PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mual dan muntah ialah masalah yang biasa terjadi pada awal
kehamilan. Sekitar 50-75% ibu hamil mengalami mual dan muntah. Sekitar
25% hanya mengalami mual, dan 50% mengalami baik mual maupun
muntah. Gejala mual dan muntah biasanya memburuk saat pagi atau biasa
disebut morning sickness (Rorrong et al., 2021)
Data WHO (World Health Organization) mengenai peningkatan
kesehatan ibu yang merupakan salah satu tujuan Millenium Development
Goal’s (MDG’s) sesuai target Nasional menurut MDGs yaitu menurunkan
Angka Kematian Ibu sebesar ¾ dari Angka Kematian Ibu pada pada tahun
2017 menurut WHO adalah 165/100.000 kelahiran hidup, sedangkan
mengalami penurunan pada tahun 2018 adalah 126/100.000 (Mustar &
Indriyani, 2020)
Data yang diperoleh dari profil Dinkes Sulawesi Selatan tahun
2016 jumlah ibu hamil diperkirakan sebesar 65/100.000 perempuan, dan
yang mengalami Hiperemesis Gravidarum sebesar (30,2%). Pada tahun
2017 jumlah ibu hamil diperkirakan sebesar 68/100.000 perempuan, dan
yang mengalami Hiperemesis Gravidarum sebesar (36,2%). Data yang
diperoleh dari profil Dinkes Sulawesi Selatan 2018 jumlah ibu hamil
diperkirakan sebesar 73/100.000 perempuan, dan yang mengalami
Hiperemesis Gravidarum sebesar (45,5%) (Mustar & Indriyani, 2020).
Hiperemesis gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan
wanita hamil, namun juga dapat menyebabkan efek samping pada janin
seperti abortus, berat bayi lahir rendah, kelahiran prematur, serta malformasi
pada bayi baru lahir. Faktor pemicu terjadinya Hiperemesis Gravidarum
pada ibu hamil belum diketahui secara pasti, tetapi diperkirakan oleh karena
beberapa hal, seperti faktor hormonal, psikologis, paritas, nutrisi dan alergi,
genetik, usia, aktivitas, dan bakteri Helicobacter pylori (Rorrong et al.,
2021)
B. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Konsep ANC
a. Definisi
b. Tujuan
c. Jadwal Kunjungan ANC
d. Standar Pelayanan ANC
e. Pemeriksaan Penunjang ANC
f. Perubahan-Perubahan Dan Adaptasi Fisiologis Pada Masa
Kehamilan
g. Tanda – Tanda Kehamilan
h. Pemeriksaan Kehamilan (Leopold I-IV)
i. Perhitungan Tafsiran Partus
j. Perhitungan Tafsiran Berat Janin
2. Untuk mengetahui Konsep Medis Hiperemesis Gravidarum
3. Untuk Mengetahui Konsep Keperawatan dari Hiperemesis Gravidarum
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP ANC (Antenatal Care)
1. Definisi ANC (Antenatal Care)
Pemeriksaan ANC (Antenatal Care) adalah Pemeriksaan kehamilan
untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga
mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI
dan kembalinya kesehatan Reproduksi secara wajar (Mappaware et al.,
2020)
2. Tujuan
Pelayanan perawatan kehamilan (Antenatal Care) merupakan
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa
kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal care yang
sudah ditetapkan. Sedangkan tujuan pelaksanaan pelayanan antenatal
antara lain:
a. Untuk memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan
kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental
dan sosial ibu. Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan,
komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat
penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan.
c. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
d. Mempersiapkan Ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian ASI eksklusif (Suaryasa, 2020).
3. Jadwal Kunjungan ANC
Pemeriksaan kehamilan hendaknya dilakukan sedini mungkin ialah
segera setelah seorang wanita merasakan diri hamil, supaya dokter atau
bidan mempunyai waktu yang cukup banyak untuk mengobati atau
memperbaiki keadaan-keadaan yang kurang memuaskan. Di negara
berkembang pemeriksaan Antenatal Care dilakukan sebanyak 4 kali
sudah cukup sebagai kasus tercatat
a. Pemeriksaan pertama dilaksanakan segera setelah diketahui
terlambat haidnya satu bulan
b. Pemeriksaan ulang setiap dua minggu sampai umur kehamilan
delapan bulan.
c. Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah umur kehamilan delapan
bulan sampai terjadinya persalinan
Kunjungan Antenatal Care sebaiknya dilakukan 4 kali selama
kehamilan yaitu trimester pertama 1 kali, trimester kedua 1 kali dan
trimester ketiga 2 kali. Perlu segera memeriksakan kehamilan bila
dirasakan ada gangguan atau bila janin tidak bergerak lebih dari 12 jam.
Pada kehamilan tanpa penyulit jadwal kunjungan cukup 4 kali selama
kehamilan. Kunjungan pertama dilakukan kali hingga usia kehamilan
28 minggu, lalu 1 kali kur selama kehamilan 28-36 minggu, dan 2 kali
kunjungan pada usia kehamilan diatas 36 minggu. Tetapi bila
kehamilan dengan risiko tinggi atau dengan penyulit perhatian dan
jadwal kunjungan harus lebih sering
a. Dari kunjungan satu ke kunjungan berikutnya sebaiknya dilakukan
pencatatan:
1) Keluhan yang dirasakan ibu hamil
2) Hasil pemeriksaan setiap kunjungan
b. Umum
1) Tekanan darah
2) Respirasi
3) Nadi
4) Temperatur tubuh (suhu)
c. Abdomen
1) Tinggi fundus uteri (TFU)
2) Letak janin (setelah 34 minggu)
3) Presentasi janin 4. Denyut jantung janin (DJ)
d. Pemeriksaan tambahan
1) Proteinuri
2) Glukosuria
3) Keton (Syaiful & Fatmawati, 2019).
Taksiran Berat Janin (TBJ)= (Tinggi Fundus Uteri (dalam cm) - N) x 155
Dengan interpretasi hasil
N : 11 bila kepala masih berada di bawah spina ischiadika
N : 12 bila kepala masih berada di atas spina ischiadika
N : 13 bila kepala belum lewat PAP (Syaiful & Fatmawati, 2019).
B. KONSEP MEDIS
1. Definisi
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan
pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena
keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi (Arisdiani &
Hastuti, 2020)
Hiperemesis Gravidarum adalah mual yang berlebihan, sehingga
menganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk.
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering ditemui pada
kehamilan trisemester 1, kurang lebih 6 minggu (Ratnawati, 2019).
Hiperemesis Gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur
kehamilan 20 minggu, muntah begitu hebat dimana segala apa yang
dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan
umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan
terdapat aseton dalam urin bukan karena penyakit seperti appendisitis,
pielititis, dan sebagainya (Nugroho, 2017)
2. Etiologi
Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti,
namun diduga dipengaruhi oleh berbagai factor:
a. Faktor predisposisi, seperti primigravida, mola hidatidosa, dan
kehamilan ganda.
b. Faktor organik, seperti alergi masuknya vilikhorialis dalam
sirkulasi, perubahan metabolik, akibat kehamilan dan retensi ibu
yang menurun
c. Faktor psikologi (Ratnawati, 2019).
Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, tidak
ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak
ditemukan kelainan biokimia, namun diduga dipengaruhi oleh berbagai
factor yaitu faktor predisposisi misalnya primigravida, faktor organik
dan psikologis (Arisdiani & Hastuti, 2020).
Faktor pemicu terjadinya Hiperemesis Gravidarum pada ibu hamil
belum diketahui secara pasti, tetapi diperkirakan oleh karena beberapa
hal, seperti faktor hormonal, psikologis, paritas, nutrisi dan alergi,
genetik, usia, aktivitas, dan bakteri Helicobacter pylori (Rorrong et al.,
2021)
3. Patofisiologi
Patofisiologi Ibu dengan hiperemesis gravidarum, Rasa mual
terjadi akibat kadar estrogen yang meningkat dalam darah sehingga
memengaruhi sistem pencernaan tetapi mual dan muntah yang terjadi
terus-menerus da mengakibatkan dehidrasi, hiponatremia, hipokloremia
serta penurunan klorida urine. Muntah yang terus-menerus selanjutnya
akan mengakibatkan hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah
ke jaringan dan menyebabkan tertimbunnya zat toksik. Pemakaian
cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak
sempurna, sehingga terjadi ketosis. Hipokalemia akibat muntah dan
ekskresi yang berlebihan selanjutnya menambah frekuensi muntah dan
merusak hepar. Selaput lendir esofagus dan lambung dapat robek
(sindrom Mallory-Weiss), sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal
(Ratnawati, 2019).
4. Manifestasi Klinis
Berdasarkan berat ringannya gejala, hiperemesis gravidarum dibagi
menjadi tiga tingkatan:
a. Tingkat 1
Muntah terus-menerus memengaruhi keadaan umum
menimbulkan rasa lemah, penurunan nafsu makan berat badan
turun, dan nyeri epigastrum. Frekuensi nadi ibu biasanya naik
menjadi 100 kali/menit, tekanan darah sistolik turun, turgor kulit
menurun, lidah kering, dan mata cekung
b. Tingkat II
Ibu tampak lemah dan apatis, lidah kotor, nadi kecil dan
cepat, suhu tubuh terkadang naik, serta mata sedikit ikretik. Berat
badan ibu turun, timbul hipotensi, hemokonsentrasi, oligouria,
konstipasi, dan nafas bau aseton.
c. Tingkat III
Kesadaran ibu menurun dari sombolen hingga koma,
muntah berhenti, nadi cepat dan kecil, suhu meningkat, serta
tekanan darah semakin turun (Ratnawati, 2019).
5. Penatalaksanaan
Bila pencegahan tidak berhasil, maka diperlukan pengobatan
dengan tahapan sebagai berikut
a. Ibu diisolasi di dalam kamar yang tenang dan cerah dengan
pertukaran udara yang baik.
b. Kalori diberikan secara parental dengan glukosa 5% dalam cairan
fisiologis sebanyak 2 - 3 liter sehari.
c. Diuresis selalu dikontrol untuk keseimbangan cairan.
d. Bila selama 24 jam ibu tidak muntah, coba berikan makan dan
minum sedikit demi sedikit.
e. Sedatif yang diberikan adalah fenobarbital.
f. Pada keadaan yang lebih berat, berikan antiemetik seperti
metoklopramid, disiklomin hidroklorida, atau klorpromazin
g. Berikan terapi psikologis yang meyakinkan ibu bahwa penyakitnya
bisa disembuhkan serta menghilangkan perasaan takut akan
kehamilan dan konflik yang melatarbelakangi hyperemesis
(Ratnawati, 2019).
C. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan pendekatan yang sistematis untuk
mengunpulkan data, mengelompokkan, dan menganalisis sehingga
didapatkan masalah dan kebutuhan untuk perawatan ibu. Tujuan utama
pengkajian adalah untuk memberikan gambaran secara terus-menerus
mengenai keadaan kesehatan ibu yang memungkinkan perawat meren
canakan asuhan keperawatan (Ratnawati, 2019).
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data ibu dengan hiperemesis gravidarum terdiri dari :
1) Data riwayat kesehatan
Data riwayat kesehatan yang diperlukan, yaitu:
a) Riwayat kesehatan sekarang
Pada riwayat kesehatan sekarang ter dapat keluhan
yang dirasakan oleh ibu sesuai dengan gejala-gejala
hyperemesis gravidarum:
(1) Mual dan muntah yang terus-menerus merasa lemah,
dan kelelahan.
(2) Ibu merasa harus dan terasa asam di mulut, kontipasi,
dan demam.
(3) Ibu mengalami penurunan berat badan.
(4) Turgor kulit yang buruk dan gangguan elektrolit.
Terjadinya oliguria, taki kardia, mata cekung, dan
ikterus.
b) Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan dahulu yang ditemukan, antara lain:
(1) Kemungkinan ibu pernah mengalami hiperemesis
gravidarum sebelumnya.
(2) Kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang
berhubungan dengan saluran pencernaan yang menye
babkan mual dan muntah.
2) Data fisik biologis
Data fisik bilogis yang dapat ditemukan pada ibu dengan
hiperemesis gravidarum adalah sebagai berikut:
a) Mamae yang membengkak dan hiperpigmentasi pada aerola
mamae
b) Terdapat kolasma gravidarum, mukosa membran, dan bibir
kering
c) Turgor kulit buruk, mata cekung, dan sedikit ikterik.
d) Ibu tampak pucat dan lemah, takikardi, hipotensi serta
pusing, dan kehilangan kesadaran
3) Riwayat menstruasi
Riwayat menstruasi yang ditemukan pada ibu dengan
hiperemesis gravidarum, antara lain:
a) Kemungkinan menarche usia 12 14 tahun
b) Siklus 28-30 hari
c) Lamanya 5-7 hari
d) Banyaknya 2-3 kali ganti pembalut/hari
e) Kemungkinan ada keluhan waktu haid seperti nyeri, sakit
kepala, dan muntah.
4) Riwayat perkawinan
Kemungkinan terjadi pada perkawinan usia muda
5) Riwayat kehamilan dan persalinan
Riwayat kehamilan dan persalinan yang dite mukan pada
ibu dengan hiperemesis gravidarum, antara lain:
a) Hamil muda ibu pusing, mual, dan muntah serta tidak nafsu
makan
b) Hamil tua: pemeriksaan umum terhadap ibu mengenal
kenaikan berat badan, tekanan darah, dan tingkat kesadaran
6) Data psikologi
Riwayat psikologi sangat penting dikaji agar dapat
diketahui keadaan jiwa ibu sehubungan dengan perilaku
terhadap kehamilan. Data psikologi yang kemungkinan
ditemukan adalah
a) Keadaan jiwa ibu yang labil, mudah marah, cemas, takut
akan kegagalan persalinan mudah menangis, serta
kekecewaan dapat memperberat mual dan muntah.
b) Pola pertahanan diri (koping) yang digu nakan ibu
bergantung pada pengalaman nnya terhadap kehamilan serta
dukungan dari keluarga dan perawat.
7) Data sosial ekonomi
Hiperemesis gravidarum bisa terjadi pada semua golongan
ekonomi, namun pada umumnya terjadi pada tingkat ekonomi
mengengah ke bawah. Hal ini diperkirakan dipengaruhi oleh
tingkat pengetahuan yang dimiliki.
8) Data penunjang
Data penunjang yang didapat dari hasil laboratorium adalah
pemeriksaan darah dan urine.
a) Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah yaitu nilai hemoglobin dan
hematokrit yang meningkat menun jukkan hemokonsentrasi
yang berkaitan dengan dehidrasi.
b) Pemeriksaan urine
Pemeriksaan urinalis yaitu urine yang sedikit dan
konsetrasi yang tinggi akibat dehidrasi, juga terdapatnya
aseton di dalam urine (Ratnawati, 2019)
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang di
alaminya, yang bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien terhadap
situasi yang berkaitan dengan kesehatan. Masalah keperawatan yang
mungkin muncul pada pasien dengan Hiperemesis Gravidarum adalah:
a. Pola Napas Tidak Efektif
b. Hipovelemia
c. Defisit Nutrisi
d. Hipertermi
e. Nyeri Akut
f. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan
g. Intoleransi Aktifitas
3. Intervensi keperawatan