sedangkan diluar sel neuron terdapat keadaan
sebaliknya. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan luar sel,
maka terdapat perbedaan potensial membran yang disebut potensial membran
dari neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membran yang dibutuhkan
energi dan bantuan Na-K ATP-ase yang terdapat pada permukaan sel, Nurarif &
Kusuma (2015).
Sel neuron dikelilingi oleh suatu membran. Dalam keadaan normal
membran sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium dan sangat sulit
dilalui oleh ion natrium dan ion lainnya, kecuali ion klorida. Akibat konsentrasi
natrium sedangkan di luar sel neuron terjadi keadaan sebaliknya. Perbedaan jenis
konsentrasi ion di dalam dan di luar sel maka terdapat perbedaan potensial yang
disebut membran dan ini dapat diubah dengan adanya:
E. Manifestasi Klinis
Ngastiyah (2014), menyebutkan bahwa kejang pada anak dapat terjadi
bangkitan kejang dengan suhu tubuh mengalami peningkatan yang cepat dan
disebabkan karena infeksi di luar susunan saraf pusat seperti otitis media akut,
bronkitis, tonsilitis dan furunkulosis. Kejang demam biasanya juga terjadi dalam
waktu 24 jam pertama pada saat demam dan berlangsung singkat dengan sifat
bangkitan dapat berbentuk tonik-klonik, klonik, tonik dan fokal atau akinetik.
Pada umumnya kejang demam dapat berhenti sendiri dan pada saat berhenti,
anak tidak dapat memberikan reaksi apapun untuk sejenak tetapi setelah
beberapa detik atau bahkan menit kemudian anak akan sadar kembali tanpa
2
adanya kelainan saraf.
7. anak tidak dapat mengontrol untuk buang air besar atau kecil.
F. Komplikasi
Penderita kejang demam yang mengalami kejang lama biasanya terjadi
hemiparesis. Kelumpuhannya sesuai dengan kejang fokal yang terjadi. Mula-
mula kelumpuhan bersifat flasid, tetapi setelah 2 minggu timbul spastisitas
kejang demam yang berlangsung lama dapat menyebabkan kelainan anatomis di
otak sehingga terjadi epilepsi.
3
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan darah tepi lengkap, elektrolit,
dan glukosa darah dapat dilakukan walaupun kadang tidak menunjukkan
kelainan yang berarti
2. Indikasi lumbal fungsi pada kejang demam adalah untuk menegakkan atau
menyingkirkan kemungkinan meningitis. Indikasi lumbal pungsi pada pasien
dengan kejang demam meliputi:
- Bayi<12 bulan harus dilakukan lumbal pungsi karena gejala meningitis
sering tidak jelas.
- Bayi antara 12 bulan-1 tahun dianjurkan untuk melakukan lumbal pungsi
kecuali pasti bukan meningitis.
3. Pemeriksaan EEG dapat dilakukan pada kejang demam yang tidak khas
4. Pemeriksaan foto kepala, CT scan, dan MRI tidak dianjurkan pada anak tanpa
kelainan neorologist karena hampir semuanya menunjukkan gambaran normal.
CT scan atau MRI direkomendasikan untuk kasus kejang fokal untuk mencari
lesi organik di otak.
H. Penatalaksanaan
Kejang demam menurut Wulandari & Erawati (2016)
1. Penatalaksaan keperawatan
3) Kepala di miringkan dan pasang sundip lidah yang sudah di bungkus kasa.
8) Jangan diberikan selimut tebal karena uap panas akan sulit akan dilepaskan
4
2. Penatalaksaan medis
1) Bila pasien datang dalam keadaan kejang obat utama adalah diazepam
untuk membrantas kejang secepat mungkin yang diberi secara IV
(intravena), IM (Intra muskular), dan rektal. Dosis sesuai BB:< 10
kg:0,5,0,75 mg/kg BB dengan minal dalam spuit 7,5 mg, > 20 kg : 0,5
mg/kg BB. Dosis rata-rata dipakai 0,3 mg/kg BB/kali dengan maksimal 5
mg pada anak berumur kurang dari 5 tahun, dan 10 mg pada anak yang
lebih besar.
5
6
DAFTAR PUSTAKA
Ngastiyah, 2012. Perawatan anak sakit. Jakarta : penerbit buku kedokteran EGC