diolah.
Struktur
organisasi
terdiri
atas
unsur
spesialisasi
organisasi tidak akan selesai, tanpa diikuti oleh aktuasi yang berupa bimbingan
kepada manusia yang berada di dalam organisasi tersebut, agar secara terusmenerus dapat menjalankan kegiatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
.
Sejarah Rumah Sakit AR Bunda
Rumah Sakit AR. Bunda Lubuklinggau merupakan cabang dari Rumah
Sakit AR. Bunda Prabumulih. Dimana Rumah Sakit AR. Bunda Prabumulih
dimulai dari sebuah Rumah Bersalin Anita dengan hanya 24 tempat tidur,
kemudian berkembang menjadi Rumah Sakit Anak dan Bersalin Bunda
Prabumulih pada tahun 1996 dengan 41 tempat tidur.
Berdasarkan surat keputusan kantor wilayah Propinsi Sumatera Selatan
No. YM.02.04.6.2.10467 berkembang menjadi Rumah Sakit Umum Swasta
dengan nama RS Bunda Lubuklinggau dibawah pengelolaan PT. AR. Muhamad
sehingga berubah menjadi Rumah Sakit AR Bunda dengan 86 tempat tidur pada
tahun 2005.
Pada akhir tahun 2006 Rumah Sakit AR Bunda memiliki kapasitas 92
tempat tidur dengan ruang lingkup pelayanan Spesialisasi anak, bedah, penyakit
dalam dan kebidanan.
Sehubungan dengan bertambah banyaknya pengguna Jasa layanann
Kesehatan ,Manajemen Rumah Sakit AR Bunda melakukan Ekspansi dengan
membuat bangunan baru yang lebih Representatif.
Rumah Sakit AR. Bunda Lubuklinggau diresmikan pada tanggal 19
September 2013, dengan bangunan Rumah Sakit berjumlah 9 lantai yang terdiri
dari 2 lantai basement dan 7 lantai diatasnya. Dan baru beroperasional hanya 4
lantai dengan kapasitas jumlah tempat tidur 100 buah.
Rumah Sakit AR. Bunda Lubuklinggau beroperasional berdasarkan Surat
Keputusan
Kepala
Dinas
Kesehatan
Kota
Lubuklinggau
Nomor
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH PELAYANAN, NILAI
DAN TUJUAN PELAYANAN
Visi, Misi dan Tujuan Rumah Sakit AR Bunda
Rumah Sakit AR Bunda Lubuklinggau terus melakukan perubahan dan
perbaikan untuk mencapai VISI Rumah Sakit yaitu Tercapainya Rumah sakit
yang mandiri dengan pelayanan yang berkualitas, profesional, efektif dan efisien
Semua rumah sakit untuk dapat terus bertahan dalam menghadapi
pertumbuhan pasar yang semakin pesat harus memiliki langkah-langkah stratejik
yang harus disepakati oleh semua elemen dalam rumah sakit tersebut. Beberapa
rumah sakit sering melihat persfektif jangka pendek sehingga tidak fokus
terhadap perubahan-perubahan yang harus dilakukan rumah sakit tersebut untuk
jangka panjang.
Langkah-langkah stratejik yang telah ditetapkan harus merupakan
komitmen setiap karyawan yang ada di rumah sakit sehingga dapat dilaksanakan
secara baik dan berkembang secara signifikan. Tahapan dalam manajemen
strategis dalam menciptakan masa depan rumahsakit adalah melalui 4 (empat)
tahapan, yaitu : (1) Perencanaan jangka panjang, meliputi perumusan strategi,
perencanaan strategi, penyusunan program, agar seluruh personil rumahsakit
termotivasi
untuk
berpikir
strategik.
(2)
Perencanaan
jangka
pendek,
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT
Keterangan:
- Direktur PT AR Muhammad
Merupakan pemilik Rumah Sakit AR Bunda Lubuklinggau.
- Direktur RS AR Bunda Lubuklinggau
Adalah pejabat eksekutif tertinggi di Rumah Sakit AR Bunuda
Lubuklinggau.
- Wakil Direktur
Adalah pejabat yang membantu Direktur dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab sesuai bidang masing-masing, yaitu:
Wakil pelayanan dan penunjang medik:
Membantu direktur dalam bidang pelayanan medis dan keperawatan.
Wakil Direktur Umum dan Keuangan:
10
Istalasi farmasi
Instalasi gizi
- Unit Nonstruktural
1) Komite
Adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli dan profesi
dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada direktur dalam
rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit. Komite
yang ada di Rumah Sakit AR Bunda Lubuklinggau adalah sebagai berikut :
Komite Medik
Komite Keperawatan
Komite Mutu
11
12
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA
5.1 Struktur Organisasi Unit Gawat Darurat ( UGD)
UNIT
GAWATDARURAT
KA.UNIT
PETUGAS
PELAKSANA
PETUGAS
PELAKSANA
PETUGAS
PELAKSANA
KA.INSTALASI
PETUGAS
PELAKSANA
PETUGAS
PELAKSANA
13
PETUGAS
PELAKSANA
KA.UNIT
PETUGAS
PELAKSANA
PETUGAS
PELAKSANA
PETUGAS
PELAKSANA
KA.INSTALASI
PETUGAS
PELAKSANA
PETUGAS
PELAKSANA
14
PETUGAS
PELAKSANA
KA.UNIT
PETUGAS
PELAKSANA
PETUGAS
PELAKSANA
PETUGAS
PELAKSANA
KA.UNIT
PETUGAS
PELAKSANA
PETUGAS
PELAKSANA
PETUGAS
PELAKSANA
KA.INSTALASI
PETUGAS
PELAKSANA
PETUGAS
PELAKSANA
15
PETUGAS
PELAKSANA
KA.INSTALASI
PETUGAS
PELAKSANA
PETUGAS
PELAKSANA
PETUGAS
PELAKSANA
KA.UNIT
PETUGAS
PELAKSANA
PETUGAS
PELAKSANA
16
PETUGAS
PELAKSANA
BAB VI
URAIAN TUGAS
(Terlampir)
17
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
SPI
DIREKTUR
KASI
KEPERAWATAN
KETUAYAYASAN
KOMITE
KOMITE
KOMITE MUTU
MEDIK DIREKTUR
KEPERAWATAN
-Sub Komite PPI
-Sub Komite Mutu &
keselamatan pasien
WADIR
-Sub Komite K3 RS
KOMITEMEDIK,
WADIRUMU
KEU
PERAWATAN,
PPI,MUTU,
K3RS
INSTALASI/UNIT
BAGIAN
BAGIAN
18
kewenangan
sebagaimana
dimaksud,
19
Direktur
dapat
7.2
Koordinasi
Antara
Direktur
Dengan
Komite
Medik,
Komite
20
berhak
mengangkat
dan
memberhentikan
Anggota
Kelompok Staf Medis (KSM) sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan dan peraturan kebijakan yang berlaku serta peraturan Internal
Rumah Sakit (Hospital By Laws) Rumah Sakit AR Bunda Lubuklinggau.
Sebagai pengelola, direktur mempunyai tugas dan wewenang untuk
menetapkan strategi organisasi dan tata kerja lengkap dengan rincian
tugasnya, menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban Staf
Medis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam pengelolaan sebagaimana dimaksud direktur berkewajiban
menjamin Staf Medis dan Standar Prosedur Operasional.
Kewajiban Staf Medis untuk menjamin bahwa tugas dan kewajiban
dilaksanakan sesuai standar yang berlaku, maka Ketua Kelompok Staf Medis
bertanggung jawab pada Direktur melalui Wadir Pelayanan.
21
22
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
8.1 Pendahuluan
Menurut Undang-undang No. 44 Tahun 2009 Rumah sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat. Rumah Sakit mempunyai misi memberikan
pelayanan kesehtan secara menyeluruh (promotif, kuratif, dan rehabilitatif)
yang bermutu dan terjangkau dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan berbagai profesi yang harus
mengelola
sebuah
Rumah
Sakit,
mulai
dari
profesi
kedokteran,
23
penghitungan
kebutuhan
SDM
kesehtan
dengan
24
2. Cuti tahunan, sesuai ketentuan setiap SDM memiliki hak cuti 12 hari
kerja setiap tahun (B).
3. Pendidikan dan pelatihan, sesuai ketentuan yang berlaku di RS untuk
mempertahankan
setiap
kategori
dan
meningkatkan
SDM
kompetensi/profesionalisme
memiliki
hak
untuk
mengikuti
B = Cuti Tahunan
F = Waktu Kerja
25
a. Perawat
= 260 - {(12+6+15+6)}
= 221 hari kerja/tahun
= 312 - {(12+6+15+6)}
= 273 hari kerja/tahun
c. Dokter
= 312 - {(12+10+15+10)}
= 273 hari kerja/tahun
c. Dokter
C. Langkah Kedua
a. Menetapkan Unit Kerja dan Kategori SDM
Untuk menetapkan unit kerja dan kategori sumber daya manusia
maka data dan informasi yang dibutuhkan adalah:
26
b. Analisa Organisasi
Fungsi utama rumah sakit adalah menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang mengutamakan pelayanan kesehatan perorangan meliputi
pelayanan kesehtan kuratif, rehabilitatif secara serasi dan terpadu dengan
pelayanan preventif dan promotif. Berdasarkan fungsi utama tersebut,
unit kerja RS dapat dikelompokkan sebgai berikut :
1. Unit kerja fungsional langsung, adalah unit kerja yang langsung
terkait denga penyelenggaraan pelayanan kesehatan perorangan di
dalam dan di luar RS, misalnya : Instalasi Rawat Inap, Instalasi
Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Laboratorium,
Instalasi Radiologi, Instalasi Farmasi/Apotik, dan lain-lain.
2. Unit kerja fungsional penunjang, adalah unit dan sub-unit kerja
yang tidak langsung berkaitan dengan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan.
Setelah unit kerja dan sub-unit kerja di RS telah ditetapkan,
langkah selanjutnya adalah menetapkan kategori SDM sesuai kompetensi
27
D. Langkah Ketiga
a. Menyusun Standar Beban Kerja
Standar beban kerja merupakan volume atau kuantitas beban
kerja selama satu tahun per kategori SDM. Standar Beban kerja
disusun berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
(rata-rata waktu) dan waktu yang tersedia atau yang dimiliki oleh
masing-masing kategori tenaga.
Data dan informasi yang dibutuhkan untuk menetapkan beban
kerja masing-masing kategori SDM utamanya adalah sebagai berikut:
b. Beban Kerja masing-masing kategori SDM di tiap unit kerja RS
meliputi :
1. Kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh masing-masing
kategori SDM
2. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap
kegiatan pokok.
3. Standar beban kerja per 1 tahun masing-masing kategori SDM.
28
E. Kegiatan Pokok
Kegiatan pokok adalah kumpulan berbagai jenis kegiatan sesuai
standar pelayanan dan standar operasional prosedur (SOP) untuk
menghasilkan pelayanan kesehatan/medik yang dilaksanakan oleh SDM
kesehatan dengan kompetensi tertentu.
Langkah selanjutnya untuk memudahkan dalam menetapkan
beban kerja masing-masing kategori SDM, perlu disusun kegiatan
pokok serta jenis kegiatan pelayanan yang berkaitan langsung/tidak
langsung dengan pelayanan kesehatan perorangan.
F. Rata-Rata Waktu
Rata-rata waktu adalah suatu waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan suatu kegiatan pokok oleh masing-masing kategori SDM
pada tiap unit kerja. Kebutuhan waktu untuk menyelesaikan kegiatan
sangat bervariasi dan dipengaruhi: standar pelayanan, SOP, sarana
prasarana yang tersedia dan kompetensi SDM.
Rata-rata
waktu
ditetapkan
berdasarkan
pengamatan
dan
pelaksanaan, standar pelayanan, SOP dan memiliki etos kerja yang baik.
29
H. Langkah Keempat
Penyusunan Standar Kelonggaran
Tujuan dari diperolehnya faktor kelonggaran tiap kategori
SDM meliputi
jenis
menyelesaikan suatu
kegiatan
kegiatan
dan
yang
kebutuhan
tidak
terkait
waktu
langsung
untuk
atau
30
Faktor Kelonggaran
Standar
Jumlah
waktu
Istirahat
(salat
Kelonggaran
&
1
52 jam/tahun
0.03
104 jam/tahun
0.05
makan)
2
Mengikuti Rapat
I. Langkah Kelima
a. Perhitungan Kebutuhan SDM per Unit
31
0.08
DM
3. Kuantitas kegiatan pokok tiap unit kerja selama kurun waktu satu
tahun
Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan berbagai data
kegiatan pelayanan yang telah dilaksanakan di tiap unit kerja RS selama
kurun waktu satu tahun.
Perhitungan kebutuhan SDM dapt diperoleh dengan menggunakan
rumus :
32
33
BAB IX
KEGIATAN DAN ORIENTASI
9.1 Pengertian
Orientasi adalah salah satu upaya untuk membantu para Karyawan
agar mengenali secara baik dan mampu beradaptasi dengan suatu situasi atau
dengan ligkungan/iklim bisnis atau organisasi. Pengembangan staf tentang
materi orientasi, termasuk kegiatan orientasi bagi karyawan baru, merupakan
salah satu upaya penting dalam meningkatkan pemahaman terhadap situasi/
menentukan sikap dan pandangan.
Orientasi harus mampu membantu para Karyawan baru untuk
memahami dan bersedia melaksanakan perilaku sosial yang mewarnai
kehidupan organisasi sehari-hari.
Orientasi juga harus mampu membantu para Karyawan baru untuk
mengetahui dan memahami berbagai aspek teknis Karyawanan/jabatannya,
agar mampu melaksanakan tugas-tugasnya secara efektif, efisien dan
produktif.
9.2 Jadwal Kegiatan
No
JENIS
KEGIATAN
A
1
2
Pembukaan
Penerimaan
dan
WAKTU
TEMPAT NARASUMBER
P.JAWAB
Aula L.2
Wakil
Direktur
(JAM)
Hari ke-1
34
Pengarahan
tentang
RS
AR
Bunda
Lubuklinggau
( Visi, Misi
dan
tujuan
RS)
Pembukaan
Penjelasan
tentang
Aula L.2
4
5
Struktur RS
dan tupoksi
masingmasing
Instalasi/
Ruangan
Ishoma
Pengenalan
Tentang
aturan
orientasi dan
tugas selama
orientasi
Etika dan
Etos kerja
B
1.
Aula L.2
Pemateri
yang
ditunjuk
Aula L.2
SPI
Hari ke-2
Pemberian
materi
tentang :
1. Sasaran
Keselamatan
Pasien
2.
Pencegahan
dan
Pengendalian
Infeksi
3. Hak dan
Kewajiban
Pasien
Aula L.2
35
Pemateri
yang
ditunjuk
Pemateri
yang
ditunjuk
2.
3.
4.
C
1.
2.
Ishoma
Pemberian
materi dan
praktik
tentang :
1. BHD
2. Hand
Hygiene
3. APAR
4.
Manajemen
Nyeri
5. K3RS
6. Service
Excellent
Kepada
pegawai baru
dikenalkan
seluruh unit
kerja di
rumah Sakit
AR Bunda
Lubuklinggau
. Diajak
berkeliling
( Rounding
Hospital )
Hari ke-3
Melaksanaka
n post test
setelah
pegawai
melakukan
orientasi
kelapangan
Ishoma
Aula L.2
Aula L.2
Bagian
Kabid
SDM dan
diklat
Aula L.2
Panitia
36
Pemateri
yang
ditunjuk
3.
Menyerahkan
ke bagian
kepegawaian
untuk
ditempatkan
sesuai dengan
tempat yang
telah
ditentukan
Aula L.2
37
Bagian
Kabid SDM
dan Diklat
BAB X
PERTEMUAN / RAPAT
Rapat RS AR. Bunda Lubuklinggau terdiri dari :
10.1. Rapat Rutin Rumah Sakit AR Bunda Lubuklinggau
(Terlampir)
Jam
Tempat
: Aula L.2
Peserta
Materi
bulan)
10.4. Rapat Koordinasi
Diselenggarakan di akhir bulan. Dilaksanakan di Aula Lantai 2
dihadiri seluruh kepala Unit/ Bagian dan Direktur.
38
BAB XI
PELAPORAN
11.1. PELAPORAN
Pelaporan dilaksanakan masing masing kepala unit dan bagian
tentang
laporan
39
LAMPIRAN-LAMPIRAN
40