Anda di halaman 1dari 23

PEMERINTAH KABUPATEN MAMASA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KONDOSAPATA’


Jln Poros Mamasa-Polewali Desa.Balla Kec.Balla Kab.Mamasa 91362
Email : rsukondosapataballa.mms@gmail.com

SURAT KEPUTUSAN
NOMOR : 445/110/KPTS/RSUD-KS/M/I/2018

TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN PENATAAN ARSIP PEGAWAI DI RUMAH SAKIT

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KONDOSAPATA

Menimbang : a. Bahwa arsip memiliki peran penting bagi pengembangan


organisasi karena dapat berfungsi sebagai sumber informasi yang
dapat mengingatkan dan membantu pengambilan sebuah
keputusan, selain itu arsip juga berfungsi sebagai sumber
dokumen yang dapat digunakan sebagai bahan pembuktian dan
melancarkan pekerjaan;

b. Bahwa arsip karyawan dapat berfungsi memberikan informasi


mengenai data-data karyawan baik mengenai riwayat hidup,
pendidikan dan berbagai hal yang berkaitan dengan
karyawan/karyawan;

c. Bahwa agar arsip karyawan dapat berfungsi dengan maksimal,


perlu adanya pengaturan arsip dengan sebaik-baiknya, tertib,
teratur dan efisien;

d Bahwa sebagaimana tujuan pada angka 3 diatas, maka diperlukan


Panduan Penataan Arsip Karyawan di Rumah Sakit.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004


tentang Praktik Kedokteran (Lembaga Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4431);

3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah


daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor
125, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
undang-undang nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4844);
4. Undang-undang nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2009 Nomor 144,
tambahan Lembaran Negara republik Indonesia Nomor 5063);

5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009


tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);

6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2001


tentang Pedoman Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit
Daerah;

7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


66/Menkes/SK/II/1987 tentang Pola Tarif Rumah Sakit
Pemerintah;

8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUUSAN DIREKTUR RSUD KONDOSAPATA


TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN PENATAAN
ARSIP PEGAWAI RUMAH SAKIT.

KESATU : Memberlakukan Panduan Nomor : 445/110/KPTS/RSUD-


KS/M/I/2018 tentang Penataan Arsip Karyawan di Rumah Sakit
sebagaimana terlampir dalam Keputusan ini

Keputusan ini berlaku sejak tanggal diterbitkan dan akan


KEDUA : dilakukan evaluasi minimal 1 (satu) tahun sekali

KETIGA : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan dan


perbaikan, maka akan dilakukan perubahan dan perbaikan
sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Mamasa
Pada Tanggal : Januari 2018

Direktur
RSUD Kondosapata’,

dr. Adriana Randabunga, MARS


NIP. 19670319 199903 2 002
PEMERINTAH KABUPATEN MAMASA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KONDOSAPATA’
Jln Poros Mamasa-Polewali Desa.Balla Kec.Balla Kab.Mamasa 91362
Email : rsukondosapataballa.mms@gmail.com

SURAT KEPUTUSAN
NOMOR : 445/111/KPTS/RSUD-KS/M/I/2018

TENTANG
KEBIJAKAN ALIH TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PEGAWAI

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KONDOSAPATA

MENIMBANG : a. Bahwa dalam upaya pencapaian Visi dan Misi Rumah


Sakit diperlukan sumberdaya manusia yang berkualitas sehingga
mendukung peningkatan mutu dan keselamatan pasien;

b. Bahwa salah satu aktifitas kepegawaian adalah melalui alih tugas dan
tanggung jawab pegawai perlu dibuat mekanisme yang mendukung
peningkatan mutu dan keselamatan pasien;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan


b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang
Kebijakan Alih Tugas dan Tanggung Jawab Pegawai.

MENGINGAT : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang


Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2009 Nomor
153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);

2. Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2004 tentang Kesehatan;

3. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga


Kesehatan.

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


755/MENKES/PER/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medis di
Rumah Sakit;

5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD KONDOSAPATA TENTANG KEBIJAKAN


ALIH TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PEGAWAI

KESATU : Bahwa perlu pemberlakuan Alih Tugas dan Tanggung Jawab Pegawai Rumah
Sakit guna kelancaran pelayanan di RS.

KEDUA : Lampiran Keputusan Direktur tentang Kebijakan Alih Tugas Pegawai sebagai
mana tercantum dalan lampiran keputusan ini.

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari
ternyata diperlukan perbaikan dilakukan perbaikan sebaimana mestinya.

Ditetapkan di : Mamasa
Pada Tanggal : 04 Januari 2018

Direktur
RSUD Kondosapata’,

dr. Adriana Randabunga, MARS


NIP. 19670319 199903 2 002
Lampiran Keputusan Direktur
Nomor : 445/111/KPTS/RSUD-KS/M/I/2018

KEBIJAKAN DIREKTUR TENTANG


ALIH TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PEGAWAI
RUMAH SAKIT

A. KebijakanUmum :

1. Kebutuhan pelayanan, pegawai dapat dikenakan alih tugas ke posisi yang lain dengan
uraian tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Alih tugas meliputi rotasi dan mutasi
kerja.
2. Rotasi adalah perpindahan pegawai ke unit kerja lain tetapi tetap dengan pekerjaan (job
family) yang sama untuk memenuhi kebutuhan ; status kepegawaian meliputi grade,
golongan, maupun tingkat kompetensi tidak berubah.
3. Mutasi adalah perpindahan pegawai ke unit kerja lain dengan pekerjaan (job family) yang
berbeda untuk memenuhi kebutuhan ; status kepegawaian meliputi grade, golongan,
maupun tingkat kompetensi berubah.
4. Rotasi dan mutasi dilakukan dengan lebih dahulu memberitahukan kepada pegawai yang
bersangkutan dan ditetapkan dengan keputusan Surat Keputusan Direktur.
5. Rotasi maupun mutasi dapat terjadi karena promosi maupun demosi yang diatur secara
khusus pada kebijakan tentang system kepegawaian.
6. Pegawai dapat juga mengalami pelimpahan tanggungjawab dari profesi lain untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan kepada pasien, misalnya alih tanggung jawab tindakan
tertentu dari dokter kepada perawat. Pelimpahan wewenang dalam tindakaan infasif dari
dokter kepada perawat terlebih dahulu diberikan informasi oleh dokter.

B. KebijakanKhusus :

Pelaksanaan alih tugas di unit kerja terkait meliputi :


1. Pemaparan uraian tugas baru kepada pegawai.
2. Pembekalan terkait uraian tugas baru tersebut kepada pegawai oleh kepala unit kerja.
Uraian tugas yang baru kepada pegawai yang dirotasi maupun mutasi dan Kepala unit
kerja membuat laporan evaluasi kemampuan melaksanaka nuraian tugas yang baru
kepada pegawai yang dirotasi maupun mutasi dan tindak lanjutnya.
3. Laporan alih tugas tanggung jawab disimpan dalam file pegawai.
4. Pegawai yang rotasi dilakukan evaluasi pada saat 3 bulan masa transisi rotasi. Bila
pegawai dinilai tidak memenuhi standar dapat dikembalikan kepada posisi
5. Pegawai yang dimutasi dilakukan evaluasi pada saat 3 bulan masa transisi dan 6 bulan
masa percobaan mutasi. Pada masa transisi dievaluasi penguasaan uraian tugasnya,
sedangkan 6 bulan dinilai soft kompetensi dan hard kompetensinya.
6. Bila pegawai dinilai tidak memenuhi standar dapat dikembalikan kepada posisi
sebelumnya.
PEMERINTAH KABUPATEN MAMASA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KONDOSAPATA’
Jln Poros Mamasa-Polewali Desa.Balla Kec.Balla Kab.Mamasa 91362
Email : rsukondosapataballa.mms@gmail.com
C.

SURAT KEPUTUSAN
NOMOR : 445/112/KPTS/RSUD-KS/M/I/2018

TENTANG

PEMELIHARAAN INFORMASI KEPEGAWAIAN DAN PEMUTAKHIRAN FILE KEPEGAWAIAN


PADA RUMAH SAKIT

MENIMBANG : a. Bahwa dalam rangka pemantapan dan peningkatan administrasi


kepegawaian serta file tetap standard an mutakhir;

b. Bahwa arsip memiliki peran penting bagi pengembangan organisasi


karena dapat berfungsi sebagai sumber informasi yang dapat
mengingatkan dan membantu pengambilan sebuah keputusan, selain itu
arsip juga berfungsi sebagai sumber dokumen yang dapat digunakan
sebagai bahan pembuktian dan melancarkan pekerjaan;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan


b, perlu menerapkan Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang
pemeliharaan informasi kepegawaian dan pemutakhiran file
kepegawaian pada Rumah Sakit.

MENGINGAT : 1.Un Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok


Kepegawaian sebagaiman telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang – Undang Nomor 8
Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian;

2. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan


Daerah (Lembaran negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republikj Indonesia Nomor 4437
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua Atas Undang
–Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

3. Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 17 Tahun 2000 tentang


Informasi Data Kepegawaian;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentan
Pembentukan produk Hukum Daerah ( Berita negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 32);

5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD KONDOSAPATA TENTANG


PEMELIHARAAN INFORMASI KEPEGAWAIAN DAN PEMUTAKHIRAN
FILE KEPEGAWAIAN

KESATUPemeliharaan
: Pemeliharaan Informasi Kepegawaian dan Pemutakhiran File kepegawaian
pada Rumah sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan Ini.
KEDUA Pemeliharaan
: Pemeliharaan Informasi Kepegawaian dan Pemutakhiran File kepegawaian
pada Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada diktum Pertama dijadikan
sebagai bahan pedoman dalam meningkatkan dan memantapkan
administrasi Kepegawaian serta file agar tetap standar dan mutakhir.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari
ternyata diperlukan perbaikan dilakukan perbaikan sebaimana mestinya.

Ditetapkan di : Mamasa
Pada Tanggal : 04 Januari 2018

Direktur
RSUD Kondosapata’,

dr. Adriana Randabunga, MARS


NIP. 19670319 199903 2 002
Lampiran : Keputusan Direktur RS
Nomor : 445/112/KPTS/RSUD-KS/M/I/2018
Tanggal : 04 Januari 2018

PEMELIHARAAN INFORMASI KEPEGAWAIAN DAN PEMUTAKHIRAN FILE KEPEGAWAIAN

RUMAH SAKIT

I. UMUM

Bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian


sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas
Undang – Undang Nomor 8 Tahun Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian pada Pasal 34 ayat
(2) menyatakan perlunya penyelenggeraan dan pemeliharaan informasi kepegawaian bahwa untuk
mewujudkan hal tersebut pada Rumah Sakit pelu ditetapkan panduan tentang informasi
kepegawaian dan pemutakhiran file kepegawaian.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud :

Pemeliharaan informasi kepegawaian dan pemutakhiran file dimaksudkan untuk tercapainya sistem
pengumpulan dan pengolahan data kepegawaian yang bersifat standar dan file kepegawaian tetap
mutakhir.

Tujuan :

Pemeliharaan informasi kepegawaian dan pemutakhiran file bertujuan agar tercapainya data dan
informasi kepegawaian yang teratur sehingga memudahkan dalam penyediaan informasi tentang data
kepegawaian secara cepat dan tepat.

III. BENTUK PEMELIHARAAN INFORMASI KEPEGAWAIAN DAN FILE KEPEGAWAIAN

Pemeliharaan informasi kepegawaian dan pemutakhiran file pada Badan Rumah Sakit dilakukan
dalam bentuk :

a. Bentuk Daftar Susunan Pegawai


b. Bentuk file kepegawaian

Bentuk-bentuk tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

A. Bentuk Daftar Susunan Pegawai

Daftar Susunan Pegawai merupakan bentuk informasi data pegawai yang berupa daftar susunan
pegawai yaitu pegawai tetap maupun pegawai kontrak yang memuat data sebagai berikut :

1) Nama
2) Bagian
3) Status pegawai
Pemutakhiran data pegawai pada Rumah Sakit dalam bentuk Daftar Susunan pegawai dilakukan
setiap tahun.

B. File masing-masing Pegawai

1) Masing – masing pegawai pada Rumah Sakit baik pegawai tetap maupun pegawai kontrak
mempunyai file tersendiri. berdasarkan nomor urut karyawan.
2) File – file kepegawaian disimpan dalamLemari filling kabinet
3) Pada masing-masing file pegawai baik pegawai tetap maupun pegawai kontrak pada Rumah Sakit
memuat daftar susunan file sebagai berikut: Daftar susunan file pegawai daftar riwayat hidup /
riwayat pekerjaan pegawai, dan selanjutnya file kepegawaian berisi :
a) Bukti telusur pendidikan
b) SIP / SIK / STR
c) Uraian jabatan
d) Uraian tugas
e) Sertifikat kompetensi
f) Sertifikat training
g) Gap kompetensi
h) SK
i) Kenaikan gaji berkala
j) SK kenaikan pangkat
k) Ijazah
l) Transkrip Nilai

Ditetapkan di : Mamasa
Pada Tanggal : 04 Januari 2018

Direktur
RSUD Kondosapata’,

dr. Adriana Randabunga, MARS


NIP. 19670319 199903 2 002
PEMERINTAH KABUPATEN MAMASA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KONDOSAPATA’
Jln Poros Mamasa-Polewali Desa.Balla Kec.Balla Kab.Mamasa 91362
Email : rsukondosapataballa.mms@gmail.com
D.

SURAT KEPUTUSAN
NOMOR : 445/113/KPTS/RSUD-KS/M/I/2018

TENTANG

KEBIJAKAN KREDENSIAL STAF KLINIS

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KONDOSAPATA

MENIMBANG : a. Bahwa untuk melindungi keselamatan pasien, maka rumah sakit wajib
memastikan kompetensi staf medis yang akan memberikan pelayanan;

b. Bahwa Direktur membutuhkan acuan dalam menetapkan kewenangan


klinis bagi staf medis untuk menjamin keselamatan pasien yang berada di
bawah tanggung jawabnya;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,


perlu menerapkan Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang
KebijakanKredensial Staf Klinis di Rumah Sakit.

MENGINGAT : 1.Un Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

2. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang pRumah Sakit;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan;

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1691/MENKES/per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien di Rumah Sakit;

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


755/Menkes/Per/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik di
Rumah Sakit;

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD KONDOSAPATA TENTANG KEBIJAKAN


KREDENSIAL STAF KLINIS.

KESATU : Kebijakan Kredensial dan Kewenangan Kilinis Staf Medis Rumah Sakit Umum
Daerah Kondosapata sebagaimana tercantum dalam lampiran Surat
Keputusan ini;

KEDUA Pemeliharaan
: Kebijakan Kredensial dan Kewenangan Klinis Staf Medis Rumah Sakit Umum
Daerah Kondosapata sebagaimana dimaksud dalam Diktum kesatu harus
dijadikan acuan dalam pelaksanaan Kredensial Dan Rekredensial Staf Medis
di Rumah Sakit Umum Daerah Kondosapata;

KETIGAPemeliharaan
: Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan Kredensial dan Rekredensial Staf
Medis Rumah Sakit Umum Daerah Kondosapata dilaksanakan Komite Medik
Rumah Sakit Umum Daerah Kondosapata.

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari
Pemeliharaan
ternyata diperlukan perbaikan dilakukan perbaikan sebaimana mestinya.

Ditetapkan di : Mamasa
Pada Tanggal : 04 Januari 2018

Direktur
RSUD Kondosapata’,

dr. Adriana Randabunga, MARS


NIP. 19670319 199903 2 002
Lampiran : Keputusan Direktur RS
Nomor : 445/113/KPTS/RSUD-KS/M/I/2018
Tanggal : 04 Januari 2018

KEBIJAKAN DIREKTUR TENTANG KREDENSIAL STAF KLINIS


RUMAH SAKIT

A. Kebijakan Umum :

1. Rumah sakit hanya mempekerjakan pegawai/staf klinis rumah sakit


sendiri. Pegawai / staf klinis adalah pegawai yang memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat
langsung terhadap asuhan kesehatan kepada pasien dan merupakan karyawana rumah sakit
2. Termasuk pegawai / staf klinis adalah :
a. Medis : dokter spesialis / super spesialis, dokter umum, dokter gigi ,
b. Perawat
c. Bidan
d. Paramedis non perawat : analis, radiografer, fisioterapis, okupasi terapis, ahli gizi,
apoteker, asisten apoteker.
3. Rumah Sakit mempunyai proses yang efektif untuk mengumpulkan, memverifikasi, mengevaluasi kre
densial/ bukti - bukti keahlian/ kelulusan (izin / lisensi, pendidikan,pelatihan, kompetensi
dan pengalaman) dari staf medis yang diizinkan untuk memberikan asuhan pasien.
4. Rumah Sakit mempunyai tujuan yang terstandar, prosedur berbasis bukti, untuk member wewen
ang kepada semua anggota staf medis untuk menerima pasien dan memberikan
pelayanan klinis lainnya konsisten / sesuai dengan kualifikasi.
5. Rumah sakit mempunyai proses yang efektif untuk mengumpulkan, memverifikasi
dan mengevaluasi kredensial staf keperawatan (izin, pendidikan, pelatihan dan pengalaman).
6. Rumah sakit mempunyai standar prosedur untuk mengidentifikasi tanggung jawab
pekerjaan dan untuk membuat penugasan kerja klinik berdasarkan atas kredensial staf perawat
dan peraturan perundang - undangan.
7. Rumah Sakit mempunyai proses yang efektif untuk mengumpulkan, memverifikasi
dan mengevaluasi kredensial paramedis non perawat dan membuat penugasan klinik
berdasarkan atas kredensial pegawai / staf paramedis non perawat berdasarkan
kredensial yang telah dilakukan.

B. KebijakanKhusus :

1. Setiap pegawai / staf klinis mengajukan permohonan kewenangan kliniknya berdasarkan


kompetensi profesi masing – masing
2. Kredensial dan rekomendasi kewenangan klinik staf medis dilakukan oleh sub komite kredensial Komite
Medis.
3. Kredensial dan rekomendasi kewenangan klinik staf keperawatan dan bidan dilakukan oleh Komite
Keperawatan dengan tim kredensialnya.
4. Kredensial dan rekomendasi kewenangan klinik pegawai paramedis non keperawatan dilakukan oleh
kepala instalasi terkait.

Ditetapkan di : Mamasa
Pada Tanggal : 04 Januari 2018

Direktur
RSUD Kondosapata’,

dr. Adriana Randabunga, MARS


NIP. 19670319 199903 2 002
PEMERINTAH KABUPATEN MAMASA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KONDOSAPATA’
Jln Poros Mamasa-Polewali Desa.Balla Kec.Balla Kab.Mamasa 91362
Email : rsukondosapataballa.mms@gmail.com
E.

SURAT KEPUTUSAN
NOMOR : 445/120/KPTS/RSUD-KS/M/I/2018

TENTANG

PELAKSANAAN KREDENSIAL DAN KEWENANGAN KLINIS STAF MEDIS PADA RUMAH SAKIT

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KONDOSAPATA

MENIMBANG : a. Bahwa untuk melindungi keselamatan pasien, maka rumah sakit wajib
memastikan kompetensi staf medis yang akan memberikan pelayanan;

b. Bahwa Direktur membutuhkan acuan dalam menetapkan kewenangan


klinis bagi staf medis untuk menjamin keselamatan pasien yang berada di
bawah tanggung jawabnya;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,


perlu menerapkan Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang
KebijakanKredensial Staf Klinis di Rumah Sakit.

MENGINGAT : 1.Un Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

2. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang pRumah Sakit;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan;

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1691/MENKES/per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien di Rumah Sakit;

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


755/Menkes/Per/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik di
Rumah Sakit;

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD KONDOSAPATA TENTANG KEBIJAKAN


KREDENSIAL STAF KLINIS.

KESATU : Kebijakan Kredensial dan Kewenangan Kilinis Staf Medis Rumah Sakit Umum
Daerah Kondosapata sebagaimana tercantum dalam lampiran Surat
Keputusan ini;

KEDUA Pemeliharaan
: Kebijakan Kredensial dan Kewenangan Klinis Staf Medis Rumah Sakit Umum
Daerah Kondosapata sebagaimana dimaksud dalam Diktum kesatu harus
dijadikan acuan dalam pelaksanaan Kredensial Dan Rekredensial Staf Medis
di Rumah Sakit Umum Daerah Kondosapata;

KETIGAPemeliharaan
: Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan Kredensial dan Rekredensial Staf
Medis Rumah Sakit Umum Daerah Kondosapata dilaksanakan Komite Medik
Rumah Sakit Umum Daerah Kondosapata.

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari
Pemeliharaan
ternyata diperlukan perbaikan dilakukan perbaikan sebaimana mestinya.

Ditetapkan di : Mamasa
Pada Tanggal : 04 Januari 2018

Direktur
RSUD Kondosapata’,

dr. Adriana Randabunga, MARS


NIP. 19670319 199903 2 002
LANPIRAN : KEBIJAKAN DIREKTUR
NOMOR :
TANGGAL :

KEBIJAKAN PELAKSANAAN KREDENSIAL DAN KEWENANGAN KLINIS STAF MEDIS

I. PENGERTIAN
Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf tenaga kesehatan untuk menentukan pelayanan yang
diberikan ketenangan (clinical privilage).

II. TUJUAN UMUM


Unttuk melindungi keselamatan pasien dengan memasti!an bahwa staf tenaga kesehatan yang akan
melakukan pelayanan medis di rumah sakit kredibel.
III. TUJUAN KHUSUS
1. Mendapatkan dan memasti!an staf tenaga kesehatan yang professional dan akuntabel
bagi pelayanan di rumah sakit.
2. Tersusunnya jenis-jenis kewenangan klinis (clinical privilage) b a g i s e t i a p s t a f t e n a g a kesehatan
yang melakukan pelayanan medis di rumah sakit sesuai dengan cabang ilmunya.
3. Dasar bagi kepala / direktur rumah sakit untuk menerbitkan penugasan klisis
4. (clinical appointment)
5. Terjaganya reputasi dan kredibilitas para staf tenaga kesehatan dan institusi rumah sakit
dihadapan pasien, penyandang dana, dan pemangku kepentingan ( stakeholders) rumah sakit
lainnya.

III.ISI KEBIJAKAN
1. Adanya verifikasi sertifikasi kompetensi dari kolegium.
2. Kompentensi fisik dan mental melalui uji kelayakan kesehatan baik fisik maupun mental. Salah seorang
staf tenaga kesehatan dinyatakan kompeten melalui suatu proses kredensial Rumah sakit menerbitkan suatu
izin bagi yang bersangkutan untuk mela!ukan serangkaian pelayanan medis tertentu di Rumah sakit, hal ini
dikenal dengan kewenangan klinis(clinical privilage).
3. Sub komite kredensial di rumah sakit terdiri sekurang-kurangnya 3 orang staf medis
yangmemili!i surat penugasan klinis (clinical appointment) di Rumah sakit dan berasal
dari disiplin ilmu yang berbeda. Terdiri dari ketua, sekretaris dan anggota yang ditetapkan oleh dan
bertanggung jawab kepada ketua komite medik
4. Rekomendasi pemberian kewenangan klinis ( clinical privilage) dilakukan oleh komite
medik berdasarkan masukan dari sub komite kredensial.
5. Sub komite kredensial menetapkan:
a. Daftar rincian kewenangan klinis untuk setiap pelayanan medis
b. Buku putij (white paper ) untuk tiap pelayanan medis.
6. Sub komite kredensial melalui re kresensial bagi setiap staf tenaga kesehatan yang mengajukan
permohonan pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan kinis dengan rekomendasi berupa:
a. Kewenangan klinis yang bersangkutan dilanjutkan
b. Kewenangan klinis yang bersangkutan ditambah.
c. Kewenangan klinis yang bersangkutan dikurangi
d. Kewenangan klinis yang bersangkutan dibekukan untuk waktu tertentu.
e. Kewenangan klinis yang bersangkutan diubah/dimodifikasi.
7. Pencabutan kewenangan klinis (clinical privilage) dilakukan melalui prosedur tertentu yang
melibatkan komite medik.
Pencabutan dilakukan jika:
a. Terganggunya kesehatan fisik dan mental.
b. Terjadinya keselakaan medis
8. Berakhirnya kewenangan klinis jika:
a. Habis masa berlaku
b. Dicabut oleh kepala atau direktur.

IV. PENUTUP
Demikian kebijakan ini dibuat sebagai acuan pelaksanaan kredensial dan kewenangan klinis staf medis di
rumah sakit .

Ditetepkan di Tangerang
Pada tanggal :
Direktur RS

Direktur

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT


NOMOR : 1303/PER/RS/I/2014
TENTANG
KEBIJAKAN PEMELIHARAAN KESEHATAN KARYAWAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT

MENIMBANG: 1. Bahwa Pemeliharaan adalah usaha mempertahankan dan atau meningkatkan


kondisi fisik, mental, dan sikap karyawan, agar tetap loyal dan memberikan kinerja optimal untuk
menunjang tercapainya tujuan rumah sakiy.
2. Bahwa dalam upaya mempertahankan loyalitas dan kinerja karyawan, maka dipandang perlu
diberikan jaminan pemeliharaan kesehatan kepada karyawan di lingkungan Rumah Sakit
3. Bahwa berdasarkan hal tersebut diatas perlu ditetapkan kebijakan tentang pemeliharaan
karyawan di lingkungan Rumah Sakit

MENGINGAT : 1. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor


270/MENKES/SK/III/2007 Tentang Pedoman Manajerial
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas
Kesehatan Lainnya
2. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor
382/Menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan
Lainnya

MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pemeliharaan Kesehatan Karyawan Rumah Sakit sebagaimana terlampir
dalam ketetapan ini.
KEDUA : Kebijakan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan berlaku selama 3
tahun serta akan dilakukan evaluasi minimal 1 tahun sekali.
KETIGA : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan, maka akan
dilakukakan perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di :
Tanggal :
RUMAH SAKIT

Direktur Utama

TEMBUSAN Yth :
1. Seluruh unit kerja
2. Arsip

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT


NOMOR : 1303/PER/RSI/I/2014
TANGGAL :

KEBIJAKAN PEMELIHARAAN KESEHATAN KARYAWAN


RUMAH SAKIT
I. PENDAHULUAN
Karyawan yang bekerja di rumah sakit sangat mudah untuk terkena penyakit atau
infeksi. Berkaitan dengan hal itu, rumah sakit memiliki kewajiban dalam hal
pemeliharaan kesehatan untuk karyawan. Pemeliharaan kesehatan untuk karyawan
dilakukan oleh rumah sakit ditujukan untuk semua karyawan yang bekerja di rumah
sakit.

II. TUJUAN PEMELIHARAAN KESEHATAN


Pemeliharaan kesehatan bagi karyawan bertujuan untuk:
1. Mempertahankan kesehatan karyawan rumah sakit.
2. Mengurangi biaya perawatan.
3. Mencegah timbulnya wabah.
4. Mencegah tuntutan hukum.

III. KEBIJAKAN PEMELIHARAAN KESEHATAN KARYAWAN


Rumah sakit memberikan fasilitas pemeliharaan kesehatan kepada karyawan meliputi
a. Pemeliharaan kesehatan karyawan
b. Pemberian medical chek-up berkala
c. Pemberian medical chekc-up untuk karyawan yang memasuki purna tugas
d. Pemberian vaksinasi dan imunisasi
e. Penanganan penyakit akibat kecelakaan kerja
f. Penanganan penyakit akibat hubungan kerja
A. PEMELIHARAAN KESEHATAN KARYAWAN
Ketentuan pemeliharaan kesehatan bagi karyawan Rumah sakit meliputi:
1. Pemeliharaan kesehatan sesuai Peraturan Perusahaan Rumah Sakit
2. Orang yang berhak mendapatkan jaminan pemeliharaan kesehatan (Takessa)
yaitu, Direksi, keluarga inti direksi, karyawan tetap dan keluarga inti karyawan
tetap.
3. Karyawan/keluarga karyawan berhak mendapatkan fasilitas pemeriksaan di
poliklinik Takessa.
4. Bila karyawan/keluarga karyawan membutuhkan fasilitas spesialis, hal itu dapat
diberikan berdasarkan rujukan dari PPK1 Poliklinik Takessa, kemudian yang
bersangkutan bisa mendapatkan fasilitas spesialis di poliklinik spesialis RS.
5. Biaya pemeliharaan kesehatan ditanggung oleh Takessa sebesar 60%,
sedangkan 40 % sisanya ditanggung oleh karyawan melalui pemotongan gaji
karyawan.
6. Fasilitas rawat inap yang didapatkan oleh karyawan adalah fasilitas yang sesuai
dengan Pejanjian Kerja Sama antara RS dengan Takessa. Fasilitas
tersebut juga tercantum dalam Surat Keputusan Direktur RS
nomor: 458/KPTS/RSI-SA/X/2011, yaitu:
a. Karyawan Tetap golongan I mendapatkan perawatan rawat inap kelas IC.
b. Karyawan Tetap golongan II mendapatkan perawatan rawat inap kelas IB.
c. Karyawan Tetap golongan III mendapatkan perawatan rawat inap kelas IA.
d. Karyawan Tetap golongan IV, manajer dan Ka. Instalasi dan direksi
mendapatkan perawatan rawat inap VIP.
7. Bila karyawan menghendaki kelas perawatan di atas ketentuan, akan dikenakan
tarif perawatan sebesar selisih antara yang dikehendaki dan yang menjadi
haknya, sesuai ketentuan Takessa.
8. Bila karyawan meminta fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak ada di rumah
sakit, karyawan dapat melakukan pemeriksaan di rumah sakit lain yang memiliki
fasilitas yang dibutuhkan, serta dapat melakukan re-imbusment pribadi kepada
Takessa.
9. Bila karyawan ingin melakukan pemeriksaan di luar jam buka poliklinik Takessa,
yang bersangkutan melakukan pemeriksaan kesehatan di IGD (Instalasi Gawat
Darurat) RS.
10. Karyawan yang akan memasuki purna tugas, akan dilakukan pemeriksaan
kesehatan selambat-lambatnya 6 (enam)bulan sebelum memasuki masa purna
tugas.
a. Jenis- Jenis Pemeriksaan Kesehatan
1. Jenis pemeriksaan kesehatan sebelum kerja meliputi:
a. Pemeriksaan fisik lengkap : tensi, nadi, telinga, buta warna
b. Pemeriksaan Laboratorium : Urin Rutin ,Darah Rutin , HbsAg ,
Salmonela
c. Pemeriksaan Rongent : Thorax
2. Jenis pemeriksaan kesehatan berkala meliputi
a. Pemerikaan fisik lengkap : tensi, nadi, telinga, buta warna
b. Pemeriksaan Laboratorium : Urin Rutin ,Darah Rutin , HbsAg
c. Pemeriksaan Rongent : Thorax
d. Pemeriksaan lain yang direkomendasikan oleh dokter yang ditunjuk
3. Jenis pemeriksaan kesehatan khusus menyesuaikan dengan tempat dan
resiko dimana karyawan tersebut bekerja seperti
a. Instalasi Gizi
b. Instalasi Farmasi untuk petugas chitostastika
c. Instalasi Radiologi
d. Instalasi Laboratorium
e. Unit CSSD

b. Pemberian imunisasi kepada karyawan


Karyawan yang bekerja di RS akan diberikan imunisasi meliputi:
- imunisasi Hepatitis B untuk semua karyawan di ruang keperawatan dan
karyawan penunjang medis bagian laboratorium, instalasi gizi, CSSD,
loundry, radiologi, sanitasi, petugas cleaning service di ruang perawatan,
serta di bagian pemulasaraan jenasah, diberikan 2 kali dalam setahun.
- Imunisasi Hepatitis B, Influenza, MMR (Mumps, measles, rubella), dan
DPT, diberikan kepada seluruh staf medis dan keperawatan.
- Imunisasi DPT diberikan kepada staf medis dan keperawatan setiap 1
(satu) kali dalam 10 tahun di ruang keperawatan anak.
- Immunisasi MMVR (mumps, measles, varicella, rubella), diberikan kepada
staf medis dan keperawatan di ruang..
Kebijakan pemberian imunisasi dilakukan sesuai dengan program kerja dan
kemampuan rumah sakit.
c. Prosedur Pemberian imunisasi kepada karyawan
1. Karyawan dilakukan pemeriksaan oleh dokter.
2. Karyawan dilakukan screening di bagian laboratorium
3. Bila hasil laboratorium menunjukkan negatif, karyawan tersebut akan
diberikan imunisasi.
4. Bila hasil laboratorium menunjukkan positif, karyawan tersebut akan
diberikan pengobatan.

B. PENANGANAN KECELAKAAN KERJA


RS memberikan fasilitas penanganan kecelakaan kerja bagi karyawan.
Setiap karyawan yang mengalami kecelakaan kerja dapat langsung ditangani di RS.

Ketentuan penanganan kecelakaan kerja di RS meliputi:


1. Bila kecelakaan kerja terjadi di lingkungan RS, unit kerja tempat
karyawan yang mengalami kecelakaan kerja wajib melapor kepada bagian K3RS
(Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit), dan bagian SDI (Sumber Daya
Insani).
2. K3RS melakukan tindak lanjut sesuai kebutuhan penanganan kecelakaan kerja.
3. Seluruh pembiayaan akibat kecelakaan kerja karyawan, ditanggung oleh BPJS
Ketenagakerjaanyang pemberkasannya diurus oleh RS.
4. Unit kerja yang merupakan tempat terjadinya kecelakaan kerja, wajib melapor
ke bagian SDI (dalam hal ini bagian Personalia), dan K3RS maksimal 2 x 24 jam.

Prosedur Penanganan Kecelakaan Kerja Karyawan


1. Karyawan yang mengalami kecelakaan kerja dibawa ke bagian IGD RS.
2. Unit kerja melapor ke bagian K3RS dan SDI.
3. SDI bekerja sama dengan K3RS mengurus dokumen pelaporan ke BPJS
Ketenagakerjaan untuk pengisian hal-hal yang terkait resiko medik.
4. SDI mengirim dokumen ke bagian Mobilisasi Dana
5. Mobilisasi Dana melakukan penagiah ke BPJS Ketenagakerjaan

C. PENANGANAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA


Penyakit akibat hubungan kerja adalah penyakit yang dialami karyawan akibat
hubungan pekerjaan di RS. Pembiayaan akibat PAK karyawan akan
ditanggung oleh RS.
Prosedur penanganan penyakit akibat kerja:
1. Karyawan yang mengalami penyakit akibat kerja (PAK) melapor ke kepala unit
kerja,
SDI, dan kepala unit kerja yang bersangkutan.
2. Bagian SDI akan melengkapi catatan awal medical check up
3. Bagian SDI menerbitkan surat keterangan bahwa karyawan yang bersangkutan
mengalami penyakit akibat hubungan kerja.

MENIMBANG : 1. 2.. 3.. 4. MENGINGAT: 1. MEMUTUSKAN MENETAPKAN : KESATU :. KEDUA :


Keputusan ini berlaku sejak tanggal diterbitkan dan akan dilakukan evaluasi minimal 1 (satu) tahun
sekali. KETIGA : Ditetapkan di : Tanggal : RUMAH SAKIT ISLAM EDU KASI RUMAH SAKIT DIREK...
PEDOMAN PENYIMPANAN OBAT RUMAH SAKIT 3 PANDUAN POLA KETENAGAAN RUMAH SAKIT 4
KEBIJAKAN PENETAPAN KRITERIA RISIKO AKIBAT DAMPAK RENOVASI ATAU PEKERJAAN
PEMBANGUNAN (KONSTRUKSI) BARU DAN PENETAPAN PEMANTAUAN KUALITAS UDARA 5 
9/7/2019 PEMBERLAKUAN PANDUAN PENATAAN ARSIP KARYAWAN - Akreditasi Rumah Sakit MPO
file:///C:/Users/Asus/Downloads/FROZEN - Let It Go - ( Bahasa Indonesia ) -
YouTube_files/PEMBERLAKUAN PANDUAN PENATAAN ARSIP KARYA… 3/9 Direktur Utama
TEMBUSAN Yth : 1. Manajer SDI 2. Bagian Personalia 3. Arsip LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT NOMOR : TANGGAL : I. PENDAHULUAN Arsip dalam bahasa Inggris disebut “Archives”
yang berarti tempat/ dokumen. Arsip karyawan berarti tempat/dokumen yang berkaitan dengan
karyawan, sedangkan Administrasi kearsipan atau penataan arsip adalah suatu proses penyimpanan
arsip secara sistematis agar mudah ditemukan kembali. Arsip memiliki peran penting bagi
pengembangan organisasi karena dapat berfungsi sebagai sumber informasi yang dapat
mengingatkan dan membantu pengambilan sebuah keputusan, selain itu arsip juga berfungsi
sebagai sumber dokumen yang dapat digunakan sebagai bahan pembuktian dan melancarkan
pekerjaan. Untuk arsip Karyawan sendiri dapat berfungsi memberikan informasi mengenai data-data
karyawan baik mengenai riwayat hidup, pendidikan dan berbagai hal yang berkaitan dengan
karyawan/karyawan. Oleh karena itu agar arsip karyawan dapat berfungsi dengan maksimal, perlu
adanya pengaturan arsip dengan sebaik-baiknya, tertib, teratur dan 9/7/2019 PEMBERLAKUAN
PANDUAN PENATAAN ARSIP KARYAWAN - Akreditasi Rumah Sakit MPO
file:///C:/Users/Asus/Downloads/FROZEN - Let It Go - ( Bahasa Indonesia ) -
YouTube_files/PEMBERLAKUAN PANDUAN PENATAAN ARSIP KARYA… 4/9 efisien. Sistem kearsipan
yang teratur berarti menggunakan metode penyimpanan yang optimal dengan klasifikasi yang jelas
berikut cara penyimpanan yang tersusun rapi sehingga dapat mempermudah pencarian kembali. II.
TUJUAN PENATAAN ARSIP KARYAWAN Penataan Arsip karywan perlu dilakukan dengan tujuan: 1.
Agar dokumen/arsip karyawan terpelihara dengan baik, teratur dan aman 2. Mempermudah
pencarian kembali arsip/dokumen yang dibutuhkan 3. Menghindari pemborosan waktu dan tenaga
dalam pencarian dokumen 4. Menjaga kerahasiaan dan kelestarian arsip 5. Menjaga Kerapian
dokumen dan ruangan. III. PIHAK PENANGGUNG JAWAB ARSIP KARYAWAN Yang bertanggung jawab
atas penyimpanan dan penataan file karyawan adalah seluruh staf dan pejabat di unit Personalia IV.
WAKTU PENGARSIPAN Kegiatan pengarsipan file karyawan dapat dilakukan secara kondisional atau
sesuai dengan kondisi yang ada yaitu pada saat ada dokumen karyawan baru maupun saat ada
tambahan dokumen karyawan. V. BAHAN & ALAT Berbagai bahan dan alat yang dibutuhkan dalam
penataan arsip karyawan, meliputi: 1. Almari Arsip, berfungsi sebagai tempat penyimapanan dan
penataan seluruh arsip karyawan. 2. Komputer dan Printer, dipergunakan dalam proses pembuatan
dan pencetakan dokumen kelengkapan arsip karyawan, seperti : Cover, 9/7/2019 PEMBERLAKUAN
PANDUAN PENATAAN ARSIP KARYAWAN - Akreditasi Rumah Sakit MPO
file:///C:/Users/Asus/Downloads/FROZEN - Let It Go - ( Bahasa Indonesia ) -
YouTube_files/PEMBERLAKUAN PANDUAN PENATAAN ARSIP KARYA… 5/9 dokumen check list dan
Lembar data karyawan beserta pelatihan yang pernah diikuti 3. Binder File Bantex, sebagai tempat
penyimpanan dokumen milik setiap karyawanaka 4. Plastik Isi Binder, sebagai tempat untuk
menyimpan lembaranlembaran dokumen 5. Kertas HVS Putih dan warna, untuk lembar check list
dokumen, check list peminjaman dokumen, lembar data karyawan, lembar keikut sertaan pelatihan
baik in house atau ex house training 6. Kertas Bufallo/Asturo warna, terdiri dari: a. Warna Merah :
Untuk label arsip karyawan Non Medik b. Warana Hijau : Untuk label arsip karyawan Penunjang
Medik c. Warna Biru Tua : Untuk label arsip karyawan medis (dokter) d. Warna Biru Muda : Untuk
label arsip karyawan Kebidanan e. Warna Kuning : Untuk label arsip karyawan Keperawatan, ARO 7.
Lem Kertas, double tip, untuk merekatkan label arsip 8. Gunting, untuk memotong kelengkapan arsip
yang dibutuhkan VI. PROSEDUR PELAKSANAAN 1. Bagian Personalia mengumpulkan seluruh
dokumen yang akan diarsip, peralatan dan bahan yang akan dipergunakan dalam penyusunan arsip
2. Bagian Personalia mempersiapkan data seluruh karyawan yang terdiri dari NIK, Nama Karyawan,
Foto Karyawan dan Bagian untuk melakukan pengelompokan Bidang Kerja Karyawan yang meliputi:
Medis, Keperawatan, Kebidanan, Penunjang Medis, dan Non Medis sehingga mempermudah
pencetakan label arsip dan cover arsip. 3. Bagian Personalia membuat design cover arsip, label, form
check list dokumen, form peminjaman dokumen, data karyawan serta lembar keikutsertaan
pelatihan baik in house atau ex house trainin. 4. Bagian Personalia mencetak seluruh dokumen
pelengkap setelah design disetujui oleh atasan. 9/7/2019 PEMBERLAKUAN PANDUAN PENATAAN
ARSIP KARYAWAN - Akreditasi Rumah Sakit MPO file:///C:/Users/Asus/Downloads/FROZEN - Let It
Go - ( Bahasa Indonesia ) - YouTube_files/PEMBERLAKUAN PANDUAN PENATAAN ARSIP KARYA… 6/9
5. Bagian Personalia memulai penataan dokumen kedalam plastikplastik isi binder dengan urutan
penyusunan sbb: a. Plastik Pertama : Berisi Surat Lamaran Pekerjaan, Daftar Riwayat Hidup, Foto
copy KTP/Kartu Identitas, Foto ukuran 4x 6, Foto copy Kartu Tanda Pencari Kerja, Foto Copy SKCK
(Surat Keterangan Catatan Kepolisian) b. Plastik Ke-dua : Berisi berkas pendidikan yang terdiri dari
Ijazah, Transkrip Nilai, Surat Ijin Praktik untuk masing-masing bidang kompetensi, meliputi : - SIP
(Surat Ijin Praktik ) - SIK (Surat Ijin Kerja) - STR (Surat Tanda Registrasi) - SIR ( Surat Ijin Radiografer) -
SIRO (Surat Ijin Refraksi Optisi) - SIPA (Surat Ijin Praktik Apoteker) - STRA (Surat Tanda Regristasi
Apoteker) - SIAA (Surat Inin Asisten Apoteker) - SIF (Surat Ijin Fisioterapis) c. Plastik Ke-tiga : Berisi
sertifikat asli maupun foto copy yang pernah diikuti oleh karyawan yang bersangkutan. d. Plastik Ke-
empat : Berisi data keluarga karyawan, meliputi : - Foto copy Kartu Keluarga - Foto copy Akte
Kelahiran Karyawan dan Anak - Foto copy Surat Nikah e. Plastik Ke-Lima : Berisi surat-surat
karyawan, meliputi : - Surat Panggilan Kerja - Surat Perjanjian Kerja dan Penempatan Karyawan -
Surat Tugas - Surat – surat lain milik karyawan f. Plastik Ke-enam : Berisi Job desk dan seluruh SK
milik karyawan, meliputi: - SK Calon Karyawan - SK Karyawan Tetap - SK Kenaikan Karyawan (Berkala
maupun Golongan) - SK Jabatan - SK Penyesuaian Ijazah g. Plastik ke-tujuh : Berisi dokumen-
dokumen penilaian Karyawan, baik nilai DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) maupun
penilaian keagamaan (Hafalan surat-surat pendek, tahiyat akhir, maupun bacaan Al-Qur’an)
9/7/2019 PEMBERLAKUAN PANDUAN PENATAAN ARSIP KARYAWAN - Akreditasi Rumah Sakit MPO
file:///C:/Users/Asus/Downloads/FROZEN - Let It Go - ( Bahasa Indonesia ) -
YouTube_files/PEMBERLAKUAN PANDUAN PENATAAN ARSIP KARYA… 7/9 Tweet h. Plastik ke-
delapan : Berisi catatan - catatan prestasi dan kesalahan karyawan termasuk surat peringatan,
teguran maupun catatan lain mengenai karyawan i. Plastik ke-sembilan : Berisi updating file data
mutasi, rotasi dan demosi karyawan j. Plastik ke-sepuluh : Berisi dokumen kredensial (Untuk tenaga
medis dan paramedis) k. Apabila terdapat dokumen lain dapat ditambahkan sesuai dengan
kebutuhan. 6. Bagian Personalia menata plastik file dalam binder sesuai dengan urutan plastik ke
satu sampai terakhir, urut dari atas ke bawah, dilengkapi dengan daftar check list peminjaman
dokumen, check list dokumen, lembar data karyawan, dan lembar keikutsertaan pelatihan,
kemudian menempelkan cover dan label arsip sesuai dengan bidang masing-masing. 7. Binder arsip
yang sudah lengkap ditata ke dalam almari arsip berdasarkan urutan nomor NIK karyawan dari yang
terkecil sampai yang terbesar

Anda mungkin juga menyukai