Anda di halaman 1dari 61

Kategori

Cek Kesehatan
Rumah Sakit
Komunitas
Login/Join
Baru

Home
Obat dan Suplemen

Betahistine
Vertigo merupakan kondisi yang membuat kepala terasa pusing atau berputar.
Kondisi ini biasanya disertai dengan mual, muntah, berkeringat, atau gejala
gangguan pendengaran. Dokter umumnya akan meresepkan obat untuk
mengatasi vertigo, salah satunya dengan betahistin.
Golongan obat: antivertigo
Merek dagang betahistin: Sercol, Betaserc, Vercure, Histigo, versillion,
Merislon, Vertex, Mertigo, Vertikaf, dan Noverty.
Apa itu obat betahistin?

Betahistin atau betahistine mesylate, adalah obat yang umum digunakan untuk
mengobati berbagai gejala penyakit Meniere, seperti:
 pusing yang berkaitan dengan vertigo,
 telinga berdenging (tinnitus), dan
 gangguan pendengaran atau kesulitan mendengar.
Obat ini bekerja dengan meningkatkan aliran darah di area telinga bagian
dalam. Aliran darah yang meningkat akan menurunkan tekanan di dalam
telinga sehingga mengurangi berbagai gejala yang dirasakan.
Betahistine merupakan obat yang hanya bisa Anda dapatkan sesuai resep
dokter. Anda tidak dapat membelinya di apotek tanpa sepengetahuan dan
anjuran dokter.
Dosis betahistin
Berdasarkan data dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), betahistin
tersedia dalam bentuk blister dari poliamida/aluminium/PVC dengan sediaan
seperti berikut.
 Tablet 8 mg: 10, 20, 50, 60, 84, 100, dan 120 buah.
 Tablet 16 mg: 10, 20, 30, 60, dan 84 buah.
 Tablet 24 mg: 10, 20, dan 60 buah.
Vertigo, tinnitus, dan gangguan pendengaran terkait penyakit Meniere

 Sebagai betahistin dihidroklorida: awalnya, 8–16 mg atau 24 mg,


disesuaikan menurut respons individu.
 Dosis pemeliharaan: 24–48 mg setiap hari, maksimal 48 mg setiap hari.
 Sebagai betahistin mesilat: 6–12 mg, tiga kali sehari. Obat betahistin mesilat
tidak direkomendasikan untuk anak usia kurang dari 18 tahun.
Konsultasikan dengan dokter Anda terkait penggunaan betahistine untuk
anak-anak. Gunakan obat ini hanya dengan anjuran dokter. Dosis akan
disesuaikan dengan respons pemberian terapi.
ARTIKEL TERKAIT
SAKIT KEPALA
Berbagai Pilihan Obat Vertigo: Mana yang Paling Efektif?

Sensasi ruangan berputar, kepala terasa melayang, dan mual-muntah yang Anda alami akibat vertigo
bisa bikin Anda merasa tak berdaya. Tenang saja, ada banyak pilihan obat vertigo yang dapat
digunakan untuk mengobati kondisi Anda. Mari simak dan kupas tuntas apa itu vertigo dan apa saja
obat vertigo yang ampuh. Apa itu vertigo? Vertigo adalah suatu kondisi di mana Anda […]

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri • Feb 26, 2021

Aturan pakai betahistin


Selalu minum obat betahistine mesylate seperti petunjuk dari dokter atau
apoteker Anda. Ikuti semua petunjuk yang tertera pada kemasan obat.
Konsultasikanlah dengan dokter atau apoteker jika ada informasi yang tidak
Anda pahami dari kemasan obat.
Dokter akan menyesuaikan dosis berdasarkan kondisi Anda, khususnya setelah
Anda menggunakan obat ini. Reaksi Anda terhadap pengobatan
menggunakan betahistine mesylate juga akan menjadi pertimbangan dokter
terhadap dosis yang ditentukan.
Jangan berhenti menggunakan obat ini tanpa saran dan sepengetahuan
dokter. Pasalnya, obat ini mungkin membutuhkan waktu agak lama untuk
dapat memberikan manfaatnya secara maksimal kepada tubuh.
Aturan minum obat betahistin secara umum sama seperti obat-obatan
sejenisnya. Minumlah obat ini dengan segelas air mineral, bisa saat perut
kosong ataupun setelah makan.
Namun, pada saat tertentu, obat ini sebaiknya diminum setelah makan karena
bisa memicu gangguan pencernaan ringan.
Efek samping betahistine
Seperti obat-obatan lainnya, betahistine mesylate dapat menyebabkan efek
samping. Namun, tidak semua orang yang mengonsumsi obat ini akan
mengalaminya. Berikut gambaran efek samping obat ini.
Efek samping berat
Sebenarnya, hanya segelintir orang yang diketahui mengalami efek samping
akibat betahistine. Meski terlihat ringan, Anda sebaiknya segera mengunjungi
dokter jika mengalami salah satu atau beberapa kondisi di bawah ini.
 Reaksi alergi seperti pembengkakan pada area wajah, bibir, lidah, atau leher.
 Penurunan tekanan darah secara drastis.
 Kehilangan kesadaran diri.
 Kesulitan bernapas.
Efek samping ringan
Jika Anda merasakan efek samping seperti yang telah disebutkan di atas, Anda
sebaiknya berhenti menggunakan betahistine. Namun, ada juga efek samping
yang umum terjadi dan tidak berbahaya, seperti:
 pusing,
 susah mencerna makanan, dan
 mual atau ingin muntah.
Efek samping umum
Ada beberapa kondisi yang juga mungkin terjadi jika Anda menggunakan
betahistine, seperti:
 sakit perut,
 pembengkakan pada perut, dan
 perut kembung.
ARTIKEL TERKAIT
SAKIT KEPALA
Ini yang Harus Langsung Dilakukan Saat Vertigo Kambuh

Apakah Anda atau mungkin orang terdekat Anda punya vertigo? Seringnya, pusing karena vertigo
sulit dibedakan dengan pusing karena hal lain. Sehingga, kebanyakan orang menganggap pusing
karena vertigo sebagai hal biasa, karena mereka tidak tahu bahwa itu adalah vertigo. Hal ini
kemudian membuat vertigo kurang cepat ditangani. Lalu, sebaiknya apa yang dilakukan pertama kali
untuk mengatasi […]

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri • Jul 01, 2021

Peringatan dan perhatian saat pakai obat betahistin


Sebelum meminum betahistin, beri tahu dokter bila Anda memiliki masalah
kesehatan seperti berikut ini.
 Asma atau bronkitis.
 Hipertensi atau tekanan darah tinggi.
 Rinitis alergi.
Minum betahistine mesylate mungkin tidak akan mengganggu konsentrasi
Anda dalam mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan mesin.
Namun, penyakit Meniere dapat menyebabkan mual dan muntah serta
memengaruhi kemampuan Anda dalam mengendarai kendaraan atau
mengoperasikan mesin.
Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan dan dijauhkan dari paparan
cahaya langsung serta tempat yang lembap. Jangan menyimpan obat ini di
dalam kamar mandi dan jangan pula membekukannya.
Apakah obat betahistin aman untuk ibu hamil dan
menyusui?

Jangan menggunakan betahistine mesylate jika Anda sedang hamil kecuali


dokter telah memutuskan bahwa terapi ini benar-benar diperlukan. Tanyakan
kepada dokter terkait keamanannya untuk Anda.
Jangan menyusui saat menggunakan tablet betahistin dihidroklorida kecuali
dokter menyarankan demikian. Tidak diketahui apakah betahistine dapat
bercampur dengan air susu ibu (ASI) dan berpindah ke tubuh bayi.
Pastikan segala penggunaan obat-obatan saat sedang hamil dan menyusui
telah Anda konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter.
Jangan menggunakan obat ini atau obat-obatan lain jika Anda masih ragu,
sebab hal ini bisa saja membahayakan diri Anda dan buah hati Anda.
Interaksi obat betahistin dengan obat lain

Interaksi obat yang terjadi antara obat satu dengan obat lainnya dapat
mengubah kinerja obat atau justru meningkatkan risiko efek samping dari
obat yang serius.
Pastikan bahwa Anda selalu memberi dokter terkait semua jenis obat yang
Anda gunakan, khususnya jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan
berikut.
 Antihistamin. Teorinya, betahistine mesylate mungkin berinteraksi dengan
antihistamin (klorfeniramin, setirizin) sehingga tidak bekerja dengan benar.
Selain itu, betahistine dapat menurunkan efek antihistamin jika terjadi
interaksi.
 Monoamine-oxidase inhibitor (MAOIs). Obat ini digunakan untuk
mengobati depresi atau penyakit Parkinson. Obat ini juga dapat meningkatkan
efek samping betahistine.
Jika salah satu obat-obatan diatas pernah Anda gunakan, bicarakan dengan
dokter atau apoteker sebelum menggunakan betahistine.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau
perawatan.

Sumber

ARTIKEL TERKAIT

10 Masalah Kesehatan yang Bisa Menjadi Penyebab Vertigo

Tips dan Cara Mencegah Vertigo agar Tidak Sering Kambuh

Telinga Berdenging Terus Karena Tinnitus? Atasi Dengan 6 Cara Ini

Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana Diperbarui 4 days ago


Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.
ARTIKEL SELANJUTNYA
4 Jenis Obat yang Bisa Merusak
Pendengaran Jika Dipakai
Sembarangan
Diperkirakan sebanyak 360 juta manusia di dunia mengalami gangguan
pendengaran. Angka ini pun termasuk mereka yang masih berusia muda.
Penyebab gangguan pendengaran dini yang paling umum adalah
mendengarkan musik dengan volume kencang memakai headset. Namun,
tahukah Anda kalau gangguan pendengaran juga bisa diakibatkan oleh
penggunaan obat sembarangan? Ya, beberapa jenis obat bisa menimbulkan
masalah pendengaran hingga tuli. Lantas, jenis obat apa saja yang bisa
menyebabkan hal ini?
Terlalu sering minum obat bisa sebabkan gangguan
pendengaran
Ada obat tertentu yang bisa bikin telinga Anda rusak dan akhirnya
mengganggu kemampuan mendengar. Biasanya, gejala awal yang dialami
ketika seseorang mengalami gangguan pendengaran akibat obat adalah
munculnya bunyi denging, timbul vertigo, dan lama-kelamaan kemampuan
mendengar akan hilang atau tuli.
Obat-obatan ini berpengaruh langsung terhadap organ dalam telinga yang
berfungsi untuk menerima dan mengolah suara yang kemudian akan
dikirimkan ke otak untuk diterjemahkan. Dalam bidang medis, obat-obatan
yang menimbulkan gangguan pendengaran disebut dengan obat ototoksitas.
Efek samping ini sebenarnya akan muncul tergantung dengan beberapa faktor
seperti:
 Dosis dari penggunaan obat
 Durasi penggunaan obat
 Kepatuhan akan penggunaan obat
Dalam beberapa kasus, gangguan pendengaran akan hilang setelah Anda
berhenti mengonsumsi obat-obatan tersebut. Namun, masalah pendengaran
juga bisa terjadi secara permanen dan tidak bisa disembuhkan.
Apa saja jenis obat yang bisa bikin gangguan
pendengaran?
Menurut American Speech-Language-Hearing Association, setidaknya ada 200
jenis obat bebas dan resep yang dapat menyebabkan hilangnya kemampuan
mendengar. Lantas, apa saja jenis obat-obatan tersebut?
Obat penghilang rasa sakit
Mungkin obat jenis ini kerap kali Anda minum ketika diserang nyeri atau sakit
di bagian tubuh. Ya, para ahli telah menyatakan bahwa obat penghilang rasa
sakit seperti aspirin, ibuprofen, naproxen, dan diklofenak dapat memengaruhi
fungsi pendengaran Anda.
Sebenarnya, semua obat itu aman untuk dikonsumsi ketika Anda sakit.
Namun, penggunaan yang sembarangan dan tidak sesuai aturan akan
menimbulkan dampak buruk bagi pendengaran Anda. Dilansir dari WebMD,
penggunaan aspirin sebanyak 8-12 tablet per hari akan berisiko tinggi
menyebabkan kemampuan pendengaran hilang.
Obat antibiotik
Ketika Anda mengalami infeksi akibat bakteri, biasanya dokter akan
meresepkan obat antibiotik untuk mengatasi gangguan kesehatan yang Anda
alami. Akan tetapi, hati-hati, jangan sampai Anda minum obat antibiotik ketika
memang sedang tidak mengalami infeksi akibat bakteri ataupun minum obat
ini tidak sesuai aturan. Misalnya saja, obat yang seharusnya diminum sampai
habis, justru tidak dilakukan ataupun Anda harusnya sudah berhenti minum
obat antibiotik, tapi Anda tetap minum obat tersebut tanpa sepengetahuan
dokter.
Hal-hal seperti itu yang akan meningkatkan risiko gangguan pendengaran.
Jenis antibiotik yang sudah terbukti memiliki dampak seperti ini yaitu
aminoglycoside, vancomycin, erythromycin, dan streptomycin. Sebagian besar
kasus, masalah pendengaran akibat obat antibiotik adalah orang dengan
penyakit ginjal atau orang yang telah memiliki riwayat gangguan kesehatan
telinga.
Obat diuretik
Obat diuretik ini biasanya diberikan pada orang yang memiliki masalah pada
fungsi ginjal, hipertensi, dan penyakit jantung. Jenis obat diuretik yang punya
dampak pada pendengaran adalah furosemide (Lasix), bumetanide, dan
ethacrynic acid.
Penggunaan obat diuretik dosis besar dalam jangka panjang dapat merusak
bagian dalam telinga, yang kemudian menyebabkan kemampuan
pendengaran menurun hingga tidak bisa mendengar.
Obat kemoterapi
Obat kemoterapi dirancang untuk membunuh sel-sel kanker yang sedang
berkembang, dan ini termasuk sel normal. Oleh karena itu, pasien dengan
kanker biasanya akan mengalami efek samping jangka panjang yaitu
gangguan pendengaran.
Biasanya, obat kemoterapi yang langsung menyebabkan hal ini terjadi yaitu
cisplatin, cyclophosphamide, bleomycin, dan carboplatin. Gangguan
pendengaran akibat obat kemoterapi, sebagian besar akan terjadi permanen
atau tidak dapat kembali normal. Namun, tentunya setiap pasien akan
berbeda-beda. Maka dari itu, sebaiknya konsultasikan pada dokter jika Anda
mengalami masalah pendengaran setelah kemoterapi.
Menghindari gangguan pendengaran akibat penggunaan
obat-obatan
Sebenarnya, belum ada cara yang dapat dilakukan untuk mencegah
ototoksitas ini terjadi, apalagi jika Anda mengalami hal ini akibat pengobatan
kanker. Namun, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi
risiko masalah pendengaran tersebut:
 Ketahui obat apa yang Anda konsumsi. Pastikan kalau Anda tahu obat jenis
apa yang dokter berikan pada Anda, cari tahu efek samping, kegunaan, hingga
dampak jika overdosis. Tanyakan dengan jelas pada dokter yang menangani
Anda.
 Tetap patuhi anjuran penggunaan obat. Patuhi semua anjuran dokter ketika
Anda menggunakan obat-obatan tersebut. Meskipun mungkin terkadang
Anda merasa gejala penyakit yang Anda rasakan semakin parah, jangan
pernah menambahkan dosis sendiri tanpa persetujuan dokter Anda.
 Konsultasikan pada dokter apakah ada obat alternatif lainnya. Diskusikan
dengan dokter, gejala apa yang Anda alami serta riwayat kesehatan terdahulu.
Hal ini akan memengaruhi pemilihan obat untuk Anda. Biasanya, dokter akan
mencarikan alternatif obat lain bila Anda memiliki riwayat tertentu dan
berisiko mengalami gangguan pendengaran.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau
perawatan.

Sumber

Ditulis oleh Nimas Mita Etika M Diperbarui Jun 21, 2021


Ditinjau oleh dr. Yusra Firdaus
ARTIKEL SELANJUTNYA
Obat Kortikosteroid, Apa
Manfaatnya dan Apa Efek
Sampingnya?
Pernahkah Anda mendengar tentang obat kortikosteroid? Atau, Anda lebih
familiar dengan nama-nama ini: dexamethasone, prednison, metilprednisolon,
hidrokortison, betametason, triamsinolon, dan mungkin pernah
mengonsumsinya atas alasan tertentu. Kesemua obat-obatan ini tergolong
dalam kategori obat kortikosteroid yang mampu mengatasi banyak masalah
kesehatan. Tapi di balik khasiatnya yang multi fungsi, kortikosteroid
menyembunyikan beberapa efek samping yang perlu diwaspadai. Apa saja
baik-buruknya obat sejuta umat ini? Baca selengkapnya di sini.
Manfaat obat kortikosteroid untuk berbagai kondisi
kesehatan
Kortikosteroid itu sendiri sebenarnya adalah sekumpulan hormon yang
diproduksi oleh tubuh manusia di kelenjar adrenal yang terletak di atas ginjal.
Hormon ini berfungsi dalam pengaturan metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein, regulasi cairan tubuh, sistem pertahanan tubuh, dan pembentukan
tulang.

Sementara itu, obat kortikosteroid biasanya digunakan untuk gangguan


produksi hormon oleh kelenjar adrenal yang mengakibatkan tubuh
kekurangan hormon steroid. Kondisi lain yang sering diobati dengan
kortikosteroid antara lain adalah keluhan seperti kulit bengkak, gatal-gatal,
kemerahan dari reaksi alergi, flu, pegal-pegal, asma akibat alergi, mata merah
(konjungtivitis alergi), penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis,
peradangan sistemik seperti lupus, transplantasi, pembengkakan otak, dan
masih banyak lagi. Bentuknya pun bermacam-macam, dari tablet, sirup,
inhaler, nasal spray, injeksi hingga krim, lotion dan gel.
Jika Anda diminta oleh dokter untuk menggunakan obat kortikosteroid dalam
jangka panjang, Anda akan diminta untuk mengatur pola makan sebagai
berikut.

 Mengurangi jumlah garam dan natrium


 Menghitung jumlah kalori agar tidak naik berat badan
 Menambahkan asupan protein
Hal ini dilakukan sebagai tindakan preventif dari kemungkinan munculnya efek
samping yang berbahaya.

Efek samping yang mungkin muncul dari obat


kortikosteroid jika dipakai berlebihan
Penggunaan kortikosteroid pada pasien harus dipertimbangkan dan didosis
dengan baik. Pasalnya, obat ini memiliki daftar efek samping yang lumayan
panjang kalau digunakan sembarangan. Penggunaan obat yang rutin lebih
dari 2 minggu dapat menyebabkan timbul efek samping yang serius. Oleh
karena itu, kebanyakan dari obat jenis ini harus ditebus pakai lewat resep
dokter dan jarang ada yang dijual bebas.

Menurut NHS, efek samping yang umum timbul setelah menggunakan obat
kortikosteroid adalah peningkatan nafsu makan, perubahan mood, hingga
sulit tidur. Jika penggunaan obat terus dilanjutkan dengan dosis yang semakin
meningkat, efeknya mulai dari perasaan lemas, tekanan darah rendah
(hipotensi), hingga kadar gula darah rendah (hipoglikemia). Jika tidak
tertangani, sekelompok gejala ini bisa berujung pada kematian.
Efek samping yang timbul pun akan tergantung dari jenis obat apa yang Anda
gunakan. Biasanya, penggunaan secara sistemik (berbentuk tablet atau
suntikan) menyebabkan efek samping yang lebih besar. Efek samping
kortikosteroid sistemik termasuk hipertensi, peningkatan gula darah, diabetes,
tukak lambung, perdarahan saluran cerna, luka yang lama sembuh,
kekurangan kalium, osteoporosis, glaukoma, kelemahan otot, hingga
penipisan kulit.

Sementara itu, efek samping dari kortikosteroid lokal juga bermacam-macam


tergantung dari metode pemakaian (inhalasi atau salep). Efek samping
kortikostreoid lokal meliputi berbagai gejala di atas, termasuk juga sariawan,
mimisan, batuk, infeksi jamur di mulut, warna kulit memucat, hingga suara
serak dan peningkatan risiko infeksi kulit. Pada kasus yang lebih berat,
penggunaan kortikosteroid dosis tinggi dapat menyebabkan sindrom Cushing
dan peningkatan risiko infeksi pneumonia pada pasien penyakit paru
obstruktif kronik.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau
perawatan.

Sumber
Ditulis oleh Fauzan Budi Prasetya Diperbarui Nov 04, 2020
Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri
ARTIKEL SELANJUTNYA

Hati-hati Penggunaan Obat


Kortikosteroid Berlebihan
Kortikosteroid adalah salah satu golongan obat yang sangat sering digunakan,
berfungsi sebagai anti peradangan dan sering disebut sebagai “obat dewa”
karena kemampuannya untuk mengobati berbagai gejala penyakit. Beberapa
nama kortikosteroid yang sering kita temukan adalah prednison,
metilprednisolon, dexamethason, hidrokortison, betametason, triamsinolon
dan lainnya. Walaupun terbukti ampuh untuk meredakan banyak keluhan
seperti kulit bengkak, gatal-gatal, kemerahan, flu, pegal-pegal serta penyakit
alergi, pemakaian yang berlebihan dari kortikosteroid justru dapat
menyebabkan efek samping yang tidak baik untuk kesehatan.
Apa itu kortikosteroid?
Kortikosteroid adalah sekumpulan hormon yang diproduksi oleh tubuh
manusia melalui kelenjar adrenal yang terletak di atas ginjal. Hormon ini
berfungsi dalam pengaturan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein,
regulasi cairan tubuh, sistem pertahanan tubuh, dan pembentukan tulang.
Apa fungsi obat kortikosteroid?
Kortikosteroid digunakan untuk gangguan produksi hormon oleh kelenjar
adrenal yang mengakibatkan tubuh kekurangan hormon steroid. Kondisi lain
yang sering diobati dengan kortikosteroid antara lain adalah penyakit alergi
seperti asma, urtikaria konjungtivitis alergi dan lainnya, penyakit autoimun,
peradangan sistemik, transplantasi, pembengkakan otak, dan masih banyak
lagi.
Apa efek samping obat kortikosteroid?
Penggunaan kortikosteroid pada pasien harus dipertimbangkan dengan baik,
dikarenakan efek sampingnya yang luas. Timbulnya efek samping dipengaruhi
banyak hal, penggunaan lebih dari 2 minggu dapat menyebabkan timbul efek
samping yang serius. Kortikosteroid potensi kuat dengan dosis tinggi lebih
sering menyebabkan efek samping. Efek samping yang timbul tergantung
daripada bagaimana penggunaannya, karena penggunaan secara sistemik
umumnya menyebabkan efek samping yang lebih besar.
Kortikosteroid sistemik

Sediaan kortikosteroid sistemik biasanya berbentuk tablet atau injeksi ke


dalam pembuluh darah. Efek samping yang bisa timbul adalah :
 Hipertensi
 Peningkatan gula darah, diabetes
 Tukak lambung
 Perdarahan saluran cerna
 Penyembuhan luka yang lama dan abnormal
 Kekurangan kalium
 Osteoporosis
 Mudah terkena infeksi
 Gangguan emosi
 Insomnia
 Peningkatan nafsu makan
 Glaukoma
 Otot yang melemah
 Penipisan kulit
Kortikosteroid lokal

Sediaan kortikosteroid lokal bisa bermacam-macam, termasuk injeksi, inhalasi,


dan salep.
Efek samping kortikosteroid injeksi

 Nyeri dan pembengkakan pada otot atau sendi yang disuntik


 Kelemahan otot dan tendon
 Infeksi
 Penipisan kulit
Efek samping kortikosteroid inhalasi

 Sariawan di mulut atau tenggorokan


 Mimisan ringan
 Suara serak atau kesulitan berbicara
 Batuk
 Jamur di rongga mulut
 Peningkatan risiko infeksi pneumonia pada pasien penyakit paru obstruktif
kronik
Efek samping kortikosteroid salep
 Penipisan kulit
 Warna kulit menjadi lebih pucat
 Peningkatan risiko infeksi kulit
 Menghambat penyembuhan luka
Pada kasus yang lebih berat, penggunaan kortikosteroid dosis tinggi dapat
menyebabkan sindrom Cushing, yang ditandai oleh:
 Obesitas
 Hipertensi
 Mudah lelah
 Striae abdomen, garis berwarna ungu di perut
 Pembengkakan
 Penumpukan lemak di wajah (moon face) dan di belikat (buffalo hump)
 Hirsutisme, pertumbuhan rambut di tempat yang tidak umum pada wanita
 Gangguan menstruasi pada wanita
Bagaimana penggunaan kortikosteroid yang aman?
Oleh karena berbagai efek samping di atas, penggunaan kortikosteroid haru
sesuai dengan petunjuk dokter, baik berapa dosisnya, berapa kali minum
dalam sehari, dan untuk diminum berapa harinya. Masyarakat tidak disarankan
untuk mengonsumsi atau menambah-kurangi dosis obat ini tanpa petunjuk
dokter. Untuk mengurangi efek samping kortikosteroid, pasien dapat
mengikuti tips berikut:
 Jangan meminum kortikosteroid saat lambung kosong, untuk mengurangi
efek samping terhadap sistem pencernaan
 Gunakan spacer pada kortikosteroid inhalasi, untuk mengurangi risiko
terjadinya infeksi jamur di rongga mulut
 Lakukan penyuntikan di tempat berbeda, maksimal penyuntikan kortikosteroid
di tempat yang sama yaitu tiga kali
 Pada daerah kulit yang tipis atau lipatan, gunakalah steroid dengan potensi
lemah
 Hati-hati pada penggunaan sekitar mata, karena dapat menyebabkan
glaukoma atau katarak
Jangan hentikan pengobatan mendadak. Pada penggunaan jangka panjang,
dokter biasanya melakukan “tappering off” saat akan menghentikan
pengobatan, yaitu dengan cara dosis obat diturunkan perlahan-lahan baru
kemudian dihentikan. Penghentian mendadak kortikosteroid dapat
menyebabkan sindrom Addison.
BACA JUGA:
 Baik Buruknya Aspirin, Obat Sejuta Umat
 Alergi Obat Beda Dengan Efek Samping Obat
 Manfaat dan Risiko Pemakaian Obat Tidur
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau
perawatan.

Sumber
1.
2.
3.

ARTIKEL TERKAIT

Anda Punya Alergi pada Obat? Kenali Ciri-Ciri dan Cara Mencegahnya

Obat dan Perawatan untuk Mengatasi Alergi Kulit

Obat dan Perawatan untuk Mengatasi Reaksi Alergi Makanan

Salep Kortikosteroid untuk Masalah Kulit: Manfaat, Aturan Pakai, dan


Efek Samping

Ditulis oleh dr. Angga Maulana Diperbarui Jul 19, 2021


Fakta medis diperiksa oleh Hello Sehat Medical Review Team
ARTIKEL SELANJUTNYA
Obat Nyeri Otot: Mulai dari Obat
Resep Dokter Hingga Herbal
Nyeri otot atau myalgia dapat disebabkan oleh cedera pada otot, melakukan
gerakan ekstrem yang berlebihan dan berulang, atau penyakit terkait
gangguan muskuloskeletal. Agar tidak berlarut sampai mengganggu
keseharian, tidak ada salahnya untuk coba mengonsumsi obat pereda nyeri
otot. Apa saja pilihannya?
Pilihan obat untuk meredakan nyeri otot
Nyeri otot biasanya hanya memengaruhi area tubuh dalam lingkup terbatas.
Sakit yang dirasakan pun berawal dari yang terasa ringan dan hanya dirasakan
setelah melakukan aktivitas tertentu.

Namun, ketika rasa sakitnya sudah tidak bisa tertahankan, ada beberapa
pilihan obat pereda nyeri otot yang perlu diketahui dan bisa Anda gunakan,
seperti berikut:

1. Paracetamol

Paracetamol, atau bisa juga disebut dengan acetaminophen, merupakan salah


satu obat pereda nyeri dan penurun panas yang dapat digunakan untuk
meredakan nyeri otot.
Meski begitu, jika Anda ingin menggunakan obat pereda nyeri untuk
mengatasi sakit dan nyeri otot, perhatikan dosis yang harus dikonsumsi.
Biasanya, obat ini dikonsumsi maksimum sebanyak 4000 miligram (mg) oleh
orang dewasa, dan tidak boleh dikonsumsi lebih dari 1000 mg dalam rentang
waktu 4 jam.

2. Ibuprofen

Pada dasarnya, ibuprofen adalah obat antiperadangan, tapi juga bisa


digunakan untuk meredakan demam dan rasa sakit atau nyeri, seperti nyeri
pada otot. Salah satu penyebab nyeri otot adalah cedera, dan ibuprofen biasa
digunakan sebagai obat pereda nyeri otot yang terjadi akibat kondisi tersebut.
Jangan Sampai Kena Osteoporosis!
Cegah kerapuhan tulang atau masalah otot dengan mengikuti newsletter
kami.

Saya Menerima Kebijakan Privasi dan Data


Daftar
Meski begitu, obat ini harus digunakan dengan hati-hati dan tidak disarankan
untuk dikonsumsi jangka panjang. Selain itu, penggunaan obat ini harus
dikonsultasikan terlebih dahulu pada dokter. Hal ini disebabkan, tidak semua
orang bisa mengonsumsi obat-obatan non-steroidal anti-inflammatory drugs
(NSAID), seperti Ibuprofen.
3. COX-2 inhibitor

COX-2 inhibitor adalah salah satu jenis obat NSAID yang dapat membantu
meringankan rasa sakit dan peradangan dengan menghambat enzim yang
dikenal sebagai cyclooxygenase-2 (COX-2). Sebuah penelitian yang dimuat di
dalam Scandinavian Journal of Medicine in Science & Sport menyatakan
bahwa obat ini mampu mengurangi rasa nyeri pada otot.
Meski begitu, obat pereda nyeri otot ini disebut-sebut hanya meredakan rasa
nyeri tanpa memberikan pengaruh terhadap fungsi otot yang melemah akibat
aktivitas olahraga yang terlalu berat.

4. Kortikosteroid

Anda mungkin bisa menggunakan kortikosteroid sebagai obat pereda rasa


sakit untuk nyeri otot. Namun, kortikosteroid sebaiknya dikonsumsi untuk
penggunaan dalam waktu singkat, dan tentu saja hanya atas resep dokter.
Obat ini membutuhkan aturan pakai yang ketat dan diawasi dokter karena
risiko efek sampingnya dapat berupa kenaikan berat badan, sakit perut, sakit
kepala, perubahan mood, dan kesulitan tidur.
Penggunaan kortikosteroid sembarangan juga dapat melemahkan sistem
kekebalan tubuh dan menipiskan tulang Anda. Itu sebabnya kortikosteroid
tidak boleh digunakan sebagai obat pereda nyeri otot dalam jangka panjang.
5. Relaksan otot

Relaksan otot biasanya digunakan sebagai kombinasi dengan obat lain


sebagai pereda nyeri otot yang berhubungan dengan otot tegang, otot kaku,
hingga otot kejang. Obat pelemas otot ini bekerja dengan cara
memerintahkan otak untuk mengendurkan otot-otot yang bermasalah,
khususnya pada tubuh bagian belakang seperti punggung.
Jenis obat yang dapat digunakan sebagai pelemas otot ini biasanya diberikan
untuk mengatasi nyeri atau rasa sakit otot yang bersifat akut, bukan kronis.
Obat ini juga bisa menjadi pilihan Anda apabila sakit yang dirasakan membuat
jadi sulit tidur.

6. Opioid

Opioid biasanya digunakan sebagai obat pereda nyeri otot pada tingkatan
yang sudah cukup parah. Obat ini digunakan saat rasa nyeri otot yang
dirasakan sudah tidak bisa diatasi dengan obat-obatan lainnya.
Namun, mengingat obat ini termasuk golongan narkotika, penggunaannya
membutuhkan resep dari dokter dan pemantauan ketat secara berkala.
Beberapa contoh obat opioid antara lain:
 Morfin
 Fentanyl
 Oksikodon
 Kodein
7. Antidepresan

Antidepresan biasanya digunakan untuk mengobati depresi atau gangguan


kejiwaan lainnya. Namun, obat ini juga dapat digunakan sebagai pereda nyeri
otot.
Perlu diketahui, antidepresan bekerja dengan mengubah kadar serotonin dan
norepinefrin dalam otak untuk meredakan nyeri dan menciptakan perasaan
tenang.

Orang dengan kondisi nyeri kronis yang tidak merespon pengobatan lain
dapat menggunakan obat pereda nyeri otot ini untuk mengontrol rasa sakit.
Antidepresan trisiklik, contohnya, terkadang diresepkan untuk menangani
nyeri otot akibat sindroma nyeri myofasial, fibromyalgia, atau sindrom
kelelahan kronis (chronic fatigue syndrome).
Bahan alami sebagai alternatif obat pereda nyeri otot
Selain obat-obatan kimia yang diresepkan oleh dokter, Anda juga bisa
menggunakan bahan alami sebagai obat yang dapat membantu meredakan
rasa nyeri. Beberapa di antaranya adalah:

1. Chamomile

Bahan alami yang satu ini juga bisa digunakan sebagai obat tradisional untuk
pereda nyeri otot. Hal ini disebabkan chamomile memiliki kandungan
flavonoid yang bersifat antiperadangan, sehingga dapat menyembuhkan
peradangan yang juga bisa menjadi penyebab dari nyeri otot.
Anda bisa menggunakannya dengan cara menyeduh bunga Chamomile kering
dan menjadikannya minuman layaknya teh. Namun, Anda juga bisa
mengoleskan minyak esensial dari bunga Chamomile langsung di area otot
yang terasa kaku agar lebih cepat rileks.

2. Peppermint

Sama halnya dengan Chamomile, daun Peppermint juga bisa digunakan


sebagai obat alami pereda nyeri otot. Minyak ini dapat membantu
melemaskan otot yang kaku. Maka itu, Anda bisa menggunakannya dengan
cara mengoleskan minyak esensial dari Peppermint di area otot kram, tegang,
atau terasa kencang.
Menggunakan minyak Peppermint dapat memberikan efek dingin karena
kandungan menthol di dalamnya. Selain itu, minyak ini juga akan
menghilangkan rasa sakit dan melemaskan otot.

3. Makanan kaya vitamin D

Selain menggunakan minyak esensial sebagai obat pereda nyeri otot secara
alami, Anda juga bisa meningkatkan asupan vitamin D untuk meredakan nyeri
otot. Asupan vitamin D bisa Anda dapatkan dari sinar matahari di pagi hari
dan juga makanan tertentu.

Vitamin D bisa didapatkan pada beberapa jenis makanan berikut ini:

 Telur.
 Ikan.
 Susu yang telah difortifikasi.
4. Kurkumin

Kurkumin merupakan salah satu senyawa aktif yang terdapat di dalam kunyit,
kayu manis, dan juga jahe. Senyawa yang satu ini memiliki sifat
antiperadangan, sehingga mampu menurunkan tanda peradangan pada otot
setelah melakukan olahraga yang berat.
Selain itu, bahan alami yang disebut dapat menjadi obat pereda nyeri otot ini
juga mampu mengendurkan otot-otot yang kencang dan mengembalikannya
ke kondisi semula.
Pilihan cara lain untuk mengatasi nyeri otot
Selain menjaga kesehatan otot dan mengonsumsi obat pereda nyeri baik yang
alami atau diresepkan oleh dokter, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan
untuk mengatasi rasa nyeri. Apa saja, ya?
1. Kompres dingin atau hangat

Jika Anda tidak ingin mengonsumsi obat pereda nyeri otot, Anda bisa
mengompres menggunakan air dingin untuk mengatasi rasa nyeri otot akibat
cedera. Cara ini bisa mengecilkan pembengkakan serta mengurangi nyeri dan
peradangan yang terjadi pada otot Anda yang cedera atau terluka.

Namun, jangan langsung mengompres bagian otot yang terluka dengan es


batu. Lebih baik, balut es batu dengan handuk supaya kulit tidak mengalami
iritasi. Cukup untuk diaplikasikan selama 15-20 menit pada bagian tubuh yag
nyeri. Apabila ingin diulangi, berikan jeda sebelum melakukan kompres
kembali.

Bila nyeri otot yang dirasakan sudah terjadi dalam jangka panjang, Anda dapat
menggunakan kompres hangat untuk melemaskan otot yang tegang.

2. Rutin berolahraga

Anda mungkin mengira bahwa saat sedang mengalami nyeri otot, aktivitas
fisik seperti berolahraga sebaiknya dihentikan terlebih dahulu. Namun, itu
bukan cara yang tepat untuk mengatasi nyeri otot.

Selain penggunaan obat pereda nyeri otot, Anda justru harus tetap rutin
berolahraga untuk mengurangi rasa nyeri. Ini karena olahraga menuntut
seluruh bagian tubuh untuk bergerak, yang pada akhirnya dapat membantu
mempertahankan kekuatan otot dan kelenturan sendi.

Dengan otot yang kuat serta sendi yang lentur, tentu akan semakin
memudahkan Anda dalam melakukan berbagai aktivitas, dan mengurangi
risiko cedera yang menjadi penyebab munculnya rasa nyeri pada otot.
3. Temukan posisi yang nyaman

Posisi yang nyaman juga merupakan salah satu cara yang bisa membantu
Anda untuk mengurangi rasa nyeri pada otot. Hindari posisi berdiri, duduk,
atau berbaring yang membuat nyeri otot semakin terasa. Jangan memaksakan
diri jika memang posisi tertentu terasa tidak nyaman pada otot yang terasa
sakit.

Selain itu, selalu praktekkan postur tubuh yang baik setiap saat demi menjaga
kesehatan otot dan menghindari timbulnya nyeri dan berbagai masalah otot
lainnya. Pasalnya, kebiasaan mempraktekkan postur tubuh yang buruk
memicu timbulnya nyeri otot.

4. Lakukan peregangan

Selain mengonsumsi obat pereda nyeri otot baik herbal maupun kimia, Anda
juga bisa melakukan peregangan demi mengurangi rasa nyeri pada otot. Salah
satu kegiatan peregangan yang bisa dilakukan adalah yoga.

Olahraga ini dapat membantu Anda meregangkan dan menguatkan otot.


Bahkan, jika dilakukan dengan tepat, olahraga ini juga dapat membantu
mencegah terjadinya cedera.

Akan tapi pastikan Anda tidak melakukannya secara berlebihan, karena justru
dapat memperparah rasa sakit dan nyeri otot. Coba lakukan olahraga ini rutin
setidaknya seminggu sekali supaya otot terus terlatih.

Menjaga tubuh tetap bergerak juga akan membuat rangka otot bersirkulasi
sehingga membantu kerusakan otot. Bila cara tersebut tak kunjung bisa
mengatasi nyeri, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.

5. Istirahat yang cukup

Meski disarankan untuk tetap aktif bergerak, bukan berarti Anda harus
memforsir tubuh. Istirahat yang cukup tetap penting untuk membantu Anda
pulih dari nyeri otot. Baik sudah atau belum mengonsumsi obat pereda nyeri
otot, sebaiknya dapatkan istirahat yang cukup.

Hindari pula aktivitas fisik atau olahraga yang berlebihan. Pastikan aktivitas
fisik yang Anda lakukan masih di dalam batas wajar dan tidak memperparah
rasa sakit atau nyeri pada otot. Pasalnya, olahraga yang terlalu berat mungkin
dapat membuat otot menjadi lemah atau berbagai masalah otot lainnya.
6. Pijat

Jika Anda suka dipijat, mungkin ini adalah pilihan yang tepat untuk membantu
mengatasi rasa nyeri pada otot. Akan tetapi, lebih efektif jika Anda dipijat oleh
ahli terapis yang sudah berpengalaman dalam mengatasi nyeri otot.

Dengan pijatan yang tepat, otot-otot yang tadinya tegang akan melemas,
sehingga rasa sakit dan nyeri pada otot pun mereda. Pijat juga diduga mampu
membantu mengatasi nyeri pada tulang. Setelah dipijat, Anda biasanya akan
merasa otot lebih rileks, khususnya setelah mendapatkan pijatan secara
teratur.

Setelah dipijat, lebih baik Anda beristirahat terlebih dahulu hingga tubuh
kembali segar dan otot yang kencang tak lagi terasa mengganggu. Dengan
begitu, Anda akan lebih cepat beraktivitas seperti biasa tanpa rasa sakit dan
nyeri pada otot.

Verifying...
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau
perawatan.

Sumber

ARTIKEL TERKAIT

Berbagai Penyebab Nyeri Otot yang Mungkin Tak Anda Sadari

5 Cara Menjaga Kesehatan Otot untuk Hindari Nyeri dan Pegal


Ditulis oleh Annisa Hapsari Diperbarui Jun 22, 2021
Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri
ARTIKEL SELANJUTNYA

Nyeri Otot (Myalgia)


Definisi nyeri otot|Tanda-tanda & gejala nyeri otot|Penyebab nyeri otot|Faktor risiko
nyeri otot|Diagnosis nyeri otot|Pengobatan nyeri otot|Pencegahan nyeri otot
Definisi nyeri otot
Apa itu nyeri otot (myalgia)?

Myalgia adalah istilah medis untuk rasa nyeri atau sakit yang terjadi pada otot.
Nyeri umumnya memengaruhi sebagian kecil otot di area tertentu saja pada
tubuh. Sebagai contoh, nyeri otot di bagian tangan saja, otot leher saja, otot
punggung saja, atau otot kaki saja.
Meski demikian, rasa sakit juga bisa memengaruhi jaringan otot tubuh secara
menyeluruh dalam satu waktu. Hal ini terjadi karena otot terdapat pada setiap
bagian tubuh, sehingga myalgia adalah kondisi yang bisa muncul pada otot
tubuh yang mana saja.

Myalgia adalah nyeri otot yang berkaitan dengan ketegangan akibat


penggunaan otot yang berulang atau berlebihan. Namun, kondisi ini juga bisa
terjadi karena cedera akibat aktivitas fisik yang berat atau ekstrem dan
mendadak.

Myalgia bisa terasa ringan atau bahkan sangat parah. Akan tetapi, kebanyakan
nyeri otot biasanya hilang dengan sendirinya, baik dalam kurun waktu lama
maupun dalam waktu singkat.

Seberapa umumkah nyeri otot (myalgia)?

Myalgia adalah gangguan muskuloskeletal yang cukup umum terjadi.


Pasalnya, hampir semua orang pernah mengalami nyeri otot setidaknya
sebanyak sekali seumur hidup.
Biasanya, myalgia atau nyeri otot disebabkan karena stres, rasa tegang, dan
terlalu banyak melakukan aktivitas fisik tertentu.

Namun, sakit otot bisa diatasi dengan mengurangi faktor risiko. Diskusikan
dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda & gejala nyeri otot


Gejala paling umum dari myalgia adalah rasa sakit, nyeri, atau rasa tidak
nyaman pada otot, baik ketika dalam posisi diam atau digerakkan. Gejala juga
dapat berupa ketegangan atau sensasi kejang pada otot. Biasanya, nyeri
muncul setelah beraktivitas fisik cukup berat atau cedera, yang dapat hilang
dengan beristirahat.
Nyeri dapat terjadi hanya pada beberapa otot tertentu (myalgia lokal) atau
menyebar dari satu tempat ke tempat lainnya (myalgia difusi).
Beberapa ciri dan gejala lain yang mungkin menyertai myalgia atau nyeri otot
adalah:

 Pusing.
 Rasa kaku juga kelemahan pada area tertentu yang ditambah dengan demam.
 Terdapat ruam, kemerahan, juga pembengkakan pada area tubuh yang
terdampak.
 Rasa yang tidak nyaman di daerah tertentu.
Kapan harus periksa ke dokter?

Walaupun menjadi salah satu kondisi yang umum terjadi, Anda pun bisa
merasakan nyeri otot yang cukup parah. Hubungi dokter apabila Anda
mengalami:

 Demam yang cukup tinggi.


 Sulit bernapas.
 Gigitan kutu (baru-baru ini).
 Tanda-tanda infeksi, seperti merah dan bengkak di sekitar otot yang sakit.
 Nyeri otot sesudah Anda mulai minum atau meningkatkan dosis obat
(khususnya statin, obat yang berguna untuk mengendalikan kolesterol).
Beberapa gejala atau tanda lainnya mungkin tidak tercantum di atas. Jika Anda
merasa cemas tentang gejala tersebut, segera konsultasi ke dokter.

Penyebab nyeri otot


Apa saja penyebab nyeri otot?

Ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan Anda mengalami nyeri otot.
Beberapa kondisi penyebab myalgia atau nyeri otot di antaranya adalah:
1. Cedera

Cedera pada otot dapat menimbulkan rasa nyeri. Biasanya cedera ditandai
dengan rasa sakit, otot yang terasa lemah, timbulnya memar, bengkak, dan
kram otot.
Cedera yang dapat menimbulkan rasa nyeri pada otot ini bisa terjadi karena
beberapa hal, berikut beberapa diantaranya:

 Melakukan gerakan tubuh berulang-ulang, bisa terjadi jika melakukan


pekerjaan yang sama setiap hari atau aktivitas olahraga berat yang dilakukan
dengan gerakan berulang.
 Tidak melakukan kegiatan pemanasan dan pendinginan dengan baik saat
berolahraga.
 Terbiasa mempraktekkan postur tubuh yang buruk, baik saat berdiri, duduk,
maupun berbaring.
 Melakukan gerakan olahraga yang salah.
 Terkilir, sehingga otot menjadi tegang, kaku, tertarik, terpelintir, dan juga
terasa pegal.
Dalam beberapa kasus, kondisi ini bukan hal yang harus dikhawatirkan.
Namun, apabila rasa nyeri pada otot menjadi semakin parah, tidak membaik,
dan membatasi ruang gerak, Anda sebaiknya segera bertemu dengan dokter.

2. Stres

Salah satu penyebab lain dari myalgia adalah stres. Baik stres secara fisik
maupun mental sama-sama dapat meningkatkan risiko Anda mengalami nyeri
otot.

Stres bisa membuat tubuh jadi lebih sulit melawan penyakit tertentu yang
masuk ke dalam tubuh. Hal ini juga berhubungan pada bagian otot di dalam
tubuh Anda ketika sedang terjadi peradangan atau infeksi.

Biasanya, Anda pun juga merasakan hal lainnya seperti jantung yang berdebar,
sakit kepala, gemetar, sesak napas, juga terasa nyeri di bagian dada.

3. Infeksi

Rupanya, infeksi adalah suatu kondisi yang bisa menjadi penyebab Anda
mengalami myalgia. Beberapa jenis infeksi tersebut ialah:
 Infeksi paru-paru.
 Malaria.
 Infeksi cacing parasit (trikinosis).
 Penyakit lyme.
Jika nyeri otot yang Anda rasakan terjadi akibat salah satu kondisi yang telah
disebutkan di atas, cara mengatasi myalgia yang Anda alami adalah
mengobati atau mengatasi kondisi tersebut.

4. Penyakit tertentu

Selain penyebab yang sudah disebutkan di atas, ada pula beberapa masalah
medis yang dapat menyebabkan terjadinya sakit atau nyeri otot. Kondisi medis
yang dapat mempengaruhi Anda, di antaranya:

 Anemia.
 Arthritis.
 Fibromyalgia.
 Flu.
 Pneumonia.
 Lupus.
5. Kurang nutrisi

Penyebab lain terjadinya myalgia atau nyeri otot adalah ketika Anda tidak
mendapatkan nutrisi yang cukup dari makanan harian. Coba untuk perhatikan
asupan vitamin D pada tubuh untuk memastikan agar otot berfungsi dengan
seharusnya.

Tidak hanya itu saja, vitamin D pun juga dapat membantu penyerapan
kalsium. Apabila asupannya terlalu rendah, akan terjadi hipokalemia yang
merupakan kondisi saat tubuh kadar kalsiumnya rendah.

Hal ini pun dapat mempengaruhi tulang serta organ lainnya termasuk otot.

Faktor risiko nyeri otot


Ada banyak kondisi medis yang dianggap sebagai faktor risiko myalgia atau
nyeri otot, di antaranya adalah:
 Risiko cedera selama aktivitas fisik.
 Penggunaan sistem muskuloskeletal berlebihan dalam kehidupan sehari-hari.
 Risiko infeksi dan radang otot.
Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga kesehatan otot demi
mengurangi risiko mengalami rasa sakit pada otot.
Diagnosis nyeri otot
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU
konsultasikan pada dokter Anda.
Apa saja tes yang biasa dilakukan?

Ketika rasa sakit yang Anda rasakan menjadi lebih serius, lebih baik segera
periksakan kondisi ke dokter untuk mengidentifikasi penyebabnya. Dokter
akan meminta Anda untuk menjelaskan rasa sakit yang dialami.

Berdasarkan deskripsi Anda, dokter dapat merekomendasikan perawatan yang


terbaik. Beberapa pertanyaan yang akan ditanyakan oleh dokter Anda yaitu:

 Dimana sumber rasa sakit itu?


 Apakah nyeri terasa menusuk atau tidak?
 Apakah Anda mengalami rasa sakit yang terus-menerus sepanjang hari, pada
malam hari atau siang hari?
 Bagaimana tingkat nyeri yang Anda alami (ringan, sedang atau berat)?
 Apakah baru-baru ini Anda terluka atau cedera?
 Apakah Anda berolahraga?
 Apakah Anda aktif secara fisik?
Terdapat berbagai teknik untuk menentukan penyebab rasa sakit, termasuk
pemeriksaan fisik, alat pengukur rasa sakit, dan tes gambar. Dokter mungkin
juga melakukan:

 Scan CT atau CAT: Computed tomography (CT).


 MRI: Magnetic resonance imaging .
 Myelogram.
 EMG.
 Scan tulang.

Pengobatan nyeri otot


Biasanya, pengobatan untuk myalgia atau nyeri otot yang disarankan oleh
dokter adalah pengobatan yang disesuaikan dengan penyebab dari rasa sakit
itu sendiri. Namun, beberapa pengobatan yang umumnya disarankan oleh
dokter adalah:

1. Penggunaan obat-obatan untuk mengatasi rasa nyeri

Salah satu cara mengatasi nyeri otot atau myalgia adalah mengonsumsi obat
pereda nyeri. Obat ini akan membantu Anda meredakan rasa nyeri otot yang
dirasakan.

Obat untuk meredakan nyeri otot ini bisa dibeli secara bebas di apotek
maupun dengan resep dari dokter. Biasanya, obat-obatan yang disarankan
dokter adalah ibuprofen atau acetaminophen.
Jika rasa nyeri otot yang Anda alami sudah tergolong parah, dokter akan
meminta Anda untuk mengonsumsi obat relaksan otot untuk mengurangi
ketegangan pada otot dan meningkatkan kemampuan Anda menggerakkan
otot yang terasa sakit.

2. Menjalani terapi fisik

Menurut Intermountain Healthcare, dokter mungkin akan menyarankan Anda


untuk menjalani terapi fisik dengan ahli. Dengan melakukannya sesegera
mungkin, Anda mungkin bisa pulih lebih cepat dalam keadaan yang jauh lebih
baik.
Terapi fisik untuk myalgia atau nyeri otot adalah kegiatan yang dapat
membantu Anda meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan otot melalui
program latihan fisik yang ditentukan sesuai dengan kondisi yang dialami.

Apa saja pengobatan rumah untuk mengatasi myalgia?


Selain menjalani pengobatan untuk mengatasi nyeri otot atas saran dokter,
ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan di rumah untuk membantu proses
pengobatan dan pemulihan. Beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk
mengatasi myalgia di rumah adalah:

1. Kompres hangat atau dingin

Bila nyeri otot terjadi akibat cedera yang baru saja terjadi, sebaiknya Anda
gunakan kompres dingin untuk mengurangi rasa nyeri, bengkak, dan
peradangan yang terjadi.

Namun, bila nyeri otot yang terjadi merupakan nyeri yang sudah terjadi dalam
jangka panjang, Anda bisa mengompres area tertentu yang terasa nyeri
dengan air hangat.

Anda bisa melakukannya dengan membasahi handuk dengan air hangat dan
mengompresnya dengan hati-hati di area yang terasa sakit.

2. Tetap aktif bergerak

Anda mungkin cenderung memilih mengurangi aktivitas jika mengalami nyeri


otot. Apalagi, aktivitas yang memaksa Anda menggerakkan bagian tubuh yang
terasa sakit atau nyeri.

Sayangnya, saat Anda mengalami myalgia, hal yang justru lebih bijak
dilakukan adalah tetap aktif bergerak. Mengapa? Terlalu banyak istirahat
seperti berbaring justru memperlambat proses pemulihan dan melemahkan
otot dan membuat otot semakin terasa sakit.

Anda memang tidak perlu melakukan aktivitas yang berat, yang terpenting
tetap gerakkan tubuh Anda dengan melakukan aktivitas fisik.

3. Temukan posisi yang nyaman

Jika Anda sedang mengalami nyeri otot, tentu ada posisi-posisi tertentu yang
membuat otot semakin nyeri dan tak nyaman. Maka itu, cobalah beberapa
posisi baik tidur maupun duduk yang nyaman bagi Anda.
4. Lakukan peregangan otot

Jika myalgia yang Anda alami masih tergolong ringan, tak ada salahnya untuk
melakukan latihan fisik yang menekankan pada gerakan peregangan otot.
Sebagai contoh, salah satu aktivitas yang dapat membantu Anda
meregangkan otot adalah yoga.
Pasalnya, yoga dapat membantu meregangkan otot yang kaku dan terasa tak
nyaman karena nyeri yang Anda alami. Akan tetapi, pilihlah gerakan yang
ringan atau sedang sehingga tidak membuat otot Anda semakin terasa sakit.

Pencegahan nyeri otot


Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah terjadinya
myalgia, di antaranya adalah:

 Melakukan olahraga secara teratur.


 Mengontrol berat badan Anda.
 Menghindari aktivitas yang mengharuskan Anda mengangkat beban yang
terlalu berat.
 Mengurangi stres.
 Menghentikan kebiasaan merokok atau menggunakan produk tembakau
lainnya.
Verifying...
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau
perawatan.

Sumber

ARTIKEL TERKAIT

Sistem Gerak Pada Manusia dan Gangguannya

Obat Nyeri Otot: Mulai dari Obat Resep Dokter Hingga Herbal
Ditulis oleh Annisa Hapsari Diperbarui Nov 20, 2020
Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri
ARTIKEL SELANJUTNYA

Mengenal Sistem Otot Manusia


dan Masing-masing Fungsinya
Sistem otot manusia|Jenis-jenis otot|Fungsi otot|Kelompok otot|Gangguan pada sistem
otot
Sistem otot manusia
Mengenal sistem otot manusia

Sistem otot manusia terdiri atas lebih dari 600 otot di dalam tubuh. Otot-otot
tersebut terbentuk dari sel-sel khusus yang disebut sebagai serabut otot.

Anda mungkin berpikir bahwa yang disebut dengan otot hanyalah yang
terlihat atau nampak berada di bawah lapisan kulit saja. Padahal, selain otot
rangka yang nampak di bawah kulit, ada pula otot polos dan otot jantung.
Selain pada tulang, otot juga melekat pada organ dalam dan pembuluh darah.
Setiap jenis otot memiliki fungsi tertentu, tapi utamanya adalah menciptakan
gerakan. Bahkan, hampir setiap gerakan di dalam tubuh merupakan hasil dari
otot yang berkontraksi.

Tidak hanya gerakan, kontraksi otot juga membantu mengatur postur tubuh,
stabilitas sendi, dan produksi panas tubuh.

Jenis-jenis otot
Sistem otot manusia berdasarkan jenisnya

Otot merupakan salah satu dari empat jaringan terpenting di dalam tubuh.
Jaringan ini terbuat dari sel-sel khusus yang disebut dengan serabut. Jaringan
otot terbagi ke dalam tiga jenis yang berbeda.
Jenis-jenis jaringan otot ini di antaranya adalah:

Otot polos (smooth muscle)

Otot polos dapat ditemukan di dinding organ dalam seperti pembuluh darah,
saluran pencernaan, saluran pernapasan, kandung kemih, hingga rahim. Tak
hanya itu, otot polos juga dapat ditemukan pada mata.
Pada organ yang digunakan untuk melihat ini, otot polos berfungsi untuk
mengubah ukuran iris atau selaput pelangi dan mengubah bentuk lensa mata.
Otot polos pada kulit juga dapat menyebabkan bulu kuduk berdiri saat
menghadapi cuaca dingin atau rasa takut yang menghampiri.

Namun, pada sistem otot manusia, mekanisme kerja otot polos ini
dikendalikan oleh sistem saraf otomatis. Artinya, otot ini bisa bergerak dan
dikendalikan oleh alam bawah sadar otak, tanpa perlu Anda kendalikan
dengan pikiran sadar.

Meski keberadaannya tidak Anda sadari, otot polos terus bekerja di dalam
tubuh. Fungsi otot polos beraneka ragam, tergantung letak dan posisinya di
dalam tubuh. Sebagai contoh, mekanisme gerak otot polos pada sistem
pencernaan, seperti berkontraksi dan relaksasi secara bergantian, membantu
makanan masuk ke dalam tubuh saat proses pencernaan terjadi.

Ciri-ciri dari otot polos adalah berbentuk gelendong atau memiliki poros
dengan satu inti pusat. Mekanisme kontraksi otot ini adalah berkontraksi
perlahan dan berirama.

Otot jantung (heart muscle)

Berbeda dengan otot polos yang dapat ditemukan di beberapa lokasi di


dalam tubuh, otot jantung hanya terdapat pada dinding jantung dan dikontrol
oleh sistem saraf otomatis.

Sel otot jantung memiliki garis-garis terang dan gelap yang disebut lurik.
Susunan serat protein di dalam sel menyebabkan pita terang dan gelap ini. Sel
otot jantung berbentuk silindris memanjang, dengan satu inti sel di tengah.

Kontraksi dari otot jantung umumnya dikendalikan oleh alam bawah sadar,
tapi cukup kuat, dan memiliki irama. Saat otot jantung berkontraksi, darah
akan dipompa keluar, sementara saat otot jantung relaksasi, darah akan
kembali masuk ke jantung setelah bersirkulasi ke seluruh tubuh.

Otot rangka (skeletal muscle)


Otot rangka merupakan bagian dari sistem otot yang memiliki kaitan erat
dengan sistem muskuloskeletal. Pengertian dari otot rangka adalah jaringan
otot yang melekat pada tulang manusia. Otot rangka menjadi satu-satunya
jaringan otot yang bisa dikendalikan secara sadar.

Pada sistem otot manusia, otot rangka menjadi salah satu yang terpenting
karena lokasinya yang berada pada seluruh bagian tubuh. Fungsi otot rangka
adalah berkontraksi untuk menggerakkan bagian-bagian tubuh lebih dekat ke
tulang yang melekat pada otot.

Sebagian besar otot rangka melekat pada dua tulang di sepanjang sendi,
sehingga otot berfungsi untuk menggerakkan bagian-bagian tulang lebih
dekat satu sama lain. Otot rangka tidak hanya berfungsi untuk menghasilkan
gerakan, tapi juga menghentikannya.

Selain itu, otot rangka juga dapat mencegah pergerakan tulang dan sendi
yang berlebihan. Tujuannya untuk menjaga stabilitas tulang dan mencegah
terjadinya kerusakan pada struktur tulang itu sendiri.

Jaringan otot ini juga membantu Anda untuk bisa mengendalikan secara sadar
fungsi-fungsi tertentu di dalam tubuh, seperti mengunyah dan buang kecil
maupun besar.

Fungsi dari otot rangka ini juga untuk melindungi organ dalam, khususnya
yang berlokasi di area perut, serta membantu menopang berat dari organ-
organ tersebut.

Sel otot rangka sama dengan sel otot jantung yaitu memiliki lurik. Namun, sel
otot rangka berbentuk silindris bercabang dan memiliki inti sel banyak di
setiap seratnya.

Fungsi otot
Fungsi sistem otot manusia
Setiap jenis otot yang terdapat dalam sistem otot manusia memiliki fungsinya
masing-masing. Berikut ini adalah beberapa fungsi dari sistem otot di dalam
tubuh.

Melakukan gerakan tubuh

Otot rangka bertanggung jawab atas gerakan yang Anda lakukan. Otot rangka
melekat pada tulang Anda dan sebagian dikendalikan oleh sistem saraf pusat
(SSP).

Otot rangka digunakan kapan pun Anda bergerak. Otot mengikuti arah
gerakan yang Anda inginkan, bersama-sama dengan tulang dan tendon.

Mengatur postur tubuh

Otot rangka juga mengatur postur tubuh Anda. Kelenturan dan kekuatan
adalah kunci untuk mempertahankan postur yang tepat. Otot-otot leher kaku,
otot punggung yang lemah, atau otot-otot pinggul yang kaku dapat merusak
keselarasan Anda.

Postur yang buruk dapat memengaruhi bagian tubuh Anda dan menyebabkan
nyeri sendi dan otot yang melemah.
Menjaga keseimbangan

Otot rangka membantu melindungi tulang belakang dan membantu Anda


menjaga keseimbangan. Dalam sistem otot ada yang disebut dengan otot inti,
yang termasuk otot perut, otot punggung, dan otot panggul. Semakin kuat
otot inti Anda, maka semakin baik pula keseimbangan tubuh Anda.

Mendukung peredaran darah manusia

Pada sistem otot manusia, otot jantung dan otot polos yang keberadaannya
tidak disadari berfungsi membantu jantung berdetak dan aliran darah
mengalir ke seluruh tubuh. Hal ini biasanya ditandai dengan adanya impuls
listrik.
Otot jantung ditemukan di dinding jantung. Ini dikendalikan oleh sistem saraf
otonom yang bertanggung jawab untuk sebagian besar fungsi tubuh.
Pembuluh darah Anda terdiri dari otot polos, dan juga dikendalikan oleh
sistem saraf otonom.

Membantu proses pernapasan

Diafragma adalah otot utama yang bekerja selama pernapasan. Saat Anda
bernapas lebih berat, seperti saat sedang berolahraga, diafragma memerlukan
bantuan dari otot lain, seperti otot perut, otot leher, dan otot punggung.

Mendukung proses pencernaan

Sistem otot manusia juga berfungsi dalam membantu proses pencernaan. Ya,
saat tubuh mencerna makanan, prosesnya dikendalikan oleh otot-otot polos
yang ditemukan di saluran pencernaan.

Otot polos Anda melemas dan menegang saat makanan melewati tubuh
selama proses pencernaan berlangsung. Otot-otot ini juga membantu
mendorong makanan keluar dari tubuh Anda melalui buang air besar, atau
muntah ketika sakit.

Mendorong bayi saat proses persalinan

Otot polos juga ditemukan di rahim. Selama kehamilan, otot-otot ini


membesar dan meregang saat janin tubuh di dalam rahim. Saat proses
melahirkan, otot polos di rahim berkontraksi dan relaksasi untuk membantu
mendorong bayi melewati vagina.

Kelompok otot
Pengelompokan otot rangka

Untuk lebih memahami sistem otot rangka, Anda bisa mempelajarinya melalui
pengelompokan otot-otot tersebut seperti berikut ini:

1. Otot kepala dan leher


Menurut SEER Training Modules dari National Cancer Institute, sistem otot
rangka juga mencakup otot yang ada pada wajah. Otot ini membuat manusia
dapat menunjukkan berbagai ekspresi, mulai dari ekspresi terkejut, jijik, marah,
takut, dan berbagai ekspresi lainnya.
Ekspresi manusia termasuk salah satu elemen penting dalam komunikasi non-
verbal. Otot rangka yang terdapat pada bagian wajah termasuk frontalis,
orbicularis oris, laris oculi, buccinator, dan zygomaticus.
Sementara itu, ada empat pasang otot rangka yang bertugas dalam proses
mengunyah makanan. Otot-otot yang tergolong ke dalam otot-otot paling
kuat di seluruh tubuh ini terhubung pada rahang bagian bawah Anda. Dua di
antara otot-otot tersebut adalah temporalis dan masseter.
2. Otot batang tubuh

Sementara itu, otot batang tubuh termasuk otot-otot yang dapat


menggerakkan tulang belakang, otot yang membentuk dinding abdomen, dan
otot yang melindungi panggul.

Otot yang tergabung dalam otot rangka di bagian batang tubuh adalah
kelompok otot erector spinae yang terletak di sisi-sisi tulang punggung ini
bertugas untuk membantu tubuh mempertahankan posisi tegak saat sedang
berdiri maupun duduk.
Lalu, otot yang tergabung dalam sistem otot rangka pada bagian batang
tubuh berikutnya adalah otot pada dinding toraks atau dada yang terlibat
dalam proses pernapasan. Otot ini terletak pada rongga di antara tulang
rusuk. Otot tersebut berkontraksi saat Anda menghembuskan napas.

3. Otot ekstremitas atas

Sistem otot rangka di bagian otot ekstremitas atas mencakup otot yang
melekatkan tulang belikat ke dada dan menggerakkan tulang belikat, yang
melekatkan tulang lengan atas ke tulang belikat dan menggerakkan lengan,
serta otot yang terletak di lengan bagian bawah yang menggerakkan telapak
tangan, lengan bawah, dan pergelangan tangan.

Otot-otot yang termasuk ke dalam ekstremitas atas adalah triceps brachii,


biceps brachii, brachialis, dan brachioradialis.
4. Otot ekstremitas bawah
Sementara itu, otot yang tergolong ke dalam otot rangka bagian ekstremitas
bawah adalah otot yang menggerakkan paha. Lalu, otot-otot gluteus yang
fungsi utamanya untuk menggerakkan pinggul. Namun, otot-otot ini menjulur
ke arah paha.

Ada pula otot yang berfungsi menggerakkan kaki. Sebagai contoh, otot
ekstensor besar tungkai (quadriceps femoris) yang dapat meluruskan kaki di
bagian lutut. Lalu otot harmstring, yaitu otot besar yang memanjang dari
pinggul hingga bagian bawah lutut, juga bagian dari sistem otot rangka di
bagian otot ekstremitas bawah.
Gangguan pada sistem otot
Gangguan atau penyakit pada sistem otot manusia

Sama halnya dengan sistem rangka dan sendi manusia, ada beberapa
gangguan atau masalah sistem otot yang perlu Anda ketahui dan waspadai.
Berikut ini adalah beberapa kelainan, masalah, dan penyakit yang berkaitan
dengan sistem otot manusia, di antaranya:

1. Myalgia

Myalgia atau nyeri otot merupakan salah satu masalah pada sistem otot yang
cukup sering dialami. Bahkan, bisa jadi, semua orang pernah mengalami
kondisi yang satu ini.
Penyebab nyeri otot bisa beraneka ragam, tapi umumnya kondisi ini
disebabkan oleh cedera otot atau penggunaan otot secara berlebihan. Selain
itu, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh berbagai penyakit yang juga
berkaitan dengan sistem otot manusia, misalnya fibromyalgia.
Oleh sebab itu, penting hukumnya untuk selalu menjaga kesehatan otot agar
tidak mudah mengalaminya.
2. Kram otot

Masalah pada sistem otot yang satu ini terjadi saat otot berkontraksi cukup
kuat dan membuat otot kencang secara mendadak. Kondisi yang mungkin
berlangsung selama beberapa menit ini dapat menimbulkan rasa sakit.
Umumnya, kram otot terjadi di bagian kaki. Meski cenderung tidak berbahaya,
saat mengalaminya, Anda tidak bisa menggunakan maupun menggerakkan
otot yang sedang mengalami kram.
3. Distrofi otot

Gangguan pada sistem otot berikutnya adalah kerusakan otot yang terjadi
akibat kelainan bawaan lahir yang umumnya bersifat turun-temurun. Distrofi
otot ini merupakan kumpulan dari penyakit-penyakit yang menyerang otot.
Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya protein distrofin, yaitu protein yang
dibutuhkan oleh tubuh untuk membantu otot berfungsi secara normal.

4. Atrofi otot

Masalah kesehatan lain yang menyerang sistem otot manusia adalah atrofi
otot. Umumnya, kondisi ini terjadi saat otot menyusut karena terlalu lama tak
digunakan.
Namun, beberapa hal lain juga mungkin menjadi penyebab dari atrofi otot,
seperti proses penuaan, malnutrisi, penggunaan obat-obatan, hingga kondisi
kesehatan lain.

5. Kelumpuhan

Masalah kesehatan yang satu ini menyebabkan pasien kehilangan kekuatan


dan kontrol terhadap sebagian otot di dalam tubuhnya. Kondisi ini bisa
terpusat hanya di satu area tubuh saja, misalnya hanya di wajah, di kaki, atau
di tangan.

Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa kondisi ini juga dialami di


beberapa bagian tubuh secara bersamaan. Kelumpuhan ini dibedakan ke
dalam beberapa jenis:

 Paresis: kelumpuhan parsial, dimana pasien masih bisa mengontrol beberapa


ototnya.
 Paraplegia: kelumpuhan yang menyerang otot di kedua kaki dan tubuh bagian
bawah.
 Quadriplegia: kelumpuhan yang menyerang otot di kedua tangan, kedua kaki,
dan terkadang dari leher ke bawah.
 Hemiplegia: kelumpuhan yang menyerang otot-otot di salah satu sisi tubuh
saja.
Verifying...
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau
perawatan.

Sumber

ARTIKEL TERKAIT

Kenali Penyebab yang Mungkin Membuat Anda Mengalami Kram Otot

Nyeri Otot (Myalgia)

Ditulis oleh Annisa Hapsari Diperbarui Nov 16, 2021


Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri
x

Hello Sehat ingin menjadi sumber informasi Anda dalam membuat keputusan kesehatan dan

agar Anda bisa selalu hidup sehat dan bahagia.


Follow kami

KategoriCek KesehatanRumah SakitKomunitas

Informasi
Ketentuan Pengguna

Kebijakan Privasi

Kebijakan Editorial dan Koreksi

Kebijakan Iklan dan Sponsor

Panduan Komunitas

Hello Sehat Dan Kemenkes

Hello Sehat

Tentang Kami

Profil Manajemen

Karier

Kontak Kami

Silakan kunjungi situs Hello Health lainnya


©2022 Hello Health Group Pte. Ltd. Hak Cipta Dilindungi. Hello Health Group tidak menawarkan saran medis,
diagnosis, atau perawatan.
Apa yang Baru?

Anda mungkin juga menyukai