Oleh :
NI NYOMAN RAI SEPTIYANI
855723871
LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PDGK 4501)
Asung kerta wara nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah memberikan
rahmat, hidayah, dan sinar sucinya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
penelitian tindakan kelas yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas
V SD Negeri 2 Rama Nirwana pada Materi Organ Pencernaan Manusia Melalui
Metode Penugasan (Resitasi) Tahun Pelajaran 2021/2022” sebagai salah satu tugas
mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) pada program studi S1
PGSD Universitas Terbuka Pokjar Seputih Banyak UPBJJ Bandar Lampung.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk kelas V Semester Ganjil Tahun
Pelajaran 2021/2022 di SD Negeri 2 Rama Nirwana Kecamatan Seputih Raman
Kabupaten Lampung Tengah. Terselesaikannya penyusunan laporan ini, penulis
banyak mendapat bantuan, dukungan, motivasi serta petunjuk baik moril maupun
materil dari berbagai pihak.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan PKP ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan baik dari penyampaian maupun dari
ii
kelengkapan isi laporan. Segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan sebagai tolak ukur dalam penulis dimasa yang akan datang. Demikian
yang dapat penulis sampaikan, penulis berharap semoga laporan PKP ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca.
iii
ABSTRAK
Oleh
iv
LEMBAR PENGESAHAN
v
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA
Jl. Cabe Raya, Pondok Cabe, Pamulang, Tanggerang Selatan 15418
Telepon: 012-7490941 (Hunting)
Faximile: 021-7490147 (Bagian Umum), 012-7434290 (Sekretaris Rektor)
Laman:www.ut.ac.id
LEMBAR PERNYATAAN
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Laporan PKP yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,
kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian Laporan PKP ini bukan
hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan
sanksi-sanksi lain sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
ABSTRAK iv
LEMBAR PENGESAHAN v
LEMBAR PERNYATAAN vi
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penelitian 2
D. Manfaat Penelitian 3
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
dimensi yang menyerupai dengan bentuk aslinya. Selain itu penggunaan
metode penugasan (resitasi) baik untuk berdiskusi kelompok maupun secara
individu juga dapat memudahkan siswa untuk memahami materi tentang organ
pencernaan manusia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang diuraikan di atas, rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Kelas V SD Negeri 2 Rama Nirwana pada Materi Organ Pencernaan
Manusia melalui Metode Penugasan (Resitasi) Tahun Pelajaran 2021/2022?”
2
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mendeskripsikan proses
penerapan metode penugasan (resitasi) yang dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas V SD Negeri 2 Rama Nirwana mata pelajaran IPA pada materi
organ pencernaan manusia tahun pelajaran 2021/2022.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat tertentu sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai, sehingga diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat
bagi siswa, guru, dan sekolah/lembaga. Adapun manfaat yang diharapkan
dalam penilitian ini sebagai berikut.
1. Manfaat bagi siswa
a. Dapat meningkatkan pemahaman mengenai fungsi organ-organ yang
berperan dalam sistem pencernaan manusia
b. Dapat meningkatkan pemahaman mengenai gangguan dari organ-organ
pencernaan manusia.
c. Dapat meningkatkan keaktifan, keterampilan, dan prestasi belajar siswa
mengenai organ pencernaan pada manusia.
2. Manfaat bagi guru
a. Guru mendapat pengetahuan, keterampilan dan pengalaman
penggunaan metode pembelajaran yang tepat untuk konsep pada materi
organ pencernaan manusia.
b. Guru dapat melakukan refleksi dari kegiatan pembelajaran guna untuk
mendapat solusi perbaikan pembelajaran.
c. Guru dapat mengembagkan inovasi pembelajaran dalam dunia
pendidikan.
3. Manfaat bagi sekolah/lembaga
Dapat dijadikan alternatif untuk mengembangkan kurikulum pada
pembelajaran IPA disekolah.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Karakteristik Siswa SD
Menurut Desstya (2015) menyatakan bahwa sesuai dengan teori Piaget siswa
SD berada pada tahap perkembangan operasional konkret. Anak-anak berpikir
atas dasar pengalaman nyata/konkret, belum dapat berpikir seperti
membayangkan bagaimana proses fotosintesis atau proses osmosis terjadi.
Namun, kemampuan untuk melakukan penambahan, pengurangan, pengurutan
serta klasifikasi telah berkembang dengan perkalian sederhana dan pembagian.
Kemampuan untuk sedikit berpikir abstrak selalu harus didahului dengan
pengalaman konkret. Anak usia SD masih sangat membutuhkan benda-benda
konkret untuk menolong kemampuan intelektualnya.
4
B. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dihasilkan peserta
didik setelah terjadinya proses pembelajaran. Kemampuan yang diperoleh
peserta didik dapat bersifat tinggi atau rendah sesuai dengan bagaimana
kemampuan guru dalam mempersiapkan pembelajaran yang disesuaikan
dengan karakteristik siswa, komunikasi guru saat menyampaikan materi, serta
bagaimana kesiapan siswa dalam menerima proses pembelajaran.
Hal ini sejalan dengan pendapat Supratiknya dalam Widodo dan Widayanti
(2013) yang mengemukakan bahwa hasil belajar yang menjadi objek penilaian
kelas berupa kemampuan-kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah
mereka mengikuti proses belajar-mengajar tentang mata pelajaran tertentu.
Didukung juga dengan pendapat Dakhi (2020) yang menyatakan bahwa
kemampuan guru memahami siswa, menguasai materi pembelajaran,
komunikatif dalam penyampaian materi pembelajaran dan memiliki
kepribadian yang dewasa, dan berwibawa, sangat mendukung peningkatan
hasil belajar siswa.
C. Pembelajaran IPA di SD
Sari, Puspita dalam Putra, Wahyu dkk (2021) menyatakan bahwa pembelajaran
IPA pada hakikatnya mengajak siswa untuk mampu membangun yang
berkaitan dengan hal-hal yang dekat dengan siswa secara konkret yang sulit
untuk dipelajari yang tidak dapat dilihat secara langsung, sehingga
pembelajaran IPA dengan menggunakan media pembelajaran yang sesuai akan
sangat tepat digunakan dalam pembelajaran.
5
melibatkan siswa SD baik secara fisik maupun mental dalam mendapatkan atau
dalam membangun konsep.
Ditinjau dari dua pendapat diatas dapat dikatakan bahwa metode penugasan
merupakan metode pembelajaran yang dalam pengimplementasiannya
dilakukan dengan cara pemberian tugas baik untuk didiskusikan di sekolah
maupun di rumah. Penugasan yang diberikan dapat berupa menjawab beberapa
pertanyaan untuk didiskusikan, menyelesaikan proyek, dan melakukan
6
observasi. Dimana dalam penyelesaian tugas yang diberikan dapat dilakukan
siswa melalui studi pustaka, praktikum, melakukan pengamatan, serta
melakukan wawancara pada seorang pakar.
7
Dalam fase ini anak didik belajar (melaksanakan tugas) sesuai tujuan dan
petunjuk-petunjuk guru.
3. Fase Mempertanggungjawabkan Tugas
a) Laporan siswa baik lisan atau tertulis dari apa yang telah dikerjakannya.
b) Ada tanya jawab diskusi kelas
c) Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes atau
cara lainnya.
Dalam fase ini anak didik mempertanggungjawabkan hasil belajarnya baik
berbentuk laporan lisan maupun tertulis, karena tugas yang dikerjakan pada
akhirnya akan dipertanggungjawabkan maka siswa akan terdorong untuk
mengerjakannya secara bersungguh-sungguh. Dengan metode ini sehingga
pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu lebih mendalam.
8
membantu menelan makanan, mengatur letak makanan, dan mendorong
makanan masuk ke kerongkongan. (3) Kelenjar ludah akan menghasilkan
air liur (ludah) yang berfungsi untuk menghasilkan enzim ptialin yaitu
enzim yang berfungsi merombak amilum menjadi maltosa, sebagai
pelumas makanan sehingga mempermudah proses menelan makanan, serta
membantu menjaga kebersihan mulut dan gigi.
2. Kerongkongan
Kerongkongan merupakan saluran sempit berbentuk pipa yang
menghubungkan rongga mulut dengan lambung. Di dalam kerongkongan
terjadi gerak peristaltik yaitu gerakan meremas-remas makanan yang
berbentuk gumpalan-gumpalan untuk didorong masuk ke dalam lambung.
3. Lambung
Proses pencernaan di dalam lambung terjadi secara mekanis dan kimiawi.
Pencernaan mekanis berlangsung dengan kontraksi otot lambung yang
mengaduk makanan dengan gerakan peristaltik. Pencernaan kimiawi
berlangsung ketika makanan bercampur dengan getah lambung, yang
dihasilkan oleh kelenjar yang terdapat pada dinding lambung. Getah
lambung mengandung zat-zat seperti asam klorida (HCl) yang berfungsi
untuk membunuh bakteri yang terdapat dalam makanan, enzim renin yang
berfungsi mengendapkan kasein (protein susu), dan enzim pepsin berfungsi
menguraikan protein menjadi pepton.
4. Usus halus
Proses pencernaan di dalam usus halus terjadi secara kimiawi
menggunakan enzim-enzim yang dihasilkan di usus dua belas jari dan usus
kosong. Sebagian nutrien yang ada dalam makanan diserap, lalu diedarkan
ke seluruh tubuh. Penyerapan nutrisi makanan tersebut dilakukan di dalam
usus penyerapan yang terdapat dalam usus halus.
5. Usus besar
Usus besar memiliki fungsi utama yaitu mengatur kadar air pada sisa
makanan. Bakteri yang membantu pembentukan feses dalam usus besar
adalah bakteri Escherichia coli.
9
6. Anus
Anus terdiri dari dua lapisan otot yaitu otot polos dan otot lurik. Kedua jenis
otot ini bekerja sama mengeluarkan feses (defekasi). Proses defekasi
diawali dengan meregangnya rektum saat rektum telah dipenuhi dengan
feses. Keadaan ini mengakibatkan timbulnya keinginan untuk defekasi,
selanjutnya otot lurik akan berkontraksi, kontraksi ini mengakibatkan otot
polos mengendur sehingga feses keluar dari anus.
10
F. Penelitian Tidakan Kelas (PTK)
Menurut Suharsimi dalam Edi Susanto (2014) mengemukakan bahwa ada tiga
kata yang membentuk pengertian PTK, yaitu penelitian, tindakan, dan kelas.
Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan
aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal, serta menarik minat dan
penting bagi peneliti. Tindakan adalah kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu, sedangkan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu
yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
11
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
2. Tempat Penelitian
Pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran dilaksanakan di SD Negeri
2 Rama Nirwana Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung
Tengah.
3. Waktu Penelitian
Penelitian perbaikan pembelajaran berlangsung dalam 2 siklus pada materi
organ pencernaan manusia semester ganjil tahun pelajaran 2021/2022
dengan jadwal sebagai berikut.
Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Perbaikan
Mata
No. Siklus Sub materi Hari/Tanggal
Pelajaran
1. IPA 1 Organ pencernaan Jumat, 5
manusia dan fungsinya November 2021
2. IPA 2 Gangguan/Penyakit Jumat, 12
pada organ pencernaan November 2021
manusia
12
pengamatan/observasi, dan refleksi/evaluasi. Tahapan ini akan berulang
kembali pada siklus-siklus berikutnya.
1. Deskripsi siklus 1
Siklus 1 ini dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan tahapan
sebagai berikut.
a. Perencanaan Perbaikan
Perencanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan setelah melakukan
refleksi pada pembelajaran prasiklus berdasarkan hasil dari observasi
awal pendahuluan. Adapun kegiatan perencanaan perbaikan yang
dilakukan yaitu sebagai berikut.
1) Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah
2) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses
perbaikan pembelajaran
3) Menetapkan kompetensi inti dan kompetensi dasar
4) Memilih bahan pelajaran yang sesuai
5) Mempersiapkan sumber dan bahan
6) Menyusun lembar kerja siswa
7) Mengembangkan alat evaluasi
8) Mengembangkan alat observasi pembelajaran
b. Pelaksanaan perbaikan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus 1 ini peneliti
menggunakan metode pembelajaran dengan cara memberikan
penugasan baik secara berkelompok maupun secara individu untuk
memahami konsep organ-organ pencernaan manusia beserta fungsinya.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan perbaikan yang dilakukan
sebagai berikut.
1) Guru menjelaskan materi pengantar mengenai sistem pecernaan
manusia melalui video simulasi pembelajaran yang dikirimkan
melalui aplikasi whatsapp grup.
13
2) Guru melakukan tanya jawab singkat untuk memfokuskan siswa
terhadap materi pembelajaran yang akan dipelajari
3) Guru membentuk siswa menjadi kelompok kecil
4) Guru memberikan soal penugasan untuk didiskusikan secara
berkelompok.
5) Siswa berdiskusi secara berkelompok untuk mendiskusikan soal
penugasan tentang organ pencernaan pada manusia.
6) Guru memantau kegiatan diskusi siswa melalui video call pada
aplikasi whatsapp grup.
7) Guru memberikan arahan jika siswa mengalami kesulitan
8) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
melalui video call aplikasi whatsapp.
9) Sebagai pendalaman materi guru memberikan penugasan kembali
kepada siswa sebagai tugas individu.
c. Pengamatan/Observasi
Pada tahap pengamatan/observasi ini dilakukan terhadap pelaksanaan
kegiatan pembelajaran perbaikan. Pengamatan dilakukan menggunakan
lembar observasi yang telah dibuat sebelumnya. Beberapa hal yang
dilakukan pengamatan/observasi adalah penyampaian pembelajaran
yang dilakukan guru dan aktivitas siswa saat pembelajaran
berlangsung. Pengamatan ini dilakukan oleh satu orang pengamat
(observer) atau teman sejawat yaitu ibu Made Sutarmini, S.Pd. selaku
guru kelas V di SD Negeri 2 Rama Nirwana dan didiskusikan bersama
peneliti.
14
proses pembelajaran karena pembelajaran masih dapat dikatakan
berpusat pada guru. Tampak saat proses pembelajaran guru
memberikan penjelasan terlebih dahulu dan siswa hanya
mendiskusikan penugasan yang diberikan berupa menjawab beberapa
pertanyaan yang sebagain pertanyaan sudah diberikan penjelasan
sebelumnya.
d. Refleksi
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus 1 belum dapat berhasil
secara maksimal, karena masih ada siswa yang mendapat nilai dibawah
KKM yaitu 70, dari 25 siswa sebanyak 12 siswa atau 48% yang masih
di bawah 70. Adapun kelebihan dan kekurangan yang terjadi pada
siklus 1 berdasarkan hasil dari pengamatan yang dilakukan teman
sejawat sebagai berikut.
15
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer (teman
sejawat) dan hasil diskusi antara observer dengan peneliti pada siklus
1, masih menunjukkan hasil yang belum sesuai dengan harapan, maka
perlu dilakukan perbaikan pembelajaran siklus 2.
2. Deskripsi siklus 2
a. Perencanaan Perbaikan
Pada siklus dua ini, dilaksanaan revisi dalam proses pembelajaran
mengingat masih ditemukan beberapa masalah dalam siklus 1. Masalah
tersebut yaitu peningkatan hasil belajar yang terjadi padad siklus 1
masih belum mencapai target yang ditentukan. Berdasarkan hasil
diskusi bersama dengan observer dilakukan beberapa tindakan
perubahan dalam proses pembelajaran di siklus 2 yaitu dengan
memberikan kesempatan siswa yang lebih luas untuk menemukan
sendiri materi pembelajaran yang harus mereka kuasai melalui
penugasan berupa diskusi kelompok. Setelah mereka diskusi barulah
guru memberikan penjelasan penguatan untuk siswa. Bukan lagi siswa
mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang telah dijelaskan guru
sebelumnya.
b. Pelaksanaan Perbaikan
Rangkaian pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 ini mengalami
beberapa perubahan dibandingkan dengan pelaksanaan pembelajaran
pada siklus 1. Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti pada
siklus 2 sebagai berikut:
1) Guru melakukan tanya jawab singkat untuk memfokuskan siswa
terhadap materi pembelajaran yang akan dipelajari.
2) Guru memberikan tugas membuat peta pikiran mengenai gangguan
pada organ pencernaan manusia berdasarkan teks bacaan yang telah
dibacanya secara individu.
16
3) Guru menugaskan siswa untuk secara berkelompok memilih salah
satu karya temannya untuk didiskusikan kembali dan akan
dipresentasikan.
4) Siswa berdiskusi secara berkelompok untuk mendiskusikan tugas
tentang gangguan pada organ pencernaan pada manusia.
5) Masing-masing kelompok siswa mempresentasikan hasil
diskusinya melalui video call aplikasi whatsapp.
6) Guru memberikan penjelasan lebih lengkap mengenai gangaguan-
gangguan yang terjadi pada organ pencernaan manusia dengan
memberikan video simulasi pembelajaran yang dikirimkan melalui
aplikasi whatsapp grup.
7) Guru memberikan penugasan secara mandiri berupa latihan soal
mengenai gangguan pada organ pencernaan manusia.
c. Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan bersama dengan teman sejawat, proses
pembelajaran siklus 2 sudah ditemukan adanya perbaikan-perbaikan
dari aktivitas pembelajaran pada siklus 1 yang belum terlaksana secara
optimal. Perbaikan-perbaikan tersebut meliputi penugasan yang
diberikan guru (peneliti) kepada siswa sudah dapat mengaktifkan
aktivitas siswa secara maksimal dalam berdiskusi dan menyampaikan
hasil diskusinya di depan kelas. Penugasan yang diberikan pada siklus
2 sedemikian rupa disusun agar siswa dapat mencari dan menemukan
sendiri materi pembelajaran yang diharapkan dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Penugasan yang diberikan juga sudah dapat
meningkatkan interaksi siswa dengan guru atau siswa dengan siswa
lainnya.
17
pembelajaran ini menyebabkan hasil belajar siswa juga meningkat.
Peningkatan hasil belajar siswa dapat terlihat dari hasil tes formatif
pada siklus 2 yang menunjukkan bahwa siswa yang mendapatkan nilai
˂ 70 sebanyak 5 orang atau 20% (belum tuntas) dan untuk siswa yang
mendapat nilai ≥ 70 sebanyak 20 orang atau 80% (tuntas) dengan nilai
terendah 60 dan nilai tertinggi 95.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis
kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung baik dari penilaian hasil
kerja siswa maupun kinerja guru dalam menyampaikan pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi yang dilakukan oleh
observer (teman sejawat dengan peneliti dalam proses pembelajaran
pada siklus 2 ini ditemukan beberapa kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan dan kekurangan tersebut meliputi:
Kelebihan perbaikan pembelajaran siklus 2:
1) Penggunaan metode pembelajaran penugasan terhadap materi
gangguan pada organ pencernaan manusia yang dilakukan beberapa
revisi dari siklus sebelumnya sudah dapat meningkatkan hasil
belajar siswa sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
2) Penggunaan penugasan diskusi berupa pembuatan peta konsep dan
penggunaan media gambar sudah dapat meningkatkan pemahaman
siswa mengenai materi gangguan pada organ pencernaan manusia.
3) Hasil belajar siswa sudah lebih meningkat, dapat terlihat dari hasil
tes formatif siswa pada siklus 1 yang hanya mencapai 13 siswa atau
52% yang tuntas dengan nilai rata-rata sebesar 66,20 sedangkan
pada siklus 2 sudah meningkat mencapai 20 siswa atau 80% yang
tuntas dengan nilai rata-rata sudah mencapai 80,20.
18
Kekurangan perbaikan pembelajaran siklus 2:
Kekurangan dari siklus 2 terdapat pada adanya 5 orang siswa atau 20%
yang masih belum tuntas, tetapi jika dilihat dari hasil nilai rata-rata
pembelajaran pada siklus 2 sudah memuaskan. Pelaksanaan perbaikan
pada siklus 2 dianggap berhasil sehingga observer bersama peneliti
berdiskusi dan menyepakati untuk tidak perlu dilanjutkan ke siklus
selanjutnya. Siswa yang belum tuntas ditindaklanjuti dengan
memberikan bimbingan khusus berupa remedial.
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
20
4 I Gede Pujangga Saputra 70 Tuntas
5 I Gede Komang Arta Aditya 70 Tuntas
6 I Gusti Ketut Yogi Suara Pinatih 70 Tuntas
7 I Made Bhakty Suputra 80 Tuntas
8 I Gusti Made Sandhi Andra Yuda 65 Belum Tuntas
9 I Gusti Komang Anggara Wija 80 Tuntas
10 I Wayan Neo Yuwada 50 Belum Tuntas
11 I Made Aldo Tirta Yaya 60 Belum Tuntas
12 I Nyoman Aldi Tirta Yasa 45 Belum Tuntas
13 I Wayan Arma Sanjaya 80 Tuntas
14 I Komang Riski Galung 65 Belum Tuntas
15 Kadek Alsa Safira 60 Belum Tuntas
16 Made Nindya Putri 70 Tuntas
17 Ni Made Helen Agustina 75 Tuntas
18 Ni Ketut Abelia 75 Tuntas
19 Ni Komang Cantika 65 Belum Tuntas
20 Ni Wayan Neldalia Nareta 75 Tuntas
21 Ni Komang Bunga Maylani 75 Tuntas
22 Ni Kadek Ari Anjani 50 Belum Tuntas
23 Ni Putu Chintya Pratiwi 85 Tuntas
24 I Komang Riko Ariyana 45 Belum Tuntas
21
5
FREKUENSI 4
3
2
1
0
45 50 55 60 65 70 75 80 85
NILAI
2. Siklus 2
Penelitian tindakan kelas siklus 2 yang dilaksanakan untuk membahas
materi tentang gangguan pada organ pencernaan manusia. Penelitian ini
dilaksanakan menggunakan metode pembelajaran penugasan (resitasi) baik
secara berkelompok maupun individu. Berdasarkan hasil tes formatif yang
diperoleh siswa pada siklus 2 yaitu:
a. Jumlah siswa yang tuntas pada siklus 2 sudah mencapai 20 siswa atau
80% dari total 25 orang siswa.
b. Siswa yang belum tuntas pada siklus 2 sebanyak 5 orang siswa atau
20% dari total 25 orang siswa.
c. Nilai tertinggi adalah 95 dan nilai terendah adalah 60.
d. Nilai rata-rata siswa mencapai 80,40
Berdasarkan data di atas, berikut merupakan penyajian data hasil perbaikan
pembelajaran pada siklus 2.
Tabel 4.3 Data Nilai Siswa Siklus 2
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1 A. A Ayu Citra Dewi Larasati 70 Tuntas
2 Gede Arta Waisnawa 85 Tuntas
3 I Putu Carlen Averio Onasis 80 Tuntas
4 I Gede Pujangga Saputra 85 Tuntas
5 I Gede Komang Arta Aditya 85 Tuntas
6 I Gusti Ketut Yogi Suara Pinatih 85 Tuntas
7 I Made Bhakty Suputra 95 Tuntas
22
8 I Gusti Made Sandhi Andra Yuda 80 Tuntas
9 I Gusti Komang Anggara Wija 95 Tuntas
10 I Wayan Neo Yuwada 65 Belum Tuntas
11 I Made Aldo Tirta Yaya 65 Belum Tuntas
12 I Nyoman Aldi Tirta Yasa 65 Belum Tuntas
13 I Wayan Arma Sanjaya 90 Tuntas
14 I Komang Riski Galung 75 Tuntas
15 Kadek Alsa Safira 75 Tuntas
16 Made Nindya Putri 85 Tuntas
17 Ni Made Helen Agustina 90 Tuntas
18 Ni Ketut Abelia 90 Tuntas
19 Ni Komang Cantika 80 Tuntas
20 Ni Wayan Neldalia Nareta 90 Tuntas
21 Ni Komang Bunga Maylani 90 Tuntas
22 Ni Kadek Ari Anjani 65 Belum Tuntas
23 Ni Putu Chintya Pratiwi 95 Tuntas
24 I Komang Riko Ariyana 60 Belum Tuntas
23
5
FREKUENSI
4
3
2
1
0
60 65 70 75 80 85 90 95
NILAI
1. Siklus 1
Berdasarkan hasil penelitian perbaikan pembelajaran yang telah
dilaksanakan, pada perbaikan pembelajaran siklus 1 dilihat dari perolehan
24
hasil ulangan formatif dari 25 orang siswa terdapat 13 orang siswa yang
sudah tuntas dan yang belum tuntas sebanyak 12 siswa, dengan nilai rata-
rata sebesar 66,20. Terlihat dari tabel di atas nilai tertinggi yang diperoleh
siswa sebesar 85 dan nilai terendah sebesar 45. Jika diperhatikan dari hasil
ulangan formatif siswa dapat dikatakan peningkatan hasil belajar siswa
dapat dikatakan sudah cukup baik. Hanya saja masih terdapat siswa yang
belum tuntas menandakan pada siklus 1 masih terdapat perbaikan
pembelajaran yang belum optimal dilaksanakan. Kegiatan pembelajaran
pada siklus 1 motivasi siswa belum dapat meningkat secara optimal masih
terdapat siswa yang belum aktif mengikuti pembelajaran dan beberapa
siswa masih mengandalkan teman dalam kelompoknya untuk
menyelesaikan penugasan yang diberikan oleh guru.
Selain itu dari faktor kinerja guru juga belum optimal pada siklus 1, proses
pembelajaran belum memberikan kesempatan siswa untuk belajar mandiri
secara maksimal, karena sebagian besar guru masih menggunakan metode
ceramah, metode penugasan yang dilaksankan guru hanya memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya sudah disampaikan oleh
gurusebelum pelaksanaan diskusi. Seperti yang disampaikan oleh Syaiful
dan Aswan dalam Nurhayati (2015) menyatakan bahwa penggunaan
metode resitasi dapat merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar
baik secara individu ataupun secara kelompok, mengembangkan
kemandirian siswa di luar pengawasan guru, membina tanggung jawab dan
disiplin siswa, serta mengembangkan kreativitasnya.
25
dipelajari yang tidak dapat dilihat secara langsung, sehingga pembelajaran
IPA dengan menggunakan media pembelajaran yang sesuai akan sangat
tepat digunakan dalam pembelajaran.
2. Siklus 2
Peerbaikan pembelajaran pada siklus 2 membahas mengenai materi
gangguan pada organ pencernaan manusia. Kelemahan-kelemahan
pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus 1 memotivasi guru untuk
melakukan perbaikan pada siklus 2, perbaikan yang dilakukan adalah jenis
penugasan yang diberikan lebih menantang dan lebih fleksibel sehingga
siswa lebih termotivasi dan siswa lebih antusias aktif dalam pembelajaran.
Penugasan yang diberikan guru pada siklus 2 sudah dapat mengembangkan
kemandirian siswa dalam proses pembelajaran dan sudah dapat
mengembangkan kreativitas siswa. Hal ini didukung dengan penelitian
Supriati, dkk (2020) mengemukakan penugasan yang baik adalah bersifat
menantang dan bersifat lentur sesuai minat dan bakat murid. Mungkin ada
murid yang akan mencari buku acuan di perpustakaan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya. Ada pula yang akan
mencari keterangan pada seorang pakar, atau mungkin ada yang akan
melakukan percobaan di kelas, halaman sekolah, laboratorium, atau rumah.
26
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan, maka
dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode penugasan (resitasi) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V mata pelajaran IPA pada materi organ
pencernaan manusia di SD Negeri 2 Rama Nirwana Tahun Pelajaran
2021/2022. Hal tersebut dapat dilihat setelah dilaksanakan perbaikan
pembelajaran siklus 1 dan 2 hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Pada
siklus 1 siswa yang tuntas sebanyak 13 siswa atau 52% dari 25 siswa dengan
nilai rata-rata 66,20 sedangkan pada siklus 2 siswa yang tuntas sudah mencapai
20 siswa atau 80% dari 25 siswa dengan nilai rata-rata 80,40.
27
DAFTAR PUSTAKA
28
Wardani, IGAK dkk. 2020. Penelitian Tindakan Kelas. Tanggerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Wardani, IGAK dkk. 2020. Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) PGSD.
Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.
Widodo dan Widayanti. 2013. Peningkatan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar
Siswa dengan Metode Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII A
MTs Negeri Donomulyo Kulon Progo Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal
Fisika Indonesia No: 49, Vol XVII, Edisi April 2013.
Zubaidah, S dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam SMP Kelas VIII Semester 1.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
29
LAMPIRAN
30
Lampiran 1.
RANCANGAN SATU SIKLUS (R1S) UNTUK SIKLUS 1 DAN SIKLUS 2
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan data dari guru kelas V SD Negeri 2 Rama Nirwana, nilai hasil
ulangan sebelum dilakukan perbaikan pada materi organ pencernaan manusia
masih tergolong rendah dari total 25 orang siswa dan dengan nilai KKM
sebesar 70, hanya 7 orang yang mencapai nilai ketuntasan minimal dan ada 18
siswa yaang belum mencapai nilai ketuntasan minimal. Jika dipersentasekan
yang mencapai nilai di atas KKM hanya mencapai sekitar 28%, oleh karena itu
peneliti mengadakan perbaikan pembelajaran melalui kegiatan penelitian
tindakan kelas sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V
SD Negeri 2 Rama Nirwana pada materi organ pencernaan manusia melalui
metode penugasan (resitasi) tahun pelajaran 2021/2022.
C. Analisis Masalah
Peneliti menganalisis permasalahan yang menyebabkan rendahnya hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA khususnya materi organ pencernaan
manusia adalah karena disebebkan oleh hal berikut:
1. Kegiatan pembelajaran di kelas masih dominan menggunakan metode
ceramah tanpa memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan
kemandirian dan kreativitas siswa.
2. Penjelasan guru masih belum menggunakan media pembeajaran yang dapat
merangsang siswa untuk berpikir. Dimana dilihat dari materi organ
pencernaan manusia sangat membutuhkan alat peraga untuk meningkatkan
pemahaman siswa.
31
D. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, untuk mengatasi permaslahan di atas,
ada beberapa yang dapat dilakukan guru yaitu:
1. Sebaiknya guru dalam menyampaikan materi pembelajaran
menggunakan metode dan media pembelajaran yang dapat
memudahkan siswa memahami materi.
2. Guru dapat memberikan bentuk penugasan kepada siswa untuk
merangsang motivasi siswa dalam proses pembelajaran pada materi
organ pencernaan manusia.
3. Sebaiknya dalam pembelajaran guru memberikan bimbingan pada saat
siswa berdiskusi.
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis masalah yang telah dilakukan, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: “Bagaimana meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 2 Rama Nirwana pada Materi Organ
Pencernaan Manusia melalui Metode Penugasan (Resitasi)?”
32
Lampiran 2.
RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
(RPP PEMBELAJARAN)
(SIKLUS 1)
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
dan tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di
rumah, sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.
33
manusia serta cara memelihara
kesehatan organ pencernaan
manusia.
4.3 Menyajikan karya tentang 4.3.1 Membuat bagan pencernaan
konsep organ dan fungsi organ manusia dan fungsinya.
pencernaan pada hewan atau
manusia.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran mengamati, menanya, mengeksplorasi,
menganalisis dan mengkomunikasikan peserta didik diharapkan dapat
1. Mendeskripsikan organ-organ pencernaan pada manusia
2. Mendeskripsikan fungsi dari masing-masing organ pencernaan manusia
2. Bagi Guru
a. Guru mendapat pengetahuan, keterampilan dan pengalaman
penggunaan metode pembelajaran yang tepat untuk konsep pada
materi sistem pencernaan manusia
b. Guru dapat melakukan refleksi dari kegiatan pembelajaran guna untuk
mendapat solusi perbaikan pembelajaran
c. Guru dapat mengembagkan inovasi pembelajaran dalam dunia
pendidikan.
34
E. Materi Pembelajaran
1. Rongga Mulut
Di dalam rongga mulut terdapat gigi, lidah, dan air ludah (air liur). Gigi dan
lidah mencerna makanan secara mekanis. Air ludah mencerna makanan secara
kimiawi. Pencernaan secara mekanis merupakan pencernaan makanan dengan
cara dikunyah oleh gigi dan dibantu lidah. Sementara itu, pencernaan kimiawi
merupakan pencernaan makanan yang dilakukan oleh enzim.
a. Gigi
Berdasarkan bentuk dan fungsinya, gigi dibedakan menjadi tiga,yaitu :
2) Gigi taring berbentuk lancip dan runcing, berfungsi untuk menusuk dan
mengoyak makanan.
35
Gigi pada anak-anak dan orang dewasa tidak sama. Gigi pada anak-anak
bersifat sementara disebut gigi susu. Gigi pada anak-anak akan digantikan oleh
gigi permanen. Gigi susu berjumlah 20 buah dan gigi permanen berjumlah 32
buah.
b. Lidah
Lidah mempunyai beberapa fungsi seperti berikut.
1) Mengatur letak makanan saat dikunyah.
2) Membantu menelan makanan.
3) Mengecap rasa makanan.
36
4. Usus Halus
Usus halus terdiri atas tiga bagian, yaitu usus dua belas jari, usus kosong, dan
usus penyerap.
a. Usus Dua Belas Jari
Pada usus dua belas jari terdapat dua saluran, yaitu saluran dari hati dan saluran
dari pankreas. Hati menghasilkan getah empedu. Getah empedu berfungsi
untuk mempermudah pencernaan lemak. Pankreas menghasilkan getah
pankreas. Getah pankreas mengandung tiga macam enzim, yaitu:
1) Enzim amilase, berfungsi untuk mengubah zat tepung menjadi zat gula.
2) Enzim lipase, berfungsi untuk mengubah lemak menjadi asam lemak.
3) Enzim tripsin, berfungsi untuk mengubah protein menjadi asam amino.
Selain menghasilkan enzim, usus dua belas jari juga menghasilkan hormon
insulin. Hormon ini berfungsi mengatur kadar gula dalam darah.
b. Usus Kosong
Dalam usus kosong masih terjadi proses pencernaan secara kimiawi
c. Usus penyerapan
F. Metode Pembelajaran
Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan (resitasi)
G. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Buku mata pelajaran IPA kelas V kurikulum 2013
Gambar-gambar organ pencernaan
Sumber lain yang relevan
37
H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan (5 menit)
Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam
Siswa bersama guru berdoa sebelum dimulai pembelajaran
Guru memberikan apersepsi mengenai materi pembelajaran
sebelumnya yaitu tentang proses pencernaan pada manusia
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (60 menit)
Guru menjelaskan materi pengantar mengenai sistem pecernaan
manusia
Guru melakukan tanya jawab singkat untuk memfokuskan siswa
terhadap materi pembelajaran yang akan dipelajari
Guru membentuk siswa menjadi kelompok kecil
Guru memberikan latihan soal untuk didiskusikan secara
berkelompok.
Siswa berdiskusi secara berkelompok untuk mendiskusikan latihan
soal tentang organ pencernaan pada manusia.
Guru memantau kegiatan diskusi siswa
Guru memberikan arahan jika siswa mengalami kesulitan
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di
depan kelas
Guru memantau kegiatan presentasi siswa dan memberikan arahan
jika mengalami kesulitan.
I. Penilaian
Penilaian pengetahuan
Bentuk tes : uraian
Jumlah soal : 5 soal
38
Mengetahui, Seputih Raman, November 2021
Kepala UPTD Satuan Pendidikan Guru Kelas V
SD Negeri 2 Rama Nirwana
39
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
dan tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di
rumah, sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran mengamati, menanya, mengeksplorasi,
menganalisis dan mengkomunikasikan peserta didik diharapkan dapat
3. Menjelaskan macam-macam gangguan pada organ pencernaan.
4. Mencari informasi tentang penyebab gangguan pada organ pencernaan
5. Mengidentifikasi penyebab gangguan pada organ pencernaan.
40
6. Mengulas kembali tentang penyebab gangguan pada organ pencernaan
manusia.
E. Materi Pembelajaran
Alat pencernaan kita terkadang terserang oleh penyakit, tidak selalu sehat terus.
Penyakit tersebut yang biasanya menyerang, antara lain meliputi sariawan, mag
(radang lambung), penyakit usus buntu, diare, dan konstipasi. Sebagai mana
pada umumnya penyakit, maka penyakit-penyakit tersebut akan mengganggu
aktivitas alat - alat pencernaan kita.
Untuk lebih jelasnya mengenai Penyakit-Penyakit pada Alat
Pencernaan tersebut, maka perhatikan uraian yang berikut ini:
1. Sariawan.
Penyakit ini merupakan radang yang terjadi pada rongga mulut dan juga
pada lidah. Adapun untuk tanda - tanda sariawan yaitu adanya luka
bernanah pada mulut atau pada lidah. Penyebab munculnya penyakit ini
yaitu disebabkan oleh karena kekurangan vitamin C.
2. Mag (Radang Lambung).
41
Tanda-tanda terjadinya penyakit Mag yaitu pada lambung akan terasa
perih dan mual, hal ini disebabkan karena terlalu banyak asam lambung.
Selain daripada itu, makan yang tidak teratur juga bisa memicu terjadinya
penyakit mag ini.
3. Penyakit Usus Buntu (Apendisitis).
Yaitu radang pada usus buntu dengan tanda - tanda sakit pada perut sebelah
kanan bawah.
4. Diare.
Bagi orang yang terserang penyakit diare, dia akan buang air besar secara
terus - menerus. Untuk penyebab dari penyakit ini yaitu dikarenakan oleh
bakteri yang menyerang usus halus dan usus besar.
5. Konstipasi.
Konstipasi merupakan penyakit susah buang air besar, disebut juga
sebagai sembelit. Adapaun penyebabnya yaitu kurang makan sayuran dan
juga kurangnya mengonsumsi buah - buahan.
F. Metode Pembelajaran
Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan (resitasi)
G. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Buku mata pelajaran IPA kelas V kurikulum 2013
Gambar-gambar gangguan organ pencernaan
Sumber lain yang relevan
H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan (5 menit)
Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam
Siswa bersama guru berdoa sebelum dimulai pembelajaran
Guru memberikan apersepsi mengenai materi pembelajaran
sebelumnya yaitu tentang organ pencernaan pada manusia beserta
fungsinya
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
42
Guru memberikan tugas membaca teks bacaan mengenai gangguan
pada organ pencernaan manusia bersama kelompoknya.
Guru memberikan tugas membuat peta pikiran mengenai gangguan
pada organ pencernaan manusia berdasarkan teks bacaan yang telah
dibacanya secara berkelompok
Siswa berdiskusi secara berkelompok untuk mendiskusikan tugas
tentang gangguan pada organ pencernaan pada manusia.
Guru memantau kegiatan diskusi siswa
Guru memberikan arahan jika siswa mengalami kesulitan
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di
depan kelas
Guru memantau kegiatan presentasi siswa dan memberikan arahan
jika mengalami kesulitan.
Guru memberikan penjelasan lebih lengkap mengenai gangaguan-
gangguan yang terjadi pada organ pencernaan manusia.
I. Penilaian
Penilaian pengetahuan
Bentuk tes : uraian
Jumlah soal : 5 soal
43
MARSUDI, S.Pd. NI NYOMAN RAI SEPTIYANI
NIP.19660922 198808 1 001 NIM. 855723871
44
Lampiran 3.
SIKLUS 1
A. Tujuan Perbaikan
Mendeskripsikan proses penerapan metode penugasan (resitasi) yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Rama Nirwana tahun
pelajaran 2021/2022 mata pelajaran IPA pada materi organ pencernaan
manusia.
B. Hal yang Diperbaiki/Ditingkatkan
Kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V
mata pelajaran IPA pada materi organ pencernaan manusia dan fungsinya
dengan metode penugasan (resitasi).
C. Langkah-Langkah Perbaikan
1. Kegiatan Pengembangan
Kegiatan yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V mata
pelajaran IPA dengan menggunakan metode penugasan (resitasi) pada
materi organ pencernaan manusia dan fungsinya. Proses pembelajaran
penggunaan metode penugasan ini, siswa akan mengerjakan tugas yang
diberikan guru untuk didiskusikan bersama kelompoknya. Selain
pemberian tugas secara berkelompok guru juga memberikan penugasan
secara individu untuk diselesaikan sebagai pekerjaan rumah.
2. Langkah-langkah perbaikan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan
kegiatan sebagai berikut:
45
a. Guru menjelaskan materi pengantar mengenai sistem pecernaan
manusia melalui video simulasi pembelajaran yang dikirimkan melalui
aplikasi whatsapp grup.
b. Guru melakukan tanya jawab singkat untuk memfokuskan siswa
terhadap materi pembelajaran yang akan dipelajari
c. Guru membentuk siswa menjadi kelompok kecil
d. Guru memberikan soal penugasan untuk didiskusikan secara
berkelompok.
e. Siswa berdiskusi secara berkelompok untuk mendiskusikan soal
penugasan tentang organ pencernaan pada manusia.
f. Guru memantau kegiatan diskusi siswa melalui video call pada aplikasi
whatsapp grup.
g. Guru memberikan arahan jika siswa mengalami kesulitan
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya melalui
video call aplikasi whatsapp.
h. Sebagai pendalaman materi guru memberikan penugasan kembali
kepada siswa sebagai tugas individu.
46
b. Selain penggunaan metode penugasan dalam proses pembelajaran juga
menggunakan media berupa gambar sudah dapat memudahkan siswa
memahami materi pembelajaran.
c. Hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan.
a. Masih terdapat 12 siswa atau 48% belum tuntas karena belum memahami
materi organ pencernaan manusia beserta fungsinya.
b. Masih terdapat beberapa siswa yang pasif fdalam proses pembelajaran
c. Beberapa siswa juga masih mengandalkan teman satu kelompoknya dalam
mengerjakan tugas-tugas diskusi.
47
SKENARIO PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS 2
E. Tujuan Perbaikan
Mendeskripsikan proses penerapan metode penugasan (resitasi) yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Rama Nirwana tahun
pelajaran 2021/2022 mata pelajaran IPA pada materi organ pencernaan
manusia.
F. Hal yang Diperbaiki/Ditingkatkan
Kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V
mata pelajaran IPA pada materi gangguan pada organ pencernaan manusia
dengan metode penugasan (resitasi).
G. Langkah-Langkah Perbaikan
1. Kegiatan Pengembangan
Kegiatan yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V mata
pelajaran IPA dengan menggunakan metode penugasan (resitasi) pada
materi gangguan pada organ pencernaan manusia. Proses pembelajaran
penggunaan metode penugasan ini, siswa akan mengerjakan tugas yang
diberikan guru untuk didiskusikan bersama kelompoknya. Selain
pemberian tugas secara berkelompok guru juga memberikan penugasan
secara individu untuk diselesaikan sebagai pekerjaan rumah.
2. Langkah-langkah perbaikan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan
kegiatan sebagai berikut:
a. Guru melakukan tanya jawab singkat untuk memfokuskan siswa
terhadap materi pembelajaran yang akan dipelajari.
48
b. Guru memberikan tugas membuat peta pikiran mengenai gangguan
pada organ pencernaan manusia berdasarkan teks bacaan yang telah
dibacanya secara individu.
c. Guru menugaskan siswa untuk secara berkelompok memilih salah satu
karya temannya untuk didiskusikan kembali dan akan dipresentasikan.
d. Siswa berdiskusi secara berkelompok untuk mendiskusikan tugas
tentang gangguan pada organ pencernaan pada manusia.
e. Masing-masing kelompok siswa mempresentasikan hasil diskusinya
melalui video call aplikasi whatsapp.
f. Guru memberikan penjelasan lebih lengkap mengenai gangaguan-
gangguan yang terjadi pada organ pencernaan manusia dengan
memberikan video simulasi pembelajaran yang dikirimkan melalui
aplikasi whatsapp grup.
g. Guru memberikan penugasan secara mandiri berupa latihan soal
mengenai gangguan pada organ pencernaan manusia.
49
b. Penggunaan penugasan diskusi berupa pembuatan peta konsep dan
penggunaan media gambar sudah dapat meningkatkan pemahaman siswa
mengenai materi gangguan pada organ pencernaan manusia.
c. Hasil belajar siswa sudah lebih meningkat, dapat terlihat dari hasil tes
formatif siswa pada siklus 1 yang hanya mencapai 13 siswa atau 52% yang
tuntas dengan nilai rata-rata sebesar 66,20 sedangkan pada siklus 2 sudah
meningkat mencapai 20 siswa atau 80% yang tuntas dengan nilai rata-rata
sudah mencapai 80,20.
50
Lampiran 4.
LEMBAR REFLEKSI SIKLUS 1
51
ditunjukkan
oleh siswa
karena tidak
memberikan
siswa untuk
terlibat dalam
pembelajaran
secara
langsung.
52
LEMBAR REFLEKSI SIKLUS 2
53
karena tidak
memberikan
siswa untuk
terlibat dalam
pembelajaran
secara
langsung.
54
Lamiran 5.
JURNAL PEMBIMBINGAN PKP – SEMESTER 2021/2022 (2021.2)
55
3. Jumat, 5 Konsultasi RPP Metode Memperbaiki
November perbaikan siklus penugasan langkah-
2021 1 seharusnya langkah
tampak pembelajaran
dalam dalam RPP
kegiatan
pembelajar
an dalam
RPP
56