Anda di halaman 1dari 38

PAB 1 EP 1-1

PEDOMAN PENGORANISASIAN
ANESTESI DAN UNIT KAMAR BEDAH
2023

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTI BUNGSU


JL. RADEN INTAN BANDAR JAYA TIMUR TERBANGGI BESAR
LAMPUNG TENGAH TELP. (0725) 25065
EMAIL: RSIA.PUTIBUNGSU01@GMAIL.COM
ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang telah memberikan kami kekuatan untuk
menyelesaikan penyusunan Pedoman Pengorganisasian Anestesi dan Kamar Bedah. Dengan adanya
Pedoman Pengorganisasian Anestesi dan Kamar Bedah ini kami harap dapat menjadi pedoman bagi tim
anestesi dan dapat meningkatkan kinerja, sehingga mutu pelayanan dapat ditingkatkan lebih baik lagi.
Kami menyadi bahwa Pedoman Pengorganisasian Anestesi dan Kamar Bedah ini masih banyak
kekurangan dan perlu penyempurnaan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pihak terkait
demi perbaikan penyusunan Pedoman Pengorganisasian Anestesi dan Kamar Bedah selanjutnya.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu
serta memberi masukan sehingga Pedoman Pengorganisasian Anestesi dan Kamar Bedah ini dapat
tersusun dengan baik.

Penyusun
1. Martini, A.Md.Kep
2. Firdha Khusnul Khotimah, A.Md.Kep
3. Ns. Prima Dinar Ainur Rofiq, S.Tr.Kep

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... iv


DAFTAR ISI................................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 1
BAB II GAMBARAN UMUM RSIA PUTI BUNGSU ................................................................. 3
BAB III VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN MOTO RSIA PUTI BUNGSU......................... 5
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RSIA PUTI BUNGSU ..................................................... 6
BAB V STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA .................................................................... 9
BAB VI URAIAN JABATAN .................................................................................................... 10
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA ...................................................................................... 23
BAB VIII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL ..................................... 27
BAB IX KEGIATAN ORIENTASI ............................................................................................ 28
BAB X PERTEMUAN/RAPAT.................................................................................................. 32
BAB XI PELAPORAN ............................................................................................................... 33

v
BAB I
PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan


hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Menurut Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA).

Sebagai institusi yang menyediakan pelayanan kesehatan, diperlukan beberapa profesi guna
meningkatkan pelayanan seperti profesi kedokteran, keperawatan/kebidanan, tenaga kefarmasian,
tenaga kesehatan lain dan tenaga non kesehatan yang efektif dan efisien sebagai sumber daya
manusia.

Pengorganisasian Rumah Sakit meliputi seluruh kegiatan penentuan jumlah dan jenis sumber daya
manusia yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan. Jasa-jasa penunjang merupakan
sarana pengorganisasian yang perlu dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan
secara efektif dan efisien. Manajemen Rumah Sakit Ibu & Anak (RSIA) mempunyai kegiatan sebagai
berikut :

1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai perusahaan
dan mengatur strategi yang akan dilaksanakan agar dapat tercapai. Perencanaan ini dapat disusun
baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang, agar dapat dipakai sebagai dasar untuk
mengendalikan kegiatan perusahaan.

2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah membentuk kerangka dasar dalam menentukan aktifitas dan tugas
pokok dari suatu kelompok individu atau individu dalam perusahaan, yang meliputi pemberian
tugas tanggung jawab tertentu, pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-
individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya, pertanggung jawaban atas tugas yang diberikan.

3. Pengarahan (Leading/Actuating)
Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun personalianya, langkah berikutnya
pengarahan. Pengarahan merupakan proses yang harus dilakukan oleh manajemen agar
pelaksanaan dapat diarahkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh perusahaan, untuk tujuan
tersebut manajemen harus selalu mengadakan pendekatan dan perbaikan yang diperlukan untuk
menumbuhkan motivasi para karyawan agar dapat bekerja dengan optimal sesuai dengan rencana.
Manajemen harus memberikan gambaran yang jelas apa yang akan dituju, memberikan petunjuk
yang memadahi, dan memiliki perasaan apakah pelaksanaan akan memberikan sumbangan
terhadap tujuan yang akan dicapai tersebut.

1
4. Pengawasan (Controling)
Pengawasan atau pengendalian adalah proses untuk memeriksa kembali, menilai dan selalu
memonitor laporan-laporan apakah pelaksanaan tidak menyimpang dari tujuan yang sudah
ditentukan, hal ini penting untuk menghemat pemborosan biaya yang dikeluarkan. Dalam
mengadakan pengendalian harus diadakan perbandingan antara hasil sesungguhnya yang dicapai
dengan proyeksi yang ditetapkan dalam perencanaan, untuk menilai prestasi masa lalu dan
meletakan tanggung jawab adanya penyimpangan yang terjadi.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM RSIA PUTI BUNGSU

II.1 SEJARAH INSTITUSI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTI BUNGSU
Rumah Sakit Ibu dan Anak Puti Bungsu adalah sebuah rumah sakit khusus ibu dan anak yang
berada di wilayah Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung. Rumah Sakit ini merupakan
rumah sakit yang berdiri atas kerja keras dan semangat pemiliknya yang merupakan seorang bidan
dan dokter umum untuk selalu meningkatkan pelayanan khususnya untuk ibu dan anak-anak.

Pada awal didirikan, Rumah Sakit Ibu dan Anak Puti Bungsu hanyalah sebuah klinik dokter
umum kecil dan praktek bidan. Tanpa alat-alat canggih dan kamar bersalin yang sederhana.
Sebagian besar pasien melahirkan ditolong oleh Bidan Elva Zuwita Halim, tentu tak lepas dengan
pengawasan dr. Halim W Abbas. Dan dengan Motto Bidan Elva saat itu adalah “Menolong Pasien
dengan Hati Nurani” sehingga banyak pasien yang merasa dekat dan senang melahirkan dan
memeriksakan diri di Klinik dokter umum dan praktek Bidan. Sehingga klinik ini pun tidak lepas
dari nama besar dari dr. Halim W Abbas yang merupakan dokter yang dipercaya oleh sebagian
besar masyarakat Lampung Tengah.

Pada tahun 1999 didirikanlah Yayasan Puti Bungsu untuk memuluskan langkah dari para
pemilik dalam usahananya untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Lampung
Tengah.

Untuk memenuhi permintaan jumlah pasien yang semakin meningkat dan perkembangan
zaman yang kian maju dan demi meningkatkan pelayanan, maka klinik dan praktek bidan ini pun
berubah hari demi hari dimulai dengan penambahan jumlah tempat tidur sampai penambahan
lahan bangunan dan fasilitas-fasilitas. Statusnya pun mengalami perkembangan mulai dari menjadi
Rumah bersalin (2010), lalu menjadi Rumah Sakit Bersalin (2013) dan akhirnya menjadi Rumah
sakit Ibu dan Anak (2015).

Rumah Sakit Ibu dan Anak Puti Bungsu berada di Jl. S.Parman Lk.2 Bandar Jaya Lampung
Tengah, dengan lahan seluas 1425 m2, dimana lokasi ini berada di pusat ekonomi Kabupaten
Lampung Tengah sehingga sangat strategis, aman dan nyaman. Rumah Sakit Ibu dan Anak Puti
Bungsu secara resmi mendapatkan Surat Ijin Operasional dari Bupati Lampung Tengah pada
tanggal 2 juli 2015, sehingga semakin memuluskan langkah Rumah Sakit Ibu dan Anak Puti
Bungsu dalam melayani kesehatan masyarakat di Kabupaten Lampung Tengah dan wilayah –
wilayah lain di sekitarnya.

Sejak tahun 2016, Yayasan Puti Bungsu mulai berusaha dan mencari cara untuk
mengembangkan Rumah Sakit Ibu dan Anak Puti Bungsu, sehingga rumah sakit ini mampu
menjadi rumah sakit yang terdepan di bidang kesehatan ibu dan anak. Pihak yayasan pun tidak
menutup diri dari berbagai masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak, sehingga Yayasan
mampu mengetahui dimana saja kelemahan yang dimiliki oleh Rumah Sakit Ibu dan Anak Puti
Bungsu untuk dapat segera dicarikan solusi yang membangun. Yayasan juga terus melakukan
3
pembenahan internal dan bekerja sama dengan para professional di bidang kesehatan untuk dapat
memajukan Rumah Sakit Ibu dan Anak Puti Bungsu.

Sejalan dengan pembenahan internal dan pembangunan fisik yang berlangsung, Yayasan juga
mendorong Rumah Sakit Ibu dan Anak Puti Bungsu untuk segera melakukan Akreditasi dan turut
serta mendukung program pemerintah dengan bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Kedua hal
ini harus berjalan secara sinergis sehingga Rumah Sakit Ibu dan Anak Puti Bungsu dapat semakin
memperluas layanannya hingga ke masyarakat ekonomi lemah.

Pihak Yayasan, beserta seluruh jajaran Direksi, staff dan karyawan Rumah Sakit Ibu dan Anak
Puti Bungsu terus berkomitmen untuk mengembangkan dan memajukan Rumah Sakit Ibu dan
Anak Puti Bungsu, sehingga mampu mewujudkan visi dan misi Rumah Sakit Ibu dan Anak Puti
Bungsu menjadi rumah sakit yang dipercaya masyarakat Lampung Tengah.

4
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN MOTO RSIA PUTI BUNGSU

III.1 VISI

Visi RSIA Puti Bungsu merupakan deskripsi atau gambaran tujuan yang ingin dicapai RSIA Puti
Bungsu melalui penyelenggaraan tugas dan fungsi dalam 5 tahun kedepan. Sebagai gambaran terkait
apa yang ingin dicapai RSIA Puti Bungsu dalam mewujudkan cita cita RSIA Puti Bungsu dalam 5
tahun kedepan maka dirumuskan sebuah Visi yaitu:

“Menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak Yang Dipercaya Masyarakat Lampung Tengah”

III.2 MISI

Memberikan pelayanan kesehatan yang didukung :


1. Tenaga Kerja Profesional dan Berkualitas Tinggi
2. Sarana dan Prasarana Yang Handal
3. Dengan Mutu Pelayanan Prima

III.3 NILAI – NILAI.

RSIA Puti Bungsu mempunyai Nilai Dasar yaitu “ PUTI”


1. Prima
Memberikan pelayanan terbaik yang berorientasikan kepada pasien.
2. Unggul
Selalu kreatif dan inovatif dalam berfikir dan bertindak untuk melakukan pembaharuan untuk
memberikan nilai tambah secara terus menerus .
3. Tanggung Jawab
Memegang teguh kepercayaan yang diberikan.
4. Integritas
Jujur, disiplin dan konsisten dalama memahami dan melaksanakan ketentuan yang berlaku.

III.4 MOTTO

RSIA Puti Bungsu memiliki Motto :

“CIPTAKAN MOMEN INDAH BERSAMA KAMI”

5
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RSIA PUTI BUNGSU

IV.1 BAGAN ORGANISASI

IV.2 KETERANGAN/PENGERTIAN

A. Unit Struktural
1. Direktur
Adalah kepala atau pejabat tertinggi di RSIA Puti Bungsu

2. Manajer
Adalah pejabat yang membantu Direktur dalam pelaksanaan satu atau lebih macam pelayanan
rumah sakit, yaitu :
a. Manajer Umum
b. Manajer Keperawatan
c. Manager Medis
d. Manajer Penunjang Medis
e. Manajer Keuangan
6
B. Unit Kerja

Adalah suatu wadah struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi dan memiliki fungsi
tertentu sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rumah sakit baik berfungsi pelayanan maupun
pendukung operasional rumah sakit. Unit Kerja di RSIA Puti Bungsu sebagai berikut :
1. Unit Rawat Jalan
2. Unit Rawat Inap Ibu & Anak
3. Unit Gawat Darurat
4. Unit Kamar Operasi & HCU
5. Unit Farmasi
6. Unit Laboratorium
7. Unit Gizi
8. Bagian Administrasi
9. Bagian Sumber Daya Manusia
10. Bagian Rekam Medik
11. Bagian Sistim Informasi Manajemen Rumah Sakit
12. Bagian Pemeliharaan Sarana
13. Bagian Layanan Perusahaan & Asuransi
14. Bagian Akuntansi
15. Bagian Inventory
16. Bagian Keuangan
17. Bagian Pemasaran
18. Bagian Humas

C. Unit Kerja Outsourcing


1. Cleaning Service
2. Satpam

D. Unit Non Struktural


1. Komite
Adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli dan profesi dibentuk untuk
memberikan pertimbangan strategis kepada direktur dalam rangka peningkatan dan
pengembangan pelayanan rumah sakit. Komite yang ada di Rumah Sakit Ibu dan Anak Puti
Bungsu adalah sebagai berikut :

a. Komite Etik Rumah Sakit.


b. Komite Medik.
c. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
d. Komite Pencegahan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit.
e. Komite Keperawatan

7
2. KSM/Kelompok Staf Medis

Adalah kelompok dokter yang bekerja di bidang medis dalam jabatan fungsional.
Kelompok Staf Medis di Rumah Sakit Ibu dan Anak Puti Bungsu dikelompokkan
sebagai berikut :
a. Kelompok Staf Medis Bedah.
b. Kelompok Staf Medis Non Bedah.
3. Panitia

Adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli dan profesi dibentuk
untuk bertanggungjawab terhadap bidang tertentu dalam rangka peningkatan dan
pengembangan pelayanan rumah sakit
a. Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien.
b. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
c. Panitia Rekam Medik.
d. Panitia Farmasi dan Therapi.
e. Panitia Pendidikan Kesehatan Rumah Sakit.

8
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA

Bagan Struktur Organisasi Unit Kamar Bedah

Direktur Rumah Sakit

Manajer Medis

Kepala Unit Kepala Anestesi


Kamar Bedah

Perawat Cleaning Penata Perawat


Pelaksana service Anestesi RR

Ditetapkan di : Bandar Jaya


Pada Tanggal : 17 Januari 2023
Kepala Unit Kamar Bedah

dr. Ali Irsal Sp.OG(K)

9
BAB VI
URAIAN JABATAN

Unit Kamar Bedah memiliki suatu organisasi yang didalamnya saling keterhubungan antara anggota
yang satu dengan anggota yang lainnya. Untuk memudahkan dalam melakukan kegiatan/pekerjaan
masing-masing anggotanya, dibuatlah identifikasi jabatan yang inti didalamnya berisi tanggung jawab
dan wewenang sesuai jabatannya.
Identifikasi Jabatan
Nama Jabatan Kepala Unit Kamar Bedah
Tujuan Jabatan Mengatur dan mengendalikan kegiatan tindakan pelayanan Unit Kamar
Bedah Rumah sakit Ibu dan Anak Puti Bungsu baikpelayanan pembedahan,
administrasi serta peralatan yang
ada di Unit Kamar Bedah.
Tanggung Jawab a. Kebenaran dan ketepatan hasil pembedahan
b. Kebenaran dan ketepatan fasilitas alat, pemeliharaan, keamanan,
kebersihan, dan penggunaan segala perlengkapan dan alat
c. Kebenaran dan ketepat laporan berkala, data medis secara sistematis,
efisien dan benar
d. Bertanggung jawab atas sarana dan prasarana, peralatan yang ada di
bagiannya.
Wewenang a. Melaksanakan fungsi perencanaan :
1) Merencanakan, menyusun dan menetapkan peraturan / tata tertib
tindakan pelayanan di Unit Kamar Bedah
2) Merencanakan pembinaan dan pengembangan karir tenaga
keperawatan Merencanakan, menyusun dan menetapkan falsafah
dan tujuan Unit Kamar Bedah secara keseluruhan sesuai visi, misi
rumah sakit.
3) Merencanakan jumlah dan jenis tenaga yang dibutuhkan Unit Kamar
Bedah antara lain melalui pendidikan/pelatihan berjenjang dan
berlanjut.
4) Berperan serta menyusun perencanaan kebijakan
rumah sakit antara lain dalam pengembangan pelayanan
rumah sakit
6) Membantu kepala rumah sakit dalam merencanakan anggaran
belanja.
7) Merencanakan jumlah dan jenis alat kesehatan danalat umum di Unit
Kamar Bedah disesuaikan dengan kebutuhan.
8) Merencanakan penggantian peralatan (alat kesehatan, alat umum)
sesuai kebutuhan

10
b. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan :
1) Memberikan bimbingan kepada kepala ruang untuk memelihara
serta mempertahankan mutu pelayanan tindakan di Unit Kamar
Bedah
2) Mengusahakan kelengkapan peralatan dalam menunjang tindakan
pelayanan di Unit Kamar Bedah
3) Mengadakan rapat dengan kepala ruang dan staffsewaktu – waktu
bila diperlukan.
4) Mengumpulkan, mengelola serta merumuskan data tentang
prosedur tindakan pelayanan, ketenagan dan peralatan untuk bahan
informasi bagi pengembanganinformasi Unit Kamar Bedah.
5) Memelihara serta meningkatkan sistim pencatatan dan pelaporan
tindakan pelaporan yang tepat, sehingga dapat tercipta suatu sistim
informasi Unit Kamar Bedah yang dapat dipercaya (akurat)
6) Membuat laporan tahunan tentang pelaksanaan hasil kegiatan
pelayanan, upaya perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan yang
telah dilakukan untuk disampaikan kepada kepala rumah sakit
7) Berperan serta dalam kegiatan ilmiah yang diadakan oleh rumah
sakit atau institusi lain untuk meningkatankan keterampilan dan
pengetahuan sertamutu pelayanan tindakan.
Mengadakan kerjasama dan hubungan baik dengan kepala bidang,
kepala Unit di lingkungan rumah sakit dan dokter mitra.
9) Berperan serta dalam kegiatan yang diselenggarakan rumah sakit
10) Mengupayakan kesejahteraan tenaga keperawatan dan tenaga yang
lain di Unit Kamar Bedah untuk meningkatkan semangat kerja yang
lain.

c. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan pendidikan dengan


cara :
1) Mengendalikan pelaksanaan peraturan atau tata tertib pelayanan
tindakan di kamar bedah
2) Mengendalikan pendayagunaan tenaga di Unit Kamar Bedah
secara efektif dan efisien
3) Melaksanakan pengawasan secara berkala atau sewaktu-waktu
didalam Unit Kamar Bedah agar tindakan pelayanan yang
diinginkan tetap terjamin.
4) Menilai mutu tindakan pelayanan bersama kepala keperawatan
secara berkala atau sewaktu-waktu bila diperlukan, dengan tujuan
agar pelayanan Unit Kamar Bedah dapat ditingkatkan,

11
dipertahankan dan perkembangan kemajuan di bidang pelayanan
medikdapat diikuti
5) Mengendalikan pendayagunaan peralatan di Unit Kamar Bedah
dapat efektif dan efisien
6) Menampung dan menanggapi usul-usul serta keluhan-keluhan, baik
tentang masalah ketenagaan maupun pelayanan tindakan
7) Melaksanakan tindakan terhadap upaya peningkatan pengetahuan
dan keterampilan tenaga di Unit Kamar Bedah

Identifikasi Jabatan
Nama Jabatan Kepala Anestesi
Tujuan Mengatur dan mengendalikan kegiatan tindakan pelayanan anestesi di
Rumah sakit Ibu dan Anak Puti Bungsu baik pelayanan anestesi dan sedasi,
administrasi serta peralatan anestesi yang ada di Rumah sakit Ibu dan Anak
Puti Bungsu.
Tanggung Jawab a. Bertanggung jawab penuh atas kewenanganya dalam memberikan
pelayanan anestesi
b. Bertanggung jawab atas fasilitas alat anestesi danpemeliharaannya
c. Bertanggung jawab dalam mengatur pembagian timpenata anestesi
d. Mengembangkan, menerapkan, dan menjaga regulasi.
e. Melakukan pengawasan administrative.
f. Menjalankan program pengendalian mutu yang dibutuhkan.
g. Memonitor dan mengevaluasi pelayanan anestesi, sedasi moderat dan
dalam.
Kewenangan 1. Mengidentifikasi setiap masalah saluran pernafasan yang dapat
mempengaruhi jenis sedasi.
2. Evaluasi pasien terhadap resiko tindakan sedasi.
3. Merencanakan jenis sedasi dan tingkat kedalaman sedasi yang
diperlukan pasien berdasa sedasi yang diterapkan.
4. Teknik dan berbagai macam cara sedasi.
5. Farmakologi obat sedasi dan penggunaan zat reversal(antidote-nya).
6. Pemonitoran pasien operasi.
7. Bertindak jika ada komplikasi.
8. Pemberian sedasi secara aman.
9. Evaluasi dan menyimpulkan temuan dari monitor selamadan sesudah
sedasi.
10. Penyusunan rencana termasuk identifikasi perbedaan
antara populasi dewasa dan anak atau pertimbangan khusus

12
lainnya.
11. Dokumentasi yang diperlukan tim pelayanan untuk dapatbekerja dan
berkomunikasi secara efektif.
12. Persyaratan persetujuan (consent) khusus, bila
diperlukan.
13. Frekuensi dan jenis monitoring pasien yang diperlukan.
14. Kualifikasi atau ketrampilan khusus para staf yangterlibat dalam proses
sedasi.
15. Ketersediaan dan penggunaan peralatan spesialistik.
16. Tehnik berbagai modus sedasi.
17. Memberikan pelayanan pengelolaan bidang anesthesiology dan terapi
intensif
18. Resusitasi jantung paru dasar (bls)
19. Resusitasi jantung paru lanjut
20. Tindakan intubasi endotracheal (oral dan nasal)
21. Tindakan anestesi umum, inhalasi, dan intravena sesuai kebutuhan
bedah perspesialisasinya
22. Anestesi pediatri umur >1 tahun
23. Blok subarachnoid dengan/ tanpa kateter
24. Blok epidural lumbal – thorakal dengan/ tanpa kateter
25. Blok kombinasi spinal-epidural aa.Blok kaudal dengan/ tanpa kateter
26. Penanggulangan nyeri pasca bedah
27. Anestesi dengan kelainan jantung
28. Anestesi dengan tehnik khusus (misalnya tehnik hipotensi)
29. Difficult airway management, baik dengan menggunakan ETT,
berbagai tipe LMA
30. Menentukan indikasi masuk pasien hcu
31. Melakukan pengelolaan dasar awal pasien-pasien masuk hcu
32. Tindakan anestesi umum elektif dan darurat pada pasien asa ≥3
33. Penanggulangan awal gagal nafas

Identifikasi Jabatan
Nama Jabatan Kepala ruangan unit kamar bedah
Standart a. Pengalaman memimpin pelayanan keperawatan di kamar bedah 1–2
tahun.
b. Memiliki kemampuan memimpin
c. Memiliki sertifikat manajemen kamar bedah
d. Sehat jasmani dan rohani

13
Tanggung jawab a. Bertanggungjawab penuh kepada kepala Unit Kamar Bedah
b. Bertanggungjawab penuh terhadap efisiensi dan kelancaran kerja
dibagiannya
c. Bertanggungjawab atas adanya pencatatan dan data medis secara
sistematis efisien dan benar
d. Bertanggungjawab atas pemeriksaan keamanan serta kebersihan dan
penggunaan segala perlengkapan mesin dan alat-alat lain di bagiannya
e. Bertanggungjawab atas adanya sistem inventarisasi peralatan di
Unit Kamar Bedah

Wewenang a. Melaksanakan fungsi perencanaan dengan cara :


1) Bersama kepala Unit Kamar Bedah merencanakan kebutuhan tenaga
dari segi jumlah dan jenisnya diUnit Kamar Bedah
2) Bersama kepala Unit Kamar Bedah merencanakan jumlah dan jenis
peralatan yang dibutuhkan oleh Unit Kamar Bedah

b. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan dengan cara :


1) Melaksanakan pembagian tugas yang dilimpahkan dari kepala
bidang keperawatan dan kepala Unit Kamar Bedah
2) Mewakili tugas dan wewenang kepala Unit Kamar Bedah atas
persetujuan kepala rumah sakit
3) Menyampaikan dan menjelaskan uraian tugasperawat dan kepala
tim Unit Kamar Bedah
4) Memberikan bimbingan kepada kepala tim Unit Kamar Bedah
tentang pelaksanan pelayanan keperawatan
5) Melakukan program orientasi dan evaluasi kepada tenaga baru yang
akan bekerja di Unit Kamar Bedah
6) Membimbing dan memotivasi tim Unit Kamar Bedah untuk
berperan serta dalam kegiatan dibidangkeperawatan dan kegiatan
rumah sakit lainnya.
7) Mengadakan pertemuan dengan kepala tim dan pelaksana secara
berkala atau sewaktu-waktu biladiperlukan
8) Menampung usulan serta keluhan-keluhan baik tentang masalah
pelayanan keperawatan serta menyampaikan kepada kepala Unit
Kamar Bedah
9) Membantu memecahkan masalah pelayanan keperawatan yang
timbul di Unit Kamar Bedah
10) Menghadiri pertemuan yang diadakan oleh kepala bidang
keperawatan, kepala Unit Kamar Bedah, dan kepala rumah sakit
11) Menerima, menyusun, dan meneruskan laporan hasil rapat staff

14
serta kegiatan keperawatan kepada kepala bidang keperawatan dan
kepala Unit Kamar Bedah secara rutin atau sewaktu – waktu sesuai
kebutuhan mencakup peristiwa penting lainnya
12) Mengupayakan dan memelihara suasana kerja harmonis di
Unit Kamar Bedah
13) Mengadakan kerja sama dan memelihara hubungan baik dengan
kepala keperawatan lainya dan kepala bagian lain di rumah sakit
14) Memelihara hubungan baik dengan pasien dankeluarga.

c. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian danpenilaian dengan


cara :
1) Mengendalikan pelaksanaan peraturan tata tertib rumah sakit di Unit
Kamar Bedah.
2) Mengendalikan pendayagunaan tenaga perawatan secara efektif dan
efisien.
3) Melaksanakan pengawasan secara berkala atau sewaktu-waktu di
tiap-tiap kamar bedah, koordinasi dengan kepala tim atau
penanggung jawab agar tujuan pelayanan yang ingin dicapai tetap
terjamin.
4) Menilai mutu pelayanan keperawatan bersama dengan kepala tim
secara berkala atau sewaktu- waktu bila diperlukan agar pelayan
keperawatan dapat dipertahankan, dan ditingkatkan sehingga
perkembangan kemajuan di bidang keperawatan dan medik dapat
diikuti.
5) Melaksanakan penilaian kepada tenaga keperawatan (dalam formulir
penilaian berkala dari sub bidang kepegawaian)
6) Mengendalikan pendayagunaan peralatan dan ketenagaan secara
efektif dan efisien
7) Menampung dan menanggapi usulan serta keluhan- keluhan, baik
tentang masalah tenaga keperawatan maupun pelayanan
keperawatan

d. Melaksanakan fungsi administrasi


1) Membuat program kerja tahunan dan evaluasinya.
2) Pencatatan rencana operasi
3) Pencatatan keadaan tenaga (hadir, cuti, libur, dan tidak hadir)
4) Catatan kejadian luar biasa (bila ada )
5) Pencatatan dan pelaporan alat kesehatan, alat rumah tangga, bahan
habis pakai dan linen berkoordinasi dengan penanggung jawab
masing-masing.

15
6) Membuat program kerja berkenaan dengan obat- obatan, alat rumah
tangga, linen, alat kesehatan, pendidikan dan pelatihan yang
berkoordinasi dengan kepala Unit.

Identifikasi Jabatan
Nama Jabatan Perawat Pelaksana
Standart a. Pendidikan formal D III / S1 Keperawatan / Ners
b. Memiliki sertifikat bedah dasar kamar operasi
c. Mempunyai pengalaman kerja minimal 2 tahun sebagaiperawat
sirkuler
d. Mempunyai bakat, minat, dan iman
e. Berdedikasi tinggi
f. Berkepribadian mantap / emosional stabil
g. Dapat bekerja sama dengan anggota tim
h. Cepat tanggap
Tanggung Jawab a. Melakukan asuhan keperawatan secara komprehensif danholistic
b. Menyiapkan, memelihara serta menyimpan peralatanagar selalu siap
pakai
c. Melakukan dinas sesuai jadwal yang sudah dibuat olehkepala ruang
perawatan
d. Memelihara lingkungan unit pelayanan untuk kelancaranpelayanan
e. Menciptakan hubungan kerja sama yang baik denganpasien dan
keluarga
f. Menciptakan hubungan kerja sama yang baik dengansesama profesi,
profesi lain dan unit kerja terkait lainnya
g. Berperan aktif dengan sesama profesi dan atau profesi
lain dalam upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan melalui
komite mutu rumah sakit.
h. Melaksanakan serah terima tugas (operan shift) kepada petugas
pengganti secara lisan maupun tertulis pada saat penggantian dinas
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan/kepala ruang dalam
rangka pelaksanaan tugas kedinasan
j. Mengembangkan diri sendiri sehingga memiliki wawasan, sikap dan
keahlian yang sepadan dengan tuntutan jabatan saat ini dan siap
menerima tanggung jawab yang lebih besar dimasa yang akan datang.

16
Wewenang (INSTRUMENT)

a. Sebelum pembedahan

1) Menyiapkan ruang operasi dalam keadaan siap pakaimeliputi :


 Kesterilan ruang operasi dan peralatan
 Meja mayo / instrumen
 Lampu operasi
 Suction pump
 Mesin diatermi lengkap

2) Menyiapkan set instrument steril sesuai jenispembedahan


 Menyiapkan bahan antiseptik, desinfektan danbahan lain
sesuai keperluan pembedahan.
 Menyiapkan sarung tangan dan alat tenun steril

b. Saat pembedahan

1) Memperingatkan tim jika terjadi penyimpanganprosedur


antiseptik
2) Membantu mengenakan jas steril dan sarungtangan untuk ahli
bedah dan asisten
3) Menata instrument steril di meja mayo sesuaiurutan prosedur
pembedahan
4) Memberikan bahan antiseptik kepada operatoruntuk tindakan
aseptik kulit daerah yang akan
5) Disayat Memberikan doek steril untuk prosedur drapping
6) Memberikan instrumen kepada ahli bedah sesuai urutan prosedur
dan kebutuhan tindakan pembedahan secara tepat dan benar
7) Memberikan kasa steril kepada operator dan membuang kasa yang
telah di gunakan
8) Menyiapkan benang sesuai kebutuhan dalamkeadaan siap pakai
9) Menyiapkan instrument selama pembedahan dalam keadaan
tersusun secara sistematis untuk memudahkan bekerja
10) Membersihkan instrument dari darah untuk mempertahankan
sterilitas alat dan meja mayo
11) Menghitung kasa, jarum, dan instrumen sebelum pembedahan dan
saat menutup lapisan peritoneum
12) Memberitahukan hasil perhitungan jumlah kasa, jarum dan
instrumen kepada ahli bedah
13) Menyiapkam cairan untuk cuci luka

14) Membersihkan kulit sekitar luka setelah luka dijahit

17
15) Menutup luka dengan kain kasa steril

16) Menyiapkan bahan pemeriksaan laboratorium/patologi

c. Setelah pembedahan
1) Memfiksasi drain dan kateter
2) Membersihkan dan memeriksa adanya kerusakan kulit pasien pada
daerah yang tertekan atau akibat pemasangan elektroda/ plate
diatermi
3) Mengganti alat tenun pasien, memindahkanpasien ke brankar
4) Memeriksa dan menghitung semua instrumen
5) dan menghitung ulang sebelum dikeluarkan dari kamar operasi
6) Memeriksa ulang catatan dan dokumentasi pembedahan dalam
keadaan lengkap
7) Membersihkan dan menyiapkan kamar bedah untuk pembedahan
berikutnya bersama-sama dengan petugas lain

(ASSISTEN BEDAH)
a. Sebelum pembedahan :
1) Menyiapkan peralatan dan alat penunjang operasi yang akan
dipakai : ruangan, lampu, meja operasi, suction, diatermi,
celemek dalam keadaan siap pakai.
2) Menyiapkan peralatan cuci tangan
3) Membantu dokter operator memasang doeksteril pada pasien
pada saat drapping

b. Pada saat pembedahan :


1) Mengingatkan pada tim operasi apabila terjadi pelaksanaan yang
menyimpang dari prosedur aseptik
2) Membantu dokter operator untuk kelancaran operasi meliputi :
i. Memegang haak (intrumen) agar lapanganoperasi tidak
terganggu
ii. Menghentikan perdarahan dengan alat diatermi
iii. Mengeringkan perdarahan atau cairan untukcuci luka
dengan alat suction
iv. Mempertahankan posisi pasien sesuai yangdiinginkan
operator
v. Bersama perawat instrumen menghitungjumlah kasa,
jarum dan alat instrumen
vi. Melaporkan pada operator hasil jumlah alat,kasa, jarum
sebelum di tutup/dijahit

18
vii. Menutup luka dengan kain kasa steril
3) Mengingatkan perawat sirkuler tentang
blangko pemeriksaan patologi/laboratorium

c. Setelah pembedahan
1) Memfiksasi luka operasi
2) Memfiksasi drain dan kateter
3) Bersama perawat instrumen membersihkan dan memeriksa
adanya kerusakan kulit pada pasien
4) Membersihkan semua berkas darah atau cairandesinfektan pada
tubuh pasien agar penderita keluar dalam keadaan bersih atau
bila ada sebab lain dapat segera di ketahui
5) Membersihkan ruangan kamar bedah dan peralatan agar siap
pakai kembali

(SIRKULER)
a. Sebelum pembedahan :
1) Memeriksa dengan formulir “check list” meliputi
Kelengkapan dokumen medis antara lain :
 Izin operasi
 Hasil pemeriksaan laboratorium terakhir
 Hasil pemeriksaan radiologi/foto rontgen
 Hasil pemeriksaan ahli anastesi (pra visitanastesi) untuk
operasi elektif.
 Hasil konsultasi ahli lain sesuai kebutuhan
 Kelengkapan obat-obatan, cairan, dan alat kesehatan
 Kersediaan darah (bila diperlukan)
2) Memeriksa persiapan fisik pasien
3) Memberikan penjelasan ulang kepada pasien sebatas
kewenangannya tentang :
 Tindakan pembedahan yang akan dilakukan
 Tim bedah yang akan melakukan tindakanpembedahan
 Fasilitas yang ada dikamar bedah antara lainlampu operasi,
suction, diatermi.
b. Saat pembedahan
1) Mengatur posisi pasien sesuai jenis pembedahan dan bekerja
sama dengan petugas anestesi
2) Membuka set steril dengan memperhatikan tekhnik
aseptic

19
3) Mengingatkan tim bedah jika mengetahui adanya
penyimpangan penerapan tekhnik aseptic
4) Mengikatkan tali jas operasi tim bedah
5) Mencatat jumlah kehilangan cairan (perdarahan)
6) Menghubungi petugas penunjang medis (petugas radiologi,
petugas laboratorium) bila diperlukan selama pembedahan.
7) Menghitung dan mencatat pemakaian kasabekerjasama dengan
perawat instrument
8) Mengambil instrumen yang jatuh dengan menggunakan alat
9) Memeriksa kelengkapan instrumen dan kasa bersama perawat
instrumen agar tidak tertinggal dalam tubuh pasien
c. Setelah pembedahan
1) Membersihkan dan merapikan pasien yang sudahselesai
dilakukan pembedahan
2) Memindahkan pasien dari meja operasi ke transfer bed
3) Memeriksa kelengkapan dokumen rekam medis antara lain
 Laporan pembedahan
 Program terapi dokter bedah
 Pengisian formulir (resep, PA, foto rontgen,laboratorium).
4) Mendokumentasikan tindakan keperawatan selama
pembedahan antara lain :
Identitas :
 Nama pasien
 Umur
 Nomor rekam medis
 Nama tim bedah dan anastesi
 Waktu dan lama pembedahan dananestesi
 Jenis pembedahan
 Jenis kasus operasi (bersih, bersih kontaminasi,
kontaminasi, infeksi)
 Tempat tindakan
 Urutan jadwal tindakan pembedahan
 Masalah yang timbul selama pembedahan
 Tindakan yang dilakukan
5) Membantu perawat instrumen menyusun instrumen yang telah
digunakan
6) Membantu membersihkan kamar bedah setelah tindakan
pembedahan

20
Identifikasi Jabatan
Nama Jabatan Penata Anestesi
Standart a. Pendidikan formal D III Anestesi, Strata anestesi, S1Keperawatan, Ners
b. Berdedikasi tinggi
c. Berkepribadian mantap, iman / emosional stabil
d. Dapat bekerja sama dengan anggota tim
e. Cepat tanggap

Tanggung jawab Bertanggung jawab kepada kepala Unit Kamar Bedah dan dokter spesialis
anestesi. Penata anestesi juga bertanggung jawab dalam melakukan
observasi di ruang pulih sadar
sampai keadaan pasien sadar penuh.
Wewenang Asuhan kepenataan praanestesi yaitu melakukan
 Pengkajian pra anestesia yang meliputi:
 Persiapan administrasi pasien;
 Pemeriksaan tanda-tanda vital;
 Pemeriksaan lain yang diperlukan sesuai kebutuhan pasien baik secara
inspeksi, palpasi, maupun auskultasi;
 Pemeriksaan dan penilaian status fisik pasien;
 Analisis hasil pengkajian dan merumuskan masalah pasien;
 Evaluasi tindakan penatalaksanaan pelayanan pra anestesia,
mengevaluasi secara mandiri maupun kolaboratif;
 Mendokumentasikan hasil anamnesis/ pengkajian;
 Persiapan mesin anestesia secara menyeluruh setiap kali akan
digunakan dan memastikan bahwa mesin dan monitor dalam keadaan
baik dan siap pakai;
 Pengontrolan persediaan obat-obatan dan cairan setiap hari untuk
memastikan bahwa semua obat-obatan baik obat anestesi maupun obat
emergensi tersedia sesuai standar rumah sakit;
 Memastikan tersedianya sarana prasarana anestesia berdasarkan jadwal,
waktu, dan jenis operasi tersebut.

Asuhan kepenataan intraanestesi sebagai berikut:

 Pemantauan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan perencanaan


teknik anestesi;
 Melakukan monitoring dari awal sampai akhir anestesi
 Pendokumentasian semua tindakan yang dilakukan agar seluruh
tindakan tercatat baik dan benar.
 Pemonitoran yang diperlukan.

21
 Bertindak jika ada komplikasi.
 Penggunaan zat reversal (antidote-nya).

Asuhan Kepenataan pasca anestesi meliputi:


 Merencanakan tindakan kepenataan pasca tindakananestesia;
 Penatalaksanaan dalam manajemen nyeri sesuai instruksi
dokter spesialis anestesi;
 Pemantauan kondisi pasien pasca pemasangan kateter epidural;
 Pemantauan kondisi pasien pasca pemberian obat anestetika regional;
 Pemantauan kondisi pasien pasca pemberian obat anestetika umum;
 Evaluasi hasil kondisi pasien pasca pemasangan kateter epidural;
 Evaluasi hasil pemasangan kateter epidural dan pengobatan anestesia
regional; evaluasi hasil pemasangan kateter epidural dan pengobatan
anestesia umum;
 Pelaksanaan tindakan dalam mengatasi kondisi gawat;
 Pendokumentasian pemakaian obat-obatan dan alatkesehatan
yang dipakai;
 Pemeliharaan peralatan agar siap untuk dipakai padatindakan
anestesia selanjutnya.
 Kriteria pemulihan pasien post operasi.

22
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

VII.1 TATA HUBUNGAN KERJA UNIT KAMAR BEDAH

DIREKTUR RUMAH SAKIT

WADIR RUMAH SAKIT

UGD BAGIAN KEAMANAN


KOMITE MEDIS

UNIT LABORATORIUM BAGIAN INFORMASI

UNIT RAWAT INAP UNIT REKAM MEDIS

KEPALA UNIT KAMAR


UNIT RAWAT JALAN BEDAH PPI

UNIT VK K3 RS

HIGH CARE UNIT BAGIAN SARANA

SEKRETARIAT
INSTALASI FARMASI

LOGISTIK UMUM
BAGIAN STERILISASI

BAGIAN KEUANGAN
LOGISTIK MEDIS

UNIT LAUNDRY
BAGIAN GIZI

23
VII.2 TATA LAKSANA KERJA UNIT KAMAR BEDAH

Hubungan unit kamar bedah:

A. Kerja Sama Dengan Unit Gawat Darurat


Berkoordinasi dengan perawat UGD dalam penanganan pasien rencana operasi cyto
(emergensi).

B. Kerja sama dengan dengan Unit rawat inap


1. Berkoordinasi dengan perawat ruang rawat inap tentang perencanaan pasienoperasi
2. Berkoordinasi dengan perawat ruang rawat inap kesiapan pasien operasi
3. Berkoordinasi dengan perawat ruang rawat inap tentang kelengkapan administrasi pasien
operasi
4. Berkoordinasi dengan perawat ruang rawat inap dalam kelengkapan berkas pasienoperasi

C. Kerja sama dengan Unit rawat jalan


1. Berkoordinasi dengan unit rawat jalan jika ada pasien yang akan dijadwalkan operasi
2. Berkoordinasi hasil pemeriksaan USG dan Hasil lainnya.

D. Kerja sama dengan Unit laboratorium


1. Berkordinasi dalam hal kelengkapan hasil pemeriksaan penunjang laboraturium
2. Berkoordinasi tentang penyimpanan sementara darah untuk pasien operasi

E. Kerjasama dengan Instalasi farmasi


1. Kerjasama dengan Unit farmasi dalam pengelolaan obat kelas tertentu (OKT) dalam bentuk
konsinyasi
2. Permohonan konsinyasi obat kelas tertentu ke Instalasi farmasi
3. Pemakaian obat disesuaikan dengan jumlah yang dikeluarkan dan di ganti dengan
menggunakan resep
4. Pembuatan resep harus mencantumkan :
• Nama dan tanda tangan dokter yang meminta
• Tanggal pembuatan resep
• Nama obat dan jumlah obat ( terbilang)
• Nama pasien dan umur pasien
• Alamat pasien dan nomor telepon
• Nomor register pasien

F. Kerja sama dengan unit rekam medik


1. Pasien operasi :
• Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan harus konfirmasi ke tempat
penerimaan pasien rawat inap (TPPRI)
• Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan harus sudahmembawa dokumen
rekam medis

24
2. Pelaporan jumlah tindakan pembedahan ke Unit rekam medik dilakukan setiap bulan.

G. Kerjasama dengan Unit pemeliharaan sarana (IPSRS)


1. Evaluasi alat penunjang medis dan non medis serta melaporkan kondisi alat, tentang alat yang
rusak serta mencatat di buku kerusakan dan dilaporkan kepada kepala ruang Unit Kamar
Bedah
2. Kepala ruang Unit Kamar Bedah berkoordinasi dalam membuat surat perbaikan ditujukan
kepada Unit pemeliharaan sarana
3. Petugas Unit pemeliharaan sarana mengecek dan memperbaiki alat yang rusak
4. Jika alat tersebut tidak bisa diperbaiki dan memerlukan tenaga yang lebih ahli, maka petugas
Unit pemeliharaan sarana melaporkan hal tersebut kepada kepala bidang umum

H. Kerjasama dengan unit logistik


1. Perawat penanggung jawab logistik UKB berkoordinasi dalam pemesanan barang medis atau
non medis dengan unit pengadaan
2. Admin UKB berkoordinasi dalam pengajuan STO dengan unit pengadaan
3. Perawat penanggung jawab logistic UKB berkoordinasi dalam pengambilan barang/ pesanan.
4. Kerja sama dengan unit sterilisasi
5. Berkoordinasi dengan unit sterilisasi dalam kebutuhan alat intrumen steril yang digunakan
untuk operasi
6. Berkoordinasi dengan unit strerilisasi kecukupan instrument dengan banyaknya operasi

I. High Care Unit


1. Berkoordinasi dengan ruang HCU dalam perencanaan operasi
2. Berkoordinasi dengan ruang HCU dalam perawatan pasien post operasi yang membutuhkan
perawatan intensif

J. Unit Gizi

Berkoordinasi dengan bagian gizi dalam kebutuhan makanan dokter dan crew setiap sift
maupun cyto

K. Unit Keamanan

Berkoordinasi dengan bagian keamanan dalam menjaga keamanan dan ketertiban

L. Unit Informasi
1. Berkoordinasi dengan bagian informasi dalam pemberian informasi kepada paraoperator,
dokter anestesi, dan team anestesi tentang perencanaan operasi
2. Berkoordinasi dengan bagian informasi tentang estimasi biaya dan klasifikasioperasi

M.Bagian PPI
1. Berkoordinasi dengan bagian PPI dalam pencegahan dan penanganan infeksi padapasien
operasi melalui laporan infeksi operasi
2. Berkoordinasi dengan bagian PPI dalam pembuatan IKRA pada saat adanyarenovasi

25
3. Berkoordinasi dengan bagian PPI dalam sosialisasi 5 momen cuci tangan danHand
Hygiene

N. Bagian K3 Rumah Sakit


1. Berkoordinasi dengan bagian K3 RS dalam hal alur limbah B3, penanggulanganbencana,
dan keselamatan kerja.
2. Berkoordinasi dengan bagian K3 RS dalam pengamanan bangunan, sanitasilingkungan,
alat-alat medis.

O. Bagian Skretariat
1. Berkoordinasi dengan bagian skretariat dalam hal pembuatan surat ijin kerja medisdan para
medis
2. Berkoordinasi dengan bagian skretariat dalam hal perizinan cuti tahunan staf

P. Bagian Keuangan
1. Berkoordinasi dengan bagian keuangan dalam hal estimasi pembiayaan operasi.
2. Berkoordinasi dengan bagian keuangan dalam hal honorer staf

Q. Bagian Laundry
Berkoordinasi dengan bagian londry dalam hal pencucian duk operasi, jas operasi, dan baju
operasi staf

26
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Pola ketenagaan dan kualifikasi personil di Unit Kamar Rumah sakit Ibu dan Anak Puti Bungsu
JUMLAH

MASA STATUS
NO JABATAN KEBUTUHAN REAL KEKURANGAN KUALIFIKASI KERJA KEPEGAWAIAN

Kepala Unit 1 1 - 9 Th
1 Spesialis Bedah Dokter mitra
Kamar Bedah
Kepala 1 1 - 4 Th
2 Spesialis Dokter mitra
Anestesi
Anestesi
Kepala 1 1 - 8 Th
3 D III Kartap
Ruang
Kebidanan
Perawat 6 4 2 1-9 Th Kartap
4 D III
Bedah Kontrak
Keperawatan
2 2 - D III 0-9 Th
Penata
5 Keperawatan,
anastesi
D IV
Kartap
Anestesi, S1
Keperawatan,
Ners
6 Perawat RR 3 0 3 D III 0
-
Keperawatan
Cleaning 4 3 1 5-9 Th
7 SMA / Kartap
Service
Sederajat

27
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Program Orientasi atau Masa Percobaan merupakan salah satu program di Bagian Sumber Daya
Manusia dalam memberikan pengarahan dan bimbingan serta mempersiapkan para karyawan baru agar
dapat bekerja cepat, tepat dan efisien sesuai dengan peran dan fungsinya. Kegiatan orientasi karyawan
baru unit kamar bedah dan HCU mengacu pada pedoman orientasi umum dan khusus Rumah Sakit Ibu
dan Anak Puti Bungsu.

Program orientasi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Puti Bungsu terbagi menjadi 2 yaitu:

IX.1 Orientasi Umum


Adalah proses pengenalan secara umum tentang organisasi, tanggung jawab, hak dan kewajiban
untuk seluruh tenaga unit kamar bedah dan HCU. Proses orientasi umum mengacu pada pedoman
orientasi umum Rumah Sakit Ibu dan Anak Puti Bungsu.
Materi pelaksanaan orientasi umum karyawan:
Hari Jam Materi Orientasi Pelaksanaan
08.00-09.30 Visi dan Misi RSIAPB Manajer umum
09.30-11.00 Struktur Organisasi RSIAPB Manajer umum
11.00-11.15 Istirahat
Hari I
11.15-12.00 Keselamatan dan Keselamatan Kerja Panitia K3
12.00-12.30 Makan siang
12.30-14.30 Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Tim KPRS
08.00-09.30 Kunjungan ke setiap unit Bagian SDM
09.30-10.00 Istirahat
Hari II 10.00-12.00 Peraturan perusahaan Bagian SDM
12.00-13.00 Makan siang
13.00-14.30 Pengendalian infeksi nosokomial IPCN
08.00-09.30 Program 5S+ Manajer Umum
09.30-10.00 Istirahat
10.00-11.00 Pencegahan dan Penanggulangan HIV IPCN
Hari III
11.00-12.00 Keadaan umum RS dan Cara pemberian Manajer Umum
informasi pada masyarakat
12.00-12.30 Makan siang

IX.2 Orientasi Khusus


Proses orientasi khusu mengacu pada pedoman orientasi khusu Rumah Sakit Ibu dan Anak Puti
Bungsu. Orientasi khusus adalah pengenalan secara khusus pada unit kamar bedah dan HCU
selama 3 bulan, silabus materi orientasi:

28
A. Perawat Bedah

Bulan Minggu Materi Orientasi Khusus Metode

1 I  Struktur organisasi kamar bedah Ceramah


 Penjelasan job desk
 Tata hubungan kerja kamar bedah
 Pengenalan tata ruang kamar bedah
 Pengenalan proses kerja/alur pelayanan pasien
 Pengenalan 6 sasaran keselamatan pasien

II  Standart precaution Ceramah


 Pengenalan prinsip aseptic dan antiseptic Diskusi
 Pengenalan benang dan jarum
 Pengenalan instrument bedah dasar
 Pengenalan instrument khusus
 Pengenalan washing, setting, packing
instrument
 Pengenalan teknik desinfeksi
 Askep kamar bedah

III  Serah terima pasien operasi Ceramah


 Pengisian lembar serah terima pasien operasi Diskusi
 Memindahkan pasien antar tempat tidur Praktik

 Memindahkan pasien dari brankar ke meja


operasi dan sebaliknya
 Kebersihan kamar bedah pasca pemakaian

IV  Cuci tangan aseptic Ceramah


 Cuci tangan pembedahan Praktik
 Memakai gaun operasi
 Memakai handscoon

2 I Washing, setting, packing instrument Ceramah


Praktik

II  Menerima dan menulis program operasi Ceramah


 Operasional meja operasi Praktik
 Operasional suction bedah
 Operasional lampu operasi

III  Operasional ESU Ceramah


 Pemasangan ground plate ESU Praktik
 Pemasangan bedsite monitor

29
 Fiksasi pasien operasi

IV  Monitoring pasien pasca operasi di ruang pulih Ceramah


sadar Praktik
 Monitoring pasien pasca anestesi spinal/general

3 I-IV  Menyiapkan linen steril Ceramah


 Menyiapkan instrument dan BHP tindakan Praktik
bedah sederhana
 Mengatur posisi pasien dengan tindakan bedah
sederhana

B. Perawat Anestesi

Bulan Minggu Materi Orientasi Khusus Metode

1 I  Struktur organisasi kamar bedah Ceramah


 Penjelasan job desk
 Tata hubungan kerja kamar bedah
 Pengenalan tata ruang kamar bedah
 Pengenalan proses kerja/alur pelayanan pasien
 Pengenalan 6 sasaran keselamatan pasien
 Resusitasi jantung paru

II  Standart precaution Ceramah


 Pengenalan prinsip aseptic dan antiseptic Diskusi
 Pengenalan alkes dan obat anestesi
 Pengenalan alat-alat anestesi
 Pengenalan teknik desinfeksi
 Askep kamar bedah

III  Serah terima pasien operasi Ceramah


 Pengisian lembar serah terima pasien operasi Diskusi
 Memindahkan pasien antar tempat tidur Praktik

 Memindahkan pasien dari brankar ke meja


operasi dan sebaliknya
 Menyiakan kebutuhan alkes/obat untuk spinal
anestesi

IV  Cuci tangan aseptic Ceramah


 Cuci tangan pembedahan Praktik
 Memakai gaun operasi
 Memakai handscoon
 Menerima dan menulis program operasi

30
 Operasional bedsite monitor
2 I Ceramah
 Operasional meja operasi Praktik
 Operasional suction bedah
 Operasional lampu operasi
 Operasional mesin anestesi
 Persiapan prosedur general anestesi dan spinal
II Ceramah
 Prosedur sign in, time out dan sign out Praktik

III  Asistensi intubasi Ceramah


 Asistensi extubasi Praktik

IV  Monitoring pasien intra anesthesia (GA) Ceramah


 Monitoring pasien intra anestesi spinal Praktik

3 I-IV  Monitoring pasien pasca operasi di ruang pulih Ceramah


sadar Praktik
 Monitoring pasien pasca anestesi spinal
 Monitoring pasien pasca anestesi general

31
BAB X
PERTEMUAN/RAPAT

X.1 RAPAT RUTIN


Rapat rutin diselenggarakan setiap bulan sekali pada:
Waktu : Hari Senin (minggu ke-4)
Jam : 10.00 WIB s/d Selesai
Tempat : Unit Kamar Bedah
Peserta : Semua petugas unit kamar bedah
Materi :
a. Pembacaan notulen rapat bulan lalu
b. Evaluasi pelaksaaan keputusan bulan lalu
c. Evaluasi dan pembahasan pelayanan unit kamar bedah
d. Laporan dan pembahasan kendala pelayanan

X.2 RAPAT INSIDENTIL


Rapat insidentil diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu dibahas
segera.
Waktu : Menyesuaikan kapan terjadinya masalah pelayanan
Jam : Menyesuaikan kapan terjadinya masalah pelayanan
Tempat : Unit Kamar Bedah
Peserta : Semua petugas unit kamar bedah
Materi : Menyesuaikan dengan permasalahan yang terjadi

32
BAB XI
PELAPORAN

XI.1 LAPORAN HARIAN

Laporan harian adalah laporan yang disusun setiap hari oleh kamar bedah, laporan harian akan di
rekapitulasi menjadi laporan bulanan.

Laporan harian terdiri dari:


a. Laporan Kunjungan/Pelayanan Pasien
Laporan disusun oleh petugas yang berjaga untuk dapat diketahui oleh kepala unit kamar bedah.
b. Laporan inventaris harian kamar operasi
Laporan disusun pada setiap shift jaga yang diserah terimakan kepada shift jaga berikutnya.
c. Laporan insiden keselamatan pasien
Laporan disusun maksimal 2x24 jam setelah terjadi insiden keselamatan, laporan diserahkan
kepada komite keperawatan.

XI.2 LAPORAN BULANAN

Laporan bulanan unit kamar bedah adalah laporan yang disusun oleh unit kamar bedah sebagai
bahan evaluasi pelayanan pada setiap bulannya oleh manajemen.

Laporan bulanan terdiri dari:


a. Laporan kunjungan unit kamar bedah selama 1 bulan
b. Laporan inventaris alkes dan BHP
c. Laporan pemakasian obat golongan narkotika
d. Laporan realisasi jadwal jaga perawat

XI.3 LAPORAN TAHUNAN

Laporan tahunan unit kamar bedah adalah laporan yang dibuat sebagai bahan evaluasi mutu dan
pencapaian program kerja unit kamar bedah.

Laporan tahunan terdir dari:


a. Laporan realisasi penccapaian program dan anggaran untuk unit kamar bedah
b. Laporan dan evaluasi indikator mutu

XI.4 LAPORAN KEGIATAN INSIDENTIL

Laporan yang dibuat setiap ada kegiatan besar baik yang diselenggarakan sendiri maupun bersama
dengan bagian lain yang terkait.

33

Anda mungkin juga menyukai