Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

Menurut American Hospital Association (1974) Rumah Sakit adalah


suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir
serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan,
asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan
penyakit yang diderita oleh pasien.
Menurut Undang – Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Pada awal berdirinya, rumah sakit merupakan organisasi sosial di
bawah pemerintah yang berorientasi non profit. Untuk biaya operasional
mereka mendapatkan dana dari pemerintah. Dalam perkembangannya
ternyata pemerintah tidak dapat menampung masyarakat yang berobat
sehingga masyarakat mencari tempat lain yang dapat melayani mereka lebih
baik. Hal ini menumbuhkan industri jasa di bidang pelayanan kesehatan
yang mulai berorientasi profit untuk menutupi biaya operasional mereka
meskipun tidak meninggalkan unsur sosial sama sekali.
Tumbuhnya rumah sakit-rumah sakit swasta itu memunculkan
persaingan baru dalam industri jasa di bidang pelayanan kesehatan. Rumah
sakit-rumah sakit swasta berupaya memperlengkapi pelayanan mereka
dengan peralatan kesehatan yang mutakhir.
Melihat perkembangannya rumah sakit tidak dapat meninggalkan
pelayanan profesional untuk mendapatkan profit agar dapat memuaskan
konsumen pengguna jasanya (pasien). Dalam pelayanan profesional ini
dapat disebut sebagai perusahaan jasa yaitu perusahaan yang
memproduksi jasa bagi para konsumen yang sangat membutuhkan jasa
dari perusahaan tersebut.
Berbeda dengan perusahan jasa lain jasa yang ditawarkan rumah sakit
berhubungan langsung dengan kesehatan yang menyangkut kehidupan
pasien, jadi nilai-nilai kemanusian harus dijunjung tinggi. Rumah sakit
sebagai penyedia jasa dibatasi oleh kode etik profesi bagi setiap profesi yang
bekerja di rumah sakit. Dengan adanya perbedaan ini maka rumah sakit
lebih disebut institusi daripada perusahaan karena adanya tanggung jawab
moril daripada mencari keuntungan semata.

1
Pengorganisasian Rumah Sakit meliputi seluruh kegiatan penentuan
jumlah dan jenis sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk
melaksanakan setiap kegiatan. Jasa-jasa penunjang merupakan sarana
pengorganisasian yang perlu dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Manajemen RS Kuat mempunyai kegiatan sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi
yang akan dicapai perusahaan dan mengatur strategi yang akan
dilaksanakan agar dapat tercapai. Perencanaan ini dapat disusun
baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang, agar dapat
dipakai sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan perusahaan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah membentuk kerangka dasar dalam
menentukan aktifitas dan tugas pokok dari suatu kelompok individu
atau individu dalam perusahaan, yang meliputi pemberian tugas
tanggung jawab tertentu, pendelegasian wewenang yang diperlukan
kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya,
pertanggung jawaban atas tugas yang diberikan.
3. Pengarahan (Leading/Actuating)
Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan susun
personalianya, langkah berikutnya pengarahan. Pengarahan
merupakan proses yang harus dilakukan oleh manajemen agar
pelaksanaan dapat diarahkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan
oleh perusahaan, untuk tujuan tersebut manjemen harus selalu
mengadakan pendekatan dan perbaikan yang diperlukan untuk
menumbuhkan motivasi para karyawan agar dapat bekerja dengan
optimal sesuai dengan rencana. Manajemen harus memberikan
gambaran yang jelas apa yang akan dituju, memberikan petunjuk
yang memadahi, dan memiliki perasaan apakah pelaksanaan akan
memberikan sumbangan terhadap tujuan yang akan dicapai tersebut.
4. Pengawasan (Controling)
Pengawasan atau pengendalian adalah proses untuk memeriksa
kembali, menilai dan selalu memonitor laporan-laporan apakah
pelaksanaan tidak menyimpang dari tujuan yang sudah ditentukan,
hal ini penting untuk menghemat pemborosan biaya yang
dikeluarkan. Dalam mengadakan pengendalian harus diadakan
perbandingan antara hasil sesungguhnya yang dicapai dengan
proyeksi yang ditetapkan dalam perencanaan, untuk menilai prestasi
2
masa lalu dan meletakan tanggung jawab adanya penyimpangan yang
terjadi.
Untuk rencana kerja dalam satu tahun, Rumah Sakit, manajer,
komite, instalasi dan bagian membuat rencana kerja. Rencana kerja dan
anggaran ini akan dievaluasi satu tahun sekali dan disusun berdasarkan
pengukuran kinerja Balanced Score Card.
Balanced Score Card merupakan salah satu model pengukuran kinerja
gabungan antara ukuran kinerja keuangan dan non keuangan. Oleh sebab
itu kinerja diukur dari empat prespektif yaitu:
1. Keuangan, contoh: target keuangan / pendapatan.
2. Pelanggan, contoh: indeks kepuasan pelanggan.
3. Bisnis Internal contoh: program kerja.
4. Pembelajaran dan pertumbuhan contoh: peningkatan kemampuan
pegawai dengan diklat internal / eksternal.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan
mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak
diperoleh setiap warga negara secara minimal, juga merupakan spesifikasi
teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh Badan
Layanan Umum kepada masyarakat. Indikator SPM adalah tolok ukur
untuk prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk
menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian
suatu SPM tertentu, berupa masukan, proses, hasil dan atau manfaat
pelayanan. SPM dan indikator ini dimonitoring, dicatat oleh unit-unit yang
terkait dan dilaporkan secara berkala dalam Rapat Kerja bulanan. Evaluasi
dari laporan akan dilakukan implementasi guna perubahan menuju arah
yang lebih baik.

3
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

2. 1. Sejarah Rumah Sakit


RS Kuat Pertama kali berdiri pada tahun 1979 yang berlokasi di
jalan Alun-alun no.1 Bayu. Sehubungan dengan area tanah yang
sempit dan bangunan yang tidak memadai lagi, maka perlu
dikembangkan untuk menjadi suatu rumah sakit yang layak dalam
memberikan pelayanan yang memadai kepada masyarakat. Atas
pertimbangan tersebut Pemerintah Daerah Kabupaten Bayu bertekad
membangun Rumah Sakit baru yang lebih memadai. Rumah Sakit
Umum baru dengan nama RS Kuat diresmikan oleh Gubernur kepala
Daerah Tingkat I Jawa Timur pada tanggal 06 Januari 1982 dan
berlokasi di Jl. dr. Soetomo No.1, desa Wetan Jati Kulon kecamatan
Bayu Kabupaten Bayu dengan luas areal tanah 35.000 m2.
Seiring dengan perkembangan jaman, pada tahun 2002 RS Kuat
telah berstatus swadana dengan berbentuk Badan Pelayanan
Kesehatan Masyarakat (BPKM) berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Bayu Nomor: 10 Tahun 2002. Pada Tahun 2002 RS Kuat
telah terakreditasi 5 pelayanan berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor YM.00.03.2.2.562. Pada Tahun
2012 berdasarkan sertifikat Akreditasi RS Nomor
KARS-SERT/264/I/2012, telah lulus tingkat lanjut 12 pelayanan.
Pada Tanggal 30 Oktober 2014 dilanjutkan penilaian akreditasi tahun
2017 RS Kuat mendapatkan predikat lulus Paripurna bintang 5 dari
Komisi Akreditasi Rumah Sakit Nomor : KARS-SERT/526/VII/2020
Kemudian Re-Akreditasi kembali dengan target hasil lulus Tingkat
Paripurna, namun dengan adanya kondisi Pandemi COVID – 19,
dikeluarkan kebijakan dari Kementrian Kesehatan dengan
memperpanjang masa berlaku sertifikat selama masa Pandemi COVID
– 19 sesuai ketentuan. RS Kuat juga telah mendapatkan sertifikat ISO
9001 : 2008 dari Worldwide Quality Assurance (WQA). Selanjutnya
pada Tahun 2015 dan Tahun 2016 telah dilakukan proses
pembaharuan sertifikat ISO 9001 : 2008 melalui mekanisme
Certificate Renewal (CR).

Perkembangan tersebut telah mengantarkan RS Kuat menjadi


rumah sakit yang semakin profesional serta menuntut kebutuhan
4
akan pelayanan dengan profesionalisme yang tinggi. Pedoman
pengorganisasian pada setiap unit akan menjadi pedoman bagi
masing-masing unit adalam menjalankan tgas dan fungsinya sehingga
dapat bersinergi dengan unit lainnya secara rofesional, berbasis pada
ketentuan (tertib administratif) dan terukur.

2.2. Gambaran Umum


1. Nama Rumah Sakit : RS KUAT
2. Alamat : Jl. Dr. Soetomo No 1 Bayu-Bayu

3. Telpon / Fax : Fax. 0335884100

4. Email : www.rsudwaluyojati.Bayukab.go.id
5. Website : Pemerintah Daerah Kabupaten Bayu
Kelas B
6. Status Kepemilikan : Pemerintah Provinsi Jawa Timur
Berdasarkan Peraturan Gubernur
7. Kelas Rumah Sakit : Nomor 69 Tahun 2020 Memberikan Izin
Operasional Rumah Sakit Kelas B
Dengan nomor Izin :
005/10011001/226.12/2050
1298000101649
3513013
Keputusan Bupati Bayu Nomor :
8. NIB : 005/10011001/226.12/2050
9. Nomor Registrasi RS : 35.000 M2
10. Ijin operasional RS :

11. Luas Lahan : Paripurna 2020 Nomor : KARS-


12. Standar Kualitas SERT/Per/596/I/2022
Pelayanan RS. Sertifikat dari WQA Nomor. QSJ2333
a. Status Akreditasi :

b. ISO : Penetapan dengan SK Bupati Nomor :


005/10011001/226.12/2050 tanggal
31 Desember 2050. penuh
13. Badan Layanan : 315 TT

Umum Daerah

5
(BLUD) RS

14. Kapasitas Tempat :


Tidur

6
BAB III
VISI DAN MISI, NILAI DASAR, MOTO,
TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

3.1. VISI DAN MISI


A. VISI
Visi RS Kuat yaitu “Terwujudnya Pelayanan Kesehatan di RS
Kuat yang Profesional, Bermutu, Adil, Modern, Ramah Lingkungan
dan Diminati”.
Dalam visi tersebut terkandung makna :
a. Profesional, berarti tindakan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang kompeten dibidang tugasnya berdasarkan ilmu
pengetahuan dan ketrampilan.
b. Bermutu, berarti pelayanan dilaksanakam oleh tenaga yang
kompeten dengan memperhatikan standar kualitas
pelayanan/tindakan yang mengutamakan keselamatan pasien.
c. Adil, dalam arti pelayanan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang tidak membeda-bedakan status dan memperhatikan hak
pelanggan.
d. Modern, berarti pelayanan yang dilaksanakan menggunakan
peralatan modern sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi setelah dilakukan penilaian kemanfaatannya.
e. Ramah Lingkungan, berarti pengembangan pembangunan dan
proses pelayanan senantiasa mengutamakan upaya pelestarian
alam/lingkungan termasuk pengelolaan limbah medis yang
dihasilkan oleh rumah sakit.
f. Diminati, berarti menjadi pilihan pertama masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan (FKTL).
B. MISI
Misi merupakan suatu upaya yang akan dilakukan untuk
mewujudkan visi. Untuk mewujudkan visi RS Kuat , Misi RS Kuat
terdiri dari:
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu didukung
sumber daya yang optimal dan profesional, pengembangan
produk layanan serta menjalin jejaring layanan
2. Menyelenggarakan manajemen rumah sakit yang baik,
pendidikan, pelatihan, dan penelitian untuk menunjang mutu
pelayanan
7
Adapun penjelasan dari misi RS Kuat sebagai berikut:
1) Seluruh staf Profesional Pemberi Asuhan
(PPA) dalam melaksanakan tugas sesuai standar pelayanan
profesi masing-masing, pedoman praktik klinik, Standar Prosedur
Operasi (SPO) dan standar mutu yang diatur dalam SPM (Standar
Pelayanan Minimal) RS Kuat.
2) Pengelolaan rumah sakit didasarkan pada
prinsip dan kaidah praktek bisnis sehat (best practice),
manajemen rumah sakit modern (The Modern Hospital
Management),
3) Mengelola risiko rumah sakit dengan baik
(hosptal risk management), meliputi patient safety, provider
safety, building & equipment safety, environmental safety, dan
financial safety.
4) Pelayanan dilaksanakam oleh tenaga yang
kompeten ( STR, SIP ) dengan memperhatikan standar kualitas
pelayanan/tindakan yang mengutamakan keselamatan pasien
serta peningkatan aksesibilitas pelayanan kesehatan yang
bermutu dan terjangkau.
5) Pemenuhan kebutuhan sumberdaya RS
sesuai SPM dan/atau kelas RS.
6) Peningkatan kapasitas dan kapabilitas
SDM RS yang berdaya saing dan memiliki keunggulan
komparatif.
7) Meningkatkan tingkat kemandirian
Rumah Sakit melalui penaatan dan perbaikan manajemen
keuangan yang berkualitas (terintegrasi, efektif, efisien dan
akuntabel)
8) Peningkatan cakupan pelayanan melalui
pengembangan produk layanan dengan memodifikasi produk
Rumah Sakit menjadi produk layanan yang unggul serta menjalin
jejaring layanan dengan institusi kesehatan dan non kesehatan

3.2. Nilai Dasar


Nilai dasar disusun sebagai acuan bagi RS Kuat dalam
berperilaku yang menunjang tercapainya Visi dan Misi. Nilai dasar
tersebut nantinya diharapkan dapat menjadi budaya organisasi di RS
Kuat . Nilai dasar tersebut yang disingkat PIE adalah sebagai berikut:
1. Profesionalisme
8
Keyakinan terhadap tatanan dalam memberikan pelayanan yang
berlandaskan pada kaidah ilmiah dan kaidah profesi serta tidak
bertentangan dengan norma yang berlaku di masyarakat, dengan
ciri: bertanggung jawab, inovatif, kreatif, dan optimis.
2. Integritas
Berintegritas ialah Berperilaku sebagai insan yang beriman,
jujur, kerja keras, disiplin, berkomitmen, mendahulukan
kepentingan organisasi, serta mampu menjaga keseimbangan
Emotional Quotion (EQ), Intelectual Quotion (IQ), dan Spiritual
Quotion (SQ).
3. Etika
Nilai yang dijunjung tinggi dalam pergaulan dengan costumer,
antar sesama petugas kesehatan, antara petugas dengan pimpinan
unit kerja maupun etika dalam menjalankan profesi kesehatan
dengan costumer berprinsip senantiasa mengutamakan kesehatan
pasien.
4. Empati
Petugas dalam memberikan pelayanan mengerti perasaan
customer dan ikut merasakan apa yang dialami customer dengan
tetap berprinsip mengutamakan keselamatan pasien dan kepuasan
pelanggan.

3.3. MOTTO
Motto RS Kuat adalah “Kerja - Kerja - Kerja -”.
Penjelasan MOTTO sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :
Selalu berusaha keras kerja keras”) dalam melaksanakan tugas, dengan
menggunakan kecerdasan pikiran dari ibadah, serta berusaha
menyelesaikan pekerjaan dengan tuntas tidak setengah kerja dan
profesionalisme untuk mencapai hasil yang optimal, dalam bertindak
dengan kesadaran bahwa pelaksanaan tugas sebagai bagian dari ibadah,
serta berusaha menyelesaikan pekerjaan dengan tuntas tidak setengah-
setengah secara terpadu dari awal ampai akhir untuk dapat memperoleh
hasil yang maksimal (“kerja tuntas”).

3.4. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS


A. TUJUAN
Adapun tujuan Strategis yang akan dicapai RS Kuat dalam
mewujudkan misinya adalah sebagai berikut:

9
1. Meningkatnya kualitas pelayanan
kesehatan di rumah sakit yang terstandarisasi nasional dengan
mengutamakan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit
yang terstandarisasi nasional dengan mutu, keselamatan pasien
dan kepuasan pelanggan
2. Terselenggaranya manajemen rumah sakit
yang baik, pendidikan, pelatihan, dan penelitian untuk
menunjang mutu manajemen rumah sakit yang baik pelayanan
B. SASARAN STRATEGIS
Adapun sasaran dari tujuan RS Kuat untuk mencapai misi
Rumah Sakit antara lain:
1. Meningkatkan Pelayanan prima yang
sesuai standar akreditasi Rumah sakit (STARKES)
2. Meningkatkan kualitas sumber daya
kesehatan sesuai standar
3. Meningkatkan kemandirian keuangan
Rumah Sakit
4. Meningkatkan pengembangan produk
layanan yang unggul dan jejaring layanan serta meningkatkan
penelitian yang berkualitas

10
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

Berdasarkan Peraturan Bupati Bayu Nomor 15 Tahun 2022


Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta tata
kerja unit organisasi bersifat khusus Rumah Sakit Umum Daerah Pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Bayu
Susunan Organisasi RS Kuat, terdiri dari :
a. Kepala Dinas;
b. Direktur;
c. Wakil Direktur Pelayanan Kesehatan, membawahi :
1. Bidang Pelayanan Medik membawahi Kelompok Jabatan Fungsional;
2. Bidang Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan membawahi Kelompok
Jabatan Fungsional;
3. Bidang Pelayanan Penunjang membawahi Kelompok Jabatan
Fungsional.
d. Wakil Direktur Umum dan Keuangan, membawahi :
1. Bagian Umum membawahi Kelompok Jabatan Fungsional;
2. Bagian Keuangan membawahi Kelompok Jabatan Fungsional;
3. Bagian Perencanaan, Pengembangan, Monitoring dan Evaluasi
membawahi Kelompok Jabatan Fungsional.
e. Kelompok Staf Medik;
f. Kelompok Jabatan Fungsional;
g. Komite-Komite;
h. Satuan Pengawas Internal;
i. IT – SIMRS;
j. Instalasi.

11
KEPALA DINAS

INSTALASI

12
BAB V

STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA

Struktur Organisasi Instalasi Pemeliharaan Sarana


di RS Kuat Bayu.

DIREKTUR

KEPALA BIDANG PENUNJANG

KEPALA IPSRS

ADMINISTRASI

KOORD. GEDUNG KOORDINATOR KOORD. KOORDINATOR KOORDINATOR


DAN BANGUNAN ALAT MEDIS KESEHATAN LISTRIK ELEKTRONIK
LINGKUNGAN

Keterangan:

: Garis Komando

: Garis Koordinasi

13
BAB VI

URAIAN JABATAN

A. Direktur
Tugas:
Direktur mempunyai tugas merumuskan kebijakan, mengoordinasikan,
membina dan mengendalikan kebijakan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Fungsi :
a. Perumusan kebijakan strategis, operasional dan teknis dibidang
pelayanan kesehatan rumah sakit;
b. Penyusunan Rencana Strategi Bisnis (RSB) dengan mengacu pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah);
c. Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan;
d. Pelaksanaan koordinasi tugas dan fungsi unsur organisasi;
e. Pengoordinasian pelayanan kesehatan dengan institusi lain;
f. Pembinaan pelaksanaan tugas dibidang pelayanan kesehatan,
pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan serta inovasi;
g. pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas dan
fungsi unsur organisasi;
h. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi pelayanan kesehatan;
i. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

B. Wakil Direktur Pelayanan Kesehatan


Tugas :
membantu Direktur dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan,
membina dan mengendalikan kebijakan pelayanan medik, pelayanan
keperawatan dan kebidanan, serta pelayanan penunjang
Fungsi :
a. penyusunan bahan kebijakan teknis pelayanan kesehatan di bidang
pelayanan medik, pelayanan keperawatan dan kebidanan serta
pelayanan penunjang;
b. perencanaan dan pelaksanaan inovasi pelayanan Kesehatan dibidang
pelayananmedik, pelayanan keperawatan dan kebidanan serta
pelayanan penunjang;
14
c. pengoordinasian pelaksanaan tugas dan fungsi pelayanan Kesehatan
dibidang pelayanan medik, pelayanan keperawatan dan kebidanan serta
pelayanan penunjang;
d. Pengoordinasian kegiatan pelayanan kesehatan, administrasi pelayanan
kesehatan, evaluasi dan pelaporan dibidang pelayanan medik, pelayanan
keperawatan dan kebidanan serta pelayanan penunjang;
e. Pengoordinasian persiapan dan pelaksanaan akreditasi rumah sakit;
f. Pembinaan, pengendalian dan pengawasan pelayanan Kesehatan
dibidang pelayanan medik, pelayanan keperawatan dan kebidanan serta
pelayanan penunjang;
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Direktur.

C. Wakil Direktur Umum dan Keuangan


Tugas:
Membantu Direktur dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan,
membina dan mengendalikan kebijakan bagianumum, keuangan serta
perencanaan, pengembangan, monitoring dan evaluasi
Fungsi:
a. Penyusunan bahan kebijakan teknis di bagian umum, keuangan serta perencanaan,
pengembangan, monitoring dan evaluasi;
b. Perencanaan dan pelaksanaan inovasi di bagian umum, keuangan serta perencanaan,
pengembangan, monitoring dan evaluasi;
c. Pengoordinasianpelaksanaantugas dan fungsibagianumum, keuangan serta
perencanaan, pengembangan, monitoring dan evaluasi;
d. Pengoordinasian pelayanan administrasi dan evaluasi serta pelaporanpelaksanaan di
bagianumum, keuangan serta perencanaan, pengembangan, monitoring dan evaluasi;
e. Pembinaan, pengendalian dan pengawasan kegiatan di bagianumum, keuangan serta
perencanaan, pengembangan, monitoring dan evaluasi;
f. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Direktur.
D. Kepala Bidang
Tugas:
Melaksanakan pelayanan sesuai bidangnya.
Fungsi :
a. perumusan dan penyusunan rencana program kerja dan kebijakan
teknis dibawah koordinasinya;
b. Perencanaan dan pelaksanaan inovasi dibawah koordinasinya;
c. Penyusunan, pelaksanaan, pengorganisasian dan evaluasi Standar
Operasinal Prosedur (SOP);
d. Pelaksanaan fasilitasi pelayanan serta instalasi dibawah koordinasinya; 15
e. Pengoordinasian tugas teknis, fasilitasi dan pembinaan tugas
pelayanan dibawah koordinasinya;
f. Pengoordinasian kegiatan dan pengawasan, pengendalian mutu, biaya
dan keselamatan pasien, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan
dibawah koordinasinya;
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Wakil Direktur dibawah
koordinasinya.
E.

F. Kepala Instalasi IPA -RS

G.

Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana mempunyai tugas :


Memimpin dan mengarahkan Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
untuk mencapai visi, misi dan tujuan organisasi.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point diatas, Kepala
IPSRS mempunyai fungsi :
a. Perencanaan anggaran belanja instalasi pemeliharaan sarana
b. Merencanakan kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana.
c. Merencanakan program kegiatan di IPS-RS
Melaksanakan, mengawasi dan mengendalikan :
a. Program kegiatan Instalasi Pemeliharaan Sarana.
b. Pengelolaan (perencanaan, inventarisasi, pemanfaatan, pemeliharaan,
pengendalian , perbaikan dan penghapusan) peralatan serta fasilitas di
Instalasi Pemeliharaan Sarana
c. Pengelolaan SDM ( perencanaan, pembinaan dan pengembangan) di
Instalasi Pemeliharaan Sarana.
16
d. Standar prosedur kerja, prosedur tetap, pemeliharaan sarana dan fasilitas
di Instalasi Pemeliharaan Sarana.
e. Standar penilian kinerja karyawan
Melaksanakan koordinasi
a. Kegiatan pelayanan instalasi pemeliharaan sarana di RS
b. Kegiatan rutin maupun pengembangan di Instalasi pemeliharaan sarana
di RS
Melaksanakan pengendalian dan evaluasi kinerja Instalasi pemeliharaan
sarana.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh direktur RS
Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana Bertanggung jawab atas:
a. Terselenggaranya pelayanan di instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit
dengan baik,tertib, professional, bermutu dan dapat dipertanggung
jawabkan secara etik maupun hukum.
b. Tertib administrasi dan pembukuan serta kelengkapan dokumen
pengelolaan dan pemeliharaan sarana rumah sakit.
c. Tertib administrasi dan pembukuan serta kelengkapan dokumen yang
berhubungan sarana prasarana dan sarana inventaris di instalasi
pemeliharaan sarana rumah sakit.
d. Terwujudnya iklim kerja yang sejuk, harmonis dan kondusif serta
produktif baik secara internal maupun dengan unit terkait.
e. Peningkatan peran serta dan partisipasi aktif dari seluruh karyawan
menuju pelayanan yang bermutu tinggi dan berkeunggulan
Kewenangan Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana
a. Mengatur dan mengawasi pelaksanaan tugas dan fungsi pelayanan di
instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit.
b. Membina, membimbing dan mengarahkan secara teknis pemberian
pelayanan yang bermutu tinggi, professional, cepat dan tepat.
c. Membuat penilaian pelaksanaan pekerjaan staff dibawahnya.
d. Mengawasi dan mengendalikan langsung kegiatan pelayanan di
instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit.
e. Mengingatkan dan memberi saran kepada petugas dan unit terkait
lainnya yang kurang memperhatikan prosedur pelayanan yang sudah
ditetapkan.
f. Mengusulkan dan melaporkan kebutuhan serta masalah yang ada
atau timbul dalam pelayanan di instalasi pemeliharaan sarana rumah
sakit.
17
g. Memberikan teguran sanksi ringan kepada staff dan pegawai yang
melakukn pelanggaran dan tindakan disiplin
G. ADMINISTRSI
a. membuat laporan harian
b. membuat laporan bulanan
c. membuat laporan SPM
d. mencatat penggunaan alat dan bahan
e. membantu pembuatan rencana kebutuhan alat dan bahan
f. mencatat inventaris dan aset ruangan
g. mencatat dan membukukan permintaan kebutuhan ruangan
h. pencatatan dan pelaporan kegiatan
i. merekap data persediaan
H. KOORDINATOR LISTRIK
Perencanaan kebutuhan alat listrik dan suku cadang alat listrik
Pemeliharaan dan perbaikan instalasi jaringan listrik
Pemeliharaan dan perbaikan peralatan listrik (panel, lampu, stop kontak dll )
Perencanaan kebutuhan listrik
Pengoperasian dan dan pemeliharaan genset
I. KOORDINATOR ALAT MEDIS
Perencanaan kebutuhan suku cadang alat medis
Perencanaan dan pelaksanaan kalibrasi alat medis
Pemeliharaan dan perbaikan alat medis
J. KOORDINATOR ALAT ELEKTRONIK
Perencanaan kebutuhan suku cadang alat elektronik
Pemeliharaan alat AC, Lemari es dan Mesin Cuci
Pemeliharaan alat elektronik lainnya

K. KOORDINATOR GEDUNG DAN BANGUNAN


Pemeliharaan dan perbaikan gedung
Merencanakan dan melaksanakan pengecatan gedung
Merencanakan dan menyediakan kebutuhan bahan bangunan
L. KOORDINATOR KESEHATAN LINGKUNGAN
Pengelolaan air bersih
Pengelolaan air limbah
Pengelolaan sampah medis dan non medis
Pengawasan kebersihan lingkungan
18
Perencanaan kebutuhan peralatan kebersihan
Merencanakan dan pengambilan sampel air bersih dan air limbah

19
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

TATA HUBUNGAN KERJA (disesuaikan dengan struktur) model panah lingkaran

Permintaan Formulir permintaan


perbaikan perbaikan masuk ke IPSRS

Rencana Dilakukan pemeriksaan Dilakukan


pengadaan spare perbaikan
part/barang

Perbaikan oleh Pihak III

Persetujuan pengadaan
spare part/barang
(PPTK) Serah terima Perbaikan
dengan Pihak III

Pengadaan spare
part/barang Dilakukan Perbaikan

Dilakukan Perbaikan Pengembalian oleh


Pihak III

Selesai

Instalasi Pemeliharaan Sarana RS Kuat merupakan instalasi dibawah Direktur


dengan koordinasi Kepala Bidang Penunjang. Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana
membawahi koordinator kegiatan kesehatan lingkungan, koordinator gedung dan
bangunan, koordinator alat kesehatan, koordinator alat elektronik dan koordinator
listrik, serta tenaga administrasi dengan tata hubungan kerja sebagai berikut :
Kegiatan Instalasi Pemeliharaan Sarana di RS Kuat Bayu.

20
- Laporan kerusakan dari ruangan/unit/bagian/instalasi/pengecekan langsung
masuk ke IPS-RS dengan menulis pada blangko perbaikan yang telah
disediakan.
- IPS-RS menugaskan tenaga yang sesuai untuk melihat kerusakan dengan
membawa peralatan yang sesuai.
- Petugas langsung memperbaiki kerusakan alat, apabila kerusakan tidak mampu
diselesaikan petugas IPS-RS maka akan berkoordinasi dengan pihak ke tiga dan
sekaligus ditentukan jadwal perbaikan alat tersebut.

- Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan petugas menulis laporan hasil pekerjaan


dan ditandatangani oleh petugas IPS-RS dan Kepala Ruangan/Instalasi/Unit
pada halaman ke dua blangko perbaikan sebagai bukti bahwa pekerjaan sudah
selesai.

- Blangko perbaikan kerusakan alat tersebut di serahkan ke bagian administrasi


IPS-RS untuk disimpan dan di tulis dalam buku laporan sebagai arsip.

- Setiap satu bulan sekali Kepala IPS-RS melaporkan semua kegiatan perbaikan
kepada Kepala Seksi Penunjang Non Medis

21
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

1. DEFINISI
Ketentuan yang mengatur penentuan jumlah kebutuhan petugas di IPSRS dengan
mempertimbangkan jumlah tenaga dan kualifikasi yang diharapkan.

2. TUJUAN
1. Menentukan jumlah dan komposisi tenaga di instalasi IPSRS berdasarkan
kualifikasi.
2. Melakukan perhitungan agar memenuhi kebutuhan.
3. Mengatur agar penyediaan ketenagaan tetap efektif dan efisien.

3. JUMLAH KOMPOSISI DAN KUALIFIKASI TENAGA DI IPSRS


Berdasarkan data kepegawaian per April 2016 maka jumlah petugas di IPSRS ada
11 orang. komposisi dan kualifikasi tenaga yang bekerja di IPSRS adalah
sebagai berikut

DAFTAR KUALIFIKASI TENAGA di INSTALASI IPSRS


No Komposisi Tenaga Jumlah Kualifikasi
1 Kepala Instalasi 1 S1
2 Koordinator Listrik 1 D3
3 Koordinator Kesling 1 D3
4 Koordinator Elektronik 1 S1
5 Koordinator gedung dan 1 S1
bangunan
6 Koordinator Alkes 1 S1
7 Administrasi 1 SLTA
8 Pelaksana kegiatan 5 D3(1), SMA(4)

4. PERHITUNGAN KETENAGAAN
Kualifikasi sumber daya manusia di IPSRS terdiri dari Kepala Instalasi, koordinator
kegiatan kesehatan lingkungan, gedung bangunan, listrik, alat medis dan
elektronik. Dari hasil perhitungan kebutuhan tenaga yang dihitung dapat dilihat
kebutuhan tenaga sebagai berikut :

22
No Ketenagaan Pendidikan Kebutuhan Yang Ada Kekurangan Keterangan

1 Ka. IPS RS S1 1 1 0
1 Elektro D3 4 2 2  
Medik SMK/SLTA 1 1 0
2 Listrik D3/S1 1 1 0  
    SMK/SLTA 2 2 0
3 Elektro D3/S1 1 0 1
    SMK/SLTA 2 2 0
4 Kesling D3/D4 3 1 2  
5 Bangunan D3 Sipil 1 0 1  
6 Administrasi SLTA 1 0 1  
      18 12 6  

23
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Pengertian Orientasi : Usaha membantu para pegawai agar mengenali secara


baik, mengetahui dan memahami berbagai aspek teknis pekerjaan / jabatannya,
agar mampu melaksanakan tugas-tugasnya secara efektif, efisien dan produktif
serta mampu beradaptasi dengan suatu situasi atau dengan lingkungannya.
Dengan orientasi, pegawai bisa mengenali secara baik dan mampu beradaptasi
dengan suatu situasi atau dengan lingkungan RSUD.
Orientasi harus mampu membantu para pegawai baru untuk memahami dan
bersedia melaksanakan perilaku sosial yang mewarnai kehidupan organisasi /
perusahaan sehari-hari.

TAHAP PROGRAM ORIENTASI PENANGGUNGJAWAB

Orientasi Umum : Sekretariat


TAHAP I 1) Penjelasan status IPCN
kepegawaian. KKPRS
2) Penjelasan Program HUMAS
orientasi yang akan diterima Tim BLS
pegawai, peraturan dan tata K3RS
tertib masa orientasi .
3) Pegawai diberikan berbagai
materi orientasi meliputi :
1) Visi, Misi, Struktur
Organisasi RS Kuat
Bayu.
2) Etika dalam bekerja
3) Program Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi.
4) Program Keselamatan
Pasien Rumah Sakit.
5) Pelayanan Prima /
Komunikasi
6) Basic Life Support.
24
7) Penanggulangan Bencana
Kebakaran dan
penggunaan Alat
Pemadam Kebakaran
(APAR).
4) Pegawai yang bersangkutan
mendapat jadwal untuk
berkeliling keseluruh unit
kerja di RS Kuat Bayu.
TAHAP II Orientasi Khusus meliputi : Kepala Unit Kerja
Orientasi ke unit kerja dimana
pegawai akan ditempatkan
diserahkan sesuai program
orientasi unit kerja masing-
masing. Adapun orientasi Unit
kerja , sekurang-kurangnya
adalah :
a. Struktur Organisasi;
b. Kebijakan;
c. Pedoman
Pengorganisasian;
d. Pedoman Pelayanan;
e. Panduan2;
f. Program Kerja ;
g. SPO;
h. Indikator Kinerja/Mutu .
TAHAP III Setelah kegiatan orientasi Kasubag Kepagawaian
berakhir, pegawai membuat
laporan hasil orientasi dan
melaporkan kepada Direktur
melalui Kasubag Kepagawaian.
Kepala unit kerja membuat
laporan evaluasi orientasi
pegawai baru-

25
BAB X
PERTEMUAN / RAPAT

Dalam lingkup RS Kuat selalu dilakukan rapat. Pertemuan rapat ini sangat
bermanfaat untuk masing-masing Instalasi guna memberikan informasi
dan pengetahuan yang berhubungan dengan peningkatan pelayanan rumah
sakit.Kegiatan rapat ini bisa dilakukan hanya dalam IPSRS sendiri atau bisa juga
dilakukan rapat antar Instalasi lainnya. Kegiatan rapat ini biasanya dihadiri oleh
seluruh staf IPSRS maupun oleh Ka Sie Penunjang non mnedis.
Kegiatan yang dibahas meliputi banyak kegiatan baik dari pelaporan kerja,
kebutuhan sarana dan prasarana dilapangan, maupun berbagai hal yang
menyangkut kelangsunganInstalasi masing- masing. Sehingga dengan dilakukan
rapat rutin ini dapat dilakukan tindak lanjut untuk kendala yang dihadapi
dilapangan maupun yang dihadapi di instalasi internal itu sendiri. Dalam kegiatan
rapat ini dibuat undangan berupa internal memo, daftar hadir dan notulen hasil
rapat yang nantinya dilaporkan kepada Kasie Penunjang non medis.
Kegiatan pertemuan rapat intern biasanya dilakukan setiap 1 bulan sekali di
hadiri oleh seluruh karyawan IPSRS, waktu dan hari ditentukan. Pertemuan rutin
lainnya seperti morning report dilakukan setiap bulan di hadiri oleh seluruh kepala
Instalasi beserta Direktur rumah sakit untuk membahas masalah-masalah yang
terjadi di instalasi kerja dan lapangan.Kegiatan rapat lain yang biasa dilakukan di
RS Kuat misalnya rapat tentang pasien Safety, K3RS, Koordinasi dengan instalasi
lain,dll.

26
BAB XI
PELAPORAN

Pencatatan dan pelaporan kegiatan IPSRS diperlukan dalam


perencanaan, pemantauan, dan evaluasi serta pengambilan keputusan untuk
peningkatan pelayanan ipsrs.Untuk itu kegiatan ini harus dilakukan secara cermat
dan teliti, karena kesalahan dalam pencatatan dan pelaporan akan mengakibatkan
kesalahan dalam menetapkan suatu tindakan.
A.PENCATATAN
Pencatatan kegiatan IPSRS dilakukan sesuai dengan jenis kegiatannya.Ada 3 jenis
pencatatan, yaitu
1)Pencatatan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan
2)Pencatatan permintaan barang
3)Pencatatan inventaris instalasi
B.PELAPORAN
Pelaporan kegiatan pelayanan IPSRS terdiri dari
1) Laporan kegiatan rutin harian
Laporan harian ini dilakukan setiap hari. Kegiatan pelaporan harian ini
dilakukan oleh kepala instalasi IPSRS ataupun petugas IPSRS baik secara
lisan maupun tulisan. Pelaporan harian ini seperti laporan mengenai jumlah
petugas IPSRS yang dinas dengan jumlah kegiatan yang ditangani dan
kendala yangdihadapi setiap harinya, pelaporan keluhan pasien atau pegawai
yang berhubungan dengan sarana dan prasarana di rumah sakit. Pelaporan
harian ini biasanya disampaikan kepada instalasi atau kepala bidang terkait.
2) Laporan kegiatan rutin bulanan
Laporan bulanan dilakukan setiap bulan sebagai tindak lanjut dari laporan
kejadian setiap hari dalam kegiatan rutin IPSRS. pelaporan ini
biasanyamenyangkut kegiatan program kerja yang dilakukan instalasi IPSRS
dalam kurun waktu setahun. Pelaporan ini dapat berupa laporan rapat
bulanan intern, laporan inventaris pemeliharaan barang alat, laporan
penilaian karyawan, laporan indikator mutu, laporan evaluasi program kerja,
laporan kebutuhan karyawan, laporan kejadian K3RS dll
3) Pembuatan laporan persemester.
4) L aporan tahunan
Laporan tahunan biasanya dilakukan setiap akhir tahun. tujuan
laporantahunan ini untuk mengevalusi seluruh laporan harian dan bulanan
27
sehingga dapat dilihat total kegiatan yang berlangsung dalam kegiatan
IPSRS sehingga dapatdilakukan tindak lanjut dari evaluasi laporan tahunan
ini. Laporan tahunankegiatan IPSRS dapat berupa rekapitulasi total sarana
dan prasarana yang di pemeliharaan dan perbaiki
5) Laporan khusus ( misalnya : audit internal)
6) Laporan pemeriksaan (kartu control)

28

Anda mungkin juga menyukai