Anda di halaman 1dari 125

KEPUTUSAN

DEWAN DIREKSI PT. INDO HUSADA UTAMA


NOMOR: 014/SK-Sek/IHU/III/2018

TENTANG

PEMBERLAKUAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA


RS MH THAMRIN PURWAKARTA

DEWAN DIREKSI PT INDO HUSADA UTAMA


Menimbang :
a. bahwa dalam upaya memenuhi standar, organisasi dan tata kerja Rumah
Sakit MH Thamrin Purwakarta, maka dipandang perlu adanya
penyelenggaraan Pengorganisasian dan Pelayanan Rumah Sakit MH
Thamrin Purwakarta;
b. bahwa agar Pelayanan Rumah Sakit MH Thamrin Purwakarta dapat
terlaksana dengan baik, maka perlu adanya Kebijakan Tentang
Pemberlakukan Struktur Organisasi dan Tata Kerja;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,
perlu ditetapkan melalui keputusan Dewan Direksi PT Indo Husada Utama.

Mengingat :
a. Undang-undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
b. Undang-undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
c. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang praktek Kedokteran
d. Undang-undang Nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan
e. Kepres RI Nomor77 tahun 2015 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit
f. Kepmenkes Nomor 755/MENKES/IV/2011 tanggal 11 April 2011 tentang
penyelenggaraan Komite Medik Rumah Sakit.
g. Permenkes Nomor 49 tahun 2013 tentang Komite Keperawatan Rumah
Sakit.
h. SK Dewan Direksi PT Indo Husada Utama Nomor: 077/SK/IHU/IX/2016
tanggal 5 September 2016 tentang Penetapan Cabang PT Indo Husada
Utama .
i. Keputusan Kepala Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu
Provinsi Jawa Barat Nomor 445.1/Kep.133/I.25.b/IPRSU-B-BPMPT/2015
tanggal 18 Desember 2015 tentang Izin Operasional Rumah Sakit Umum
Kelas B kepada Rumah Sakit MH Thamrin Purwakarta Jalan Raya
Bungursari No. 36 Purwakarta

1
MEMUTUSKAN:

Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DEWAN DIREKSI PT INDO HUSADA UTAMA
TENTANG PMBERLAKUAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA
KERJA RS MH THAMRIN PURWAKARTA .
KEDUA : Pemberlakuan Struktur Organisasi, Tata Kerja Dan Rumah Sakit MH
Thamrin Purwakarta sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Keputusan ini.

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di


kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan Di : Jakarta
Pada tanggal : 20 maret 2018

2
BAB I
PENDAHULUAN

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Menurut Undang - Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan
gawat darurat.
Pada awal berdirinya, rumah sakit merupakan organisasi sosial di bawah pemerintah yang
berorientasi non profit. Untuk biaya operasional mereka mendapatkan dana dari pemerintah.
Dalam perkembangannya ternyata pemerintah tidak dapat menampung masyarakat yang
berobat sehingga masyarakat mencari tempat lain yang dapat melayani mereka lebih baik.
Hal ini menumbuhkan industri jasa di bidang pelayanan kesehatan yang mulai berorientasi
profit untuk menutupi biaya operasional mereka meskipun tidak meninggalkan unsur sosial
sama sekali.
Melihat perkembangannya rumah sakit tidak dapat meninggalkan pelayanan profesional
untuk mendapatkan profit agar dapat memuaskan konsumen pengguna jasanya (pasien).
Dalam pelayanan profesional ini dapat disebut sebagai perusahaan jasa yaitu perusahaan
yang memproduksi jasa bagi para konsumen yang sangat membutuhkan jasa dari
perusahaan tersebut. Berbeda dengan perusahan jasa lain jasa yang ditawarkan rumah sakit
berhubungan langsung dengan kesehatan yang menyangkut kehidupan pasien, jadi nilai-
nilai kemanusian harus dijunjung tinggi. Rumah sakit sebagai penyedia jasa dibatasi oleh
kode etik profesi bagi setiap profesi yang bekerja di rumah sakit. Dengan adanya perbedaan
ini maka rumah sakit lebih disebut institusi daripada perusahaan karena adanya tanggung
jawab moril daripada mencari keuntungan semata.
Pengorganisasian Rumah Sakit meliputi seluruh kegiatan penentuan jumlah dan jenis
sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan. Jasa-jasa
penunjang merupakan sarana pengorganisasian yang perlu dijalankan, sehingga proses
pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Manajemen RS MH Thamrin Purwakarta mempunyai kegiatan sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning).
Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai
perusahaan dan mengatur strategi yang akan dilaksanakan agar dapat tercapai.
Perencanaan ini dapat disusun baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang,
agar dapat dipakai sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan perusahaan.

2. Pengorganisasian (Organizing).
Pengorganisasian adalah membentuk kerangka dasar dalam menentukan aktifitas dan
tugas pokok dari suatu kelompok individu atau individu dalam perusahaan, yang meliputi

3
pemberian tugas tanggung jawab tertentu, pendelegasian wewenang yang diperlukan
kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya, pertanggung jawaban
atas tugas yang diberikan.
3. Pengarahan (Leading/Actuating).
Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan susun personalianya, langkah
berikutnya pengarahan. Pengarahan merupakan proses yang harus dilakukan oleh
manajemen agar pelaksanaan dapat diarahkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan
oleh perusahaan, untuk tujuan tersebut manjemen harus selalu mengadakan
pendekatan dan perbaikan yang diperlukan untuk menumbuhkan motivasi para
karyawan agar dapat bekerja dengan optimal sesuai dengan rencana. Manajemen harus
memberikan gambaran yang jelas apa yang akan dituju, memberikan petunjuk yang
memadahi, dan memiliki perasaan apakah pelaksanaan akan memberikan sumbangan
terhadap tujuan yang akan dicapai tersebut.
4. Pengawasan (Controlling).
Pengawasan atau pengendalian adalah proses untuk memeriksa kembali, menilai dan
selalu memonitor laporan-laporan apakah pelaksanaan tidak menyimpang dari tujuan
yang sudah ditentukan, hal ini penting untuk menghemat pemborosan biaya yang
dikeluarkan. Dalam mengadakan pengendalian harus diadakan perbandingan antara
hasil sesungguhnya yang dicapai dengan proyeksi yang ditetapkan dalam perencanaan,
untuk menilai prestasi masa lalu dan meletakan tanggung jawab adanya penyimpangan
yang terjadi.
Untuk rencana kerja dalam satu tahun, Rumah Sakit, Kepala Divis, komite, instalasi dan
bagian membuat rencana kerja. Rencana kerja dan anggaran ini akan dievaluasi satu
tahun sekali dan disusun berdasarkan pengukuran kinerja Balanced Score Card.
Balanced Score Card merupakan salah satu model pengukuran kinerja gabungan antara
ukuran kinerja keuangan dan non keuangan. Oleh sebab itu kinerja diukur dari empat
prespektif yaitu:
1. Keuangan, contoh: target keuangan/pendapatan.
2. Pelanggan, contoh: indeks kepuasan pelanggan.
3. Bisnis Internal contoh: program kerja.
4. Pembelajaran dan pertumbuhan contoh: peningkatan kemampuan pegawai dengan
diklat internal/eksternal.
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, yang selanjutnya disingkat SPM Bidang
Kesehatan merupakan acuan dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berhak
diperoleh setiap warga secara minimal, juga merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur
pelayanan minimum yang diberikan oleh Badan Layanan Umum kepada masyarakat.
Indikator SPM adalah tolok ukur untuk prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk
menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu SPM
tertentu, berupa masukan, proses, hasil dan atau manfaat pelayanan. SPM dan indikator ini
dimonitoring, dicatat oleh unit-unit yang terkait dan dilaporkan secara berkala dalam Rapat

4
Kerja bulanan. Evaluasi dari laporan akan dilakukan implementasi guna perubahan menuju
arah yang lebih baik.

Adapun sistematika penyusunan Pedoman Pengorganisasian RS MH Thamrin Purwakarta


adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
BAB III VISI, MISI, MOTTO RUMAH SAKIT
BAB IV STRUKTUR RUMAH SAKIT
BAB V URAIAN TUGAS
BAB VI TATA HUBUNGAN KERJA
BAB VII KEGIATAN ORIENTASI
BAB VIII PELAPORAN
BAB IX PENUTUP

5
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
1. DATA UMUM

a. Nama Perusahaan : RS MH Thamrin Purwakarta


b. Direktur : Dr. Tiwi Handayani
c. Tanggal Pendirian : 01 Januari 2009
g. Kelas pelayanan : Kelas B
h. Jumlah tempat tidur : 124 TT
i. Nomor Izin Operasional : 445.1/Kep.133/1.25.b/IPRSU-B-BPMPT/2015
j. Masa Berlaku Izin Operasional : 18 Desember 2020
k. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) : 503/IMB.001-BPMPTSP/2009
m. Alamat Kantor : Jl. Raya Bungursari No 36 Purwakarta
n. Pemilik/Penanggung Jawab : PT Indo Husada Utama (holding)
p. Jenis Pelayanan(kelas) : Rumah Sakit Umum
2. JENIS PELAYANAN
Jenis pelayanan kesehatan yang disediakan oleh RS MH Thamrin Purwakarta secara
garis besar terdiri atas:
1. Pelayanan Medis
a. Rawat Inap
• Kelas VIP A : 5 Tempat Tidur
• Kelas VIP B : 4 Tempat Tidur
• Kelas I Anak : 4 Tempat Tidur
• Kelas II Anak : 12 Tempat Tidur
• Kelas III Anak : 7 Tempat Tidur
• Kelas I Dws : 22 Tempat Tidur
• Kelas II Dws : 38 Tempat Tidur
• Kelas III Dws : 26 Tempat Tidur
• Kelas Olivine 1 : 2 Tempat Tidur
• Kelas Olivine 2 : 2 Tempat Tidur
• Kelas Olivine 3 : 0 Tempat Tidur
• Ruang Isolasi : 2 Tempat Tidur
• Baby Room : 7 Tempat Tidur
• Ruang VK Tindakan : 2 Tempat Tidur
• Ruang VK Observasi (kelas 3) : 3 Tempat Tidur
• Ruang VK Kuret : 1 Tempat Tidur
TOTAL : 137 Tempat Tidur

RUANG INTENSIVE :
• Ruang ICU : 3 Tempat Tidur
• Ruang IW : 2 Tempat Tidur
6
• Ruang NICU : 2 Tempat Tidur
• Ruang PICU : 2 Tempat Tidur
• Ruang Perina Sakit : 3 Tempat Tidur
TOTAL : 12 Tempat Tidur
TOTAL Rawat Inap : 149 Tempat Tidur
• Ruang Observasi : 6 Tempat Tidur
• Ruang Hemodialisa : 17 Tempat Tidur
TOTAL : 23 Tempat Tidur
TOTAL KESELURUHAN : 172 Tempat Tidur

b. Rawat Jalan
Pelayanan rawat jalan RS MH Thamrin Purwakarta terdiri atas pelayanan:
1. Penyakit Dalam
2. Anak
3. Kandungan dan Kebidanan
4. Bedah : Umum
5. Bedah
6. Urology
7. Orthopedi
8. Mata
9. Saraf
10. Jantung
11. Rehabilitasi Medik
12. THT
13. Paru-paru
14. Kulit dan Kelamin
15. Gigi dan Mulut
c. Pelayanan Tindakan Medis
1. Pelayanan Gawat Darurat
2. Pelayanan ICU/IW
3. Pelayanan Kamar Operasi/Bedah
4. Pelayanan Kamar Bersalin
5. Hemodialisa

2. Pelayanan Penunjang Medis


1. Radiologi termasuk CT-Scan
2. Laboratorium
3. Fisioterapi
4. ECG
5. Medical Check Up

7
3. Pelayanan Penunjang Non Medis
1. Pelayanan ambulance 24 jam
2. ATM Center
3. Kamar Jenazah (Pelayanan pemulasaran jenazah)
4. Kantin
5. Restoran
6. Parkir kendaraan dan Keamanan

BAB III
VISI, MISI & BUDAYA ORGANISASI RS MH THAMRIN PURWAKARTA

VISI
“Menjadikan Rumah Sakit MH Thamrin Purwakarta sebagai pusat rujukan pelayanan
kesehatan di wilayah Purwakarta dan Sekitarnya”
MISI
1. Menyelenggarakan layanan kesehatan secara professional bermutu tinggi dan
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
2. Memberikan pelayanan berkualitas dengan mengikuti perkembangan teknologi dan
berorientasi pada pelanggan.
3. Menciptakan lingkungan kerja yang mendorong tumbuhnya kreatifitas dan integritas
karyawan.

TUJUAN
1. Berpartisipasi dalam pelayanan kesehatan masyarakat Purwakarta dan sekitarnya.
2. Salah satu wujud program Yayasan dan PT Indo Husada Utama untuk memperluas
dan menambah sarana pelayanan kesehatan yang tersebar diseluruh Indonesia.

KEYAKINAN DASAR
1. Rumah Sakit MH Thamrin Purwakarta mampu menjadi peyediaan nilai pelanggan yang
tumbuh dilingkungan bisnis yang kompetitif.
2. Rumah Sakit MH Thamrin Purwakarta mampu menyediakan produk yang sesuai
dengan tingkat perkembangan teknologi dan pengetahuan untuk menciptakan nilai
pelanggan terbaik.
3. Rumah Sakit MH Thamrin Purwakarta harus menjadi pilihan pelanggan karena
menyediakan produk jasa kesehatan bernilai tinggi bagi pelanggan.
4. Rumah Sakit MH Thamrin Purwakarta dengan kerjasama lintas fungsional akan
menghasilakn keputusan cepat dalam menyelesaikan masalah yang kompleks
sehingga mampu menghasilkan layanan jasa kesehatan yang optimal.

8
BUDAYA ORGANISASI

Menjadikan falsafah ‘Care and Trust’ serta ‘Janji Karyawan’ sebagai bagian dari budaya
organisasi yang harus dipegang teguh/tidak dilanggar.
Care (Peduli) : Mengandung makna bahwa kami sangat PEDULI dengan pelanggan.
Trust (Percaya) : Sehingga kami mampu mewujudkan pelayanan yang sangat
dipercaya

BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RS MH THAMRIN PURWAKARTA

9
BAB V
URAIAN TUGAS

A. Direktur
1. Syarat Jabatan
a. Pendidikan Formal : Lulusan kedokteran / MARS/ S2
b. Umur : Minimal 35 tahun
Maksimal 55 tahun dan dapat diperpanjang.
c. Pengalaman kerja : Minimal dengan pengalaman 5 tahun.
d. Ketrampilan :
1) Mempunyai kemampuan dan keahlian dibidang rumah sakit
2) Mempunyai sifat kepemimpinan yang kuat
3) Memiliki kemampuan manajerial yang bagus (manajemen keuangan,
pemasaran, logistik, system informasi, keperawatan, dan lain-lain).
4) Memiliki kemampuan membangun jejaring dengan pihak luar.
2. Ikhtisar Jabatan
a. Mengelola seluruh sumber daya dalam mencapai Visi, melaksanakan Misi serta
mencapai Tujuan dan melaksanakan Budaya Organisasi yang telah ditetapkan.
b. Memimpin, merumuskan, membina, mengkoordinasikan dan mengawasi
pelaksanaan tugas pokok rumah sakit sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
3. Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab langsung kepada pemilik rumah sakit/ Direktur Utama PT lndo
Husada Utama (PT IHU)
b. Bertanggung jawab penuh terhadap kemajuan atau kemunduran manajemen
rumah sakit.
c. Bertanggung jawab terhadap pembuatan rencana kegiatan tahunan dan
pengawasan terhadap pelaksanaannya.
d. Bertanggung jawab terhadap kinerja, laporan-laporan pertanggung jawaban kerja
terhadap bagian-bagian pelayanan rumah sakit.
e. Bertanggung jawab terhadap kemajuan, kelangsungan, keuangan, dan
operasional rumah sakit secara menyeluruh.
f. Bertanggung jawab sebagai pengambil keputusan–keputusan strategis dalam
rumah sakit atau mendelegasikan wewenang tersebut pada wakilnya saat direktur
tidak ada di tempat.
g. Bertanggung jawab terhadap evaluasi kerja wakil-wakilnya.
h. Membuat laporan – laporan rutin pada pemilik dan membuat laporan pertanggung
jawaban setiap periode.
i. Menjalin komunikasi dan informasi dengan wakil-wakilnya dan komite, tentang
perkembangan operasional Rumah Sakit setiap hari / minggu / bulan.

10
4. Tugas dan wewenang
a. Membawahi langsung:
1. Kepala Bidang Pelayanan Medis;
2. Kepala Bidang Keperawatan;
3. Kepala Bidang Penunjang Medis;
4. Kepala Bidang Instalasi Farmasi dan Perbekalalan Rumah sakit;
5. Kepala Bidang Keuangan & Akuntansi;
6. Kepala Bidang Marketing;
7. Kepala Bidang HRD & GA
8. Kepala Bidang Teknik
b. Memimpin dan mengelola rumah sakit sesuai tujuan rumah sakit dengan
senantiasa berusaha meningkatkan daya guna dan hasil guna sesuai dengan
undang-undang dan peraturan yang berlaku.
c. Menjamin kepatuhan terhadap undang-undang dan peraturan yang berlaku.
d. Memelihara dan mengelola kekayaan rumah sakit.
e. Mewakili rumah sakit di dalam dan di luar pengadilan.
f. Memberikan rekomendasi kebijakan-kebijakan kepada PT IHU.
g. Melaksanakan kebijakan pengembangan usaha dalam mengelola rumah sakit
sebagaimana yang telah digariskan oleh PT IHU.
h. Menetapkan kebijakan operasional rumah sakit dan menjamin kepatuhan terhadap
kebijakan yang telah ditetapkan tersebut.
i. Menyiapkan rencana jangka panjang, menengah dan pendek serta rencana kerja
dan anggaran rumah sakit.
j. Mengadakan serta memelihara pembukuan serta administrasi rumah sakit sesuai
standar yang berlaku.
k. Menerapkan Organisasi dan Tata Kerja RS yang telah ditetapkan oleh PT IHU
lengkap dengan rincian tugas dan prosedur yang dibutuhkan untuk melaksanakan
organisasi.
l. Mengangkat dan memberhentikan tenaga honorer sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
m. Menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban tenaga honorer
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku tentang
ketenagakerjaan.
n. Menindaklanjuti setiap laporan dari lembaga pengawas (PT IHU).
o. Menyiapkan laporan tahunan dan laporan berkala.

5. Standar Keberhasilan
a. Adanya peningkatan produktivitas karyawan dan peningkatan mutu pelayanan.
b. Teratasinya masalah-masalah yang timbul dalam manajemen rumah sakit.
c. Adanya inovasi dan perubahan-perubahan serta ide-ide baru yang mampu
membawa rumah sakit ke arah yang lebih baik

11
B. Kepala Bidang Pelayanan Medis.
1. Syarat Jabatan
a. Pendidikan formal : Dokter Umum
b. Umur : Minimal 35 tahun
Maksimal 55 tahun dan dapat diperpanjang.
c. Pengalaman minimal 3 – 5 tahun dalam pelayanan klinis
d. Dokter : sebagai dokter ruangan
e. Ketrampilan :
1) Dewasa/ bijak, dan merupakan pribadi berpikiran terbuka, memiliki semangat
untukselalu belajar dan mengembangkan diri.
2) Mampu bekerja baik dalam team maupun individu
3) Mempunyai keahlian dalam komunikasi dan negosiasi dengan pihak internal &
eksternal
4) Menguasai aspek hukum rumah sakit dan kesehatan
5) Memiliki integritas yang tinggi
6) Mampu memimpin, mesupervisi dan memotivasi team serta menjadi teladan
yang baik
7) Mampu membuat program kerja kreatif dan inovatif
8) Sehat jasmani & rohani
2. Tanggung Jawab
a. Memimpin briefing coordinator yang diadakan rutin dan melaporkan hasil briefing
pada direktur.
b. Melakukan pengawasan dan pemantauan harian langsung ke lapangan dibantu
oleh koordinator-koordinator yang menjadi bawahannya.
c. Melakukan evaluasi dan membuat keputusan-keputusan harian dalam wilayah
kerjanya.
d. Bertanggung jawab terhadap pengambilan keputusan dan mampu menyelesaikan
masalah yang timbul tiap hari dalam wilayah kerjanya.
e. Bertanggung jawab terhadap keutuhan dan kelayakan inventaris perusahaan yang
ada dalam wilayah kerjanya dengan melakukan perintah stock opname secara
periodik pada koordinator-koordinator yang menjadi bawahannya.
f. Membuat catatan dan laporan harian.
g. Bertanggung jawab langsung terhadap Direktur RS
h. Bertanggung jawab terhadap pengambilan keputusan pada skala sedang yang
berkaitan pada wilayah kerjanya masing-masing.
i. Bertanggung jawab terhadap kinerja bawahannya masing-masing serta
bertanggung jawab terhadap total quality control pada hasil kinerja bawahannya
j. Mampu memerintah, memiliki jiwa kepemimpinan, berani menegur dan
mengarahkan bawahannya.

12
k. Bertanggung jawab membuat SOP dan peraturan-peraturan standar
padakoordinator-koordinator yang menjadi bawahannya, mensosialisasikannya
dengan baik dengan persetujuan direktur.
l. Membuat program –program baru setiap periode dan diajukan dalam rapat direksi.
m. Membuat catatan dan laporan personal staff, kedisiplinan, kepatuhan terhadap
peraturan dan tata tertib semua staff yang menjadi bawahannya, untuk kemudian
dilaporkan pada divisi HRD (personalia)
n. Membuat laporan-laporan rutin tentang perkembangan operasional Rumah Sakit
sesuai dengan yang diminta oleh Direktur
o. Membuat laporan pertanggungjawaban kerja pada Direktur setiap periode, yang
periodenya ditetapkan oleh Direktur
3. Tugas & Wewenang
a. Membawahi Langsung :
1. Kepala Instalasi Rawat Jalan.
2. Kepala Instalasi Rawat Inap.
3. Kepala Instalasi Tindakan Khusus.
4. Unit Casemix
5. Customer Care
b. Diangkat dan diberi wewenang sebagai Kepala bagian oleh Direktur
c. Merencanakan dan mengorganisasikan, mengarahkan dan mengawasi seluruh
kegiatan di Bidang Pelayanan Medis untuk mencapai visi, misi dan tujuan
organisasi.
d. Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai job untuk tertibnya pelaksanaan
tugas.
e. Menganalisa lingkungan pasar dan kompetitor yang berhubungan dengan
pelayanan medis.
f. Mengidentifikasikan segmen pasar dan seleksi target pasar (Analisa Pasar).
g. Merencanakan dan melaksanakan program dan strategi pasar yang sesuai.
h. Bekerja sama dengan Bagian Marketing mengelola survei pendapat pelanggan,
komplain dan umpan balik di bidang pelayanan medik di rumah sakit.
i. Mengusulkan pengembangan produk yang sesuai dengan need & demand
pelanggan.
j. Membina hubungan baik dengan para pengguna jasa pelayanan medik di rumah
sakit.
k. Membina seluruh sumberdaya manusia di Bidang Pelayanan Medis (disiplin,
kinerja, pelatihan, dlsb) guna meningkatkan profesionalisme karyawan.
l. Mengelola sumber daya lainnya di Bidang Pelayanan Medis
m. Mengatur dan memimpin rapat rutin Bidang Pelayanan Medis
n. Melaporkan seluruh kegiatan di Bidang Pelayanan Medis, memberi masukan
pada atasan guna perbaikan mutu pelayanan medik di RS MH Thamrin
Purwakarta

13
o. Menjaga agar kebutuhan standar setiap unit pelayanan tersedia dengan lengkap
dalam keadaan siap pakai.
p. Mengamati bawahan-bawahan langsung dalam melaksanakan tugasnya masing-
masing dan secara berkala memberi penilaian.
q. Memberi pendapat, pengarahan, nasihat ataupun teguran lisan kepada
bawahannya.
r. Mengusulkan kenaikan pangkat, gaji, penggantian, pemindahan dan
pengembangan bawahannya yang berstatus karyawan tetap rumah sakit
4. Standar Keberhasilan
a. Relevan tidaknya proses pelayanan bagi pasien, efektivitas proses pelayanan
terhadap pasien, dan kualitas interaksi asuhan terhadap pasien.
b. Indikator mutu pelayanan medis dapat dilihat dari : Angka infeksi nosocomial,
Angka kematian kasar (Gross Death Rate), Kematian pasca bedah, Kematian ibu
melahirkan (Maternal Death Rate-MDR), Kematian bayi baru lahir (Infant Death
Rate-IDR), NDR (Net Death Rate di atas 48 jam), ADR (Anasthesia Death Rate),
PODR (Post Operation Death Rate) POIR (Post Operative Infection Rate).
c. Indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat efisiensi RS meliputi : Unit cost
untuk rawat jalan, Jumlah penderita yang mengalami decubitus, Jumlah
penderita yang jatuh dari tempat tidur, BOR (Bed Occupancy Rate), BTO (Bed
Turn Over), TOI (Turn Over Interval), ALOS (Average Length of Stay), Normal
Tissue Removal Rate.
d. Indikator mutu yang berkaitan dengan tingkat kepuasan pasien dapat diukur
dengan : Jumlah keluhan dari pasien/keluarganya, Surat pembaca di Koran,
Surat kaleng, Surat masuk dari kotak saran, dan sebagainya, Survei tingkat
kepuasan pengguna pelayanan kesehatan RS
e. Indikator cakupan pelayanan terdiri dari: Jumlah dan pesentase kunjungan rawat
jalan/inap menurut jarak RS dengan asal pasien, Jumlah pelayanan dan tindakan
medik, Jumlah tindakan pembedahan, Jumlah kunjungan SMF spesialis,
Pemfaatan oleh masyarakat, Contact rate, Hospitalization rate, Out patient rate,
Emergency out patient rate
f. Indikator mutu yang mengacu pada keselamatan pasien: Pasien terjatuh dari
tempat tidur/kamar mandi, Pasien diberi obat yang salah, Ada/ Tidak adanya
obat/alat emergensi, Ada/tidak adanya oksigen. Ada/tidak adanya alat penyedot
lender, Ada/tidak tersedianya alat pemadam kebakaran, Pemakaian obat tidak
sesuai standar, Pemakaian air, listrik, gas, dan sebagainya.

C. Kepala Bidang Penunjang Medis.


1. Syarat jabatan
a. Pendidikan Formal : Minimal S1
b. Umur Minimal : 35 tahun
Maksimal 55 tahun dan dapat diperpanjang

14
c. Pengalaman Kerja : Minimal dengan pengalaman 2 tahun
d. Ketrampilan:
1) Mampu memimpin bawahan dengan baik dalam rangka melaksanakan
pekerjaannya.
2) Mampu menyiapkan perumusan kebijakan teknis pelayanan penunjang medis
pada unit gizi, instalasi farmasi, unit laboratorium, unit radiologi dan medical
record.
3) Mampu menyiapkan pemberian dukungan penyelenggaraan pelayanan
penunjang medis pada unit gizi, instalasi farmasi, unit laboratorium, unit
radiologi, dan medical record.
4) Mampu menyiapkan pembinaan dan pelaksanaan penunjang medis pada unit
gizi, instalasi farmasi, unit laboratorium, unit radiologi dan instalasi medical
record.
5) Mampu melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya
2. Tanggung Jawab
a. Bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan jasa pelayanan penunjang medic
sesuai dengan ketentuan dan prosedur (SOP) yang telah ditetapkan dibidang
medis.
b. Bertanggungjawab terhadap penetapkan standar penyimpanan obat-obatan dan
bahan medis di Laboratorium, Rontgen dan penunjang lainnya.
c. Memberikan penilaian dan saran alternative yang tepat mengenai kelayakan suatu
investasi di bagian sarana penunjang medis.
d. Memberikan laporan kegiatan setiap bulannya di bagian sarana penunjang medis
disertai hasil analisisnya kepada Direktur.
e. Menyusun rencana kerja tahunan dan anggaran tahunan di urusan sarana
penunjang medic sebagai usulan kepada Direktur.
f. Bertanggung jawab terhadap Direktur.

3. Tugas & Wewenang


a. Membawahi Langsung:
1. Kepala Unit Radiologi.
2. Kepala Unit Rekam Medis & Admission
3. Kepala Unit Laboratorium.
4. Kepala Unit Fisioterapi
5. Kepala Unit Pelayanan Gizi.
6. Kepala Unit CSSD
b. Bekerja sama dengan Bagian Marketing memperkenalkan jasa pelayanan
penunjang medik rumah sakit kepada masyarakat dan pihak ketiga.
c. Menyusun, mengatur, menganalisis, mengimplementasi, dan mengevaluasi dan
melaporkan pelaksana standar pelayanan penunjang medis.
15
d. Melakukan pengawasan pengendalian dan mutu terhadap standar pelayanan
penunjang medis.
e. Menyusun perencanaan dan pengendalian dalam rangka peningkatan kualitas
pelayanan penunjang medik di rumah sakit.
f. Mengusulkan pengembangan produk yang sesuai dengan need & demand
pelanggan
g. Menganalisa kekuatan dan kelemahan pelayanan penunjang medik rumah sakit
(Analisa SWOT atau Balance Scorecard).
h. Mempersiapkan bahan dan data-data serta permasalahan yang ada di bidang
penunjang pelayanan medis.
i. Melakukan sosialisasi undang-undang praktik kedokteran dan peraturan lainnya
yang berhubungan dengan bidang pelayanan penunjang medis.
j. Menganalisa lingkungan pasar dan kompetitor yang berhubungan dengan
pelayanan penunjang medik.
k. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi program penunjang pelayanan medis,
dan
l. Melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan atasan, berkoordinasi dengan
bidang terkait dalam pelaksanaannya.

4. Standar Keberhasilan
a. Adanya peningkatan kualitas terhadap pelayanan penunjang medis di rumah sakit.
b. Tersosialisasinya undang-undang praktik kedokteran dan peraturan lainnya yang
berhubungan dengan bidang pelayanan penunjang medis.
c. Terkendalinya mutu terhadap standar pelayanan penunjang medis.
d. Dapat teratasinya permasalahan yang ada di bidang penunjang pelayanan medis.
e. Pasien puas terhadap hasil pelayanan penunjang medis.

D. Kepala Bidang Keperawatan.


1. Syarat Jabatan
a. Pendidikan Formal : Min S1 Keperawatan
b. Umur : Minimal 25 tahun
Maksimal 55 tahun dan dapat diperpanjang
c. Pengalaman Kerja : Minimal dengan pengalaman 2 tahun
d. Ketrampilan:
1) Memiliki kemampuan memimpin, memotivasi dan manajemen.
2) Memiliki pengetahuan dasar tentang manajemen bidang keperawatan.
3) Memahami SAK dan prosedur Pelayanan Keperawatan.
4) Memahami kode etik profesi perawat dan bidan.
5) Mampu menerapkan cara termudah dan tercepat, bisa menguasai ilmu
apapun dan menjadi unggul di berbagai bidang yaitu melalui proses belajar
dan mengajar.

16
2. Tanggung Jawab
a. Masukan untuk penyusunan program kerja tahunan bagian keperawatan dalam
fungsi pelayanan pegawai
b. Pelaksanaan program kerja tahunan dan tercapainya sasaran bagian keperawatan
dalam fungsi pelayanan pegawai.
c. Koordinasi dan pengawasan dalam pelaksanaan fungsi pelayanan operasional.
d. Pembinaan dan pengembangan bawahan sesuai ketentuan yang berlaku.

3. Tugas dan Wewenang


a. Membawahi Langsung:
1. Subdivisi Divisi Asuhan Keperawatan
2. Sub Divisi Peralatan Keperawatan
3. Sub Divisi SDM dan Diklat Keperawatan
b. Menyusun dan merencanakan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Bidang
pelayanan keperawatan.
c. Mengkoordinasikan, memonitoring, evaluasi, pengawasan, dan pembinaan
pelaksanaan kegiatan pelayanan keperawatan.
d. Menyusun dan menyediakan kebutuhan perlengkapan/ perlengkapan/ peralatan/
inventaris keperawatan.
e. Mengembangkan kegiatan pelayanan keperawatan.
f. Menyusun setandar pelayanan keperawatan, standar operasional prosedur,
monitoring, evaluasi pengawasan dan pembinaan kegiatan pelayanan
keperawatan
g. Menyusun rencana pembangunan tenaga keperawatan dan mengkoordinasikan
pelaksanaannya.
h. Menyiapkan bahan laporan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Bidang
Pelayanan Keperawatan
i. Memberikan masukan program kerja Bagian keperawatan
j. Melaksanakan pengawasan program kerja.
k. Melaksanakan pengawasan pelaksanaan sistem prosedur.
l. Memberikan masukan alokasi pelaksanaan sistem prosedur
m. Mengawasi tingkat kehadiran/disiplin pelaksana dan memberikan teguran sesuai
ketentuan yang berlaku
n. Mengusulkan pelatihan dan pendidikan sesuai program kerja.
o. Menilai dan mengevaluasi kinerja pelaksana.

4. Standar Keberhasilan :
a. Tersedianya masukan untuk penyusunan program kerja tahunan Bagian
keperawatan 1 (satu) bulan sebelum penyusunan pogram kerja

17
b. Terlaksananya program kerja tahunan dan tercapainya sasaran Bagian
keperawatan dalam fungsi pelayanan pegawai sesuai jadwal dan tersedianya
laporan pelaksanaan program kerja setiap 6 (enam) bulan.
c. Tidak ada penyimpangan sistem prosedur.
d. Terlaksananya penilaian kinerja dan terlaksananya program pengembangan
sesuai jadwal.

E. Kepala Bidang Instalasi Farmasi dan Perbekalan Rumah Sakit (IFPRS).


1. Syarat Jabatan
a. Pendidikan formal : minimal S1
b. Umur : minimal 35 tahun dan
maksimal 55 tahun dan dapat diperpanjang.
c. Pengalaman kerja minimal dengan pengalaman 2 tahun.
d. Ketrampilan :
1) Mampu memimpin dan sanggup mengembangkan pelayanan instalasi
Farmasi dan Perbekalan rumah Sakit
2) Mampu mengembangkan diri dan bekerjasama dengan pihak atau unit lain.
3) Mampu melihat masalah, menganalisa dan memecahkan persoalan.
4) Mampu memberikan pelayanan dan melakukan akuntabilitas praktek
kefarmasian.
5) Mampu mengelola manajemen praktis farmasi.
6) Mampu berkomunikasi tentang kefarmasian.
7) Mampu melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengembangan di bidang
farmasi klinik.

2. Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan perbekalan farmasi mulai
perencanaan, pengadaan, penyimpanan, penyiapan, peracikan, pelayanan
langsung dan pengendalian.
b. Menyediakan terapi obat yang optimal, pelayanan bermutu dengan biaya
minimal.
c. Bertanggungjawab terhadap pengembangan pelayanan kefarmasian yang luas
dan terkoordinasi dengan baik dan tepat.
d. Melangsungkan pelayanan farmasi optimal.
e. Melaksanakan Komunikasi, informasi dan Edukasi (KIE).
f. Pelayanan Farmasi professional berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik
profesi.
g. Melakukan pengawasan berdasar aturan yang berlaku.
h. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan formularium
RS.

18
3. Tugas dan Wewenang
a. Membawahi Langsung:
1. Kepala Unit apotek Rawat Jalan
2. Kepala Unit Apotek Rawat Inap
3. Kepala Unit Logistik Farmasi
b. Mengatur jadwal tugas dan cuti karyawan di instalasi farmasi
c. Mengusulkan penambahan karyawan.
d. Mendelegasikan tugas kepada bawahannya
e. Melakukan negosiasi kontrak jual beli dengan pihak ketiga.
f. Merencanakan obat dan alat kesehatan yang akan dipakai rumah sakit.
g. Menyusun Formularium rumah sakit untuk diusulkan ke Komite Farmasi &
Terapi.
h. Menyediakan dan memantau kesiapan obat dan alat kesehatan
i. Melakukan penyimpanan dan pendistribusian obat dan alat kesehatan di rumah
sakit.
j. Memantau kesiapan alat penunjang kegiatan Farmasi
k. Memonitor mutu pelayanan obat dan alat kesehatan.
l. Membuat laporan penggunaan obat Narkotika/Psikotropika
m. Menilai performa kerja karyawan yang berada dalam tanggung-jawabnya

4. Standar Keberhasilan
a. Tidak adanya kinerja pelayanan yang substandar.
b. Terciptanya pelayanan farmasi yang menjamin efektifitas obat dan keamanan
pasien.
c. Meningkatnya efisiensi pelayanan.
d. Meningkatnya kepuasan pelanggan.
e. Menurunnya keluhan pelanggan atau unit kerja terkait.

F. Kepala Bidang Keuangan & Akuntansi.


1. Syarat Jabatan
a. Pendidikan Formal : Minimal Sarjana (S1)
b. Umur : Minimal 35 tahun dan
Maksimal 55 tahun dan dapat diperpanjang.
c. Pengalaman kerja minimal berpengalaman 3 tahun.
d. Ketrampilan:
1) Memiliki jiwa kepemimpinan, memotivasi dan manajemen.
2) Dewasa/ bijak, dan merupakan pribadi berpikiran terbuka, memiliki semangat
untuk selalu belajar dan mengembangkan diri.
3) Mampu bekerja baik dalam team maupun individu
4) Mempunyai keahlian dalam komunikasi dan negosiasi dengan pihak
internal&eksternal

19
5) Memiliki integritas yang tinggi
6) Mampu membuat program kerja kreatif dan inovatif
2. Tanggung Jawab
a. Menyusun, merencanakan, mengawasi dan mengevaluasi anggaran biaya
kegiatan secara efektif dan efisien serta bertanggung jawab terhadap setiap
pengeluaran hasil kegiatan
b. Melaksanakan kegiatan-kegiatan pembinaan, pelatihan dan kegiatan lain yang
berhubungan dengan pengembangan mental, keterampilan dan pengetahuan
karyawan sesuai dengan standar rumah sakit.
c. Bertanggung jawab terhadap kegiatan yang berhubungan dengan rekapitulasi
absensi karyawan, perhitungan gaji, tunjangan dan bonus.
d. Mengarahkan karyawan untuk meningkatkan seluruh sumber daya yang ada
secara optimal bagi kepentingan perusahaan.
e. Memberikan kemampuan professional secara optimal bagi kepentingan
perusahaan.
f. Menciptakan suasana tenang, damai dan enerjik terhadap seluruh aktifitas
perusahaan.
g. Mengarahkan seluruh karyawan untuk bekerja secara professional, efisien dan
efektif.
h. Memelihara system pertanggung jawaban guna kepentingan rumah sakit.
i. Mengelola keuangan rumah sakit secara efektif dan efisien.
j. Memberikan hasil yang signifikan terhadap perkembangan rumah sakit.
k. Membuat laporan berkala kepada direktur utama atas seluruh kinerja manajemen
administrasi umum dan keuangan.
l. Mendukung seluruh kegiatan operasional kantor/rumah sakit dengan melakukan
proses pengadaan seluruh peralatan kebutuhan kerja (seperti; ATK, komputer,
meja/kursi kerja, AC, dst), maupun sarana atau fasilitas penunjang lain (seperti;
kendaraan operasional, office boy, satpam, operator telpon, dst.) dengan cepat,
akurat/berkualitas serta sesuai dengan anggaran yang ditentukan.
m. Melakukan analisa kebutuhan anggaran atas pengadaan dan pemeliharaan
seluruh fasilitas dan sarana penunjang aktivitas kantor. Melakukan aktivitas
pemeliharaan atas seluruh fasilitas dan sarana penunjang, serta melakukan
proses penggantian atas fasiltias/sarana penunjang yang rusak.
n. Membina hubungan dengan para vendor atau supplier barang dan jasa
fasilitas/prasarana kantor serta membantu dalam menangani komplain atas
vendor/supplier termasuk tindak lanjut atas penanganan nota
pembayaran/invoice maupun kontrak kerja dengan pihak terkait.
o. Membuat, menjalankan dan mengembangkan sistem kerja/prosedur atas
pengadaan dan pemeliharaan fasilitas penunjang kerja.
p. Melakukan kontrol stock barang-barang keperluan kantor /rumah sakit, seperti
ATK, Alat Kebersihan, dsb.

20
q. Bertangung jawab atas keluar masuknya barang- barang keperluan kantor/
rumah sakit, seperti ATK, Alat Kebersihan, dan barang-barang yang dibutuhkan
baik untuk keperluan dalam maupun luar kantor.
3. Tugas dan Wewenang
a. Membawahi langsung:
1. Kepala Bagian Keuangan, Akuntansi & Perpajakan.
2. Kepala Bagian Piutang
3. Kepala Bagian Kasir
4. Kepala Bagian Billing
5. Kepala Bagian Logistik Umum
b. Merealisasikan dan melaksanakan rencana-rencana serta prosedur-prosedur
yang diterapkan melalui pendelegasian wewenang pada departemen yang
berada dibawah tanggungjawabnya
c. Mengkoordinir dan mengawasi seluruh aktivitas yang dilaksanakan di rumah
sakit.
d. Membantu peraturan itern pada rumah sakit yang tidak bertentangan dengan
kebijakan rumah sakit.
e. Memperbaiki dan menyempurnakan segi penataan agar tujuan organisasi dapat
tercapai dengan efektif dan efisien.
f. Menjadi perantara dalam mengkomunikasikan ide, gagasan dan strategi antara
pimpinan dan staf.
g. Membimbing bawahan dan mendelegasikan tugas-tugas yang dapat dikerjakan
oleh bawahan secara jelas.
4. Standar Keberhasilan
a. Layanan berkualitas dan tepat waktu (baik karyawan / pasien )
b. Pegawai yang bermutu tinggi dan terlatih.
c. Penggunaan (utilization) membandingkan antara jumlah pelayanan yang
ditawarkan (supply of service) dengan permintaan publik (public demand).
d. Cakupan pelayanan (coverage). Apabila ada kebijakan atau peraturan
perundangan yang mensyaratkan untuk memberikan pelayanan dengan tingkat
pelayanan minimal yang telah ditetapkan.
e. Membandingkan pencapaian kinerja tahun ini dengan kinerja tahun lalu terhadap
semua unit kerja yang ada di bawah tanggung jawabnya

G. Kepala Bidang Marketing.


1. Syarat Jabatan
a. Pendidikan Formal : S1 - minimal D3
b. Umur : Minimal 25 tahun
Maksimal 55 tahun dan dapat diperpanjang
c. Pengalaman Kerja : Minimal dengan pengalaman 2 tahun
d. Keterampilan:

21
1) Menguasai dasar-dasar ilmu pemasaran, penjualan dan promosi
2) Memiliki kemampuan mengkoordinasi tim dengan baik.
3) Mampu memimpin bawahan dengan baik dalam rangka melaksanakan
pekerjaannya.
4) Memiliki prakarsa yang berkaitan dengan tugas terhadap bawahannya.
5) Memiliki kemampuan bekerjasama dengan tim / unit lain.
6) Memiliki kemampuan berbahasa atau berkomunikasi dengan baik.
7) Memiliki kemampuan mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.
8) Memiliki kemampuan memprediksi dan mengestimasi variabel resiko dan
peluang.
9) Mampu merencanakan, mengadakan dan mengatur negosiasi dengan pihak
lain
10) Memiliki kemampuan mengkomunikasikan program-program perusahaan
dengan masyarakat sekitar.
11) Memiliki kemampuan menganalisa kinerja pemasaran, penjualan dan
promosi dengan baik dalam rangka pelaksanaan tugas dan pengawasan.
12) Menguasai program komputer Word dan Excel

2. Tanggung Jawab
a. Bertanggungjawab atas seluruh kegiatan, kinerja dan prosedur-prosedur yang
dipergunakan.
b. Bertanggungjawab atas seluruh kinerja, kebijakan dan prosedur-prosedur
manajemen pemasaran dalam hubungannya dengan sistem dan mekanisme
perusahaan dan sumber daya manusia pada umumnya.
c. Bertanggungjawab atas pengembangan sistem dan mekanisme manajemen
pemasaran dan promosi secara umum.
d. Ikut bertanggung jawab terhadap peningkatan omset perusahaan.
e. Menyusun dan merencanakan program-program marketing baik jangka pendek
maupun jangka panjang.
f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
g. Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur.

3. Tugas dan Wewenang


a. Membawahi Langsung:
1. Staf Perusahaan Rekanan
2. Staf Asuransi
3. Staf Fasilitas Kesehatan 1
4. Staf Komunitas Sosial
5. Staf Promosi dan Pengembangan
6. Staff Administrasi

22
b. Menyusun, mengatur, menganalisis, mengimplementasi, dan mengevaluasi
manajemen pemasaran, penjualan, dan promosi secara bertanggungjawab bagi
perkembangan dan kemajuan perusahaan.
c. Melakukan pengawasan dan pengendalian atas seluruh kinerja manajemen
pemasaran, penjualan dan promosi bagi kepentingan perusahaan.
d. Merealisasikan dan melaksanakan rencana-rencana serta prosedur-prosedur
yang diterapkan melalui pendelegasian wewenang pada departemen-
departemen yang berada di bawah tanggungjawabnya.
e. Membuat laporan kegiatan kepada direktur setiap 1(satu) bulan sekali sebagai
pertanggungjawaban seluruh aktivitas marketing.
f. Mengadakan pengawasan terhadap seluruh kinerja marketing.
g. Meneliti/memeriksa dan mengusulkan perubahan kebijakan marketing kepada
Direktur.
4. Standar Keberhasilan
a. Tersusunnya strategi perencanaan pemasaran baik jangka pendek maupun
jangka panjang.
b. Terlaksananya pengawasan dan pengendalian atas seluruh kinerja manajemen
pemasaran.
c. Terealisasinya dan terlaksananya rencana-rencana serta prosedur-prosedur
pemasaran yang diterapkan.
d. Dapat terciptanya dan dapat dipertahankannya iklim bisnis yang signifikan dalam
perusahaan.
e. Dijadikannya panutan oleh bawahannya karena keproduktifnya dalam bekerja.
f. Terjaringnya pelanggan-pelanggan atau konsumen –konsumen dan dapat
menjadikannya pelanggan tetap seumur hidup karena kepercayaan penuh pada
produk dan layanan perusahaan.
g. Teratasinya atau tertanggulanginya beberapa pesaing perusahaan.
h. Terealisasinya strategi khusus yang digunakan dalam membidik target pasar.
i. Terciptanya inovasi-inovasi baru yang dapat mengungguli para pesaing sehingga
dapat menjaring dan mempertahankan konsumen atau pelanggan.
j. Tersajinya layanan yang memuaskan, dan tersajinya harga terbaik yang cukup
bersaing.
k. Tersusunnyalaporan kegiatan dan pertanggungjawaban aktivitas marketing
selama sebulan.

H. Kepala Bidang HRD & GA


1. Syarat Jabatan
a. Pendidikan Formal : S1 - minimal D3
b. Umur : Minimal 25 tahun
Maksimal 55 tahun dan dapat diperpanjang
23
c. Pengalaman Kerja : Minimal dengan pengalaman 2 tahun
d. Ketrampilan:
1) Memiliki kemampuan memimpin, memotivasi dan manajemen.
2) Memiliki pengetahuan dasar tentang manajemen SDM
3) Menguasai program komputer Word dan Excel
4) Memiliki pengetahuan dasar tentang Tata Arsip
5) Mampu menerapkan cara termudah dan tercepat, bisa menguasai ilmu
apapun dan menjadi unggul di berbagai bidang yaitu melalui proses belajar
dan mengajar.

2. Tanggung Jawab
a. Tersedianya Rencana dan Pemberdayaan pegawai (man power planning),
sesuai dengan visi dan misi perusahaan
b. Tersedianya Sistem Informasi SDM dalam suatu data base Kepegawaian yang
terkini dan dapat digunakan.
c. Tersusunnya sistem dan kebijakan pengadaan, penempatan dan pengembangan
Pegawai sesuai dengan tuntutan kebutuhan karyawan.
d. Tersedianya SDM sesuai dengan kebutuhan Perusahaan.
e. Tersusunnya Kebijakan perencanaan, pengorganisasian dan administrasi
program Pendidikan dan Latihan (Diklat)
f. Tersusunnya program penelusuran bakat dan pembinaan kepribadian karyawan.
g. Tersedianya kajian dan evaluasi terhadap efektifitas program dan kontribusi
peraturan bagi perkembangan Perusahaan
h. Menindaklanjuti hasil penilaian kinerja seluruh karyawan.
i. Terwujudnya suasana kantor yang nyaman dan dapat meningkatkan produktivitas
kerja serta membentuk citra yang baik terhadap perusahaan.
j. Terpeliharanya kebersihan gedung, halaman, taman, lapangan parkir.
k. Terselenggaranya administrasi, penempatan, penyimpanan dan penggunaan
peralatan, inventaris, fasilitas kantor secara tertib dan aman.
l. Tersedianya kendaraan dinas dalam kondisi laik pakai.
m. Tersedianya daftar inventaris dan peralatan kantor yang lengkap dan mutakhir.
n. Tersedianya perlengkapan dan peralatan kerja yang diperlukan.
o. Tersedianya fasilitas untuk kegiatan rapat kerja, kunjungan kerja/perjalanan dinas
dan penerimaan tamu perusahaan.
p. Tersedianya laporan kegiatan Divisi secara benar dan tepat waktu setiap tanggal 5
pada bulan berikutnya.
q. Tersusunnya sistem dan kebijakan pengadaan, penempatan dan pengembangan
Pegawai sesuai dengan tuntutan kebutuhan karyawan.
r. Bertanggung jawab untuk menghadapi dan menyelesaikan segala permasalahan
secara tuntas

24
3. Tugas dan Wewenang
a. Membawahi Langsung:
1. Kepala Unit SDM
2. Kepala Unit GA
3. Staf Sekretariat
b. Mengusulkan kepada Direktur tentang pengesahan sistem dan kebijakan di
bidang Kepegawaian.
c. Mengusulkan kepada Direktur tentang program dan pelaksanaan pengadaan,
penempatan dan pengembangan karyawan sesuai dengan tuntutan kebutuhan
Perusahaan.
d. Mengusulkan kepada Direktur untuk memberikan penghargaan atau hukuman
karyawan sesuai hasil penilaian kinerja karyawan yang bersangkutan.
e. Mengusulkan kepada Direktur untuk menindak lanjuti hasil Diklat dalam bentuk
promosi, mutasi dan demosi
f. Menerima atau menolak hasil penilaian kinerja karyawan dari atasannya setelah
dilakukan evaluasi..
g. Menyetujui daftar pembayaran yang menjadi hak karyawan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
h. Menandatangani Surat Perintah Kerja dan Rencana Kebutuhan sesuai dengan
kewenangannya.
i. Mengatur penggunaan kendaraan dinas secara optimal
j. Memberikan surat teguran kepada pihak ketiga atas pekerjaan yang tidak sesuai
dengan spesifikasi.
k. Mengatur penyediaan fasilitas untuk kegiatan rapat kerja,
kunjungan kerja/perjalanan dinas dan penerimaan tamu perusahaan.
l. Mengusulkan penjualan/pemusnahan barang-barang yang tidak produktif

4. Standar Keberhasilan
a. Tersedianya usulan pengembangan Bagian SDM satu bulan sebelum waktu
penyusunan rencana strategis SDM.
b. Terlaksananya rencana strategis Bagian SDM sesuai jadwal dan tersedianya
laporan pelaksanaan rencana strategis setiap enam bulan.
c. Tersedianya program kerja, draft anggaran dan sasaran tahunan.
d. Terlaksananya program kerja dan tidak terjadi penyimpangan penggunaan
anggaran serta tercapainya sasaran tahunan Bagian SDM.
e. Tidak adanya penyimpangan pelaksanaan sistem dan prosedur.
f. Terlaksananya penilaian kinerja, couching dan counseling serta program
pengembangan keahlian staf.

25
I. Kepala Bidang Teknik
1. Syarat Jabatan
a. Pendidikan Formal : S1 - minimal D3
e. Umur : Minimal 25 tahun Maksimal 55 tahun dan dapat
diperpanjang
f. Pengalaman Kerja : Minimal dengan pengalaman 2 tahun
g. Keterampilan:
1. Menguasai dasar-dasar ilmu kontruksi bangunan dan faham dengan alat
kesehatan
2. Memiliki kemampuan mengkoordinasi tim dengan baik.
3. Mampu memimpin bawahan dengan baik dalam rangka melaksanakan
pekerjaannya.
4. Memiliki prakarsa yang berkaitan dengan tugas terhadap bawahannya.
5. Memiliki kemampuan bekerjasama dengan tim / unit lain.
6. Memiliki kemampuan berbahasa atau berkomunikasi dengan baik.
7. Memiliki kemampuan mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.
8. Memiliki kemampuan memprediksi dan mengestimasi variabel resiko dan
peluang.
9. Menguasai program komputer Word dan Excel
2. Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab dalam segala aspek yang terjadi dalam pengelolaan sarana
prasarana rumah sakit.
b. Merencanakan, melaksanakan semua kegiatan teknik umum dan teknik medik
rumah sakit, sesuai dengan garis kebijakan rumah sakit dan peraturan lain yang
dibuat dalam rangka mempertegas dan membantu tugas serta tanggungjawab
masing-masing staf.
c. Membina dan memantau semua kegiatan teknik rumah sakit, sesuai dengan
garis kebijakan dan peraturan lain yang dibuat dalam rangka mempertegas dan
membantu tugas serta tanggungjawab masing-masing staf.
d. Bertanggung jawab terhadap administrasi seluruh teknik rumah sakit.
e. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan sarana,prasarana dan alat kesehatan
sesuai dengan standar rumah sakit.
f. Melakukan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.

1. Standar Keberhasilan
a. Terkoordinasinya pengelolaan kegiatan teknik umum dan teknik medik rumah
sakit.
b. Dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya
3. Tugas dan Wewenang
a. Membawahi langsung:
1. Kepala Bagian Teknik Umum.

26
2. Kepala Bagian Teknik Medis.
b. Membuat perencanaan kerja bagi masing-masing bagian di Bagian Teknik
Umum & Bagian Teknik Medik
c. Mengorganisasikan, mengarahkan dan mengawasi seluruh kegiatan di Bagian
Teknik Umum & Bagian Teknik Medik untuk mencapai tujuan organisasi.
d. Mengevaluasi seluruh kegiatan di Bagian Teknik Umum & Bagian Teknik
Medik, memberikan solusi dan umpan balik.
e. Menyediakan seluruh kebutuhan/perlengkapan sarana dan parasarana, dalam
menunjang seluruh kegiatan pelayanan internal yang efektif dan efisien.
f. Membina seluruh sumberdaya manusia di Bagian Teknik Umum & Bagian Teknik
Medik: disiplin, kinerja, pelatihan, dan lain-lain guna meningkatkan
profesionalisme karyawan.
g. Menganalisa, mengatur dan mengawasi efisiensi di seluruh lingkungan rumah
sakit.
h. Melaporkan dan memberikan masukan pada atasan dan manajemen, guna
perbaikan mutu dan fasilitas pelayanan.
i. Memimpin rapat mingguan Bagian Teknik Umum & Bagian Teknik Medik dan
membuat notulen.
J. Kepala Unit Poliklinik / IGD
1. Syarat Jabatan
a. Pendidikan Formal : S1 - minimal D3 Keperawatan/Kebidanan
b. Umur : Minimal 25 tahun
Maksimal 55 tahun dan dapat diperpanjang
c. Pengalaman Kerja : Minimal dengan pengalaman 2 tahun
d. Ketrampilan :
1) Memiliki kemampuan memimpin, memotivasi dan manajemen.
2) Memiliki dedikasi dan loyalitas kerja yang tinggi
3) Mampu menerapkan cara termudah dan tercepat, bisa menguasai ilmu apapun
dan menjadi unggul diberbagai bidang yaitu melalui proses belajar dan
mengajar.

2. Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan pelayanan di Poliklinik dan IGD.
b. Mengawasi dan mengendalikan seluruh pelayanan yang ada di Poliklinik dan
IGD.
c. Berperan aktif dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di RS MH Thamrin
Purwakarta.
d. Secara Struktural bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Pelayanan
Medis.

27
3. Wewenang
a. Menyusun pembagian tugas harian bidan/perawat Poliklinik dan IGD.
b. Memeriksa hasil kegiatan di bagian yang dipimpinnya sesuai dengan tata
laksana atau standar yang ditetapkan.
c. Memberikan bimbingan dan arahan kepada staf.
d. Melakukan kerjasama dan koordinasi dengan semua pihak demi kelancaran
pelayanan Keperawatan rumah sakit.

4. Standar Keberhasilan
a. Terkoordinasinya pengelolaan kegiatan Keperawatan.
b. Terlaksananya pembinaan Sumber Daya Manusia Bagian Keperawatan baik
perorangan maupun kategorial untuk mencapai kualitas yang diinginkan.
c. Terlaksananya kegiatan rapat koordinasi untuk mengevaluasi kegiatan dari
masing-masing bagian.

K. Kepala Unit Rawat Inap


1. Syarat Jabatan
a. Pendidikan Formal : S1 - minimal D3 Keperawatan/Kebidanan
b. Umur : Minimal 25 tahun
Maksimal 55 tahun dan dapat diperpanjang
c. Pengalaman Kerja : Minimal dengan pengalaman 2 tahun.

2. Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan pelayanan di ruang perawatan.
b. Bertanggung jawab terhadap seluruh asuhan keperawatan.
c. Merencanakan, melaksanakan semua kegiatan logistik rumah sakit, sesuai
dengan garis kebijakan rumah sakit dan peraturan lain yang dibuat dalam rangka
mempertegas dan membantu tugas serta tanggung jawab masing-masing staf.
d. Membina dan memantau semua kegiatan logistik rumah sakit, sesuai dengan garis
kebijakan dan peraturan lain yang dibuat dalam rangka mempertegas dan
membantu tugas serta tanggungjawab masing-masing staf.
e. Bertanggung jawab terhadap administrasi seluruh logistik rumah sakit.

3. Wewenang
a. Menyusun pembagian tugas harian bidan/perawat di ruang perawatan.
b. Memeriksa hasil kegiatan di bagian yang dipimpinnya sesuai dengan tata laksana
atau standar yang ditetapkan.
c. Memberikan bimbingan dan arahan kepada staf pelaksana.
d. Melakukan kerjasama dan koordinasi dengan semua pihak demi kelancaran
pelayanan Keperawatan rumah sakit.

28
4. Standar Keberhasilan
a. Terkoordinasinya pengelolaan kegiatan Keperawatan.
b. Terlaksananya pembinaan Sumber Daya Manusia Bagian Keperawatan baik
perorangan maupun kategorial untuk mencapai kualitas yang diinginkan.
c. Terlaksananya kegiatan rapat koordinasi untuk mengevaluasi kegiatan dari
masing-masing bagian.

L. Kepala Unit OK
1. Syarat Jabatan
b. Pendidikan Formal : S1 - minimal D3 Keperawatan/kebidanan
c. Umur : Minimal 25 tahun
Maksimal 55 tahun dan dapat diperpanjang
d. Pengalaman Kerja : Minimal dengan pengalaman 2 tahun

2. Wewenang dan Tanggung Jawab


a. Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan pelayanan di kamar operasi
b. Bertanggung jawab terhadap seluruh tindakan yang ada di kamar operasi.
c. Mengawasi dan mengendalikan seluruh pelayanan yang ada kamar operasi
d. Berperan aktif dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di RS MH Thamrin
Purwakarta
e. Secara struktural bertanggung jawab kepada kepala perawat

3. Standar Keberhasilan
a. Terkoordinasinya pengelolaan kegiatan Keperawatan.
b. Terlaksananya pembinaan Sumber Daya Manusia Bagian Keperawatan baik
perorangan maupun kategorial untuk mencapai kualitas yang diinginkan.
c. Terlaksananya kegiatan rapat koordinasi untuk mengevaluasi kegiatan dari
masing-masing bagian.

M. Kepala Unit Ruang VK


1. Syarat Jabatan
a. Pendidikan Formal : S1 - minimal D3 Keperawatan/kebidanan
b. Umur : Minimal 25 tahun
Maksimal 55 tahun dan dapat diperpanjang
c. Pengalaman Kerja : Minimal dengan pengalaman 2 tahun

1. Wewenang dan Tanggung Jawab


a. Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan pelayanan di kamar bersalin.
b. Bertanggung jawab terhadap seluruh tindakan yang ada di kamar bersalin.
c. Mengawasi dan mengendalikan seluruh pelayanan yang ada kamar bersalin

29
d. Berperan aktif dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di RS MH Thamrin
Purwakarta
e. Secara struktural bertanggung jawab kepada kepala perawat.

2. Standar Keberhasilan
a. Terkoordinasinya pengelolaan kegiatan Keperawatan.
b. Terlaksananya pembinaan Sumber Daya Manusia Bagian Keperawatan baik
perorangan maupun kategorial untuk mencapai kualitas yang diinginkan.
c. Terlaksananya kegiatan rapat koordinasi untuk mengevaluasi kegiatan dari
masing-masing bagian.
N. Perawat Pelaksana Poliklinik / IGD
1. Syarat Jabatan
a. Pendidikan Formal : S1 - minimal D3 Keperawatan/kebidanan
b. Umur : Minimal 25 tahun
Maksimal 55 tahun dan dapat diperpanjang
c. Pengalaman Kerja : Minimal dengan pengalaman 1 tahun

2. Tanggung Jawab
a. Bertanggungjawab atas pelaksanaan asuhan keperawatan pasien di Unit Rawat
Jalan / IGD
b. Menyiapkan fasilitas dan lingkungan unit Rawat Jalan demi kelancaran pelayanan
serta memudahkan pasien dalam menerima pelayanan yang ada di RS MH
Thamrin Purwakarta, meliputi: menata ruangan Poliklinik, memeriksa kesiapan
peralatan yang diperlukan, mengawasi kebersihan lingkungan.
c. Identifikasi pasien yang datang dari Front Office (Pendaftaran), Meliputi :
1) Apakah pasien akan berobat ke dokter umum atau dokter spesialis.
2) Memeriksa kelengkapan administrasi, meliputi :
- Meneliti kelengkapan surat-surat bagi pasien yang menggunakan asuransi
kesehatan/perusahaan.
- Memastikan ada tanda lunas deposit dari kasir.
- Memastikan status pasien yang diterima dari Medical Record adalah benar.
d. Mengkaji kebutuhan pasien, meliputi :
1) Mengobservasi pasien (kesadaran, keadaan mental) dan mengukur tanda-
tanda vital, menimbang berat badan.
2) Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan dokter.
3) Membantu pasien bila dokter pemeriksa merujuk ke dokter spesialis atau ke
unit rawat inap.
4) Mengatur kunjungan ulang sesuai program pengobatan terutama pada pasien
kunjungan pertama.
5) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan: mengisi buku register dan kartu
berobat.

30
- Membina kerjasama dengan tim kesehatan yang lain dalam memberikan
pelayanan.
- Berperan serta dalam peningkatan pengetahuan dan ketrampilan sesuai
dengan program Rumah Sakit.

3. Standar Keberhasilan
Terlaksananya pengelolaan kegiatan pelayanan poliklinik/IGD.

O. Perawat Pelaksana Rawat Inap


1. Syarat Jabatan
a. Pendidikan Formal : S1 - minimal D3 Keperawatan/kebidanan
b. Umur : Minimal 25 tahun
Maksimal 55 tahun dan dapat diperpanjang
c. Pengalaman Kerja : Minimal dengan pengalaman 1 tahun

2. Tanggung Jawab
a. Memberikan pelayanan langsung dalam proses keperawatan
b. Mengkaji kebutuhan pasien, meliputi :
1) Mengobservasi pasien (kesadaran, keadaan mental) dan mengukur tanda-
tanda vital.
2) Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan dokter.
3) Membantu pasien bila dokter pemeriksa merujuk ke dokter spesialis lain.
4) Menciptakan dan memelihara hubungan baik antara perawat, pasien,
keluarga pasien, dokter dan tim lainnya.
5) Mendampingi visite dokter dan mencatat program.
6) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan : mengisi buku register dan kartu
berobat.
c. Membina kerjasama dengan tim kesehatan yang lain dalam memberikan
pelayanan.
d. Berperan serta dalam peningkatan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan
program Rumah Sakit.
3. Standar Keberhasilan
Terlaksananya pengelolaan kegiatan pelayanan keperawatan.

P. Perawat Pelaksana Unit OK/VK


1. Syarat Jabatan
a. Pendidikan Formal : S1 - minimal D3 Keperawatan/kebidanan
b. Umur : Minimal 25 tahun
Maksimal 55 tahun dan dapat diperpanjang
c. Pengalaman Kerja : Minimal dengan pengalaman 1 tahun

31
2. Tanggung Jawab
a. Sebelum operasi
1) Melakukan kunjungan pasien yang akan dibedah sebelum pembedahan untuk
memberikan penjelasan.
2) Menyiapkan ruang operasi dalam keadaan siap pakai meliputi:
- Kebersihan ruang operasi dan peralatan
- Meja mayo/instrumen
- Meja operasi lengkap
- Lampu operasi
- Mesin anestesi lengkap
- Suction
- Gas medis
3) Menyiapkan set instrumen steril sesuai jenis pembedahan.
4) Menyiapkan desinfektan dan bahan-bahan sesuai keperluan pembedahan
b. Saat pembedahan
1) Memperingati “tim steril” jika terjadi penyimpangan prosedur aseptic
2) Membantu mengenakan jas steril dan sarung tangan untuk ahli bedah dan
asisten.
3) Menata istrumen steril di meja mayo sesai urutan prosedur pembedahan
4) Memberikan bahan desinfektan kepada operator untuk desinfeksi kulit daerah
yang akan disayat.
5) Memberikan linen steril untuk prosedur drapping
6) Memberikan instrument kepada ahli bedah sesuai dengan prosedur dan
kebutuhan tindakan pembedahan secara tepat dan benar.
7) Menyiapkan benang jahitan sesuai dengan kebutuhan, dalam keadaan siap
pakai.
8) Mempertahankan instrument selama pembedahan dalam keadaan terusun
secara sistematis untuk memudahkan bekerja.
9) Membersihkan instrumen dari darah dalam pembedahan agar kesterilan alat
dan meja mayo tetap terjaga.
10) Menghitung kain kassa ,jarum dan instrumen.
11) Memberitahukan hasil perhitungan jumlah alat, kain kasa dan jarum kepada
ahli bedah sebelum luka ditutup lapis demi lapis.
12) Menyiapkan cairan untuk mencuci luka
13) Membersihkan kulit sekitar luka setelah luka dijahit
14) Menutup luka dengan kain kasa steril
15) Menyiapkan bahan pemeriksaan laboratorium/patologi.
c. Setelah pembedahan
1) Memfiksasi drain dan kateter
2) Membersihkan dan memeriksa adanya kerusakan kulit pada daerah yang
dipasang elektrode.

32
3) Menggantikan alat tenun, baju operasi dan penutup serta memindahkan
pasien dari meja operasi ke kereta dorong.
4) Memeriksa dan menghitung semua instrumen dan menghitungnya sebelum
dikeluarkan dari kamar operasi.
5) Memeriksa ulang catatan dan dokumentasi pembedahan dalam keadaan
lengkap.
6) Membersihkan instrumen bekas pakai dengan cara :
- Pembersihan awal
- Merendam dengan cairan desinfektan yang mengandung deterjen
- Menyikat sela sela engsel instrument
- Membilas dengan air mengalir
- Mengeringkan
7) Membungkus instrument sesuai jenis, macam, bahan, kegunaan dan ukuran
8) Memasang autoclative dam membuat lebel nama alat (set) pada tiap
bungkusan instrument dan selanjutnya siap untuk disterilkan sesuai prosedur
yang berlaku.
9) Membersihkan kamar operasi setelah tindakan pembedahan selesai agar
Siap dipakai

3. Standar Keberhasilan
Terlaksananya pengelolaan kegiatan pelayanan di ruang OK/VK.

Q. Kepala Unit Radiologi


1. Syarat jabatan
a. Pendidikan Formal : minimal D3 Penata rontgen
b. Umur : minimal 25 tahun
maksimal 55 tahun dan dapat diperpanjang.
c. Pengalaman kerja : minimal dengan pengalaman 2 tahun.
d. Ketrampilan :
1) Mampu mengoperasikan pesawat rontgen
2) Mampu mengkoordinasi tenaga-tenaga / staf yang ada di unit radiologi.
3) Mampu melakukan pembuatan foto rontgen dan asesorisnya.

2. Tanggung Jawab
a. Bertanggungjawab terhadap penyusunan rencana dan program kerja unit
Radiologi
b. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pengelolaan administrasi
ketatausahaan Unit Radiologi
c. Bertanggungjawab terhadap pengelolaan peralatan medis dan nonmedis unit
Radiologi

33
d. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pemotretan, pendaftaran/pencatatan
kamar gelap dan kebersihan agar diperoleh hasil kerja yang baik;
e. Menyajikan visualisasi data di bidang pelayanan radiologi sebagaibahan informasi
f. Menandatangani hasil pemeriksaan photo/thorax sebagai dasarpemeriksaan
selanjutnya
g. Melaksanakan hubungan kerjasama dengan instansi pemerintah maupun swasta
di bidang pelayanan radiologi
h. Melaksanakan evaluasi hasil kerja instalasi rawat darurat
i. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan bidang tugasnya.
j. Bertanggungjawab kepada kepala Divisi penunjang medis.

3. Wewenang
a. Merencanakan peralatan yang dibutuhkan unit radiologi.
b. Mengadakan rapat rutin dengan staf unit Radiologi untuk membahas masalah
yang ada
c. Menerima dan menjawab konsul dokter baik dalam lingkungan Rumah Sakit
maupun luar Rumah Sakit.
d. Mengawasi segi-segi bahaya radiasi dan proteksi radiasi
e. Merencanakan kebutuhan habis pakai, misalnya film, obat cuci film dll.

4. Standar Keberhasilan
a. Tersusunnya rencana dan program kerja unit Radiologi.
b. Pasien puas terhadap hasil pelayanan Radiologi
c. Selalu tersedianya kebutuhan habis pakai, seperti film, obat cuci film dll.

R. Staf Radiologi / Radiografer


1. Syarat Jabatan
a. Pendidikan Formal : minimal D3 Penata Rontgen
b. Umur : minimal 25 tahun dan
maksimal 55 tahun dan dapat diperpanjang.
c. Pengalaman kerja minimal dengan pengalaman 2 tahun.
2. Tugas dan Tanggung Jawab
a. Melakukan semua pemeriksaan radiologi sesuai dengan SPO
b. Menjaga kerahasiaan pasien serta harkat dan martabat pasien
c. Melakukan rapat bulanan radiologi dengan seluruh staf Radiologi
d. Mematuhi standar proteksi radiasi setiap melakukan pemotretan
e. Menjaga, mengawasi, memelihara alat alat dan instrument radiologi
f. Menjaga keamanan, kerapian, dan kebersihan ruangan dan alat alat radiolgi
g. Asisten dokter Radiologi ketika USG dan melakukan Expertise

34
S. Fisikawan Medis
1. Syarat Jabatan
a. Pendidikan Formal : minimal D3 Penata Rontgen
b. Umur : minimal 25 tahun dan
maksimal 55 tahun dan dapat diperpanjang.
c. Pengalaman kerja : minimal dengan pengalaman 2 tahun.
3. Tugas dan Tanggung Jawab
a. Melakukan penghitungan laju dosis pesawat sinar-X;
b. Melakukan uji kalibrasi Apron radiasi sinar-X;
c. Melakukan analisis laporan dosis yang diterima pekerja radiasi;
d. Supervisi perawatan berkala harian, bulanan, dan tahunan peralatan
radiologidiagnostik;
e. Bersama Maintanance Vendor melakukan acceptance test alat baru pesawat
sinar X;
f. Bersama PPR (Petugas Proteksi Radiasi) melakukan proses perizinan pesawat
sinar-X di BAPETEN;
g. Bersama PPR (Petugas Proteksi Radiasi) melakukan pelatihan proteksi radiasi
kepada petugas yang bekerja di lingkungan radiasi sinar-X; dan
h. MengoperasikanSOP Radiologi yang ditetapkan Rumah sakit.

T. Kepala Unit Laboratorium


1. Syarat jabatan
a. Pendidikan Formal : minimal D3 Analis Kesehatan
b. Umur : minimal 25 tahun dan
maksimal 55 tahun dan dapat diperpanjang.
c. Pengalaman kerja : minimal dengan pengalaman 2 tahun.

d. Ketrampilan :
1) Mampu menyusun rencana kegiatan pelayanan laboratorium berdasarkan data
program rumah sakit dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku
sebagai pedoman kerja.
2) Mampu melaksanakan kegiatan pelayanan laboratorium sesuai dengan
prosedur dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku
3) Mampu mengevaluasi hasil kegiatan pelayanan laboratorium secara
keseluruhan.
4) Mampu membuat catatan dan laporan kegiatan di bidang tugasnya sebagai
bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan.
5) Mampu melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan

35
2. Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab terhadap penyusunan rencana dan program kerja unit
Laboratorium
b. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pengelolaan administrasi dan
ketatausahaan unit Laboratorium
c. Bertanggungjawab terhadap pelayanan laboratorium bagi pasien rumah sakit;
d. Bertanggungjawab terhadap pengambilan bahan sampel, melaksanakan
pemeriksaan laboratorium
e. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan penyajian visualisasi informasi hasil tes
laboratorium sebagai bahan tindak lanjut
f. Menandatangani hasil pemeriksaan laboratorium
g. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan dan pengaturan distribusi alat-alat
penunjang unit laboratorium di rumah sakit
h. Melaksanakan evaluasi hasil kerja unit laboratorium
i. Melaksanakan hubungan kerja dengan unit kerja lain di lingkungan rumah sakit
j. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan bidang tugasnya

3. Wewenang
a. Menyusun rencana dan program kerja unit laboratorium.
b. Menetapkan standar mutu dan kebijakan pelayanan laboratorium.
c. Merencanakan dan mengusulkan penyediaan sarana dan prasarana, sumber
daya yang dibutuhkan pelaksanaan pelayanan unit laboratorium.
d. Memelihara dan atau menjaga agar sarana dan prasarana yang diperlukan
selalu dalam keadaan siap pakai menurut standar dan persyaratan yang telah
ditentukan.
e. Mengawasi kelancaran pelayanan unit laboratorium sehari-hari.
f. Mengarahkan dan melaksanakan supervisi dalam pelaksanaan pelayanan unit
laboratorium baik di dalam maupun di luar rumah sakit sehingga senantiasa
tercipta kerjasama yang baik dengan bagian dan atau unit lain yang terkait.
g. Mengadakan rapat berkala dan atau rapat khusus untuk membicarakan kinerja
kegiatan rutin harian dan atau masalah-masalah yang timbul sehari-harinya.

4. Standar Keberhasilan
a. Tersusunnya rencana program unit laboratorium baik jangka pendek maupun
jangka panjang.
b. Pasien merasa puas dengan pelayanan unit laboratorium.

36
U. Kepala Unit Fisioterapi
1. Syarat jabatan
a. Pendidikan Formal : minimal D3 Fisioterapi
b. Umur : minimal 25 tahun dan
maksimal 55 tahun dan dapat diperpanjang.
c. Pengalaman kerja : minimal dengan pengalaman 2 tahun.

2. Tugas dan Tanggung Jawab


a. Memantau pelayanan Fisioterapi yang sesuai dengan Standar Pelayanan
Minimal RS MH Thamrin Purwakarta
b. Mengatur dan mengkoordinir staf fisioterapi dalam memberikan pelayanan
kepada pasien.
c. Melaksanakan dan mengawasi penyelenggaraan pelayanan sesuai dengan SOP
yang ada.
d. Memberikan bimbingan dan motivasi serta mengevaluasi kerja fisioterapis.
e. Mendampingi fisioterapis pada saat operan dinas.
f. Menganalisa dan mengajukan kebutuhan ketenagaan di Instalasi Fisioterapi.
g. Mengajukan kebutuhan obat dan alkes bagian di Instalasi Fisioterapi kepada
bagian logistik melalui kepala divisi penunjang medis
h. Membuat laporan stock obat alkes di unit setiap bulan.
i. Membuat/menyusun jadwal dinas staf, mengatur jadwal cuti dan libur staff ke
bagian SDM
j. Mengumpulkan data laporan fisioterapi secara berkala kepada Manager.
Penunjang Medis.
k. Melaporkan dan berdiskusi dengan Manager Penunjang Medis atas
permasalahan atau komplain yang tidak mampu diselesaikan.
l. Mengusulkan staf fisioterapi yang melakukan pekerjaannya dengan baik yang
telah melaksanakan tugasnya dengan baik dan memberikan pembinaan dan
sanksi bila perlu kepada staf yang tidak menjalankan tugas dengan baik dan
selanjutnya berkoordinasi dengan SDM apabila belum bisa diselesaikan di
internal fisioterapi
m. Memelihara kerjasama yang baik antar staf fisioterapi dengan dokter dan staf
dan pihak lain dalam memberikan pelayanan kesehatan.
n. Memelihara sopan santun etika dan profesionalitas sikap kerja petugas fisioterapi
serta hubungan kerja antar staf Fisioterapi dengan dokter, pasien dan keluarga
pasien serta pihak-pihak lain yang terkait dalam hubungan kerja dan pelayanan
rumah sakit.
o. Menjaga kerahasiaan pasien serta harkat dan martabat pasien.
p. Menghaadiri pertemuan dengan bagian lainnya di lingkungan RS MH Thamrin
Purwakarta
q. Mensosialisasikan hasil rapat, SK, MEMO dan lain-lain kepada seluruh personal

37
Fisioterapi
r. Melakukan rapat bulanan Fisioterapi dengan seluruh staf Fisioterapi
s. Mengkoordinasikan tentang pelatihan – pelatihan yang berkaitan dengan
Fisioterapi
3. Wewenang
a. Membuat suatu program inovasi kerja di Intalasi Fisioterapi
b. Mengatur semua staf Fisioterapi tentang pembagian tugas dan membina semua
staf Fisioterapi
c. Berkoordinasi langsung dengan dokter Spesialis Rehabilitasi Medik tentang
terapi yang akan diberikan ke pasien

V. Kepala Unit Farmasi


1. Syarat Jabatan
a. Pendidikan formal : minimal D3
b. Umur : minimal 25 tahun dan
maksimal 55 tahun dan dapat diperpanjang.
c. Pengalaman kerja : minimal dengan pengalaman 2 tahun.
d. Ketrampilan :
1) Mampu memimpin dan sanggup mengembangkan pelayanan instalasi
Farmasi.
2) Mampu mengembangkan diri dan bekerjasama dengan pihak atau unit lain.
3) Mampu melihat masalah, menganalisa dan memecahkan persoalan.
4) Mampu memberikan pelayanan dan melakukan akuntabilitas praktek
kefarmasian.
5) Mampu mengelola manajemen praktis farmasi.
6) Mampu berkomunikasi tentang kefarmasian.
7) Mampu melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengembangan di bidang
farmasi klinik.

2. Tanggung Jawab
a. Bertanggungjawab terhadap pengelolaan perbekalan farmasi mulai
perencanaan, pengadaan, penyimpanan, penyiapan, peracikan, pelayanan
langsung dan pengendalian.
b. Menyediakan terapi obat yang optimal, pelayanan bermutu dengan biaya
minimal.
c. Bertanggungjawab terhadap pengembangan pelayanan kefarmasian yang luas
dan terkoordinasi dengan baik dan tepat.
d. Melangsungkan pelayanan farmasi optimal.
e. Melaksanakan Komunikasi, informasi dan Edukasi (KIE).
f. Pelayanan Farmasi professional berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik
profesi.

38
g. Melakukan pengawasan berdasar aturan yang berlaku.
h. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan formularium
RS.

3. Wewenang
a. Mengatur jadwal tugas dan cuti karyawan di instalasi farmasi
b. Mengusulkan penambahan karyawan.
c. Mendelegasikan tugas kepada bawahannya
d. Melakukan negosiasi kontrak jual beli dengan pihak ketiga.

5. Standar Keberhasilan
a. Tidak adanya kinerja pelayanan yang substandar.
b. Terciptanya pelayanan farmasi yang menjamin efektifitas obat dan keamanan
pasien.
c. Meningkatnya efisiensi pelayanan.
d. Meningkatnya kepuasan pelanggan.
e. Menurunnya keluhan pelanggan atau unit kerja terkait.

W. Kepala Unit Medical Record


1. Syarat Jabatan
a. Pendidikan formal : minimal D3
b. Umur : minimal 25 tahun dan
maksimal 55 tahun dan dapat diperpanjang.
c. Pengalaman kerja : minimal berpengalaman 2 tahun.
d. Ketrampilan :
1) Memiliki pengetahuan dan ketrampilan di bidang rekam medis.
2) Memahami prosedur operasional pelaksanaan rekam medis di rumah sakit
dan pelayanan kesehatan.
3) Berperilaku baik.
4) Mampu bekerjasama dengan unit lain.
5) Mampu menetapkan kode penyakit dan tindakan dengan tepat sesuai
klasifikasi yang diberlakukan di Indonesia tentang penyakit dan tindakan
medis dalam pelayanan dan manajemen kesehatan.
6) Mampu melakukan tugas dalam memberikan pelayanan rekam medis dan
informasi kesehatan yang bermutu tinggi dengan memperhatikan
perundangan dan etika yang berlaku.
7) Memiliki kemampuan untuk mengelola rekam medis dan informasi
kesehatan.
8) Mampu melakukan perencanaan, melaksanakan, melakukan evaluasi dan
menilai mutu dari rekam medis.

39
9) Mampu untuk menggunakan statistic kesehatan untuk menghasilkan
informasi dan perkiraan (forcasting) yang bermutu sebagai dasar
perencanaan dan pengambilan keputusan di bidang pelayanan kesehatan.
10) Mampu mengelola unit kerja rekam medis yang berhubungan dengan
perencanaan, pengorganisasian, penataan dan pengontrolan unit kerja
rekam menis di sarana pelayanan kesehatan.

2. Tanggung Jawab
a. Melaksanakan kegiatan sistem informasi kesehatan Medical Record sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
b. Menyusun pembuatan SOP Medical Record dalam rangka meningkatkan sistem
pencatatan dan pelaporan.
c. Melaksanakan penyimpanan, jalur keluar masuknya data Medical Record.
d. Melakukan pengumpulan dan mengelolah data Medical Record serta meneliti
catatan Medical Record.
e. Melaksanakan program evaluasi, analisa pengendalian dan pemutakhiran data
medis secara profesional sesuai peraturan yang berlaku.
f. Melakukan upaya perlindungan hukum terhadap rahasia pasien dan rahasia
medis di rumah sakit
g. Melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan atasan, berkoordinasi dengan
bagian atau unit terkait dalam pelaksanaannya.

3. Wewenang
a. Melakukan pengawasan terhadap pelaporan dan informasi medis, serta
pengambilan dan penyimpanan rekam medis.
b. Memiliki wewenang membina staf yang berada di bawah pengawasannya.
c. Memiliki wewenamg melakukan koordinasi lintas sektor dengan unit lain.

4. Standar Keberhasilan
a. Tersedianya tenaga rekam medis dengan jumlah yang cukup dan berkualitas
tinggi serta profesional sesuai dengan fungsi dan tugasnya.
b. Pengelolaan rekam medis berjalan optimal.

X. Kepala Unit Gizi


1. Syarat Jabatan
a. Pendidikan : S1 gizi
b. Umur : minimal 25 tahun dan
maksimal 55 tahun dan dapat diperpanjang.
c. Pengalaman kerja : minimal berpengalaman 2 tahun.
d. Ketrampilan :

40
1) Mampu menegakkan diagnosis gangguan gizi dan metabolisme zat gizi
berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan.
2) Mampu menentukan kebutuhan zat gizi, bentuk makanan, jumlah serta
pemberian makanan yang sesuai dengan keadaan klinis dan metabolisme
pasien.
3) Mampu melakukan pengkajian diet dan pola makan dengan cara anamnesa
diet (system recall dan record).
4) Mampu mengubah dan menterjemahkan perskripsi diet, dari mulai
perencanaan menu sampai menyajikan makanan sesuai dengan keadaan
pasien.
5) Mampu menyelenggarakan administrasi pelayanan gizi.
6) Memberikan pelayanan dan penyuluhan gizi dan konseling gizi pada pasien
dan keluarganya.

2. Tanggung Jawab
a. Menyusun rencana dan program kerja unit gizi.
b. Melaksanakan pengelolaan administrasi dan ketatausahaan unit gizi.
c. Melaksanakan kegiatan pelayanan gizi pada rumah sakit.
d. Menyusun petunjuk teknis dan standar operasional prosedur pelayanan gizi di
rumah sakit.
e. Melaksanakan dan mengatur distribusi alat-alat penunjang unit gizi di rumah
sakit.
f. Melaksanakan evaluasi hasil kerja unit gizi.
g. Melaksanakan hubungan kerja dengan unit kerja lain dilingkungan rumah sakit
h. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan bidang tugasnya.

3. Wewenang
a. Berwenang secara penuh untuk melakukan kegiatan fungsional dalam bidang
pelayanan gizi dan dietetic.
b. Melakukan proses asuhan gizi terstandar termasuk intervensi konseling gizi.
c. Mengikuti ronde tim kesehatan dan memberikan arahan mengenai intervensi gizi
pasien rawat inap.
d. Mengumpulkan, menyusun dan menggunakan materi dalam memberikan
edukasi gizi.
e. Interpretasi dan menggunakan hasil penelitian terkini yang berkaitan dengan
asuhan gizi.
f. Merencanakan, mengontrol dan mengevaluasi pelayanan makanan.
g. Mengelola sumber dana dan sumber daya lainnya.
h. Menetapkan standar sanitasi, keselamatan dan keamanan.
i. Merencanakan dan mengembangkan menu.
j. Menyusun spesifikasi untuk pengadaan makanan dan peralatan.

41
k. Memantau dan mengevaluasi penerimaan pasien/klien terhadappelayanan
makanan
l. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pengawasanmutumakanan
m. Merencanakan dan menentukan tata letak ruang pengolahanmakanan dan
kebutuhan peralatan
n. Menerapkan hasil studi/ penelitian untuk mengembangkanoperasional, efisiensi
dan kualitas sistem pelayanan makanan.
o.
4. Standar Keberhasilan
a. Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien (100%).
b. Sisa makanan yang tidak dihabiskan oleh pasien (≤ 20%).
c. Tidak ada kesalahan pemberian diet (100%).
d. Tidak adanya keracunan dalam makanan, benda asing dalam makanan.

Y. Staff Finance & Accounting


1. Syarat Jabatan
a. Pendidikan Formal : S1 - minimal D3
b. Umur : Minimal 24 tahun
Maksimal 55 tahun dan dapat diperpanjang
a. Pengalaman Kerja :Fresh graduate, diutamakan memiliki
pengalaman 1 tahun

2. Tanggung Jawab
a. Kebenaran dan ketepatan dalam melaksanakan rekapan penghitungan jasa medis
dokter sesuai standar
b. Kebenaran dan ketepatan dalam mendokumentasikan pelaksanaan rekapan
penghitungan jasa medis dokter / kegiatan lain yang dilakukan
c. Kebenaran dan ketepatan dalam melaksanakan tugas sebagai staf piutang sesuai
standar
d. Kebenaran dan ketepatan dalam mendokumentasikan pelaksanaan staf piutang /
kegiatan lain yang dilakukan
e. Kebenaran dan ketepatan Rekonsiliasi Bank (BCA, BII, BRI, dan Mandiri)
f. Kebenaran dan ketepatan penerimaan dan pengecekan dokumen kontrabon dari
supplier obat dan non obat
g. Kebenaran dan ketepatan pengawasan hutang perusahaan.
h. Kebenaran dan ketepatan pembuatan dan pengecekan dokumen keuangan

3. Wewenang
a. Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan

42
b. Memberikan layanan informasi kepada dokter terkait jasa medis sesuai dengan
batas kewenangannya.
c. Memberikan layanan informasi kepada penjamin baik perusahaan maupun
asuransi sesuai dengan batas kewenangannya.
d. Memberikan layanan informasi kepada supplier obat dan non obat sesuai dengan
kewenangannya

4. Standar Keberhasilan
a. Tidak adanya complain dokter terkait perhitungan jasa medis
b. Pemberian jasa medis tepat waktu
c. Tidak adanya berkas penagihan yang dikembalikan
d. Lancarnya arus penagihan dan pembayaran dari penjamin perusahaan maupun
asuransi
e. Pelayanan kontra bon supplier obat maupun non obat sesuai dengan prosedurnya

Z. Kepala Unit SDM


1. Syarat Jabatan
a. Pendidikan Formal : S1 - minimal D3
b. Umur : Minimal 24 tahun
Maksimal 55 tahun dan dapat diperpanjang
c. Pengalaman Kerja : Memiliki pengalaman 1 tahun

2. Tanggung Jawab
a. Membantu tersedianya Rencana dan Pemberdayaan pegawai (man
power planning), sesuai dengan visi dan misi perusahaan
b. Membantu tersedianya Sistem Informasi SDM dalam suatu data
base Kepegawaian yang terkini dan dapat digunakan.
c. Membantu tersusunnya sistem dan kebijakan pengadaan, penempatan
dan pengembangan Pegawai sesuai dengan tuntutan kebutuhan karyawan.
d. Membantu tersedianya SDM sesuai dengan kebutuhan Perusahaan.
e. Membantu tersusunnya Kebijakan perencanaan, pengorganisasian
dan administrasi program Pendidikan dan Latihan (Diklat)
f. Membantu tersusunnya program penelusuran bakat dan pembinaan
kepribadian karyawan.
g. Menindaklanjuti hasil penilaian kinerja seluruh karyawan.
h. Terwujudnya suasana kantor yang nyaman dan dapat meningkatkan produktivitas
kerja serta membentuk citra yang baik terhadap perusahaan.
i. Membantu tersedianya fasilitas untuk kegiatan rapat kerja,
kunjungan kerja/perjalanan dinas dan penerimaan tamu perusahaan.
j. Membantu tersedianya laporan kegiatan Bidang secara benar dan tepat
waktu setiap tanggal 10 pada bulan berikutnya.

43
k. Pembuatan payroll gaji sudah selesai pada tgl 25 setiap bulan.
l. Pembuatan laporan insentif selesai pada tgl 10 setiap bulan.
m. Membuat laporan payroll gaji sesuai prosedur atau program yang telah ditentukan
dan meminta persetujuan atasan
3. Wewenang
a. Mengusulkan kepada Kepala Bidang tentang pengesahan sistem dan kebijakan di
bidang Kepegawaian.
b. Mengusulkan kepada Kepala Bidang tentang program dan
pelaksanaan pengadaan, penempatan dan pengembangan karyawan sesuai
dengan tuntutan kebutuhan Perusahaan
c. Mengusulkan kepada Kepala Bidang untuk memberikan penghargaan
atau hukuman karyawan sesuai hasil penilaian kinerja karyawan
yang bersangkutan.
d. Mengusulkan kepada Kepala Bidang untuk menindak lanjuti hasil Diklat
dalam bentuk promosi, mutasi dan demosi.
e. Menerima atau menolak hasil penilaian kinerja karyawan dari atasannya setelah
dilakukan evaluasi.
f. Membantu menyetujui daftar pembayaran yang menjadi hak karyawan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
g. Membantu menyetujui atau menolak hasil pekerjaan kebersihan.
h. Membantu mengatur penggunaan kendaraan dinas secara optimal.
i. Menyetujui atau menolak permintaan ATK dan cetakan.
j. Memberikan surat teguran kepada pihak ketiga atas pekerjaan yang tidak sesuai
dengan spesifikasi.
k. Membantu mengatur penyediaan fasilitas untuk kegiatan rapat kerja,
kunjungan kerja/perjalanan dinas dan penerimaan tamu perusahaan.
l. Membantu mengusulkan penjualan/pemusnahan barang-barang yang
tidak produktif.
m. Membuat/melaporkan payroll yang telah selesai dibuat kepada atasan
n. Memotong gaji karyawan sesuai data yg diberikan dari keuangan.
4. Uraian Tugas
a. Membantu mengkoordinasikan perumusan, perencanaan dan
pemberdayaan karyawan (man power planning), sesuai kebutuhan Perusahaan.
b. Membantu Mengkoordinasikan perumusan sistem pengadaan, penempatan
dan pengembangan karyawan.
c. Membantu bersama Manajemen merumuskan pola pengembangan
organisasi Perusahaan.
d. Membantu menyelenggarakan Sistem Informasi SDM dalam suatu
database Kepegawaian.
e. Membantu mengkoordinasikan perumusan Kebijakan perencanaan,
pengorganisasian dan administrasi program Pendidikan dan Latihan (Diklat).

44
f. Membantu melakukan kajian dan evaluasi terhadap efektifitas program
dan kontribusi peraturan bagi perkembangan Perusahaan.
g. Membantu mengevaluasi hasil penilaian kinerja seluruh karyawan yang
telah dilaksanakan bersama para atasan langsung.
h. Membantu menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan dan penggantian
peralatan inventaris Kantor Pusat.
i. Membantu menyelenggarakan administrasi, penempatan, penyimpanan
dan penggunaan peralatan, inventaris, fasilitas kantor.
j. Membantu menyelenggarakan administrasi dan pengaturan,
penggunaan, kebersihan, pemeliharaan kendaraan operasional.
k. Membantu menyelenggarakan pemantauan keberadaan barang-barang
inventaris, peralatan kantor dengan catatan akuntansi untuk keperluan
audit secara berkala.
l. Membantu menyelenggarakan kegiatan rapat kerja, kunjungan kerja /
perjalanan dinas dan penerimaan tamu perusahaan.
m. Membantu menyiapkan laporan kegiatan Divisi secara benar dan tepat waktu.
n. Membuat laporan payroll gaji setiap bulan.
o. Membuat laporan/pemotongan pajak penghasilan karyawan.
p. Memproses verifikasi/tanda tangan payroll gaji ke yayasan.
q. Memproses data payroll ke Bank Maspion.
r. Memproses insentif karyawan.
s. Proses dokumentasi/Surat peminjaman karyawan kepada bank.

AA. Staf SDM


1. Syarat Jabatan

a. Pendidikan Formal : Minimal pendidikan D-III Manajemen/administrasi


b. Umur : Minimal 22 tahun
Maksimal 55 tahun dan dapat diperpanjang
c. Dapat mengoperasikan komputer program windows
d. Dapat memahami pengelolaan SDMc
e. Pengalaman Kerja : Minimal dengan pengalaman 2 tahun.

2. Tanggung Jawab
a. Laporan lembur karyawan dapat diselesaikan tiap tanggal 15 tiap bulannya.
b. Laporan BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan dapat disampaikan setiap
tanggal 5 setiap bulan.
c. Dapat mengetahui data karyawan yang bekerja atau tidak keesokan harinya.
d. Melaporkan kendala yang ditemukan dalam mendata karyawan berkaitan
absensi, uang makan dan lembur kepada atasan.
e. Permintaan karyawan dapat terpenuhi paling lambat 1 bulan setelah
permintaan.

45
f. Pembuatan Surat Penugasan 1 hari sebelum karyawan bersangkutan bekerja
di unit yang baru (khusus Karyawan Lama) dan Surat Penugasan karyawan
baru paling lambat 3 hari setelah karyawan mulai bekerja.
g. Kontrak kerja selesai dibuat paling lambat 2 minggu setelah karyawan mulai
bekerja (bagi karyawan baru).
h. Melaporkan hasil rekrutmen yang telah terpenuhi kepada atasan.
i. Melaporkan Penandatanganan kontrak kerja karyawan.

3. Wewenang
a. Laporan lembur karyawan dapat diselesaikan tiap tanggal 15 tiap bulannya.
b. Laporan BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan dapat disampaikan setiap
tanggal 5 setiap bulan.
c. Dapat mengetahui data karyawan yang bekerja atau tidak keesokan harinya.
d. Melaporkan kendala yang ditemukan dalam mendata karyawan berkaitan
absensi, uang makan dan lembur kepada atasan.
e. Permintaan karyawan dapat terpenuhi paling lambat 1 bulan setelah
permintaan.
f. Pembuatan Surat Penugasan 1 hari sebelum karyawan bersangkutan bekerja
di unit yang baru (khusus Karyawan Lama) dan Surat Penugasan karyawan
baru paling lambat 3 hari setelah karyawan mulai bekerja.
g. Kontrak kerja selesai dibuat paling lambat 2 minggu setelah karyawan mulai
bekerja (bagi karyawan baru).
h. Melaporkan hasil rekrutmen yang telah terpenuhi kepada atasan.
i. Melaporkan Penandatanganan kontrak kerja karyawan.

BB. Staf Sekretariat


1. Syarat Jabatan
a. Minimal pendidikan D-III Manajemen/administrasi
b. Dapat mengoperasikan komputer program windows
c. Jujur dan teliti dalam bekerja
d. Dapat memahami administrasi surat menyurat

2. Tanggung Jawab
a. Dapat menyelesaikan pembuatan surat keluar pada hari yang sama dalam 1
hari sebanyak 10 surat (Internal) dan 5 surat (External).
b. Tidak terjadi jadwal/acara direktur yang tidak dapat terlaksana dalam 1 hari.

3. Tugas dan Wewenang


a. Bertanggung jawab dalam surat-menyurat RS dan membuat jadwal acara
direktur.

46
b. Bertanggung jawab dalam setiap acara yang diselenggarakan oleh rumah
sakit.

c. Membuat surat- surat baik eksternal maupun internal di lingkungan rumah


sakit.

d. Proses keluar masuk surat-surat direktur.

e. Pengarsipan surat masuk dan keluar.

f. Membuat jadwal kerja/acara/tamu direktur

g. Komunikasi dengan yayasan/Sekretaris yayasan.

CC. Staf Marketing


1. Syarat Jabatan
a. Pendidikan Formal : S1 - minimal SMA/SMK
b. Umur : Minimal 22 tahun
Maksimal 55 tahun dan dapat diperpanjang
c. Pengalaman Kerja : Minimal dengan pengalaman 2 tahun.

2. Tanggung Jawab
a. Membantu manager marketing dalam merencanakan, dan melaksanakan,
kegiatan sesuai dengan visi, misi, tujuan, dan rencana kerja.
b. Memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat, melalui produk atau jasa
yang dibuat oleh perusahaan.
c. Menghasilkan pendapatan bagi perusahaan dengan cara menjual produk atau
jasa yang disediakan oleh perusahaan.
d. Menjalin hubungan baik dengan pelanggan dan masyarakat serta
menjembatani antara perusahaan dan lingkungan eksternal.
e. Menyerap informasi dan menyampaikan kepada perusahaan tentang segala
sesuatu yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas dan penjualan produk
dan jasa.
f. Menganalisis dengan cermat tentang manfaat yang diinginkan oleh pelanggan
yang ada saat ini maupun calon pelanggan dan menganalisis terhadap kondisi
yang ada.
g. Menetapkan tujuan dan sasaran dalam rencana pemasaran.
h. Mengidentifikasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats).
i. Membuat strategi pemasaran.
j. Menjaga dan meningkatkan volume penjualan.
k. Menyiapkan prospek klien baru.
l. Mempertahankan pelanggan yang telah ada.
m. Memastikan pencapaian target penjualan.
n. Membuat laporan aktivitas atau kegiatan marketing.

47
o. Menjalin komunikasi efektif dengan PIC Perusahaan Asuransi dan
Perusahaan peserta asuransi, sehingga berkenan untuk berobat ke RS MH
Thamrin Purwakarta.

3. Standar Keberhasilan
a. Terselenggaranya pelaksanaan seluruh kegiatan program kerja Marketing
Perusahaan
b. Tersampaikannya pesan produk dan jasa kepada masyarakat atau konsumen
c. Peningkatan pendapatan perusahaan.
d. Peningkatan jumlah konsumen baru.
e. Terselenggaranya pelaksanaan seluruh kegiatan program kerja Marketing
Perusahaan
f. Peningkatan kepuasan pelanggan atas produk dan jasa yg dibuat perusahaan

A. Ketua Komite Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


Syarat Jabatan:
Pendidikan : S1 Kedokteran,
1. Uraian Tugas
a. Menyusun dan merencanakan pelaksanaan kegiatan program kerja Mutu
dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
b. Memimpin, mengkoordinir, dan mengevaluasi pelaksanaan operasional Mutu
Dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit secara efektif, efisien dan bermutu.
c. Mengumpulkan data indikator baik dari Sub Komite Peningkatan Mutu
maupun dari Sub Komite Keselamatan Pasien RS dan unit kerja terkait.
d. Menganalisa data indikator mutu pelayanan baik indikator mutu klinis RS
maupun indikator mutu manajerial RS serta indikator keselamatan pasien.
e. Mengevaluasi pelaksanaan 5 (lima) area prioritas yang sudah ditetapkan oleh
direktur dengan fokus utama pada penggunaan PPK, clinical pathway dan
indikator mutu kunci.
f. Melaksanakan analisis terhadap data yang dikumpulkan dan diubah menjadi
informasi.
g. Melakukan validasi data Mutu Dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit secara
internal dan dilakukan secara periodik.
h. Menyebarkan informasi tentang peningkatan mutu dan keselamatan pasien
secara regular melalui rapat staf.
i. Meningkatkan pengetahuan anggota dengan memberikan pelatihan terhadap
staf yang ikut serta dalam program Mutu Dan Keselamatan Pasien Rumah
Sakit.

48
2. Wewenang
a. Memerintahkan dan menugaskan staf dalam melaksanakan Program
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.
b. Meminta laporan pelaksanaan program peningkatan mutu dan
keselamatanpasien dari unit kerja terkait.o peningkatan mutu
c. Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan RS MH Thamrin
Purwakarta terkait pelaksanaan program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
d. Memberikan pengarahan dalam hal penyusunan, pelaksanaan, evaluasi, dan
tindak lanjut rekomendasi dari program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien.
e. Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan mutu dan
keselamatan pasien dari unit-unit kerja di lingkungan RS MH Thamrin
Purwakarta.

3. Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
b. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang berhubungan
dengan mutu dan keselamatan pasien.
c. Bertanggung jawab untuk melaporkan hasil pelaksanaan program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien kepada Direktur RS MH Thamrin
Purwakarta.
d. Bertanggung jawab terhadap ketersediaan data dan informasi yang
berhubungan dengan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
e. Bertanggung jawab dalam pemberian informasi yang berhubungan dengan
Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
f. Bertanggung jawab terhadap disiplin dan kinerja kerja staf di Komite
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.

B. Sekretaris Komite Mutu Dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


Syarat Jabatan:
Pendidikan : Diploma III
1. Uraian Tugas
a. Mengatur rapat dan jadwal rapat Komite Mutu Dan Keselamatan Pasien
Rumah Sakit.
b. Menyiapkan ruang rapat dan perlengkapan yang diperlukan.
c. Membantu meminta laporan indikator kepada unit kerja terkait.
d. Menganalisis data Mutu Dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit bersama
ketua dan anggota Komite Mutu Dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
e. Mendokumentasikan hasil pencapaian indikator area klinis,manajerial

49
danindikator sasaran keselamatan pasien.
f. Membuat notulen di setiap kegiatan pertemuan Komite Mutu Dan
Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
g. Mengorganisir kebutuhan logistik Komite Mutu Dan Keselamatan Pasien
Rumah Sakit.
h. Membantu berkoordinasi dalam kegiatan internal dan eksternal Komite Mutu
Dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
i. Mengerjakan tugas-tugas administratif dan kesekretariatan lainnya.

2. Wewenang
a. Meminta laporan pelaksanaan program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien dari unit kerja terkait.
b. Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan RS MH Thamrin
Purwakarta terkait pelaksanaan program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
c. Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan mutu dan
keselamatan pasien dari unit-unit kerja di lingkungan RS MH Thamrin
Purwakarta.
d. Melakukan komunikasi internal dan eksternal kepada unit kerja di lingkungan
RS MH Thamrin Purwakarta dan pihak luar melalui surat tertulis, email, dan
telepon.

3. Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab terhadap kegiatan administratif di Komite Peningkatan
Mutu dan Keselamatan Pasien.
b. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang berhubungan
dengan mutu dan keselamatan pasien.
c. Bertanggung jawab melaporkan hasil kegiatan administratif kepada Ketua
Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.

C. Ketua Sub Komite Peningkatan Mutu


Syarat Jabatan:
Pendidikan : S1 Kedokteran,

1. Uraian Tugas
a. Melaksanakan kegiatan program peningkatan mutu di RS MH Thamrin
Purwakarta.
b. Menyusun panduan indikator mutu.
c. Membuat metode pemantauan indikator mutu klinis dan manajerial.
d. Menyusun formulir pemantauan indikator mutu.
e. Berkoordinasi dengan unit terkait dalam penyelenggaraan pemantauan

50
indikator mutu dan pelaksanaan clinical pathway.
f. Menganalisa hasil pencapaian indikator mutu.
g. Membuat laporan periodik hasil pemantauan indikator mutu.
h. Melakukan perbandingan hasil pemantauan indikator mutu secara periodic
dengan standar nasional serta rumah sakit lain yang sejenis.
i. Melaksanakan komunikasi secara internal dan eksternal tentang pencapaian
mutu dan pelaksanaan clinical pathway kepada unit kerja di lingkungan dan
pihak luar melalui surat tertulis, email dan telepon.
j. Membantu berkoordinasi dalam kegiatan internal dan eksternal program
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.
k. Menyusun panduan pelaksanaan validasi data internal khusus indikator mutu.
l. Membuat alat ukur validasi khusus indikator mutu.
m. Menyelenggarakan kegiatan validasi hasil pencapaian indikator mutu
berkoordinasi dengan unit terkait.
n. Melaksanakan analisis komparatif hasil validasi internal dengan data unit
terkait.
o. Membuat laporan hasil validasi internal khusus indikator mutu.
p. Berkoordinasi dengan Kepala Bagian untuk Perencanaan dan Informasi
dalam mengunggah hasil pencapaian indikator mutu yang telah dinyatakan
valid dan direkomendasi oleh Direktur.

2. Wewenang
a. Meminta laporan pelaksanaan pemantauan program indikator mutu
penjaminan mutu dan pelaksanaan clinical pathways dari unit kerja terkait.
b. Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan RS MH Thamrin
Purwakarta terkait pelaksanaan pemantauan indikator mutu serta
pelaksanaan clinical pathway dan hal-hal lainnya yang berhubungan
dengan mutu rumah sakit.
c. Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan mutu dan
pelaksanaan clinical pathway rumah sakit dari unit-unit kerja di lingkungan
RS MH Thamrin Purwakarta.

3. Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab terhadap pemantauan Program Indikator Mutu dan
pelaksanaan clinical pathway.
b. Bertanggung jawab terhadap penyusunan laporan pemantauan indikator
mutu dan pelaksanaan clinical pathway di Komite Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien.
c. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang berhubungan
dengan inovasi mutu dan pelaksanaan clinical pathway dan Manajemen
resiko di rumah sakit.

51
d. Bertanggung jawab untuk melaporkan hasil pelaksanaan pemantauan
indikator mutu dan pelaksanaan clinical pathway serta kegiatan-kegiatan
mutu lainnya kepada Ketua Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien.
e. Bertanggung jawab terhadap pengolahan data dan informasi yang
berhubungan dengan mutu dan pelaksanaan clinical pathway rumah sakit.

D. Sub Komite Manajemen Risiko


Syarat Jabatan:
Pendidikan : S1 Keuangan
1 Uraian Tugas
a. Melakukan monitoring perencanaan manajemen risiko.
b. Melakukan monitoring pelaksanaan program.
c. Melakukan pendidikan/edukasi staf tentang manajemen risiko rumah sakit.
d. Monitoring insiden/kecelakaan karena fasilitas.
e. Melakukan evaluasi dan revisi program secara berkala.
f. Memberikan laporan tahunan kepada pemilik Rumah Sakit tentang
pencapaian program.
g. Melakukan pengorganisasian dan pengelolaan secara konsisten dan terus-
menerus.

2 Wewenang
a. Mengelola pelaksanaan manajemen risiko Rumah Sakit.
b. Melakukan pengawasan dan melaksanakan manajemen risiko di seluruh unit
kerja rumah sakit.
c. Memberi masukan dan rekomendasi kepada Direktur dengan tugas kegiatan
manajemen resiko.

3 Tanggung Jawab
a. Terlaksananya program manajemen risiko rumah sakit.
b. Terpenuhinya prosedur-prosedur pelaksanaan dan layanan yang menjamin
pelaksanaan risiko di rumah sakit.
c. Terkendalinya kondisi-kondisi yang berpotensi membahayakan pasien, staf,
maupun pengunjung serta mendukung pelaksanaan manajemen risiko
dirumah sakit.
d. Terjaganya komitmen karyawan terhadap manajemen risiko di rumah sakit.

E. Bidang Peningkatan Mutu Unit Kerja


Syarat Jabatan:
Pendidikan : D3 Keperawatan
1. Uraian Tugas

52
a. Menyusun indikator mutu unit kerja.
b. Menyusun format pengumpulan indikator mutu unit kerja.
c. Menganalisa hasil pencapaian indikator mutu unit kerja.
d. Membuat laporan periodik hasil pemantauan indikator mutu unit kerja.
e. Menyelenggarakan dan menyiapkan kegiatan sosialisasi internal rumah sakit
tentang pencapaian indikator mutu unit kerja.
f. Menyusun rekomendasi terhadap hasil pemantauan indikator mutu unit kerja
ke unit terkait.
g. Membantu berkoordinasi dalam kegiatan internal dan eksternal program Mutu
Dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

2. Wewenang
a. Meminta laporan pelaksanaan pemantauan indikator mutu unit kerja.
b. Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan RS MH Thamrin
Purwakarta.
c. Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan mutu unit kerja di
lingkungan RS MH Thamrin.

3. Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab terhadap pemantauan indikator mutu unit kerja.
b. Bertanggung jawab terhadap penyusunan laporan pemantauan mutu unit
kerja.
c. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang berhubungan
dengan mutu rumah sakit.
d. Bertanggung jawab dalam pemberian informasi yang berhubungan dengan
kegiatan mutu rumah sakit.

F. Bidang Peningkatan Mutu Area Klinis dan Manajerial


Syarat Jabatan:
Pendidikan : S1 Keperawatan Ners
1. Uraian Tugas
a. Menyusun indikator mutu area klinis dan manajerial.
b. Menyusun format pengumpulan indikator mutu area klinis dan manajerial.
c. Menganalisa hasil pencapaian indikator mutu area klinis dan manajerial.
d. Membuat laporan periodik hasil pemantauan indikator mutu area klinis dan
manajerial.
e. Menyelenggarakan dan menyiapkan kegiatan sosialisasi internal rumah sakit
tentang pencapaian indikator mutu area klinis dan manajerial.
f. Menyusun rekomendasi terhadap hasil pemantauan indikator mutu area klinis

53
dan manajerial.
g. Membantu berkoordinasi dalam kegiatan internal dan eksternal program Mutu
Dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

2. Wewenang
a. Meminta laporan pelaksanaan pemantauan indikator mutu area klinis dan
manajerial.
b. Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan RS MH Thamrin
Purwakarta.
c. Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan mutu manajerial di
lingkungan RS MH Thamrin Purwakarta.

3. Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab terhadap pemantauan indikator mutu area klinis dan
manajerial.
b. Bertanggung jawab terhadap penyusunan laporan pemantauan indikator
mutu area klinis dan manajerial.
c. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang berhubungan
denganmutu rumah sakit.
d. Bertanggung jawab dalam pemberian informasi yang berhubungan
dengankegiatan mutu rumah sakit.

G. Ketua Sub Komite Keselamatan Pasien RS


Syarat Jabatan:
Pendidikan : S1 Kedokteran,
1 Uraian Tugas
a. Memberi masukan pada Direktur penyusunan Kebijakan Keselamatan Pasien
Rumah Sakit sesuai dengan standar akreditasi.
b. Menyusun program peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
c. Membuat laporan tahunan / laporan pelaksanaan program.
d. Melaksanakan monitoring dan evaluasi program melalui pertemuan berkala.
e. Menyusun indikator keselamatan pasien Rumah Sakit.
f. Menganalisa hasil pencapaian indikator keselamatan pasien.
g. Membuat laporan periodik hasil pemantauan indikator keselamatan pasien.
h. Menyelenggarakan dan menyiapkan kegiatan sosialisasi internal rumah sakit
tentang pencapaian indikator keselamatan pasien.
i. Mendesimenasikan bahan rekomendasi hasil pemantauan indikator
keselamatan pasien dan pelaksanaan manajemen resiko ke unit terkait.
j. Mengkoordinasikan pendokumentasian, evaluasi dan upaya tindak lanjut atas
Kejadian Nyaris Cedera (KNC)/Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) dan
Kejadian Sentinel.

54
k. Melaksanakan koordinasi antar unit bila terjadi KTD dan KNC.
l. Melakukan koordinasi tentang program Patient Safety dan manajemen resiko
dengan unit terkait dalam pembuatan Root Cause Analysis (RCA) dan
Failure Modes Effects Analysis (FMEA).

2 Wewenang
a. Mengusulkan konsep atau perubahan kebijakan keselamatan pasien.
b. Meminta laporan pelaksanaan pemantauan indikator mutu keselamatan
pasien dan penjaminan mutu dari unit kerja terkait.
c. Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan RS MH Thamrin
Purwakarta terkait pelaksanaan pemantauan indikator keselamatan pasien
dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan keselamatan pasien.
d. Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan keselamatan
pasien rumah sakit dari unit-unit kerja di lingkungan RS MH Thamrin
Purwakarta.

3 Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab terhadap pemantauan Program Keselamatan Pasien.
b. Bertanggung jawab terhadap penyusunan laporan pemantauan indikator
Keselamatan Pasien di Komite Mutu dan Keselamatan Pasien.
c. Bertanggung jawab untuk melaporkan hasil pelaksanaan pemantauan
program Keselamatan Pasien dan kegiatan-kegiatan mutu lainnya kepada
Ketua Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.
d. Bertanggung jawab terhadap pengolahan data dan informasi yang
berhubungan dengan keselamatan pasien rumah sakit.
e. Bertanggung jawab dalam pemberian informasi yang berhubungan dengan
kegiatan keselamatan pasien rumah sakit.

H. Bidang Penerima Laporan Insiden


1. Uraian Tugas
a. Mengumpulkan, mencatat dan melaporkan data insiden keselamatan
pasien rumah sakit kepada Ketua Sub Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
b. Membantu melengkapi data yang diperlukan bagi Bidang Investigasi
dalam menganalisis insiden keselamatan pasien.
c. Memantau pelaksanaan pencatatan dan pelaporan insiden keselamatan
pasien disetiap unit rumah sakit yang terkait pelayanan pasien.

2. Wewenang
a. Meminta arahan dari ketua untuk melaksanakan tugas.
b. Melakukan koordinasi dengan unit – unit kerja di lingkungan Rumah Sakit
terkait insiden keselamatan pasien (KNC, KTC, KTD dan Sentinel).

55
c. Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan insiden
keselamatan pasien dari unit – unit kerja di RS MH Thamrin Purwakarta.

3. Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab terhadap penyusunan laporan Insiden Keselamatan
Pasien.
b. Bertanggung jawab untuk melaporkan hasil pemantauan insiden keselamatan
pasien dan kegiatan – kegiatan keselamatan pasien lainnya kepada Ketua
Komite Mutu Dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
c. Bertanggung jawab terhadap pengolahan data dan informasi yang
berhubungan dengan laporan data keselamatan pasien.

I. Bidang Investigasi
Syarat Jabatan:
Pendidikan : D3 Keperawatan
1. Uraian Tugas
a. Melakukan investigasi terhadap insiden keselamatan pasien.
b. Melakukan analisis untuk mencari akar masalah dari insiden keselamatan
pasien.
c. Mengusulkan tindak lanjut dari hasil analisis insiden keselamatan pasien.
d. Melaporkan hasil investigasi dan analisis kepada Ketua Komite Mutu Dan
Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

2. Wewenang
a. Meminta arahan dari ketua untuk melaksanakan tugas.
b. Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan RS MH Thamrin
Purwakarta terkait pelaksanaan investigasi terhadap insiden keselamatan
pasien dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan keselamatan pasien
rumah sakit.
c. Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan pelaksanaan
investigasi terhadap insiden keselamatan pasien rumah sakit dari unit-unit
kerja di lingkungan RS MH Thamrin Purwakarta.

3. Tanggung Jawab
a. Bertanggungjawab terhadap penyusunan laporan Investigasi Insiden
Keselamatan Pasien.
b. Bertanggung jawab melaporkan hasil pelaksanaan Investigasi Insiden
Keselamatan Pasien kepada Ketua Komite Mutu Dan Keselamatan Pasien
Rumah Sakit.
c. Bertanggung jawab terhadap pengolahan data dan informasi yang
berhubungan dengan Investigasi Insiden Keselamatan Pasien.

56
d. Bertanggung jawab dalam pemberian informasi yang berhubungan dengan
kegiatan Investigasi Insiden Keselamatan Pasien.

J. Bidang Kajian Keselamatan Pasien


1. Uraian Tugas
a. Menelaah kejadian insiden keselamatan pasien.
b. Melakukan analisis untuk mencari akar masalah dari Insiden Keselamatan
Pasien.
c. Mengusulkan tindak lanjut dari hasil analisis serta melakukan evaluasi
pelaksanaannya.
d. Melaporkan hasil analisis kepada Ketua Komite Mutu Dan Keselamatan
Pasien Rumah Sakit.

2. Wewenang
a. Meminta arahan dari ketua untuk melaksanakan tugas.
b. Meminta laporan dan data-data yang terkait dalam pelaksanaan analisis
terhadap insiden keselamatan pasien dari unit kerja.
c. Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan RS MH Thamrin
Purwakarta terkait pelaksanaan analisis insiden keselamatan pasien dan hal -
hal lainnya yang berhubungan dengan keselamatan pasien rumah sakit.
d. Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan pelaksanaan analisis
terhadap insiden keselamatan pasien di lingkungan RS MH Thamrin
Purwakarta.

3. Tanggung Jawab
1. Bertanggung jawab untuk melaporkan hasil pelaksanaan analisa insiden
keselamatan pasien dan kegiatan-kegiatan keselamatan pasien lainnya
kepada Ketua Komite Mutu Dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
2. Bertanggung jawab terhadap pengolahan data dan informasi yang
berhubungan dengan analisa insiden keselamatan pasien.
3. Bertanggung jawab dalam pemberian informasi yang berhubungan dengan
kegiatan analisa keselamatan pasien rumah sakit.

K. Bidang Pendidikan dan Pelatihan


Syarat Jabatan:
Pendidikan : D3 Keperawatan
1 Uraian Tugas
a. Menyiapkan materi pendidikan berkelanjutan terkait mutu dan keselamatan
pasien bagi karyawan RS MH Thamrin Purwakarta.
b. Menyiapkan undangan, absensi, serta proposal kegiatan pendidikan mutu dan
keselamatan pasien bagi karyawan RS MH Thamrin Purwakarta.

57
2 Wewenang
a. Meminta arahan dari ketua untuk melaksanakan pendidikan mutu dan
keselamatan pasien di RS MH Thamrin Purwakarta.
b. Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan RS MH Thamrin
Purwakarta terkait pelaksanaan Diklat Mutu dan Keselamatan Pasien.
c. Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan pelaksanaan Diklat
Mutu dan Keselamatan Pasien.
d. Mengatur jadwal Diklat Mutu dan KPRS.

3 Tanggung Jawab
a. Terlaksananya pendidikan dan edukasi berkelanjutan untuk mencegah
terjadinya insiden terhadap pasien di rumah sakit.
b. Bertanggung jawab terhadap pengolahan data dan informasi yang
berhubungan dengan Diklat Mutu dan Keselamatan Pasien.
c. Bertanggungjawab dalam pemberian informasi yang berhubungan dengan
kegiatan Diklat mutu dan keselamatan pasien rumah sakit.
d. Bertanggungjawab untuk melaporkan hasil pelaksanaan Diklat mutu dan
keselamatan pasien dan kegiatan-kegiatan keselamatan pasien lainnya
kepada Ketua Komite Mutu Dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

AA. Ketua Pembina K3RS


1. Syarat Jabatan
a. Pendidikan Formal : S1 - Kedokteran
b. Umur : Minimal 25 tahun
Maksimal 55 tahun dan dapat diperpanjang
c. Pengalaman Kerja : Minimal dengan pengalaman 3 tahun.

2. Tugas dan tanggung jawab


a. Tugas pokok :
1. Memberi rekomendasi dan pertimbangan kepada direktur RS mengenai
masalah masalah yang berkaitan dengan K3.
2. Merumuskan kebijakan, peraturan, pedoman, petunjuk pelaksanaan dan
prosedur.
3. Membuat program K3RS

b. Fungsi
1. Mengumpulkan dan mengolah seluruh data dan informasi serta
permasalahan yang berhubungan dengan K3
2. Membantu direktur RS mengadakan dan meningkatkan upaya promosi K3,
pelatihan dan penelitian K3 di RS.
3. Pengawasan terhadap pelaksanaan program K3.

58
4. Memberikan saran dan pertimbangan berkaitan dengan tindakan korektif.
5. Koordinasi dengan unit-unit lain yang menjadi anggota K3RS.
6. Memberi nasehat tentang manajemen K3 di tempat kerja, kontrol bahaya,
mengeluarkan peraturan dan inisiatif pencegahan.
7. Investigasi dan melaporkan kecelakaan, dan merekomendasikan sesuai
kegiatannya.
8. Berpartisipasi dalam perencanaan pembelian peralatan
BB. Staf K3RS
Pengertian adalah Tenaga yang menjadi anggota panitia K3RS. Staf K3RS terdiri dari
beberapa tim dan membawahi tenaga pendukung K3RS.
Adapun tim nya sebagai berikut:
• Tim Keselamatan Kerja terdiri dari unsur medis (dokter umum),kesehatan
lingkungan.
• Tim Kebakaran terdiri dari unsur satpam, tekhnisi, tata ruang
• Tim Kewaspadaan Bencana terdiri dari unsur perawat, bidan, dokter UGD. Staf ini
harus telah mendapatkan pelatihan K3.

CC. Nama Jabatan : Pendukung K3RS


1. Pengertian adalah Seluruh Pegawai rumah sakit yang setingkat dengan Kepala
perawat dan penanggung jawab ruangan/unit kerja. Pegawai rumah sakit ini telah
mengikuti pelatihan K3.
Tugas pendukung K3RS sebagai berikut :
• Bertugas melaksanakan kegiatan – kegiatan program K3RS.
• Bertugas memberikan usulan / saran untuk peningkatan pelaksanaan
program K3RS.
• Bertanggungjawab kepada Ketua K3RS.

DD. Ketua Promosi Kesehata Rumah Sakit (PKRS)


1.Syarat Jabatan :
a. Pendidikan Formal : S1 Kesehatan
b. Pendidikan Non Formal :-
c. Pengalaman Kerja : Pengalaman Kerja Di Bidang Kesehatan
d. Keterampilan :
1). Memiliki bakat dan minat, berdedikasi tinggi berkepribadian menarik, emosional
yang stabil, dapat bersosialisasi dengan baik dan professional.
2). Berbadan sehat jasmani dan rohani

EE. Sekretaris PKRS

1. Syarat Jabatan :
a. Pendidikan Formal : SMA/D3 umum atau Sederajat
b. Pendidikan Non Formal : -

59
c. Pengalaman Kerja : Memiliki pengalaman sebagai tenaga administrasi
d. Keterampilan : - Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi,
- Berkepribadian menarik dan emosional yang stabil
e. Berbadan sehat jasmani dan rohani

DD. Seksi Operasional


1. Syarat Jabatan
a. Pendidikan Formal : D3 atau Sederajat
b. Pendidikan Non Formal :-
c. Pengalaman Kerja :
1). Memiliki pengalaman sebagai staff sarana dan prasarana Kegiatan
di rumah sakit
d. Keterampilan :
1). Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi,
2). Menarik dan emosional yang stabil
2. Berbadan sehat jasmani dan rohani

EE. Seksi Perlengkapan

1. Syarat Jabatan
a. Pendidikan Formal : S1 atau Sederajat memiliki minat danbakat dalam
Penyuluhan kesehatan
b. Pendidikan Non Formal :-
c. Pengalaman Kerja : Pengalaman kerja di rumah sakit
d. Keterampilan :
1). Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi, Berkepribadian menarik dan
emosional yang stabil
2. Berbadan sehat jasmani dan rohani

FF. Anggota Tim PKRS


1. Syarat Jabatan
a. Pendidikan Formal : S1, D3 atau Sederajat dan memiliki minat dan
bakat dalam Penyuluhan kesehatan
b. Pendidikan Non Formal :-
c. Pengalaman Kerja : Pengalaman kerja di rumah sakit
d. Keterampilan : Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi,
Berkepribadian menarik dan emosional yang stabil
2. Berbadan sehat jasmani dan rohani

GG. KETUA IPCN


1. Syarat Jabatan
a. Pendidikan Formal : Dokter umum purna waktu (dr. fungsional )

60
b. Pendidikan non formal : Pernah mengikuti pelatihan PPI Pengendalian
Penggunaan antibiotik/teknik sterilisasi/ universal
Precaution/Isolation Precaution.

2. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KETUA IPCN


a. Menyusun Pedoman dan tata laksana pengendalian infeksi dan sistem
pengawasannya
b. Memimpin rapat koordinasi Tim PPI RS
c. Sosialisasi kebijakan RS terkait Program PPI
d. Memberi saran kepada direksi dalam pengambilan kebijakan yang terkait
dengan program PPI
e. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI
dan aman bagi yang menggunakan
f. Memberi saran kepada direksi untuk menutup unit/instalasi perawatan
yang dianggap potensial menularkan penyakit sesuai kebutuhan berdasarkan
saran Tim PPI
g. Sebagai koordinator antara departemen / unit dalam mendeteksi, mencegah
dan mengendalikan infeksi di RS
h. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan
pengadaan alat dan bahan kesehatan, renovasi ruangan, cara pemrosesan
alat, penyimpanan alat dan linen sesuai dengan prinsip PPI.
i. Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan penanggulangan
infeksi bila ada KLB di rumah sakit. Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi
infeksi yang benar.
j. Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan surveilans.
k. Mengidentifikasi dan melaporkan kuman patogen dan pola resitensi antibiotika.
l. Bekerjasama dengan IPCN memonitor kegiatan surveilans infeksi dan
mendeteksi serta menyelidiki KLB.
m. Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur PPI yang berhubungan
dengan prosedur terapi.
n. Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat pasien.
o. Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami pencegahan dan
pengendalian infeksi.
p. Bersama IPCN Menyusun prosedur isolasi dan memberi konsultasi tentang
pencegahan dan pengendalian infeksi yang diperlukan pada kasus yang terjadi
di rumah sakit.
q. Memberikan usulan kepada Direktur untuk pemakaian antibiotika yang rasional
berdasarkan hasil pantauan kuman dan resistensinya terhadap antibiotika dan
menyebarluaskan resistensi antibiotika

61
HH. SEKRETARIS/ IPCN
1. Syarat Jabatan
a. Pendidikan Formal : D3/S1 Perawat/bidan, Kualifikasi minimal perawat klinik II
b. Pendidikan Non Formal : Pernah mengikuti pelatihan PPI Dasar dan Lanjut

2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab


a. Bersama IPCN menyusun standard pelayanan (SOP, Juknis, Format-format)
PPI dan mensosialisasikannya
b. Melaksanakan administrasi PPI (pelaporan, analisa dan evaluasi, panitia PPI,
akreditasi RS)
c. Melaksanakan pemantauan langsung dilapangan terhadap pelaksanaan seluruh
SPO PPI
d. Mengidentifikasi kasus PPI/Potensial infeksi nosokomial di lapangan
e. Melaksanakan kegiatan lapangan yang berhubungan dengan pelayanan PPI
f. Melakukan surveilens PPI di lapangan
g. Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait
h. Memberi masukan kepada manajemen untuk pengadaan alat kesehatan, alat
umum, bahan/material yang dibutuhkan di lapangan yang terkait dengan
pelayanan
i. Sebagai konsultan dan pengajar materi PPI di Rumah Sakit
j. Bekerjasama dengan IPCO memonitor, menginvestigasi, melakukan kegiatan
surveilans infeksi dan mendeteksi serta menyelidiki KLB serta
melaporkannya ke Ketua Panita PPI serta melakukan langkah perbaikan
terhadap kesalahan yang terjadi.
k. Memberi konsultasi tentang pencegahan dan pengendalian infeksi yang
diperlukan pada kasus yang terjadi di rumah sakit.
l. Memberikan penyuluhan tentang PPI kepada pengunjung dan keluarga pasien.

II. IPCLN
1. Syarat Jabatan
a. Pendidikan Formal : D3/S1 Perawat/bidan,
Kepala Perawatan(diseluruh Ruangan/Instalasi)
b. Pendidikan Non Formal : Pernah mengikuti pelatihan PPI Dasar
2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
a. Mengisi formulir deteksi kecurigaan infeksi di ruangan/instalasi masing-
masing dan melaporkannya ke IPCN melalui Ka. Instalasi
b. Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi infeksi potensial KLB dan
konsultasi prosedur yang harus dijalankan
c. Membantu penyusunan SPO PPI yang berhubungan dengan
keperawatan serta pemantauan pelaksanaan SPO

62
d. Mengawasi penggunaan APD oleh staf Keperawatan
e. Mengawasi pelaksanaan sterilisasialat kesahatan
f. Memberikan penyuluhan bagi pengunjung di ruang rawat masing-masing
JJ. Anggota PPI
1. Ka. Instalasi Pelayanan Medis
a. Memonitor dan memfasilitasi pelaksanaan program PPI dibidangnya
b. Memberikan masukan program pendidikan dan pelatihan untuk semua karyawan
dijajarannya
c. Ikut berperan dalam melakukan investigasi masalah infeksi atatau KLB yang
tejadi di RS
d. Memberikan masukan tentang status kesehatan karyawan dan
merekomendasikan upaya pencegahan penularan infeksi
e. Membuat laporan dan evaluasi pelaksanaan program PPI di instalasi masing-
masing.
2. Ka. Instalasi Laboratorium
a. Membantu penyusunan SPO PPI yang berhubungna dengan Laboratorium
b. Melaporakan hasil kultur dan uji sensitivitas obat
c. Mengawasi penggunaan APD oleh staf Laboratorium
d. Melaksanakan SPO PPI di Laboratorium
3. Ka. Instalasi Radiologi
a. Membantu penyusunan SPO PPI yang berhubungan dengan Radiologi
b. Mengawasi penggunaan APD oleh staf Radiologi
c. Mengawasi pengelolaan limbah radiologi
d. Mengawasi penggunaan tindakan HSG
4. Ka.Instalasi Farmasi
a. Membantu penyusunan SPO PPI yang berhubungan dengan farmasi
b. Memberikan data jenis dan jumlah pemakaian antibiotik dir RS dan
melaporkannya ke IPCO
5. Kepala Urusan Kesling
a. Membantu penyusunan SPO PPI yang berhubungan dengan tata graha – kesling
b. Mengawasi penggunaan APD
c. Mengawasi penggunaan desinfektan
d. Mengawasi pelaksanaan SPO PPI di Tata Graha - Kesling
e. Mengawasi pengendalian serangga
f. Mengawasi pembuangan sampah akhir medis dan non medis
g. Melakukan pengawasan bakteriologi, air bersih dan makanan di RS
6. Ka. Urusan Tata Boga
a. Membantu penyusunan SPO PPI yang berhubungan dengan Tata Boga
b. Mengawasi penggunaan APD
c. Mengawasi penyimpanan dan pengolahan makanan
d. Mengawasi pelaksanaan SPO PPI di Tata Boga

63
7. Ka. Urusan Laundry
a. Membantu penyusunan SPO PPI yang berhubungan dengan Laundry.
b. Mengawasi penggunaan APD
c. Mengawasi pengelolaan Linen infeksi dan non infeksi
d. Mengawasi penggunaan detergen
e. Mengawasi pelaksanaan SPO PPI di Laundry

BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

A. KAMAR BEDAH
1. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Unit Rawat Inap
• Pasien Unit Kamar Bedah setelah selesai dilakukan tindakan observasi di
Recovery Room dan memantau keadaan umum selama 1 jam, bila keadaan baik
Perawat Unit kamar Bedah menghubungi ruang rawat inap untuk menjemput
pasien.
• Dokter yang melakukan tindakan operasi dan perawat mengisi status rekam medik
dengan lengkap
• Perawat Unit Kamar Bedah melakukan serah terima pasien kepada perawat jaga
di ruang rawat inap.

2. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Unit Laboratorium


• Unit Kamar Bedah bekerjasama dengan laboratorium selama 24 jam untuk
pemeriksaan yang diperlukan.
• Pemeriksaan laboratorium bagi pasien Kamar Bedah harus atas perintah dokter
yang merawat dengan menandatangani surat permintaan pemeriksaan.
• Perawat Unit Kamar Bedah menghubungi petugas jaga Unit Laboratorium,
memberitahukan pemeriksaan yang diminta
• Petugas Jaga Unit Laboratorium datang ke Unit Kamar Bedah. Perawat
menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan dan memberitahukan posisi
pasien sesuai dengan nama pada surat permintaan.
• Setelah hasil pemeriksaan laboratorium selesai, Petugas Unit Laboratorium
mengantarkan hasil ke Kamar Bedah dan menyerahkan kepada perawat kamar
Bedah.
3. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Instalasi Farmasi
• Unit Kamar Bedah bekerjasama dengan Instalasi Farmasi, guna memenuhi
pengadaan obat dan bahan medis yang diperlukan di Unit Kamar Bedah dan
pelayanan resep untuk pasien Kamar Bedah.
• Resep diantarkan oleh perawat kamar Bedah ke instalasi farmasi.
64
• Resep obat pasien rawat inap harus dilengkapi dengan nama ruangan, nomor
register. Resep obat daftar G harus dituliskan oleh dokter.
• Bahan medis yang merupakan stok tetap OK yang dipakai oleh pasien harus
diinput dalam sistem HIS.
• Resep yang dipakai oleh pasien diserahkan kepada Instalasi Farmasi
• Jika stok obat yang diminta sudah siap semua, petugas Instalasi Farmasi
menghubungi perawat Kamar Bedah untuk mengambil.
• Perawat Kamar Bedah mengambil obat atau alat kesehatan ke Instalasi Farmasi
dan memasukkan obat atau alat kesehatan tersebut ketempatnya dan
mencocokkan dengan inventaris yang ada.
• Koordinator obat memeriksa inventaris obat atau alat kesehatan setiap minggu
sekali.
• Jika memerlukan Bahan medis atau obat yang tidak ada distok perawat Kamar
Bedah menulis terlebih dahulu nama bahan medis dan jenis obat kemudian
dilengkapi dengan nama pasien, nama dokter yang akan melakukan tindakan
serta jenis operasinya, lalu menyerahkan catatan tersebut sebagai peminjaman.

4. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Unit Radiologi


• Pasien yang akan dilakukan pembedahan sudah membawa hasil radiologi bila
hasil belum ada, perawat Kamar Bedah akan menghubungi petugas radiologi
• Petugas radiologi menyerahkan hasil radiologi

5. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Unit Rekam Medis


• Unit Kamar Bedah bekerja sama dengan bagian rekam medik dalam hal
pengisian status rekam medik selama pasien dilakukan tindakan pembedahan di
kamar Bedah.
• Dokter yang melakukan tindakan pembedahan mengisi laporan dan therapi
pembedahan diform laporan khusus pembedahan dan dokter yang melakukan
tindakan anasthesi mengisi laporan kegiatan pembiusan di form laporan
anasthesi .
• Perawat kamar Bedah menulis laporan dilembar asuhan keperawatan
• Petugas unit Rekam Medis bertanggung jawab atas stok berbagai macam blanko
rekam medis di OK (blanko-blanko RM rawat inap dan blanko-blanko informed
consent).
• Unit OK juga bekerjasama dengan unit Rekam Medis, dalam hal pengisian
blanko klaim pasien asuransi.

6. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Bagian Keuangan


• UnitKamar Bedah bekerjasama dengan Bagian Keuangan dalam hal pelayanan
keuangan di Unit Kamar Bedah.

65
• Pasien yang akan dilakukan tindakan operasi harus sudah mempunyai surat
persetujuan biaya tindakan, penandatangananan surat perkiraan biaya tindakan
operasi dilakukan oleh pasien atau keluarga pasien
• Pasien atau keluarga pasien menyimpan uang deposit di kasir sebagai
pembayaran administrasi awal.
• Unit Kamar Bedah berhubungan dengan administrasi dalam hal
menginformasikan biaya sampai dengan penyelesaiannya
• Bila dalam pertengahan tindakan operasi didapatkan perluasan operasi/
memerlukan kolaborasi dengan dokter bedah lainnya maka keluarga pasien
diinfokan terlebih dahulu oleh dokter bedah dan meminta persetujuan tertulis
• Perawat memberikan informasi kebagian administrasi bahwa pasien harus
dilakukan perluasan operasi/ memerlukan kolaborasi dengan dokter bedah
lainnya, admission membuat perkiraan biaya tambahan
• Perawat mempersilahkan keluarga pasien menghubungi bagian administrasi
terkait penambahan biaya tindakan operasi
• Admission menyiapkan surat persetujuan perkiraan biaya

7. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Unit Marketing


• Unit kamar bedah bekerjasama dengan Marketing dalam memasarkan
pelayanan yang berada di unit kamar bedah.
• Unit marketing membuat besaran fee untuk perujuk pasien operasi agar menarik
perujuk dengan pasien yang di indikasikan masuk pada kategori operasi

8. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Unit CSSD


• Unit Kamar Bedah bekerjasama dengan CSSD dalam proses sterilisasi alat atau
instrumen medis dan atau dekontaminan untuk instrumen Kamar Bedah dan
linen infeksius di Kamar Bedah.
• Instrumen medis yang sudah terpakai langsung didekontaminasi dengan cara
direndam dalam larutan precept selama kira-kira 15 menit. Kemudian instrumen
dibilas dengan air mengalir dan dikeringkan.
• Perawat Kamar Bedah mengelompokkan instrumen-instrumen yang sudah
didekontaminasi tersebut berdasarkan set-set nya (misalnya : set SC, set bedah
anak, dan sebagainya).
• Perawat Kamar Bedah membawa instrumen tersebut kembali ke CSSD setiap
pagi hari kerja untuk disterilkan oleh petugas CSSD.
• Linen kotor yang infeksius, dibawa ke laundry dan didekontaminasi dengan cara
direndam dengan larutan precept selama kira-kira 15 menit, kemudian linen
dibilas dengan air, diperas dan dicuci. Keesokan harinya perawat KamarBedah
menyetorkan linen tersebut ke CSSD untuk sterilisasi.

66
• Permintaan bahan dekontaminan dilakukan bila stok di Kamar Bedah hampir
habis dan dapat dilakukan setiap hari kerja dengan cara membuat permintaan di
blanko rangkap 3 ke bagian farmasi.

B. KAMAR BERSALIN
1. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Rawat Inap
• Pasien Unit Kamar Bersalin setelah selesai proses persalinan di observasi di
ruang Bersalin dan memantau keadaan umum selama 2 jam, bila keadaan baik
bidan unit kamar Bersalin menghubungi ruang rawat inap untuk menjemput
pasien.
• Dokter yang melakukan tindakan persalinan dan Bidan mengisi status rekam
medis dengan lengkap.
• Bidan Unit Kamar Bersalin melakukan serah terima pasien kepada Bidan jaga di
ruang rawat inap.

2. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Unit Laboratorium


• Unit Kamar Bersalin bekerjasama dengan laboratorium selama 24 jam untuk
pemeriksaan yang diperlukan.
• Pemeriksaan laboratorium bagi pasien Kamar Bersalin harus atas perintah
dokter yang merawat dengan menandatangani surat permintaan pemeriksaan.
• Bidan Unit Kamar Bersalin menghubungi petugas jaga unit Laboratorium,
memberitahukan pemeriksaan yang diminta
• Petugas Jaga unit Laboratorium datang ke Unit Kamar Bersalin. Bidan
menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan dan memberitahukan posisi
pasien sesuai dengan nama pada surat permintaan.
• Setelah hasil pemeriksaan laboratorium selesai, Petugas unit Laboratorium
mengantarkan hasil ke Kamar Bersalin dan menyerahkan kepada perawat kamar
Bersalin.

3. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Instalasi Farmasi


• Unit Kamar Bersalin bekerjasama dengan Instalasi Farmasi, guna memenuhi
pengadaan obat dan bahan medis yang diperlukan di Instalasi Kamar Bersalin
dan pelayanan resep untuk pasien Kamar Bersalin.
• Resep diantarkan oleh bidan kamar Bersalin ke instalasi farmasi.
• Resep obat pasien rawat inap harus dilengkapi dengan nama ruangan, nomor
register. Resep obat daftar G harus dituliskan oleh dokter.
• Bahan medis yang merupakan stok tetap VK yang dipakai oleh pasien harus
diinput dalam sistem HIS.
• Resep yang dipakai oleh pasien diserahkan kepada Instalasi Farmasi

67
• Jika stok obat yang diminta sudah siap semua, petugas Instalasi Farmasi
menghubungi perawat Kamar Bersalin untuk mengambil.
• Bidan Kamar Bersalin mengambil obat atau alat kesehatan ke Instalasi Farmasi
dan memasukkan obat atau alat kesehatan tersebut ketempatnya dan
mencocokkan dengan inventaris yang ada.
• Koordinator obat memeriksa inventaris obat atau alat kesehatan setiap minggu
sekali.
• Jika memerlukan Bahan medis atau obat yang tidak ada distok perawat Kamar
Bersalin menulis terlebih dahulu nama bahan medis dan jenis obat kemudian
dilengkapi dengan nama pasien, nama dokter yang akan melakukan tindakan
serta jenis operasinya, lalu menyerahkan catatan tersebut sebagai
peminjaman.

4. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Unit Rekam Medis


• Unit Kamar Bersalin bekerja sama dengan bagian rekam medis dalam hal
pengisian status rekam medis selama pasien dilakukan tindakan persalinan di
kamar bersalin.
• Dokter yang melakukan tindakan persalinan mengisi laporan dan therapi post
partum diform laporan dan bidan yang melakukan asisten tindakan persalinan
mengisi laporan kegiatan persalinan di form asuhan kebidanan.
• Bidan kamar Bersalin menulis laporan dilembar asuhan kebidanan
• Petugas unit Rekam Medis bertanggung jawab atas stok berbagai macam
blanko rekam medis di VK (blanko-blanko RM rawat inap dan blanko-blanko
informed consent).
• Unit Kamar Bersalin juga bekerjasama dengan Unit Rekam Medis, dalam hal
pengisian blanko klaim pasien asuransi.

5. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Bagian Keuangan


a. Bagian Keuangan
• Unit Kamar Bersalin bekerjasama dengan Bagian Keuangan dalam hal
pelayanan keuangan di Unit Kamar Bersalin.
• Pasien yang akan dilakukan tindakan persalinan harus sudah mempunyai
surat persetujuan biaya tindakan, penandatangananan surat perkiraan
biaya tindakan persalinan dilakukan oleh pasien atau keluarga pasien
• Pasien atau keluarga pasien menyimpan 50 % biaya tindakan dikasir

b. Bagian Administrasi
• Unit Kamar Bersalin berhubungan dengan administrasi dalam hal
menginformasikan biaya sampai dengan penyelesaiannya

68
• Bila dalam pertengahan tindakan persalinan didapatkan penyulit persalinan
memerlukan kolaborasi dengan dokter anestesi untuk operasi sectio caesaria,
maka keluarga pasien diinfokan terlebih dahulu oleh dokter dan meminta
persetujuan tertulis
• Bidan memberikan informasi kebagian administrasi bahwa pasien harus dilakukan
operasi / memerlukan kolaborasi dengan dokter bedah lainnya, ADM membuat
perkiraan biaya tambahan
• Bidan mempersilahkan keluarga pasien menghubungi bagian administrasi terkait
penambahan biaya tindakan
• ADM menyiapkan surat persetujuan perkiraan biaya

6. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Unit CSSD


• Unit Kamar Bersalin bekerjasama dengan CSSD dalam proses sterilisasi alat atau
instrumen medis dan atau dekontaminan untuk instrumen Kamar Bersalin dan linen
infeksius di Kamar Bersalin.
• Instrumen medis yang sudah terpakai langsung didekontaminasi dengan cara
direndam dalam larutan precept selama kira-kira 15 menit. Kemudian instrumen
dibilas dengan air mengalir dan dikeringkan.
• Bidan Kamar Bersalin mengelompokkan instrumen-instrumen yang sudah
didekontaminasi tersebut berdasarkan set-set nya (misalnya : set partus, set vacum,
set forceps dan sebagainya).
• Bidan Kamar Bersalin membawa instrumen tersebut kembali ke CSSD setiap pagi
hari kerja untuk disterilkan oleh petugas CSSD.
• Linen kotor yang infeksius, dibawa ke laundry dan didekontaminasi dengan cara
direndam dengan larutan precept selama kira-kira 15 menit, kemudian linen dibilas
dengan air, diperas dan dicuci. Keesokan harinya perawat Kamar Bersalin
menyetorkan linen tersebut ke CSSDuntuk sterilisasi.
• Permintaan bahan dekontaminan dilakukan bila stok di Kamar Bersalin hampir habis
dan dapat dilakukan setiap hari kerja dengan cara membuat permintaan di blanko
rangkap 3 ke bagian farmasi.

C. UNIT RAWAT INAP


A. Tata Hubungan Kerja dengan IGD
• Pasien Instalasi Gawat Darurat, dalam hal ini pasien anak, dewasa dan geriatri sakit
yang memerlukan rawat inap, diberikan penjelasan mengenai indikasi rawat inap oleh
dokter jaga IGD.
• Pasien atau keluarga pasien mengisi surat persetujuan rawat inap dan menentukan
kelas perawatan yang dikehendaki di bagian pendaftaran .
• Bagian pendaftaran/FO akan menelepon perawat ruang rawat inap untuk
menanyakan ketersediaan ruangan yang dibutuhkan pasien.

69
• Apabila ruangan yang diperlukan tersedia, petugas pendaftaran/FO menghubungi
perawat IGD untuk mengkonfirmasi.
• Perawat Instalasi Gawat Darurat menghubungi ruang rawat inap yang dituju dan
memberitahukan diagnosa dan kondisi pasien kepada perawat jaga ruang rawat inap.
• Setelah pasien stabil, rekam medis lengkap dan ruangan rawat inap siap, perawat
IGD mengantar dan melakukan serah terima dengan perawat ruangan rawat inap.
• Jika pasien memerlukan tindakan radiologi, maka tindakan radiologi dikerjakan
sebelum pasien dikirim ke ruangan.

B. Tata Hubungan Kerja dengan Unit Laboratorium


• Unit rawat inap bekerjasama dengan laboratorium selama 24 jam untuk pemeriksaan
yang diperlukan.
• Pemeriksaan laboratorium bagi pasien rawat inap harus atas perintah dokter jaga
ruangan atau dokter yang merawat dengan menandatangani surat permintaan
pemeriksaan.
• Perawat rawat inap menghubungi petugas jaga unit Laboratorium, memberitahukan
pemeriksaan yang diminta.
• Petugas Jaga unit Laboratorium datang ke ruang rawat inap. Perawat rawat inap
menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan dan memberitahukan ruangan pasien
sesuai dengan nama pada surat permintaan.
• Setelah hasil pemeriksaan laboratorium selesai, Petugas unit Laboratorium
mengantarkan hasil ke ruang rawat inap dan menyerahkan kepada perawat rawat
inap
• Pembayaran biaya laboratorium diserahkan ke bagian administrasi oleh Petugas Jaga
unit Laboratorium dan ditagihkan bersamaan dengan keseluruhan biaya rawat inap.

C. Tata Hubungan Kerja dengan Instalasi Farmasi


• Unit rawat inap bekerjasama dengan Instalasi Farmasi, guna memenuhi pengadaan
obat dan bahan medis yang diperlukan di unit rawat inap
• Resep obat harus dilengkapi dengan nama pasien,umur, ruangan, nama dokter,
tanggal peresepan dan registrasi ID, kemudian di serahkan ke IFRS (Instalasi Farmasi
Rumah Sakit).
• Bila perawat ruangan memakai bahan medis yang ada di stok ruangan, bahan medis
langsung di tulis di nota BM sesuai pemakaian pasien, dan selanjutnya diserahkan ke
IFRS.
• Perawat ruangan menulis form penerimaan resep bahan medis yang berada di IFRS
dan menyerahkannya kepada petugas IFRS.
• Bila obat dan bahan medis yang diminta sudah bisa diambil, Petugas IFRS
menghubungi perawat ruangan untuk mengambilnya dan menulisnya di form
penerimaan obat di IFRS.

70
• Sebelum pasien pulang, perawat, perawat rawat inap menghitung perincian obat dan
bahan medis yang digunakan pasien, bila ada kekurangan dibuatkan nota atau resep
untuk permintaan obat dan bahan medis tersebut. Bila pemakaian sesuai, perawat
rawat inap langsung mengkonfirmasikan ke petugas administrasi.
• Bila ada resep saat pasien pulang, perawat rawat inap akan memberikan resep
tersebut ke IFRS. IFRS akan meng-input pemakaian obat tersebut dan
melaporkannya ke bagian administrasiserta mengkonfirmasi ke perawat rawat inap
bila obat sudah siap.

D. Tata Hubungan Kerja dengan Radiologi


• Surat pemeriksaan radiologi bagi pasien rawat inap harus ditandatangani oleh dokter
jaga ruangan atau dokter yang merawat
• Perawat atau dokter jaga ruangan memberitahukan keluarga pasien untuk meminta
persetujuan pemeriksaan.
• Perawat rawat inap menghubungi petugas radiologi untuk memberitahukan
pemeriksaan yang diminta dan bila sudah siap, pasien diantar ke radiologi oleh
petugas rawat Inap.
• Setelah hasil jadi, petugas unit Radiologi menyerahkan hasil pemeriksaan kepada
perawat rawat inap dan ekspertise disimpan di dalam status pasien.
• Perawat rawat inap mencatat pemeriksaan radiologi di perincian harian dan akan
melaporkannya ke petugas administrasi

E. Tata Hubungan Kerja dengan Unit Kamar Bedah


• Unit Rawat Inap bekerjasama dengan unit Kamar Bedah dalam hal pelayanan
tindakan pembedahan segera (cito) dan elektif.
• Jika ada pasien di ruang rawat inap yang memerlukan tindakan pembedahan segera
(Cito) di unit Kamar Bedah oleh dokter spesialis (sesuai dengan kasusnya), maka
dokter jaga ruangan atau dokter yang merawat menjelaskan kepada pasien atau
keluarga pasien mengenai kondisi pasien dan perlunya tindakan operasi segera/cito
dan elektif. Jika pasien atau keluarganya setuju, mereka mengisi formulir persetujuan
tindakan pembedahan, dan untuk mengetahui perkiraan biaya, pasien atau keluarga
dipersilahkan untuk menanyakannya ke bagian administrasi.
• Bila pasien sudah setuju untuk operasi, perawat rawat inap melakukan persiapan
operasi (puasa, infus, cateter, cukur, Ekg, Lab, thorak, dll) sesuai jenis operasi.
• Perawat ruang rawat inap menghubungi unit kamar bedah dan menyampaikan
rencana operasi, nama dokter spesialis yang melakukan tindakan, dan konfirmasi
jadwal operasi.
• Perawat rawat inap mengantar pasien tersebut ke unit kamar bedah 30 menit
sebelum tindakan dan melakukan serah terima pasien kepada Petugas kamar bedah.
• Bila operasi telah selesai, pasien dibawa ke recovery room untuk di observasi.

71
• Petugas kamar bedah membuat perincian pemakaian selama operasi dan diinput di
komputer.
• Bila pasien sudah stabil di ruang Recovery Room, petugas kamar bedah
menghubungi perawat rawat inap untuk menjemput dan memindahkan pasien
tersebut ke ruang perawatan sesuai ruangannya.

F. Tata Hubungan Kerja dengan Unit Kamar Bersalin


• Pasien post melahirkan normal yang sudah diobservasi di kamar bersalin akan
dipindahkan ke ruangan rawat inap sesuai dengan permintaan kamarnya.
• Petugas kamar bersalin menghubungi perawat ruangan untuk menjemput pasien di
kamar bersalin.
• Petugas kamar bersalin serah terima dokumen dan pasien dengan perawat ruangan.
• Perawat ruangan melakukan observasi terakhir keadaan umum dan tanda-tanda vital
pasien di ruang bersalin. Jika stabil, pasien dapat dipindahkan ke ruangan dengan
menggunakan kursi roda/kereta dorong.
• Setelah sampai di ruangan, pasien dipindahkan ke tempat tidur.

G. Tata Hubungan Kerja dengan PMI


• Unit Rawat Inap bekerjasama dengan PMI dalam hal permintaan darah untuk pasien
rawat inap.
• Bila ada instruksi tranfusi darah dari dokter yang merawat, Dokter yang merawat/
dokter ruangan/ perawat yang berwenang menjelaskan pada pasien atau keluarga
tentang tindakan tranfusi. bila setuju pasien/keluarga menandatangani persetujuan
tindakan medis dan menghubungi laboratorium untuk memeriksa golongan darah dan
pengambilan sampel darah (pengambilan sampel darah dapat juga dilakukan oleh
perawat ruangan yang berkompeten).
• Perawat ruangan menghubungi PMI untuk menanyakan persediaan darah yang
dibutuhkan pasien.
• Bila tidak ada persediaan darah di PMI kota atau di PMI kabupaten, maka perawat
menjelaskan kepada pasien untuk mencari donor sesuai kebutuhan pasien dan
golongan darah.
• Perawat ruang rawat inap mengisi formulir permintaan darah.
• Setelah persiapan transfusi selesai perawat mengecek kembali formulir transfusi,
tagihan dan memberi label identitas pasien (nama, no. Rekam medis dan nama RS)
pada sampel darah, kemudian menghubungi driver untuk ke PMI.
• Setelah darah selesai diproses di PMI, driver mengambil dan membawanya ke ruang
rawat inap untuk serah terima dengan perawat ruangan. Lalu perawat ruangan
mengecek kembali antara etiket di labu darah dan formulir permintaan darah warna
merah (Nama pasien, ruangan, gol darah, volume darah, exp date darah, nomor labu
darah ).

72
• Bila sudah sesuai antara permintaan dan labu darah yang datang, perawat ruangan
menginput Bank Darah di HIS komputer, dan untuk kwitansi diserahkan oleh driver ke
bag. Adm.
• Bila transfusi darah tidak jadi diberikan dan darah masih berada di PMI, perawat rawat
inap dapat membatalkan permintaannya dengan cara membuat formulir pembatalan
dan menginformasikannya kepada PMI, dan menginput pembatalan darah.

H. Tata Hubungan Kerja dengan Administrasi


• Unit rawat inap berhubungan dengan administrasi dalam hal penyeleseian
administrasi akhir dan deposit pasien yang dirawat inap di ruang rawat inap .
• Perawat ruang rawat inap membuat perincian harian menginput pemakaian bahan
habis pakai dan obat-obatan serta jasa medis dokter yang merawat, dokter konsulan
serta dokter jaga IGD dan ruangan selama pasien dirawat di ruang rawat inap dan
melaporkannya ke bagian administrasi.

I. Tata Hubungan Kerja dengan Unit Gizi


• Unit Rawat Inap bekerjasama dengan Unit Gizi dalam hal pemesanan makanan atau
snack untuk pasien yang dirawat di ruang rawat inap, dan dokter.
• Perawat rawat inap mengecek kembali diet pasien sebelum makanan dibagikan ke
pasien.
• Bila ada instruksi dokter untuk Recall gizi, perawat ruangan menghubungi ahli gizi
untuk melakukan recall gizi pasien dengan mengunjungi pasien di ruang rawat dan
bila ada hasil dilaporkan ke perawat ruangan untuk dilaporkan ke dokter yang
meminta.

J. Tata Hubungan Kerja dengan Poliklinik


• Unit rawat inap bekerjasama dengan unit rawat jalan, dalam hal ini polklinik anak,
kandungan dan bedah.
• Keluarga pasien poliklinik yang memerlukan rawat inap diminta untuk mencari
ruangan di bagian pendaftaran, bila ada ruangan sesuai dengan permintaan
keluarga/pasien, maka petugas pendaftaran menghubungi perawat rawat inap untuk
menyiapkan ruangannya.
• Pasien diantar ke IGD oleh perawat poliklinik untuk dilakukan tindakan sesuai dengan
instruksi dokter yang merawat.
• Perawat IGD mengantar pasien ke ruang rawat inap dan melakukan serah terima
dengan perawat ruangan. Bila pasien adalah pasien kebidanan yang akan melahirkan
dan akan dilakukan tindakan, petugas IGD mengantar pasien ke ruang bersalin.

73
K. Tata Hubungan Kerja dengan Rekam Medis
• Unit rawat inap bekerjasama dengan unit rekam medis dalam hal pencatatan dan
pelaporan pasien unit rawat inap, pelaporan KLB, dan pengkodingan BPJS.
• Setiap pasien Her opname (dirawat lebih dari 1 kali), status lama diminta ke rekam
medis.

L. Tata Hubungan Kerja dengan Logistik Umum


• Unit rawat Inap bekerjasama dengan Logistik Umum dalam hal pengadaan Alat Tulis
Kantor (ATK), dan pengadaan Alat-alat rumah tangga di unit rawat inap.
• Koordinator alat rawat inap bertugas melakukan pengecekan dan permintaan
kebutuhan ATK, dan alat-alat rumah tangga, bila ada yang rusak dan melakukan
pencatatan di buku inventaris.

M. Tata Hubungan Kerja dengan Cleaning Service


• Setelah pasien pulang, perawat menghubungi petugas cleaning service/ CS untuk
membersihkan dan membereskan ruangan pasien tersebut.
• Petugas CS membersihkan ruangan rawat inap setiap pagi dan sore hari dan
sewaktu-waktu bila diperlukan.

N. Tata Hubungan Kerja dengan Security


• Petugas Security membantu menjaga keamanan ruang rawat inap dengan cara
melakukan pemeriksaan keliling ruangan setiap pergantian shift berkunjung pasien,
menertibkan jumlah penunggu pasien yang berlebihan, menertibkan pengunjung yang
menjenguk pasien diluar jam berkunjung, dan mengamankan pelaku tindakan kriminal
seperti pencuri di ruang rawat inap serta menegur pengunjung pasien yang membuat
kegaduhan.
• Petugas Security menjaga dan memastikan agar penunggu pasien sesuai kartu ID
penunggu dan berjumlah dua orang.
• Petugas Security membantu evakuasi pasien bila terjadi musibah massal
• Petugas Security membantu mengaktifkan sistem informasi bila terjadi musibah
massal dan menghubungi Polsek setempat.

O. Tata Hubungan Kerja dengan Laundry


• Petugas laundry mengambil linen kotor dan mengantar linen bersih ke ruangan rawat
inap setiap pagi dan sore serta mencatatnya di buku ekspedisi.
D. UNIT RAWAT JALAN

1. Tata Hubungan Kerja dengan Rawat Inap


• Pasien Poliklinik yang memerlukan rawat inap, dokter jaga atau perawat jaga Poliklinik
menjelaskan kepada pasien atau keluarga pasien.

74
• Pasien atau keluarga pasien mengisi surat persetujuan rawat inap dan menentukan
kelas perawatan yang dikehendaki.
• Perawat Poliklinik menghubungi ruang rawat inap yang dituju dan memberitahukan
diagnosa dan kondisi pasien kepada perawat jaga ruang rawat inap.
• Dokter jaga dan perawat jaga mengisi status rekam medik, perawat Poliklinik
menghubungi ruang rawat inap dan mengantar pasien ke ruang rawat inap yang
dipilih.
• Jika pasien memerlukan tindakan radiologi, maka tindakan radiologi dikerjakan
sebelum pasien dikirim ke ruangan.
• PerawatPoliklinik melakukan serah terima pasien kepada perawat jaga di ruang rawat
inap.

2. Tata Hubungan Kerja dengan Laboratorium


• Poliklinik bekerjasama dengan laboratorium untuk pemeriksaan yang diperlukan.
• Pemeriksaan laboratorium bagi pasien poliklinik harus atas perintah dokter jaga
Poliklinik atau dokter konsulen yang merawat dengan menandatangani surat
permintaan pemeriksaan.
• Perawat Poliklinik menghubungi petugas jaga Unit Laboratorium, memberitahukan
pemeriksaan yang diminta.
• Petugas Jaga mengantarkan pasien ke instlasi laboratorium untuk pemeriksaan lebih
lanjut.
• Setelah hasil pemeriksaan laboratorium selesai, Petugas Unit Laboratorium
mengantarkan hasil ke poliklinik dan menyerahkan kepada perawat poliklinik.
• Petugas laboratorium memasukkan beban biaya pemeriksaan ke komputer dan data
ditransfer ke kasir pusat, kemudian meminta pasien atau keluarga ke kasir pusat
untuk membayar biaya laboratorium. Lembar bukti pembayaran laboratorium
diserahkan kepada petugas laboratorium untuk ditukar dengan hasil laboratorium.
• Bila pasien rawat inap, pembayaran beban biaya laboratorium diserahkan ke bagian
administrasi oleh Petugas Jaga Unit Laboratorium dan ditagihkan bersamaan dengan
keseluruhan biaya rawat inap.

3. Tata Hubungan Kerja dengan Farmasi


• Poliklinik bekerjasama dengan Instalasi Farmasi, guna memenuhi pengadaan obat
dan bahan medis yang diperlukan di Poliklinik dan pelayanan resep untuk pasien
rawat jalan.
• Resep diantarkan oleh perawat POLIKLINIK ke Instalasi farmasi.
• Resep obat pasien rawat inap harus dilengkapi dengan nama ruangan, nomor
register. Resep obat daftar G harus dituliskan oleh dokter dan dilengkapi alamat
lengkap pasien.

75
• Bahan medis yang merupakan stok tetap POLIKLINIK yang dipakai oleh pasien harus
diinput dalam sistem HIS.
• Resep yang dipakai oleh pasien diserahkan kepada Instalasi Farmasi untuk mendapat
ganti setiap shift atau 3 x sehari.
• Jika stok obat yang diminta sudah siap semua, petugas Instalasi Farmasi
menghubungi perawat POLIKLINIK untuk mengambil.
• Perawat POLIKLINIK mengambil obat atau alat kesehatan ke Instalasi Farmasi dan
memasukkan obat atau alat kesehatan tersebut ke tempatnya dan mencocokkan
dengan inventaris yang ada.
• Koordinator obat memeriksa inventaris obat atau alat kesehatan setiap minggu sekali.
• Jika pasien rawat jalan, perawat POLIKLINIK membuat nota pemakaian obat habis
pakai di POLIKLINIK, mengisi form pasien rawat jalan kemudian menyerahkan ke
bagian EDP (Entry Data Poli) diinput melalui komputer dan data ditransfer ke kasir.
Bagian farmasi membuat nota resep dan diinput ke dalam sistem HIS. Setelah semua
data terkumpul, pasien atau keluarganya diminta membayar total biaya tersebut ke
kasir.
• Setelah pasien membayar ke kasir, pasien menyerahkan bukti pembayaran warna
kuning ke instalasi farmasi untuk mengambil obat-obatan untuk di rumah.

4. Tata Hubungan Kerja dengan Radiologi


• Surat pemeriksaan radiologi bagi pasien POLIKLINIK harus ditandatangani oleh
dokter jaga POLIKLINIK.
• Perawat atau dokter jaga POLIKLINIK memberitahu keluarga pasien untuk meminta
persetujuan pemeriksaan.
• Perawat POLIKLINIK menghubungi petugas radiologi memberitahukan pemeriksaan
yang diminta dan menanyakan kapan pasien dapat diantar ke Unit Radiologi.
• Setelah hasil jadi, petugas Unit Radiologi menyerahkan hasil pemeriksaan kepada
Dokter Jaga POLIKLINIK.
• Jika pasien rawat jalan, petugas Unit Radiologi membuat billing biaya pemeriksaan di
computer dan mentransfer data ke kasir.
• Pasien atau keluarga menyelesaikan seluruh biaya POLIKLINIK atau Unit Radiologi di
kasir, lembar kuning bukti pembayaran untuk pemeriksaan radiologi diserahkan ke
petugas Unit Radiologi, untuk ditukar dengan hasil radiologi.
• Pasien rawat inap nota diserahkan kepada bagian administrasi oleh Petugas Unit
Radiologi.

5. Tata Hubungan Kerja dengan Kamar Operasi


• Pasien poliklinik yang memerlukan tindakan bedah non cito, dokter jaga memberikan
penjelasan kepada keluarga pasien atau pasien tentang penyakit dan mengapa
memerlukan tindakan pembedahan.

76
• Keluarga diminta menanyakan perkiraan biaya tindakan pembedahan ke bagian
administrasi.
• Jika pasien atau keluarga setuju, maka mereka diminta untuk mengisi surat
persetujuan rawat inap dan blanko persetujuan perkiraan biaya operasi.
• Setelah pasien diberikan tindakan life saving, dokter jaga dan perawat jaga mengisi
status rekam medik, kemudian perawat poliklinik menghubungi ruang rawat bedah
dan mengantar pasien ke kamar bedah.
• Jika pasien memerlukan tindakan radiologi, maka tindakan radiologi dikerjakan
sebelum pasien dikirim ke ruangan.

6. Tata Hubungan Kerja dengan Rekam Medis


• Poliklinik bekerjasama dengan Unit Rekam Medis, dalam hal pendaftaran pasien,
pencatatan, dan pelaporan pasien Unit Rawat Jalan.
• Setiap pasien baru masuk Poliklinik didaftar oleh petugas pendaftaran.
• Petugas pendaftaran mengisi data identitas pasien di berkas rekam medis, kemudian
menyerahkannya ke perawat POLIKLINIK .
• Perawat jaga Poliklinik mengisi anamnesa singkat dan tanda-tanda vital pasien di
kartu pasien Unit Rawat Jalan.
• Dokter Jaga Poliklinik mengisi anamnesa dan semua hasil pemeriksaan pasien
tersebut, menulis diagnosa, tindakan yang dilakukan dan terapi yang diberikan pada
kartu pasien Unit Rawat Jalan.
• Perawat Jaga Poliklinik memasukkan data identitas pasien ke dalam buku register,
dan menuliskan anamnesa singkat, tanda-tanda vital, diagnosa, tindakan yang
dilakukan, terapi dokter ke dalam buku laporan.
• Setiap akhir bulan Koordinator Pencatatan dan Pelaporan membuat rekapitulasi data
rekam medis dan melaporkan kepada Unit Rekam Medis, laporan yang dibuat adalah
jumlah pasien pada bulan tersebut, jumlah pasien berdasarkan kasus, tindak lanjut
pelayanan, mortalitas ke rekam medis.
• Setiap tiga bulan sekali rekam medis memberikan umpan balik ke Poliklinik tentang
hasil pelaporan.
• Petugas Unit Rekam Medis bertanggung jawab atas stok berbagai macam blanko
rekam medis di POLIKLINIK (blanko-blanko RM rawat inap dan blanko-blanko
informed consent).
• Poliklinik juga bekerjasama dengan Unit Rekam Medis, dalam hal pengisian blanko
klaim pasien asuransi.

7. Tata Hubungan Kerja dengan CSSD

77
• POLIKLINIK bekerjasama dengan CSSD dalam proses sterilisasi alat atau instrumen
medis dan atau dekontaminan untuk instrumen POLIKLINIK dan linen infeksius di
POLIKLINIK .
• Di POLIKLINIK, instrumen medis yang sudah terpakai langsung didekontaminasi
dengan cara direndam dalam larutan precept selama kira-kira 15 menit. Kemudian
instrumen dibilas dengan air mengalir dan dikeringkan.
• Perawat POLIKLINIK mengelompokkan instrumen-instrumen yang sudah
didekontaminasi tersebut berdasarkan set-set nya (misalnya: set rawat luka, set THT
dan sebagainya).
• Perawat POLIKLINIK membawa instrumen tersebut kembali ke CSSD setiap pagi
hari kerja untuk disterilkan oleh petugas CSSD.

8. Tata Hubungan Kerja dengan IGD


• Perawat poliklinik bekerjasama dengan perawat IGD dalam hal memasang infus
pasien dikarenakan di unit poli belum ada ruangan khusus untuk memasang infus.
• Perawat poliklinik akan mengarahkan pasien poliklinik yang akan di berikan tindakan
Nebulizer akan ke IGD

9. Tata Hubungan Kerja dengan Gizi


• Perawat poliklinik berhubungan dengan petugas Gizi terkait pengadaan snack dokter.
• Petugas Gizi akan mengkonfirmasi kepada petugas Poliklinik terkait jumlah dokter
yang akan praktek pada waktu tertentu.
• Petugas gizi menyiapkan snack (makanan ringan) yang kemudian diantarkan ke unit
poliklinik
• Petugas poliklinik akan menyimpan snack tersebut ke meja dokter ketika dokter telah
datang.

10. Tata Hubungan Kerja dengan Keuangan


• Poliklinik bekerjasama dengan bagian keuangan dalam hal pelayanan keuangan di
poliklinik.
• Perawat poliklinik memasukan data pasien, jasa pelayanan poliklinik, semua biaya
tindakan, obat habis pakai di poliklinik ke komputer yang terhubung dengan
komputer kasir.
• Pasien atau keluarganya diminta untuk ke kasir untuk melunasi semua biaya di
poliklinik
• Setelah pasien melunasi biaya poliklinik, petugas kasir memberi cetakan billing (bukti
pembayaran) rangkap dua warna putih dan kuning,

78
• Bukti pembayaran warna kuning digunakan untuk mengambil resep obat untuk di
rumah.
• Pasien rawat inap, perawat poliklinik menginput data pasien, jasa pelayanan
poliklinik, semua biaya tindakan, obat habis pakai di poliklinik dan mentransfer total
biaya tersebut ke komputer kasir.

11. Tata Hubungan Kerja dengan Administrasi


• Poliklinik berhubungan dengan administrasi dalam hal pelayanan pasien yang
berlanjut ke rawat inap, kamar bersalin, atau kamar operasi untuk menginformasikan
biaya sampai dengan penyelesaiannya.
• Sub bagian edp (entry data poli) membantu poliklinik dalam hal menginput pemakaian
pasien selama di poliklinik.

12. Tata Hubungan Kerja dengan Logistik Umum


• Poliklinik bekerjasama dengan Bagian Umum dalam hal pengadaan Alat Tulis Kantor
(ATK).
• Jika ada alat yang rusak, petugas poliklinik melaporkan ke bagian umum agar alat
dapat segera diperbaiki.
• Petugas bagian umum akan menghubungi petugas poliklinik jika perbaikan atau
permintaan linen sudah selesai.
• Koordinator poliklinik mencatat alat – alat di unit poliklinik kedalam buku catatan
inventaris poliklinik.
• Linen di poliklinik yang kotor setiap pagi dihitung dan ditulis di dalam buku ekspedisi.

13. Tata Hubungan Kerja dengan Security


• Petugas security membantu menjaga keamanan ruang polikinik dengan cara
melakukan pemeriksaan keliling ruangan setiap pergantian shift berkunjung pasien,
menertibkan jumlah penunggu pasien yang berlebihan, menertibkan pengunjung yang
menjenguk pasien diluar jam berkunjung, dan mengamankan pelaku tindakan kriminal
seperti pencuri di ruang poliklinik serta menegur pengunjung pasien yang membuat
kegaduhan.
• Petugas security menjaga dan memastikan agar penunggu pasien sesuai kartu id
penunggu dan berjumlah dua orang.
• Petugas security membantu evakuasi pasien bila terjadi musibah massal
• Petugas security membantu mengaktifkan sistem informasi bila terjadi musibah
massal dan menghubungi polsek setempat.

79
E. UNIT IGD

1. Tata Hubungan Kerja dengan Rawat Inap


a. Ruang Rawat Inap Umum
• Pasien Instalasi Gawat Darurat yang memerlukan rawat inap, dokter jaga atau
perawat jaga Instalasi Gawat Darurat menjelaskan kepada pasien atau keluarga
pasien.
• Pasien atau keluarga pasien mengisi surat persetujuan rawat inap dan
menentukan kelas perawatan yang dikehendaki.
• Perawat Instalasi Gawat Darurat menghubungi ruang rawat inap yang dituju dan
memberitahukan diagnosa dan kondisi pasien kepada perawat jaga ruang rawat
inap.
• Setelah pasien diberikan tindakan life saving, dokter jaga dan perawat jaga
mengisi status rekam medis, perawat Instalasi Gawat darurat menghubungi ruang
rawat inap dan mengantar pasien ke ruang rawat inap yang dipilih.
• Jika pasien memerlukan tindakan radiologi, maka tindakan radiologi dikerjakan
sebelum pasien dikirim ke ruangan.
• Perawat Instalasi Gawat Darurat melakukan serah terima pasien kepada perawat
jaga di ruang rawat inap.

b. Ruang Rawat Inap Pasien Bedah


• Pasien IGD yang memerlukan tindakan bedah non cito, Dokter jaga memberikan
penjelasan kepada keluarga pasien atau pasien tentang penyakit dan mengapa
memerlukan tindakan pembedahan.
• Keluarga diminta menanyakan perkiraan biaya tindakan pembedahan ke bagian
administrasi.
• Jika pasien atau keluarga setuju, maka mereka diminta untuk mengisi surat
persetujuan rawat inap dan blanko persetujuan perkiraan biaya operasi.
• Setelah pasien diberikan tindakan life saving, dokter jaga dan perawat jaga
mengisi status rekam medik, kemudian perawat IGD menghubungi ruang rawat
bedah dan mengantar pasien.
• Jika pasien memerlukan tindakan radiologi, maka tindakan radiologi dikerjakan
sebelum pasien dikirim ke ruangan.
• Perawat Instalasi Gawat Darurat melakukan serah terima pasien kepada perawat
jaga ruang rawat bedah.

2. Tata Hubungan Kerja dengan Laboratorium


• Instalasi Gawat Darurat bekerjasama dengan laboratorium selama 24 jam untuk
pemeriksaan yang diperlukan.

80
• Pemeriksaan laboratorium bagi pasien IGD harus atas perintah dokter jaga instalasi
Gawat Darurat atau dokter konsulen yang merawat dengan menandatangani surat
permintaan pemeriksaan.
• Perawat instalasi Gawat Darurat menghubungi petugas jaga Unit Laboratorium,
memberitahukan pemeriksaan yang diminta.
• Petugas Jaga Unit Laboratorium datang ke Instalasi Gawat Darurat. Perawat atau
Dokter jaga Instalasi Gawat Darurat menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan
dan memberitahukan posisi pasien sesuai dengan nama pada surat permintaan.
• Setelah hasil pemeriksaan laboratorium selesai, Petugas Unit Laboratorium
mengantarkan hasil ke IGD dan menyerahkan kepada perawat IGD.
• Jika pasien rawat jalan, perawat IGD menghubungi petugas laboratorium
memberitahu bahwa ada pasien rawat jalan yang membutuhkan pemeriksaan
laboratorium. Perawat IGD mengantar pasien ke laboratorium. Petugas laboratorium
memasukkan beban biaya pemeriksaan ke komputer dan data ditransfer ke kasir
pusat, kemudian meminta pasien atau keluarga ke kasir pusat untuk membayar biaya
laboratorium. Lembar bukti pembayaran laboratorium diserahkan kepada petugas
laboratorium untuk ditukar dengan hasil laboratorium. Hasil Laboratorium diserahkan
kepada dokter jaga IGD.
• Bila pasien rawat inap, pembayaran beban biaya laboratorium diserahkan ke bagian
administrasi oleh Petugas Jaga Unit Laboratorium dan ditagihkan bersamaan dengan
keseluruhan biaya rawat inap.

3. Tata Hubungan Kerja dengan Instalasi Farmasi


• Instalasi Gawat Darurat bekerjasama dengan Instalasi Farmasi, guna memenuhi
pengadaan obat dan bahan medis yang diperlukan di Instalasi Gawat Darurat dan
pelayanan resep untuk pasien rawat jalan.
• Resep diantarkan oleh perawat IGD ke Instalasi Farmasi
• Resep obat pasien rawat inap harus dilengkapi dengan nama ruangan, nomor
register. Resep obat daftar G harus dituliskan oleh dokter dan dilengkapi alamat
lengkap pasien.
• Bahan medis yang merupakan stok tetap IGD yang dipakai oleh pasien harus diinput
dalam sistem HIS.
• Resep yang dipakai oleh pasien diserahkan kepada Instalasi Farmasi untuk mendapat
ganti setiap shift atau 3 x sehari.
• Jika stok obat yang diminta sudah siap semua, petugas Instalasi Farmasi
menghubungi perawat IGD untuk mengambil.
• Perawat IGD mengambil obat atau alat kesehatan ke Instalasi Farmasi dan
memasukkan obat atau alat kesehatan tersebut ketempatnya dan mencocokkan
dengan inventaris yang ada.
• Koordinator obat memeriksa inventaris obat atau alat kesehatan setiap minggu sekali.

81
• Jika pasien rawat jalan, perawat IGD membuat nota pemakaian obat habis pakai di
IGD, mengisi form pasien rawat jalan kemudian menyerahkan ke bagian EDP (Entry
Data Poli) diinput melalui komputer dan data ditransfer ke kasir. Bagian farmasi
membuat nota resep dan diinput ke dalam sistem HIS. Setelah semua data terkumpul,
pasien atau keluarganya diminta membayar total biaya tersebut ke kasir.
• Setelah pasien membayar ke kasir, pasien menyerahkan bukti pembayaran warna
kuning ke Instalasi Farmasi untuk mengambil obat-obatan untuk di rumah.

4. Tata Hubungan Kerja dengan Radiologi


• Surat pemeriksaan radiologi bagi pasien IGD harus ditandatangani oleh dokter jaga
IGD atau dokter konsulen.
• Perawat atau dokter jaga IGD memberitahu keluarga pasien untuk meminta
persetujuan pemeriksaan.
• Perawat IGD menghubungi petugas radiologi memberitahukan pemeriksaan yang
diminta dan menanyakan kapan pasien dapat diantar ke Unit Radiologi.
• Setelah hasil jadi, petugas Unit Radiologi menyerahkan hasil pemeriksaan kepada
Dokter Jaga IGD.
• Jika pasien rawat jalan, petugas Unit Radiologi membuat billing biaya pemeriksaan di
komputer dan mentransfer data ke kasir.
• Pasien atau keluarga menyelesaikan seluruh biaya IGD atau Unit Radiologi di kasir,
lembar kuning bukti pembayaran untuk pemeriksaan radiologi diserahkan ke petugas
Unit Radiologi, untuk ditukar dengan hasil radiologi.
• Pasien rawat inap nota diserahkan kepada bagian administrasi oleh Petugas Unit
Radiologi.

5. Tata Hubungan Kerja dengan Kamar Operasi


• Instalasi Gawat Darurat bekerjasama dengan Unit Kamar Operasi dalam hal
pelayanan tindakan pembedahan segera (cito).
• Jika ada pasien IGD yang memerlukan tindakan pembedahan segera (Cito) di Unit
Kamar Operasi oleh dokter spesialis (sesuai dengan kasusnya), maka dokter jaga
menjelaskan kepada pasien atau keluarga pasien mengenai kondisi pasien dan
perlunya tindakan operasi segera atau cito.
• Dokter jaga atau perawat IGD menghubungi dokter konsulen, melaporkan kondisi
pasien, dan meminta keluarga ke bagian administrasi untuk mendapatkan informasi
perkiraan biaya operasinya. Jika pasien atau keluarganya setuju, mereka mengisi
formulir persetujuan tindakan pembedahan, dan formulir persetujuan perkiraan biaya
operasi.
• Perawat IGD menghubungi kembali dokter konsulen, bahwa keluarga telah setuju,
dan menanyakan tindak lanjutnya, serta kapan operasi akan dilakukan.

82
• Dokter jaga atau perawat IGD menghubungi ruang rawat bedah atau Unit Kamar
Operasi dan menyampaikan rencana operasi, nama dokter spesialis yang melakukan
tindakan, dan meminta tim OK untuk persiapan operasi dan konfirmasi jadwal operasi.
• Petugas OK menghubungi IGD bila sudah mendekati waktu pelaksanaan tindakan
pembedahan.
• Perawat IGD mengantar pasien tersebut ke OK, melakukan serah terima pasien
kepada Petugas OK.
• Semua biaya pemakaian obat atau bahan medis yang dipakai di IGD bagi pasien
rawat jalan diselesaikan di IGD melalui kasir. Untuk pasien rawat inap, IGD membuat
laporan pembebanan biaya IGD kepada bagian adminstrasi.
• Biaya tindakan di Unit Kamar Operasi diurus oleh petugas OK, biaya pasien rawat
inap dilaporkan kepada bagian administrasi oleh Unit Kamar Operasi (OK).

6. Tata Hubungan Kerja dengan Rekam Medis


• Instalasi Gawat Darurat bekerjasama dengan Unit Rekam Medis, dalam hal
pendaftaran pasien, pencatatan, dan pelaporan pasien Instalasi Gawat Darurat.
• Setiap pasien baru masuk Instalasi Gawat Darurat didaftar oleh petugas pendaftaran.
• Petugas pendaftaran mengisi data identitas pasien di berkas rekam medis, kemudian
menyerahkannya ke perawat IGD.
• Perawat jaga Instalasi Gawat Darurat mengisi anamnesa singkat dan tanda-tanda
vital pasien di kartu pasien Instalasi Gawat Darurat.
• Dokter Jaga Instalasi Gawat Darurat mengisi anamnesa dan semua hasil
pemeriksaan pasien tersebut, menulis diagnosa, tindakan yang dilakukan dan terapi
yang diberikan pada kartu pasien Instalasi Gawat Darurat.
• Perawat Jaga Instalasi Gawat Darurat memasukkan data identitas pasien ke dalam
buku register, dan menuliskan anamnesa singkat, tanda-tanda vital, diagnosa,
tindakan yang dilakukan, terapi dokter ke dalam buku laporan.
• Jika diperlukan tindakan medis yang invasif atau konsul dokter spesialis di IGD atau
pemeriksaan penunjang yang mahal, maka dokter IGD memberi penjelasan kepada
pasien atau keluarganya perlunya tindakan tersebut, dan jika mereka sudah mengerti
dan setuju maka dokter atau perawat IGD meminta pasien atau keluarganya untuk
mengisi blanko informed consent persetujuan tindakan atau persetujuan biaya,
kemudian ditandatangani oleh dokter IGD, pasien atau keluarga pasien yang memberi
pernyataan, dan perawat IGD.
• Petugas pendaftaran juga bertugas mencarikan kamar rawat inap bagi pasien IGD
yang akan dirawat inap.
• Instalasi Gawat Darurat juga bekerjasama dengan Unit Rekam Medis, dalam hal
pengisian blanko klaim pasien asuransi.

83
7. Tata Hubungan Kerja dengan CSSD
• IGD bekerjasama dengan CSSD dalam proses sterilisasi alat atau instrumen medis
dan atau dekontaminan untuk instrumen IGD dan linen infeksius di IGD.
• Di IGD, instrumen medis yang sudah terpakai langsung didekontaminasi dengan cara
direndam dalam larutan precept selama kira-kira 15 menit. Kemudian instrumen
dibilas dengan air mengalir dan dikeringkan.
• Perawat IGD mengelompokkan instrumen-instrumen yang sudah didekontaminasi
tersebut berdasarkan set-set nya (misalnya: set jahit luka, set rawat luka, dan
sebagainya).
• Perawat IGD membawa instrumen tersebut kembali ke CSSD setiap pagi hari kerja
untuk disterilkan oleh petugas CSSD.

8. Tata Hubungan Kerja dengan Keuangan


• Instalasi Gawat Darurat bekerjasama dengan Bagian Keuangan dalam hal pelayanan
keuangan di IGD.
• Perawat IGD memasukan data pasien, jasa pelayanan IGD, semua biaya tindakan,
obat habis pakai di IGD ke komputer yang terhubung dengan komputer kasir.
• Jika pasien rawat jalan, maka pasien atau keluarganya diminta untuk ke kasir
melunasi semua biaya di IGD
• Setelah pasien melunasi biaya IGD, petugas kasir memberi cetakan billing (bukti
pembayaran) rangkap tiga warna putih, pink dan kuning,
• Bukti pembayaran warna kuning digunakan untuk mengambil resep obat untuk di
rumah.
• Pasien rawat inap, perawat IGD menginput data pasien, jasa pelayanan IGD, semua
biaya tindakan, obat habis pakai di IGD dan mentransfer total biaya tersebut ke
komputer kasir.

9. Tata Hubungan Kerja dengan Administrasi


• IGD berhubungan dengan administrasi dalam hal pelayanan pasien yang berlanjut ke
rawat inap, kamar bersalin, atau kamar operasi untuk menginformasikan biaya sampai
dengan penyelesaiannya.
• Sub Bagian EDP (entry data poli) membantu Instalasi Gawat Darurat dalam hal
menginput pemakaian pasien selama di IGD.

10. Tata Hubugan Kerja dengan Poliklinik


• Pasien tidak gawat tidak darurat yang berobat ke IGD diberikan pengobatan selama
tiga sampai lima hari.
• Selanjutnya pasien tidak gawat tidak darurat dianjurkan kontrol ke Poliklinik RSIA
Mitra Family pada hari dan jam kerja.

84
• Dokter jaga mengisi kartu status pasien IGD (Anamnesa, pemeriksaan, tindakan dan
terapi yang diberikan)
• Kartu status pasien disimpan di Unit Rekam Medis.

11. Tata Hubungan Kerja dengan Gizi


• Instalasi Gawat Darurat bekerjasama dengan unit Gizi terkait penyediaan snack
untuk dokter jaga yang sedang praktek di IGD

12. Tata Hubungan Kerja dengan Logistik Umum


• Instalasi Gawat Darurat bekerjasama dengan Bagian Umum dalam hal pengadaan
Alat Tulis Kantor (ATK), pengadaan serta perbaikan linen.
• Koordinator IGD bertugas melakukan pengecekan dan permintaan kebutuhan ATK,
pengecekan linen bila ada yang rusak dan melakukan pencatatan inventaris linen.
• Jika koordinator alat IGD menemukan kekurangan atau kerusakan linen, koordinator
IGD akan mengkonfirmasi kepada bagian linen untuk penambahan atau perbaikan.
• Petugas linen mengambil barang linen kotor dan memberikan barang linen bersih
setiap pagi dihitung dan ditulis di dalam buku ekspedisi.
• Petugas IGD membawa linen yang kotor ke tempat laundry beserta buku
ekspedisinya
• Petugas linenbersama petugas IGD melakukan pencatatan jumlah dan macam linen
kotor.
• Setelah selesai menghitung barang linen yang kotor, petugas IGD mengambil
barang linen yang bersih dari tempat penyimpanan, dan menghitung ulang jumlah dan
macam barang linen yang bersih, sesuai dengan jumlah dan jenis pada waktu
penyerahan.
• Petugas linen menandatangani buku ekspedisi linen IGD dan petugas IGD juga
menandatangani buku catatan milik bagianlinen
• Petugas IGD memasukkan barang linen sesuai dengan tempatnya, dan mengecek
antara inventaris dengan fisik yang ada.
• Bila ada selisih segera melaporkan kepada koordinator untuk segera ditindak lanjuti.
• Koordinator alat IGD melakukan inventaris linen setiap minggu sekali.

13. Tata Hubungan Kerja dengan Security


• Petugas Security ditempatkan di depan pintu masuk Instalasi Gawat Darurat
• Petugas Security membantu menjaga keamanan Instalasi Gawat Darurat
• Petugas Security menjaga agar tidak semua keluarga pasien ikut masuk ke ruang
Instalasi Gawat Darurat kecuali seijin petugas Instalasi Gawat Darurat.
• Petugas Security membantu evakuasi pasien bila terjadi musibah massal
• Petugas Security membantu mengaktifkan sistem informasi bila terjadi musibah
massal dan menghubungi Polsek setempat.

85
• Bila ada pasien di IGD dengan kondisi lemah dan tidak ada kerabatnya (misalnya
tabrak lari, ditemukan pingsan di jalan oleh orang lain), petugas keamanan membantu
IGD mengamankan identitas, barang milik pasien dan menghubungi Polsek setempat.
• Bila perlu petugas keamanan dapat membantu dalam mengantar pasien ke IGD atau
membantu perawat IGD memindahkan pasien dari kendaraan ke brankar atau kursi
roda.

F. Keuangan
Tata hubungan kerja dengan bagian lain:
a. Hubungan dengan pelayanan medis
• Memberikan dukungan operasional bagi pelayanan kesehatan.
• Membantu kebutuhan yang terkait dengan program pelayanan kesehatan.
b. Hubungan dengan Poliklinik dan rawat inap
• Tugas keuangan untuk membantu Poliklinik dan rawat inap adalah:
• Memberikan dukungan operasional bagi pelayanan rawat jalan dan rawat inap.
• Membantu kebutuhan yang terkait dengan pendanaan Poliklinik dan rawat inap.
c. Hubungan dengan unit HRD & Diklat
• Membantu kebutuhan yang terkait dengan pendanaan unit SDM dan sarana.
• Memberikan dukungan operasional untuk memperlancar semua kegiatan yang
berkaitan dengan SDM dan sarana.
d. Hubungan dengan unit Marketing
• Memberikan dukungan operasional yang terkait dengan unit Marketing
e. Hubungan dengan unit IT
• Memberikan dukungan operasional terkait pembelian hardware,
maintenance/perawatan hardware dan peralatan IT

G. UNIT GIZI
1. Tata Hubungan Kerja Unit Rawat Gizi dengan Unit Lain
a. Unit Rawat Inap
• Melakukan kerjasama dalam memberikan pelayanan gizi kepada pasien.
• Membantu pasien pada waktu makan dan menerima keluhan pasien yang
berhubungan dengan makanannya.
• Bersama-sama memantau masalah-masalah yang berkaitan dengan gizi pasien.
• Melakukan pemantauan dan melaporkan asupan makanan dan respon terhadap
diet/makanan yang diberikan.
• Perawat melaporkan permintaan makan pasien ke unit gizi sesuai dengan
prosedur
• Perawat melaporkan perubahan diet pasien ke unit gizi dengan sesuai prosedur

86
b. Laboratorium
• Perawat melaporkan mengenai hasil laboratorium pasien.
c. Unit Rawat Jalan
• Bagian gizi melayani permintaan konsultasi gizi pasien rawat jalan dari unit rawat
jalan dengan prosedur permintaan.
d. VK/OK
• Melakukan kerjasama dalam memberikan pelayanan gizi kepada pasien.
• Membantu pasien pada waktu makan dan menerima keluhan pasien yang
berhubungan dengan makanannya.
• Bersama-sama memantau masalah-masalah yang berkaitan dengan gizi pasien.
• Melakukan pemantauan dan melaporkan asupan makanan dan respon terhadap
diet/makanan yang diberikan.
• Perawat melaporkan permintaan makan pasien ke unit gizi sesuai dengan
prosedur.
• Perawat melaporkan perubahan diet pasien ke unit gizi dengan sesuai prosedur.
e. IGD
• Penyediaan pelayanan makanan untuk pasien baru.

2. Tata Hubungan Kerja Unit Gizi dengan Supplier (Eksternal)


Pemesanan bahan makanan berdasarkan jumlah pasien dan standar porsi bahan
makanan. Untuk pemesanan bahan makanan, unit gizi memesan bahan makanan kepada
supplier yang telah disepakati. Ahli Gizi atau petugas pengolahan memesan bahan makanan
setiap hari berdasarkan spesifikasi yang ada baik bahan kering maupun basah. Pada bahan
makanan yang tidak sesuai dengan spesifikasi tersebut, maka bahan makanan tersebut
dikembalikan kepada supplier untuk digantikan sesuai dengan spesifikasi

H. REKAM MEDIS
1. Tata Laksana Hubungan Kerja Dengan Bagian Administrasi
• Petugas rekam medis bekerjasama dengan bagian administrasi dalam hal monitoring
biaya perawatan pasien BPJS
• Petugas administrasi akan memonitoring biaya perharinya agar tidak melebihi
grouping tarif

2. Tata Laksana Hubungan Kerja Dengan Bagian Kasir


• Petugas rekam medis bekerjasama dengan bagian kasir dalam melengkapi
persyaratan pasien jaminan berupa FC KTP, FC ID Card, Berkas Pelayanan Medis
dan berkas lainnya yang digunakan untuk penagihan.

3. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Instalasi Gawat Darurat

87
• Petugas rekam medis bekerjasama dengan petugas IGD dalam menyediakan berkas
status rekam medis pasien lama dan pasien baru
• Petugas rekam medis bekerjasama dengan petugas IGD dalam menyediakan form –
form yang dibutuhkan dalam pemeriksaan

4. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Unit Poliklinik


• Petugas rekam medis bekerjasama dengan petugas poliklinik dalam menyediakan
berkas status rekam medis pasien lama dan pasien baru
• Petugas rekam medis bekerjasama dengan petugas poliklinik dalam menyediakan
form – form yang dibutuhkan dalam pemeriksaan

5. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Unit Rawat Inap


• Petugas rekam medis bekerjasama dengan petugas Rawat inap dalam menyediakan
berkas status rekam medis pasien rawat inap.
• Petugas rekam medis bekerjasama dengan petugas Rawat inap dalam menyediakan
form – form yang dibutuhkan selama pasien di rawat

6. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Bagian EDP (Entry Data Poly)
• Petugas rekam medis bekerjasama dengan bagian EDP dalam memenuhi Permintaan
Resume medis pasien rawat jalan dan rawat inap dari bagian EDP

7. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Unit Radiologi


• Petugas rekam medis bekerjasama dengan unit radiologi dalam hal Permintaan hasil
pemeriksaan radiologi untuk kelengkapan dokumen BPJS bagi unit rekam medis

8. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Unit Laboratorium


• Petugas rekam medis bekerjasama dengan unit laboratorium dalam hal Permintaan
hasil pemeriksaan radiologi untuk kelengkapan dokumen BPJS bagi unit rekam medis

9. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Instalasi Farmasi


• Petugas rekam medis bekerjasama dengan instalasi farmasi dalam hal Permintaan
copy resep pasien untuk kelengkapan dokumen BPJS bagi unit rekam medis

10. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Manajemen


• Petugas Rekam medis bekerjasama dengan manajemen dalam hal melaporkan hasil
monitoring selisih grouping dengan biaya yang ditanggung pasien BPJS.
• Petugas Rekam medis bekerjasama dengan manajemen terkait verifikasi berkas
pelaporan bulanan dan tahunan rekam medis ke dinas kesehatan.

88
11. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Verifikator BPJS
• Memverifikasi pasien bpjs rawat jalan, rawat inap dan penggunaan ambulance

I. UNIT RADIOLOGI
1. Tata Hubungan Kerja dengan Poliklinik
• Surat pemeriksaan radiologi bagi pasien poliklinik harus ditandatangani oleh dokter
jaga poliklinik.
• Perawat atau dokter jaga poliklinik memberitahu keluarga pasien untuk meminta
persetujuan pemeriksaan.
• Perawat poliklinik menghubungi petugas radiologi memberitahukan pemeriksaan
yang diminta dan menanyakan kapan pasien dapat diantar ke unit radiologi.
• Setelah hasil jadi, petugas unit radiologi menyerahkan hasil pemeriksaan kepada
dokter jaga poliklinik.
• Jika pasien rawat jalan, petugas unit radiologi membuat billing biaya pemeriksaan di
computer dan mentransfer data ke kasir.
• Pasien atau keluarga menyelesaikan seluruh biaya poliklinik atau unit radiologi di
kasir, lembar kuning bukti pembayaran untuk pemeriksaan radiologi diserahkan ke
petugas unit radiologi, untuk ditukar dengan hasil radiologi.
• Pasien rawat inap nota diserahkan kepada bagian administrasi oleh petugas unit
radiologi.

2. Tata Hubungan Kerja dengan IGD


• Surat pemeriksaan radiologi bagi pasien IGD harus ditandatangani oleh dokter jaga
IGD atau dokter konsulen.
• Perawat atau dokter jaga IGD memberitahu keluarga pasien untuk meminta
persetujuan pemeriksaan.
• Perawat IGD menghubungi petugas radiologi memberitahukan pemeriksaan yang
diminta dan menanyakan kapan pasien dapat diantar ke Unit Radiologi.
• Setelah hasil jadi, petugas Unit Radiologi menyerahkan hasil pemeriksaan kepada
Dokter Jaga IGD.
• Jika pasien rawat jalan, petugas Unit Radiologi membuat billing biaya pemeriksaan di
komputer dan mentransfer data ke kasir.
• Pasien atau keluarga menyelesaikan seluruh biaya IGD atau Unit Radiologi di kasir,
lembar kuning bukti pembayaran untuk pemeriksaan radiologi diserahkan ke petugas
Unit Radiologi, untuk ditukar dengan hasil radiologi.
• Pasien rawat inap nota diserahkan kepada bagian administrasi oleh Petugas Unit
Radiologi.

3. Tata Hubungan Kerja dengan Kamar Bedah

89
• Unit radiologi bekerjasama dengan Kamar Bedah untuk melakukan pemeriksaan
yang diperlukan.
• Pemeriksaan radiologi bagi pasien Kamar Bedah harus atas perintah dokter yang
merawat dengan menandatangani surat permintaan pemeriksaan.
• Perawat Unit Kamar Bedah menghubungi petugas jaga unit radiologi,
memberitahukan pemeriksaan yang diminta terkait keperluan pasien
• Petugas Kamar Bedah mengantar pasien ke unit radiologi untuk dilakukan
pemeriksaan sesuai dengan nama pada surat permintaan.
• Setelah hasil pemeriksaan Radiologi selesai dan sudah dibacakan, maka petugas
kamar bedah mengkonfirmasi dokter bedah terkait hasil tersebut.

4. Tata Hubungan Kerja dengan Rawat Inap


• Surat pemeriksaan radiologi bagi pasien rawat inap harus ditandatangani oleh dokter
jaga ruangan atau dokter yang merawat
• Perawat atau dokter jaga ruangan memberitahukan keluarga pasien untuk meminta
persetujuan pemeriksaan.
• Perawat rawat inap menghubungi petugas radiologi untuk memberitahukan
pemeriksaan yang diminta dan bila sudah siap, pasien diantar ke radiologi oleh
petugas rawat Inap.
• Setelah hasil jadi, petugas Unit Radiologi menyerahkan hasil pemeriksaan kepada
perawat rawat inap dan ekspertise disimpan di dalam status pasien.
• Perawat rawat inap mencatat pemeriksaan radiologi di perincian harian dan akan
melaporkannya ke petugas administrasi

5. Tata Hubungan Kerja dengan Administrasi


• Petugas radiologi bekerjasama dengan bagian administrasi terkait inputan
pemeriksaan yang dilakukan unit radiologi.
• Petugas radiologi menyertakan nota pemeriksaan di status pasien yang kemudian
akan diverifikasi dibagian administrasi

6. Tata Hubungan Kerja dengan Gudang Farmasi


• Petugas radiologi bekerjasama dengan Gudang Farmasi yang merupakan sekaligus
logistik medis dalam hal pengadaan Alat medis yang diperlukan oleh unit radiologi.
• Jika ada alat medis yang bermasalah namun dari bagian teknisi internal tidak dapat
menangani, maka Koordinator Gudang Farmasi akan mengkontak perusahaan
penjual alat agar dapat mengecek alat tersebut.

7. Tata Hubungan Kerja dengan Rekam Medis


• Petugas radiologi bekerjasama dengan unit rekam medis dalam hal memberikan hasil
pemeriksaan radiologi untuk kelengkapan dokumen BPJS bagi unit rekam medis

90
8. Tata Hubungan Kerja dengan Logistik Umum
• Petugas radiologi bekerjasama dengan Logistik Umum dalam hal pengadaan Alat
Tulis Kantor (ATK)
• Setiap minggu atau saat kehabisan stok ATK petugas radiologi melakukan
permintaan kebutuhan ATK

9. Tata Hubungan Kerja dengan Cleaning Service


• Petugas CS membersihkan ruang radiologi setiap pagi dan sore hari dan sewaktu-
waktu bila diperlukan.

10. Tata Hubungan Kerja dengan Security


• Petugas Security membantu menjaga keamanan ruang radiologi dengan cara
melakukan pemeriksaan keliling ruangan setiap pergantian shift.
• Petugas Security menjaga dan memastikan agar keamanan ruang radiologi selalu
terjaga

J. HRGA & DIKLAT


1. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan General Affair
• General Affair terdiri dari teknisi, security, Cleaning service, Linen & Logistik Umum.
Dimana masing – masing bagian memiliki fungsi dan tugas masing – masing.
• Teknisi memiliki tugas perawatan, perbaikan, pengecekkan alat – alat, perbaikan,
kontrol pada bangunan dan alat – alat medis dan non medis.
• Security memiliki tugas untuk menjaga keamanan dan kenyamanan area rumah sakit.
• Cleaning Service memiliki tugas untuk memonitoring kebersihan dan kenyamanan
pasien, dokter, rekan kerja dalam satu lingkungan rumah sakit.

• Linen memiliki tugas untuk menyediakan, merawat, memelihara, merapikan,


mengawasi dan menyimpan linen yang diperlukan, mengatur pendistribusian linen,
membuat pengajuan penambahan pengadaan linen dan mengirimkan linen kotor ke
laundry untuk dicuci dan mengambil linen bersih.

91
• Logistik Umum memiliki tugas melakukan order barang, menerima barang serta
ditribusi dan kontroling barang logistik umum.

2. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Unit Radiologi


• HRD bekerjasama dengan unit radiologi perihal tes Medical Check Up (MCU) calon karyawan
baru.
• HRD bekerjasama dalam perihal pengadaan karyawan bagi Unit Radiologi
• HRD bekerjasama dalam perihal pembuatan surat perijinan atau tugas diluar kantor.
• HRD bekerjasama terkait dengan pemberian surat peringatan, surat teguran.
• HRD bekerjasama dalam perihal absensi karyawan baik cuti, sakit, alpa, dan ijin
dengan unit radiologi

3. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Keperawatan


• HRD bekerjasama dalam perihal pengadaan tenaga karyawan baru dengan unit
keperawatan.
• HRD bekerjasama dalam perihal pembuatan surat perijinan atau tugas diluar kantor.
• HRD membuat jadwal terkait pelatihan, training, workshop tentang keperawatan guna
pengembangan dan pengetahuan ilmu keperawatan yang termodernisasi.
• HRD bekerjasama terkait dengan pemberian surat peringatan, surat teguran.
• HRD bekerjasama dalam perihal absensi karyawan baik cuti, sakit, alpa, dan ijin
dengan unit keperawatan

4. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Keuangan


• HRD bekerjasama dengan staff finance dalam perihal pembayaran BPJS Kesehatan
dan Ketenagakerjaan
• HRD bekerjasama dengan staff finance dalam perihal pembayaran tagihan tenaga
Outsourcing, training, gaji karyawan
• HRD bekerjasama dengan staff piutang dalam hal potongan gaji karyawan
• HRD bekerjasama terkait dengan pemberian surat peringatan, surat teguran.
• HRD bekerjasama dalam perihal absensi karyawan baik cuti, sakit, alpa, dan ijin
dengan unit Keuangan

5. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Unit Rekam Medis


• HRD bekerjasama dalam perihal pengadaan tenaga karyawan baru dengan unit
rekam medis.
• HRD bekerjasama dalam perihal pembuatan surat perijinan atau tugas diluar kantor
• HRD membuat jadwal terkait pelatihan, training, workshop rekam medis.
• HRD bekerjasama terkait dengan pemberian surat peringatan, surat teguran.
• HRD bekerjasama dalam perihal absensi karyawan baik cuti, sakit, alpa, dan ijin
dengan unit rekam medis.

92
6. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan GIZI
• HRD bekerjasama dengan unit Gizi dalam hal pengadaan tenaga karyawan baru
• HRD bekerjasama dalam perihal pembuatan surat perijinan atau tugas diluar kantor
• HRD membuat jadwal terkait pelatihan, training yang termodernisasi.
• HRD membuat jadwal terkait pelatihan, training, workshop gizi.
• HRD bekerjasama terkait dengan pemberian surat peringatan, surat teguran.
• HRD bekerjasama dalam perihal absensi karyawan baik cuti, sakit, alpa, dan ijin
dengan unit gizi.

7. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Instalasi Farmasi


• HRD bekerjasama dalam perihal pembuatan surat perijinan,rekapan absensi,rekapan cuti
karyawan dan surat ijin keluar kantor.
• HRD bekerjasama dengan Instalasi Farmasi untuk memenuhi pengadaan tenaga karyawan
baru guna kelangsungan proses pelayanan.
• HRD membuat jadwal terkait pelatihan, training, workshop tentang kefarmasian guna
pengembangan dan pengetahuan ilmu farmasi yang termodernisasi.
• HRD bekerjasama terkait dengan pemberian surat peringatan, surat teguran.
• HRD bekerjasama dalam perihal absensi karyawan baik cuti, sakit, alpa, dan ijin
dengan instalasi farmasi

8. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Unit Laboratorium


• HRD bekerjasama dengan unit laboratorium perihal tes Medical Check Up (MCU)
calon karyawan baru. Petugas laboratorium memberikan hasil pemeriksaan kepada
Dokter Jaga IGD dan petugas laboratorium memberitahukan pihak HRD perihal
pemeriksaan yang telah selesai dan diserahkan kepada Dokter Jaga.

9. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Unit Marketing


• HRD bekerjasama dengan unit marketing dalam hal pengadaan tenaga kerja
karyawan baru
• HRD bekerjasama dalam perihal absensi karyawan baik cuti, sakit, alpa, dan ijin
dengan unit Marketing.
• HRD bekerjasama dalam perihal pembuatan surat perijinan atau tugas diluar kantor
• HRD bekerjasama terkait dengan pemberian surat peringatan, surat teguran.
• HRD membuat jadwal terkait pelatihan, training, workshop Marketing.
• HRD bekerjasama perihal penyelenggaraan seminar

K. UNIT SIMRS
1. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan HRGA
• SIMRS bekerja sama dengan teknisi untuk melakukan perawatan, perbaikan dan
kontrol pada peralatan komputer beserta pendukungnya bilamana tidak bisa ditangani
oleh SIMRS
93
• SIMRS bekerja sama dengan security dalam rangka mengamankan perlengkapan dan
peralatan komputer yang ada di area Rumah Sakit
• SIMRS bekerja sama dengan Cleaning Service untuk menjaga kebersihan
perlengkapan dan peralatan komputer di area Rumah Sakit
• SIMRS bekerja sama dengan HRD dalam pemberian ijin tidak masuk bekerja baik
sakit maupun cuti.
• SIMRS bekerja sama dengan HRGA dalam memenuhi permintaan terkait hardware
dan software pendukung kegiatan kerja

2. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Radiologi


• SIMRS bekerja sama dengan radiologi untuk terjaminnya kelancaran pengoperasian
komputer baik software maupun hardware dalam melalukan proses pelayanan kepada
pasien yang akan dirontgen
• SIMRS bekerja sama dengan Radiologi dalam memenuhi permintaan terkait hardware
dan software pendukung kegiatan kerja

3. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan instalasi Farmasi


• SIMRS bekerja sama dengan instalasi Farmasi untuk terjaminnya kelancaran
pengoperasian komputer baik software maupun hardware dalam melalukan proses
pelayanan pemberian obat kepada pasien dan penataan stock obat-obatan untuk
tertib stock
• SIMRS bekerja sama dengan instalasi farmasi dalam memenuhi permintaan terkait
hardware dan software pendukung kegiatan kerja

4. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Keperawatan


• SIMRS bekerja sama dengan keperawatan untuk terjaminnya kelancaran
pengoperasian komputer baik software maupun hardware dalam melakukan proses
pelayanan kepada pasien baik yang melakukan rawat jalan maupun yang dirawat di
Rumah Sakit yang berkaitan dengan data-data pasien .
• SIMRS bekerja sama dengan keperawatan dalam memenuhi permintaan terkait
hardware dan software pendukung kegiatan kerja

5. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Gizi


• SIMRS bekerja sama dengan Gizi untuk terjaminnya kelancaran pengoperasian
komputer baik software maupun hardware dalam melakukan proses layanan
pendukung kepada pasien
• SIMRS bekerja sama dengan Gizi dalam memenuhi permintaan terkait hardware dan
software pendukung kegiatan kerja

6. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Rekam Medis

94
• SIMRS bekerja sama dengan Rekam Medis perihal informasi status pasien yang di
perlukan untuk kelengkapan rekap dokumen pelaporan ke Dinas Kesehatan
• SIMRS bekerja sama dengan Rekam Medis dalam memenuhi permintaan terkait
hardware dan software pendukung kegiatan kerja

7. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Laboratorium


• SIMRS bekerja sama dengan laboratorium untuk terjaminnya kelancaran
pengoperasian komputer baik software maupun hardware dalam melalukan proses
pelayanan kepada pasien yang akan melakukan pemeriksaan Laboratorium

8. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Marketing


• SIMRS bekerja sama dengan Marketing dalam hal penyediaan data – data support
pasien, asuransi, rekanan dll untuk dasar pengambil kebijakan dibidang marketing.
• SIMRS bekerja sama dengan Radiologi dalam memenuhi permintaan terkait hardware
dan software pendukung kegiatan kerja

L. MARKETING
1. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Poliklinik
• Petugas Marketing bekerja sama dengan petugas poliklinik dalam kegiatan
Penyuluhan Kesehatan kepada para pasien yang berobat ke dokter spesialis.
• Kegiatan Penyuluhan Kesehatan kepada para pasien dilaksanakan 1 kali dalam satu
minggu.
2. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Unit Rawat Inap
a. Petugas Rawat Inap Ruang Perinatologi
• Petugas Marketing bekerja sama dengan petugas ruang rawat inap perinatologi
dalam pendokumentasian pasien rawat inap yang melahirkan di RS MH Thamrin
Purwakarta
• Setiap pasien yang melahirkan di RS MH Thamrin Purwakarta akan
didokumentasikan sesaat setelah pasien melahirkan
• Pendokumentasian dilakukan oleh petugas Marketing di ruang bersalin atau ruang
perawatan.
• Petugas Marketing akan menyimpan hasil foto dokumentasi pasien yang
melahirkan untuk digunakan sebagai laporan

b. Petugas Rawat Inap


• Petugas Marketing bekerja sama dengan petugas rawat inap dalam rangka
kunjungan bagi pasien yang dirawat inap
• Kunjungan pasien rawat inap kebidanan dilakukan setiap hari Senin s/d Jum’at
dengan mengunjungi beberapa pasien rawat inap yang sedang dirawat. Kunjungan

95
dilakukan bertujuan untuk mengetahui kondisi pasien dan pendapat/masukan
pasien yang dirawat inap di RS MH Thamrin Purwakarta.

3. Tata Laksana Hubungan Kerja Dengan Unit Laboratorium


• Petugas Marketing bekerja sama dengan petugas unit laboratorium dalam rangka
penyelenggaraan MCU perusahaan di laboratorium RS MH Thamrin Purwakarta.
• Sebelumnya petugas Marketing membuat list jenis pemeriksaan apa saja yang akan
digunakan dalam pemeriksaan MCU
• Petugas Marketing memberikan list jenis pemeriksaan tersebut ke unit laboratorium.
• Inputan akan disesuaikan dengan list yang diberikan petugas marketing yang sudah
berkoordinasi dengan petugas IT

4. Tata Laksana Hubungan Kerja Dengan Radiologi


• Petugas Marketing bekerja sama dengan petugas Unit radiologi dalam rangka
penyelenggaraan MCU perusahaan di radiologi RS MH Thamrin Purwakarta.
• Sebelumnya petugas Marketing membuat list jenis pemeriksaan apa saja yang akan
digunakan dalam pemeriksaan MCU
• Petugas Marketing memberikan list jenis pemeriksaan tersebut ke unit radiologi.
• Inputan akan disesuaikan dengan list yang diberikan petugas marketing yang sudah
berkoordinasi dengan petugas IT

5. Tata Laksana Hubungan Kerja Dengan Rekam Medis


• Petugas Marketing bekerjasama dengan petugas rekam medis untuk mengetahui
jumlah rujukan pasien BPJS rawat jalan dan rawat inap.
• Setiap hari Senin petugas Marketing akan mendata secara manual jumlah rujukan
pasien BPJS rawat jalan dengan melihat SEP BPJS rawat jalan yang di filing oleh
petugas rekam medis.
• Selain itu petugas Marketing bekerjasama dengan petugas rekam medis dalam
mencari Surat Pengantar di status rekam medis pasien, jika ada bidan yang merujuk
pasiennya untuk dirawat inap di RS MH Thamrin Purwakarta.

6. Tata Laksana Hubungan Kerja Dengan Pendaftaran


• Petugas Marketing bekerjasama dengan pendaftaran berkaitan dengan informasi jika
ada kegiatan yang sedang diselenggarakan oleh divisi Marketing.
• Petugas marketing bekerjasama dengan pendaftaran dalam hal memberikan
informasi terkait MOU dengan perusahaan yang baru bekerjasama.
• Petugas marketing bekerjasama dengan pendaftaran dalam menangani komplain
pasien yang masuk.

96
• Petugas pendaftaran menyediakan form komplain yang kemudian diisi oleh pasien,
kemudian petugas pendaftaran menghubungi petugas marketing untuk penanganan
komplain pasien.

7. Tata Laksana Hubungan Kerja Dengan Administrasi


• Petugas Marketing bekerjasama dengan administrasi terkait dengan surat jaminan
untuk pasien asuransi dan perusahaan, dan petugas marketing memfollow up untuk
surat jaminan rawat inap.
• Petugas marketing memberikan informasi seputar ketentuan dari asuransi –
perusahaan yang sudah bekerjasama, berupa pemberian diskon kamar atau fasilitas
jika ada.

8. Tata Laksana Hubungan Kerja Dengan Finance


• Petugas marketing bekerjasama dengan finance dalam hal perjanjian kerjasama
dengan asuransi – perusahaan.
• Petugas marketing memberikan informasi atas ketentuan dari perusahaan – asuransi
yang bekerjasama seputar pemberian diskon dan ketentuan lainnya.
• Petugas marketing bekerjasama dengan finance dalam hal konfirmasi tagihan –
tagihan asuransi perusahaan tersebut.
• Petugas Marketing bekerjasama dengan bagian finance dalam hal perekapan fee
untuk bidan yang telah merujuk pasien untuk dilakukan perawatan di RSIA Mitra
Family.
• Perekapan dilakukan 2x dalam satu bulan atau disesuaikan dengan Surat Rujukan
yang masuk.
• Setelah petugas Marketing melakukan perekapan fee dengan mengacu pada total
biaya pasien selama dirawat inap.
• Petugas Marketing menyerahkan data rekapan tersebut ke bagian finance yang di
dalamnya terdapat nama bidan serta nomer rekening yang digunakan untuk men-
transfer fee yang didapat oleh bidan sesuai dengan perhitungan perekapan fee bidan
yang telah ditetapkan.
• Pemberian fee dapat melalui sistem transfer atau di antarkan ke bidan sesuai jawdal
visitasi petugas marketing. Petugas marketing menyimpan tanda terima fee bidan atau
bukti transfer sebagai arsip bagian marketing.

9. Tata Laksana Hubungan Kerja Dengan Security


• Petugas Marketing bekerjasama dengan Security berkaitan dengan informasi jika ada
kegiatan yang sedang diselenggarakan oleh divisi Marketing.
• Petugas Marketing menyampaikan kepada petugas Security jika sedang ada kegiatan
yang dilaksanakan. Petugas Security diminta untuk mengarahkan jalur atau lokasi
menuju kegiatan yang diselenggarakan oleh Marketing.

97
10. Tata Laksana Hubungan Kerja Dengan Logistik Umum
• Petugas Marketing bekerjasama dengan Logistik Umum dalam hal pengadaan Alat
Tulis Kantor (ATK) yang diperlukan oleh petugas Marketing.
• Salah satu staff Marketing bertugas melakukan pengecekan dan permintaan
kebutuhan ATK setiap bulannya sesuai kebutuhan yang ditandatangi oleh Kepala
Bidsng Keuangan.

M. UNIT CSSD
1. Tata Hubungan Kerja dengan IGD
• CSSD bekerja sama dengan IGD dalam proses sterilisasi alat atau instrumen medis
dan atau dekontaminan untuk instrumen IGD dan linen infeksius di IGD.
• Di IGD, instrumen medis yang sudah terpakai langsung didekontaminasi dengan cara
direndam dalam larutan precept selama kira-kira 15 menit. Kemudian instrumen
dibilas dengan air mengalir dan dikeringkan.
• Perawat IGD mengelompokkan instrumen-instrumen yang sudah didekontaminasi
tersebut berdasarkan set-set nya (misalnya: set jahit luka, set rawat luka, dan
sebagainya).
• Perawat IGD membawa instrumen tersebut kembali ke CSSD setiap pagi hari kerja
untuk disterilkan oleh petugas CSSD.

2. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Unit Kamar Bedah


• Unit Kamar Bedah bekerjasama dengan CSSD dalam proses sterilisasi alat atau
instrumen medis dan atau dekontaminan untuk instrumen Kamar Bedah dan linen
infeksius di Kamar Bedah.
• Instrumen medis yang sudah terpakai langsung didekontaminasi dengan cara
direndam dalam larutan precept selama kira-kira 15 menit. Kemudian instrumen
dibilas dengan air mengalir dan dikeringkan.
• Perawat Kamar Bedah mengelompokkan instrumen-instrumen yang sudah
didekontaminasi tersebut berdasarkan set-set nya (misalnya : set SC, set bedah
anak, dan sebagainya).
• Perawat Kamar Bedah membawa instrumen tersebut kembali ke CSSD setiap pagi
hari kerja untuk disterilkan oleh petugas CSSD.
• Linen kotor yang infeksius, dibawa ke laundry dan didekontaminasi dengan cara
direndam dengan larutan precept selama kira-kira 15 menit, kemudian linen dibilas
dengan air, diperas dan dicuci. Keesokan harinya perawat Kamar Bedah
menyetorkan linen tersebut ke CSSD untuk sterilisasi.
• Permintaan bahan dekontaminan dilakukan bila stok di Kamar Bedah hampir habis
dan dapat dilakukan setiap hari kerja dengan cara membuat permintaan di blanko
rangkap 3 ke bagian farmasi.

98
A. HUBUNGAN ANTAR INSTALASI/BAGIAN :
1. PELAYANAN MEDIS
a. Menindaklanjuti SOP dan sasaran mutu yang ada di Pelayanan Medis ataupun
SOP dan sasaran mutu baru yang akan dibuat.
b. Menerima laporan hasil evaluasi Sasaran Mutu setiap unit yang berada
dibawah Pelayanan Medis.
c. Meningkatkan dan mengevaluasi keselamatan dalam pelayanan medis sesuai
6 Sasaran Keselamatan Pasien.

2. PERAWATAN
a. Menindaklanjuti SOP dan sasaran mutu yang ada di Perawatan ataupun SOP
dan sasaran mutu baru yang akan dibuat dengan bekerja sama dengan Komite
Keperawatan.
b. Menerima laporan hasil evaluasi Sasaran Mutu setiap unit yang berada
dibawah Komite Keperawatan.
c. Meningkatkan dan mengevaluasi keselamatan dalam perawatan sesuai 6
Sasaran Keselamatan Pasien.

3. PENUNJANG MEDIS
a. Menindaklanjuti SOP dan sasaran mutu yang ada di Penunjang Medis
ataupun SOP dan sasaran mutu baru yang akan dibuat
b. Menerima laporan hasil evaluasi Sasaran Mutu setiap unit yang berada
dibawah Penunjang Medis.
c. Meningkatkan dan mengevaluasi keselamatan dalam penunjang medis sesuai
6 Sasaran Keselamatan Pasien.

4. REKAM MEDIS
a. Menindaklanjuti SOP dan sasaran mutu yang ada di rekam medis ataupun
SOP dan sasaran mutu baru yang akan dibuat bekerja sama dengan Komite
Rekam Medis
b. Menerima laporan hasil evaluasi Sasaran Mutu setiap unit yang berada
dibawah Komite Rekam Medis.

5. KEUANGAN
a. Menindaklanjuti SOP dan sasaran mutu yang ada di Keuangan ataupun SOP
dansasaran mutu baru yang akan dibuat.
b. Menerima laporan hasil evaluasi Sasaran Mutu setiap unit yang berada
dibawah Keuangan.

6. SARANA & PRASARANA


a. Menindaklanjuti SOP dan sasaran mutu yang ada di Sarana dan prasarana

99
ataupun SOP dan sasaran mutu baru yang akan dibuat.
b. Menerima laporan hasil evaluasi Sasaran Mutu setiap unit yang berada dibawah
Sarana dan prasarana.
c. Meningkatkan dan mengevaluasi keselamatan yang berkaitan dengan sarana
dan prasarana sesuai 6 Sasaran Keselamatan Pasien.

7 IT
a. Menindaklanjuti SOP dan sasaran mutu yang ada di IT ataupun SOP dan
sasaran mutu baru yang akan dibuat.
b. Permintaan pembuatan program yang berkaitan dengan analisa data mutu dan
keselamatan pasien rumah sakit.
c. Permintaan perbaikan hardware dan software untuk kepentingan pengolahan
data komite mutu dan keselamatan pasien RS.

8. KEROHANIAN
a. Menindaklanjuti SOP dan sasaran mutu yang ada di kerohanian ataupun SOP
dan sasaran mutu baru yang akan dibuat.

9. SEKRETARIAT
a. Menindaklanjuti SOP dan sasaran mutu yang ada di Sekretariat ataupun SOP
dan sasaran mutu baru yang akan dibuat.
b. Bekerja sama dalam hal pembuatan renstra RS, proses administrasi, program
RS.

B. HUBUNGAN ANTAR KOMITE DI RUMAH SAKIT MH THAMRIN PURWAKARTA


1. Komite Medis
a. Bekerjasama dalam mengevaluasi pelaksanaan Sasaran Mutu dan Keselamatan
pasiendi Komite Medis.
b. Bekerjasama dalam mengevaluasi pelaksanaan Clinical Pathway.
c. Bekerjasama dalam pelaksanaan Audit Medis.

2. Komite Etik
a. Bekerjasama dalam mengevaluasi pelaksanaan Sasaran Mutu dan Keselamatan
Pasien di Komite Etik.

3. Komite Keperawatan
a. Menindaklanjuti SOP sasaran mutu dan keselamatan pasien yang ada di
Perawatan ataupun SOP dan sasaran mutu dan keselamatan pasien yang akan
dibuat dengan bekerja sama dengan Komite Keperawatan.
b. Menerima laporan hasil evaluasi Sasaran Mutu dan Keselamatan pasien dari
setiap unit yang berada dibawah Komite Keperawatan.

100
c. Meningkatkan dan mengevaluasi indikatormutu dan keselamatan dalam
perawatan sesuai 6 Sasaran Keselamatan Pasien.

4 Komite Farmako dan Terapi


a. Menindaklanjuti SOP dan sasaran mutu dan keselamatan pasien yang ada di
farmasi rumah sakit ataupun SOP dan sasaran mutu dan keselamatan pasien
yang akan dibuat dengan bekerja sama dengan Komite Farmasi Terapi.
b. Menerima laporan hasil evaluasi Sasaran Mutu dan Keselamatan Pasien dari unit
yang berada dibawah Komite Keperawatan.
c. Meningkatkan dan mengevaluasi keselamatan dalam perawatan sesuai 6
Sasaran Keselamatan Pasien.

5 Komite PPI
a. Melakukan evaluasi pelaksanaan Pencegahan Infeksi terkait pelayanan
kesehatan dalam rangka mensukseskan 6 Sasaran Keselamatan Pasien/
b. Membuat laporan bulanan PPI yang kemudian akan diberikan kepada Komite
Mutu dan Keselamatan Pasien.

6 Komite K3RS
a. Melakukan evaluasi pelaksanaan evaluasi fasilitas RS terkait dengan
keselamatan pasien.
b. Membantu Komite Mutu dan Keselamatan Pasien dalam rangka mengurangi
KTD, KNC yang terkait dengan keselamatan kerja.
c. Membuat laporan sasaran mutu K3RS yang kemudian akan diberikan kepada
Komite Mutu dan Keselamatan Pasien sebagai bentuk pertanggung jawaban.

7 Komite Rekam Medis


a. Melakukan evaluasi pelaksanaan rekam medis dalam upaya mensukseskan 6
sasaran keselamatan pasien.
b. Membantu Komite Mutu dan Keselamatan Pasien dalam evaluasi pelaksanaan
rekam medis di Rumah Sakit.
c. Membuat laporan sasaran mutu bagian rekam medis yang kemudian akan
diberikan kepada Komite Mutu dan Keselamatan Pasien sebagai bentuk
pertanggungan jawab.
d. Bekerjasama dengan Komite Mutu dan Keselamatan Pasien dalam meningkatkan
kinerja rekam medis.

8 Komite PRA
a. Melakukan evaluasi pelaksanaan Pengendalian Resistensi Anti Mikroba dalam
upaya mensukseskan 6 Sasaran Keselamatan Pasien.
b. Membuat laporan sasaran mutu KPRA yang kemudian akan diberikan kepada

101
Komite Mutu dan Keselamatan Pasien sebagai bentuk pertanggungan jawab.

TATA HUBUNGAN KERJA

1. Tim PKRS langsung dibawahi oleh Kepala Divisi Marketing


2. Ketua PKRS bertanggung jawab langsung kepada Kepala Divisi Marketing
3. Sekretaris bertanggung jawab kepada Ketua PKRS dan diharuskan menyusun rapat,
membuat notulen rapat
4. Setiap anggota PKRS berdiri mandiri dan aktif untuk membuat, melaksanakan dan
menerapkan program kerja PKRS di unit kerja masing-masing
5. Setiap anggota PKRS berkewajiban membuat identifikasi kebutuhan promosi kesehatan
dan menyarankan program kerja yang sesuai bertanggung jawab lansung kepada Ketua
PKRS
Hasil dari kebutuhan promosi kesehatan dianalisa dan diolah di Tim PKRS untuk selanjutnya
ditindak lanjuti dan diterapkan oleh Tim PKRS, Customer Care, Keperawatan (Perawat dan
Bidan), Medical Information, Rekam Medik, Rehabilitasi Medik, Farmasi, Gizi, Kepala Divisi
Pelayanan Medis, Ketua Tim PKRS, Bagian Administrasi PKRS

TATA HUBUNGAN KERJA K3RS


1 Dengan unit rawat jalan
• Petugas yang ada di unit rawat jalan saat bekerja wajib mematuhi ketentuan dalam
k3 misal saat melakukan tindakan medis harus selalu menggunakan alat
pelindung diri.
• Semua peralatan baik medis maupun non medis yang ada di unit rawat jalan harus
selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan jadwal yang sudah
ditetapkan.
• Setiap kejadian yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja wajib
lapor ke tim K3RS (misal kecelakaan kerja atau tertusuk jarum.

2 Dengan UGD
• Petugas yang ada di unit rawat jalan saat bekerja wajib mematuhi ketentuan dalam
K3 misal saat melakukan tindakan medis harus selalu menggunakan alat pelindung
diri.
• Semua peralatan baik medis maupun non medis yang ada di unit rawat jalan harus
selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan jadwal yang sudah
ditetapkan.
• Setiap kejadian yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja wajib
lapor ke tim K3RS (misal kecelakaan kerja atau tertusuk jarum)

102
3 Dengan dapur
• Petugas yang ada di unit rawat jalan saat bekerja wajib mematuhi ketentuan dalam
k3 misal saat melakukan tindakan medis harus selalu menggunakan alat pelindung
diri.
• Semua peralatan elektronik yang ada di ruang dapur harus selalu dilakukan
pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan.
• Setiap kejadian yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja wajib
lapor ke tim k3rs (misal kecelakaan kerja saat bekerja didapur,terkena pisau,jatuh
saat mengantar makanan ke pasien dll)
• Petugas dapur harus memahami penatalaksanaan B3( barang berbahaya dan
beracun) yang ada di ruang dapur, misal penyimpanan,pemakaian tabung gas.

4 Dengan instalasi farmasi


• Petugas yang ada di instalasi farmasi saat bekerja wajib mematuhi ketentuan dalam
k3 misal saat melakukan kegiatan peracikan obat harus selalu menggunakan alat
pelindung diri (sarung tangan)
• Semua peralatan baik yang elektonik maupun yang yang bukan elektronik yang ada
di instalasi farmasi harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan
jadwal yang sudah ditetapkan.
• Setiap kejadian yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja wajib
lapor ke tim k3rs (misal kecelakaan kerja atau tertusuk jarum)
• Petugas instalasi farmasi harus memahami penatalaksanaan B3( barang berbahaya
dan beracun) yang ada di instalasi farmasi.

5 Dengan security
• Semua petugas security harus bisa dan mampu mengoprasikan alat appar.
• Semua peralatan baik yang elektonik maupun yang yang bukan elektronik yang
ada di area security harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai
dengan jadwal yang sudah ditetapkan. Misal pemeliharaan genset, APAR
• Setiap kejadian yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja
wajib lapor ke tim K3RS).

6 Loundry/CS
• Petugas yang ada di bagian loundry /CS wajib mematuhi ketentuan dalam k3
misal saat melakukan pencucian linen selalu menggunakan alat pelindung diri
(sarung tangan,sepatu boot,masker,celemek)dan juga pemilahan linen harus
diperhatikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
• Semua peralatan elektonik yang ada di bagian loundry harus selalu dilakukan
pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkanmisal
mesin cuci.

103
• Setiap kejadian yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja
wajib lapor ke tim k3rs (misal kecelakaan kerja terpeleset saat mengangkat cucian
basah)

7 Dengan rawat inap


• Petugas yang ada di unit inap saat bekerja wajib mematuhi ketentuan dalam K3
misal saat melakukan tindakan medis harus selalu menggunakan alat pelindung
diri.
• Semua peralatan baik medis maupun non medis yang ada di unit rawat inap
harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan jadwal yang
sudah ditetapkan.
• Setiap kejadian yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja
wajib lapor ke tim k3rs (misal kecelakaan kerja atau tertusuk jarum.

BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

A. POLA KETENAGAAN UMUM


Jumlah Karyawan
No Jabatan Sertifikat Kondisi
Standar Kebutuhan
Sekarang
1. Workshop
Standar
Akreditasi Versi
2012
2. Workshop
asessor Internal
3. Workshop
Clinical Pathway
4. Workshop
Strategik BSC
5. Workshop
Implementasi
Direktur DPJP & Case
1 1 1 0
Rumah Sakit Manager
6. Workshop
Akreditasi
Standart Progsus
7. Mutu &
Keselamatan
Pasien,
8. PPI
9. Penanganan
Bencana &
APAR
10. BHD
11. Komunikasi

104
Jumlah Karyawan
No Jabatan Sertifikat Kondisi
Standar Kebutuhan
Sekarang
Efektif
1. Mutu &
Keselamatan
Pasien,
2. PPI
Ka. Bid 3. Penanganan
2 Pelayanan 1 1 0
Bencana &
Medis
APAR
4. BHD
5. Komunikasi
Efektif
1. Manajemen
Bidang
Keperawatan
2. Mutu &
Keselamatan
Pasien,
Ka. Bid 3. PPI 1 1 0
Keperawatan
4. Penanganan
Bencana &
APAR
5. BHD
6. Komunikasi
Efektif
1. Dasar – dasar
Akutansi
2. Brevet A dan B
perpajakan
3. Mutu &
keselamatan
Ka. Bid pasien 1 1 0
Keuangan
4. PPI
5. Penanganan
bencana & APAR
6. BHD
7. Komunikasi
efektif
1. Mutu &
keselamatan
pasien
2. PPI
Ka. Bid HRD 3. Penanganan 1 1 0
& GA
bencana & APAR
4. BHD
5. Komunikasi
efektif
1. Mutu &
Ka. Bid keselamatan
1 1 0
Marketing pasien
2. PPI

105
Jumlah Karyawan
No Jabatan Sertifikat Kondisi
Standar Kebutuhan
Sekarang
3. Penanganan
bencana & APAR
4. BHD
5. Komunikasi
efektif
1. Mutu dan
Keselamatan
pasien
2. Penanganan
bencana & APAR
3. BHD
4. Komunikasi
Efektif 1 1 0
5. PPI
Kanit IGD
6. PPGD
7. BTCLS/ATLS
3
1. PPI
Kanit Kamar 2. Komunikasi
Operasi (OK) Efektif
1 1 0
3. BHD
4. Penanganan
bencana & APAR
5. Penguatan peran
coder dalam
implementasi
regulasi e-klaim
INA-CBG’S
1. Mutu dan
Keselamatan
pasien
2. Penanganan
Kanit bencana & APAR
1 1 0
Poliklinik 3. BHD
4. Komunikasi
Efektif
5. PPI

1. Mutu dan
Kanit Rawat 1 1 0
Inap Lt. 2 Keselamatan
pasien
2. Penanganan
bencana &
APAR
3. BHD
Kanit Rawat 4. Komunikasi 1 1 0
Inap Lt. 3 Efektif
5. PPI
6. Penanganan
Bayi Baru Lahir
7. Resusitasi
106
Jumlah Karyawan
No Jabatan Sertifikat Kondisi
Standar Kebutuhan
Sekarang
Neonatus
8. Pelatihan
Manajemen
Kanit Ruang
Bangsal
Perinatologi 1 0 0
1. Mutu dan
Keselamatan
pasien
2. Penanganan
bencana &
APAR
3. BHD
4. Komunikasi
Kanit Ruang Efektif
1 1 0
Intesif 5. PPI
6. Penanganan
Bayi Baru Lahir
7. Resusitasi
Neonatus
8. Pelatihan
Manajemen
NICU

1. Mutu dan
Keselamatan
pasien
2. Penanganan
Kanit Kamar bencana & APAR 1 1 0
bersalin (VK)
3. BHD
4. Komunikasi
Efektif
5. PPI
1. Pelatihan
Penjamah
makanan
2. PPI
Kanit Unit
3. BHD 1 1 0
Gizi
4. Penanganan
bencana & APAR

1. PPI
2. Komunikasi
Kanit Unit Efektif
1 1 0
Radiologi 3. BHD
4. Penanganan
bencana & APAR

Kanit Unit 1. PPI


Rekam 2. Komunikasi 1 1 0
medis Efektif

107
Jumlah Karyawan
No Jabatan Sertifikat Kondisi
Standar Kebutuhan
Sekarang
3. BHD
4. Penanganan
bencana & APAR
5. Penguatan peran
coder dalam
implementasi
regulasi e-klaim
INA-CBG’S

1 1
1
Kanit
Instalasi
farmasi
1. PPI
Kanit 2. Komunikasi 0 1
Efektif 1
Keuangan
3. BHD
Kanit Kasir 4. Penanganan
bencana & APAR 0 1
1
Kanit
Gudang
Farmasi
1 0
1

1. Mutu dan
Keselamatan
pasien
Perawat
pelaksana/P 2. Penanganan
A bencana & APAR
(Perawat 3. BHD 4 3 1
Asociate) 4. Komunikasi
R.IGD Efektif
5. PPI
6. PPGD
7. BTCLS/ATLS
1. Mutu dan
Keselamatan
pasien
2. Penanganan
Perawat,
bencana & APAR
Bidan
pelaksana/P 3. BHD
A 4. Komunikasi
(Perawat Efektif 4 4 0
Asociate) 5. PPI
Kamar 6. Penanganan
Bersalin/VK
Bayi Baru Lahir
7. Resusitasi
Neonatus
8. PPGDON

108
Jumlah Karyawan
No Jabatan Sertifikat Kondisi
Standar Kebutuhan
Sekarang

1. Mutu dan
Keselamatan
pasien
2. Penanganan
Perawat, bencana & APAR
Bidan 3. BHD
pelaksana/P 4. Komunikasi
A Efektif
( Perawat
5. PPI 4 3 1
Asociate )
Rawat 6. Penanganan
jalan/Poliklini Bayi Baru Lahir
k 7. Resusitasi
Neonatus
8. Pelatihan
Manajemen
NICU

1. Mutu dan
Keselamatan
pasien
2. Penanganan
bencana & APAR
Perawat,
3. BHD
Bidan
pelaksana/P 4. Komunikasi
A Efektif
5 0 5
(Perawat 5. PPI
Asociate) 6. Penanganan
R.Perina Bayi Baru Lahir
7. Resusitasi
Neonatus
8. Pelatihan
Manajemen
NICU
1. Mutu dan
Perawat Keselamatan
pelaksana/P pasien
A 2. Penanganan
(Perawat bencana & APAR 2 1 1
Asociate)
Kamar 3. BHD
Operasi / OK 4. Komunikasi
Efektif
5. PPI
Perawat, 1. Mutu dan
bidan Keselamatan
pelaksana/P pasien
A ( 2. Penanganan
26 12 14
Perawat
Asociate ) bencana & APAR
Rawat Inap 3. BHD
4. Komunikasi
109
Jumlah Karyawan
No Jabatan Sertifikat Kondisi
Standar Kebutuhan
Sekarang
Efektif
5. PPI
1. Mutu dan
Keselamatan
pasien
2. Penanganan
Staff bencana & APAR 2 2 0
Pramusaji
3. BHD
4. Komunikasi
Efektif
6. PPI
1. Mutu dan
Keselamatan
pasien
2. Penanganan
Staff Cooking bencana & APAR 4 3 1
3. BHD
4. Komunikasi
Efektif
5. PPI
1. Mutu dan
Keselamatan
pasien
2. Penanganan
Staff bencana & APAR 2 2 0
Radiografer
3. BHD
4. Komunikasi
Efektif
5. PPI
1. Mutu dan
Keselamatan
pasien
2. Penanganan
Staff Medical bencana & APAR 4 3 1
Record
3. BHD
4. Komunikasi
Efektif
5. PPI
1. Mutu dan
Keselamatan
pasien
2. Penanganan
Staff bencana & APAR 8 7 1
Registrasi
3. BHD
4. Komunikasi
Efektif
5. PPI
1. Mutu dan
Staff Gudang Keselamatan 3 2 1
Farmasi
pasien

110
Jumlah Karyawan
No Jabatan Sertifikat Kondisi
Standar Kebutuhan
Sekarang
2. Penanganan
bencana & APAR
3. BHD
4. Komunikasi
Efektif
5. PPI
1. Mutu dan
Keselamatan
pasien
2. Penanganan
Asisten bencana & APAR 13 13 0
Apoteker
3. BHD
4. Komunikasi
Efektif
5. PPI
1. Mutu dan
Keselamatan
pasien
Staff Jasa 2. Penanganan
medis bencana & APAR 1 1 0
3. BHD
4. Komunikasi
Efektif
5. PPI
1. Mutu dan
Keselamatan
pasien
Staff Account 2. Penanganan
Payable (AP) bencana & APAR 2 1 1
3. BHD
4. Komunikasi
Efektif
5. PPI
1. Mutu dan
Keselamatan
pasien
Staff Account 2. Penanganan
Receiveable bencana & APAR 2 2 0
(AR)
3. BHD
4. Komunikasi
Efektif
5. PPI
1. Mutu dan
Keselamatan
pasien
Staff 2. Penanganan
1 1 0
Perpajakan bencana & APAR
3. BHD
4. Komunikasi
Efektif

111
Jumlah Karyawan
No Jabatan Sertifikat Kondisi
Standar Kebutuhan
Sekarang
5. PPI
1. Mutu dan
Keselamatan
pasien
2. Penanganan
bencana & APAR
Staff Kasir 3. BHD 5 5 0
4. Komunikasi
Efektif
5. PPI

1. Mutu dan
Keselamatan
pasien
2. Penanganan
Staff EDP bencana & APAR 2 2 0
3. BHD
4. Komunikasi
Efektif
5. PPI
1. Mutu dan
Keselamatan
pasien
2. Penanganan
Staff bencana & APAR 4 3 1
Marketing
3. BHD
4. Komunikasi
Efektif
5. PPI
1. Mutu dan
Keselamatan
pasien
2. Penanganan
Staff HRD bencana & APAR 2 1 1
dan Diklat
3. BHD
4. Komunikasi
Efektif
5. PPI
1. Mutu dan
Keselamatan
pasien
2. Penanganan
Staff Teknisi bencana & APAR 4 3 1
3. BHD
4. Komunikasi
Efektif
5. PPI
Staff Logistik 1. Mutu dan
2 1 1
& Linen Keselamatan

112
Jumlah Karyawan
No Jabatan Sertifikat Kondisi
Standar Kebutuhan
Sekarang
pasien
2. Penanganan
bencana & APAR
3. BHD
4. Komunikasi
Efektif
5. PPI
1. Mutu dan
Keselamatan
pasien
2. Penanganan
Sekretaris bencana & APAR 1 1 0
3. BHD
4. Komunikasi
Efektif
5. PPI
TOTAL KESELURUHAN 124 83 41

B. POLA KETENAGAAN DOKTER


Jumlah Karyawan
No Jabatan Sertifikat Kondisi
Standar Kebutuhan
Sekarang
1. BHD
2. ATLS
3. Penanganan
Dokter Spesialis bencana &
1 Obgyne Dan 3 2 1
APAR
Ginekologi
4. Komunikasi
Efektif
5. PPI
1. APRC
2. Resusitasi
Neonatus
3. BHD
4. Penanganan
Dokter Spesialis
2 bencana & 3 2 1
Anak
APAR
5. Komunikasi
Efektif
6. PPI

1. BHD
2. ATLS
3. Penanganan
Dokter Spesialis bencana &
3 1 1 0
Bedah Umum APAR
4. Komunikasi
Efektif
5. PPI
Dokter Spesialis 1. ACLS
4 1 1 0
Penyakit Dalam

113
Jumlah Karyawan
No Jabatan Sertifikat Kondisi
Standar Kebutuhan
Sekarang
2. COMED
3. Penanganan
bencana &
APAR
4. BHD
5. Komunikasi
Efektif
6. PPI
1. ATLS
2. Basic Surgical
Skill
3. BHD
Dokter Spesialis 4. Penanganan
5 2 1 0
Anasthesi bencana &
APAR
5. Komunikasi
Efektif
6. PPI
1. BHD
2. ACLS
3. Penanganan
bencana &
6 Dokter Umum 4 4 0
APAR
4. Komunikasi
Efektif
5. PPI
1. Penanganan
bencana &
APAR
7 Dokter Gigi 1 1 0
2. Komunikasi
Efektif
3. PPI
TOTAL KESELURUHAN 15 12 2

BAB IX
PENILAIAN KINERJA

Penilaian kinerja dari setiap program kerja masing – masing unit di Rumah Sakit dengan
berdasarkan ketentuan sebagai berikut :
A. Tiga Bulan Pertama
Penilaian dilakukan pada akhir bulan ketiga sebagai evaluasi dan bentuk pelaporan
setelah dilakukan program kerja dari masing – masing unit kerja dengan melaporkan
setiap kejadian ataupun keberhasilan dari program kerja yang sudah dilaksanakan.
B. Satu Tahun Pertama

114
Penilaian dari masing – masing program kerja yang telah dijalankan setahun pertama,
sebagai evaluasi setelah unit menjalankan tugas dan kewajibannya selama satu tahun.
Hasil evaluasi dengan memakai format yang sudah ada pada setiap unit kerja dan
hasilnya diarsipkan dan mengacu pada standar keberhasilan dari masing – masing unit
kerja yaitu sebagai berikut :
1. Standar Keberhasilan Rumah Sakit :
• Adanya peningkatan produktivitas karyawan dan peningkatan pelayanan.
• Teratasinya masalah-masalah yang timbul dalam manajemen rumah sakit.
• Adanya inovasi dan perubahan-perubahan serta ide-ide baru yang mampu
membawa rumah sakit ke arah yang lebih baik.
2. Standar Keberhasilan Medis :
• Relevan tidaknya proses pelayanan bagi pasien, efektivitas proses pelayanan
terhadap pasien, dan kualitas interaksi asuhan terhadap pasien.
• Indikator mutu pelayanan medis dapat dilihat dari : Angka infeksi nosocomial,
Angka kematian kasar (Gross Death Rate), Kematian pasca bedah, Kematian ibu
melahirkan (Maternal Death Rate-MDR), Kematian bayi baru lahir (Infant Death
Rate-IDR), NDR (Net Death Rate di atas 48 jam), ADR (Anasthesia Death Rate),
PODR (Post Operation Death Rate) POIR (Post Operative Infection Rate).
• Indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat efisiensi RS meliputi : Unit cost
untuk rawat jalan, Jumlah penderita yang mengalami decubitus, Jumlah penderita
yang jatuh dari tempat tidur, BOR (Bed Occupancy Rate), BTO (Bed Turn Over),
TOI (Turn Over Interval), ALOS (Average Length of Stay), Normal Tissue Removal
Rate.
• Indikator mutu yang berkaitan dengan tingkat kepuasan pasien dapat diukur
dengan : Jumlah keluhan dari pasien/keluarganya, Surat pembaca di Koran, Surat
kaleng, Surat masuk dari kotak saran, dan sebagainya, Survei tingkat kepuasan
pengguna pelayanan kesehatan RS
• Indikator cakupan pelayanan terdiri dari: Jumlah dan pesentase kunjungan rawat
jalan/inap menurut jarak RS dengan asal pasien, Jumlah pelayanan dan tindakan
medik, Jumlah tindakan pembedahan, Jumlah kunjungan SMF spesialis,
Pemfaatan oleh masyarakat, Contact rate, Hospitalization rate, Out patient rate,
Emergency out patient rate
• Indikator mutu yang mengacu pada keselamatan pasien: Pasien terjatuh dari
tempat tidur/kamar mandi, Pasien diberi obat yang salah, Ada/ Tidak adanya
obat/alat emergensi, Ada/tidak adanya oksigen. Ada/tidak adanya alat penyedot
lender, Ada/tidak tersedianya alat pemadam kebakaran, Pemakaian obat tidak
sesuai standar, Pemakaian air, listrik, gas, dan sebagainya.
• Adanya peningkatan kualitas terhadap pelayanan penunjang medis di rumah sakit.
• Tersosialisasinya undang-undang praktik kedokteran dan peraturan lainnya yang
berhubungan dengan bidang pelayanan penunjang medis.

115
• Terkendalinya mutu terhadap standar pelayanan penunjang medis.
• Dapat teratasinya permasalahan yang ada di bidang penunjang pelayanan medis.
• Pasien puas terhadap hasil pelayanan penunjang medis.
• Tersusunnya rencana dan program kerja unit Radiologi.
• Pasien puas terhadap hasil pelayanan Radiologi
• Selalu tersedianya kebutuhan habis pakai, seperti film, obat cuci film dll.
• Tersusunnya rencana program unit laboratorium baik jangka pendek maupun
jangka panjang.
• Pasien merasa puas dengan pelayanan unit laboratorium.
• Tidak adanya kinerja pelayanan yang substandar.
• Terciptanya pelayanan farmasi yang menjamin efektifitas obat dan keamanan
pasien.
• Meningkatnya efisiensi pelayanan.
• Meningkatnya kepuasan pelanggan.
• Menurunnya keluhan pelanggan atau unit kerja terkait.
• Tersedianya tenaga rekam medis dengan jumlah yang cukup dan berkualitas
tinggi serta profesional sesuai dengan fungsi dan tugasnya.
• Pengelolaan rekam medis berjalan optimal.
• Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien (100%).
• Sisa makanan yang tidak dihabiskan oleh pasien (≤ 20%).
• Tidak ada kesalahan pemberian diet (100%).
• Tidak adanya keracunan dalam makanan, benda asing dalam makanan.

3. Standar Keberhasilan Keperawatan :


• Tersedianya masukan untuk penyusunan program kerja tahunan Bagian
keperawatan 1 (satu) bulan sebelum penyusunan pogram kerja
• Terlaksananya program kerja tahunan dan tercapainya sasaran Bagian
keperawatan dalam fungsi pelayanan pegawai sesuai jadwal dan tersedianya
laporan pelaksanaan program kerja setiap 6 (enam) bulan.
• Tidak ada penyimpangan sistem prosedur.
• Terlaksananya penilaian kinerja dan terlaksananya program pengembangan
sesuai jadwal.
• Terlaksananya pembinaan Sumber Daya Manusia Bagian Keperawatan baik
perorangan maupun kategorial untuk mencapai kualitas yang diinginkan.
• Terlaksananya kegiatan rapat koordinasi untuk mengevaluasi kegiatan dari
masing-masing bagian.
• Terkoordinasinya pengelolaan kegiatan Keperawatan.
• Terlaksananya pengelolaan kegiatan pelayanan poliklinik/IGD.
• Terlaksananya pengelolaan kegiatan pelayanan keperawatan.
• Terlaksananya pengelolaan kegiatan pelayanan di ruang OK/VK.

116
• Terlaksananya pengelolaan kegiatan pelayanan di ruang bayi.

4. Standar Keberhasilan Bagian Keuangan


• Layanan berkualitas dan tepat waktu (baik karyawan / pasien )
• Pegawai yang bermutu tinggi dan terlatih.
• Penggunaan (utilization) membandingkan antara jumlah pelayanan yang
ditawarkan (supply of service) dengan permintaan publik (public demand).
• Cakupan pelayanan (coverage). Apabila ada kebijakan atau peraturan
perundangan yang mensyaratkan untuk memberikan pelayanan dengan tingkat
pelayanan minimal yang telah ditetapkan.
• Membandingkan pencapaian kinerja tahun ini dengan kinerja tahun lalu terhadap
semua unit kerja yang ada di bawah tanggung jawabnya.

5. Standar Keberhasilan HRD & GA


• Tersedianya usulan pengembangan Bagian SDM satu bulan sebelum waktu
penyusunan rencana strategis Direktorat SDM.
• Terlaksananya rencana strategis Bagian SDM sesuai jadwal dan tersedianya
laporan pelaksanaan rencana strategis setiap enam bulan.
• Tersedianya program kerja, draft anggaran dan sasaran tahunan.
• Terlaksananya program kerja dan tidak terjadi penyimpangan penggunaan
anggaran serta tercapainya sasaran tahunan Bagian SDM.
• Tidak adanya penyimpangan pelaksanaan sistem dan prosedur.
• Terlaksananya penilaian kinerja, couching dan counseling serta program
pengembangan keahlian staf.
• Tersedianya masukan untuk penyusunan program kerja tahunan Bagian SDM 1
(satu) bulan sebelum penyusunan pogram kerja
• Terlaksananya program kerja tahunan dan tercapainya sasaran Bagian SDM
dalam fungsi pelayanan pegawai sesuai jadwal dan tersedianya laporan
pelaksanaan program kerja setiap 6 (enam) bulan.
• Tidak ada penyimpangan sistem prosedur.
• Tersedianya laporan ketenagaan bulanan dan turn over pegawai maksimal setiap
tangal 5 bulan berikutnya.
• Terlaksananya penilaian kinerja dan terlaksananya program pengembangan
sesuai jadwal.

6. Standar Keberhasilan Bagian Marketing


• Tersusunnya strategi perencanaan pemasaran baik jangka pendek maupun
jangka panjang.
• Terlaksananya pengawasan dan pengendalian atas seluruh kinerja manajemen
pemasaran.

117
• Terealisasinya dan terlaksananya rencana-rencana serta prosedur-prosedur
pemasaran yang diterapkan.
• Dapat terciptanya dan dapat dipertahankannya iklim bisnis yang signifikan dalam
perusahaan.
• Dijadikannya panutan oleh bawahannya karena keproduktifnya dalam bekerja.
• Terjaringnya pelanggan-pelanggan atau konsumen –konsumen dan dapat
menjadikannya pelanggan tetap seumur hidup karena kepercayaan penuh pada
produk dan layanan perusahaan.
• Teratasinya atau tertanggulanginya beberapa pesaing perusahaan.
• Terealisasinya strategi khusus yang digunakan dalam membidik target pasar.
• Terciptanya inovasi-inovasi baru yang dapat mengungguli para pesaing sehingga
dapat menjaring dan mempertahankan konsumen atau pelanggan.
• Tersajinya layanan yang memuaskan, dan tersajinya harga terbaik yang cukup
bersaing.
• Tersusunnyalaporan kegiatan dan pertanggungjawaban aktivitas marketing
selama sebulan.
• Tersampaikannya pesan produk dan jasa kepada masyarakat atau konsumen
• Peningkatan pendapatan perusahaan.
• Peningkatan jumlah konsumen baru.
• Peningkatan kepuasan pelanggan atas produk dan jasa yg dibuat perusahaan

BAB X
KEGIATAN ORIENTASI

A. Metode Orientasi

Kegiatan orientasi di MH Thamrin Purwakarta dibagi menjadi dua, yaitu :


1. Orientasi Dasar
Orientasi dasar yang diikuti oleh karyawan baru dari seluruh unit kerja menggunakan
materi yang sama. Orientasi dasar ini dilakukan di dalam kelas selama 1 hari.
2. Orientasi Khusus
Orientas khusus adalah kegiatan orientasi yang dilaksanakan di unit kerja masing
masing. Adapun materi orientasi lebih ke arah keterampilan profesi sesuai dengan
unit kerja masing masing. Dalam pelaksanan orientasi khusus terdapat suatu target
yang harus dicapai oleh pegawai baru diunit kerja tersebut.

118
B. Time Tabel PelaksanaanOrientasi

Hari
No Orientasi Materi
1
1 Orientasi Umum Visi, Misi, Core Value dan
Tujuan struktur organisasi

2 Orientasi Ruangan Uraian Tugas, Struktur


Organisasi Unit.

BAB VII
KEGIATAN ORIENTASI

Kegiatan orientasi yang dilakukan di RS MH Thamrin Purwakarta meliputi :


1. Organisasi Rumah Sakit.
Merupakan pengenalan tentang sejarah RS MH Thamrin Purwakarta,struktur
organisasi, visi dan misi, budaya care and trust, Standar Komunikasi dan Penampila,
budaya 5R dan peraturan-peraturan RS MH Thamrin Purwakarta. Sehingga dapat
tercipta pelayanan Prima yang efektif, efisien dan berkualitas.
2. Organisasi Unit
Memperkenalkan mengenai kualifikasi SDM yang bekerja pada unit RS MH Thamrin
Purwakarta yang meliputi latar belakang pendidikan dan Status kepegawaian.
Memperkenalkan alur pelayanan Unit SDM sebagai penunjang pelayanan RS MH
Thamrin Purwakarta. Memperkenalkan sarana dan prasarana yang digunakan dalam
melakukan pelayanan. Memperkenalkan sarana fisik yang ada di RS MH Thamrin
Purwakarta dan menjelaskan mengenai penggunaan fasilitas RS MH Thamrin
Purwakarta sesuai dengan peraturan yang berlaku.

C. Time Tabel PelaksanaanOrientasi

Hari
No Orientasi Materi
1
1 Orientasi Umum Visi, Misi, Core Value dan
Tujuan struktur organisasi

2 Orientasi Ruangan Uraian Tugas, Struktur


Organisasi Unit.

119
NO KEGIATAN CARA PELAKSANAAN/ WAKTU PIC
UKURAN HASIL

ORIENTASI UMUM

Menyiapkan surat Ada surat orientasi yang menyesuaikan SDM


orientasi karyawan ditujukan kepada karyawan
1.
baru baru dan petugas yang
membimbing
Menyiapkan materi Ada materi yang siap menyesuaikan SDM
2. diberikan kepada karyawan
baru
Penyampaian Materi Visi, Misi, Falsafah dan menyesuaikan SDM
3.
Tujuan struktur organisasi
Kebijakan mutu RS, PPI, menyesuaikan Petugas
4. BHD, K3RS yang
ditunjuk
Basic Value, hak dan menyesuaikan SDM
5 kewajiban karyawan dan
peraturan perusahaan
Evaluasi Karyawan baru memahami menyesuaikan SDM
struktur organisasi secara
menyeluruh dengan
mengisi form yang sudah
disipakan.
Menyusun Laporan Ada laporan tertulis 1 minggu SDM
tentanghasil orientasi
lengkap dengan hasil
evaluasi
ORIENTASI KHUSUS
1 Menyiapkan surat Ada surat penugasan Menyesuaikan Kepala
penugasan kepada kepala bidang SDM
yang bersangkutan untuk
menyiapkan materi
orientasi khusus dan
melaksanakannya.
2 Menyiapkan Materi Ada materi orientasi dan Menyesuaikan Kepala Ybs
Orientasi jadwal orientasi
3 Evaluasi Ada form evaluasi yang Menyesuaikan Kepala Ybs
disiapkan oleh kepala
Bidang yang bersangkutan

120
4 Laporan Ada laporan tertulis Menyesuaikan Kepala Ybs
tentang hasil orientasi
lengkap dengan hasil
evaluasi.
ORIENTASI PEJABAT STRUKTURAL
1 Menyiapkan surat Ada surat orientasi pejabat menyesuaikan Kepala Ybs
orientasi untuk structural
pejabat struktural
2 Menyiapkan surat Ada surat penunjukan menyesuaikan Kepala Ybs
tugas untuk petugas kepada pembimbing.
orientasi dan Menyampaikan hak dan
menyiapkan materi kewajiban, wewenang,
orientasi tanggungjawab pejabat
structural beserta uraian
tugas.
3 Pelaksanaan Pejabat structural mampu menyesuaikan Kepala Ybs
orientasi melaksanakan job
description dengan baik.
4 Evaluasi Ada penilaian apakah menyesuaikan Kepala Ybs
pejabat structural mampu
melaksanakan job
description
Laporan Ada laporan tertulis menyesuaikan
tentang pejabat structural
yang akan dijadikan bahan
rekomendasi selanjutnya.

BAB XI
PERTEMUAN/ RAPAT

Rapat berkala terdiri dari :


1. Rapat Rutin
2. Rapat Insidentil

1. Rapat Rutinadalah rapat yang diselenggaran secara rutin dengan telah ditentukan
jadwalnya. Rapat rutin tidak menggunakan undangan.
Rapat rutin terdiri dari:
a. Rapat rutin koordinasi semua koordinator unit.
Diselenggarakan setiap hari pukul 8.30 – selesai
Materi :

121
1. Evaluasi kinerja mutu
2. Masalah dan pemecahannya
3. Evaluasi dan rekomendasi

b. Rapat rutin managerial


Diselenggarakan setiap 2 (dua) minggu sekali pada hari Kamis pukul
10.00 – selesai
Materi :
1. Evaluasi kinerja mutu
2. Masalah dan pemecahannya
3. Evaluasi dan rekomendasi

c. Rapat rutin masing – masing unit.


Diselenggarakan setiap 1 (satu) bulan sekali terantung masing – masing
unit.
2. Rapat Insidentil adalah rapat yang dilakukan diluar jadwal rutin. Untuk rapat insidentil
diperlukan adanya surat undangan dengan ditandangani oleh Direktur.

BAB XII
PELAPORAN

Buku Pedoman Pengorganisasian Rumah Sakit ini mempunyai peranan penting sebagai
pedoman bagi pelaksanaan kegiatan sehari – hari staf rumah sakit sehingga dapat
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
Penyusunan buku Pedoman Pengorganisasian Rumah Sakit adalah langkah awal ke suatu
proses yang panjang sehingga memerlukan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak
dalam penerapannya untuk mencapai tujuan sesuai yang diharapkan dengan menunjukkan
dalam bentuk pelaporan :
1. Laporan harian
2. Laporan bulanan
3. Laporan tahunan
Demikian harapan kami semoga Pedoman Pengorganisasian ini dapat menjadi
pedoman bagi staf dalam memberikan pelayanan bagi pasien, sehingga mutu pelayanan
rumah sakit lebih dapat ditingkatkan sesuai harapan dan tujuan.

122
BAB VIII
PELAPORAN

1. PELAPORAN INTERNAL.
a. Laporan Bulanan dari Kepala Unit
b. Laporan Tahunan

2. PELAPORAN EKSTERNAL.
a. Laporan Bulanan Eksternal
b. Laporan Tahunan Eksternal

123
BAB IX
PENUTUP

Struktur Organisasi dan Tata Kerja ini disusun dalam rangka memberikan acuan bagi
karyawan yang bekerja di RS MH Thamrin Purwakarta agar dapat menyelenggarakan
pelayanan Kesehatan yang bermutu, aman, efektif dan efisien dengan mengutamakan
keselamatan pasien. Apabila di kemudian hari diperlukan adanya perubahan, maka akan
disempurnakan.

Ditetapkan Di : Jakarta
Pada tanggal : 20 maret 2018

124
125

Anda mungkin juga menyukai