Jl. Dr. Moh Hatta No 64 Bakung Baturaja, Phone 0735 320173, Fax 0735 321 287
1
DETASEMEN KESEHATAN MILITER 02.04.04
RUMAH SAKIT Tk. IV 02.07.05 dr. NOESMIR
SURAT KEPUTUSAN
No. SKEP/ / / /2021
TENTANG
PANDUAN PENGORGANISASIAN DAN PELAYANAN
RUMAH SAKIT TK. IV 02.07.05 dr. NOESMIR BATURAJA
MENETAPKAN :
PERTAMA : KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT TK IV DR. NOESMIR
BATURAJA TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN
2
DAN PELAYANAN RUMAH SAKIT TK IV 02.07.05 DR.
NOESMIR BATURAJA
KEDUA : Pedoman Pengorganisasian Dan Pelayanan Rumah Sakit Tk.
IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja sebagaimana tercantum
dalam Lampiran keputusan ini
KETIGA : Pedoman Pengorganisasian Dan Pelayanan Rumah Sakit Tk
IV dr. Noesmir Baturaja harus dibahas sekurang-kurangnya
setiap 3 (tiga) tahun sekali dan apabila diperlukan, dapat
dilakukan perubahan sesuai dengan perkembangan yang ada.
KEEMPAT : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
Pengorganisasian Dan Pelayanan Rumah Sakit Tk IV dr.
Noesmir Baturaja dilaksanakan oleh Wakli Kepala Rumah
Sakit Tk IV dr. Noesmir Baturaja.
KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan
apabila dikemudian hari ternyataterdapat kekeliruan dalam
penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.
Dikeluarkan di Baturaja
Pada Tanggal 05 Oktober 2021
Kepala Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05
dr. Noesmir Baturaja
3
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut American Hospital Association (1974) Rumah Sakit adalah suatu organisasi
yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang
permanen menyelenggarakan pelayanan, asuhan keperawatan yang berkesinambungan,
diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.
Menurut Undang - Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan
gawat darurat.
Pada awal berdirinya, rumah sakit merupakan organisasi sosial di bawah pemerintah
yang berorientasi non profit. Untuk biaya operasional mereka mendapatkan dana dari
pemerintah. Dalam perkembangannya ternyata pemerintah tidak dapat menampung
masyarakat yang berobat sehingga masyarakat mencari tempat lain yang dapat melayani
mereka lebih baik. Hal ini menumbuhkan industri jasa di bidang pelayanan kesehatan yang
mulai berorientasi profit untuk menutupi biaya operasional mereka meskipun tidak
meninggalkan unsur sosial sama sekali.
Tumbuhnya rumah sakit-rumah sakit swasta itu memunculkan persaingan baru dalam
industri jasa di bidang pelayanan kesehatan. Rumah sakit-rumah sakit swasta berupaya
memperlengkapi pelayanan mereka dengan peralatan kesehatan yang mutakhir.
Melihat perkembangannya rumah sakit tidak dapat meninggalkan pelayanan profesional
untuk mendapatkan profit agar dapat memuaskan konsumen pengguna jasanya (pasien).
Dalam pelayanan profesional ini dapat disebut sebagai perusahaan jasa yaitu perusahaan
yang memproduksi jasa bagi para konsumen yang sangat membutuhkan jasa dari
perusahaan tersebut.
Berbeda dengan perusahan jasa lain jasa yang ditawarkan rumah sakit berhubungan
langsung dengan kesehatan yang menyangkut kehidupan pasien, jadi nilai-nilai kemanusian
harus dijunjung tinggi. Rumah sakit sebagai penyedia jasa dibatasi oleh kode etik profesi
bagi setiap profesi yang bekerja di rumah sakit. Dengan adanya perbedaan ini maka rumah
sakit lebih disebut institusi daripada perusahaan karena adanya tanggung jawab moril
daripada mencari keuntungan semata.
Pengorganisasian Rumah Sakit meliputi seluruh kegiatan penentuan jumlah dan jenis
sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan. Jasa-jasa
penunjang merupakan sarana pengorganisasian yang perlu dijalankan, sehingga proses
pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Manajemen Rumah Sakit Baptis Batu mempunyai kegiatan sebagai berikut :
1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
4
Pengorganisasian adalah membentuk kerangka dasar dalam menentukan
aktifitas dan tugas pokok dari suatu kelompok individu atau individu dalam
perusahaan, yang meliputi pemberian tugas tanggung jawab tertentu, pendelegasian
wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-
tugasnya, pertanggung jawaban atas tugas yang diberikan.
3. Pengarahan (Leading/Actuating)
4. Pengawasan (Controling)
Untuk rencana kerja dalam satu tahun, Rumah Sakit, manajer, komite, instalasi dan
bagian membuat rencana kerja. Rencana kerja dan anggaran ini akan dievaluasi satu tahun
sekali dan disusun berdasarkan pengukuran kinerja BalancedScore Card.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan mutu
pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga
negara secara minimal, juga merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan
minimum yang diberikan oleh Badan Layanan Umum kepada masyarakat. Indikator SPM
adalah tolok ukur untuk prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk
menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu SPM
tertentu, berupa masukan, proses, hasil dan atau manfaat pelayanan. SPM dan indikator ini
dimonitoring, dicatat oleh unit-unit yang terkait dan dilaporkan secara berkala dalam Rapat
Kerja bulanan. Evaluasi dari laporan akan dilakukan implementasi guna perubahan menuju
arah yang lebih baik.
5
6
BAB II
Rumah sakit Tk.IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja siap menerima penderiata
sepanjang 24 jam sehari dengan dukungan dokter seta para medis yang terlatih, dimana
penderita akan dilayani dengan ramah dan penuh perhatian. Fasilitas pelayanan rawat jalan
meliputi Poliklinik Umum, Poliklinik Penyakit Dalam, Poliklinki Kebidanan / KIA, Poliklinik
Anak, Poliklinik Bedah, Poliklinik Gigi, Laboratorium, Pemeriksaan Radiologi, Pelayanan
Apotik, Instalasi Gizi dan Kamar Operasi. Sedangkan untuk fasilitas pelayanan rawat inap
meliputi Zaal Laki-laki, Zaal Wanita, Zaal Anak, Zaal Kebidanan / VK, ICU, Pelayanan Gawat
Darurat, dan VIP.
Tugas dan tanggung jawab Rumkit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja dalam
membina, menyelenggarakan dan melaksanakan fungsi kesehatan meliputi bidang bantuan
dan dukungan kesehatan preventif, kuratif, rehabilitasi, kesehatan gigi dan mulut serta
kesehatan militer pada umumnya di wilayah Kodim 0403 OKU.
7
BAB III
A. VISI
Visi rumah sakit Tk.IV 02.07.05 dr. Noesmir baturaja adalah Menjadi kebanggan prajurit,
PNS TNI dan keluarga serta masyarakat penggunanya dalam bidang pelayanan kesehatan.
B. MISI
Misi rumah sakit Tk.IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja adalah Memberikan pelayanan
kesehatan yang prima kepada prajurit PNS TNI dan keluarga serta masyarakat penggunanya
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
C. TUJUAN
D. MOTTO
Motto rumah sakit Tk.IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja adalah Ramah, Cepat, dan
Cermat
E. FILOSOFI
Filosofi rumah sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja adalah dengan sikap
profesionalisme memberikan pelayanan kepada pasien sehingga tercipta kepuasan semua
pihak.
F. FUNGSI
8
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
RUMAH SAKIT Tk.IV 02.07.05 dr. NOESMIR BATURAJA
9
A. KETERANGAN / PENGERTIAN
a. Unit Struktural
Adalah kepala atau pejabat tertinggi di Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr.
Noesmir Baturaja
Tugas dan Wewenang
Tugas
a. Menyelenggarakan dan membina serta mengendalikan fungsi
perumahsakitan
b. Menyelenggarakan dan membina serta mengendalikan
organisasi, system metode
Wewenang
(1) Melakukan monitoring pelayanan kesehatan di rumah Sakit
melalui staf medic fungsional.
(2) Mengirim personal ke tempat pelatihan di rumah Sakit melalui
staf pelaksanaan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
(3) Menunjuk seorang dokter sebagai ketua komite medic di
Rumah Sakit Tk IV dr. Noesmir baturaja guna peningkatan
mutu dan pelayanan medis
(4) Mengambil tindakan yang dianggap perlu di dalam menunjang
kelancaran operasional Rumah Sakit.
Tugas
a. Memimpin, mengatur dan mengkoordinasikan staf dan
pelaksana
b. Menentukan tata cara kerja secara umum
c. Mengkoordinasikan pembuatan laporan dan menyusun
rencana / program kerja Rumah Sakit
d. Mengerjakan tugas lain secara khusus yang dibebenkan oleh
kepala Rumah Sakit
e. Mewakili Kepala Rumah Sakit apabila berhalangan
menjalankan tugas
Wewnang
f. Mengawasi pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan oleh
Kepala Rumah Sakit
g. Membantu staf medic fungsional dalam pelaksanaan tugasnya
didalam meningkatkan mutu dan pelayanan medis.
h. Memberikan tindakan kepada personal yang telah melanggar
kebijakan – kebijakan Kepala Rumah Sakit.
10
iii. Bendahara
Tugas
(1) Membukukan semua penerimaan dana Yankesmasum ke
buku kas.
(2) Melaporkan seluruh penerimaan dana Yankesmasum kepada
Kepala Rumah Sakit
(3) Bertanggung jawab atas pelaksanaa tugassya kepada Kepala
Rumah Sakit.
Wewenang
(1) Membuat rencana pengeluaran keuangan dan dilaporkan
kepada Kepala Rumah Sakit
(2) Mencatat penerimaan di tiap-tiap unit Yankesmasum.
iv. Uryanmed
Tugas
(1) Membuat, menyusun dan merumuskan perencanaan dan
program kerja dibidang pelayanan medis khususnya untuk
pasien umum.
(2) Mengkoordinasikan kegiatan supervise tehnis pelayanan
medis baik bersifat kuratif, rehabilitative, promotif, dan
prefentif.
(3) Melaksanakan pembinaan personil kesehatan dan pembinaan
profesi di bidang kesehatan sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
(4) Mengkoordinir, mengendalikan dan mengevaluasi siswa
magang di lingkungan Rumah Sakit.
(5) Menyelenggarakan kegiatan medis, administrasi pasien dan
informasi medis
(6) Mengelola rekam medis Rumah Sakit, mengelola data,
menganalisis informasi
(7) Membuat laporan data penyakit pasien dinas dan pasien
umum.
(8) Mempertanggungjawabkan dana evakuasi pasien dinas dan
integrasi pasien dinas selain TNI AD
Wewenang
(1) Menunjuk personil ikut pelatihan tentang pelayanan medis
(2) Menegur unit-unit terkait yang di anggap belum melaksanakan
administrasi pasien, kegiatan rekam medis dan informasi
medis
11
(3) Memberi masukankepada Kepala Rumah SAkit tentang
pelaksanaan pelayanan medis dan penggunaan alalt-alat
medis yang ada di Rumah Sakit.
v. Urtuud
Tugas
(1) Memimpin, mengendalikan, mengkoordinasikan, dan
mengawasi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan di
lingkungan Rumah Sakit.
(2) Menyelenggarakan, melaksanakan mengendalikan
pengamanan personil, material pasien baik yang rawat jalan
maupun yang rawat inap.
(3) Merencanakan dan menyelenggarakan administrasi
pembinaan personil, kepangkatan dan perawatan.
(4) Merencanakan dan menyelenggarakan pemeliharaan
bangunan, instalasi listrik dan air.
Wewenang
(1) Mengawasi kegiatan administrasi Rumah Sakit dan
memberikan pengetahuan kepada personil yang bekerja di
tata usaha dan urusan dalam Rumah Sakit tentang tehnis
administrasi rumah sakit sesuai dengan prosedur yang ada.
(2) Melakukan pengamanan personil dan administrasi Rumah
Sakit sesuai dengan prosedur yang ada.
(3) Memberikan masukan kepada Kepala Rumah Sakit akan
perkembangan administrasi.
Adalah wadah non structural yang terdiri dari tenaga ahli dan profesi yang
dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada direktur dalam
rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit. Komite yang
ada di Rumah Sakit Tk.IV dr. Noesmir Baturaja adalah sebagai berikut :
1. Komite Medik
2. Komite Pencegahan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPI)
3. Komite Keperawatan
4. Struktural Pemeriksaan Internal (SPI)
i. Komite Medis
Adalah adalah wadah bagi profesi dokter yang bekerja di Rumah Sakit Tk
IV dr Noesmir Baturaja dan memiliki organ sub komite dan kelompok staf medis
Tugas
(1) Membantu karumkit menyusun standar pelayanan medis dan
membantu pelaksanaannya.
(2) Membantu Kepala Rumah Skit dalam pelaksanaan tugas
tenaga medis
(3) Meningkatkan mutu dan program pelayanan medis
12
Wewenang
(1) Membantu Kepala Rumah Sakit di dalam meningkatkan
kinerja tenaga medis di Rumah Sakit
(2) Mengawasi pelaksanaan pelayanan kesehatan yang dilakukan
oleh tenaga medis
(3) Mengadakan forum – forum yang dianggap perlu didalam
perkembangan Rumah Sakit dan memberikan informasi
tentang perkembangan ilmu kedokteran terkini.
Adalah suatu wadah non structural yang berfungsi sebagai pencegah dan
penanggulangan infeksi di Rumah Sakit
Tugas
(1) Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPI Rumah Sakit agar
kebijakan dapat dipahami dan dilaksanakan.
(2) Membuat SPO PPI
(3) Menyusun porgam PPI dan mengevaluasi pelaksanaan
program tersebut.
(4) Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan
cara pencegahan dan pengendalian infeksi
(5) Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan
prinsip PPI dan aman bagi yang menggunakan.
(6) Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan
penanggulangan infeksi bila ada KLB di Rumah Sakit.
Wewenang
(1) Memberikan konsultasi kepada petugas kesehatan Rumah
Sakit.
(2) Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan.
(3) Berkkordinasi dengan unit kerja lain.
(4) Memberikan usulan kepada Kepala Kepal Rumah Sakit untuk
pemakaian antibiotic yang rasional di Rumah Sakit
berdasarkan hasil pantauan kuman dan resistensinya
terhadap antibiotika dan menyebarluaskan data resistensi
antibiotika
(5) Menyusun kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
(6) Menyusun kebijakan clinical goverment dan patien safety
intergrasi PPI dan PMKP
(7) Menetukan sikap penutupan ruang rawat bila diperlukan
karena potensial menyebarkan infeksi.
Adalah adalah wadah bagi profesi perawat yang bekerja di Rumah Sakit
Tk IV dr Noesmir Baturaja dan memiliki organ sub komite dan kelompok staf
keperwatan
Tugas
(1) Memberikan masukan kepada Kepala Rumah Sakit berkaitan
dengan profesionalisme perawat dan bidan dalam memberikan
pelayanan keperawatan dan kebidanan.
13
(2) Menyelesaikan masalah masalah terkait dengan penerapan
disiplin dan kode etik keperawatan dan kebidanan
(3) Mempertahankan pelayanan keperawatan dan kebidanan yang
berkualitas dan amah bagi pasien dan keluarga.
(4) Melakukan kajian berbagai aspek keperawatan dan kebidanan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
(5) Menyusun model praktek keperawatan / kebidanan professional
(6) Merancang, mengimplementasikan serta memantau dan menilai
ide-ide baru.
(7) Memprakarsai perubahan dalammeningkatkan mutu asuhan
keperawatan / kebidanan
Wewenang
(1) Bekerja sama dengan Kepala Rumah Sakit atau bidang
keperawatan dalam melaksanakan kewenangan tenaga
keperawatan / kebidanan
(2) Memberikan rekomendasi dalam rangka pemberian
kewenangan profesi bagi tenaga perawat / bidan yang akan
melakukan tindakan asuhan keperawatan / kebidanan.
(3) Mengkoordinir dan menyampaikan laporan kegiatan – kegiatan
komite keperawatan kepada seluruh tenaga keperawatan /
kebidanan.
(4) Memprakarsai perubahan dalam meningkatkan mutu asuhan
keperawatan / kebidanan.
(5) Mengkomunikasikan / menginformasikan hasil telaah mutu
keperawatan / kebidanan kepada semua bidang yang terkait.
(6) Menjamin tersedianya norma norma; standar praktek / asuhan /
prosedur keperawatan/ kebidanan, merumuskan norma norma;
harapan dan pedoman prilaku serta menyediakan alat ukur
pantau kinerja tenaga keperawatan / kebidanan.
(7) Memantau pelaksanaan asuhan keperawatan / kebidanan.
Adalah adalah wadah bagi profesi klinis tenaga kesehatan lainnya yang
bekerja di Rumah Sakit Tk IV dr Noesmir Baturaja dan memiliki organ sub
komite dan kelompok staf tenaga kesehatan lainnya.
Tugas
(1) Mempertahankan pelayanan kesehatan lainnya yang
berkualitas dan aman bagi pasien dan keluarganya.
(2) Melakukan kajian berbagai aspek kesehatan lainnya untuk
meningkatkan kualitas pelayanan.
(3) Menyusun dan menetapkan standar kesehatan lainnya di
Rumah Sakit
(4) Menjamin diterapkannya standar praktek, asuhan dan prosedur
kesehatan lainnya.
(5) Mengkomunikasikan san menginformasikan hasil telaah mutu
kesehatan lainnya.
Wewenang
(1) Menetapkan lingkup praktek, kompetensi dan kewenangan
fungsional tenaga kesehatan lainnya, merumuskan norma-
14
norma: harapan dan pedoman perilaku serta menyediakan alat
ukur pantau kinerja tenaga kesehatan lainnya.
(2) Memantau dan membina perilaku etik dan professional tenaga
kesehatan lainnya.
(3) Memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan profesi
kesehatan lainnya melalui kegiatan terorganisasi.
(4) Menjamin tersedianya tenaga kesehatan lainnya yang
kompeten, etis sesuai kewenangannya.
(5) Menyelesaikan masalah kesehatan lainnya yang terkait dengan
disiplin etik dan moral kesehatan lainnya.
(6) Megkoordinir dan menyampaikan laporan kegiatan kegiatan
komite kesehatan lainnya kepada seluruh tenaga kesehatan
lainnya.
Wewenang
(1) Membantu Kepala Rumah Sakit dalam meningkatkan corporate
Gonvernence Rumah Sakit, terutama dengan efektifitas proses
pengendalian menejemen resiko, implementasi etika social dan
pengukuran kinerja Rumah Sakit.
(2) Menciptakan nilai tambah dengan mengidentifikasi peluang-
peluang untuk meningkatkan ke hematan efisiensi dan
efektifitas pelaksanaan kegiatan di Rumah Sakit
(3) Memberikan penilaian dan rekomendasi kepada Kepala Rumah
Sakit agar kegiatan Rumah Sakit mengarah pada pencapaian
tujuan dan sasarannya secara efektif dan ekonomis.
15
viii. Panitia
Adalah wadah non structural yang terdiri dari tenaga ahli dan profesi yang
dibentuk untuk bertanggung jawab terhadap bidang tertentu dalam rangka
peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit
1. Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien
2. Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3. Panitia Rekam Medik
4. Panitia Farmasi dan Therapi
5. Panitia Pendidikan Kesehatan Rumah Sakit
16
BAB V
A. LATAR BELAKANG.
Instalasi Rawat Intensif (IRI) / ICU adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri
(instalasi dibawah direktur pelayanan), dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang
khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita
penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam
nyawa dengan prognosis dubia. IRI / ICU menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana
serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan
ketrampilan staf medic, perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan
keadaan-keaadaan tersebut.
Kematian pasien yang mengalami pembedahan terbanyak timbul pada saat pasca
bedah. Pada sekitar tahun 1860, Florence Nightingale mengusulkan anestesi sampai ke
masa pasca bedah. Dimulai sekitar tahun 1942, Mayo Clinic membuat suatu ruangan khusus
dimana pasien-pasien pasca bedah dikumpulkan dan diawasi sampai sadar dan stabil fungsi
vitalnya, serta bebas dari pengaruh sisa obat anestesi. Keberhasilan unit pulih sadar
merupakan awal dipandang perlunya untuk melanjutkan pelayanan serupa tidak pada masa
pulih sadar saja, namun juga pada masa pasca bedah.
Evolusi IRI/ICU bermula dari timbulnya wabah poliomelytis di Scandinavia pada
sekitar awal tahun 1950, dijumpai kematian yang disebabkan kelumpuhan otot-otot
pernafasan. Dokter spesialis antologi yang dipelopori oleh Bjorn Ibsen pada waktu itu,
melakukan intubasi dan memeberikan bantuan napas secara manual mirip yang dilakukan
selama anestesi. Dengan bantuan para mahasiswa kedokteran dan sekelompok
sukarelawan mereka mempertahankan pasien poliomelytis bulbar dan bahkan menurunkan
mortalitas menjadi sebanyak 40%, disbanding dengan cara sebelumnya yakni penggunaan
iron lung yang mortalitasnya sebesar 90%. Pada tahun 1952 Engstrom membuat ventilasi
mekanik bertekanan positif yang ternyata sangat efektif member pernafasan jangka panjang.
Sejak saat itulah Icu dengan perawatan pernapasan mulai terbantuk dan tersebar luas.
Pada saat ini, IRI/ICU modern tidak terbatas menangani pasien pasca bedah atau
ventilasi mekanis saja, namun telah menjadi cabang ilmu sendiri yaitu intensive care
medicine.
Ruang lingkup pelayanan meliputi dukungan fungsi organ-organ vital seperti
pernapasan, kardiosirkulasi, susunan saraf pusat, ginjal dan lain-lainya, baik pada pasien
dewasa ataupun pasien anak. Rumah sakit sebagai penyedia pelayanan kesehatan
mempunyai fungsi rujukan harus dapat memberikan pelayanan IRI/ICU yang professional
dan berkualitas. Dengan mengedepankan keselamatan pasien. Pada instalasi rawat intensif
(IRI/ICU), perawatan untuk pasien dilaksanakan dengan melibatkan berbagai tenaga
profesional yang terdiri dari multidisiplin ilmu yang bekerja sama dalam tim. Pengembangan
tim mulitidisplin yang kuat sangat penting dalam meningkatkan keselamatan pasien. Selain
dukungan itu sarana, prasarana serta peralatan juga diperlukan dalam rangka meningkatkan
pelayanan IRI/ICU. Oleh karena itu, mengingat diperlukanya tenaga khusus, terbatasnya
sarana dan prasarana, serta mahalnya peralatan, maka demi efisiensi, keberadaan IRI/ICU
perlu dikonsentrasikan.
17
B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum.
Meningkatkan Pelayanan yang bermutu dan mengutamakan keselamatan pasien.
2. Tujuan Khusus.
Memberikan acuan pelaksanaan pelayanan IRI / ICU dirumah sakit
Meningkatkan kualitas pelayanan dan keselamatan pasien IRI / ICU dirumah
sakit
Menjadi acuan pengembangan pelayanan IRI / ICU dirumah sakit .
Pelayanan di Instalasi Rawat Intensif rumah sakit meliputi penanganan kasus IRI /
ICU , HCU dan penanganan kasus burn unit.
D. BATASAN OPERASIONAL.
Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan RS dan
Standar Prosedur Operasional.
1. Pelayanan IRI / ICU
Pelayanan IRI / ICU meliputi dukungan fungsi organ-organ vital seperti
pernapasan, kardiosirkulasi, susunan saraf pusat, ginjal dan lain-lainya, baik
pada pasien dewasa ataupun pasien anak.
Pelayanan HCU
Pelayanan HCU diberikan kepada pasien dengan kondisi kritis stabil yang
membutuhkan pelayanan, pengobatan dan observasi secara ketat.
2. Pelayanan Burn Unit
Pelayanan Burn unit diberikan pada pasien dengan luka bakar yang
membutuhkan pelayanan dan pengobatan khusus sesuai grade dan luas luka
bakar.
E. Landasan Hukum
Dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan pedoman ini adalah sebagai berikut
:
i. KMK No. 129//MENKES/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal RS
ii. PMK No. 1438/MENKES/PER/IX/2010 Tentang Standar Pelayanan Kedokteran
iii. Kepmenkes RI No 004/Menkes/SK/I/2003 Tentang Kebijakan Dan Strategi
Desentralisasi Bidang Kesehatan.
iv. Undang-Undang No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
v. Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
18
19
BAB VI
STANDAR KETENAGAAN
Kualifikasi tenaga kesehatan yang bekerja di IRI / ICU harus mempunyai pengetahuan
yang memadai, mempunyai ketrampilan yang sesuai dan mempunyai komitmen terhadap
waktu.
B. TENAGA MEDIS.
Seorang dokter intensivis adalah seorang dokter yang memenuhi standar kompetensi
berikut :
1. Terdidik dan bersertifikat sebagai seorang spesialis anastesiologi melalui program
pelatihan dan pendidikan yang diakui oleh perhimpunan profesi yang terkait.
2. Menunjang kualitas pelayanan IRI / ICU dan menggunakan sumber daya IRI / ICU
secara efesien
3. Mendarmabaktikan lebih dari 50% waktu profesinya dalam pelayanan IRI / ICU
4. Bersedia berpartisipasi dalam suatu unit yang memberikan pelayanan 24 jam/hari, 7
hari/minggu
5. Mampu melakukan prosedur critical care, antara lain :
1) Sampel darah arteri
2) Memasang dan mempertahankan jalan napas termasuk intubasi trakeal,
trakeostomi perkutan dan ventilasi mekanis
3) Mengambil kateter intravaskuler untk monitoring invasive maupun terapi
invasif misalnya; peralatan monitoring, termasuk : a. Kateter vena central (CVP)
4) Resusitasi jantung paru
5) Pipa torakostomi
6) Melaksanakan dua peran utama :
a. Pengelolaan pasien
Mampu berperan sebagai pemimpin tim dalam memberikan pelayanan di
IRI / ICU , menggabungkan dan melakukan titrasi pelayanan pada pasien penyakit
kompleks atau cedera termasuk gagal organ multi-sistem. Dalam mengelola pasien,
dokter intensivis dapat mengelola send IRI / ICU atau berkolaborasi dengan dokter
lain. Seorang dokter intensivis mampu mengelola pasien sakit kritis dalam kondisi
seperti :
a) Hemodinamik tidak stabil
b) Gangguan atau gagal napas, dengan atau tanpa memerlukan tunjangan
ventilasi mekanis
c) Gangguan neurologis akut termasuk mengatasi hipertensi intracranial
d) Gangguan atau gagal ginjal akut
e) Gangguan endokrin dan/ atau metabolic akut yang mengancam nyawa
f) Gangguan nutrisi yang memerlukan tunjangan nutrisi
b. Manajemen Unit.
Dokter intensivis berpartisipasi aktif dalam aktivitas-aktivitas manajemen unit
yang diperlukan untuk memberi pelayanan-pelayanan IRI / ICU yang efisien, tepat
waktu dan konsisten. Aktivitas-aktivitas tersebut meliputi antara lain :
20
a) Triage, alokasi tempat tidur dan rencana pengeluaran pasien
b) Supervisi terhadap pelaksanaan kebijakan-kebijakan unit
c) Partisipasi pada kegiatan-kegiatan perbaikan kualitas yang berkelanjutan
termasuk supervisi koleksi data
d) Berinteraksi seperlunya dengan bagian-bagian lain untuk menjamin
kelancaran pelayanan di IRI / ICU
e) Mempertahankan pendidikan berkelanjutan tentang critical care medicine.
f) Selalu mengikuti perkembangan mutakhir dengan membaca literature
kedokterani).
g) Berpartisipasi dalam program-program pendidikan dokter berkelanjutan.
h) Menguasai standar-standar untuk unit critical care. Ada dan bersedia untuk
berpartisipasi pada perbaikan kualitas interdisipliner.
C. TENAGA KEPERAWATAN
IRI / ICU harus memiliki jumlah perawat yang cukup dan sebagaian besar terlatih.
(diganti) menjadi : jumlah perawat di IRI / ICU ditentukan berdasarkan jumlah tempat tidur
dan ketersediaan ventilasi mekanik. Perbandingan perawat : pasien 1:1, sedangkan
perbandingan perawat : pasien yang tidak menggunakan ventilasi mekanik adalah 1:2.
D. DISTRIBUSI KETENAGAAN
E. POLA KETENAGAAN
c. Faktor Koreksi
= 25% x ( 2 + 1 ) = 0,75 = 1 orang
BAB VII
22
STRUKTUR ORGANISASI
A. STRUKTUR
KEPALA RUMAH SAKIT
Mayor Ckm dr.Ely Sakti P.Sihotang,Sp.B
KEPALA RUANGAN
Habsoh, S.Psi
[
Urusan Administrasi Urusan Logistik
Mujayatin, Am. Kep Farida Anggraini,AM.Kep
B. STANDAR FASILITAS.
BAB VIII
23
TATA LAKSANA PELAYANAN
Sebelum pasien masuk ke IRI / ICU , pasien dan / atau keluarganya harus
mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai dasar pertimbangan mengapa pasien
harus mendapat perawatan di IRI / ICU, serta tindakan kedokteran yang mungkin selama
pasien dirawat di IRI / ICU . Penjelasan tersebut diberikan oleh kepala IRI / ICU atau dokter
yang bertugas. Atas penjelasan tersebut pasien dan /atau keluarganya dapat
menerima/menyatakan persetujuan untuk dirawat di IRI / ICU . Persetujuan dinyatakan
dengan menandatangani formulir informed consent.
Pada keadaan sarana dan prasarana IRI / ICU yang terbatas pada suatu Rumah
Sakit, diperlukan mekanisme untuk membuat prioritas apabila kebutuhan atau permintaan
akan pelayanan IRI / ICU lebih tinggi dari kemampuan pelayanan yang dapat diberikan.
Kepala IRI / ICU bertanggung jawab atas kesesuaian indikasi perawatan pasien di IRI / ICU
. Bila kebutuhan pasien masuk IRI / ICU melebihi tempat tidur yang tersedia, kepala IRI /
ICU menetukan kondisi berdasarkan prioritas kondisi medik, pasien mana yang akan dirawat
di IRI / ICU .
B. KRITERIA MASUK
PRIORITAS 1
Pasien sakit kritis, kondisi tidak stabil yang memerlukan terapi intensif dan
monitoring yang tidak bias dilakukan di ruang rawat inap yang lain
o Pasien yang memerlukan bantuan ventilator, obat vasoactive kontinu, terapi
tidak
o ARDS, Syok, hemodinamik tidak stabil PRIORITAS 2
Pasien yang memerlukan monitoring ketat dan berpotensi memerlukan
o Chronic comorbid disease eksaserbasi akut yang berat secara medis atau
bedah
PRIORITAS 2
Pasien kritis kronik yang cenderung masuk tahap recovery, menjalani terapi
untuk kasus akutnya tetapi tidak memerlukan intubasi atau resusitasi jantung
paru
o Keganasan dengan metastase komplikasi dengan infeksi,
tamponade jantung atau obstruksi jalan nafas
PRIORITAS 3
2) Pulmonary System
o Acute respiratory failure requ IRI / ICU ng ventilator support
o Pulmonary emboli with hemodynamic instability
o Patient inan intermediate care unit who are demonstrating respiratory
deterioration
o Massive hemoptysis
o Respiratory failure with imminent intubation
3) Neurologic Disorders
o Acute stroke with altered mental status
o Coma metabolic, toxic or antoxic
o Intracranial hemorrhage with potential for herniation
o Acute subarachnoid hemorrhage
o Meningitis with altered mental satatus or respiratory compromise
o Central nervous system or neuromuscular disorder with deteriorating
pulmonary function
o Status epilepticus
o Brain dead or potentially brain dead, managed while determining organ
donation status
o Vasospasm
o Severe head injury
5) Gastrointestinal Disorder
o Life threatening gastrointestinal bleeding
o Fulminant hepatic failure
o Severe pancreatitis
o Esophageal perforation
6) Endocrine
o Diabestic ketoacidosis complicated by hemodynamic instability, altered
mental status, respiratory insufficiency, or severe acidosis
o Thyroid storm. Mix oedem with hemodynamic instability
25
o Coma hyperosmolar state
o Hypo or hypernatremia with seizure
o Hypo or hyperkalemia with dysrhytmia or muscular weakness
o Hypo or hypermagnesemia with hemodynamic compromise or
dysrhytmias
o Hypophosphatemia with muscular weakness
7) Surgical
o Post operative patients requ IRI / ICU ng hemodynamic monitoring/ventilator
support or extensive nursing care
8) Miscellaneous
o Septic shock with hemodynamic instability
o Hemodinamic monitoring
o Environment injuries
o New/ experiment therapies with potensial complication
C. KRITERIA KELUAR
Prioritas pasien dipindahkan dari IRI / ICU berdasarkan pertimbangan medis oleh
kepala IRI / ICU dan tim yang merawat pasien.
Bila status fisik pasien sudah stabil dan tidak perlu monitoring ketat lebih lama
Bila status fisik telah menurun jauh tetapi tidak ada rencana intervensi aktif.
1. Monitoring Pasien.
Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara berkesinambungan guna
mewujudkan pelayanan IRI / ICU yang aman dan mengutamakan keselamatan
pasien.
Monitoring dan evaluasi dimaksud harus ditindaklanjuti untuk menentukan
faktor-faktor yang potensial berpengaruh agar dapat diupayakan penyelesaian yang
efektif. Indikator pelayanan IRI / ICU yang digunakan adalah system skor prognosis
dan keluaran dari IRI / ICU . Sistem skor prognosis dibuat dalam 24 jam pasien
masuk ke IRI / ICU . Contoh system skor prognosis yang dapat digunakan adalah
APACHE II, SOFA skor. Rerata nilai skoring prognosis dalam periode tertentu
dibandingkan dengan keluaran aktualnya. Pencapaian yang diharapkan adalah angka
mortalitas yang sama atau lebih rendah dari angka mortalitas terhadap rerata nilai
scoring prognosis.
KESELAMATAN PASIEN
A. DEFINISI
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu system dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
B. TUJUAN.
Standar keselamatan pasien (patient safety) untuk pelayanan IRI / ICU adalah :
1. Ketepatan
o Target 100%. Label identitas tidak tepat apabila : Tidak terpasang, salah
pasang, salah penulisan nama, salah penulisan gelar (Tn/Ny/An), salah jenis
kelamin, salah
o Target 100%. Terpasang gelang identitas pasien rawat inap: Pasien yang
masuk ke rawat inap terpasang gelang identitas
2. Komunikasi SBAR
o Target 100%. Konsul ke dokter via telpon menggunakan metode SBAR
3. Medikasi
o Ketepatan pemberian : Target 100%. Yang dimaksud tidak tepat apabila : salah
obat, salah dosis, salah jenis, salah rute pemberian, salah identitas pada etiket,
salah pasien.
o Ketepatan Transfusi : Target 100%. Yang dimaksud tidak tepat apabila : salah
identitas pada permintaan, salah tulis jenis produk darah, salah pasien
4. Pasien jatuh : Target 100%.Tidak ada kejadian pasien jatuh di IRI / ICU .
27
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. PENGERTIAN
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja /
aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.
B. TUJUAN
Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip pencegahan infeksi, yaitu :
1. Menganggap bahwa pasien maupun d IRI / ICU nya send IRI / ICU dapat
menularkan
2. Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu boot/alas kaki
tertutup, celemek, masker dll) terutama bila terdapat kontak dengan spesimen
pasien yaitu: urin, darah, muntah, sekret,
3. Melakukan perasat yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai prosedur
yang ada, mis: memasang kateter, menyuntik, menjahit luka, memasang infus,
dll .
4. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah menangani
5. Terdapat tempat sampah infeksius dan non
6. Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas yaitu :
Dekontaminasi dengan larutan klorin
Pencucian dengan sabun
Pengeringan
7. Menggunakan baju kerja yang
8. Melakukan upaya-upaya medis yang tepat dalam menangani kasus :
HIV / AIDS (sesuai prinsip pencegahan infeksi).
Flu burung
9. Kewaspadaan standar karyawan / petugas IRI / ICU dalam menghadapi penderita
dengan dugaan flu burung adalah :
Cuci tangan
Cuci tangan dilakukan dibawah air mengalir dengan menggunakan sikat selama ± 5
menit, yaitu dengan menyikat selruh telapak tangan maupun punggung tangan.
Memakai masker N95 atau minimal masker badan
Menggunakan apron / gaun pelindung
Menggunakan sarung tangan
Menggunakan pelindung kaki (sepatu boot)
28
BAB X
PENGENDALIAN MUTU
29
BAB XI
KEGIATAN ORIENTASI
Untuk Instalasi Rawat Intensif kegiatan orientasi yang dilakukan kepada perawat baru
sebagai upaya untuk menyesuaikan diri pada tempat/ unit kerja baru dalam rangka
memenuhi syarat bagi pekerjaan/ jabatan dengan situasi baru yang berbeda dan asing.
PERTEMUAN/RAPAT
A. PENGERTIAN
Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang
memiliki kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau memecahkan
suatu masalah tertentu
B. TUJUAN
C. KEGIATAN RAPAT
Pertemuan/Rapat
Rapat rutin dengan seluruh kepala ruang rawat inap yang diadakan setiap
bulan sekali
Rapat rutin dengan seluruh administrasi rawat inap yang diadakan setiap bulan
sekali
Rapat rutin dengan seluruh pramu ruang rawat inap setiap dua bulan sekali
Rapat koordinasi dengan Instalasi lain
Hari, tanggal :
Tempat :
Pemimpin Rapat :
Notulen Rapat :
Jumlah Peserta Rapat :
Agenda Rapat :
Hasil Rapat :
31
BAB XIII
PELAPORAN
A. PENGERTIAN
B. JENIS LAPORAN
32
BAB XIV
PENUTUP
Pedoman pelayanan IRI / ICU di rumah sakit ini diharapkan dapat menjadi panduan
bagi seluruh petugas pemberi layanan yang menyelenggarakan pelayanan pada pasien IRI /
ICU . Berdasarkan klasifikasi sumber daya,sarana, prasarana dan peralatan pelayanan IRI /
ICU di rumah sakit dapat dikategorikan sebagai IRI / ICU primer.
Oleh karena itu, rumah sakit diharapkan akan terus mengembangkan pelayanan
sesuai dengan ketentuan pedoman standar IRI / ICU sesuai dengan situasi dan kondisi yang
kondusif bagi setiap program pengembangan layanan IRI / ICU di rumah sakit .
Sedangkan untuk kelancaran setiap pelaksanaan pelayanan di IRI / ICU perlu adanya
penjabaran dari pedoman pelayanan dengan penyusunan prosedur tetap di unit layanan IRI /
ICU sehingga hambatan dalam menjalankan pelaksanaan pelayanan bisa diminimalkan.
Dikeluarkan di Baturaja
Pada Tanggal 05 Oktober 2021
Kepala Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05
dr. Noesmir Baturaja
33