3372-Article Text-15070-1-10-20200828
3372-Article Text-15070-1-10-20200828
SCRIPTA SCORE
Penelitian
Scientific Medical Journal
ABSTRAK
Latar Belakang: Kesepian menjadi salah satu masalah psikologis yang sering muncul pada remaja.
Salah satu penyebab timbulnya kesepian pada remaja adalah tidak terpenuhinya kebutuhan emosi dan
sosial. Intensitas kesepian bisa berbeda-beda, ada yang dapat segera melalui perasaan kesepian,
namun ada juga yang terus-menerus merasakan kesepian. Hal ini dapat mempengaruhi remaja secara
mental, sehingga sering dikaitkan dengan masalah psikologis dan kesehatan somatis. Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kesepian dengan masalah psikologis dan gejala
gangguan somatis pada remaja. Metode: Penelitian ini merupakan studi penelitian analitik dengan
desain penelitian cross sectional menggunakan data primer yang berasal dari kuisioner. Sampel
penelitian dipilih dengan metode stratified random sampling dari seluruh data kuisioner yang
memenuhi kriteria penelitian. Hasil: Pada analisis korelasi Spearman didapatkan nilai p sebesar 0,001
(p<0,05) yang menunjukkan terdapat hubungan antara kesepian dengan masalah psikologis dan gejala
gangguan somatis pada remaja. Analisis bivariat kesepian dengan depresi didapatkan nilai koefisien
korelasi r=0,548, kesepian dengan kecemasan r= 0,515, kesepian dengan stres r=0,472 dan kesepian
dengan gejala gangguan somatis r=0,528. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara
kesepian dengan masalah psikologis dan gejala gangguan somatis pada remaja.
Kata kunci: gejala gangguan somatis, kesepian, masalah psikologis
ABSTRACT
Background: Loneliness is a psychological problem that often arises in adolescents. One of the
causes is unfulfilled emotional and social needs. The intensity of loneliness can vary, there can be
immediately through a feeling of loneliness, but there are also those who constantly feel lonely. It can
affect adolescents mentally, so it is often associated with psychological problems and somatic health.
Objectives: This study aimed to know the relationship of loneliness with psychological problems and
symptoms of somatic disorders in adolescents. Methods: This study is an analytical study with a
cross-sectional design, data that used is primary data from questionnaires. The sample was selected
by using the stratified random sampling method from all questionnaire data. Results: In the
Spearman correlation analysis, the p-value was 0.001 (p<0.005) which showed that there was a
relationship between loneliness and psychological problems and symptoms of somatic disorders in
adolescents. Bivariate analysis between loneliness and depression obtained correlation coefficient
r=0.548, loneliness and anxiety r=0.515, loneliness and stress r=0.472 and loneliness and symptoms
of somatic disorders r=0.528. Conclusion: There was a significant relationship between loneliness
and psychological problems and symptoms of somatic disorders in adolescents.
Keywords: loneliness, psychological problems, symptoms of somatic disorders
Received [31 Dec 2019] | Revised [1 Jun 2020] | Accepted [3 Jun 2020]
7
Hubungan Kesepian dengan Masalah Psikologis dan Gejala Gangguan Somatis pada Remaja
8
Hubungan Kesepian dengan Masalah Psikologis dan Gejala Gangguan Somatis pada Remaja
9
Hubungan Kesepian dengan Masalah Psikologis dan Gejala Gangguan Somatis pada Remaja
sangat relevan dengan kesepian. Gangguan berbeda oleh setiap orang, bagi sebagian
kecemasan sosial adalah gangguan orang kesepian merupakan yang bisa
psikologis yang ditandai oleh ketakutan diterima secara normal, namun bagi
akan evaluasi negatif oleh orang lain.[16] sebagian orang kesepian bisa menjadi
Individu dengan kecemasan ini memiliki sebuah kesedihan yang mendalam.[18]
keyakinan negatif tentang diri mereka Hasil dari penelitian ini
sendiri dan dunia dan terlibat dalam mengindikasikan adanya hubungan antara
perilaku penghindaran, yang membatasi kesepian dengan masalah psikologis pada
peluang mereka untuk terlibat dalam remaja, dimana semakin tinggi tingkat
hubungan sosial yang bermakna. kesepian seseorang maka akan semakin
Tabel 2 menunjukkan bahwa dari uji tinggi masalah psikologisnya. Kesepian
korelasi didapatkan nilai p sebesar 0,001 dapat terjadi karena hubungan yang
(<0,05) yang berarti ada hubungan antara diharapkan individu mengalami
kesepian dengan stres pada remaja. Koefisien perubahan, namun pada kenyataannya
korelasi (r) didapatkan sebesar 0,472. hubungan tersebut tidak terjadi perubahan.
Penyebab stres pada remaja dapat dipicu Seperti dengan bertambahnya usia tentu
dari kematian orang yang dicintai atau ada keinginan akan perubahan dalam
menyaksikan peristiwa yang traumatis, hubungan, ketika hal tersebut tidak terjadi
penyebab yang paling umum berhubungan maka dapat menyebabkan kesepian.
dengan sekolah seperti intimidasi dari Seseorang yang mengalami kesepian
teman-teman, masalah dengan guru, dan cenderung memiliki self-esteem yang
kesulitan akademis dan hubungan rendah, memiliki sikap yang negatif
interpersonal seperti konflik dengan orang kepada orang lain dan kurang dalam
tua, saudara, dan teman sebaya.[11] kemampuan sosial. Perilaku interpersonal
Setiap orang yang mengalami ataupun yang pasif dan tidak responsif dapat
terpapar stresor yang cukup besar belum menganggu dan menjengkelkan bagi orang
tentu merasakan efek stres dalam bentuk lain sehingga munculkan penolakan sosial
gangguan psikologis yang sama. Hal yang dapat membuat kesepian semakin
tersebut dapat terjadi oleh karena bertambah buruk sehingga menyebabkan
berbedanya sumber-sumber kesehatan fisik dan mental mengalami
penanggulangan stres setiap individu, penekanan. Dimana pada penelitian lain
seperti dukungan dari lingkungan sosial menunjukkan bahwa kuantitas dan kualitas
(dukungan keluarga, teman, masyarakat kontak jaringan sosial berimbas pada
dan lingkungan komunitas) individu kesehatan.[19]
tersebut.[17] Dari tabel 2 didapatkan bahwa ada
Berdasarkan hasil kuisioner UCLA, hubungan antara kesepian dengan gejala
terdapat hasil yang bervariasi pada tingkat gangguan somatis pada remaja. Koefisien
kesepian pada remaja. Kesepian muncul korelasi (r) didapatkan sebesar 0,528.
karena ada kesenjangan antara apa yang Koefisien korelasi tersebut menunjukkan
diinginkan dan yang diperoleh dari suatu terdapat korelasi sedang antara kesepian
hubungan tertentu. Tingkat kesepian yang dengan gejala gangguan somatis pada
dirasakan seseorang dipengaruhi oleh remaja.
jaringan sosial (misalnya kualitas Penelitian lain menunjukkan bahwa
hubungan dengan teman, keluarga ataupun kelelahan merupakan gejala psikosomatik
tetangga), standar hubungan (tujuan yang yang paling sering dialami oleh remaja di
ingin dicapai dalam suatu hubungan), serta Hungaria, selain itu juga diikuti dengan
karakteristik pribadi (misalnya masalah tidur dan sakit punggung (bagian
keterampilan sosial, percaya diri, ataupun bawah). Selain itu terdapat masalah
kecemasan). Kesepian merupakan hal yang dengan hubungan sosial seperti kebutuhan
bersifat pribadi dan akan ditanggapi interaksi sosial yang belum terpenuhi,
10
Hubungan Kesepian dengan Masalah Psikologis dan Gejala Gangguan Somatis pada Remaja
daya saing antar individu dan rasa malu peristiwa yang menekan atau mendapati
sehingga menyebabkan keluhan suatu stresor, meskipun sering muncul di
psikosomatis.[20] kesehariannya dapat dimaknai sebagai
Stresor kehidupan merupakan sebuah tantangan atau sebuah hambatan
pengalaman yang dialami dalam keseharian yang bisa diyakini akan bisa diatasinya.
individu. Stres dapat menjadi konstruktif Oleh karena itu, stresor kehidupan tidak
jika didukung oleh kualitas kepribadian selalu memunculkan gejala patologis
yang optimal. Sebaliknya stresor kehidupan berupa gangguan somatisasi.
dapat memunculkan gangguan somatisasi Penelitian ini dilakukan dengan
jika individu memiliki kualitas kepribadian pengisian angket instrumen yang
yang tidak optimal. Jika kualitas dari aspek- dilakukan oleh peneliti dan bersama-sama
aspek kepribadiannya kurang optimal maka dengan responden sehingga diperoleh data
individu tersebut akan rentan mengalami yang lebih akurat. Namun, penelitian ini
gangguan somatis dan begitu juga memiliki keterbatasan yang bisa
sebaliknya apabila individu tersebut mempengaruhi hasil penelitian. Pertama,
mempunyai kualitas yang optimal dari penelitian ini tidak meneliti variabel selain
aspek-aspek tersebut maka peristiwa- kesepian yang juga berperan dalam
peristiwa yang menekan atau mendapati menimbulkan masalah psikologis dan
suatu stresor, meskipun sering muncul di gejala gangguan somatis. Kedua, terdapat
kesehariannya dapat dimaknai sebagai kemungkinan responden menandai begitu
sebuah tantangan atau sebuah hambatan saja salah satu pilihan sekadar memenuhi
yang bisa diyakini akan bisa diatasinya. permintaan peneliti untuk mengisi
Oleh karena itu stresor kehidupan tidak kuesioner tersebut tanpa memikirkan
selalu memunculkan gejala patologis berupa benar-benar apakah jawaban itu sesuai
gangguan somatisasi.[21] atau tidak dengan pendiriannya.
Dari hasil penelitian ini walaupun
terdapat korelasi yang bermakna antara KESIMPULAN
kesepian dengan gejala gangguan somatis
pada remaja namun hanya sedikit yang Pada penelitian ini terdapat hubungan
melaporkan mengalami gangguan somatis. yang bermakna antara kesepian dengan
Hal ini bisa saja terjadi karena ada faktor- masalah psikologis dan gejala gangguan
faktor lain yang bisa mempengaruhi somatis pada remaja.
seseorang merasakan gangguan somatis
atau tidak. Salah satunya adalah SARAN
kepribadian. Kepribadian memengaruhi
timbulnya gangguan somatis pada Berdasarkan penelitian yang telah
seseorang karena bisa berperan sebagai dilakukan, saran yang dapat disampaikan
tameng atau pelindung terhadap gangguan adalah:
somatis. Beberapa aspek kepribadian yang 1. Peneliti menyarankan kepada para
dinilai adalah harga diri, kemandirian dan siswa terutama yang terdeteksi
kepribadian tahan banting (hardness mengalami kesepian untuk
personality) yang mana berperan dalam memperhatikan kualitas dari
menghadapi suatu stresor.[19] kesehatan mental sehingga dapat
Jika kualitas dari aspek-aspek meningkatkan kesejahteraan
kepribadiannya kurang optimal maka psikologis terutama dalam aspek
individu tersebut akan rentan mengalami hubungan yang positif dengan
gangguan somatis dan begitu juga orang lain dan aspek
sebaliknya apabila individu tersebut perkembangan pribadi.
mempunyai kualitas yang optimal dari 2. Peneliti menyarankan kepada pihak
aspek-aspek tersebut maka peristiwa- sekolah untuk melengkapi sarana
11
Hubungan Kesepian dengan Masalah Psikologis dan Gejala Gangguan Somatis pada Remaja
dan prasarana bimbingan konseling [7] Hawkley LC, Masi CM, Berry JD,
dan selalu memberikan motivasi Cacioppo JT. Loneliness is a unique
kepada peserta didik. predictor of age-related differences
3. Penelitian lebih lanjut dengan in systolic blood pressure. Psychol
kuisioner yang lebih spesifik Aging. 2006;21(1):152-64. doi:
diperlukan untuk menghubungkan 10.1037/0882-7974.21.1.152
kesepian dengan masalah [8] Cole SW, Hawkley LC, Arevalo JM,
psikologis dan gejala gangguan Sung CY, Rose RM, Cacioppo JT.
somatis. Social regulation of gene expression
in human leukocytes. Genome Biol.
DAFTAR PUSTAKA 2007;8(9):R189. doi: 10.1186/gb-
2007-8-9-r189
[1] Palinoan EL. Pengaruh konformitas [9] Pressman SD, Cohen S, Miller GE,
dengan agresivitas pada kelompok Barkin A, Rabin BS, Treanor JJ.
geng motor di Samarinda. eJournal Loneliness, social network size, and
Psikologi. 2015;4(1):79–94. immune response to influenza
[2] Batubara JR. Adolescent vaccination in college freshmen.
Development (Perkembangan Health Psychol. 2005;24(3):297-306.
Remaja). Sari Pediatri. doi: 10.1037/0278-6133.24.3.297
2010;12(1):21–29. [10] Gainau MB. Keterbukaan diri (self
[3] Stickley A, Koyanagi A, Koposov R, disclosure) siswa dalam perspektif
Blatný M, Hrdlička M, Schwab- budaya dan implikasinya bagi
Stone M dan Ruchkin V. Loneliness konseling. Jurnal Penelitian Ilmiah
and its association with Widya Warta. 2009;33(1):95-112.
psychological and somatic health [11] Masdar H, Saputri PA, Rosdiana D,
problems among Czech, Russian and Chandra F, Darmawi. Depresi,
U.S. adolescents. BMC Psychiatry. ansietas, dan stres serta
2016;16:128. doi: 10.1186/s12888- hubungannya dengan obesitas pada
016-0829-2 remaja. Jurnal Gizi Klinik Indonesia.
[4] Cacioppo JT, Hughes ME, Waite LJ, 2016;12(4):138.
Hawkley LC, Thisted RA. [12] Ibeziako P, Bujoreanu S. Approach
Loneliness as a specific risk factor to psychosomatic illness in
for depressive symptoms: cross- adolescents. Curr Opin Pediatr.
sectional and longitudinal analyses. 2011;23(4):384-9. doi:
Psychol Aging. 2006;21(1):140-51. 10.1097/MOP.0b013e3283483f1c
doi: 10.1037/0882-7974.21.1.140 [13] Andresen JM, Woolfolk RL, Allen
[5] Cacioppo JT, Hawkley LC, LA, Fragoso MA, Youngerman NL,
Crawford LE, Ernst JM, Burleson Patrick-Miller TJ, Gara MA.
MH, Kowalewski RB, Malarkey Physical symptoms and psychosocial
WB, Van Cauter E, Berntson GG. correlates of somatization in
Loneliness and health: potential pediatric primary care. Clin Pediatr.
mechanisms. Psychosom Med. 2011;50(10):904-9. doi:
2002;64(3):407-17. doi: 10.1177/0009922811406717
10.1097/00006842-200205000- [14] Dirgayunita A. Depresi: Ciri,
00005 Penyebab dan Penangannya. An-
[6] Wilson RS, Krueger KR, Arnold SE, Nafs. 2016;1(1):1-14.
Schneider JA, Kelly JF, Barnes LL, [15] American Psychiatric Association.
Tang Y, Bennett DA. Loneliness and Diagnostic and statistical manual of
risk of Alzheimer disease. Arch Gen mental disorders: DSM-5. Virginia:
Psychiatry. 2007;64(2):234-40. doi: American Psychiatric Association;
10.1001/archpsyc.64.2.234
12
Hubungan Kesepian dengan Masalah Psikologis dan Gejala Gangguan Somatis pada Remaja
2013.
[16] Tirta M., Wirasto RT, Huriyati E.
Status stres psikososial dan
hubungannya dengan status gizi
siswa SMP Stella Duce 1
Yogyakarta. Jurnal Gizi Klinik
Indonesia. 2010;6(3):138-44.
[17] Zimmer-Gembeck MJ, Skinner EA.
Adolescents coping with stress:
development and diversity. School
Nurse News. 2010;27(2):23-8.
[18] Piko BF, Varga S, Mellor D. Are
adolescents with high self-esteem
protected from psychosomatic
symptomatology? Eur J Pediatr.
2016;175(6):785-92. doi:
10.1007/s00431-016-2709-7
[19] Hadjam MN. Peranan kepribadian
dan stres kehidupan terhadap
gangguan somatisasi. Jurnal
Psikologi. 2003;30(1):36-56.
[20] Croezen S. Social relationship and
healty ageing, epidemiological
evidence for development of a local
intervention programme.
Wageningen: Wageningen
University & Research. 2010.
[21] Aji SS. Stress minor dan gangguan
psikosomatis pada ibu rumah tangga
tidak bekerja. Yogyakarta: Fakultas
Psikologi Universitas Wangsa
Manggala. 2001.
13