Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

KONSELING MP-ASI

Dosen Pengampu :

1. Putu Candriasih, SST, M.Kes


2. Dwi Erma Kusumawati,SKM,M.Kes
3. Diah Ayu Hartini, SKM,M.Kes

Di susun oleh:

Ni Wayan Ratna Sari (PO7131120090)

Nur Maani (PO7131120089)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALU
JURUSAN GIZI
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “konseling mp-asi” ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Konseling mp-asi. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang cara
memantau pertumbuhan dan perkembangan balita di kehidupan sehari-hari bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Putu Candriasih, SST, M.Kes, Ibu
Dwi Erma Kusumawati,SKM,M.Kes, dan Ibu Diah Ayu Hartini, SKM,M.Kes selaku Dosen
konseling mp-asi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan semua,
terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.

Kemudian, saya menyadari bahwa laporan yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan laporan
ini.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Usia 6 bulan hingga 24 bulan merupakan masa yang sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak, oleh karena itu tenaga kesehatan mempunyai peranan penting dalam
membantu keluarga dalam mencapai tumbuh kembang yang optimal. Pemberian MP ASI berarti
memberikan makanan lain sebagai pendamping ASI yang diberikan pada bayi dan anak mulai
usia 6 – 24 bulan. MP ASI yang tepat dan baik merupakan makanan yang dapat memenuhi
kebutuhan gizi sehingga bayi dan anak dapat tumbuh kembang dengan optimal. MP ASI
diberikan secara bertahap sesuai dengan usia anak, mulai dari MP ASI bentuk lumat, lembik
sampai anak menjadi terbiasa dengan makanan keluarga. Di samping MP-ASI pemebrian ASI
terus dilanjutkan sebagai zat gizi dan faktor pelindung penyakit hingga anak mencapai usia dua
tahun.

Anak merupakan penerus cita – cita bangsa, maka anak harus mendapatkan perhatian khusus.
Menurut penelitian WHO di seluruh dunia kematian bayi khususnya neonatal sebesar 10.000
jiwa per tahun. (Manuaba 1998 : 3). Di Indonesia AKI dan AKB masih tinggi yaitu 334 per
100.000 kelahiran hidup dan 21,8 per 1.000 kehaliran hidup. (Saifuddin 2002).

Ada beberapa hal yang perlu dihindari bagi anak agar makannya tidak berkurang, seperti
membatasi makanan yang kurang menguntungkan, misalnya coklat, permen, kue-kue manis,
karena dapat membuat kenyang sehingga nafsu makan berkurang. Menghindari makanan yang
merangsang seperti yang pedas dan terlalu panas, menciptakan suasana makan yang tentram dan
menyenangkan, memilih makanan dengan nilai gizi tinggi, memperhatikan kebersihan
perorangan dan lingkungan, tidak memasa anak untuk makan serta tidak menghidangkan porsi
makanan terlalu banyak.

Bayi memerlukan zat gizi untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, sejak masa janin
berusia 4 bulan, lahir, sampai berumur satu tahun (periode kritis). Perkembangan otaknya akan
optimal apabila terpenuhi kebutuhan nutrisinya baik dalam segi mutu ataupun jumlah.

Pemberian makan pada anak sebaiknya disesuaikan dengan tahapan perkembangan tubuhnya.
Sebagai manusia kecil yang sedang sibuk tumbuh berkembang, kebutuhan zat gizi tubuh anak
sangat banyak loh. Jangan sampai dia kekurangan asupan zat gizi karena efeknya sangat fatal
sekali, bahkan hingga kelak di usia dewasanya. ASI saja sudah tidak cukup buat anak di atas 6
bulan
1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui jenis-jenis MP-ASI yang baik sesuai dengan usia


2. Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan balita di lihat dari KMS
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian MP-ASI

MP-ASI adalah makanan tambahan yang diberikan kepada bayi atau anak disampin ASI untuk
memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI diberikan mulai umur 6-24 bulan, dan merpakan
makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus
dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlah. Hal ini dimaksud untuk menyesuaikan
kemampuan alat cerna bayi dalam MP- ASI.

Syarat MP ASI

Makanan yang diberikan pada bayi dan anak balita harus memenuhi syarat – syarat berikut
(As’ad, 2002) yaitu memenuhi kecukupan energi dan semua zat gizi sesuai usia, macam
makanan yang diberikan disesuaikan dengan pola menu seimbang, bahan makanan yang
digunakan tersedia di daerah setempat. Kebiasaan makan, bentuk dan porsi makanan disesuaikan
dengan daya terima, toleransi, dan keadaan faali anak, dengan selalu memperhatikan higienitas
makanan maupun lingkungan. MP ASI untuk bayi sebaiknya mempunyai nilai energi,
kandungan protein, vitamin dan mineral yang sesuai kebutuhan

Prinsip Pemberian MP ASI

Pemberian MP ASI diberikan pada anak yang berusia 6 sampai 24 bulan secara berangsur-
angsur untuk mengembangkan kemampuan mengunyah dan menelan serta menerima macam –
macam makanan dengan berbagai tekstur dan rasa. Pemberian MP-ASI harus bertahap dan
bervariasi, mulai dari bentuk bubur cair ke bentuk bubur kental, sari buah, buah segar, makanan
lumat, makanan lembik dan akhirnya makanan padat ( Soenardi, 2006). MP ASI sebaiknya
diberikan secara bertahap, sedikit demi sedikit dalam bentuk encer secara berangsur-angsur ke
bentuk yang lebih kental sampai padat (Arisman, 2004).

1. Jenis-Jenis Makanan Pendamping ASI


2. Makanan utama yaitu ASI dan pengganti ASI atau susu formula
3. Buah-buahan
Buah-bahan sudah dapat diberikan dengan maksud mendidik bayi mengenal jenis makanan baru
dan sebagai sumber vitamin. Berikan buah sesuai kesukaan bayi. Pada awal, biasanya yang
bersifat air atau sari seperti : sari jeruk, sari tomat, dan lainnya yang bersifat tidak asam. Pada
usia 6 bulan sudah dapat diberikan buah pepaya, pisang.

Cara Pemberian Makanan Pendamping ASI

Makanan pendamping ASI dapat diberikan secara efisien, untuk itu perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :

1. Berikan secara hati-hati, sedikit demi sedikit dari bentuk encer, berangsur-angsur ke
bentuk yang lebih kental
2. Makanan baru diperkenalkan satu-persatu dengan memperhatikan bahwa makanan betul-
betul dapat diterima dengan baik
3. Makanan yang mudah menimbulkan alergi yaitu sumber protein hewani diberikan
terakhir. Untuk pemberian buah-buahan, tepung-tepungan, sayuran, daging dan lain-lain.
Sedangkan telur diberikan pada usia 6 bulan
4. Cara pemberian makanan bayi mempengeruhi perkembangan emosinya. Oleh karena itu
jangan dipaksa, sebaiknya diberikan saat ia lapar
2.2 Pengertian KMS

KMS adalah kartu yang memuat grafik pertumbuhan serta indicator perkembangan yang
bermanfaat untuk mencatat dan memantau tumbuh kembang balita setiap bulan dari sejak lahir
sampai berusia 5 tahun. KMS juga dapat diartikan sebagai “ rapor “ kesehatan dan gizi (Catatan
riwayat kesehatan dan gizi ) balita.

Di Indonesia dan negara - negara lain, pemantauan berat badan balita dilakukan dengan
timbangan bersahaja ( dacin ) yang dicatat dalam suatu sistem kartu yang disebut “Kartu Menuju
Sehat “ (KMS). Hambatan kemajuan pertumbuhan berat badan anak yang dipantau dapat segera
terlihat pada grafik pertumbuhan hasil pengukuran periodik yang dicatat dan tertera pada KMS
tersebut. Naik turunnya jumlah anak balita yang menderita hambatan pertumbuhan di suatu
daerah dapat segera terlihat dalam jangka waktu periodik ( bulan ) dan dapat segera diteliti lebih
jauh apa sebabnya dan dibuat rancangan untuk diambil tindakan penanggulangannya secepat
mungkin. Kondisi kesehatan masyarakat secara umum dapat dipantau melalui KMS, yang
pertimbangannya dilakukan di Posyandu.

Tujuan Penggunaan KMS Balita

Umum : Mewujudkan tingkat tumbuh kembang dan status kesehatan anak balita secara optimal.
Khusus : 1. Sebagai alat bantu bagi ibu atau orang tua dalam memantau tingkat pertumbuhan
dan perkembangan balita yang optimal.
2. Sebagai alat bantu dalam memantau dan menentukan tindakan
– tindakan untuk mewujudkan tingkat pertumbuhan dan
perkembangan balita yang optimal.
3.Sebagai alat bantu bagi petugas untuk menentukan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi
kepada balita.

Fungsi KMS Balita

1. Sebagai media untuk “ mencatat / memantau ” riwayat kesehatan balita secara lengkap.
2. Sebagai media “ penyuluhan ” bagi orang tua balita tentang kesehatan balita
3. Sebagai sarana pemantauan yang dapat digunakan bagi petugas untuk menentukan tindakan
pelayanan kesehatan dan gizi terbaik bagi balita.
4. Sebagai kartu analisa tumbuh kembang balita.

Fungsi KMS ditetapkan hanya untuk memantau pertumbuhan bukan untuk penilaian status gizi.
Artinya penting untuk memantau apakah berat badan anak naik atau turun, tidak untuk
menentukan apakah status gizinya kurang atau baik,
BAB III

HASIL

Anda mungkin juga menyukai