NIM : PO530320318630 TINGKAT/SEMESTER : 2.B/III DOSEN MATA KULIAH : Leni Landudjama, SKep, Ns, MKep
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU A. Dokumentasi Keperawatan Elektronik Dokumentasi Keperawatan Elektronik ( komputerisasi ) adalah suatu modul keperawatan yang di kombinasikan dengan sistem komputer rumah sakit ke staf perawat. Dokumentasi keperawatan yang terkomputerisasi dibuat dalam rangka memudahkan dan mempercepat pendokumentasian asuhan keperawatan yang dibuat. Dokumentasi keperawatan juga merupakan bagian integral dari asuhan keperawatan. Disini ditulis segala informasi tentang klien sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan klien. Melalui dokumentasi perawat dapat memutuskan tindakan yang tepat untuk klien. Keakuratan suatu data data klien dalam proses keperawatan di era modern saat ini menjadi tuntutan dari berbagai aspek bagi para perawat. Dokumentasi keperawatan juga mampu menunjukkan komitmen perawat untuk memberikan perawatan yang aman, efektif dan ber-etika dengan menunjukkan akuntabilitas untuk praktik profesional. Hasil dokumentasi merupakan bukti perawat telah menerapkan asuhan keperawatan terhadap klien, pengetahuan, keterampilan dan pengambilan keputusan perawat berdasarkan pertimbangan profesional sesuai dengan standar pelayanan keperawatan yang ditetapkan B. Dokumentasi Keperawatan Berbasis Komputer Dokumentasi keperawatan berbasis komputer adalah pencatatan yang dilakukan menggunakan perangkat computer yang telah disediakan perangkat lunak sesuai dengan kebutuhan. Pemasukan data dilakukan setiap saat sehingga perkembangan pasien dapat terekam secara kontinyu dan komprehensif. Dokumentasi keperawatan berbasis computer juga merupakan suatu kombinasi Antara sistem computer rumah sakit dengan dokumentasi keperawatan yang diisi oleh staff perawat. Perawat dengan sistem yang terkomputerisasi ini, dapat melakukan akses ke laboratorium, radilogi, fisioterapi, dan disiplin ilmu yang lain. Dokumentasi keperawatan yang terkomputerisasi di buat dalam rangka memudahkan dan mempercepat pendokumentasian asuhan keperawatan yang dibuat. Pencatatan dan pelaporan menjadi lebih akurat, lebih lengkap, lebih menghemat waktu dan perawat akan lebih sering berada di samping pasien. C. Manfaat Dokumentasi Yang Terkomputerisasi Keuntungan dan kerugian dokumentasi terkomputerisasi. Keuntungan - Catatan dapat dibaca. Hasil cetakan komputer dapat dibaca dengan mudah, sehingga menghilangkan risiko menebak arti tulisan tangan. - Catatan yang siap sedia. Rekam medis pasien harus siap sedia untuk digunakan, dan waktu yang dihabiskan untuk mencarinya sesingkat mungkin. Catatan elektronik dapat digunakan dan ditinjau kembali oleh sejumlah orang sesuai dengan jumlah terminal komputer. - Produktivitas perawat membaik. Dengan upaya peningkatan perbaikan kualitas kepada pasien. Salah satu penelitian (Erb, Coble, 1995) menemukan bahwa setelah menggunakan pencatatan yang terkomputerisasi, perawat menghabiskan 40% waktunya lebih banyak untuk berkomunikasi dengan pasien dan 34% untuk membantu hygiene pasien. - Mengurangi kerusakan catatan Kerusakan rekam medis lebih sulit terjadi jika menggunakan sistem elektrolit. Program software harus berisi cara untuk memperbaiki entri yang salah, seperti data masuk yang tidak benar, kata-kata yang salah eja, atau kesalahan tipografi. - Menunjang penggunaan proses keperawatan. Sistem dokumentasi komputer memudahkan pengkajian pada pasien. Program ini dirancang untuk beralih ke materi yang lebihberhubungan berdsarkan data respons yang dimasukkan oleh perawat. - Mengurangi dokumentasi yang berlebihan. Dokumentasi terkomputerisasi mendukung penggunaan yang ekonomis dari proses pemasukan data dengan menurunkan atau menghilangkan pencatatan yang berlebihan. - Saran, pengingat, dan peringatan klinis. Penetapan prioritas dan pengambilan keputusan dapat dipermudah dengan adanya peringatan, saran, dan pengingat klinis. - Catatan keperawatan terkategorisasi. Software dapat dirancang agar dokumentasi dapat disortir dapat dicetak sedemikian rupa yang tidak mungkin dilakukan oleh sistem pena dan kertas yang tradisional. - Laporan tercetak secara otomatis. Sistem harus menghasilkan laporan dan lembar alur yang menghilangkan kemungkinan banyak menyalin informasi dari kardeks selama operan atau laporan tugas. - Dokumentasi sesuai dengan standar keperawatan. Program dirancang dengan mencantumkan standar perawatan dan praktik di unit yang khusus dan dilembaga yang luas. Sistem pendokumentasian yang terstandardisasi dan terkomputerisasi memudahkan dalam mendapatkan kembali data, memonitor indikator klinis, dan melihat populasi pasien secara spesifik. Menurut Town (1993), memenuhi standar hasil JCAHO lebih ditingkatkan dengan komputerisasi dokumentasi karena perencanaan asuhan telah distandardisasi dalam komputer. - Peningkatan rekrutmen dan retensi perawat. Sebuah anekdot menyatakan bahwa komputer cenderung meningkatkan kepuasan dan semangat kerja perawat, merupakan suatu keuntungan yang signifikan yang menghemat biaya keluar masuknya pegawai. - Peningkatan pengetahuan tentang hasil Analisis data yang dikumpulkan dari beberapa catatan pasien dapat mengarah pada kesimpulan tentang hasil yang akan dicapai. Informasi ini dapat meningkatkan kualitas pengambilan keputusan klinis dan mengarah pada perbaikan sistem. - Ketersediaan data. Informasi yang didapat dari sejumlah besar catatan pasien dapat meningkatkan penggunaan riset keperawatan dan memperbaiki kualitas untuk menyoroti masalah sistemik yang sedang terjadi atau untuk mengumpulkan informasi tentang hasil pasien. - Mempermudah penetapan biaya serta dapat membantu menghemat biaya organisasi. Dengan sistem dokumentasi komputer, kemampuan untuk menetapkan biaya berdasarkan perawatan aktual yang diberikan mengalami perbaikan. - Dapat menurunkan waktu untuk proses dokumentasi hingga 40-50% per pasien per shift. Sebagai contoh, setelah melengkapi pengkajian, kemudian dibuat rencana perawatan individu, dan setelah itu, lembar jalur perawatan spesifik dapat dibuat. Dokumentasi keperawatan yang terkomputerisasi juga dapat mengurangi perawat dari tugas-tugas administratif dan pemantauan berulang serta dapat meningkatkan waktu yang tersedia untuk memberikan perawatan langsung kepada klien lebih lama. - Program perangkat lunak memungkinkan perawat untuk dengan cepat memasukkan data pengkajian spesifik sekali waktu, dan informasi secara otomatis telah ditransfer menjadi bentuk laporan yang berbeda. - Pencegahan kesalahan pemberian obat. Software dapat memberi perhatian khusus pada ketidaktepatan intruksi, dosis, atau obat yang tidak cocok. - Mencetak instruksi pemulangan. Banyak fasilitas yang menyimpan interuksi pemulangan rutin di dalam komputer; bersifat individu dan dapat dicetak agar dapat digunakan oleh pasien. Kerugian - Masalah keamanan dan kerahasiaan informasi pasien. Pemeliharaan kerahasiaan data dengan sistem terkomputerisasi tanpa menghambat upaya untuk mendapatkan kembali informasi yang diperlukan adalah persoalan yang dihadapi pengguna, pengembang sistem, dan pemerintah. Masalah privasi, keamanan dan kerahasiaan pasien telah menarik perhatian Kongres untuk mengatasinya karena terdapat peningkatan kekhawatiran publik dalam mengakses informasi kesehatan pribadi. Health Insurance Portability and Accountability Act (HIPPA) tahun 1996 telah memandatkan bahwa hukum dan peraturan dibuat untuk melawan akses yang tidak sah dan yang menyalahkan gunakan informasi kesehatan pribadi. Komite penasihat dan task force melanjutkan kerjanya untuk membuat peraturan privasi yang jelas, realitis, dan dapat dilaksanakan, tetapi sampai saat ini, organisasi pelayanan kesehatan masih berjalan sesuai kebijakan dan prosedur untuk mendukung perlindungan informasi. - Gangguan downtime komputer. Downtime adalah waktu ketika komputer tidak berfungsi karena perbaikan rutin atau tiba-tiba akibat kerusakan yang tidak diharapkan. - Jumlah catatan. Kebijakan rumah sakit atau persyaratan software adalah dapat menghasilkan catatan tebal yang berisi cetakan data harian. - Penerimaan yang salah terhadap informasi terkomputerisasi. Insiden informasi yang tidak akurat yang tercantum dalam rekamedis dapat mengalami peningkatan, tetapi hal ini tidak dipertanyakan oleh profesional kesehatan karena informasi terkomputerisasi dianggap sudah sempurna. - Keterbatasan dalam format pencatatan. Software informasi keperawatan yang membatasi penggunaan teks bebas mendorong perawat untuk mengabaikan informasi utama tentang pasien. - Resistensi. Resistensi terhadap perubahan merupakan kekuatan penting yang dapat mempengaruhi penerimaan terhadap komputer. - Ketidakadekuatan jumlah terminal. Pusat perawatan yang dirancang sebelum komputerisasi pelayanan kesehatan diperkenalkan, sering terlalu kaku bagi perawat untuk memiliki terminal komputer. - Keterbatasan komputer pada saat pengguanaan memuncak. Sistem informasi keperawatan dapat dengan cepat memakai kapasitas kerangka utama, sehingga membutuhkan pereluasan sistem. - Kesulitan perawat melepaskan lembar kerja. Daripada memasukkan data langsung pada komputer, beberapa perawat lebih senang menuliskan informasi tersebut diatas lembar kerja terlebihdahulu kemudian memasukkannya kedalam terminal komputer, hal ini mengurangi efisiensi sistem tersebut. - Biaya Meliputi pembelian hardwre dan software, pendidikan staf keperawatan, biaya perizinan, dan perubahan yang diperlukan agar hardware atau software tersebut dapat mengakomodasi kebutuhan pembeli.