PEDOMAN
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
i
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MATARAM
RUMAH SAKIT TK. IV WIRA BHAKTI
Tentang
ii
3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila
di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Mataram
Pada tanggal 10 April 2018
dr. Soleh,Sp.S
Mayor Ckm NRP 11070042260179
iii
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MATARAM
RUMAH SAKIT TK. IV WIRA BHAKTI
Tentang
iv
3. Didalam Pedoman Pengelolan Sumber Daya Manusia harus
memuat :
a. Perencanaan Pegawai dan Pola Ketenagaan
b. Rekruitmen dan Seleksi pegawai
c. Orientasi Pegawai
d. Pengembangan SDM
e. Kesejahteraan Pegawai
f. Evaluasi Kinerja Pegawai
g. Pengelolaan File Kepegawaian
4. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila
di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Mataram
Pada tanggal 10 April 2018
dr. Soleh,Sp.S
Mayor Ckm NRP 11070042290179
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Maksud dan Tujuan 1
C. Definisi 1
D. Landasan Hukum 2
E. Fungsi dan Kegunaan 3
F. Pola Tata Kelola Sumber Daya Manusia 3
BAB II PERENCANAAN PEGAWAI DAN POLA KETENAGAAN 5
A. Dasar pertimbangan 5
B. Metode / Cara Perencanaan Pegawai 5
C. Tahapan Dalam Perencanaan Tenaga Kerja ( Human Resources Planner) 5
D. Perkiraan Dan Perencanaan Persediaan Pegawai 5
E. Mekanisme Alur Usul Kegiatan Sumber Daya Manusia 6
BAB III POLA KETENAGAAN 7
A. Pola Ketenagaan 7
BAB IV PENEPATAN JUMLAH STAF 12
A. Pengertian 12
B. Ruang Lingkup 12
C. Penepatan Jumlah Staf12
D. Tata Laksana 12
BAB V REKUITMEN DAN SELEKSI PEGAWAI 14
A. Rekuitmen 14
B. Seleksi 18
BAB VI ORIENTASI PEGAWAI 22
A. Pengertian Program 22
B. Maksud Dan Tujuan 22
C. Organisasi Dan Tata Laksana 22
BAB VII PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA 25
A. Penugasan/ Penempatan 25
vi
B. Evaluasi Kinerja Staf Baru 25
C. Manajemen Karier 26
D. Promosi 28
E. Demosi 28
F. Pengembangan Karier 28
G. Penempatan Kembali Staf/ Rotasi 29
BAB VIII KESEJAHTERAAN PEGAWAI 32
A. Jaminan Kesehatan 32
B. Jaminan Pensiun 34
C. Jaminan Cuti 34
BAB IX EVALUASI KINERJA PEGAWAI 37
A. Maksud Dan Tujuan 37
B. Dasar 37
C. Manfaat Penilaian 37
D. Macam Penilaian ( Evaluasi Kinerja Pegawai ) 38
BAB X PENGELOLAAN FILE KEPEGAWAIAN 43
A. Umum 43
B. Maksud Dan Tujuan 43
C. Bentuk Pemeliharaan Informasi Dan File Kepegawaian 43
D. Peminjaman File 44
E. Penemuan Kembali File Pegawai 44
F. Penyusutan File 45
BAB XI DOKUMENTASI 46
BAB XII PENUTUP 47
vii
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MATARAM
RUMAH SAKIT TK.IV WIRA BHAKTI
PEDOMAN PENGELOLAAN
SUMBER DAYA MANUSIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Definisi
1. Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan adalah seseorang yang bekerja
secara aktif di bidang kesehatan baik yang memiliki pendidikan formal
kesehatan maupun tidak yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan
1
dalam melakukan upaya kesehatan.
2. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan
formal di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan.
3. Perencanaan kebutuhan pegawai adalah suatu kegiatan yang dilakukan
organisasi untuk meningkatkan jumlah pegawai beserta persyaratan
kualifikasi untuk kurun waktu tertentu, agar mampu melaksanakan tugas
dalam suatu organisasi secara baik.
4. Rekrutmen pegawai adalah proses kegiatan yang dimulai dari perencanaan,
pengumuman, pelamaran, penjaringan, penetapan kelulusan, penetapan
nomor identitas tenaga kontrak sampai dengan pengangkatan sebagai
pegawai Rumkit Tk. IV Wira Bhakti Non PNS.
5. Orientasi Pegawai adalah adalah pengenalan/pengetahuan yang diberikan
secara umum atau informasi umum tentang rumah sakit, dan orientasi khusus
yaitu pengenalan/pengetahuan yang diberikan di satuan kerja dimana
pegawai baru tersebut ditempatkan, materi orientasi berupa pengetahuan
khusus sesuai dengan Kompetensinya.
6. Kesejahteraan Pegawai adalah segala bentuk usaha yang bertujuan untuk
meningkatkan semangat/kegairahan bekerja pegawai Rumkit.
7. Evaluasi Kinerja Pegawai adalah Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai
Negeri Sipil yang memuat hasil Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan seorang
Pegawai Negeri Sipil dalam jangka waktu 1 (satu) tahun yang dibuat oleh
Pejabat Penilai
8. Pengelolaan File kepegawaian adalah kegiatan merencanakan,
mengembangkan, mengawasi, dan menjaga data kepegawaian.
D. Landasan Hukum
1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2009 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian
Pegawai Negeri Sipil.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2013 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang
Pengadaan Pegawai Negeri Sipil.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1199/MENKES/PER/X/2004 tentang
Pedoman Pengangkatan Tenaga Kesehatan Dengan Perjanjian Kerja di
Sarana Kesehatan Milik Pemerintah
5. Permenkes Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2015 Tentang Pedoman
Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan
6. Permenkes Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi
2
dan Perizinan Rumah Sakit
7. Permenkes No. 66 Tahun 2016 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Rumah Sakit
3
1. Sumber daya manusia Rumkit Tk. IV Wira Bhakti terdiri dari Tenaga
Kesehatan dan Non Tenaga Kesehatan dengan status sebagai pegawai
organik Rumkit Tk. IV Wira Bhakti baik militer maupun PNS dan sebagai
pegawai kontrak Rumkit Tk. IV Wira Bhakti.
2. Tenaga Kesehatan Rumkit Tk. IV Wira Bhakti PNS/Non PNS terdiri dari :
a. Tenaga Medis
b. Tenaga Keperawatan
c. Tenaga Keteknisan Medis
3. Pelaksanaan pola tata kelola sumber daya manusia terhadap kedua status
pegawai tersebut sangatlah berbeda mengingat untuk pola tata kelola dan
pengembangan karier bagi pegawai non PNS belum mempunyai aturan yang
jelas akan tetapi dalam kondisi tertentu keduanya diperlakukan sama.
4. Pola tata kelola sumber daya manusia di Rumkit Tk. IV Wira Bhakti
dilaksanakan berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
4
BAB II
PERENCANAAN PEGAWAI
A. Dasar Pertimbangan.
Pertimbangan –pertimbangan yang mendasari perlunya dilakukan pengangkatan
tenaga di Rumkit Tk.IV Wira Bhakti diantaranya.
1. Semakin berkurangnya jumlah tenaga PNS yang telah mencapai batas usia
pensiun setiap tahunnya, sedangkan jumlah tambahan tenaga CPNS yang
ditempatkan di rumah sakit tidak seimbang dengan jumlah tenaga PNS yang
pensiun.
2. Tenaga Rumkit Tk.IV Wira Bhakti Non PNS yang telah diangkat menjadi PNS
tidak dapat memenuhi jumlah kekurangan pegawai karena mereka hanya
berganti status sebagai PNS dan menempati jabatan yang sama dengan saat
masih sebagai tenaga Rumkit Tk.IV Wira Bhakti Non PNS.
3. Meningkatnya jumlah pasien yang dilayani karena adanya program jaminan
kesehatan dari pemerintah seperti Jaminan Kesehatan Nasional dan
Jamkesmas.
4. Adanya inovasi dan pengembangan pelayanan kesehatan, misalnya
menambah jenis pelayanan sehingga membutuhkan tambahan tenaga.
5. Perhitungan kebutuhan tenaga rumah sakit berdasarkan Analisis Beban Kerja
dan Standar Ketenagaan untuk Rumah Sakit dari Kementerian Kesehatan.
5
2. Mengumpulkan data untuk mempelajari dan memahami semua aspek
lingkungan instansi. Hal ini akan membantu instansi dalam merencanakan
dan mengantisipasi isu yang muncul dari kondisi ya ng stabil.
3. Menentukan aspek lingkungan unit kerja yang mempengaruhi lingkungan
eksternal, organisasional dan persediaan pegawai
4. Data-data yang diperlukan:
a. Target yang ingin dicapai, yaitu optimalisasi pemberian pelayanan.
b. Dasar pendepartemenan dan struktur organisasi
c. Rentang kendali setiap departemen/bagian
d. Jumlah tenaga dan perincian manajerial dan operasional
e. Jenis kewenangan atau otorisasi yang didelegasikan
f. Tingkat - tingkat posisi jabatan
6
BAB III
POLA KETENAGAAN
A. Pola Ketenagaan
1. Umum
a. Pemenuhan kebutuhan tenaga baik medis maupun non medis tidak
bisa dalam waktu yang singkat, sehingga dalam perencanaanya
harus memperhatikan visi dan misi rumah sakit serta mempelajari
faktor- faktor yang berkaitan pada yingkat makro rumah sakit seperti :
landasan hukum, target area, populasi dan data sekunder (data
statistik kesehatan), dan mempelajari hal-hal yang bersifat mikro rumah
sakit seperti :analisis situasi, beban kerja, dan kinerja personal baik
medis maupun non medis.
b. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga di Rumah Sakit Tk. IV Wira Bhakti
diperlukan suatu standart dalam PemenuhanTenaga medis,
proffesional dan non medis Rumah Sakit Tk. IV Wira Bhakti yang
mengacu KMK 81/2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan
SDM Kesehatan
2. Tujuan
a. Tujuan Umum.
Terpenuhinya kebutuhan tenaga Tenaga medis, proffesional dan non
medis baik secara kualitas maupun kuantitas guna menunjang
pemberian Pelayanan Prima kepada konsumen di Rumah Sakit Tk. IV
Wira Bhakti.
b. Tujuan Khusus
1) Tercukupinya jumlah kebutuhan tenaga medis, profesional dan
non medis.
2) Tercukupinya kebutuhan tenaga medis, professional dan non
medis yang kompeten
3) Tercapainya kepuasan pelayanan kepada pelanggan
4) Sebagai acuan dalam penyusunan Pola Ketenagaan
berdasarkan kebutuhan dan distribusinya.
5) Sebagai acuan dalam program rekruitmen Tenaga medis,
profesional dan non medis
3. Prosedur Pola Ketenagaan :
a. Mendata kualifkasi dan jumlah kebutuhan pegawai dari setiap unit kerja
pada pola ketenagaan.
b. Memastikan kualifkasi dari setiap pegawai yang ada di unit kerja
tersebut.
c. Mencocokan kualifkasi yang dimiliki oleh setiap pegawai dengan
persyaratan kualifkas pada pola ketenagaan.
d. Menocokan jumlah pegawai yang ada dengan jumlah pegawai yang
dibutuhkan dalam pola ketenagaan.
7
e. Jika hasil mencocokan jumlah pegawai dan kualifkasi yang dimiliki
pegawai dengan persyaratan pada pola ketenagaan telah
sesuai/cocok, maka dinyatakan sudah sesuai/klir.
f. Jika hasil mencocokan jumlah pegawai dan kualifkasi yang dimiliki
pegawai dengan persyaratan pada pola ketenagaan tidak sesuai/tidak
cocok maka dinyatakan ada penyimpangan sehingga perlu dilakukan
upaya perbaikan.
g. Upaya perbaikan dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan dan
pelatihan kepada pegawai atau menghitung ulang jumlah pegawai
yang dibutuhkan dalam pola ketenagaan.
h. Evaluasi dan pemutakhiran pola ketenagaan dilaksanakan setiap
setahun sekali.
Contoh perhitungan
Ruang rawat dengan 22 klien (3 klien dengan perawatan minimal,14
klien dengan perawatan parsial dan 5 klien dengan perawatan total )
jumlah perawat yang dibutuhkan untuk jaga pagi ialah :
3 x 0,17 =0,51
14 x 0,27 = 3,78
5 x 0,36 = 1,80
9
Keterangan :
Pendistribusian tenaga :
1. Sebagai tenaga keperawatan IGD (di triage dan critical care)
2. Sebagai perawat jaga ambulance
3. Sebagai cadangan untuk dukkes
4. Sebagai tim siaga bencana
10
Waktu kelonggaran = jumlah waktu dalam jam kerja untuk yang tidak
digunakan untuk menangani pasien
Misal : apel, rapat, ishoma
Kebutuhan SDM = kuantitas kegiatan pokok
Standar beban kerja
Kuantitas kegiatan pokok = Jumlah kegiatan pokok (pasien) dalam 1
tahun
11
BAB IV
PENETAPAN JUMLAH STAF
D. Tata Laksana
Rumah sakit menetapkan jumlah stafnya rumah sakit berdasarkan kebutuhan
masing-masing unit termasuk pengembangannya berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
1. Mekanisme alur pengusulan kebutuhan SDM dilakukan melalui permohonan
yang diajukan kepala ruangan/unit kerja ke urusan personalia Seksi TUUD
Rumkit untuk selanjutnya diteruskan ke Kepala Rumah Sakit.
2. Kebutuhan tenaga per ruangan akan diajukan oleh masing-masing unit
sesuai dengan beban kerja.
3. Khusus untuk pola ketenagaan perawat, Rumah Sakit berpedoman pada
perhitungan metode Douglas atau metode WISN.
4. Untuk unit penunjang dan unit penunjang medik lainnya, Rumah Sakit hanya
membuat estimasi sesuai dengan kebutuhan dan beban kerja dilapangan.
5. Pola ketenagaan akan terus direvisi pada jangka waktu yang tidak
ditentukan.
13
BAB V
REKRUTMEN DAN SELEKSI PEGAWAI
A. Rekruitmen
1. Pendahuluan
a. Pelaksanaan tentang rekrutmen pegawai di Rumkit Tk.IV Wira Bhakti
harus dilaksanakan secara obyektif, didasarkan atas syarat – syarat
yang telah ditentukan serta tidak membedakan jenis kelamin,
suku,agama, ras, golongan atau darah dan harus bebas Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme
3. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup panduan Rekrutmen Pegawai Rumkit Tk IV Wira Bhakti ini
meliputi :
a. Perencanaan dan persiapan penerimaan / rekrutmen pegawai.
b. Pelaksanaan rekrutmen pegawai.
c. Pengawasan dan pengendalian rekrutmen pegawai
15
Kepala Rumah Sakit, Para Kaunit Kerja Kabinayanmasum
,Kainstaldik, Kasituud, Kaurpers dan Kepala Seksi
Perencanaan dan Anggaran sesuai dengan kebutuhan
Tenaga di tiap-tiap unit kerja.
2) Pengumuman penerimaan tenaga Rumkit Tk.IV Wira
Bhakti Non PNS memuat jabatan, persyaratan pelamar,
waktu dan alamat lamaran harus dicantumkan secara
jelas.
3) Pengumuman harus dilakukan paling lambat 7 hari
sebelum tanggal penerimaan lamaran dan batas waktu
penutupan paling lambat 7 hari sejak penerimaan
lamaran.
4) Syarat usia dan pendidikan dalam pengumuman agar
dijelaskan sebagai berikut :
a) Usia sekurang-kurangnya 18 tahun, setinggi-
tingginya 35 tahun.
b) Penentuan batas usia sekurang - kurangnya dan
setinggitingginya tersebut dihitung sampai dengan
terhitung mulai tanggal berlakunya pengangkatan
sebagai Pegawai Rumkit Tk.IV Wira Bhakti Non
PNS
b. Penerimaan dan pemeriksaan Berkas Lamaran :
1) Setiap lamaran harus ditulis dan ditanda tangani sendiri
oleh pelamar dan ditujukan kepada Kepala Rumah Sakit
Tk.IV Wira Bhakti dengan melampirkan :
a) Akte Kelahiran
b) Foto copy Ijazah / STTB yang dilegalisir oleh
pejabat yang berwenang
c) Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK)
d) Kartu Tanda Penduduk ( KTP)
e) SIP/STR untuk tenaga medis dan paramedis
f) Pas foto ukuran berwarna 4 x 6 sebanyak 2
lembar.
g) Surat surat pendukung lainnya
2) Setiap pelamar harus menyebutkan dalam lamarannya
lowongan jabatan yang dilamar.
3) Penerimaan lamaran dilaksanakan sesuai dengan hari,
tanggal dan bulan yang ditentukan dalam pengumuman
penerimaan.
4) Untuk memudahkan penerimaan lamaran, maka tempat
penerimaan lamaran diatur sesuai jenis tenaga dan
jenjang pendidikan yang dilamar.
5) Pemeriksaan kelengkapan berkas lamaran dilakukan
sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam penerimaan.
16
6) Pemilihan berkas lamaran yang mmenuhi syarat dan yang
tidak memenuhi syarat serta berkasnya belum lengkap
diberi tanda / kode yang berbeda.
7) Pengembalian berkas lamaran yang tidak memenuhi
syarat kepada pelamar yang bersangkutan dengan
mengemukakan alasannya.
8) Penyusunan daftar nama pelamar yang memenuhi syarat
dan pemberian nomor peserta seleksi.
17
3) Apabila pelamar yang ditetapkan diterima tidak hadir atau
tidak melengkapi berkas lamaran yang dibuthkan pada
waktu yang ditentukan, maka yang bersangkutan
dinyatakan gugur.
B. Seleksi
1. Pengertian seleksi
Seleksi adalah kegiatan dalam manajemen SDM yang
dilakukan setelah proses rekrutmen selesai dilaksanakan. Hal ini berarti
telah terkumpul sejumlah pelamar yang memenuhi syarat untuk
kemudian dipilih mana yang dapat ditetapkan sebagai karyawan dalam
suatu perusahaan. Proses pemilihan ini yang dinamakan dengan
seleksi. Proses seleksi sebagai sarana yang digunakan dalam
memutuskan pelamar mana yang akan diterima.Prosesnya dimulai
ketika pelamar melamar kerja dan diakhiri dengan keputusan
penerimaan.
2. Proses dan Tahapan Seleksi.
Proses seleksi adalah langkah-langkah yang harus dilalui oleh
para pelamar sampai akhirnya memperoleh keputusan ia diterima atau
ditolak sebagai Karyawan baru. Proses ini berbeda antara satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya. Proses tersebut pada
umumnya meliputi evaluasi persyaratan, testing, wawancara, ujian fisik.
Dalam proses seleksi itu dipakai berbagai macam jenis dalam
rnengevaluasi persyaratan dan terutama untuk testing. Ada dua konsep
penting yang harus diperhatikan untuk peralatan seleksi ini, yaitu
reliabilitas dan validitas.Tahapan seleksi yang dilakukan adalah:
a. Evaluasi surat lamaran, Pada tahap ini dilakukan dengan
memeriksa kelengkapan dan persyaratan berdasarkan format
baku formulir lamaran untuk mempermudah penyeleksi
mendapatkan informasi/data yang lengkap dari calon karyawan.
b. Tes Potensi Akademik (ability test), dilakukan untuk mengukur
sejauh mana kemampuan pelamar mulai dari kemampuan verbal
dan keterampilan kualitatif sampai pada kecepatan persepsi.
c. Wawancara. Dilakukan untuk mendapatkan data yang detail
terkait dengan sikap, mental dan kepribadian pelamar
dihadapkan dengan tugas yang akan diemban.
3. Pembentukan Panitia.
Untuk melaksanakan rekrutmen pegawai harus dibentuk panitia
dengan susunan sebagai berikut :
a. Seorang Ketua merangkap Anggota.
b. Seorang Wakil Ketua merangkap Anggota.
c. Seorang Sekretaris merangkap Anggota.
d. Sekurang - kurangnya 2 orang Anggota.
4. Ketentuan tentang Kepanitiaan :
a. Apabila panitia seleksi jumlahnya lebih dari 5 (lima) orang, maka
18
jumlahnya harus ganjil.
b. Pejabat yang ditunjuk menjadi panitia seleksi harus dipilih yang
berkompeten dengan melibatkan pejabat terkait dengan catatan
khusus untuk Sekretaris Panitia harus ditunjuk langsung yaitu
Kepala Sub Bagian Kepegawaian.
c. Susunan panitia seleksi ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Rumah Sakit Tk.IV Wira Bhakti.
d. Kepada panitia seleksi akan diberikan Honorarium sesuai
ketentuan.
5. Tugas Panitia Seleksi antara lain :
a. Menyiapkan jadwal rekrutmen pegawai.
b. Menyiapkan naskah panduan rekrutmen pegawai.
c. Menyiapkan pengumuman rekrutmen pegawai.
d. Meminta bahan seleksi yang telah disiapkan oleh Tim Kerja
Kepegawaian.
e. Menyiapkan sarana dan prasarana.
f. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait.
g. Memanggil pelamar yang memenuhi syarat dan memberi nomor
peserta seleksi.
h. Melaksanakan seleksi.
i. Memeriksa dan menilai hasil seleksi setelah menyusun peringkat
nilai hasil seleksi bersama - sama dengan Tim Kerja
Kepegawaian.
j. Menyampaikan hasil seleksi kepada Kepala Rumkit Tk.IV Wira
Bhakti sebagai bahan penentuan yang lulus dan diterima.
k. Membuat laporan secara tertulis kepada Kepala Rumkit Tk.IV
Wira Bhakti.
6. Materi Ujian :
a. Materi ujian adalah materi yang diujikan kepada setiap pelamar
menyangkut aspek kompetensi yang mencakup unsur
pengetahuan, ketrampilan, yang terkait dengan karakter
pekerjaan / jabatan yang akan diisi.
b. Master soal, penggandaan, penyimpanan sampai distribusinya
harus dijaga kerahasiaan dan keamanannya jangan sampai
terjadi kebocoran, demikian pula kunci jawabannya.
c. Keputusan Pengangkatan Pegawai Rumkit Tk.IV Wira Bhakti
Non PNS :
1) Pelamar yang ditetapkan diterima akan diangkat dengan
surat keputusan Kepala Rumah Sakit Tk.IV Wira Bhakti
2) Disamping itu tenaga Rumkit Tk.IV Wira Bhakti Non PNS
yang sudah menerima surat keputusan pengangkatan
sebagai tenaga kontrak masih harus dan wajib
menandatangani Perjanjian Kontrak Kerja sesuai
19
ketentuan yang berlaku.
3) Keputusan yang telah ditetapkan segera disampaikan
secara langsung kepada yang bersangkutan dan
tembusannya kepada pejabat terkait.
4) Pelamar yang telah menerima surat keputusan
pengangkatannya sebagai tenaga Rumkit Tk.IV Wira
Bhakti Non PNS paling lambat 14 ( empat belas ) hari
setelah diterimanya surat keputusan tersebut, tidak
melapor dan melaksanakan tugas, diberhentikan dengan
hormat apabila hal tersebut bukan karena kesalahan yang
bersangkutan. Bagi pelamar yang telah diberi surat
keputusan pengangkatan apabila mengundurkan diri atau
meninggal dunia, maka akan diterbitkan surat
pemberhentian dengan hormat.
20
BAB VI
ORIENTASI PEGAWAI
A. Pengertian Program
Program orientasi pegawai baru adalah serangkaian kegiatan yang
wajib diberikan kepada setiap tenaga baru yang masuk ke Rumkit Tk.IV Wira Bhakti
seperti personel militer, Pegawai Negeri Sipil (PNS), Honor, pindahan dari rumah
sakit lain tentang semua kebijakan yang ada di Rumkit Tk.IV Wira Bhakti.
23
BAB VII
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA
A. Penugasan/penempatan.
1. Penempatan staf (manajemen dan non-manajemen) dipenuhi melalui dua
cara, yaitu mencari pegawai baru (rekrutmen eksternal) dan penugasan
kembali pegawai yang ada atau disebut sebagai penempatan dari dalam
(rekrutmen internal). Sering terjadi penugasan kembali pegawai yang ada
untuk menempati posisi barunya tanpa melalui program orientasi. Dengan
anggapan bahwa para pegawai berpengalaman ini telah mengetahui semua
yang mereka butuhkan tentang Rumah sakit.
2. Penempatan staf diberlakukan setelah yang bersangkutan telah melewati
masa orientasi dengan dikeluarkannya surat perintah dari Karumkit.
3. Seorang staf sedapat mungkin ditempatkan sesuai dengan keahliannya
dengan dasar pertimbangan sebagai berikut :
a. Prioritas kebutuhan pegawai
b. Manfaat yang diperoleh bagi peningkatan mutu pelayanan rumah
sakit
c. Keterampilan/bakat/minat yang bersangkutan
d. Keyakinan dan nilai-nilai pribadi
4. Jika staf klinis, Berdasarkan masukan dari:
a. Komite Medis/komite keperawatan/komite tenaga kesehatan
lainnya dan staf struktural lainnya
b. Para kepala instalasi rawat inap/rawat jalan
c. Ketetapan penempatan ini segera di umumkan ke unit kerja melalui
bagian personalia.
d. Staf yang bersangkutan segera melaksanakan tugasnya terhitung
mulai tanggal surat penugasannya
5. Ketetapan penempatan ini segera di umumkan ke unit kerja melalui bagian
personalia.
6. Staf yang bersangkutan segera melaksanakan tugasnya terhitung mulai
tanggal surat penugasannya
b. Evaluasi Bulanan.
Evaluasi Bulanan adalah penilaian yang disandingkan dengan
angka kredit dan/atau target capaian kinerja pegawai dalam satu
bulan. Evaluasi Bulanan ini digunakan dalam pengevaluasian staf
baru sebagai dokumentasi capaian kinerja disetiap bulan guna
diperhitungkan menjadi evaluasi yang dinilai dalam 3 bulan.
2. Hasil dari evaluasi harian dan bulanan akan dijadikan bahan pertimbangan
untuk pemutusan hubungan kerja terhadap pegawai baru.
C. Manajemen Karier.
Manajemen karier yang diterapkan di Rumkit Tk.IV Wira Bhakti
berbasis kompetensi dengan tahapan sebagai berikut :
1. Carier Path / Jalur Karier. Carier Path / Jalur Karier pegawai di Rumkit Tk
Tk.IV Wira Bhakti dibagi menjadi 8 (Delapan) jalur yaitu :
a. Jalur Karier Perawat untuk tenaga Perawat :
1) Jalur Karier Perawat untuk Jabatan Fungsional perawat dengan
pendidikan D3 atas S1/Ners ditempatkan sebagai tenaga
fungsional (Perawat Pelaksana);
2) Setelah memiliki masa kerja + 3 tahun bila dipandang cakap dan
mampu serta memenuhi syarat jabatan perawat tersebut dapat
diangkat menjadi Ketua Tim Perawatan;
3) Atau selanjutnya setelah 3 tahun kemudian untuk perawat D3
dan 2 tahun untuk perawat S1 bila dipandang cakap dan mampu
serta memenuhi syarat jabatan dapat diangkat menjadi Kepala
ruang perawatan.
b. Jalur Karier Perawat untuk Jabatan Struktural :
1) Jalur karier struktural bagi perawat Perawat hanya diperuntukan
bagi perawat yang berpendidikan S1/Ners
2) Untuk menduduki jabatan struktural perawat S1/Ners harus
memilihi masa kerja sekurang-kurangnya 3 tahun
3) Untuk jabatan struktural wajib memenuhi persyaratan jabatan.
25
tahun bila dianggap memenuhi syarat dapat diangkat menjadi
Case Manager dan diangkat melalui Fit and Proper bila
diperlukan.
d. Jalur Karier Tenaga Medis / Dokter Umum dan Dokter Spesialis untuk
Jabatan Struktural
1) Dokter Umum / Dokter Spesialis / Dokter Gigi apabila memenuhi
syarat jabatan dapat diangkat dalam jabatan Struktural
2) Dokter Umum / Dokter Spesialis / Dokter Gigi yang diangkat
dalam jabatan struktural adalah yang telah memiliki masa kerja
sekurang – kurangnya 2 tahun
3) Dokter Umum / Dokter Spesialis / Dokter Gigi yang dapat
diangkat wajib mengikuti ketentuan sebagaimana dituangkan
dalam penetapan pejabat Rumkit Tk.IV Wira Bhakti.
e. Jalur Karier Kesehatan Lainnya ( Teknis Kesehatan ) :
1) Carier Path / Jalur Karier Profesional tenaga teknis kesehatan
(Apoteker, Analis Kesehatan, Radiografer, Nutrisionis,
Fisioterafi, Elektromedis, Sanitarian dan Perekam Medik
sebagai pegawai baru dipekerjakan sebagai tenaga fungsional
sesuai dengan keahliannya;
2) Setelah memiliki masa kerja 3 tahun bila memenuhi syarat
jabatan dapat diangkat sebagai Kepala Instalasi;
f. Jalur Karier Kesehatan Lainnya ( Teknis Kesehatan ) untuk Jabatan
Struktural.
1) Sebelum menduduki jabatan struktural untuk tenaga kesehatan
diwajibkan memiliki pendidikan S1 atau D3 memiliki pengalaman
dibidangnya;
2) Memiliki persyaratan jabatan sebagaimana ketentuan yang
berlaku dalam penetapan pejabat Rumkit Tk.IV Wira Bhakti.
3) Jabatan struktural yang dapat diduduki oleh Tenaga kesehatan
adalah Jabatan struktural yang memungkinkan tidak perlu
dijabat oleh seorang dokter.
4) Tenaga Non Kesehatan yang dapat diangkat dalam jabatan
Struktural adalah yang dapat memenuhi persyaratan jabatan
sebagaimana tersebut dalam penetapan pejabat Rumkit Tk.IV
Wira Bhakti.
5) Pejabat yang ditunjuk dalam suatu jabatan struktural di Rumkit
Tk.IV Wira Bhakti apabila dipandang cakap dan mampu dapat
dinaikan jabatannya setingkat lebih tinggi bila memiliki masa
kerja sekurang-kurangnya 5 tahun dalam jabatan tertentu.
g. Jalur Karier Non Kesehatan / Struktural.
1) Tenaga Non Kesehatan yang hanya memiliki pendidikan SD s/d
SLTA ditetapkan sebagai tenaga pelaksana.
2) Tenaga Non Kesehatan yang dalam jabatan pengelola
serendah rendahnya memiliki masa kerja 3 tahun, pendidikan
26
D3 dan atau SLTA dianggap berpengalaman / Sertifikasi / telah
mengikuti diklat tertentu.
2. Persyaratan Jabatan.
Setiap staf atau pegawai yang menduduki jabatan di Rumah Sakit Tk. IV Wira
Bhakti harus memenuhi ketentuan akan :
a. Uraian tugas
b. Tanggung jawab
c. Kewenangan
d. Kompetensi ( Pendidikan, Keterampilan dan Pengetahuan )
D. Promosi.
Promosi adalah peningkatan karier pegawai dari jabatan yang rendah ke jabatan
yang lebih tinggi sebagai penghargaan kepada pegawai atas prestasi yang dicapai
dalam rangka merealisasikan pengembangan karier dengan tetap memperhatikan
jalur karier yang telah ditetapkan dan persyaratan sebagai berikut :
1. Tersedia posisi kosong;
2. Sesuai jalur karier yang ditetapkan;
3. Masa kerja minimal 1 tahun dari jabatan terakhir;
4. Memiliki kompetensi yang dibutuhkan;
5. Memenuhi syarat administrasi kepegawaian; dan
6. Tidak sedang menjalani hukuman Disiplin atau proses kasus.
E. Demosi
Merupakan bentuk pembinaan terhadap pegawai yang tidak kompeten atau tidak
berprestasi atau karena hukuman Disiplin melalui pemindahan dari jabatan kelevel
yang lebih rendah atau level jabatan khusus atau dapat pula dikeluarkan dari jabatan
profesinya. Demosi yang diterapkan terdiri dari :
1. Demosi karena alasan tidak berprestasi atau kompeten dipindahkan ke unit
kerja lain dalam level yang sama atau level tertentu sepanjang tersedia
formasi dan kompetensi yang bersangkutan memenuhi syarat dan selanjutnya
diadakan evaluasi.
2. Demosi karena alasan hukuman disiplin dipindahkan kelevel jabatan yang
lebih rendah atau diberikan dengan tidak mejalankan fungsi profesi ( untuk
tenaga profesi ) selama kurun waktu tertentu dengan pengawasan dan
pembinaan menjadi tanggung jawab pada unit kerja.
F. Pengembangan Karier
Pendidikan dan Latihan ( Diklat ) adalah salah satu upaya peningkatan mutu
pegawai dalam hal pengetahuan, ketrampilan serta sikap dan prilaku pegawai. Oleh
karena itu pihak Rumkit Tk.IV Wira Bhakti mengalokasikan anggaran khusus untuk
kegiatan Diklat pegawai dengan perhitungan anggaran disesuaikan dengan jumlah
pegawai yang besarnya disesuaikan kemampuan anggaran Rumah Sakit. Dalam
alokasi anggaran diklat pegawai diusahakan setiap pegawai memiliki peluang untuk
melaksanakan diklat.
27
G. Penempatan Kembali Staf/Rotasi.
Rotasi atau rolling adalah memutar atau menggilir penempatan pejabat
struktural maupun fungsional dari satu jabatan tertentu ke jabatan lainnya yang
ditetapkan dalam sebuah kebijakan yang bersifat memaksa. Mutasi dalam arti
perpindahan memiliki pengertian teknis yaitu tentang bagaimana mengatur
mekanisme pemindahan pejabat yang terkena kebijakan perputaran jabatan.
1. Manfaat Penempatan kembali staf/Rotasi Bagi Rumkit Tk. IV Wira
Bhakti
a. Sebagai sarana evaluasi penugasan pejabat. Rotasi adalah
alat yang penting dan efisien bagi pimpinan Rumkit Tk. IV
Wira Bhakti untuk melakukan penilaian terhadap
personelnya, apakah kinerja yang bersangkutan meningkat
atau menurun dari jabatan lainnya yang pernah dipegangnya.
Dari evaluasi ini, akan diketahui kecocokan jabatan yang
paling tepat untuk diberikan kepada stafnya, sesuai dengan
disiplin ilmu, keterampilan, dan karakter yang dimiliki.
Dengan demikian, pimpinan dapat menempatkan
personelnya pada jabatan yang paling tepat sesuai dengan
kemampuannya (The Right Man On The Right Place).
b. Sebagai sarana meningkatkan produktivitas kerja. Melalui
rotasi, pimpinan unit kerja akan tahu keunggulan dan
kelemahan kinerja pejabatnya. Dari evaluasi/penilaian atas
keunggulan dan kelemahan ini, maka pimpinan dapat
menempatkan stafnya dalam jabatan yang tepat. Dengan
demikian, produktivitas kerja yang bersangkutan akan
maksimal pada jabatan barunya, dan pada gilirannya kantor
akan mendapatkan manfaat berupa meningkatnya produksi
(out come).
c. Sebagai sarana pembinaan. Manfaat lain bagi kedinasan,
rotasi dapat dijadikan sebagai alat untuk membina pegawai.
Sebagai contoh, personel yang ditempatkan pada jabatan
tertentu ternyata telah sering melakukan kesalahan, maka
pimpinan dapat melakukan pembinaan dengan merotasi
yang bersangkutan pada jabatan lain.
28
Dalam pelaksanaannya harus menggunakan prosedur
operasi standar.
b. Perlu tidaknya penempatan kembali staf/rotasi dengan
segala persyaratannya merupakan kebijakan kepala Rumah
sakit setelah melalui rapat-rapat pimpinan dan rapat di lini
terbawah. Namun demikian siapa- siapa yang terkena
rotasi/penempatan kembali staf sebaiknya diusulkan oleh
bagian personalia kepada kepala Rumah sakit setelah ada
usul dari pimpinan unit kerja.
c. Proses memutuskan perlunya penempatan kembali
staf/rotasi untuk seluruh unit yang memiliki lingkup dan beban
kerja yang sama tidak disamaratakan. Karena kinerja
masing-masing unit, potensi SDM, dan lingkungan kerjanya
cenderung beragam. Kalau pendekatannya dengan asumsi
semua konsidi unit seragam akan menimbulkan kontra
produktif.
d. Dalam melaksanakan penempatan kembali staf/rotasi perlu
mempertimbangkan :
1) Kompetensi,
2) Kebutuhan Pasien/kekurangan staf
3) Agama
4) Keyakinan
5) Nilai-nilai.
3. Prosedur penempatan kembali staf/rotasi.
a. Kepala Urusan Personalia setiap semester mengadakan
pertemuan dengan bagian yang terkait dalam pelayanan
pasien untuk mendapat masukan tentang kebutuhan
personel dimasing masing bagian dihadapkan dengan
tuntutan pelayanan pasien, dengan memperhatikan hal hal
sebagai berikut :
b. Melibatkan seluruh bagian yang terlibat dalam pelayanan
pasien tersebut secara kolaboratif, agar diperoleh hasil
seperti yang diharapkan.
c. Rencana penempatan staf berdasarkan identifikasi jumlah
personel, jenis pekerjaan yang diperlukan, kompetensi
personel.
d. Penugasan personel dari bagian yang satu ke bagian yang
lain didasarkan kepada upaya memenuhi perubahan
kebutuhan pasien dan kekurangan staf
e. Penugasan personel dari bagian yang satu ke bagian yang
lain juga mempertimbangkan keinginan staf karena alasan
nilai-nilai, kepercayaan dan agama.
f. Peralihan tugas dari suatu bagian kepada bagian lain dimana
tugas tersebut sudah menjadi kewenangan bagian lain
29
dilakukan secara tertulis dan terdokumentasi.
g. Rencana susunan / penempatan personel diajukan kepada
Kasi TUUD untuk diteruskan kepada Wakil Kepala Rumah
dan kemudian diajukan kepada Kepala Rumah Sakit untuk
mendapatkan persetujuan.
h. Kepala Rumah Sakit mengeluarkan Surat Penempatan
Personel yang baru untuk dilaksanakan di masing masing
unit kerja
30
BAB VIII
KESEJAHTERAAN PEGAWAI
A. Jaminan Kesehatan.
1. Kepesertaan BPJS Kesehatan
a. Setiap pegawai baik militer,PNS dan pegawai Honor diikutkan dalam
program JKN yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan.
b. Jaminan Kesehatan dalam hal ini adalah jaminan berupa perlindungan
kesehatan agar seluruh pegawai Rumah Sakit memperoleh manfaat
pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap pegawai
yang telah membayar iuran atau iurannya dibayarkan oleh pihak
Rumah Sakit.
c. Mekanisme pelayanan kesehatan bagi pegawai Rumah Sakit yang
memiliki kepesertaan BPJS Kesehatan mengikuti ketentuan yang
berlaku dari BPJS Kesehatan. Rumah Sakit bertanggung jawab untuk
mewadahi seluruh pegawainya untuk dilayani di Rumah Sakit Tk. IV
Wira Bhakti.
2. Pemeliharaan Kesehatan
Berkaitan dengan jaminan kesehatan, Rumah sakit memberikan
fasilitas pemeliharaan kesehatan kepada pegawai meliputi
a. Pemberian vaksinasi dan imunisasi. Pegawai yang bekerja di RS akan
diberikan imunisasi meliputi:
1) Imunisasi Hepatitis B untuk semua karyawan di ruang
keperawatan dan karyawan penunjang medis bagian
laboratorium, instalasi gizi, CSSD, loundry, radiologi, sanitasi,
petugas cleaning service di ruang perawatan, serta di bagian
pemulasaraan jenasah, diberikan 1 tahun sekali secara
bertahap
2) Imunisasi Hepatitis B, diberikan kepada seluruh staf medis dan
keperawatan.
3) Kebijakan pemberian imunisasi dilakukan sesuai dengan
program kerja dan kemampuan rumah sakit.
b. Penanganan penyakit akibat kecelakaan kerja.
RS memberikan fasilitas penanganan kecelakaan kerja bagi
karyawan. Setiap karyawan yang mengalami kecelakaan kerja dapat
langsung ditangani di RS. Ketentuan penanganan kecelakaan kerja di RS
meliputi:
1) Bila kecelakaan kerja terjadi di lingkungan RS, unit kerja tempat
karyawan yang mengalami kecelakaan kerja wajib melapor
kepada bagian K3RS (Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Rumah Sakit),
31
2) K3RS melakukan tindak lanjut sesuai kebutuhan penanganan
kecelakaan kerja.
3) Seluruh pembiayaan akibat kecelakaan kerja karyawan,
ditanggung oleh BPJS Ketenagakerjaan yang pemberkasannya
diurus oleh RS.
4) Unit kerja yang merupakan tempat terjadinya kecelakaan kerja,
wajib melapor ke urusan Personalia), dan K3RS maksimal 2 x
24 jam.
B. Jaminan Pensiun.
1. Jaminan pensiun adalah jaminan sosial yang bertujuan untuk
mempertahankan derajat kehidupan yang layak bagi peserta dan/atau ahli
warisnya dengan memberikan penghasilan setelah peserta memasuki usia
pensiun, mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia.
2. Setiap pegawai baik militer maupun PNS Rumah Sakiti yang telah dianggap
mencapai usia tidak produktip akan diberhentikan sebagai pegawai dengan
32
memperoleh hak pensiun bila dianggap memenuhi syarat.
3. Untuk pegawai baik militer maupun PNS Rumah Sakit, jaminan pensiunnya
dilaksanakan dengan kepesertaan ASABRI
4. Untuk pegawai kontrak, dilaksanakan melalui kepesertaan BPJS
Ketenagakerjaan.
C. Jaminan Cuti.
Setiap pegawai baik militer,PNS maupun pegawai kontrak berhak
mendapatkan cuti
1. Cuti tahunan
a. Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya 1 (satu)
tahun secara terus menerus berhak atas cuti tahunan.
b. Lamanya cuti tahunan adalah 12 (dua belas) hari kerja.
c. Cuti tahunan tidak dapat dipecah-pecah hingga jangka waktu yang
kurang dari 3 (tiga) hari kerja.
d. Untuk mendapatkan cuti tahunan Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat
yang berwenang memberikan cuti.
e. Cuti tahunan diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang
memberikan cuti.
2. Cuti besar
a. Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangya 6 (enam)
tahun secara terus menerus berhak atas cuti besar yang lamanya 3
(tiga) bulan.
b. Pegawai Negeri Sipil yang menjalani cuti besar tidak berhak lagi atas
cuti tahunannya dalam tahun yang bersangkutan;
c. Untuk mendapatkan cuti besar, Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat
yang berwenang memberikan cuti;
d. Cuti besar diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang
memberikan cuti
3. Cuti sakit
a. Pegawai Negeri Sipil yang sakit selama 1 (satu) atau 2 (dua) hari
berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan, bahwa ia harus
memberitahukan kepada atasannya.
b. Pegawai Negeri Sipil yang sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan
14 (empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa
Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan harus mengajukan
permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang
memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan dokter.
c. Pegawai Negeri Sipil yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas)
hari berhak cuti sakit, dengan ketentuan bahwa Pegawai Negeri Sipil
yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis
kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti dengan
33
melampirkan surat keterangan dokter yang ditunjuk oleh Menteri
Kesehatan.
d. Surat keterangan dokter sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) antara
lain menyatakan tentang perlunya diberikan cuti, lamanya cuti dan
keterangan lain yang dipandang perlu.
e. Cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diberikan untuk waktu
paling lama 1 (satu) tahun.
f. Jangka waktu cuti sakit sebagaimana dimaksud ayat (5) dapat
ditambah untuk paling lama 6 (enam) bulan apabila dipandang perlu
berdasarkan surat keterangan dokter yang ditunjuk oleh Menteri
Kesehatan.
g. Pegawai Negeri Sipil yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam
jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dan atau ayat (6),
harus diuji kembali kesehatannya oleh dokter yang ditunjuk oleh
Menteri Kesehatan.
h. Apabila berdasarkan hasil pengujian kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (7) Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
belum sembuh dari penyakitnya, maka ia diberhentikan dengan hormat
dari jabatannya karena sakit dengan mendapat uang tunggu
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Cuti bersalin
a. Untuk persalinan anaknya yang pertama, kedua, ketiga, Pegawai
Negeri Sipil wanita berhak atas cuti bersalin.
b. Untuk persalinan anaknya yang keempat dan seterusnya, kepada
Pegawai Negeri Sipil wanita diberikan cuti diluar tanggungan
Negara.
c. Lamanya cuti-cuti bersalin tersebut dalam ayat (1) dan (2) adalah 1
(satu) bulan sebelum dan 2 (dua) bulan sesudah persalinan.
5. Cuti karena alasan penting, cuti karena :
a. Ibu, bapak, isteri/suami, anak, adik, kakak, mertua atau menantu
sakit keras atau meninggal dunia;
b. Salah seorang anggota keluarga yang dimaksud dalam huruf a
meninggal dunia dan menurut ketentuan hukum yang berlaku
Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan harus mengurus hakhak
dari anggota keluarganya yang meninggal dunia itu
c. Melangsungkan perkawinan yang pertama;
d. Alasan penting lainnya yang ditetapkan kemudian oleh Presiden.
34
BAB IX
EVALUASI KINERJA PEGAWAI
B. Dasar
1. PeraturanPemerintah Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian
Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil.
2. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 1 Tahun 2013
tanggal 3 Januari 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja
Pegawai Negeri Sipil
3. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 23 Tahun 2014 tanggal 7 Juli
2014 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Kementrian Pertahanan
4. Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/28/X2007 tanggal 3 Oktober
2007 tentang Petunjuk Administrasi Pembinaan Personel Pegawai
Negeri Sipil TNI.
5. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/365/X/2003 tanggal 31 Oktober
2003 tentang Buku Petunjuk Pembinaan tentang Pembinaan PNS
6. Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor
Perkasad/22/V/2011tanggal 5 Mei 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penjatuhan Hukuman Disiplin PNS Angkatan Darat.
C. Manfaat Penilaian
1. Bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Rumkit Tk.IV Wira Bhakti Non
PNS.
35
Penilaian tersebut berperan sebagai umpan balik tentang
berbagai hal seperti kemampuan, keletihan, kekurangan dan potensinya
yang bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana dan
pengembangan kariernya. Apabila hasil dari penilaian tersebut
memberikan hasil nilai yang positif, maka diharapkan bisa memberikan
motivasi untuk dapat bekerja, mengembangkan dan meningkatkan
kompetensinya dengan lebih baik, dimasa yang akan datang.
Sedangkan bila hasilnya negatif, maka diharapkan pegawai yang
bersangkutan bisa mengetahui kelemahan dan kekurangannya
sehingga diharapkan pegawai tersebut bisa memperbaiki baik kinerja
maupun perilakunya di masa mendatang.
2. Bagi organisasi
Apabila hasil dari penilaian tersebut positif, maka akan
membantu pimpinan dalam mengambil keputusan untuk kemungkinan
melakukan program pengembangan yang tepat bagi pegawai
bersangkutan sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Selain itu pula
berguna untuk memberikan kompensasi, kenaikan pangkat dan promosi
jabatan. Sedangkan apabila hasil penilaian tersebut negatif,akan
berguna bagi pimpinan untuk identifikasi kebutuhan program pendidikan
dan pelatihan, konseling, desain pekerjaan, penempatan dan demosi.
37
g. Penilaian Kreatifitas. Apabila seorang PNS pada tahun
berjalan menemukan sesuatu yang baru dan berkaitan
dengan tugas pokoknya serta dibuktikan dengan surat
keterangan dari unit kerja setingkat eselon II, Pejabat
Pembina Kepegawaian atau Presiden.
40
BAB X
PENGELOLAAN FILE KEPEGAWAIAN
A. Umum.
Bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 Tentang Pokok-
pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang
Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang – Undang Nomor 8
Tahun Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian pada Pasal 34 ayat (2)
menyatakan perlunya penyelenggeraan dan pemeliharaan informasi
kepegawaian bahwa untuk mewujudkan hal tersebut pada Rumah Sakit pelu
ditetapkan panduan tentang informasi kepegawaian dan pemutakhiran file
kepegawaian.
42
memaraf dan mencatat tanggal dikembalikan.
F. Penyusutan File
43
BAB XI
DOKUMENTASI
44
BAB XII
PENUTUP
A. Penutup
Pedoman Pengelolaan Sumber Daya Manusia Rumkit Tk. IV Wira Bhakti ini
disusun agar menjadi acuan bagi Rumkit Tk. IV Wira Bhakti dalam merencanakan
kebutuhan pegawai,rekrutmen pegawai dan evaluasi kinerja pegawai dengan
harapan dapat meningkatkan kualitas Sumber daya Manusia di Rumkit Tk. IV Wira
Bhakti Mataram.
dr. Soleh,Sp.S
Mayor Ckm.NRP11070042260179
45