PENDAHULUAN
Dalam mengemban fungsi tersebut di atas, Rumah Sakit Paru Sumatera Barat
mempunyai tugas pokok berupa melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna
dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan (kuratif) dan
pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya
peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan penyakit paru-paru
serta pendidikan dan pelatihan, tanpa mengabaikan upaya pencegahan (preventif) dan
penyuluhan (promotif).
Lab Hematologi
Zulhernetti, Amd.AK
Lab
WANDRIZAL, Hematologi
S.Si
Zulhernetti, Amd. AK
Lab TB Lab Kimia Klinik
Media, Reagensia, Safety Work Practice : Rahmadona Annisa Utami, Amd. AK
Viana Gusmawarni, Amd.AK
Mikroskopis : Emi Gusmita, Amd.AK Lab Imunologi/Serologi
Molekular dan Kultur : Enti, S.ST Wellino Putri Ashari, Amd. AK
Lab non-TB
Wandrizal, S. Si
Molekular dan Kultur :
Enti, S.ST
Lab TB Lab Hematologi
Zulhernetti, Amd.AK
Media, Reagensia, Safety Work
Practice : Lab non-TB
Viana Gusmawarni, Amd.AK
Lab non-TB Wandrizal, S. Si
Wandrizal, S. Si Lab Kimia Klinik
PEDOMAN PENGORGANISASIAN LABORATORIUM (AP) RS PARU SUMATERARahmadona Annisa
BARAT 9 Utami, Amd. AK
Mikroskopis :
Emi Gusmita, Amd.AK
KEPALA RUANGAN LABORATORIUM
Lab Imunologi/Serologi
B. Uraian Tugas Instalasi Laboratorium
B. Persyaratan Jabatan
1. Kepala Instalasi Laboratorium Klinik
Bagian umum
Instalasi Rawat Jalan
Instalasi
Laboratorium
Klinik Instalasi Farmasi
Bagian Pengadaan
dan Perencanaan
Keterangan :
Hubungan tata kerja dengan :
a. Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan dan IGD dalam hal pengambilan
dan penerimaan spesimen.
b. Instalasi farmasi dalam hal permintaan, penerimaan dan penggunaan
reagensia habis pakai.
c. Bagian umum dalam hal pengadaan alat tulis kantor, alat kebersihan dan
peralatan lainnya.
d. Bagian pengadaan dan perencanaan dalam hal permintaan alat kesehatan.
e. IPS Medik dalam hal pemeliharaan, kalibrasi, dan perbaikan kerusakan
peralatan yang ada di laboratorium.
f. Instalasi Pengolahan Limbah (IPL) dalam rangka pembuangan dan
pengolahan limbah laboratorium.
g. IPS RS dalam hal pengadaan dan perbaikan listrik & air.
A. Latar Belakang
Komponen kunci dari perencanaan SDM adalah penentuan tipe SDM yang
diperlukan. Perencanaan SDM bertujuan untuk mencocokkan SDM dengan
kebutuhan organisasi yang dinyatakan dalam bentuk aktivitas. Merencanakan
kebutuhan SDM berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut :
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui gambaran tenaga analis di Instalasi Laboratorium
RS Paru Sumatera Barat menurut metode WISN
2. Untuk mengidentifikasi waktu kerja analis di Instalasi Laboratorium RS Paru
Sumatera Barat
3. Untuk mengetahui hasil penghitungan kebutuhan tenaga analisis
a. Hari kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di rumah sakit atau peraturan
daerah setempat dalam satu tahun (A).
b. Cuti tahunan (B)
c. Pendidikan dan pelatihan, sesuai ketentuan yang berlaku di rumah sakit
untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi/profesionalisme
setiap kategori SDM memiliki hak untuk mengikuti pelatihan/
kursus/seminar/loka karya (C).
d. Hari libur nasional, berdasarkan keputusan bersama menteri terkait tentang
hari libur nasional dan cuti bersama (D)
e. Ketidakhadiran kerja, sesuai data rata-rata ketidakhadiran kerja selama
kurun waktu satu tahun karena alasan sakit, tidak masuk dengan atau tanpa
pemberitahuan/ ijin (E).
f. Waktu kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di rumah sakit atau peraturan
daerah (F).
Berdasarkan data tersebut selanjutnya dlakukan perhitungan untuk
menetapkan waktu tersedia dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
A = hari kerja
B = Cuti Tahunan
F = Waktu kerja
5. Perhitungan kebutuhan SDM per unit kerja. Perhitungan kebutuhan SDM per
unit kerja tujuannya adalah diperolehnya jumlah dan jenis/ kategori SDM per
unit kerja sesuai beban kerja selama satu tahun. Adapun sumber data yang
dibutuhkan untuk perhitungan kebutuhan SDM per unit kerja meliputi:
a. Data yang diperoleh dari langkah-langkah sebelumnya :
1) Waktu kerja tersedia
b. Kuantitas kegiatan pokok tiap unit kerja selama kurun waktu satu tahun.
Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan berbagai data kegiatan
pelayanan yang telah dilaksanakan di tiap unit kerja rumah sakit selama
kurun waktu satu tahun.
= { 260 – ( 12 + 3 + 18 + 12 ) } x 8
= { 260 – 45 } x 8
= 213 x 8
Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun berdasarkan waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan (rata-rata waktu) dan waktu
yang tersedia per tahun.
Jml Pemeriksaan x
Jumlah Rerata Waktu Waktu
No Jenis Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan
Per Tahun (Menit)
(Menit / Pasien)
4 Albumin 12 30 360
18 Na, K, Cl 22 30 660
21 Widal 6 15 90
23 Cairan tubuh
(pleura) 18 90 1620
= 102240 menit/tahun
36,16
= 2827,43 menit/tahun
= 24612 + 0,12
2872,43
F. PENUTUP
Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan pegawai dan sesuai dengan jenis dan jumlah
kegiatan yang diselenggarakan di Instalasi Laboratorium, maka jumlah kebutuhan
tenaga di Instalasi Laboratorium RS Paru Sumatera Barat adalah 1 orang Dokter
Spesialis Patologi Klinik, 1 orang Dokter Spesialis Mikrobiolgi Klinik, 24 orang
DIV/DIII Analis Kesehatan & S1 Biologi, 1 orang perawat kesehatan, 2 orang
Petugas Administrasi dan 2 orang pekarya
A. Latar Belakang
Laboratorium merupakan bagian dari suatu sistem pemeriksaan penunjang
kesehatan. Kedudukan laboratorium dalam sistem kesehatan sangat berperan penting
dalam mendiagnosa suatu penyakit pada penderita yang datang ke rumah sakit untuk
melakukan pemeriksaan laboratorium atas permintaan dokter yang memeriksa.
Laboratorium banyak didirikan, baik laboratorium pemerintah maupun
laboratorium klinik swasta. Laboratorium sangat berperan penting untuk
mendiagnosis suatu penyakit, jadi untuk menciptakan mutu pelayanan laboratorium
yang baik dan berkualitas di Rumah Sakit Paru Sumatera Barat, maka laboratorium
tersebut membutuhkan tenaga yang ahli dan profesional serta sarana dan prasarana
laboratorium yang lengkap.
Perlu diketahui bahwa sumber tenaga laboratorim yang berkualitas memiliki
potensi dalam pemeriksaan laboratorium yang baik. Di samping itu juga harus
mampu mengenal suatu sistem di laboratorium tersebut. Untuk itu diperlukan
program orientasi pegawai baru baik tenaga analis atau administrasi. Agar setiap
pegawai baru baik tenaga laboratorium maupun di luar laboratorium dapat
mengetahui cara pelayanan dan pemeriksaan laboratorium itu sendiri.
Sasaran :
a. Pegawai baru.
b. Pegawai pindahan dari rumah sakit lain atau instansi lain.
Materi Orientasi :
Materi orientasi dibagi dua yaitu umum dan khusus.
Orientasi umum dilakukan oleh bagian diklat selama 2 hari. Materinya adalah
:
- Pengenalan RS Paru Sumatera Barat (visi, misi, motto, struktur organisasi,
fasilitas, jenis pelayanan).
- Peraturan kepegawaian
- PPI, K3RS, patient safety
- Hospital tour
Orientasi khusus dilakukan di laboratorium selama 3 bulan. Materinya
adalah :
a. Visi, misi, dan motto unit kerja.
BAB X
Rencana Pelaporan :
BAB XI
BAB XII
PELAPORAN
PEDOMAN PENGORGANISASIAN LABORATORIUM (AP) RS PARU SUMATERA
BARAT 34
Pencatatan dan pelaporan kegiatan laboratorium sangat diperlukan dalam
perencanaan, pemantauan dan evaluasi serta pengambilan keputusan untuk
peningkatan pelayanan laboratorium. Untuk itu kegiatan ini harus dilakukan secara
cermat dan teliti, karena kesalahan dalam pencatatan dan pelaporan akan
mengakibatkan kesalahan dalam menetapkan suatu tindakan. Pencatatan dan
pelaporan kegiatan laboratorium di Instalasi Laboratorium RS Paru Sumatera Barat
di antaranya laporan harian, bulanan, triwulan, dan tahunan. Laporan ini dibuat
rangkap dua, dimana satu eksemplar untuk dikirim/dilaporkan ke Kasie Penunjang
Medis dan satu lagi sebagai arsip Instalasi Laboratorium.
a. Laporan Harian
Pada laporan harian memuat tentang jenis parameter pemeriksaan laboratorium
jumlah pasien rawat jalan, IGD, dan rawat inap yang dicatat pada buku registrasi
hasil laboratorium.
b. Laporan Bulanan
Laporan bulanan dicatat pada formulir laporan bulanan yang memuat tentang
jenis parameter pemeriksaan laboratorium, jumlah pasien rawat jalan/IGD/rawat
inap, BPJS/umum, serta jumlah total pasien perbulan. Laporan bulanan juga
mencakup indikator mutu, jenis dan jumlah pemeriksaan rujukan, logistik dan
laporan insiden.
b. Laporan Triwulan
Laporan triwulan mencakup laporan bulanan di atas yang dihitung per tiga bulan
dan ditambahkan analisis data.
c. Laporan Tahunan
Laporan tahunan dibuat dalam bentuk buku Laporan Tahunan Instalasi
Laboratorium yang memuat tentang distribusi kegiatan layanan.
BAB XIII
PENUTUP
PEDOMAN PENGORGANISASIAN LABORATORIUM (AP) RS PARU SUMATERA
BARAT 35
Pedoman Pengorganisasian Instalasi Laboratorium disusun sebagai acuan
dalam melaksanakan dan mengembangkan kegiatan administrasi / organisasi
laboratorium RS Paru Sumatera Barat.
Laboratorium merupakan pelayanan kesehatan di rumah sakit sebagai salah
satu bagian penunjang medik diharapkan dapat memberikan informasi yang teliti dan
akurat tentang aspek labolatoris terhadap spesimen atau sampel yang dilakukan
pengujian, sehingga mutu hasil pengujian laboratorium terus dapat ditingkatkan
seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan
penyakit. Untuk mencapai hal tersebut, maka proses pelayanan di laboratorium RS
Paru Sumatera Barat perlu ditunjang oleh manajemen organisasi yang baik.
Pedoman ini disusun dengan format yang telah disepakati oleh tim akreditasi
yang akan diperbaharui apabila diperlukan sesuai dengan perkembangan serta
undang-undang yang berlaku.
dr. Ardoni
NIP. 19720513 200501 1 009