Anda di halaman 1dari 37

PEDOMAN

PENGORGANISASIAN
RSU BINA KASIH MEDAN

RSU BINA KASIH MEDAN


JL. PINANG BARIS MEDAN
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT MATA SMEC
NOMOR : 01/SK/DIR/KPS/RSMS/XII/2015
T E N TAN G
PEDOMAN PENGORGANISASIAN
DI RUMAH SAKIT MATA SMEC MEDAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT MATA SMEC MEDAN

Menimbang : a. bahwa dalam rangka dan upaya meningkatkan mutu pelayanan RSU
Bina Kasih Medan , maka diperlukan penyelenggaraan
Pengorganisasian dan Pelayanan RSU Bina Kasih Medan ;
b. bahwa agar Pelayanan RSU Bina Kasih Medan dapat terlaksana
dengan baik, maka perlu adanya kebijakan Direktur RSU Bina Kasih
Medan sebagai landasan bagi penyelenggaraan Pengorganisasian
dan Pelayanan RSU Bina Kasih Medan ;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a
dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur RSU Bina Kasih
Medan ;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290 /
Menkes / Per / III / 2008 Tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129 /
Menkes / Sk / II / 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit;
5. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691 /
Menkes / Per / VIII / 2001 Tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit;

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RSU BINA KASIH MEDAN TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN DAN PELAYANAN RSU BINA
KASIH MEDAN
Kedua : Pedoman Pengorganisasian dan Pelayanan Rumah Sakit Medan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini;
Ketiga : Pedoman Pengorganisasian dan Pelayanan RSU Bina Kasih Medan
harus dibahas sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) tahun sekali dan
apabila diperlukan, dapat dilakukan perubahan sesuai dengan
perkembangan yang ada;
Keempat : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pengorganisasian dan
Pelayanan RSU Bina Kasih Medan dilaksanakan oleh Bagian Umum
Keuangan RSU Bina Kasih Medan ;
Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di : Medan
Pada tanggal : 15 Desember 2015

dr. Dharmayanti, Mkes


Direktur RSU Bina Kasih Medan
BAB I
PENDAHULUAN

Menurut American Hospital Association (1974) Rumah Sakit adalah suatu organisasi
yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang
permanen menyelenggarakan pelayanan, asuhan keperawatan yang berkesinambungan,
diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.
Menurut Undang - Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Pada awal berdirinya, rumah sakit merupakan organisasi sosial di bawah pemerintah yang
berorientasi non profit. Untuk biaya operasional mereka mendapatkan dana dari pemerintah.
Dalam perkembangannya ternyata pemerintah tidak dapat menampung masyarakat yang
berobat sehingga masyarakat mencari tempat lain yang dapat melayani mereka lebih baik. Hal
ini menumbuhkan industri jasa di bidang pelayanan kesehatan yang mulai berorientasi profit
untuk menutupi biaya operasional mereka meskipun tidak meninggalkan unsur sosial sama
sekali.
Tumbuhnya rumah sakit-rumah sakit swasta itu memunculkan persaingan baru dalam
industri jasa di bidang pelayanan kesehatan. Rumah sakit-rumah sakit swasta berupaya
memperlengkapi pelayanan mereka dengan peralatan kesehatan yang mutakhir.
Melihat perkembangannya rumah sakit tidak dapat meninggalkan pelayanan profesional
untuk mendapatkan profit agar dapat memuaskan konsumen pengguna jasanya (pasien). Dalam
pelayanan profesional ini dapat disebut sebagai perusahaan jasa yaitu perusahaan yang
memproduksi jasa bagi para konsumen yang sangat membutuhkan jasa dari perusahaan
tersebut.
Berbeda dengan perusahan jasa lain jasa yang ditawarkan rumah sakit berhubungan
langsung dengan kesehatan yang menyangkut kehidupan pasien, jadi nilai-nilai kemanusian
harus dijunjung tinggi. Rumah sakit sebagai penyedia jasa
dibatasi oleh kode etik profesi bagi setiap profesi yang bekerja di rumah sakit. Dengan adanya
perbedaan ini maka rumah sakit lebih disebut institusi daripada perusahaan karena adanya
tanggung jawab moril daripada mencari keuntungan semata.
Pengorganisasian Rumah Sakit meliputi seluruh kegiatan penentuan jumlah dan jenis
sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan. Jasa-jasa
penunjang merupakan sarana pengorganisasian yang perlu dijalankan, sehingga proses
pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Manajemen RSU Bina Kasih Medan mempunyai kegiatan sebagai berikut :
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai
perusahaan dan mengatur strategi yang akan dilaksanakan agar dapat tercapai.
Perencanaan ini dapat disusun baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang, agar
dapat dipakai sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan perusahaan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah membentuk kerangka dasar dalam menentukan aktifitas dan
tugas pokok dari suatu kelompok individu atau individu dalam perusahaan, yang
meliputi pemberian tugas tanggung jawab tertentu, pendelegasian wewenang yang
diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya,
pertanggung jawaban atas tugas yang diberikan.
3. Pengarahan (Leading/Actuating)
Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan susun personalianya, langkah
berikutnya pengarahan. Pengarahan merupakan proses yang harus dilakukan oleh
manajemen agar pelaksanaan dapat diarahkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan
oleh perusahaan, untuk tujuan tersebut manjemen harus selalu mengadakan
pendekatan dan perbaikan yang diperlukan untuk menumbuhkan motivasi para
karyawan agar dapat bekerja dengan optimal sesuai dengan rencana. Manajemen harus
memberikan gambaran yang jelas apa yang akan dituju, memberikan.
petunjuk yang memadahi, dan memiliki perasaan apakah pelaksanaan akan
memberikan sumbangan terhadap tujuan yang akan dicapai tersebut.
4. Pengawasan (Controling)
Pengawasan atau pengendalian adalah proses untuk memeriksa kembali, menilai dan
selalu memonitor laporan-laporan apakah pelaksanaan tidak menyimpang dari tujuan
yang sudah ditentukan, hal ini penting untuk menghemat pemborosan biaya yang
dikeluarkan. Dalam mengadakan pengendalian harus diadakan perbandingan antara
hasil sesungguhnya yang dicapai dengan proyeksi yang ditetapkan dalam perencanaan,
untuk menilai prestasi masa lalu dan meletakan tanggung jawab adanya penyimpangan
yang terjadi.
Untuk rencana kerja dalam satu tahun, Rumah Sakit, manajer, komite, instalasi dan
bagian membuat rencana kerja. Rencana kerja dan anggaran ini akan dievaluasi satu tahun
sekali dan disusun berdasarkan pengukuran kinerja Balanced Score Card.
Balanced Score Card merupakan salah satu model pengukuran kinerja gabungan antara
ukuran kinerja keuangan dan non keuangan. Oleh sebab itu kinerja diukur dari empat
prespektif yaitu:
1. Keuangan, contoh: target keuangan / pendapatan.
2. Pelanggan, contoh: indeks kepuasan pelanggan.
3. Bisnis Internal contoh: program kerja.
4. Pembelajaran dan pertumbuhan contoh: peningkatan kemampuan
pegawai dengan diklat internal / eksternal.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan
dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga negara secara
minimal, juga merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum yang
diberikan oleh Badan Layanan Umum kepada masyarakat. Indikator SPM adalah tolok ukur
untuk prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan besaran
sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu SPM tertentu, berupa masukan, proses,
hasil dan atau manfaat pelayanan. SPM dan indikator ini dimonitoring, dicatat oleh unit-unit
yang terkait dan dilaporkan secara berkala dalam Rapat Kerja.
bulanan. Evaluasi dari laporan akan dilakukan implementasi guna perubahan
menuju arah yang lebih baik.
BAB II

2.1. GAMBARAN UMUM RSU BINA KASIH MEDAN .


Pada tanggal 4 Maret 2006, Walikota Medan (saat itu Drs.H. Abdillah, Ak.MBA)
meresmikan beroperasinya Pusat Pelayanan Kesehatan Mata "Sumatera Eye
Center (SMEC)". Salah satu Misi yang diemban SMEC adalah Untuk mengembalikan
Kepercayaan Masyarakat Sumatera Utara, khususnya kota Medan terhadap Kualitas
Pelayanan Kesehatan Mata di dalam Negeri sehingga masyarakat tidak lagi cenderung untuk
berobat ke luar Negeri. Untuk itu maka SMEC telah dilengkapi dengan Peralatan Medik Mata
Terbaik, Berteknologi Tinggi, sumber daya manusia yang kompeten serta sistem dan pola
manajemen yang profesional sehingga diharapkan dapat memenuhi harapan masyarakat dan
sehingga mampu mensejajarkan diri dengan institusi sejenis di luar Negeri.
RSU Bina Kasih Medan berlokasi di Jl. Pinang Baris Medan Telp: 061 - 4525058, 4518222 ,
Fax: 061-4142217, 4533587 SMS Center: 0813 7679 8222 Email: info@smec-group.com
Pelayanan di RSU Bina Kasih Medan yaitu pelayanan :
- Pelayanan Rawat Jalan :

o Klinik Mata Eksekutif

o Klinik Mata Reguler

- Pelayanan Rawat Inap:

VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III

Gawat Darurat 24 Jam

Tindakan Operasi Mata

Operasi Mata Eksternal/Orbita

Operasi Segmen Anterior

Operasi Segmen Posterior/Retina


Sentra Diagnostik Terpadu/Ocular Imaging Service

Optical Coherence Tomography (Cirrus OCT)

Humphrey Field Analyzer

Ultrasonography

Orbscan

Fundus photography (Visucam)

Fluorescein Fundus Angiography (FFA)


Sentra LASIK dan Terapi laser

LASIK

Laser Fotodiruptur

Laser Fotocoagulasi

Pelayanan medis spesialis Mata , dilengkapi pelayanan laboratorium, farmasi, anestesi,


Kapasitas tempat tidur pasien yang disediakan di RSU Bina Kasih Medan sebanyak 30
tempat tidur.
.
VISI RSU Bina Kasih Medan :
MENJADI PUSAT PELAYANAN KESEHATAN MATA TERBESAR, TERBAIK,
TERCANGGIH, TERMODERN DAN PROFESIONAL SEHINGGA MAMPU BERSAING
DENGAN INSTITUSI SEJENIS DI LUAR NEGERI.

MISI :

MEMBERIKAN PELAYANAN KESEHATAN MATA YANG BERKUALITAS


DENGAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG KOMPETEN, PROFESIONAL DAN
DIDUKUNG DENGAN PERALATAN MEDIK YANG MODERN.
MEMBERIKAN PELAYANAN KESEHATAN MATA YANG SESUAI DENGAN
STANDAR YANG DIBUTUHKAN OLEH MASYARAKAT, DENGAN
TEKNOLOGI YANG MODERN DENGAN BIAYA TERJANGKAU.
MEMBERIKAN PELAYANAN MEDIK YANG MODERN YANG BERORIENTASI
KEPADA KEBUTUHAN, KEMAMPUAN DAN KEPUASAN PUBLIK.
MEMBERIKAN PELAYANAN YANG BERSIFAT CUSTOMER EXPERIENCE
DAN DIKELOLA DENGAN POLA MANAJEMEN YANG MENERAPKAN
CONTINIOUS QUALITY IMPROVMENT PADA SETIAP UNSUR
PELAYANAN.
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RSU BINA KASIH MEDAN

3.1. VISI RS MATA SMEC

MENJADI PUSAT PELAYANAN KESEHATAN MATA TERBESAR,


TERBAIK, TERCANGGIH, TERMODERN DAN PROFESIONAL SEHINGGA
MAMPU BERSAING DENGAN INSTITUSI SEJENIS DI LUAR NEGERI.

MISI :

MEMBERIKAN PELAYANAN KESEHATAN MATA YANG BERKUALITAS


DENGAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG KOMPETEN, PROFESIONAL
DAN DIDUKUNG DENGAN PERALATAN MEDIK YANG MODERN.
MEMBERIKAN PELAYANAN KESEHATAN MATA YANG SESUAI
DENGAN STANDAR YANG DIBUTUHKAN OLEH MASYARAKAT,
DENGAN TEKNOLOGI YANG MODERN DENGAN BIAYA TERJANGKAU.
MEMBERIKAN PELAYANAN MEDIK YANG MODERN YANG
BERORIENTASI KEPADA KEBUTUHAN, KEMAMPUAN DAN KEPUASAN
PUBLIK.
MEMBERIKAN PELAYANAN YANG BERSIFAT CUSTOMER
EXPERIENCE DAN DIKELOLA DENGAN POLA MANAJEMEN YANG
MENERAPKAN CONTINIOUS QUALITY IMPROVMENT PADA SETIAP
UNSUR PELAYANAN.

3.2. MISI.
RSU Bina Kasih Medan memiliki misi :
MEMBERIKAN PELAYANAN KESEHATAN MATA YANG BERKUALITAS
DENGAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG KOMPETEN, PROFESIONAL
DAN DIDUKUNG DENGAN PERALATAN MEDIK YANG MODERN.
MEMBERIKAN PELAYANAN KESEHATAN MATA YANG SESUAI
DENGAN STANDAR YANG DIBUTUHKAN OLEH MASYARAKAT,
DENGAN TEKNOLOGI YANG MODERN DENGAN BIAYA TERJANGKAU.
MEMBERIKAN PELAYANAN MEDIK YANG MODERN YANG
BERORIENTASI KEPADA KEBUTUHAN, KEMAMPUAN DAN KEPUASAN
PUBLIK.
MEMBERIKAN PELAYANAN YANG BERSIFAT CUSTOMER
EXPERIENCE DAN DIKELOLA DENGAN POLA MANAJEMEN YANG
MENERAPKAN CONTINIOUS QUALITY IMPROVMENT PADA SETIAP
UNSUR PELAYANAN.
3.3.FALSAFAH.
RSU Bina Kasih Medan memiliki falsafah :
a) Menjadikan RSU Bina Kasih Medan pilihan utama masyarakat Kota Medan.
b) Hak pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu.
c) Sebagai tempat tenaga kesehatan mengabdi dan mengembangkan
profesionalisme.
d) Secara berkesinambungan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam
berkarya.
e) Bekerja secara tim berdasarkan kebersamaan dan saling menghargai antar profesi.
f) Memiliki komitmen untuk mencapai tujuan rumah sakit.
g) Keselarasan dalam melaksanakan tugas.
3.5.TUJUAN.
Berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan masyarakat demi peningkatan kualitas
sumber daya manusia Indonesia secara rohani dan jasmani
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RSU BINA KASIH MEDAN

KETERANGAN/PENGERTIAN. Struktural
Direktur
Adalah kepala atau pejabat tertinggi di RSU Bina Kasih Medan

1. Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan : membantu direktur dalam


bidang pelayanan medis dan keperawatan
2. Kepala Bagian Umum dan Keunagan : membantu direktur dalam bidang umum
dan keuangan
Seksi dan Sub Bagian:
Adalah pejabat yang membantu Direktur dalam pelaksanaan satu atau lebih macam
pelayanan rumah sakit, yaitu :
1. Seksi Penunjang : Rawat Jalan
2. Seksi Perawatan Rawat Inap dan Keperawatan
3. Seksi Gawat Darurat dan Out Care
4. Seksi Kamar Operasi.
5. Subagian Pemasaran, Komplain dan Pelayanan Perusahaan Asuransi.
6. Manajer Wellness Center.
iv. Unit Kerja
Adalah suatu wadah struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi dan memiliki
fungsi tertentu sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rumah sakit baik berfungsi
pelayanan maupun pendukung operasional rumah sakit. Unit Kerja di RSU Bina
Kasih Medan dibedakan menjadi 2 yaitu divisi bisnis yang diberi istilah Instalasi
dan divisi pendukung yang diberi istilah Bagian. Seluruh instalasi dibawah
tanggungjawab Wakil Direktur Pelayanan dan seluruh Bagian dibawah
tanggungjawab Wakil Direktur Umum Keuangan.
- Instalasi Farmasi.
- Instalasi Laboratorium.
- Instalasi Radiologi.
- Instalasi Gizi
- Bagian Administrasi.
- Bagian Sumber Daya Manusia.
- Bagian Rekam Medik.
- Bagian Sistim Informasi Manajemen Rumah Sakit.
- Bagian Pemeliharaan Sarana.
- Bagian Layanan Perusahaan & Asuransi.
- Bagian Akuntansi.
- Bagian Inventory.
- Bagian Keuangan.
- Bagian Pemasaran.
- Bagian Humas.
v. Unit Kerja Outsourcing
Cleaning Service, Satpam, Taman
b. Unit Non Struktural
i. Komite
Adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli dan
profesi dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada
direktur dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan
rumah sakit. Komite yang ada di RSU Bina Kasih Medan adalah
sebagai berikut :
1. Komite Medik
2. Komite Keperawatan
3. Satuan Pemeriksa Internal.

KSM/Kelompok Staf Medis


Adalah kelompok dokter yang bekerja di bidang medis dalam jabatan
fungsional. Kelompok Staf Medis di RSU Bina Kasih Medan
dikelompokkan sebagai berikut :
1. Kelompok Staf Medis Mata
2. Kelompok Staf Medis Umum.
Panitia
Adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli dan profesi
dibentuk untuk bertanggungjawab terhadap bidang tertentu dalam rangka
peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit
1. Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien.
2. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3. Panitia Rekam Medik.
4. Panitia Farmasi dan Therapi.
5. Panitia Pendidikan Kesehatan Rumah Sakit.
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA

Struktur Unit Kerja ada pada lampiran.


BAB VI
URAIAN TUGAS & WEWENANG

Uraian Tugas dan Wewenang ada pada lampiran.


BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

DIREKTUR PT. SUMATERA CAHAYA MANDIRI

DIREKTUR

BIDANG PELAYANAN BAGIAN UMUM& KEU

MANAJER KOMITE /
KSM /
PANITIA
SEKSI SUB-BAGIAN

7.1. Koordinasi Antara Direktur Dengan Wakil Direktur.


- Dalam menjalankan tugas-tugas Direktur sebagimana dimaksud dalam
Pasal 13, maka:
a. Direktur dapat bertindak atas nama Rumah Sakit.
b. K Bidang dan Bagian berhak dan berwenang bertindak atas nama
Direktur, untuk masing-masing bidang dan bagian yang menjadi
tugas dan wewenangnya.
- Apabila Direktur berhalangan tetap menjalankan pekerjaannya atau
apabila jabatan itu terluang dan penggantinya belum memangku
jabatan, maka kekosongan jabatan tersebut dipangku oleh salah seorang
yang ditunjuk sementara oleh Pengurus PT Sumatera Cahaya Mandiri.
- Apabila Direktur dan semua Ka Bidang dan Bagian berhalangan tetap
melakukan pekerjaannya atau jabatan Direktur terluang seluruhnya dan
belum diangkat, maka sementara pengelolaan Rumah Sakit dijalankan oleh
Pengurus PT. Sumatera Cahaya Mandiri .
- Dalam keadaan Direktur berhalangan sementara dalam menjalankan tugas
dan kewenangan sebagaimana dimaksud, Direktur dapat
mendelegasikannya kepada Ka. Bagian dan Bidang .
7.2. Koordinasi Antara Direktur Dengan Pengurus PT SUMATERA
CAHAY MANDIRI .
- Pengelolaan Rumah Sakit dilakukan oleh Direktur.
- Direktur bertanggung jawab kepada Pengurus PT SUMATERA
CAHAY MANDIRI .
- Pengurus PT SUMATERA CAHAY MANDIRI melakukan
pembinaan dan pengawasan dalam pengelolaan Rumah Sakit, dengan
menetapkan kebijakan
pelaksanaan, baik di bidang pelayanan medis, pendidikan dan latihan
serta penelitian dan pengembangan kesehatan untuk tercapainya
visi, misi, falsafah dan tujuan rumah sakit.
- Keberhasilan rumah sakit tergantung dari pengelolaan oleh Direktur
dan pembinaan serta pengawasan dari Pengurus PT SUMATERA
CAHAY MANDIRI sehingga dalam pertanggungjawaban tugas dan
kewajiban antara Pengelola dan Pengurus adalah bersifat tanggung
renteng.

7.3. Koordinasi Antara Direktur Dengan Komite Medik.


- Komite Medis berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur RSU Bina Kasih Medan .
- Pelaksanaan tugas-tugas Komite Medis dilaporkan secara tertulis
kepada Direktur dalam bentuk rekomendasi.
- Bahan pertimbangan berupa rekomendasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), adalah berdasarkan penugasan dari Direktur.

7.4. Koordinasi Antara Direktur Dengan Komite Etik Rumah Sakit.


- Komite Etik dan Hukum berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur RSU Bina Kasih Medan .
- Tugas secara terperinci Komite Etik dan Hukum adalah:
a) Memberikan pertimbangan kepada Direktur dalam hal menyusun
dan merumuskan medicoetikolegal dan etika rumah sakit serta
penyelesaian masalah etika rumah sakit dan pelanggaran terhadap
etika pelayanan RSU Bina Kasih Medan .
b) Membantu Direktur dalam menyusun kebijakan dan prosedur yang
terkait medico-legal dan etiko-legal.
c) Pemeliharaan etika penyelenggaraan fungsi rumah sakit, yang
meliputi kebijakan yang terkait dengan hospital bylaws dan
medical staf bylaws;
d) Merupakan gugus bantuan hukum dalam penanganan masalah
hukum di RSU Bina Kasih Medan .
- Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (2),
Komite Etik dan Hukum berfungsi:
a) Menyelenggarakan dan meningkatkan komunikasi
medikoetikolegal, baik internal maupun eksternal RSU Bina Kasih
Medan .
b) Menyelenggarakan dan meningkatkan pengetahuan etika dan
hukum bagi petugas di RSU Bina Kasih Medan .
c) Menyelenggarakan dan meningkatkan kemampuan risk
management terhadap masalah-masalah etika dan hukum di RSU
Bina Kasih Medan .
- Tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3)
disampaikan secara tertulis kepada Direktur dalam bentuk
rekomendasi.
- Bahan pertimbangan berupa rekomendasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (4), adalah berdasarkan penugasan dari Direktur.

7.5. Koordinasi antara Direktur dengan Satuan Pemeriksa Internal (SPI).


- Satuan Pemeriksaan Internal berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur RSU Bina Kasih Medan .
- Tugas pokok Satuan Pemeriksan Internal adalah melaksanakan
pemeriksaan dan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan semua unsur
di rumah sakit agar dapat berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan
yang berlaku.
- Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (2),
Satuan Pemeriksaan Internal berfungsi :
a) Melaksanakan pemeriksaan/audit keuangan dan operasional.
b) Merancang dan melaksanakan pemeriksaan pelaksanaan
pengendalian intern.
c) Melakukan identifikasi risiko.
d) Mencegah terjadinya penyimpangan.
e) Memberikan konsultasi pengendalian intern.
- Tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3)
disampaikan dalam bentuk rekomendasi kepada Direktur.
- Bahan pertimbangan berupa rekomendasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (4), adalah berdasarkan penugasan dari Direktur.

7.6. Koordinasi Antara Direktur Dengan Staf Medis.


- Direktur berhak mengangkat dan memberhentikan Anggota Kelompok
Staf Medis (KSM) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan dan peraturan kebijakan yang berlaku serta Peraturan
Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws) RSU Bina Kasih Medan .
- Sebagai pengelola, Direktur mempunyai tugas dan wewenang
untuk menetapkan strategi organisasi dan tata kerja lengkap dengan
rincian tugasnya, menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan hak dan
kewajiban Staf Medis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
- Dalam pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Direktur
berkewajiban menjamin Staf Medis melaksanakan tugas dan
kewajiban sesuai Standar Pelayanan Medis dan Standar Prosedur
Operasional.
- Kewajiban Staf Medis untuk menjamin bahwa tugas dan kewajiban
dilaksanakan sesuai standar yang berlaku, maka Ketua Kelompok Staf
Medis bertanggung jawab kepada Direktur melalui Wadir Pelayanan.

- Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dapat


bersifat pertanggungjawaban proporsional administratif manajerial
dan pertanggungjawaban secara profesional.
7.7. Koordinasi Antara Manajer Dengan Kepala Unit.
- Manajer mempunyai tugas melakukan monitoring, evaluasi dan tindak
lanjut pelayanan sesuai dengan pembagian tugasnya, namun tidak
menutup kemungkinan bisa melakukan koordinasi diluar pembagian
tugasnya jika berkaitan.
- Kepala Unit melaporkan kegiatan / pelayanan unitnya kepada
Manajer.
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
RINGKASAN POLA KETENAGAAN

JUMLAH
UNIT HASIL PENGUSULAN KETERANGA
KERJA PROFESI KUALIFIKASI PENGHITUNGAN YANG KETENAGAAN N
ADA
IRJ Perawat DIII 13 12 2
Pekarya SMA 5 5 - -
Kesehatan
Adminstrasi SMA 1 1 -

Perawat Gigi SPRG 2 1 - -


Tekniker Gigi SPRG 1 1 - -
IGD Perawat DIII 7 8 -
Pekarya SMA 3 3 -
IKO Perawat DIII 9 6 3
Perawat DIII 2 2 3
Anestesi
Instalasi Apoteker S1 8 3 -
Farmasi AA SMF, DIII 10 6 4
Juru Racik SMA 9 4 -
Admin Farmasi SMA 5 3 -
Terapis
Laboratori
um Analis DIII 10 5 - Perlu kajian lagi
penghitungan
Adm Lab DIII, SMA 2 2 -
Petugas DIII 1 1
Sampling
Radiologi Radiografer DIII 7 3 1
Petugas Umum SMA 1 1 -
JUMLAH PENGUSUL
HASIL AN
UNIT PROFE KUALIFIK PENGHITUNG KETENAGA KETERANGA
KERJA SI ASI AN YANG AN N
ADA
Instalasi Gizi Ahli Gizi DIII, S1 3 1 2
Penyaji ke SMA, SMK 7 7 -
Pasien
Pengolah SMK 5 5 -
makanan
Asisten SMK 1 1 -
Pengolah
Makanan
Penyaji SMA 2 2
Karyawan
Laundry Pelaksana SMA 4 4 -
Loundry
Adm
Bagian Umum DIII, S1 3 3 -
Administrasi
Bagian SDM Adm SDM S1 1 1 -
Adm S1 1 1 -
Personalia
Adm.
Diklat S1 1 1 -
Adm. S1 1 1 -
Pengembang
an
SDM
Programm
Bagian SIM er S1 6 1 2
TI S1 4 1 -
Bagian Adm. S1 3 2 1
Pemasara
Pemasaran n
Bagian
Humas Customer S1 3 3 -
Service
Driver SMA 4 4 1
evalua
Operator SMA 2 4 - Perlu si
cara
penghitungan
Bagian Kasir SMU, S1 5 5 -
Keuangan Adm. SMU, S1 1 1 -
Keuangan R.
Inap
Adm. S1 1 1 -
Pembayar
an
Checker SMU 1 0 1
Billing
Bagian LPA Adm LPA SMU, S1 4 4 -
JUMLAH PENGUSUL
HASIL AN
UNIT KUALIFIK PENGHITUNG KETENAGA KETERANGA
KERJA PROFESI ASI AN YANG AN N
ADA
Bagian Adm. S1 3 2 1
Akuntansi Akuntansi
BPS Teknisi STM 4 4 1 Untuk
menggantikan
tenaga yang
akan
pension
Admin BPS SMU 1 1 -
Bagian Ka Inventory/ 2
3 1
S1
Inventori Pengadaan Ekonomi
Administrasi 1
3 2
Logistik SMA/SMEA
Petugas
House SMA/SMK -
2 2
Keeping Perhotelan
Petugas
Kamar SMK Tata -
3 2
Jahit Busana
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Pengertian Orientasi adalah saha membantu para pekerja agar mengenali secara
baik dan mampu beradaptasi dengan suatu situasi atau dengan lingkungan / iklim
bisnis suatu organisasi / perusahaan.
Orientasi harus mampu membantu para pekerja baru untuk memahami dan
bersedia melaksanakan perilaku sosial yang mewarnai kehidupan organisasi /
perusahaan sehari-hari.
Orientasi juga harus mampu membantu para pekerja baru untuk mengetahui dan
memahami berbagai aspek teknis pekerjaan/ jabatannya, agar mampu
melaksanakan tugas-tugasnya secara efektif, efisien dan produktif.

PENANGGUNG
HARI MATERI METODE JAWAB
Orientasi hari pertama : Kepala Bagian SDM dan
I (Hari I) 1) Penjelasan status Penjelasan Personalia
kepegawaian. Singkat
2) Penjelasan Program
orientasi yang akan
diterima pegawai,
peraturan dan tata tertib
masa orientasi : pegawai
menandatangani
pernyataan orientasi
pegawai baru.
3) Kepada pegawai Hospital Tour
dikenalkan seluruh unit
kerja di RSU Bina Kasih
Medan ,
diajak berkeliling
(Hospital Tour)
4) Orientasi ke unit kerja Serah Terima
dimana pegawai akan ke Unit
ditempatkan diserahkan Terkait
sesuai program orientasi
unit kerja masing-masing.
II Orientasi hari II s.d. XIV
Hari ke-2 meliputi : - Kepala Unit Kerja
s.d. 14 1) Orientasi di unit kerja Teori dan
dimana pegawai Praktek
ditempatkan.
2) Pegawai diberikan In House
pelbagai materi orientasi Training - Wa.Dir. Umum
dengan penjadwalan Keuangan
khusus meliputi : - Wa.Dir.Umum
a. Visi, Misi, Nilai, Keuangan
Struktur Organisasi. - Wa. Dir Pelayanan
b. PKB - Ka.KPRS
c. Etika Bekerja - Ka.PPI & IPCN
d. Patient Savety - Komite Pastoral
e. Pencegahan dan - Tim Pelayanan
Pengendalian Infeksi Prima
f. Kesejahteraan - Direktur
Spiritual - Direktur
g. Service Excellence - Manajer Pemasaran
h. Come to XL & Tim
i. Handling Complaints - Manajer Gadar &
j. Produk-Produk Rumah Outcare
Sakit - Ketua P2K3 dan
k. Basic Life Support Tim
l. Penanggulangan
bencana kebakaran
Tahap III Kepala Unit kerja membuat Evaluasi dan
(Evaluasi) laporan terkait hasil orientasi Pelaporan
pegawai.
Hasil evaluasi harus
memberikan rekomendasi
apakah pegawai dapat
bekerja atau tidak, atau
perpanjangan masa orientasi.
BAB X
PERTEMUAN/RAPAT
BAB XI
PELAPORAN

11.1. PELAPORAN INTERNAL.


Laporan Insidentil, terdiri dari :
Permintaan Laporan dari Direktur RS.
Permintaan Laporan dari Unit Terkait.

Laporan mingguan dari Kepala Unit terdiri dari :


1. Laporan dari Bagian Rekam Medis, meliputi :
- Laporan kunjungan Instalasi Gawat Darurat.
- Laporan kunjungan Instalasi Rawat Jalan.
- Laporan pelayanan tiap poli.
- Laporan kunjungan Instalasi Rawat Inap.
- Laporan 5 besar asal pasien Instalasi Gawat Darurat dan Instalasi
Rawat Jalan.
- Laporan 5 besar morbiditas penyakit Instalasi Gawat Darurat,
Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Rawat Inap.
- Indikator efisiensi Instalasi Rawat Inap.
- Laporan kegiatan Instalasi Kamar Operasi.

2. Laporan dari Instalasi Laboratorium.

3. Laporan dari Instalasi Gizi.

Laporan mingguan dari Manajer, terdiri dari :


1. Manajer Rawat Jalan.
2. Manajer Rawat Inap.
3. Manajer Instalasi Gawat Darurat dan Outcare.
4. Manajer Wellnes Center & Klinik Satelit.
5. Manajer Humas & Pemasaran.
Laporan Bulanan Internal Terdiri Dari :
1. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Instalasi Rawat Jalan.
2. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Instalasi Gawat Darurat.
3. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Instalasi Rawat Inap.
4. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Instalasi Laboratorium
5. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Instalasi Kamar
Operasi.
6. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Instalasi Gizi.
7. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian Rekam Medis.
8. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian Akuntansi.
9. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian Administrasi.
10. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian Inventory.
11. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian Keuangan.
12. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian Humas.
13. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian Pemasaran.
14. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian Pemeliharaan
Sarana.
15. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian SIM-RS.
16. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian SDM.
17. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian LPA.
18. Laporan Bulanan Komite Etik.
19. Laporan Bulanan Komite Pengendalian Infeksi.
20. Laporan Bulanan Komite Keperawatan.
21. Laporan Bulanan Komite Keselamatan Pasien.
22. Laporan Bulanan Komite Satuan Pengawas Internal.
23. Laporan Bulanan Komite Medik.
Laporan Tahunan Terdiri Dari :
1. Laporan Pelayanan Medis dari Bagian Rekam Medis.
2. Laporan Keuangan dari Bagian Akuntansi.
3. Laporan Ketenagaan dari Bagian Sumber Daya Manusia.
4. Laporan Kegiatan dari Bagian Humas.

11.2. PELAPORAN EKSTERNAL.


Laporan Insidentil :
1. Laporan Surveilans Terpadu ke Dinas Kesehatan Kota Medan .
2. Laporan Demam Berdarah Dengue ke Dinas Kesehatan Kota Medan .
3. Laporan Wabah ke Dinas Kesehatan Kota Medan .
4. Laporan pelayanan medik dan keuangan ke PT SUMATERA

CAHAYA MANDIRI

Laporan Bulanan Eksternal Terdiri Dari :


1. Laporan Surveilans Terpadu Dinas Kesehatan Kota Medan .
2. Laporan Demam Berdarah Dengue Dinas Kesehatan Kota Medan .
3. Laporan Wabah Dinas Kesehatan Kota Medan .
4. Laporan RL. 5.1 Pengunjung RS SIRS-6 Kementrian Kesehatan -
Jakarta.
5. Laporan RL. 5.2 Kunjungan Rawat Jalan SIRS-6 Kementrian
Kesehatan Jakarta.
6. Laporan RL. 5.3 Tentang 10 besar penyakit IRNA SIRS-6 Kementrian
Kesehatan Jakarta.
7. Laporan RL. 5.3 Tentang 10 besar penyakit IRJ SIRS-6 Kementrian
Kesehatan Jakarta.
8. Laporan Jamkesda, Jamkeskot & SPM ke Dinas Kesehatan Kota
Medan .
9. Laporan Klaim ke Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Laporan Tahunan Eksternal Terdiri Dari :
1. RL. 1.1 Data Dasar RS. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
2. RL. 1.2 Indikator Pelayanan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
3. RL. 1.3 Tempat Tidur. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
4. RL. 2. Ketenagaan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
5. RL. 3.1 Rawat Inap. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
6. RL. 3.2 Rawat Darurat. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
7. RL. 3.3 Gigi Mulut. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
8. RL. 3.4 Kebidanan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
9. RL. 3.5 Perinatologi. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
10. RL. 3.6 Pembedahan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
11. RL. 3.7 Radiologi. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
12. RL. 3.8. Laboratorium. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
13. RL. 3.9. Rehab Medik. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
14. RL. 3.10 Pelayanan Khusus. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
15. RL. 3.11 Obat. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
16. RL. 3.12 Rujukan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
17. RL. 3.13. Cara Bayar. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
18. RL. 3.14. Rujukan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
19. RL. 3.15. Cara Bayar. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
20. RL. 4A. Penyakit Rawat Inap. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
21. RL. 4B. Penyakit Rawat Jalan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
22. RL. 5.1 Pengunjung RS SIRS-6 Kementrian Kesehatan - Jakarta.
23. RL. 5.2 Kunjungan Rawat Jalan SIRS-6 Kementrian Kesehatan
Jakarta.
24. RL. 5.3 Tentang 10 besar penyakit IRNA SIRS-6 Kementrian
Kesehatan Jakarta.
25. RL. 5.3 Tentang 10 besar penyakit IRJ SIRS-6 Kementrian Kesehatan
Jakarta.
26. Laporan Aplikasi Sarana dan Prasarana Kesehatan (ASPAK) ke
Direktorat Jendral Bina Upaya Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
Jakarta.
27. Laporan Pelayanan Medis RSU Bina Kasih Medan ke PT
SUMATERA CAHAY MANDIRI
28. Laporan Pelayanan dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) - Dinas
Kesehatan Kota Medan .
29. Laporan Pelayanan dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) - Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara .
30. Laporan tahunan kunjungan IGD dan IRJ untuk laporan pajak.

Anda mungkin juga menyukai