PENDAHULUAN
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
|1
pengorganisasian yang perlu dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Manajemen RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK TINATAPURA PALU mempunyai
kegiatan sebagai berikut:
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
|2
yang ditetapkan dalam perencanaan, untuk menilai prestasi masa lalu dan
meletakan tanggung jawab adanya penyimpangan yang terjadi.
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
|3
BAB II
GAMBARAN UMUM
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK TINATAPURA PALU
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
|4
Selanjutnya pada tahun 1995, komposisi pengurus Yayasan Panca Warga,
dialihkan kepada keluarga dr. Jufry, Sp.OG, sebagai pemilik Rumah Sakit Bersalin
Tinatapura.
Pada tahun 1998, berhubung keluarga dr. Jufry, Sp.OG akan mutasi atau
pindah ke Jakarta, maka Yayasan panca warga kembali beralih kepada keluarga dr.
John Abas Kaput, Sp.OG sampai sekarang ini, dengan Ketua Yayasan adalah ibu
Sherly Kaput. Pada era Yayasan di bawa kepemilikan keluarga dr. John A. Kaput,
Sp.OG, jumlah TT meningkat menjadi 14 TT, yang terbagi menjadi kelas VIP, kelas
1, kelas 2, dan kelas 3.
Pada Bulan Februari 2018, Rumah Sakit Bersalin berubah nomenklatur,
menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak Tinatapura atau RSIA. Tinapura Palu.
Pada bulan Februari tahun 2019, RSIA Tinatapura Palu lulus akreditasi
program khusus, tingkat PERDANA.
Pada akhir tahun 2019, RSIA Tinatapura memulai pembangunan gedung
tambahan perawatan dan tindakan, yang sampai saat ini masih terus berlangsung
pembangunannya.
9. Surat Operasional RS
9.1 Nomor : 06/R/23.5.7/DPMPTSP/II/2017
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
|5
9.2 Tanggal : 09 Februari 2017
9.3 Oleh : DPMPTSP Kota Palu
9.4 Sifat : Perpanjangan
9.5 Masa berlaku s/d : 09 Februari 2021
2.6.1 Tanah
Lokasi Rumah Sakit Ibu da Anak Tinatapura Palu berada di area pusat
kota Palu yang terletak atau berkedudukan di jalan Raden Saleh No.31 Palu.
Lokasi RSIA. Tinatapura ini cukup strategis oleh karena ditunjang dengan
kemudahan akses menuju rumah sakit serta dapat dijangkau oleh masyarakat
dalam kota maupun dari luar kota Palu.
RSIA. Tinatapura memiliki luas tanah yang cukup sebagai Rumah Sakit khusus,
yaitu dengan ukuran luas tanah 1.297 M 2.
2.6.2 Bangunan
Bagunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Tinatapura, yang didirikan sejak
tanggal 22 Maret 1984 sampai dengan saat ini memiliki luas Bangunan 7.800
M2. Bagian depan RSIA. TINATAPURA PALU memiliki bangunan 1 lantai dan 2
lantai. Bangunan 2 lantai untuk kegiatan pelayanan rawat jalan, Rawat Inap,
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
|6
penunjang medis, sedangkan Bangunan 1 lantai untuk kegiatan administrasi
dan penunjang umum lainnya..
2.6.5 Listrik
Sumber penyediaan arus listrik di RSIA. Tinatapura berasal dari PLN
(Perusahaan Listrik Negara) dengan sertifikat laik operasi tertanggal 27 Juni
2013 untuk daya sebesar 147 KVA, dan berlaku selama 15 tahun, untuk
mendukung operasional alat elektrik medis dan penerangan di Rumah Sakit
Woodward Palu juga melengkapi penyediaan arus listrik dari 1(satu) unit mesin
generator diesel pembangkit listrik (Genset) dengan total 500 KVA dengan ijin
masa berlaku sampai dengan Maret 2018 yang sewaktu-waktu dapat digunakan
apabila PLN mengalami suatu gangguan atau pemadaman untuk sementara
waktu untuk mensuplai kebutuhan rutin harian sebesar 246 KVA.
2.6.6 Air
Sumber utama penyediaan air bersih untuk kebutuhan di RSIA.
Tinatapura Palu adalah air sumur dalam, melalui tehnik suntik (air sumur
artesis) dan untuk menjamin kualitas air yang digunakan maka rumah sakit
melakukan pemeriksaan bakteriologis air secara berkala ke Laboratorium
Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Palu. Disamping itu RSIA Tinatapura Palu
juga menyediakan beberapa tandon persediaan air di beberapa titik startegis,
yang diharapkan dapat mensuplai kebutuhan operasional rutin rumah sakit
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
|7
Sarana dan prasarana medis berupa peralatan medis dan penunjang
medis yang digunakan dalam pelayanan kesehatan di RSIA. Tinatapura Palu,
diupayakan agar mengikuti regulasi yang berlaku seperti standar sarana dan
prasarana Rumah Sakit Khusus Kelas C, pemeliharaan dan kalibrasi berkala.
Beberapa peralatan medis dan penunjang yang dipersyaratkan harus
memiliki ijin khusus seperti di Unit Radiologi, Laboratorium, dengan
melakukan kerjasama dengan pihak ke-3.
2.6.10 Ketenagaan
Jumlah total karyawan yang bekerja di RSIA. Tinatapura, terdata sampai
dengan Bulan Desember 2019 adalah 38 Karyawan. Komposisi jumlah tenaga
berdasarkan jenis ketenagaan dan jenis pendidikan dapat dijabarkan dalam
tabel berikut ini:
Jumla %
No Jenis Tenaga h Status
1 Dokter Spesialis 2 Dokter tetap
2 Dokter Umum 4 Dokter Paruh waktu
3 Perawat D-3 4 Kontrak tetap
4 Bidan D-3 9 Kontrak Tetap
5 Apoteker 1 Kontrak Tetap
6 Farmasi (AA) D-3 4 Kontrak Tetap
7 Penata Anestesi 2 Paruh waktu
8 S1 Kesmas 1/1 Kontrak Tetap/Paruh waktu
9 D3 Gizi 1 Paruh waktu
10 SMA/SMK 12 Kontrak Tetap
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
|8
38
BAB III
VISI, MISI,FALSAFAH, TUJUAN, MOTTO, NILAI DASAR,
TUGAS POKOK & FUNGSI RS
3.1 VISI
Menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak yang modern dan berkualitas dan menjadi
pusat rujukan kesehatan ibu dan anak.
3.2 MISI
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak yang berkualitas.
2. Meningkatkan profesionalisme SDM
3.3 FALSAFAH
1. Pelanggan sebagai titik pusat dari tujuan pelayanan dan pengembangan
sumber daya manusia
2. Kualitas pelayanan yang professional dan akuntabel dilaksanakan sebagai
implementasi dari pendidikan, pelatihan dan penelitian dalam upaya
memenuhi kebutuhan pelanggan terhadap pelayanan yang bermutu.
3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam menghadapi berbagai
kendala dalam pelayanan dilaksanakan secara berkesinambungan.
4. Bekerja secara tim, selaras dan terkendali dalam segala situasi dan kondisi,
serta berkomitmen untuk mencapai visi dan misi rumah sakit.
5. Sebagai tempat tenaga kesehatan mengabdi dan mengembangkan profesio-
nalisme
3.4 TUJUAN
3.4.1 Tujuan Umum
Terlaksananya pelayanan kesehatan Ibu dan Anak yang berpusat pada
pasien dengan mengutamakan mutu dan keselamatan pasien secara
komprehensif, holistik dan terintegrasi.
3.5 MOTTO
“Kepuasan Anda adalah Kebahagiaan Kami”
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 10
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RSIA. TINATAPURA PALU
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 11
d. Kepala Bagian adalah adalah pejabat yang membantu Direktur sesuai
bagian masing-masing.
e. Kepala Bagian Umum/SDM adalah pejabat yang membantu Direktur
untuk membantu mengelola, mengawasi dan mengendalikan pelayanan
di unit kerja Tata Usaha, SDM/Kepegawaian, Keuangan/program,
Teknologi dan Informasi, Logistik, dan Unit Sarana dan Prasarana
f. Kepala Unit Kerja adalah pejabat yang membantu Kepala Bagian, yang
terdiri dari tenaga ahli atau profesi yang berfungsi mendukung
terselenggaranya pekerjaan operasional Rumah Sakit Ibu dan Anak
Tinatapura dan memiliki fungsi tertentu sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari Rumah Sakit baik berfungsi pelayanan maupun
pendukung operasional Rumah Sakit. Unit Kerja dapat bertanggungjawab
atas satu atau lebih Sub Unit Kerja.
g. Kepala Unit Pelayanan adalah pejabat yang membantu Kepala Bidang,
yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi yang berfungsi mendukung
terselenggaranya pelayanan kesehatan Rumah Sakit Ibu dan Anak
Tinatapura dan memiliki fungsi tertentu sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari Rumah Sakit baik berfungsi pelayanan maupun
mendukung operasional Rumah Sakit. Unit pelayanan dapat
bertanggungjawab atas satu atau lebih Sub Seksi.
h. Kepala Instalasi adalah pejabat yang membantu Kepala Seksi
Pelayanan/Keperawatan, yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi dan
memiliki fungsi tertentu sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
rumah sakit baik berfungsi pelayanan maupun pendukung operasional
rumah sakit.
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 12
d. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi adalah adalah perangkat
Rumah Sakit untuk menerapkan tata kelola pencegahan dan
pengendalian infeksi di RS agar dapat dilakukan lebih optimal.
e. Tim terpadu adalah perangkat non struktural yang terdiri dari tenaga ahli
dan profesi dibentuk untuk bertanggungjawab terhadap bidang tertentu
dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit
yang bertugas untuk membantu direktur untuk memberikan masukan,
pertimbangan serta usulan kebijakan tentang berbagai hal terkait
pelayanan di rumah sakit yang terdiri dari ;
1. Tim Ponek
2. Tim Rekam medik
3. Tim Farmasi dan terapi
4. Tim Mutu dan Keselamatan Pasien
5. Tim Etik dan Medikolegal
6. Tim P2K3
7. Tim PKRS
f. Satuan Pemeriksa Internal adalah perangkat Rumah Sakit yang membantu
direktur untuk mengawasi arah kebijakan Rumah Sakit; mengawasi
pelaksanaan rencana strategis; mengawasi pelaksanaan kendali mutu dan
kendali biaya
g. Kelompok Staf Medik adalah perangkat Rumah Sakit yang terdiri dari
kelompok dokter kelompok dokter yang bekerja di bidang medis dalam
jabatan fungsional sesuai dengan spesialisasi yang ada. Staf Medis (KSM)
di RSIA. Tinatapura dikelompokkan menjadi 3 (tiga) sebagai berikut ;
1. KSM BEDAH
2. KSM NON BEDAH
3. KSM UMUM
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 13
BAB V
URAIAN JABATAN
5.1 DIREKTUR
URAIAN TUGAS DIREKTUR
WEWENANG DIREKTUR
URAIAN TUGAS
(1) Merumuskan bahan rencana strategis dan program kerja Bidang Pelayanan dan
Penunjang Medis sebagai pegangan pelaksanaan operasional tugas;
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 16
(2) Mempelajari peraturan perundang-undangan mengenai pelayanan dan penunjang
medis sebagai pedoman pelaksanaan tugas
(3) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait dengan tugas pelayanan dan
penunjang medis guna sinkronisasi dan kelancaran pelaksanaan tugas
(4) Mengawasi pelaksanaan tugas Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat
Jalan/Poliklinik, Instalasi Rawat Inap, penunjang medis (Farmasi, Laboratorium, dan
kamar operasi).
(5) Mengevaluasi kinerja pelaksanaan tugas dibawahnya, yaitu pelayanan maupun
penunjang medis.
(6) Mendelegasikan tugas kepada unit/instalasi dibawahnya sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya
(7) Mengendalikan pelaksanaan program dan kegiatan di pelayanan dan penunjang
medis.
(8) Memberikan penilaian kinerja kepada unit/Instalasi dibawahnya baik pelayanan
maupun penunjang medis.
(9) Memberikan saran dan masukan secara lisan atau tertulis baik diminta ataupun tidak
untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan operasional di bidang
pelayanan dan Penunjang Medis
(10) Mengevaluasi kinerja bawahan untuk memperoleh informasi terhadap capaian
kinerja bawahan
(11) Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai wujud akuntabilitas dan
pertanggung jawaban pelaksanaan tugas.
(12) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh DIREKTUR DAN YAYASAN ,
baik lisan maupun tertulis.
TANGGUNG JAWAB
WEWENANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 17
(5) Meminta laporan kinerja
(6) Meminta laporan hasil pelaksanaan delegasi tugas
(7) Meminta laporan pelaksanaan program
(8) Menetapkan hasil penilaian kinerja
(9) Menentukan saran dan masukan yang akan disampaikan kepada Direktur
(10) Menentukan nilai kinerja bawahan
(11) Meminta bahan laporan untuk dilaporkan ke atasan
(12) Menolak atau menerima pelaksanaan tugas non kedinasan
HASIL KERJA
KUALIFIKASI
a. Pelayanan Medis
b. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan/Poliklinik
3. Instalasi Rawat Inap
c. Pelayanan Penunjang Medis (kamar operasi, farmasi, laboratorium, Gizi)
d. Unit Rekam Medis
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 18
Pelayanan Medis mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan dan mengelola
pelayanan medis, secara efektif dan efisien, bekerja sama dengan Penunjang
Medis dan Pelayanan Keperawatan dan kebidanan.
Kepala Bagian Umum dan SDM bertanggung jawab kepada Direktur Rumah Sakit,
mempunyai tugas merencanakan, menyelenggarakan, mengkoordinasikan kegiatan dan
seluruh kebutuhan bagian umum untuk menunjang pelayanan RSIA Tinatapura Palu.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Kepala Bagian Umum dan SDM mempunyai
fungsi/tugas pokok:
URAIAN TUGAS
(1) Merumuskan bahan rencana strategis dan program kerja Bagian Umum dan
SDM sebagai pegangan pelaksanaan operasional tugas;
(2) Mempelajari peraturan perundang-undangan mengenai kegiatan bagian
umum sebagai pedoman pelaksanaan tugas
(3) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait guna sinkronisasi dan
kelancaran pelaksanaan tugas
(4) Mendelegasikan tugas kepada urusan Tata Usaha/Sumber Daya Manusia
(SDM), Keuangan, Logistik, sarana dan prasarana Rumah Sakit
(IPSRS/Security), dan Teknologi Informasi (SIM RS) sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya
(5) Mengendalikan pelaksanaan program dan kegiatan di Tata Usaha/Sumber
Daya Manusia (SDM), Keuangan, Logistik, sarana dan prasarana rumah sakit
(IPSRS/Security), dan Teknologi Informasi (SIM RS)
(6) Mengawasi pelaksanaan tugas Tata Usaha/Sumber Daya Manusia (SDM),
Keuangan, Logistik, sarana dan prasarana rumah sakit (IPSRS/Security), dan
Teknologi Informasi (SIM RS)
(7) Mengevaluasi kinerja pelaksanaan tugas Tata Usaha/Sumber Daya Manusia
(SDM), Keuangan, Logistik, sarana dan prasarana rumah sakit (IPSRS/Security),
dan Teknologi Informasi (SIM RS)
(8) Memberikan penilaian kinerja kepada Urusan Tata Usaha/Sumber Daya
Manusia (SDM), Keuangan, Logistik, sarana dan prasarana rumah sakit
(IPSRS/Security), dan Teknologi Informasi (SIM RS)
(9) Melaporkan pelaksanaan tugas kepadaatasan sebagai wujud akuntabilitas dan
pertanggung jawaban
(10) Melaksanakan tugas kedinasan lainyang diberikan oleh DIREKTUR dan
YAYASAN, baik lisan maupun tertulis
HASIL KERJA
a. Tata Usaha
b. SDM/Personalia
c. Keuangan
d. Logistik
e. Teknologi Informasi (SIM RS)
f. IPSRS/Security
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 23
5.4 SATUAN PEMERIKSA INTERNAL
(1) Komite Medis adalah wadah Kelompok Staf Medis RSIA Tinatapura Palu.
(2) Komite Medis mempunyai tugas membantu Direktur Rumah Sakit dalam
menyelenggarakan tata kelola klinis yang baik agar mutu pelayanan medis dan
keselamatan pasien dapat terjamin, mengkoordinasikan pelaksanaan
pelayanan oleh Staf Medis, menyusun standar pelayanan, dan memantau
pelaksanaannya melalui evaluasi mutu dan audit Medis, serta melaksanakan
ketentuan sesuai yang tercantum dalam Medical Staf Bylaws.
(3) Komite Medis terdiri dari Sub Komite Kredensial, Sub Komite Mutu Profesi,
dan Sub Komite Etika dan Disiplin.
(4) Komite Medis ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit dan mempunyai masa
kerja 3 (tiga) tahun.
(5) Organisasi Komite Medis ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit
(1) Komite Keperawatan terdiri dari seluruh perawat, yang bertugas pada
Instalasi dan jabatan fungsional.
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 24
(2) Komite Keperawatan mempunyai tugas membantu Direktur Rumah Sakit
dalam mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan,
menyusun standar pelayanan, dan memantau pelaksanaannya melalui
evaluasi asuhan keperawatan.
(3) Komite Keperawatan mempunyai fungsi/tugas pokok meningkatkan
profesionalisme tenaga keperawatan yang bekerja di Rumah Sakit dengan
cara:
a. Melakukan Kredensial bagi seluruh tenaga keperawatan yang akan
melakukan pelayanan keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit.
b. Memelihara mutu profesi tenaga keperawatan.
c. Menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi perawat dan bidan.
(4) Komite Keperawatan terdiri dari Sub Komite Kredensial, Sub Komite Mutu
Profesi, dan Sub Komite Etika dan Disiplin
(5) Komite Keperawatan ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit dan mempunyai
masa kerja 3 (tiga) tahun.
(6) Organisasi Komite Keperawatan ditetapkan dengan Keputusan Direktur
Rumah Sakit
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 25
(6) Organisasi Komite Tenaga Kesehatan Lainnya ditetapkan dengan Keputusan
Direktur Rumah Sakit
(1) Komite Mutu dan Keselamatan Pasien mempunyai tugas membantu Direktur
Rumah Sakit dalam mengkoordinasikan pelaksanaan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien rumah sakit.
(2) Komite Mutu dan Keselamatan Pasien ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit
dan mempunyai masa kerja 3 (tiga) tahun.
(3) Organisasi Komite Mutu dan Keselamatan Pasien ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Rumah Sakit.
(1) Komite Farmasi dan Terapi mempunyai tugas membantu Direktur Rumah
Sakit dalam menentukan kebijakan penggunaan obat dan pengobatan di
rumah sakit.
(2) Komite Farmasi dan Terapi ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit dan
mempunyai masa kerja 3 (tiga) tahun.
(3) Organisasi Komite Farmasi dan Terapi ditetapkan dengan Keputusan Direktur
Rumah Sakit.
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 26
5.12 KOMITE PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
(1) Tim Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit mempunyai tugas
membantu Direktur Rumah Sakit dalam menghimpun dan mengolah data
mengenai kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit.
(2) Tim Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit ditetapkan oleh Direktur
Rumah Sakit dan mempunyai masa kerja 3 (tiga) tahun.
(3) Organisasi Tim Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit ditetapkan
dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit.
(1) Tim Rekam Medis mempunyai tugas membantu Direktur Rumah Sakit dalam
menentukan kebijakan rekam medis di rumah sakit.
(2) Tim Rekam Medis ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit dan mempunyai
masa kerja 3 (tiga) tahun.
(3) Organisasi TimRekam Medis ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah
Sakit.
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 27
(1) Tim PKRS mempunyai tugas membantu Direktur Rumah Sakit dalam
melaksanakan penyuluhan kesehatan di rumah sakit.
(2) Tim PKRS ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit dan mempunyai masa kerja 3
(tiga) tahun.
(3) Organisasi Tim PKRS ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit.
(1) Tim Case Mix mempunyai tugas membantu Direktur Rumah Sakit dalam
mengendalikan biaya peserta jaminan kesehatan nasional di rumah sakit.
(2) Tim Case Mix ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit dan mempunyai masa
kerja 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang.
(3) Organisasi Tim Case Mix ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit.
(1) Tim Pengadaan mempunyai tugas membantu Direktur Rumah Sakit dalam
menyiapkan kebutuhan pengadaan barang dan jasa rumah sakit untuk
menunjang pelayanan di rumah sakit.
(2) Tim Pengadaan ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit dan mempunyai masa
kerja 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang.
(3) Organisasi Tim Pengadaan barang dan jasa ditetapkan dengan Keputusan
Direktur Rumah Sakit.
5.19 INSTALASI
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 28
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
7.1 Hubungan Kerja Antara Direktur Dengan Dewan Pengurus Yayasan Panca Warga.
Direktur adalah pemimpin tertinggi dari RSIA. TINATAPURA PALU.
Pengelolaan Rumah Sakit dilakukan oleh Direktur. Dalam menjalankan tugasnya
Direktur bertanggung jawab kepada Dewan Pengurus Yayasan Panca Warga.
Yayasan Panca Warga melakukan pembinaan dan pengawasan dalam pengelolaan
Rumah Sakit dengan menetapkan kebijakan pelaksanaan pelayanan untuk
tercapainya visi, misi, falsafah dan tujuan rumah sakit.
Keberhasilan rumah sakit tergantung dari pengelolaan oleh Direktur dan
pembinaan serta pengawasan dari Yayasan Panca Warga sehingga dalam
pertanggungjawaban tugas dan kewajiban antara Pengelola dan Pengurus Yayasan
adalah bersifat tanggung renteng.
Mengambil tindakan atas nama Ketua Yayasan jika dalam hubungan tenaga
kesehatan dan pasien terjadi penyimpangan/pelanggaran moral, etika profesi dan
hukum dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Yayasan.
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 29
Apabila Direktur dan Kepala Bidang/Bagian berhalangan tetap melakukan
pekerjaannya atau jabatan Direktur tertuang seluruhnya dan belum diangkat,
maka sementara pengelolaan Rumah Sakit dijalankan oleh Pengurus Yayasan
Panca Warga. Dalam keadaan Direktur berhalangan sementara dalam
menjalankan tugas dan kewenangan sebagaimana dimaksud, Direktur dapat
mendelegasikannya kepada Kepala Bidang/bagian atas seijin Pengurus Yayasan
Panca Warga.
7.4 Hubungan Kerja Antara Direktur dengan Satuan Pemeriksa Internal (SPI)
Satuan Pemeriksaan Internal berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak TINATAPURA Palu. Tugas pokok Satuan
Pemeriksan Internal adalah melaksanakan pemeriksaan dan penilaian terhadap
pelaksanaan kegiatan semua unsur di rumah sakit agar dapat berjalan sesuai
dengan rencana dan ketentuan yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam, Satuan
Pemeriksaan Internal berfungsi :
a. Melaksanakan pemeriksaan/audit keuangan dan operasional.
b. Merancang dan melaksanakan pemeriksaan pelaksanaan pengendalian intern.
c. Melakukan identifikasi risiko.
d. Mencegah terjadinya penyimpangan.
e. Memberikan konsultasi pengendalian intern.
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 30
Pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud di atas disampaikan
kepada Direktur dalam bentuk rekomendasi.
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 31
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 32
Formasi adalah jumlah dan susunan jabatan/golongan karyawan yang
diperlukan dalam suatu satuan unit kerja untuk mampu melaksanakan tugas
pokok dalam jangka waktu tertentu.
1. Persediaan karyawan adalah jumlah karyawan yang dimiliki saat ini.
Persediaan karyawan disebut juga dengan bezetting.
2. Analisis kebutuhan karyawan adalah proses yang dilakukan secara logis,
teratur, dan berkesinambungan untuk mengetahui jumlah dan kualitas
karyawan yang diperlukan. Analisis kebutuhan karyawan dilakukan agar
karyawan memiliki pekerjaan yang jelas sehingga karyawan secara nyata
terlihat sumbangan tenaganya terhadap pencapaian misi organisasi atau
program yang telah ditetapkan.
3. Standar kemampuan rata-rata karyawan adalah standar kemampuan yang
menunjukkan ukuran enerji rata-rata yang diberikan seorang karyawan
atau sekelompok karyawan untuk memperoleh satu satuan hasil. Standar
kemampuan rata-rata karyawan disebut standar prestasi rata-rata
karyawan.
4. Beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang harus
2. Perubahan fungsi-fungsi
Fungsi yang dimaksud disini adalah fungsi unit kerja. Perubahan
fungsi unit kerja memiliki kecenderungan mempengaruhi bentuk
kelembagaan. Dengan adanya perubahan fungsi unit berarti juga
mempengaruhi peta jabatan.
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 34
lain. Perubahan komposisi karyawan merupakan perubahan jumlah
karyawan dalam formasi.
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 35
Dengan menggunakan pengelompokan klien menurut jumlah dan
kompleksitas pelayanan keperawatan yang dibutuhkan klien, maka pimpinan
keperawatan dapat menghitung jumlah tenaga keperawatan untuk masing-
masing unit sesuai rumusan / metoda sebagai berikut :
1. Sistem/Model / Metode Pemberian Asuhan Keperawatan / Penugasan
2. Tingkat Ketergantungan Pasien / Klasifikasi Pasien
3. Jumlah klien yang dirawat / hari / bulan / tahun dalam suatu unit.
4. Jumlah & Kategori Tenaga (pendidikan dan pengalaman)
5. Pengaturan & Penjadwalan Tenaga
6. Tipe rumah sakit dan lay out suatu bangsal.
7. Pelayanan dan fasilitas yg tersedia
8. Penyuluhan Kesehatan dan harapan klien dan keluarga
9. Rata-rata waktu keperawatan langsung dan tidak langsung.
Untuk menghitung waktu yang dibutuhkan merawat klien perhari perlu
dijumlahkan :
WPL + WPTL + WPK
WPL : Waktu yang dibutuhkan untuk perawatan langsung
WPTL : Perawatan tidak langsung
WPK : Waktu untuk penyuluhan kesehatan.
Kebutuhan staf keperawatan dasar adalah jumlah minimal dari tenaga
keperawatan pada setiap unit / bangsal / ruang sesuai kebijakan rumah sakit
dengan menentukan :
1. Jumlah hari dalam 1 tahun = 365 hari
2. Jumlah hari kerja non efektif dalam 1 tahun
3. Jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun : 365 – 86 = 279 hari
4. Jumlah minggu efektif = 279 : 7 = 39,8 minggu
5. Jumlah jam kerja efektif dalam 1 tahun : 39,8 minggu x 40 jam = 1.592 jam /
tahun.
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 36
Rata-rata jam
Rata-rata Jumlah jam
No Jenis Perawatan
pasien/hr kerja
pasien/hari
1 Kebidanan 9 2,5 22,5
Jumlah 9 22,5
Kamar Bedah
1. Dasar perhitungan tenaga
2. Jumlah dan jenis operasi
3. Jumlah kamar operasi
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 37
4. Pemakaian kamar operasi (diprediksi 6 jam/hari)
5. Tugas perawat 2 orang/tim (instrumen + sirkulasi)
6. Ketergantungan pasien :
a. Operasi Besar : 4 jam
b. Operasi sedang : 2 jam
c. Operasi kecil : 1 jam
Gawat Darurat
Dasar perhitungan :
1. Rata-rata jumlah pasien / hari
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 38
2. Jumlah jam perawatan / hari = 4 jam
Rata-rata jumlah pasien / hari = 50 orang
1. Tenaga yang dibutuhkan = 50 x 4 = 28,57
7
2. Loss day = 78 x 28,57 = 7,98
279
3. Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan
28,57 + 7,98 = 36,55 = 37 orang.
Critical Care
a. Jumlah perawatan/hari = 12 jam
b. Rata rata jumlah pasien/hari = 10 orang
1. Tenaga yang dibutuhkan 10 x 12 = 17,14
7
2. Loss day 78 x 17,14 = 4,79
279
Rawat Jalan
a. Jumlah perawatan/hari = 15 menit
b. Rata-rata jumlah pasien/hari = 100 orang
1) Tenaga yang dibutuhkan
100 x 15 = 3,57
7 x 60
2) Koreksi 15% = 15 x 3,57= 0,53
100
3) Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan :
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 39
= 3,57 + 0,53 = 4,10 = 4 orang.
Kamar Bersalin
a. Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan
(Kala I s/d IV ) / pasien = 4 jam
b. Rata-Rata jumlah pasien/hari = 10 orang
1) Tenaga yang dibutuhkan
= 10 x 4 = 5,71
7
1) Loss day =78 x 5,71 = 1,59
279
3) Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan :
= 5,71 + 1,59 = 7,3 = 7 orang.
Kamar Bersalin
Jml jam perawat x 52 mg x 7 hr x jml kunj + koreksi 25%
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 40
mg efektif x 40 jam
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 41
Mempunyai SIB, SIPB yang
3
terintegrasi
Pernah mengikuti masa orientasi di
4
Ruang Perinatologi 2-3 bulan
Mampu melaksanakan dan
5 memahami asuhan kebidanan dan
perawatan pasien perinatologi.
21 Perawat Rawat Inap Ruang 1. Pendidikan formal S1 Kep, DIII
Anak Keperawatan
2. Mengikuti pelatihan BLS.
3. Pernah mengikuti masa orientasi
di Ruang Anak min 2-3 bulan
4. Mampu melaksanakan dan
memahami asuhan keperawatan
dan keperawatan anak
5. Memiliki rasa kasih sayang
kepada anak.
23 Perawat Anestesi/ Kamr 1 Pendidikan S1 Kep, D3 Keperawatan
Operasi Mengikuti pelatihan Anestesi, BLS,
2
ECG.
Pernah mengikuti masa orientasi
3
dibidangnya 3-6 bulan.
Mampu melaksanakan dan
memahami asuhan keperawatan
4
pasien dalam proses pembiusan dan
pembedahan.
24 Perawat Asisten dan 1 Pendidikan S1 Kep, D3 Keperawatan
Instrument Kamar Operasi 2 Mengikuti pelatihan BLS, ECG.
Pernah mengikuti pendidikan
3 tindakan keperawatan di kamar
operasi
Pernah mengikuti masa orientasi
4
dibidangnya 3-6 bulan.
26 Apoteker 1 S1 dan Apoteker
Mempunyai pengalaman di
2
bidangnya 3 tahun.
27 Asistan Apoteker 1 D3 Farmasi
2 Pengalaman di bidangnya 2 tahun.
28 Analis Medis 1 D3 Analis / Poltekes Analis
2 Mempunyai sertifikat Phlebotomi
Mempunyai pengalaman di
3
bidangnya 2 tahun.
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 42
29 Administrasi Analis Medis 1. SMA/SMK/sederajat
31 Gizi 1 D3 Gizi
Mempunyai pengalaman di
2
bidangnya 2 tahun.
32 Dapur 1 D1 / D3 Perhotelan
Mempunyai pengalaman di
2
bidangnya 3 tahun.
33 Rekam Medis 1 D3 Perekam Medis Rumah Sakit
Mempunyai pengalaman di
2
bidangnya 2 tahun.
36 Laundry 1 SMA / Sederajat
Menguasai system pengolahan
2
Laundry
3 Pengalaman di bidangnya 2 tahun.
37 Security 1 SMA/Sederajat
Mempunyai postur tubuh yang
2
ideal, sehat rohani dan jasmani
3 Pengalaman di bidangnya 2 tahun
Pernah mengikuti pelatihan
4
keamanan.
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 43
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 44
BAB X
PERTEMUAN – RAPAT
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 45
c. Sekretaris menyampaikan hasil rapat Keuangan kepada para anggota rapat
Keuangan dan Pengurus Yayasan paling lambat 3 hari setelah Rapat Keuangan
dilaksanakan .
d. Direktur dapat berkoordinasi dengan Pengurus Yayasan untuk membicarakan
terlebih dahulu mengenai agenda Rapat Keuangan.
e. Rapat Keuangan diadakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam sebulan.
Tugas Rapat Keuangan RS adalah sebagai berikut ;
a. Memberikan keputusan atas permohonan pengadaan, pembelian, segala
kebutuhan Unit Usaha , perbaikan alat kesehatan, barang, mesin, kendaraan
dan pembelian obat termasuk kesepakatan dengan pihak ketiga baik baru
maupun perpanjangan kesepakatan sesuai dengan kewenangan Unit usaha.
b. Melanjutkan permohonan perbaikan bangunan unit usaha ke Pengurus YPA
c. Memberikan keputusan atas pengeluaran sejumlah uang sesuai dengan
kewenangan Unit Usaha.
d. Mengawasi dan mengevaluasi keuangan Unit Usaha.
10.2.1 Mekanisme dan tata cara Rapat Personalia RS adalah sebagai berikut ;
a. Sekretaris memberikan undangan kepada para anggota Rapat dan
Pengurus YPA paling lambat 3 hari sebelum tanggal Rapat Personalia
b. Sekretaris memberikan agenda Rapat Personalia kepada para Anggota
Rapat Personalia paling lambat 2 hari sebelum tanggal Rapat Personalia.
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 46
c. Sekretaris menyampaikan hasil Rapat Personalia kepada para anggota
Rapat Personalia paling lambat 3 hari setelah Rapat Rapat Personalia
dilaksanakan .
d. Hasil Rapat Personalia ditandatangani oleh Direktur.
e. Rapat Personalia diadakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam sebulan.
10.3.1 Mekanisme dan tata cara Rapat Operasional RS adalah sebagai berikut;
a. Sekretaris memberikan undangan kepada para anggota Rapat paling
lambat 3 hari sebelum tanggal Rapat Operasional
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 47
b. Sekretaris memberikan agenda Rapat Operasional kepada para Anggota
rapat paling lambat 2 hari sebelum tanggal Rapat Operasional .
c. Sekretaris menyampaikan hasil rapat operasional kepada para anggota
rapat paling lambat 3 hari setelah Rapat dilaksanakan.
d. Rapat Operasional RS diadakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam sebulan
Selain ketiga jenis rapat di atas maka secara operasional juga terdapat
rapat-rapat lain yang secara rutin dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan oleh direktur Rumah Sakit.
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 48
BAB XI
PELAPORAN
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 49
a. Laporan Pelayanan Medis dari Kepala Unit Rekam Medis.
b. Laporan Keuangan dari Kepala Unit Keuangan.
c. Laporan Ketenagaan dari Kepala Bagian Umum/SDM.
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 50
10. RL. 3.8. Laboratorium. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
11. RL. 3.11 Obat. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
12. RL. 3.12 Rujukan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
13. RL. 3.13. Cara Bayar. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
14. RL. 3.14. Rujukan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
15. RL. 3.15. Cara Bayar. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
16. RL. 4A. Penyakit Rawat Inap. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
17. RL. 4B. Penyakit Rawat Jalan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
18. RL. 5.1 Pengunjung RS SIRS-6 Kementrian Kesehatan - Jakarta.
19. RL. 5.2 Kunjungan Rawat Jalan SIRS-6 Kementrian Kesehatan –
Jakarta.
20. RL. 5.3 Tentang 10 besar penyakit IRNA SIRS-6 Kementrian Kesehatan
– akarta.
21. RL. 5.3 Tentang 10 besar penyakit IRJ SIRS-6 Kementrian Kesehatan
Jakarta.
22. Laporan Aplikasi Sarana dan Prasarana Kesehatan (ASPAK) ke
Direktorat Jendral Bina Upaya Kesehatan – Kementrian Kesehatan RI
Jakarta.
23. Laporan Pelayanan dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) – Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah.
24. Laporan tahunan kunjungan IGD dan IRJ untuk laporan pajak
PEDOMAN PENGORGANISASIAN-RSIA.TINATAPURA
| 51