PENDAHULUAN
Batuk bukanlah suatu penyakit melainkan salah satu tanda atau gejala klinik yang paling
sering dijumpai pada penyakit paru dan saluran napas. Batuk merupakan salah satu cara tubuh
untuk membersihkan saluran pernafasan dari lendir atau bahan dan benda asing yang masuk.
Batuk berfungsi sebagai imun atau perlindungan tubuh terhadap benda asing namun dapat juga
sebagai gejala dari suatu penyakit. (Sylvia A, Wilson LM. 2006)
Rangsangan penyebab batuk dapat berasal dari lingkungan maupun penyakit. Jika
penyebabnya dari lingkungan, maka batuk yang terjadi adalah batuk berbentuk refleks
mekanisme pertahanan tubuh, misalnya tersedak makanan/cairan, iritasi asap rokok atau
kendaraan bermotor, suhu dingin atau panas. Penyebab lainnya adalah karena penyakit, baik
yang berasal dari paru maupun luar paru. Penyakit paru yang menyebabkan batuk adalah
infeksi (bronkhitis, pneumonia, tuberkulosis dan sebagainya) , alergi (asma, reaksi alergik
sistemik) dan tumor. Sedangkan penyakit di luar paru penyebabnya adalah kelainan lambung
seperti refluks gastroesophageal, kelainan jantung, pemakaian obat-obatan jantung, dan
gangguan emosi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 44 tahun 2018 tentang
penyelenggaraan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS), Rumah Sakit sebagai institusi
pelayanan kesehatan tingkat rujukan mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Pelayanan promotif dan preventif di Rumah Sakit dapat diwujudkan melalui penyelenggaraan
Promosi Kesehatan Rumah Sakit. Untuk itu Rumah Sakit berperan penting dalam melakukan
Promosi Kesehatan baik untuk Pasien, Keluarga Pasien, SDM Rumah Sakit, Pengunjung
Rumah Sakit, maupun Masyarakat Sekitar Rumah Sakit.
Untuk mewujudkan kelima nilai dasar di atas, terdapat lima rangkaian kegiatan
pembelajaran aktualisasi yang harus dilaksanakan oleh setiap peserta Diklat Prajabatan, yaitu:
merancang aktualisasi nilai dasar profesi PNS, mempresentasikan rancangan aktualisasi,
mengaktualisasikan nilai dasar di tempat tugas atau tempat magang, melaporkan pelaksanaan
1
aktualisasi nilai dasar, mempresentasikan laporan aktualisasi, dan menyusun rencana aksi
penyempurnaan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS.
Pendidikan dan pelatihan yang terintegrasi merupakan bagian yang penting dalam
mencetak PNS yang profesional. Hal ini telah di atur dalam Peraturan Lembaga Administrasi
Negara Nomor 25 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan Latsar Gol. III dimana
peraturan ini mengatur mengenai penyelenggaraan pelatihan yang memadukan pembelajaran
klasikal dan non- klasikal di tempat pelatihan dan di tempat kerja sehingga dapat
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS melalui habituasi di tempat kerja dengan tujuan
membentuk karakter PNS yang sesuai dengan nilai-nilai dasar PNS (ANEKA), menguatnya
kompetensi teknis bidang tugas dengan hasil akhir tercetaklah PNS yang professional.
Batuk sering kali terjadi dimanapun kita berada. Batuk merupakan salah satu cara
penularan infeksi kepada orang lain yang berada disekitar. Pencegahan dan pengendalian
terhadap infeksi harus terus berjalan sehingga salah satu hal yang paling sederhana yang dapat
dilakukan dalam menangani penularan infeksi dengan upaya memberikan pengetahuan tentang
Etika Batuk pada keluarga pasien di ruang tunggu RSUD TULANG BAWANG BARAT.
Media yang digunakan dalam edukasi dapat berbagai macam, salah satunya dapat
menggunakan banner.
Oleh karena itu, penulis mengangkat judul Peningkatan Pengetahuan Etika Batuk
Pada Keluarga Pasien Di Ruang Tunggu Melalui Banner Edukasi Di RSUD TULANG
BAWANG BARAT.
2
1.2 Tujuan dan Manfaat Aktualisasi
a. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari aktualisasi ini adalah menerapkan nilai- nilai
dasar ASN yang bertujuan mewujudkan PNS professional. Nilai-nilai tersebut
adalah:
1. Menjunjung tinggi nilai-nilai Akuntabilitas dalam melaksanakan tugas
dan fungsi jabatan.
2. Memiliki jiwa Nasionalisme sehingga seorang PNS dapat mengedepankan
kedepankan kepentingan nasional daripada kepentingan pribadi atau
kelompok dalam melaksanakan tugas dan fungsi jabatannya.
3. Memiliki dan menjunjung tinggi Etika Publik yang baik dalam
melaksanakan tugas dan fungsi jabatannya.
4. Mengutamakan Komitmen Mutu dengan melakukan inovasi yang efektif
dan efesien pada setiap pelaksanaan tugas dan fungsi jabatannya.
5. Menjunjung tinggi nilai-nilai Anti Korupsi dalam melaksanakan tugas
dan fungsi jabatannya sebagai upaya untuk mendorong dan mempercepat
pemberantasan korupsi di institusinya. Serta kedudukan dan peran ASN
dalam NKRI yang meliputi pelayanan publik, manajemen ASN dan Whole
of Government.
b. Tujuan Khusus
3
c. Manfaat
a. Bagi Peserta Latihan Dasar CPNS
1. Mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN, yang meliputi
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi serta peran ASN sebagai pelayanan public, pelaksana kebijakan, dan
perekat pemersatu bangsa.
2. Menjadi tenaga kesehatan yang mampu menjalankan tugas dan fungsinya
dengan baik dan benar.
b. Bagi RSUD Tulang Bawang Barat
1. Aktualisasi dapat meningkatkan efektifitas, efisiensi, dan inovasi serta mutu
pelayanan asuhan keperawatan yang lebih baik di RSUD Tulang Bawang
Barat.
2. Terwujudnya manajemen ASN yang baik, yang dilakukan oleh organisasi
sehingga tersedianya sumber daya ASN yang unggul, selaras dengan
perkembangan zaman.
c. Bagi Masyarakat
Memperoleh pelayanan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan dan
harapannya, dalam bidang kesehatan melalui uapaya pemberian pelayanan
prima.
4
1.3 Profil Organisasi
a. Gambaran RSUD Tulang Bawang Barat
RSUD Tulang Bawang Barat didirikan pada tahun 2015, berlokasi di tiyuh
Panaragan Kabupaten Tulang Bawang Barat memiliki identitas sebagai berikut :
5
Tabel 1. Struktur Organisasi RSUD Tulang Bawang Barat
No Jabatan Nama
1 Direktur dr. Pramono Satrio Wibowo
2 Kepala Sub Bagian Tata Usaha Rita Istiqomatul Izzati,S.Farm., Apt
Kepala Seksi Pelayanan Medik dan
3 dr. Indah Sofiana Rades.,MM.Kes
Keperawatan
Kepala Seksi Penunjang Medik dan Non
4 Lika Diana, SKM.,MM
Medik
5 Kepala Instalasi Gawat Darurat Sairullah, AMd.Kep
6 Kepala Instalasi Rawat Jalan Tri Idayani, AMd.Keb
7 Kepala Instalasi Keperawatan Denny Julianto, AMd.Kep
8 Kepala Instalasi Kebidanan Ida Lela, AMd.Keb
9 Kepala Instalasi Farmasi Stephanus Dwi Arianto, SSi. Apt
10 Kepala Instalasi Laboratorium Enik Susilahati, AMd.AK
11 Kepala Instalasi Radiologi Ridho Achmad, AMd.Rad
12 Kepala Instalasi IPSRS Amelia Saputri , AMd.KL, SKM
13 Kepala Instalasi Gizi Marsila Wati Amd.Gz
14 Kepala Instalasi Laundry Nirwaty
a. Visi :
“Mewujudkan Masyarakat Tulang Bawang Barat Sehat dan Berdaya Saing”
b. Misi :
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas;
Meningkatkan upaya dan mutu pelayanan kesehatan;
Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing;
Meningkatkan sarana dan prasarana Rumah Sakit Umum Daerah Tulang
Bawang Barat;
Menjadi salah satu Rumah Sakit rujukan di Kabupaten Tulang Bawang
Barat
c. Motto
7
Motto UPTD RSUD TULANG BAWANG BARAT adalah“Melayani
dengan Sepenuh Hati”
BAB II
8
RANCANGAN AKTUALISASI
Dari beberapa isu yang ada, langkah selanjutnya adalah menyeleksi isu tersebut
menggunakan metode AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematik dan
Kelayakan).
Metode ini digunakan untuk mengetahui bahwa isu tersebut benar terjadi yang
telah menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan
pemecahannya. Jika diperbaiki, dapat memberikan nilai kekhalayakan yang baik
untuk semua orang serta isu tersebut logis dan dapat dibahas sesuai dengan
tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab. Nilai AKPL ini didapat dari hasil
pengamatan dan pengalaman selama bekerja.
9
No Isu A K P L Peringkat
1. Ketidakpatuhan tenaga kesehatan √ √ - - III
terhadap cuci tangan 6 langkah di
IGD rsud Tulang Bawang Barat
2. Kurangnya pengetahuan keluarga √ √ √ √ I
pasien mengenai Etika Batuk di
ruang tunggu RSUD Tulang Bawang
Barat
3. Ketidakpatuhan pengunjung - - - √ II
terhadap peraturan RSUD Tulang
Bawang Barat
Kriteria penetapan:
A : Aktual
K : Kekhalayakan
P : Problematik
L : Kelayakan
Dari data diatas kita lihat bahwa banyak sekali jumlah orang yang terpapar
oleh virus covid-19.
Salah satu penyebab cepatnya virus ini menyebar adalah kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang etika batuk, begitu pentingnya etika batuk untuk memutus
mata rantai covid-19.
Untuk saat ini memang kasus covid-19 sudah menurun. Tapi banyak sekali
masyarakat yang tidak menjaga etika batuk, karena kurangnya pengetahuan tentang
etika batuk. Sedangkan kita dituntut waspada untuk gelombang ketiga covid-19.
b. Kekhalayakan
Kurangnya pengetahuan tentang etika batuk dan pentingnya menjaga etika
akibatnya banyak penyakit infeksi pernapasan menular, akibat tidak menjaga
etika batuk. Salah satunya adalah penyebaran covid-19.
c. Problematik
11
Masalah ini harus segera ditangani, jika hal tersebut tidak ditangani maka
Akan berdampak :
Bisa menularkan infeksi yang dapat memicu penyakit bagi orang sekitar.
Memudahkan penularan penyakit melalui droplet.
d. Layak
Layak untuk dibahas dan dicarikan solusi karena sudah dinilai bahwa isu ini
menyangkut hidup orang banyak.
12
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah sebuah konsep etika yang dekat dengan administrasi publik
pemerintahan (lembaga eksekutif pemerintah lembaga legislatif parlemen dan lembaga
yudikatif Kehakiman) yang mempunyai beberapa arti antara lain, hal ini sering
digunakan secara sinonim dengan konsep-konsep seperti yang dapat
dipertanggungjawabkan (responsibility), kemampuan memberikan jawaban
(answerability), yang dapat dipersalahkan (blameworthiness) dan yang mempunyai
ketidakbebasan (liability) termasuk istilah lain yang mempunyai keterkaitan dengan
harapan dapat menerangkannya salah satu aspek dari administrasi publik atau
pemerintahan, hal ini sebenarnya telah menjadi pusat-pusat diskusi yang terkait dengan
tingkat problembilitas di sektor publik, perusahaan nirlaba, yayasan dan perusahaan-
perusahaan. Dalam bidang Ilmu Akuntansi, akuntabilitas diartikan
sebagai pertanggungjelasan. Suatu organisasi dikatakan akuntabel jika memiliki
kemampuan untuk menjelaskan kondisi yang dialami termasuk didalamnya keputusan
yang diambil dan berbagai aktivitas yang dilakukan.Istilah akuntabilitas dalam bidang
ilmu akuntansi dipisahkan dengan istilah responsibilitas atau diartikan
sebagai pertanggung jawaban.Prinsip yang terkandung dalam akuntabilitas antara lain
integritas, tanggung jawab, transparansi, keadilan, kepercayaan, keseimbangan,
kejelasan, dan konsistensi.Prinsip tersebut menjadi dasar dalam melaksanakan kegiatan
terkait implementasi nilai akuntabilitas.
b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang
mempunyai kesamaan kebudayaan, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan,
dengan demikian masyarakat suatu bangsa tersebut merasakan adanya kesetiaan yang
mendalam terhadap bangsa itu sendiri. Nasionalisme dalam arti sempit bermakna suatu
sikap yang meninggikan bangsa sendiri dan merendahkan bangsa lain. Sikap ini
mencerai beraikan antara bangsa satu dengan bangsa lainnya.Keadaan ini bisa disebut
dengan chauvinisme. Sedangkan nasionalisme dalam arti luas yaitu cara pandang
bangsa tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negaranya dengan tetap
menghargai bangsa lain. Nasionalisme indonesia memiliki makna nasionalisme yang
memuliakan kemanusiaan universal dengan menjunjung tinggi kemanusiaan,
persaudaraan, perdamaian, dan keadilan sosial.
13
Pentingnya peranan Aparatur Sipil Negara sebagai pemersatu bangsa secara
implisit terdapat dalam UU No 5 tahun 2014 terkait asas, ptinsip, nilai dasar, kode etik,
dan kode prilaku. Didalamnya terdapat pasal 2 ayat 1 yang menyebutkan bahwa asas-
asas dalam penyelenggaraan dan kebijakan managemen Aparatur Sipil Negara ada 13,
salah satunya yaitu pemersatu bangsa. Hal ini mengandung arti seorang Aparatur Sipil
Negara dalam menjalankan tugas dan fungsinya senantiasa menjunjung tinggi dan
mengutamakan kepentingan persatuan dan kesatuan bangsa. Kepentingan pribadi,
kelompok, dan golongan tertentu harus dikesampingkan demi kepentingan bangsa dan
negara. Aparatur Sipil Negara dalam menjalankan fungsinya berpegang pada prinsip
adil dan netral. Netral dalam arti tidak memihak salah satu kelompok atau golongan.
Sedangkan adil berarti Aparatur Sipil Negara dalam menjalankan tugas Aparatur Sipil
Negaraya tidak boleh berprilaku diskriminatif dan harus objektif, jujur, dan transparan.
c. Etika Publik
Etika Publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik atau
buruk, benar atau salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan
publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Etika merupakan
sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas
guna menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara dalam
pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan yang
buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nilai-nilai yang dianut.
Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok
khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk
ketentuan-ketentuan tertulis.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam pasal 4 Undang-
undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, yakni:
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945 serta pemerintah yang sah;
3. Mengabdi kepada Negara dan rakyat Indonesia;
4. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
5. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
6. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
14
7. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
8. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
9. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan program pemerintah;
10. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
11. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
12. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
13. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
14. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
15. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
Kode etik dan kode perilaku sesuai dengan pasal 5 Undang-undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara, bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan
Aparatur Sipil Negara. Kode etik mengatur perilaku agar pegawai Aparatur Sipil
Negara:
1. Melaksanakan tugas Aparatur Sipil Negaraya dengan jujur, bertanggungjawab,
dan berintegritas tinggi;
2. Melaksanakan tugas Aparatur Sipil Negaraya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugas Aparatur Sipil Negaraya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
5. Melaksanakan tugas Aparatur Sipil Negaraya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab,
efektif, dan efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugas
Aparatur Sipil Negaraya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
15
sendiri atau untuk orang lain;
11. Memegang teguh nilai dasar Aparatur Sipil Negara dan selalu menjaga reputasi
dan integritas Aparatur Sipil Negara ; dan
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai Aparatur Sipil Negara .
Setiap jenjang Pemerintahan memiliki lingkup kekuasaan masing-masing yang
dipegang oleh pejabatnya. Semakin tinggi dan luas kekuasaan seorang pejabat, semakin
besar juga implikasi dari penggunaan kekuasaan bagi warga masyarakat. Oleh sebab itu,
azas etika publik mensyaratkan agar setiap bentuk kekuasaan pejabat dibatasi dengan
norma etika maupun norma hukum.
d. KOMITMEN MUTU
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean
governance) sudah menjadi keniscayaan di era reformasi saat ini. Berbagai upaya telah
dilakukan untuk mewujudkan keniscayaan tersebut, namun dalam implementasinya
masih belum sesuai dengan harapan. Penyelengaraan pemerintahan yang berorientasi
pada layanan prima sudah tidak bisa ditawar lagi ketika lembaga pemerintah ingin
meningkatkan kepercayaan publik.
Paradigma pemerintah harus segera berubah, dari pola paternalisitik
dan feodal yang selalu minta dilayani, menjadi pola pemerintahan yang siap melayani
dan senantiasa mengedepankan kebutuhan dan keinginan masyarakat
sebagai stakeholder pemerintah. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab PNS,
semua harus dilaksanakan secara optimal agar dapat memberikan kepuasan kepada
masyarakat. Aspek utama yang menjadi target stakeholder adalah layanan yang
komitmen pada mutu, melalui penyelenggaraan tugas secara efektif, efisien dan inovatif.
Komitmen mutu merupakan pemahaman konsep mengenai efektivitas, efisiensi, inovasi,
dan mutu penyelenggaraan Pemerintah. Ekeftivitas merupakan sejauh mana sebuah
organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Sementara efisien merupakan jumlah
sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Efisien ditentukan oleh
berapa banyak bahan baku, biaya, dan tenaga yang dibutuhkan untuk mencapai sebuah
tujuan.
Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakterisitik utama yang
dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang telah
16
direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat
memberikan kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya,
waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan. Sementara inovasi, muncul
karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan
tuntutan perubahan yang terjadi disekitarnya. Di sisi lain, mutu merupakan suatu kondisi
dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang sesuai
atau bahkan melebihi harapan konsumen atau pengguna. Nilai-nilai dasar komitmen
mutu adalah efektivitas, efisiensi, inovasi, dan berorientasi pada mutu.
e. ANTI KORUPSI
Korupsi berasal dari bahasa latin coruptio dan corruptus yang berarti perbuatan
yang tidak baik, buruk, dapat disuap dan tidak bermoral. Sedangkan tidak pidana
korupsi berarti tindakan melanggar hukum yang dilakukan secara sengaja maupun tidak
sengaja oleh seseorang atau sekelompok orang yang dapat dipertanggungjawabkan oleh
peraturan perundang-undangan. Berdasarkan UU No. 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, bahwa korupsi adalah tindakan melawan hukum
dengan melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Sedangkan pada UU No. 20 Tahun 2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi
antara lain: (1) Kerugian Keuangan Negara, (2) suap-menyuap, (3) pemerasan, (4)
perbuatan curang, (5) penggelapan dalam jabatan, (6) benturan kepentingan dalam
pengadaan, dan (7) gratifikasi.
Anti korupsi dapat diidentifikasi ke dalam 9 (sembilan) nilai yang terdiri dari nilai-nilai
anti korupsi, yaitu:
1. Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat didefinisikan sebagai sebuah tindakan
maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak curang.
2. Kepedulian adalah mengindahkan, memerhatikan dan menghiraukan. Rasa
kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan sekitar.
3. Kemandirian berarti dapat berdiri di atas kaki sendiri, artinya tidak banyak
bergantung kepada orang lain dalam berbagai hal.
4. Kedisiplinan adalah ketaatan/kepatuhan kepada peraturan.
5. Tanggung Jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu.
6. Kerja keras didasari dengan adanya kemauan di dalam kemauan terkandung
17
ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian keberanian.
7. Kesederhanaan yaitu dibiasakan untuk tidak hidup boros.
8. Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela
kebenaran.
9. Keadilan adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak. Menempatkan
segala sesuatu pada tempatnya.
a. Pelayanan Publik
Pola pikir Aparatur Sipil Negara sebagai peayan publik diperlukan agar Aparatur
Sipil Negara dapat memberikan pelayan publik yang profesional, bebas dari intetvensi
politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Prinsip yang
terkandung dalam pelayanan publik antara lain partisipatif, transparan, responsiv, tidak
diskriminatif, akuntabel, aksesibel, berkeadilan, mudah dan murah, serta efektif dn
efisien. Prinsip tersebut menjadi dasar dalam melaksanakan kegiatan terkait
implementasi pelayanan publik.
Menurut Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik,
18
dijelaskan bahwa pelayan publik kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang – undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan / atau pelayanan administratif
yangdisediakan oleh pelayan publik. Menurut Puranto etal.(2017) terdapat 3 unsur
penting dalam pelayanana publik, yaitu unsur pertama adalah organisasi penyelenggara
pelayan publik; unsur kedua adalah penerima layanan (pelanggan) yaitu orang,
masyarakatatau organisasi yang berkepentingan; dan unsur yang ketiga adalah kepuasan
yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan).
c. Manejemen ASN
Untuk menjalankan kedudukannya bedasarkan pasal 10 undang-undang No. 5
19
Tahun 2014, pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik, perekat dan pemersatu bangsa. Tugas pegawai ASN menurut Undang-
undang No. 5Tahun 2014 pasal 11 mengatakan bahwa tugas dari ASN adalah
melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan
publik yang profesional dan berkualitas, dan mempererat persatuan dan kesatuan
bangsa.
Peran ASN terdapat dalam pasal 12 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014, yaitu
sebagai perencana, pelaksana dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan
pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari
praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Asas penyelenggaraan kebijakan dan manajemen ASN, yaitu:
1. Asas kepastian hukum
2. Profesionalisme
3. Proporsionalitas
4. Keterpaduan
5. Delegasi
6. Netralitas
7. Akuntabilitas
8. Efektif dan efisien
9. Keterbukaan
10. Non diskriminatif
11. Persatuan dan kesatuan
12. Keadilan dan kesetaraan
13. Kesejahteraan
20
mencegah penyebaran bakteri atau virus keudara sehingga tidak menularkannya
kepada orang lain.
Berikut etika batuk yang benar menurut WHO :
1. Tutup mulut dan hidung saat batuk dengan lengan baju dalam atau tisu agar virus
dan bakteri tidak menyebar.
2. Buang tisu yang telah dipakai buat batuk ke tong sampah.
3. Segera cuci tangan pakai air bersih atau hand sanitizer.
4. Gunakan masker.
21
Keterkaitan
Tahapan Kontribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata
Kegiatan Dan Misi Organisasi Organisasi
Pelatihan
1 2 3 4 5 6 7
1 Menyusun 1. Berkonsultasi dengan Terlaksananya Visi: Ramah (dalam bekerja
mentor Akuntabilitas Mewujudkan masyarakat
perencanaan konsultasi dengan menerapkan Senyum,
Kepemimpinan, Tulang Bawang Barat sehat
kegiatan mentor dan bedaya saing. Sapa, Salam, Sopan,
ketegasan Misi :
2. Memaparkan Santun)
1. Terhubunginya Etika Publik 1. Menyelenggarakan
rencana aktualisasi,
mentor Berkonsultasi pelayanan kesehatan yang Tanggap (dalam bekerja
2. Terlaksananya dengan ramah, berkualitas. harus tanggap terhadap
3. Mengumpulkan
pemaparan tentang santun dan perintah atasan)
masukan dan
rencana aktualisasi komunikatif
saran perbaikan Bekerja ikhlas
Komitmen
3. Terkumpulnya (memfokuskan diri
Mutu
masukan dan saran bekerja sebagai ibadah
Akurasi
perbaikan kepada Tuhan YME)
informasi
22
22
Keterkaitan
Tahapan Kontribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata
Kegiatan Dan Misi Organisasi Organisasi
Pelatihan
23
23
Keterkaitan
Tahapan Kontribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata
Kegiatan Dan Misi Organisasi Organisasi
Pelatihan
24
24
Keterkaitan
Tahapan Kontribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata
Kegiatan Dan Misi Organisasi Organisasi
Pelatihan
25
25
Keterkaitan
Tahapan Kontribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata
Kegiatan Dan Misi Organisasi Organisasi
Pelatihan
26
26
Keterkaitan
Tahapan Kontribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata
Kegiatan Dan Misi Organisasi Organisasi
Pelatihan
27
27
Keterkaitan
Tahapan Kontribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata
Kegiatan Dan Misi Organisasi Organisasi
Pelatihan
28
28
Keterkaitan
Tahapan Kontribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata
Kegiatan Dan Misi Organisasi Organisasi
Pelatihan
yang sopan dan Bekerja ikhlas
menghormati 2. Meningkatkan upaya dan (memfokuskan diri
keluarga pasien. mutu pelayanan kesehatan. bekerja sebagai ibadah
Akuntabilitas kepada Tuhan YME)
Ada kejelasan target
dan pemanfaatan
ruang untuk
kepetingan publik
Komitmen Mutu
Akurasi informasi
29
29
Keterkaitan
Tahapan Kontribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata
Kegiatan Dan Misi Organisasi Organisasi
Pelatihan
Etika publik terhadap perintah
1. Melaporkan hasil 1. Terlaporkannya
Jujur dengan hasil Misi : atasan)
Pretest dan Posttest
hasil Pretest dan
evaluasi. 1. Menyelenggarakan
Posttest Bekerja ikhlas
2. Menyusun diagram pelayanan kesehatan yang
Akuntabilitas (memfokuskan diri
dan grafik Pretest Ada kejelasan target berkualitas.
2. Tersusunnya bekerja sebagai ibadah
dan Posttest dan pemanfaatan 2. Meningkatkan upaya dan
diagram dan grafik kepada Tuhan YME)
Pretest dan Posttest mutu pelayanan kesehatan.
Komitmen Mutu
Akurasi informasi
30
30
Keterkaitan
Tahapan Kontribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata
Kegiatan Dan Misi Organisasi Organisasi
Pelatihan
Akuntabilitias Hasil
laporan dapat
dipertanggungjawab
kan
Komitmen Mutu
Efektif dan tepat
waktu
31
31
2.5 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Kegiatan tersebut akan dilakukan selama off campus pada tanggal 02 November
2021 – 13 Desember 2021 dengan jadwal sebagai berikut :
32
32
33