Anda di halaman 1dari 13

FORMAT PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT KERJA

BAB I PENDAHULUAN

Rumah sakit Umum Daerah adalah Unit Pelaksana Teknis dinas Kesehatan,RSUD
dipimpin oleh seorang kepala dengan sebutan direktur yang secara tehnis bertanggungjawab
kepada kepala Dinas dan taktis Operasional kepada Gubenur kepala Daerah . RSUD Abepura
mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan,pemulihan yang dilaksanakan secara serasi,terpadu dengan
upaya peningkatan serta pencegahan dalam rangka melaksanakan upaya rujukan.Untuk
penyelenggaraan tugas RSUD Abepura mempunyai fungsi sbb :

Menyelenggarakan Pelayanan Medik


Menyelenggarakan Pelayanan penunjang medis dan konserling
Menyelenggarakan Pelayanan dan Asuhan keperawatan
Menyelenggarakan Pelayanan Rujukan
Menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan
Menyelenggarakan Penelitian dan pengembagan
Menyelenggarakan Administrasi umum dan keuangan

BAB II GAMBARAN UMUM RS

Awal Rumah sakit Jayapura berada di lokasi RSUD Abepura dan setelah perang dunia ke
II selesai fasilitas tersebut diserahkan ke Zending dan tahun 1946-1959 dikelolah oleh pemerintah
Belanda tahun 1956 dibangun Rumah sakit Umum (RSU) Jayapura di DOK II yang diresmikan
tahun 1959 setelah penyerahan kekuasaan kepada RI tahun 1969 maka RS Jayapura di Abepura
dirubah menjadi Puskesmas perawatan dan sekaligus berfungsi sebagai Latihan dan percontohan
Kesehatan Masyarakt (DLPKM). Selanjutnya tahun 1989 DLPKM dipisahkan menjadi PKM
Abepura dan Rumah Sakit pembantu Abepura dengan Kapasitas tempat tidur 30 buah.Sebagai
tindak lanjut berikutnya maka sesuai dengan Surat Gubernur KDH.TK.I IRIAN JAYA NOMOR
445/1019/set.tanggal 23 maret 1990 serta surat Dirjen YANMED no.601
/YANMED/RS/BU,Dik./YMU/90 tanggal 24 Agustus 1990,telah diterbitkan SK Gubenur KDH
TK I Irian Jaya No.204 tahun 1990 tentang penetapan Rumah Sakit Umum Abepura dengan
Kapasitas tempat tidur 50 buah.

Selanjutnya sesuai SK Menkes no 1183/Menkes /SK/XI/194 dan keputusan Mendagri


nomor 117 tahun 1996 RSUD Abepura ditetapkan menjadi Kelas D yang diresmikan oleh Bapak
Gubenur KDH TTK I Irianjaya pada tahun 1997 ,tidak lama berselang waktunya keluar SK
Menkes nomor 491/Menkes /SK/V/1997 tanggal 20 mei 1997 RSUD Abepura ditingkatkan
kelasnya menjadi kelas C dengan mendapat persetujuan Menteri Dalam Negara sesuai Radiogram
nomor :061/1983/ tanggal 2 Juli 1997 dengan Kapasitas tempat tidur 107 buah. sampai saat ini
RSUD Abepura masih berstatus Rumah Sakit C dengan Kapasitas tempat tidur yang siap dipakai
sebanyak 139 buah. yang sebelumnya sudah sampai 163 buah.

RSUD Abepura berdiri diatas tanah seluas 7.675 M2 dengan pertambahan penderita yang
datang membutuhkan pelayanan serta dengan tersediannya tenaga spesialis maka di bangunlah
ruangan tambahan dan penambahan tenaga untuk membantu mencukupi pelaksanaan jenis-jenis
pelayanan serta menampung penderita yang dari tahun ke tahun bertambah terus. Namun
demikian masih saja ditemui kekurangan Kondisi RSUD abepura sekarang ini dapat dilihat
sebagai berikut : Jumlah tempat tidur yang kurang untuk kelas III/ Ekonomi Hanya 73 TT dari
163 TT yang tersedia. Banyak sarana dan prasarana yang kurang memadai disebabkan karena
anggaran /APBD yang ada hanya untuk rutinitas RS.

BAB III VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI dan Tujuan RS

VISI
RSUD Abepura sebagai Rumah Sakit Rujukan Regional wilayah TABI yang Bangkit, Mandiri,
Sejahtera dan menjadi terbaik dalam pelayanan di tanah Papua pada tahun 2018.
MISI
1. Meningkatkan derajat keimanan, pengetahuan, sikap, perilaku, disiplin dan professional
2. Meningkatkan sistem manajemen rumah sakit yang bersih, transparan, bebas korupsi,
kerjasama timdan berwibawa
3. Mewujudkan Lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Abepura Yang Bersih, Aman, Tertib,
Dan Nyaman
TUJUAN
Penetapan tujuan pada umumnya didasarkan kepada faktor-faktor kunci keberhasilan
yang ditetapkan setelah penetapan Visi dan Misi.Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran,
kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi, menunjukan suatu kondisi
yang ingin dicapai dimasa mendatang. Untuk mengoptimalkan penetapan tujuan dan sasaran
maka diperlukan penetapan faktor-faktor Kunci/Penentu keberhasilan(FPK) yang diperolah atas
dasar analisa SWOT dan analisis strategi pilihan (ASP) dengan metode SWOT. Dan untuk ASP
sebagaimana termuat dalam perencanaan Strategi (RENSTRA) Rumah Sakit Umum Daerah
Abepura, yaitu :
1. Mewujudkan SDM yang handal dan professional
2. Mengadakan sarana dan prasarana serta kelengkapan fasilitas sehingga pelayanan yang
diberikan sesuai dengan standar pelayanan
3. Melaksanakan pelayanan prima sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan (costumer) atau
stake holder rumah sakit
4. Mewujudkan Lingkungan RS Yang bersih, Indah, Aman dan Tertib

BAB IV STRUKTUR ORGANISASI


BAB V STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA

BAB VI URAIAN JABATAN

1. DIREKTUR
Tugas:
Mengkoordinasikan pelaksanaan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna
dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi,
terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan, melaksanakan upaya rujukan Berta
pelaksanaan pelayanan yang bermutu sesuai standar pelayanan rumah sakit.
Fungsi:
a. Pengkoordinasian pelayanan medis;
b. Pengkoordinasian pelayanan penunjang medis dan non medis;
c. Pengkoordinasian pelayanan dan asuhan keperawatan;
d. Pengkoordinasian pelayanan rujukan medis, non medis dan lainnya:
e. Pengkoordinasian pelaksanaan pendidikan dan pelatihan;
f. Pengkoordinasian pelaksanaan penelitian dan pengembangan dan pemasaran, dan;
g. Pengkoordinasian pengelolaan administrasi, keuangan, hukum dan kehumasan.
2. WADIR PELAYANAN
Tugas:
Mengkoordinasikan bidang pelayanan medis, penunjang medis dan pengendalian.
3. WADIR ADMINISTRASI DAN KEUANGAN
Tugas:
Mengkoordinasikan bagian pengembangan, keuangan dan umum.
4. KA.BID. PELAYANAN MEDIS
Tugas:
Menyusun perencanaan kegiatan, sistem dan prosedur, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi pelayanan rawat jalan, kamar operasi, rawat darurat, rawat inap
dan rawat intensif.
Fungsi :
a. Penyelenggaraan pelayanan rawat jalan dan rawat darurat;
b. Penyelenggaraan pelayanan rawat inap dan rawat intensif;
c. Penyelenggaraan pelayanan kamar operasi.
5. KA.SIE. PELAYANAN RAWAT JALAN, KAMAR OPERASI DAN RAWAT DARURAT
Tugas:
Menyusun perencanaan kegiatan, sistem dan prosedur, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi pelayanan rawat jalan, kamar operas! dan rawat darurat.
6. KA.SIE PELAYANAN RAWAT INAP DAN RAWAT INTENSIF
Tugas:
Menyusun perencanaan kegiatan, sistem dan prosedur, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi pelayanan rawat inap dan rawat intensif.
7. KA.BID PENUNJANG MEDIS
Tugas:
Menyusun perencanaan kegiatan, sistem dan prosedur, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pengawasan dari evaluasi pelayanan penunjang diagnostik, logistik Berta sarana dan
prasarana.
Fungsi :
a. Penyelenggaraan pelayanan penunjang diagnostik dan logistik;
b. Penyelenggaraan dan pemeliharaan sarana dan prasarana.
8. KA.SIE PENUNJANG DIAGNOSTIK DAN LOGISTIK
Tugas:
Menyusun perencanaan kegiatan, sistem dan prosedur, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi pelayanan penunjang diagnostik dan logistik.
9. KA.SIE SARANA DAN PRASARANA
Tugas:
Menyusun perencanaan kegiatan, sistem dan prosedur, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi sarana dan prasarana.
10.KA.BID PENGENDALIAN
Tugas:
Menyusun perencanaan kegiatan, sistem dan prosedur, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi mutu, audit klinis, rekam medis dan Sistim Informasi Manajemen
Rumah Sakit.
Fungsi:
a. Penyelenggaraan mutu;
b. Penyelenggaraan audit klinis;
c. Penyelenggaraan rekam medis;
d. Penyelenggaraan sistem informasi manajemen rumah sakit.
11.KA.SIE MUTU DAN AUDIT KLINIS
Tugas:
Menyusun perencanaan kegiatan, sistem dan prosedur, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi mutu dan audit klinis.
12.KA.SIE REKAM MEDIS DAN SIMRS
Tugas:
Menyusun perencanaan kegiatan, sistem dan prosedur, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi Rekam Medis dan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.

13.KA.BAG PENGEMBANGAN
Tugas:
Menyusun perencanaan kegiatan, sistem dan prosedur, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi pendidikan, penelitian, hokum, pemasaran dan kemitraan.
Fungsi:
a. Penyelenggaraan pendidikan;
b. Penyelenggaraan penelitian;
c. Penyelenggaraan hukum;
d. Penyelenggaraan pemasaran;
e. Penyelenggaraan kemitraan.
14.KA.SUB.BAG PENDIDIKAN DAN PENELITIAN
Tugas:
Menyusun perencanaan, kegiatan, sistem dan prosedur, pengkoordinasian, pelaksanaan,,
pengawasan dan evaluasi Pendidikan dan Penelitian.
15.KA.SUB.BAG HUKUM, PEMASARAN DAN KEMITRAAN
Tugas:
Menyusun perencanaan kegiatan, sistem dan prosedur, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi Hukum, Pemasaran dan Kemitraan.
16.KA.BAG KEUANGAN
Tugas:
Menyusun perencanaan kegiatan, sistem dan prosedur, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi anggaran, perbendaharaan, verifikasi dan akuntansi.
Fungsi:
a. Penyelenggaraan penyusunan anggaran;
b. Penyelenggaraan kegiatan perbendaharaan;
c. Penyelenggaraan verifikasi;
d. Penyelenggaraan kegiatan akuntansi.
17.KA.SUB.BAG ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN
Tugas:
Menyusun perencanaan kegiatan, sistem dan prosedur, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi anggaran dan kegiatan perbendaharaan.
18.KA.SUB.BAG VERIFIKASI DAN AKUNTANSI
Tugas:
Menyusun perencanaan kegiatan, sistem dan prosedur, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi kegiatan verifikasi dan akuntansi.
19.KA.BAG UMUM
Tugas:
Memberikan pelayanan teknis administrasi kepada seluruh unit kerja dan melaksanakan
penyusunan perencanaan rumah sakit.
Fungsi :
a. Penyelenggaraan urusan umum;
b. Penyelenggaraan urusan kepegawaian;
c. Penyusunan perencanaan rumah sakit;
20.KA.SUB.BAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN
Tugas:
Melaksanakan urusan umum dan kepegawaian.
21.KA.SUB.BAG PERENCANAAN
Tugas:
Melaksanakan penyusunan perencanaan rumah sakit.
22.KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
a. Mempunyai tugas khusus membantu Direktur RSD dalam bidang tertentu sesuai
keahliannya.
b. Terdiri dari sejumlah pejabat dalam jenjang Jabatan fungsional yang terbagi dalam
berbagai kelompok sesuai keahliannya.
c. Jumlah Pejabat dan Jenjang Jabatan Fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan
beban kerja.
d. Pembinaan terhadap Pejabat Fungsional dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA

Dalam menjalankan tugas dan fungsi pokok pelayanan, Instalasi Rawat Inap A menjalin
kerjasama dengan unit/ instalasi RS terkait lainnya. Beberapa contoh kerjasama yang terjalin
diantaranya seperti kerjasamadengan IGD dalam hal penerimaan pasien yang masuk melalui IGD
termasuk rujukan dari RS lain, kerja sama dengan laundry sebagai saranapenunjang pemenuhan
kebutuhan linen dan pencucian alat tenun, kerjasama dengan CSSD sebagai sarana penunjang
penyeterilan alat-alatkesehatan, dan kerja sama lainnya dengan unit terkait lainnya. Pola kerja
sama tersebut diatur melalui sebuah ketentuan tertulis yangmemuat mekanisme dan ketentuan
standar pola hubungan kerja sama.

Instalasi Rawat Inap A dengan bagian/instalasi lain di RSUD Abepura. Hal tersebut
ditujukan untuk memberikan kejelasan dan batasan yang jelas dalam melaksanakan kerja sama
antar instalasisehingga dapat memberikan pelayanan dengan baik dan dapatmewujudkan
pelayanan prima kepada masyarakat.

BAB VIII POLA KETENAGAAN DAN KUALITAS PERSONIL

Pengelolaan rumah sakit yang bermutu efektif dan efisien, harus ditunjang oleh tenaga
memadai baik secara kualitas maupun kuantitas, pengadaan, pembinaan dan pengembangan
tenaga perlu waktu dan biaya yang tidak sedikit, untuk itu perlu suatu kiat manajemen dalam
perencanaan sumber daya manusia. Perencanaan tenaga/ personil merupakan hal yang paling
menyita perhatian administrator rumah sakit dan perawatan sekarang ini. Turn over personil,
perkembangan fasilitas perawatan yang cepat, kemajuan ilmu pengetahuan dan perubahan-
perubahan dalam perawatan di rumah sakit telah mempengaruhi proses penempatan personil.
Perencanaan personil merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan tenaga
kesehatan yang terdiri dari perencanaan kebutuhan tenaga, pendidikan dan latihan tenaga serta
pendayagunaan tenaga kesehatan. Perencanaan dan penempatan personil adalah proses
meramalkan, memproyeksikan, membandingkan kebutuhan dengan persediaan, merencanakan
kebijakan dan program serta menilai efektivitas. RS. Abepura juga memerlukan suatu
perencanaan personil yang tepat, sehingga dengan perencanaan personil yang baik, diharapkan
akan dapat meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan dengan menggunakan sumber daya
yang seefisien mungkin. Sebagai awal dari langkah perencanaan adalah menghitung jumlah
kebutuhan pegawai, agar penempatan tenaga kesehatan pada suatu sarana kesehatan lebih
mudah dan lebih cepat, dibutuhkan indikator yang bisa menunjukkan berapa sebenarnya
kebutuhan tenaga kesehatan pada sarana kesehatan yang dimaksud. Tujuan perencanaan tenaga :

1. Untuk menghitung jumlah kebutuhan tenaga secara realistis, baik untuk jangka pendek,
jangka menengah maupun jangka panjang.
2. Untuk memberikan pelayanan yang berkualitas secara terus menerus kepada pasien dengan
personil yang tersedia.
3. Untuk mengevaluasi secara periodik pelaksanaan penempatan personil dalam rangka
menentukan masalah-masalah penempatan personil.
4. Untuk mengetahui unit mana yang kelebihan/ kekurangan tenaga dan jenis apa yang
kelebihan atau kekurangan.
5. Tercapainya efisiensi dan efektifitas pendayagunaan tenaga yang tersedia secara optimal.

BAB IX KEGIATAN ORIENTASI

Sesuai dengan visi rumah sakit Abepura untuk memberikan pelayanan prima, maka
sumber daya manusia di ruang perawatan harus memiliki sumber daya manusia professional yang
memiliki wawasan menyeluruh meliputi persoalan sik dan biopsikososial, spiritual,
memilikikemampuan pengelolaan jalan napas termasuk intubasi trachea danpenggunaan
ventilator, resusitasi jantung paru, terapi oksigen, pemantauanelektrokardiogram, pemberian
nutrisi enteral dan parenteral, pemeriksaanlaboratorium khusus, pemakaian alat-alat seperti infus
pump dan syringpump untuk menunjang pelayanan kesehatan. Sesuai dengan Ketentuan
peningkatan sumber daya manusia RSUD Abepura, setiap pegawai baru yang masuk akan
menjalani masa orientasi. Selaras dengan ketentuan tersebut, guna mendukung pelayanan prima
yang berkesinambungan, setiap pegawai baru yang masuk akan menjalani masaorientasi.
Kegiatan tersebut ditujukan untuk mengenalkan kondisi lingkungankerja beserta aturan-aturan
yang harus ditaati sehingga pegawai yang barudapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
masing-masing.

BAB X PELAPORAN

Pelaporan rumah sakit merupakan suatu alat organisasi yang bertujuan untuk dapat
menghasilkan laporan secara cepat, tepat dan akurat.
1. Laporan Harian, meliputi
a. Pasien masuk rumah sakit
b. Pasien keluar rumah sakit
c. Pasien meninggal di rumah sakit
d. Lamanya pasien dirawat
e. Hari perawatan
f. Prosentase pemakaian TT
g. Kegiatan persalinan
h. Kegiatan pembedahan dan tindakan medis lainnya
2. Laporan Bulanan, terdiri dari :
a. Laporan mutu Pelayanan Instalasi Rawat Inap A, berisi tentang :
Jumlah pasien
Jumlah pasien yg diinfus danpasien dg kejadian infeksi jarum infus
Jumlah pasien jatuh
Jumlah operasi bersih, kotor dan infeksi pasca operasi
Rekapitulasi tingkat pemanfaatan tempat tidur ( Bed Occupation Rate)
berdasarkan jenis pembayaran
Jumlah pembayaran berdasarkan jenis pasien
Jumlah iur biaya
b. Sensus Harian
c. Laporan pemakaian darah
d. Laporan time motion / waktu pelayanan
e. Laporan Pemakaian BHP medis dan non medisc
3. Laporan Tahunan, berisi tentang
a. aporan Pencapaian BOR
b. SDM/ tenaga
c. Laporan Mutu Pelayanan
d. Laporan

FORMAT PEDOMAN PELAYANAN RAWAT INAP

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan telah menjadi tema utama diseluruh
dunia. Dengan tema ini, pelayanan kesehatan dan kelompok profesional
kesehatan sebagai pemberi pelayanan harus menampilkan akuntabilitas
sosial mereka dalam memberikan pelayanan yang mutakhir kepada konsumen yang
berdasarkan standar profesionalisme, sehingga diharapkan dapat memenuhi harapan
masyarakat. Sebagai konsekuensinya peningkatan kinerja memerlukan persyaratan yang
diterapkan dalam melaksanakan pekerjaan berdasarkan standar tertulis.
Dalam pelayanan keperawatan di Rawat Jalan, standar sangat membantu perawat
untuk mencapai asuhan yang berkualitas, sehingga harus berfikir realistis tentang
pentingnya evaluasi sistematis terhadap semua aspek asuhan yang berkualitas tinggi.
Namun keberhasilan dalam mengimplementasikan standar sangat tergantung pada
individu itu sendiri, usaha bersama dari semua staf serta pasrtisipasi dari seluru anggota
profesi.
Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit perlu ditingkatkan dan dikembangkan
secara berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan, pengobatan,
perawatan, ke pasien baik dengan penyakit menular ataupun penyakit tidak menular.
Standar yang dikembangkan dengan baik akan memberi ciri ukuran kualitatif
yang tepat seperti tercantum dalam pelaksanaanya. Standar selalu berhubungan dengan
mutu karena standar menentukan mutu. Standar dibuat untuk mengarahkan cara
pelayanan yang akan diberikan serta hasil yang ingin dicapai.
Standar merupakan pernyataan - pernyataan tertulis mengenai harapan harapan
singkat keterampilan atau kompetensi untuk memastikan pencapaian suatu hasil tertentu.
Untuk menjamin mutu asuhan yang diberikan, standar merupakan landasan normatif dan
parameter untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan yang
seharusnya. Dalam penyusunan standar diharuskan untuk memperhatikan proses dan
harapan yang akan terjadi dalam upaya meningkatkan mutu layanan.
Standar praktik sangat diperlukan dalam pelayanan keperawatan di Rawat Inap.
Standar sangat membantu keperawatan untuk mencapai asuha yang berkualitas. Standar
digunakan terutama pada tiga proses evaluasi yaitu menilai diri sendiri, inspeksi dan
akreditasi.

B. Tujuan Pedoman
1. Memberikan pelayanan kepada pasien rawat inap sesuai dengan standar asuhan
keperawatan yang tepat.
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada pasien serta mempunyai keinginan
yang terus menerus untuk meningkatkan diri dan meningkatkan kemampuan dalam
memberi pelayanan.
3. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien untuk kesembuhan yang optimal
sehingga dapat memusakan pasien.
4. Memberikan pelayanan dengan ramah, sopan, dan hangat sehingga memberikan
kesan yang positif.
5. Memberikan pelayanan informasi kesehatan dengan tepat pada pasien dan keluraga,
sehingga dapat memenuhi hak pasien dan keluarga.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


1. Ruang Administrasi
Ruang untuk menyelenggarakan kegiatan administrasi khususnya pelayanan pasien di
ruangrawat inap. Ruangan ini menjadi satu dengan nurse station di ruang rawat inap
bagian depan, ruangan ini dilengkapi meja kursi, lemari berkas/ arsip. Telepon. dan
computer. Kegiatan di ruangan ini meliputi : Tempat serah terima pasien
baru dan pulang, penandatanganan surat pernyataan keluarga pasien ( apabila
diperlukan persetujuan pengobatan, tindakan perawatan ataupun tindakan bedah ).
2. Ruang Kepala Rawat Inap
Ruangan ini bergabung dengan ruangan bidang keperawatan yang mana ruangan
terserbut untuk melakukan menejemen asuhan dan pelayanan keperawatan
diantaranya pembuatan program kerja dan pembinaan.
3. Ruang Linen Bersih
Ruang untuk menyimpan bahan bahan linen bersih yang akan digunakan di ruang
rawat dan linen bersih tersebut di tempatkan di dalam lemari yang ada di nurse
station.
4. Ruang Linen Kotor
Ruang untuk menyimpan bahan bahan linen kotor yang telah digunakan di ruang
rawat inap sebelum di bawa ke ruang cuci ( laundri ) di lengkapi wadah seperti ember
untuk linen kotor.
D. Batasan Operasional
1. Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis dan atau dokter sub spesialis.
2. Pemeriksaan penunjang diagnostic.
3. Tindakan medis yang bersifat diagnostik, terapeutik dan operatif.
4. Pemberian obat- obatan pada pasien sesuai dengan catatan daftar obat pasien dan
intruksi dokter spesialis dan sub spesialis.
5. Pelayanan tranfusi darah
6. Pemberian surat rujukan
7. Pemakaian peralatan yang tersedia seperti oksigen.

E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 971/MENKES/PER/XI/2009
Tentang Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor. 340/Menkes/PER/III/2010
Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Perawat.
7. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
8. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
9. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
10. Standar Asuhan Keperawatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1997.
11. Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia 1999.
12. Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
13. Standar Peralatan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2001.
14. Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
15. Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 2005.

BAB II STANDAR KETENAGAKERJAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Berikut ini adalah daftar kualifikasi SDM di unit kerja Rawat Inap ,adapun daftar
kualifikasi ketenagaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
No Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi Jumlah
1 Kepala Instalasi Dokter Pelatihan pelaksanaan pasien
terminal
Penanggulangan Pasien
Infeksi
Pelatihan ATLS
Pelatihan manajemen rawat
inap
2 Kepala Ruangan S.Kep.,Ners Pelatihan BTCLS
Pelatihan manajemen bangsal
Pelatihan penatalaksanaan
ruang isolasi
Pelatihan penanggulangan
infeksi

3 Katim DIII Pelatihan Basic Life Support


4 Perawat Pelaksana DIII Pelatihan Basic Life Support
B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan tenaga kerja di unit Rawat Inap RS. Abepura berdasarkan shift. Tenaga kerja
di unit Rawat Inap saat ini memegang tanggung jawab sebagai :
1. Kepala Instalasi :
2. Kepala Ruangan :
3. Ketua Tim :
4. Perawat pelaksana :
5. Pos Perawat :

Tenaga kerja di unit Rawat Inap ini berkerja dengan jadwal sebagai berikut :

1. Kepala instalasi : Senin s.d. Jumat dimulai pukul


2. Kepala Ruangan : Senin s.d Jumat dimulai pukul
3. Perawat Katim : Senin s.d Jumat , dan berdinas di sabtu dan minggu secara bergantian
, jam kerja sesuai dengan shift pagi dan sore.
4. Perawat pelaksana : Bekerja sesuai dengan shift yang sudah di jadwalkan
5. Pos Perawat : Bekerja sesuai dengan shift pagi dan sore

C. Pengaturan Jaga
Rumah sakit Abepura merupakan rumah sakit yang beroperasional selama 24 jam
sehari untuk melayani masyarakat umum. Karyawan berkerja secara shift, maka waktu
kerja akan diatur secara mandiri oleh unit kerja yang bersangkutan dan tetap mengacu
pada jam kerja.
Pengaturan tenaga kerja di RS berdasarkan shift adalah sebagai berikut:
Senis-Minggu
1. Shift I : 08:00 14:00
2. Shift II : 14:00 21:00
3. Shift III : 21:00 08:00

BAB III STANDAR FASILITAS

A. Dena Ruangan
Berikut adalah dena rawat inap:
B. Standar Fasilitas
Bangunan rawat inap ruang anak RS. Abepura terletak pada lokasi yang tenang , aman,
dan nyaman serta memiliki aksesibilitas atau pencapaian dari sarana penunjang rawat
inap. Lokasi rawat inap Ruang Anak RS. Abepura terdiri dari
- Ruang Nurse station
- Ruang Kepru
- Ruang Observasi
- Ruang kelas 1 ada 2 kamar
- Ruang kelas 2 ada 2 kamar
- Ruang kelas 3 ada 5 kamar, 2 kamar isolasi

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN

Tata laksana palayanan dalam instalasi rawat inap pada umumnya dikerjakan secara
team work, dilakukan sesuai asuhan keperawatan dan terdokumentasikan dengan baik.

BAB V LOGISTIK

No Persediaan Barang Jumlah Barang

BAB VI KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Didalam instalasi rawat inap ada beberapa standar yang
harus dilaksanakan dalam keselamatan pasien :

1. Ketepatan identitas, dalam hal ini target yang harus terpenuhi adalah 100%.
2. Label identitas tidak tepat apabila tidak terpasang, salah pasang, salah penulisan
nama, salah penulisan gelar ( Tn,Ny,Sdr,An ) salah jenis kelamin dan salah alamat.
3. Terpasang gelang identitas bagi pasien yang akan rawat inap, dalam hal ini target
yang harus terpenuhi adalah 100 %.
4. Bagi perawat atau petugas kesehatan yang memerlukan konsul dengan dokter via
telpon harus menggunakan metode SBAR, target yang harus terpenuhi 100 %.
5. Ketepatan penyampaian hasil penunjang harus 100 %.yang dimaksud tidak tepat
apabila salah ketik, salah memasukkan diberkas pasien / list pasien lain.
6. Ketepatan pemberian obat yang meliputi tepat identitas/pasien, tepat obat, tepat
dosis, tepat cara/rute (oral, parental, topikal, rektal, inhalasi ), tepat waktu dan
tepat dokumentasi.

BAB VII KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu
bagi pekerjanya rumah sakit maupun bagi masyarakat dan lingkungan disekitar
tempat kerja tersebut. Mengacu pada pengertian tersebut maka diharapkan setiap
petugas medis maupun non medis dapat menerapkan sistem keselamatan kerja
diantaranya:
1. Tersedianya APD yang memenuhi standart serta dapat menggunakanya dengan
benar dan baik seperti masker, penutup kepala, kaos tangan, skoret/apron,
kacamata, pelindung kaki dan sebagainya.
2. Tersedianya tempat pembuangan sampah yang dibedakan infeksius dan non
infeksius serta terdapatnya tempat khusus untuk pembuangan jarum ataupun spuit
bekas.
3. Aturan untuk tidak melakukan recuping jarum suntik setelah dipakai ke pasien.
4. Setiap petugas medis menganggap bahwa setiap pasien dapat menularkan penyakit
sehingga unsur keselamatan kerja dapat terus dilaksanakan.

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU

Kualitas pelayanan rawat inap Rumah Sakit atau sebuah lembaga pelayanan kesehatan tertentu
dapat di nilai berdasarkan pada beberapa faktor yaitu:

1. Penampilan dan sikap profesionalisme berbagai unsur profesi terkait, aspek ini termasuk
sikap, pengetahuan, dan prilaku dokter, perawat, dan berbagai tenaga profesi lainnya.
2. Penampilan dan sikap profesionalisme berbagai unsur profesi terkait, aspek ini termasuk
sikap, pengetahuan, dan prilaku dokter, perawat, dan berbagai tenaga profesi lainnya.
3. Dari segi keselamatan dan kenyamanan pasien
4. Dari segi kepuasaan pasien, termasuk kepuasan fisik, mental, dan kepuasaan sosial
terhadap beberapa unsur lingkungan rumah sakit / klinik, baik kebersihan, keramahan,
kecepatan mendapatkan pelayanan, kenyamanan, perhatian dan tindakan, serta biaya
yang dibebankan kepada pasien.

Indikator Mutu Pelayanan:

1. Jam datang perawat


2. Jam visite dokter
3. Peresepan obat
4. Pencatatan dan pelaporan
5. Kepuasan pasien

BAB IX PENUTUP

Pada prinsipnya pelayanan instalasi rawat inap dalah bagian pelayanan dari
Rumah Sakit yang tidak hanya memberikan pelayanan berdasarkan pemenuhan target
finansial saja, tetapi sebuah pelayanan yang mengedepankan akan kasih dan
mengutamakan keselamatan pasien dengan cara meningkatkan sumber daya manusia
melalui pendidikan ataupun pelatihan pelatihan.

Anda mungkin juga menyukai