Anda di halaman 1dari 62

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Sistem dan Prosedur

Sistem menurut adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

Sedangkan prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya

melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat

untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang

terjadi berulang-ulang. Kegiatan krelikal terdiri dari kegiatan yang

dilakukan untuk mencatat infromasi daiam formulir, buku jurnal dan buku

besar antara lain: menulis, menggandakan, menghitung, memberi kode,

mendaftar, memilih, memindah, dan membandingkan. Mulyadi (2010:5-6)

2. Sistem Akuntansi

“Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan

yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi

keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna mempermudah

pengelolaan perusahaan.” Mulyadi (2010 : 3)

3. Sistem Informasi

“Sistem informasi adalah serangkaian prosedur formal di mana data

dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke para

pengguna.” James A. Hall (2007:9)

5
6

4. Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi merupakan sistem informasi yang paling tua

dan paling banyak digunakan dalam bisnis. Menurut Bodnar dan Hapwood

(1993) mendefinisikan sistem informasi akuntansi sebagai kumpulan sumber

daya yang dirancang untuk mentransformasikan data keuangan menjadi

informasi. Sedangkan menurut Gelinas Orams, dan Wiggins (1997)

mendefinisikannya sebagai subsitem khusus dari sistem informasi manajemen

yang tujuannya adalah menghimpun, memproses, dan melaporkan informasi

yang berkaitan dengan transaksi keuangan. Abdul Kadir (2014:93)

5. Sistem Pengendalian Intern

Sistem pengendalian intern terdiri dari struktur organisasi, metode dan

ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk mengamankan kekayaan organisasi,

mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi mendorong efisiensi dan

ditaatinya kebijakan manajemen.

Unsur pokok sistem pengendalian intern adalah:

a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara

tegas.

b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan

perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan

biaya.

c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit

organisasi.
7

d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Mulyadi

( 2010:163)

6. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

Penerimaan kas dalam perusahaan dagang berasal dari penjualan tunai dan

penjualan secara kredit. Penjualan secara tunai dilakukan dengan cara pembeli

diwajibkan terlebih dahulu membayarkan sejumlah harga sesuai dengan barang

yang telah dipilih sebelum barang diserahkan sehingga perusahaan akan langsung

melakukan pencatatan. Sedangkan penjualan secara kredit dilaksanakan dengan

cara pembeli melakukan pembayaran sesuai tanggal jatuh waktu tempo yang

telah diberikan oleh perusahaan namun barang akan secara langsung diserahkan

sehingga akan langsung dicatat oleh perusahaan sebagai piutang.

a. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai

Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, menurut Mulyadi

(2010:455) sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan :

1) Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam

jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk

melakukan internal check.

2) Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu

kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan

transaksi penerimaan kas.

Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dikelompokan menjadi tiga

prosedur yaitu:
8

1) Prosedur penerimaan kas dari over-the counter sales

2) Prosedur penerimaan kas dari cash-on-delivery sales (COD sales)

3) Prosedur penerimaan kas dari credit card sales

Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai tiga prosedur sistem

penerimaan kas dari penjualan tunai:

1) Penerimaan Kas dari Over-the Counter Sales

Dalam penjualan tunai ini, pembeli datang keperusahaan,

melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan

pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran

kekasir, dan kemudian menerima barang yang dibeli. Dalam over-the

counter sale ini, perusahaan menerima uang tunai, cek pribadi (personal

check), atau pembayaran langsung dari pembeli dengan credit card,

sebelum barang diserahkan kepada pembeli. Penerimaan kas dari over-the

counter sales dilaksanakan melalui prosedur berikut ini:

a) Pembeli memesan barang langsung kepada wiraniaga (sales person) di

bagian penjualan

b) Bagian Kasa menerima pembayaran dari pembeli, yang dapat berupa

uang tunai, cek pribadi (personal check) , atau kartu kredit

c) Bagian Penjualan memerintahkan bagian pengiriman untuk

menyerahkan barang kepada pembeli

d) Bagian Pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli

e) Bagian Kasa menyetorkan kas yang diterima ke bank


9

f) Bagian Akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam jurnal

penjualan

g) Bagian Akuntansi mencatat penerimaan kas dari penjualan tunai dalam

jurnal penerimaan kas.

Jika kas yang diterima berupa cek pribadi, bank penjual (bank yang

penjual memiliki rekening giro di dalamnya) kemudian akan mengurus

check clearing tersebut ke bank pembeli (bank yang pembeli memiliki

rekening giro di dalamnya). Jika kas yang diterima berupa kartu kredit,

bank penjual yang merupakan penerbit kartu kredit langsung menambah

saldo ke rekening giro penjual setelah dikurangi dengan credit card fee

(yang berkisar 2,5% sampai dengan 4%). Bank penerbit kartu kredit

inilah yang secara periodik melakukan penagihan kepada pemegang kartu

kredit.
10

Gambar 1

Penerimaan Kas dari Over-the-Counter Sales

Pembeli memesan
barang

(1)
Bagian
Pembeli
Penjualan
Bagian Pengiriman
menyerahkan barang
kepada pembeli
Bagian Penjualan
Memerintahkan Bagian (4) Pembeli
(2)
Pengiriman Membayar
menyerahkan Harga barang
Barang kepada
pembeli

Bagian Bagian kasa


Kasa (5) menyetorkan kas ke
bank

Bagian Akuntansi
mencatat
(7) penerimaan kas

Bagian dari penjualan


Bagian tunai
Pengirim Bank
Akuntansi
an (6)
Barang Bagian Akuntansi
mencatat pendapatan
penjualan S

umber : Mulyadi (2010:457)

2) Penerimaan Kas dari COD Sale

Cash-on-delivery sales (COD sales) adalah transaksi penjualan yang

melibatkan kantor pos, perusahaan angkutan umum, atau angkutan sendiri

dalam penyerahan dan penerimaan kas dari hasil penjualan. COD sales

merupakan sarana untuk memperluas daerah pemasaran dan untuk

memberikan jaminan penyerahan barang bagi pembeli dan jaminan

penerimaan kas bagi perusahaan penjual. COD sales melalui pos belum

merupakan sistem penjualan yang umum berlaku di Indonesia. COD sales

melalui pos dilaksanakan dengan prosedur berikut ini.


11

a) Pembeli memesan barang lewat surat yang dikirim melalui kantor pos.

b) Penjual mengirimkan barang melalui kantor pos pengirim dengan cara

mengisi formulir COD sales di kantor pos

c) Kantor pos pengirim mengirim barang dan formulir COD sales sesuai

dengan instruksi penjual kepada kantor pos penerima

d) Kantor pos penerima, pada saat diterimanya barang dan formulir COD

sales, memberitahukan kepada pembeli tentang diterimanya kiriman

barang COD sales

e) Pembeli membawa surat penggilan ke kantor pos penerima dan

melakukan pembayaran sejumlah yang tercantum dalm formulir COD

sales. Kantor pos penerima menyerahkan barang kepada pembeli,

dengan diterimanya kas dari pembeli

f)Kantor pos penerima memberitahu kantor pos pengirim bahwa COD

sales telah dilaksanakan

g) Kantor pos pengirim memberitahu penjual bahwa COD sales telah

selesai dilakukan, sehingga penjual dapat mengambil kas yang diterima

dari pembeli.
12

Gambar 2

Penerimaan Kas dari COD Sales melalui Pos

Kantor Pos mengirim barang ke


alamat pembeli
(3)

Kantor Pos penerima memberitahu


Kantor Pos Pengirim bahwa COD sales
Kantor Pos telah dilaksanakan Kantor Pos
Pengirim (6) Penerima

Penjual
Pembeli
Mengirim
Membayar
Barang ke Kantor pos Kantor Pos
Harga
Pembeli Pengirim Mengirim
Barang dan
Via COD sales Memberitahu Pemberitahuan
Menerima
(2) Penerimaan kas Adanya COD
Barang yang
Dari COD sales sales
Dibeli
(7)
(5) (4)

Pembeli memesan
barang
(1)
Penj Pemb

Sumber : Mulyadi (2010:458)

3) Penerimaan Kas dari Credit Card Sale

Sebenarnya credit card bukan merupakan suatu tipe penjualan namun

merupakan salah satu cara pembayaran bagi pembeli dan sarana penagihan

bagi penjual. Credit card dapat merupakan sarana pembayaran bagi

pembeli, baik dalam over-the-counter sale maupun dalam penjualan yang

pengiriman barangnya dilaksanakan melalui jasa pos atau angkutan umum.

Dalam over-the-counter sale, pembeli datang ke perusahaan, melakukan

pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke


13

kasir dengan menggunakan kartu kredit. Dalam penjualan tunai yang

melibatkan pos atau perusahaan angkutan umum, pembeli tidak perlu

datang ke perusahaan penjual. Pembeli memberikan persetujuan tertulis

penggunaan kartu kredit dalam pembayaran harga barang, sehingga

memungkinkan perusahaaan penjual melakukan penagihan kepada bank

atau perusahaan penerbit kartu kredit.

Kartu kredit dapat digolongkan menjadi tiga kelompok :

a) Kartu kredit bank (bank cards)

b) Kartu kredit perusahaaan (company cards)

c) Kartu kredit bepergian dan hiburan (travel and entertainment cards)

Gambar 3

Penerimaan Kas dari Credit Card Sale

Pemegang kartu kredit


Memesan barang
(1)

Pemegang Kartu Kredit


Bagian Penjualan

Bagian Penjualan Memerintah kan Bagian Pengiriman untuk Mnyerahkan barang Kepada pembeli Secara periodik, Bank penerbit Kartu kredit Melakukan penagihan Kepa
(2) (6)
Bagian Pengiriman Menyerahkan barang Kepada pembeli
(4)

Pemegang kartu kredit kredit membayar dengan kartu kredit


(3)

Bank Penerbit kartu kredt


Bagian Pengiriman Bagian Kas Menyetorkan slip kartu kredit ke bank
(5)

Sumber : Mulyadi (2010:461)


14

4) Fungsi Terkait dalam Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai

“Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan

tunai adalah 1) Fungsi penjualan, 2) Fungsi kas, 3) Fungsi gudang, 4)

Fungsi pengiriman, 5) Fungsi akuntansi ” Mulyadi (2010:462)

a) Fungsi Penjualan

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini

bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi faktur

penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk

kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi kas.

b) Fungsi Kas

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini

bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli.

c) Fungsi Gudang

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini

bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh

pembeli, serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman.

d) Fungsi Pengiriman

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini

bertanggung jawab untuk membungkus barang dan menyerahkan barang

yang telah dibayar harganya kepada pembeli.


15

e) Fungsi Akuntansi

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini

akan bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan

penerimaan kas dan pembuat laporan penjualan.

5) Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen

Informasi yang umumnya diperlukan oleh manajemen dari penerimaan

kas dari penjualan tunai adalah :

a) Jumlah pendapatan penjualan produk atau kelompok produk selama

jangka waktu tertentu

b) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai

c) Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu

d) Nama dan alamat pembeli. Informasi ini diperlukan dalam penjualan

produk tertentu, namun pada umumnya informasi nama dan alamt

pembeli ini tidak diperlukan oleh manajemen dari kegiatan penjualan

tunai

e) Kuantitas produk yang dijual

f) Nama wiraniaga yang melakukan penjualan

g) Otorisasi pejabat yang berwenang.

Mulyadi (2010:462-463)

6) Dokumen yang Digunakan

Adapun dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari

penjualan tunai adalah:


16

a) Faktur Penjualan Tunai

Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang

diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai. Formulir

kartu penjualan tunai dapat digunakan untuk merekam data mengenai

nama pembeli dan alamat pembeli, tanggal transaksi, kode dan nama

barang, kuantitas, harga satuan, jumlah harga, nama bank kode wiraniaga,

otorisasi terjadinya berbagai tahap transaksi. Faktur penjualan tunai diisi

oleh fungsi penjualan yang berfungi sebagai pengantar pembayaran oleh

pembeli kepada fungsi kas dan sebagai dokumen sumber untuk

pencatatan transaksi penjualan kedalam jurnal penjualan. Tembusan

faktur ini dikirimkan oleh fungsi penjualan ke fungsi pengiriman sebagai

perintah penyerahan barang kepada pembeli yang telah melaksanakan

pembayaran harga barang ke fungsi kas. Tembusan faktur ini juga

berfungsi sebagai slip pembungkus (packing slip) yang ditempelkan oleh

fungsi pengiriman di atas pembungkus, sebagai alat identifikasi

bungkusan barang.

Faktur Penjualan Tunai

Toko Buku Remaja

Jl.Lawo 15, Yogyakarta 55213

Telepon (0274) 63539, Fax(0274) 86104


17

FAKTUR PENJUALAN TUNAI

Nama Pembeli Alamat Tanggal Nomor

125897689

Nomor Kode Nama Harga Jumlah


Satuan Kuantitas
Urut Barang Barang Satuan harga

Jumlah

Dicatat dalam Dicatat dalam


Diserahkan Dijual
Buku Pembantu Jurnal

Tanggal
18

Tanda

Tangan

Sumber : Mulyadi (2010:464)

b) Pita Register Kas (Cash Register Tape)

Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara

mengoperasikan mesin register kas (cash register). Pita register kas ini

merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh fungsi kas dan

merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat

dalam jurnal penjualan.

c) Credit Card Sales Slip

Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang

menerbitkan kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan (disebut

merchant) yang menjadi anggota kartu kredit. Bagi perusahaan yang

menjual barang atau jasa, dokumen ini diisi oleh fungsi kas dan berfungsi

sebagai alat untuk menagih uang tunai dari bank yang mengeluarkan

kartu kredit, untuk transaksi penjualan yang telah dilakukan kepada

pemegang kartu kredit.

d) Billing of Lading

Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan

penjualan barang kepada perusahaan angkutan umum. Dokumen ini


19

digunakan oleh fungsi pengiriman dalam penjualan COD yang

penyerahan barangnya dilakukan oleh perusahaan angkutan umum.

e) Faktur Penjualan COD

Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD. Tembusan

faktur penjualan COD diserahkan kepada pelanggan melalui bagian

angkutan perusahaan, kantor pos, atau perusahaan angkutan umum dan

dimintakan tanda tangan penerimaan barang dari pelanggan sebagai bukti

telah diterimanya barang oleh pelanggan. Tembusan faktur penjualan

COD digunakan perusahaan untuk menagih kas yang harus dibayar oleh

pelanggan pada saat penyerahan barang yang dipesan oleh pelanggan.

Gambar 5

Faktur Penjualan COD

Toko Buku Remaja

Jl.Lawo 15, Yogyakarta 55213

Telepon (0274) 63539, Fax(0274) 86104

FAKTUR PENJUALAN COD

Nama Pembeli Alamat Tanggal Nomor Nomor

Bill of

Lading 125897689

Nomor Kode Nama Harga Jumlah


Satuan Kuantitas
Urut Barang Barang Satuan harga
20

Jumlah

Diterima
Dicatat dalam Dicatat dalam
oleh Diserahkan Dijual
Buku Pembantu Jurnal
pelanggan

Tanggal

Tanda

Tangan

Sumber : Mulyadi(2010:467)

f) Bukti Setor Bank

Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas ke

bank. Bukti setor dibuat 3 lembar dan diserahkan oleh fungsi kas ke bank,

bersamaan dengan penyetoran kas dari penjualan tunai ke bank. Dua

lembar tembusannya diminta kembali dari bank setelah ditandatangani


21

dan dicap oleh bank sebagi bukti penyetoran kas kebank. Bukti setor bank

diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi, dan dipakai oleh

fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi

penerimaan kas dari penjualan tunai ke dalam jurnal penerimaan kas.

Gambar 6

Bukti Setor Bank

BANK ARTA SELAMAT

No.987679

Yogyakarta

Tgl……………………

BUKTI SETOR BANK

Nama: Bank No.Cek Jumlah

Rupiah

No.Rekening:

Tanda tangan penyetor Credit Card


22

Sales Slip

Uang tunai

Jumlah

Jumlah Rupiah Pengesahan Bank

Sumber : Mulyadi (2010:468)

g) Rekap Harga Pokok Penjualan

Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas

harga pokok produk yang dijual selama satu periode. Data yang direkam

dalam dokumen ini berasal dari kolom “jumlah harga” dalam kolom

“pemakaian”. Dokumen ini digunakan digunakan oleh fungsi akuntansi

sebagai dokumen pendukung bagi pembuatan bukti memorial untuk

mencatat harga pokok produk yang dijual. Mulyadi (2010:468)

Gambar 7

Gambar Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan

REKAP HARGA POKOK PENJUALAN

Bulan Nomor Tgl.Pembuatan

Kode Nama Persediaan Jumlah Rupiah

Rekening
23

Departemen Akuntansi Biaya Bagian Kartu Persediaan

Sumber : Mulyadi (2010:218)

7) Catatan Akuntansi yang Digunakan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari

penjualan tunai adalah :

a) Jurnal Penjualan

Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat

dan meringkas data penjualan.

b) Jurnal Penerimaan Kas

Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk

mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, diantaranya dari

penjualan tunai

c) Jurnal Umum

Dalam trnasaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, jurnal ini

digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok produk

yang dijual

d) Kartu Persediaan

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, kartu

persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat berkurangnya


24

harga pokok produk yang dijual. Kartu persediaan ini diselenggarakan di

fungsi akuntansi untuk mengawasi mutasi dan persediaan barang yang

disimpan digudang

e) Kartu Gudang

Catatan ini tidak termasuk sebagai catatan akuntansi karena hanya

berisi data kuantitas persediaan yang disimpan digudang. Catatan ini

diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan

persediaan barang yang disimpan dalam gudang. Mulyadi (2010:469)

8) Unsur Pengendalian Intern

Unsur pengendalian intern yang seharusnya ada dalam sistem

penerimaan kas dari penjualan tunai dapat dilihat pada gambar dibawah

Gambar 8
i
Unsur Pengendalian Intern dalam Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai

Organisasi

1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas


2. Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi
3. Transaksi penjualan tunai dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kas, fungsi pengiriman,
dan fungsi akuntansi

Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

4. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan
formulir faktur penjualan tunai
5.Sumber : Mulyadi
Penerimaan (2010:470-471)
kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan cap “lunas” pada
faktur penjualan tunai dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut
6. Penjualan dengan
1) kartu kredit Alir
Bagan bank Dokumen
didahului dengan permintaan
Berbagai Sistemotorisasi dari bankKas
Penerimaan penerbit
kartu kredit
7. Penyerahan barang diotorisasi
1) oleh fungsi
Sistem pengiriman Kas
Penerimaan dengan cara
dari membubuhkan
Over-the cap “sudah
–Counter
diserahkan” pada faktur penjualan tunai
8. Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan
tanda pada faktur penjualan tunai

Praktik yang sehat

9. Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan


oleh fungsi penjualan
10. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang
sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja berikutnya
11. Penghitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik dan secara mendadak
oleh fungsi pemeriksa intern
25
26

9) Bagan Alir Dokumen Sistem Penerimaan Kas dari Over-the-Counter Sale

Gambar 9

Sistem Penerimaan Kas dari Over-the –Counter Sale

Bagian Order Penjualan Bagian Kasa

Mulai 1

Mengisi bukti setor bank


Menerima order dari pembeli FPT 1

Mengisi faktur penjualan tunai Menerima uang dari pembeli


3
Bukti Setor bank 2
1

Mengoperasi kan register kas


3
2
FPT 1 Menyetor kas ke bank

PRK
2 1
FPT 3
Via Pembeli Bukti Setor bank 2
1

1 N
Bersama uang
3

FPT = Faktur Penjualan Tunai


PRK = Pita Register Kas 5

Diserahkan Ke bank
N

Lanjutan
27

Bagian Gudang Bagian Pengiriman

2 3 4

FPT 2 PRK FPT 2

FPT 1

Kartu Gudang

Membanding kan FPT lb1 dan lb 2


Menyerahkan barang

Menyerahkan barang kepada pembeli

FPT 2

2
FPT 1

PRK

Bersama Barang sebagai Slip pembungkus


4

Untuk pembeli
6
28

Lanjutan

Bagian Jurnal Bagian Kartu Persediaan

6 5 8 7

Bukti Setor bank RHPP


PRK
PRK FPT1
FPT1 Bukti Memorial

Jurnal Penerimaan Kas Kartu Persediaan


Jurnal Umum

N
Jurnal Penjualan Membuat rekapitulasi HPP
T N Secara periodik

RHPP
7 Selesai

RHPP = Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan Membuat bukti memorial

RHPP

Bukti Memorial

Sumber : Mulyadi (2010:476-477)

Berdasarkan gambar di atas maka Bagian Jurnal melakukan pencatatan

transaksi Over-the –Counter Sale sebanyak dua kali:


29

a) Berdasarkan faktur penjualan tunai yang dilampiri dengan pita register kas,

Bagian Jurnal mencatat transaksi Over-the –Counter Sale ke dalam jurnal

penjualann dengan jurnal sebagai berikut:

Penjualan Tunai xx

Pendapatan Penjualan xx

b) Berdasarkan bukti setor bank yang diterima dari Bagian Kasa, Jurnal

mencatat penerimaan kas dari Over-the –Counter Sale di dalam jurnal

penerimaan kas dengan jurnal sebagai berikut :

Kas xx

Penjualan Tunai xx

Pencatatan harga pokok barang yang dijual dilakukan oleh Bagian Jurnal

berdasarkan rekap harga pokok penjualan yang disusun atas dasar data yang

direkam dalam kartu persediaan. Bukti memorial dicatat oleh Bagian Jurnal

ke dalam jurnal umum dengan jurnal:

Harga Pokok Penjualan xx

Persediaan Produk Jadi xx


30

10) Bagan Alir Dokumen Sistem Penerimaan Kas dari Cash-on-Delivery Sale

Gambar 10

Sistem Penerimaan Kas dari Cash-on-Delivery Sale

Bagian Order Bagian Gudang Bagian Pengiriman


Penjualan

Mulai 4 2 1 3

2
Menerima order dari pembeli FPCOD3
B/L 3 FPCOD 3 FPCOD1

Mengisi faktur penjualan COD


Menyiapkan barang Membanding kan FPCOD lb1 dan lb 2

Membuat Bill of lading


FPCOD3
4
23
Menyerahkan barang kepada perusahaan angkutan umum
FPCOD1
Bersama barang

Kartu
Gudang4
3
2
2 3 B/L 1
Berfungsi sebagai slip pembungkus

1 3
N2 T
FPCOD 1 4

Bersama barang
FPCOD = Faktur Penjualan COD B/L = Bill of Lading

Diserahkan kepada
5Perusahaan angkutan umum
31

Lanjutan

Bagian Kasa Bagian Junal

Dari
Perusahaan angkutan umum

Menerima FPCOD dan cek

FPCOD2

Cek

Mengisi bukti setor bank

3
Bukti Setor bank1 2

Menyetor cek ke bank

FPCOD2

Cek
3
12
Bukti Setor

Bersama cek

6 T
32
T

Selesai

Sumber : Mulyadi (2010:478-479)

Dari gambar diatas COD sale dilaksanakan melalui perusahaan

angkutan umum. Perintah COD sale direkam oleh Bagian order penjualan

didalam dokumen faktur penjualan COD. Dalam faktur penjualan COD


33

tersebut dicantumkan nomor bill of lading dan ruang untuk tanda tangan

pelanggan sebagai bukti tanda terima barang. Faktur penjualan COD

dikirimkan oleh Bagian Order Penjualan kepada Bagian Pengiriman sebagai

perintah untuk mengirimkan barang kepada pelanggan. Bagian pengiriman

membuat bill of lading sebagai dokumen penyerahan barang dari

perusahaan kepada perusahaan angkutan umum. Bagian pengiriman

membuat bill of lading sebanyak 4 lembar.

Bagian Jurnal melakukan pencatatan COD sale dua kali :

a) Berdasarkan faktur penjualan COD yang diterima dari Bagian

Pengiriman. Bagian Jurnal mencatat transaksi penjualan COD di dalam

jurnal penjualan dengan jurnal sebagai berikut:

Piutang Penjualan COD xx

Pendapatan Penjualan xx

b) Setelah cek yang diterima dari pelanggan melalui perusahaan angkutan

umum disetorkan ke bank, berdasarkan bukti setor bank yang dilampiri

dengan faktur penjualan COD. Bagian Jurnal mencatat penerimaan kas

dari pelanggan di dalam jurnal penerimaan kas dengan jurnal:

Kas xx

Piutang Penjualan COD xx


34

11) Bagan Alir Dokumen Sistem Penerimaan Kas dari Credit Card Sale

Gambar 11

Sistem Penerimaan Kas dari Credit Card Sale

Bagian Order Penjualan Bagian Kasa

Mulai 1 4

FPT 1 CCSS1
Menerima order dari pembeli

Menerima kartu kredit dari pembeli


Mengisi bukti setor bank

Mengisi faktur penjualan tunai Mengisi credit card sale slip

Mengoperasi kan register kas


Bukti Setor bank 2 3
1

3
2 Menyetor kas ke bank
FPT 1

4
3 CCSS 1 2
2 2
CCSS 1
3
Via Pembeli 2
Bukti Setor bank 1
PRK

FPT 1
1 N
Bersama CCSS lembar ke-1
Credit Card holder
Via Pembeli
FPT = Faktur Penjualan Tunai N
PRK = Pita Register Kas
CCSS = Credit Card Sale Slip 3 Credit Card Center
Diserahkan Ke bank
4
6
3

Lanjut
Bagian Gudang Bagian Pengiriman

2 3 5

FPT 2 PRK FPT 2

FPT 1

Kartu Gudang

Membanding kan FPT lb1 dan lb 2


Menyerahkan barang

Menyerahkan barang kepada pembeli

FPT 2

2
FPT 1
Bersama Barang
PRK

Bersama Barang sebagai Slip pembungkus


5

Untuk pembeli
7
3

Lanjut
Bagian Jurnal Bagian Kartu Persediaan

7 6 9 8

Bukti Setor bank RHPP


PRK
PRK FPT1
FPT1 Bukti Memorial

Jurnal Penerimaan Kas Kartu Persediaan


Jurnal Umum
N

Jurnal Penjualan Membuat rekapitulasi HPP


T Secara periodik
N

RHPP
8 Selesai

RHPP = Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan Membuat bukti memorial

RHPP

Bukti Memorial

Sumber : Mulyadi (2010:480-481)

7. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas

a. Pengertian Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas


3

Menurut Mulyadi (2010:509), Pengeluaran kas dalam perusahaan

dilakukan dengan dua sistem yakni sistem pengeluaran kas dengan cek dan sistem

pengeluaran kas dengan uang tunai melalui sistem dana kas kecil. Pengeluaran

kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek (biasanya karena jumlahnya relatif

kecil), dilaksanakan melalui dana kas kecil yang diselenggarakan dengan salah

satu diantara dua sistem: fluctuating-fund-balance system dan impres system.

Pengeluaran kas dengan cek memiliki kebaikan ditinjau dari pengendalian

intern berikut ini:

1) Pengeluaran kas dengan cek menjamin diterimanya cek tersebut oleh

pihak yang dimaksud oleh pihak pembayar.

2) Pengeluaran kas dengan cek direkam juga oleh bank yang secara

periodik mengirim rekening koran bank (bank statement) kepada

perusahaan nasabahnya. Rekening koran bank inilah yang dapat

digunakan oleh perusahaan untuk mengecek ketelitian catatan

transaksi kas perusahaan yang direkam di dalam jurnal penerimaan

dan pengeluaran kas.

3) Jika sistem perbankan mengmbalikan cancelled check kepada check

issuer. Pengeluaran kas dengan cek memberikan manfaat tambahan

bagi perusahaan yang mengeluarkan cek dengan dapat digunakan

cancelled check sebagai tanda terima kas dari pihak yang menerima

pembayaran.

b. Dokumen yang digunakan


3

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas

dengan cek adalah:

1) Bukti Kas Keluar

Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada

bagian kasa sebesar yang tercantum dalam dokumen. Disamping itu

dokumen ini berfungsi sebagai surat pemberitahuan yang dikirim kepada

kreditur dokumen sumber bagi pencatatan berkurangnya utang.

2) Cek

Cek merupakan dokumen yang digunakan untuk memerintahkan

bank melakukan pembayaran sejumalah uang kepada orang atau organisasi

yang namanya tercantum pada cek. Ada 2 pilihan dalam penggunaan cek

untuk pembayaran yaitu check issuer membuat cek atas unjuk.

3) Permintaan cek

Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dari fungsi yang

memerlukan pengeluaran kas kepada fungsi akuntansi untuk membuat

bukti kas keluar. Mulyadi (2010:510-512)

c. Catatan Akuntansi yang digunakan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi

pengeluaran kas dan cek adalah:

1) Jurnal pengeluaran kas

Dokumen sumber yang digunakan dalam jurnal

pengeluarankas adalah faktur dari pemasok yang telah dicap” lunas”

oleh fungsi kas. Dalam pencatatan utang dengan account payble


3

system, untuk mencatat transaksi pembelian digunakan jurnal

pmbelian dan untuk mencatat pengeluaran kas digunakan jurnal

pengeluaran kas.

2) Register Cek

Register cek digunakan untuk mencatat cek-cek

perusahaan yang dikeluarkan untuk pembayaran para kreditur

perusahaan atau pihak lain. Dalam pencatatan utang dengan vocher

payble system, untuk mencatat transaksi pembelian digunakan dua

jurnal yaitu register kas keluar dan register cek. Mulyadi

(2010:513)

d. Fungsi yang terkait

Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas

dengan cek adalah:

1) Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas

Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas (misalnya untuk

pembelian permintaan cek kepada fungsi akuntansi (bagian utang).

Jika perusahaan menggunakan voucher payble system bagian

utang kemudian membuat bukti kas keluar (voucher) untuk

memungkinkan bagian kasa mengisi cek sejumlah permintaan

yang diajukan oleh fungsi yang memerlukan pengeluaran kas.

2) Fungsi kas
3

Fungsi kas bertanggung jawab dalam mengisi cek,

memintakan otorisasi atas cek, dan mengirimkan cek kepada

kreditur via pos atau membayarkan langsung kepada kreditur.

3) Fungsi Akuntansi

Fungsi akuntansi bertanggung jawab atas:

a) Pencatatan pengeluaran kas yang menyangkut biaya dan

persediaan.

b) Pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal

pengeluaran kas atau register cek. Mulyadi (2010:513-514)

e. Unsur pengendalian intern

1) Organisasi

a) Fungsi penyimpanan kas harus Terpisah dari Fungsi Akuntasi

Unsur sistem pengendalian intern mengharuskan

pemisahan fungsi akuntansi dari fungsi penyimpanan, agar data

akuntansi yang dicatat dalam catatan akuntansi dijamin

keandalannya. Dengan pemisahan ini, catatan akuntansi yang di

selenggarakan oleh fungsi akuntansi dapat brfungsi sebagai

pengawas semua mutasi kas yang yang disimpan oleh fungsi

penyimpanan kas.

b) Transaksi Pengeluaran Kas Tidak Boleh Dilaksanakan sendiri

oleh Bagian Kas Sejak awal Sampai Akhir, Tanpa Campur

Tangan campur dari fungsi yang lain.


4

Unsur sistem pengendalian intern mengharuskan

pelaksanaan setiap transaksi oleh lebih dari fungsi agar tercipta

adanya Internal Check. Dalam transaksi kas, bagian kasa adalah

pemegang fungsi penerimaan kas, pengeluaran kas, dan fungsi

penyimpanan kas. Dengan pelaksanaan transaksi penerimaan dan

pengeluaran kas oleh lebig dari satu fungsi ini, kas perusahaan

terjamin keamanannya dan data akuntansi yang dicatat dalam

catatan akuntansi dapat dijamin ketelitian dan keandalannya.

2) Sistem Otorita dan Prosedur Pencatatan

a) Pengeluaran Kas Harus mendapat Otorisasi dari pejabat yang

berwenang

Transaksi pengeluaran kas diotorisasi oleh pejabat yang

berwenang dengan menggunakan dokumen bukti kas keluar,

Berdasarkan bukti kas keluar ini kas perusahaan berkurangdan

catatan akuntansi dimutakhirkan.

b) Pembukaa dan penutupan Rekening Bank harus mendapatkan

persetujuan dari pejabat yang berwenang

Sistem pengendalian intern mengharuskan setiap

pembukuan dan penutupan rekening bank mendapatkan

persetujuan dari manajemen puncak. Jika terjadi pembukaan dan

penutupan rekening giro perusahaan di bank tanpa otorisasi dan

pejabat yang berwenang, akan terbuuka kemungkinan penyaluran


4

penerimaan kas perusahaan ke rekening giro yang tidak sah dan

pengeluaran kas perusahaan untuk kepentingan pribadi karyawan.

c) Pencatatan dalam Jurnal Pengeluaran kas (atau dalam metode

pencatatan tertentu dalam register cek) Harus didasarkan atas

bukti kas keluar yang telah mendapat otorisasi dari pejabat yang

berwenang dan dilampiri dengan dokumen pendukung yang

lengkap

Sistem pengendalian intern mengharuskan setiap

pencatatan ke dalam catatan akuntansi didasarkan pada dokumen

sumber yang diotorisasi oleh pejabat yang berwenang dan yang

dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap, yang telah

diproses memlalui sistem otorisasi yang berlaku.

3) Praktek yang sehat

a) Saldo kas yang ada di Tangan Harus dilindungi dari kemungkinan

pencurian atau penggunaan yang tidak semestinya

b) Dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran

kas harus dibubuhi cap “Lunas” oleh bagian kasa setelah

pengeluaran kas di lakukan

c) Penggunaan Rekening Koran Bank (Bank Statement) yang

merupakan informasi dari pihak ketiga, untuk mengecek ketelitian

catatan kas oleh fungsi yang tidak terlibat dalam pencatatan dan

penyimpanan kas. Mulyadi (2010:517)

f. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem


4

Sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek yang tidak

memerlukan permintaan cek, terdiri dari jarigan prosedur berikut ini:

1) Sistem Pembuatan Bukti Kas Keluar

2) Prosedur Pembayaran Kas

3) Prosedur Pencatatan Pengeluaran kas

Jika pengeluarankas timbul dari transaksi pembelian, sistem

akuntansi pembelian telah mengumpulkan dokumen-dokumen

pendukung, seperti surat ordernpembelian, laporan penerimaan barang,

dan faktur dari pemasok ditangan bagian utang. Selanjutnya bagian utang

membuat bukti kas keluar atas dasar dokumen pendukung tersebut. Pada

saat utang kepada pemasok jatuh tempo bukti kas keluar dipakai sebagai

perintah kepada bagian kasa untuk membuat cek. Selanjutnya bagian kasa

mengisi cek, mendapat otorisasi atas cek dari pejabat yang berwenang

dan kemudian mengirimkan cek tersebut kepada kreditur.

Sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek yang memerlukan

permintaan cek, terdiri dari jaringan prosedur berikut ini:

1) Prosedur Permintaa Cek

Dalam prosedur ini fungsi yang mengeluarkan pengeluaran kas

mengajukan permintaan pengeluaran kas dengan mengisi permintaan

cek. Dokumen ini diminta otorisasi dari kepala fungsi yang

bersangkutan dan dikirimkan ke fungsi akuntansi ( Bagian Utang)

sebagai dasar fungsi yang terakhir ii dalam pembuatan bukti kas

keluar.
4

2) Prosedur Pembuatan Bukti Kas Keluar

Berdasarkan dokumen pendukung yang dikumpulkan melalui

sistem pembelian atau berdasarkan permintaan cek yang diterima

oleh fungsi akuntansi ( Bagian utang), dalam prosedur pembuatan

bukti kas keluar, bagian utang membuat bukti kas keluar. Bukti kas

keluar ini berfungsi sebagai perintah kepada fungsi kas untuk

mengisi cek sebesar jumlah rupiah yang tercatum pada dokumen

tersebut dan mengirim cek tersebut kepada kreditur yang namanya

ditulis dalam dokumen tersebut.

3) Prosedur Pembayaran kas

Dalam prosedur ini, fungsi kas mengisi cek, meminta tanda

tangan atas cek kepada pejabat yang berwenang, dan mengirimkan

cek tersebut kepada kreditur yang namanya tercantum pada bukti kas

keluar.

4) Prosedur pencatatan pengeluaran kas

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat pengeluaran kas

dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek. Di samping fungsi

akuntansi mencatat pengeluaran kas di dalam jurnal pengeluaran kas,

pendebitan yang timbul dari transaksi pengeluaran dicatat dalam

buku pembantu (dalam kartu biaya dan kartu persediaan).

g. Bagan Alir Dokumen Berbagai Sistem Pengeluaran

Kas Bagan Alir Sistem Pengeluaran Kas


4

Bagian Utang Bagian Kasa

Mulai 3 1

SK
Surat Keputusa
SK 3
1 1
BKK BKK

Membuat Bukti Kas Keluar

Mengisis Cek dan Memintakan tanda tangan atas cek

4
SK
3
2
1
BKK SK
1
BKK3
Cek

1

Setelah bagian Kasa membubuhkan cap lu


Dikirim Ke Bagian
Kartu Persediaan dan
Kartu biaya untuk
diarsipkan

Register Bukti kas Keluar


2 3

Lanjutan
4

Pemegang Dana Kas Kecil Bagian Jurnal

3 4

SK
BKK3
Cek 1
BKK

Menguang- kan cek ke bank


Register Cek

Menyimpan uang tunai

Selesai

Sumber : Mulyadi (2010:536)


4

8. Sistem Komputer

Komputer merupakan bagian dari sistem informasi, yang tergolong sebagai

perangkat keras. Sebagai sebuah sistem, komputer tersususn atas sejumlah

komponen. Umumnya komponen-komponen dalam sebuah mikrokomputer

dibagi menjadi:

a. Unit pemroses pusat atau yang dikenal dengan sebutan CPU

b. Peranti masukan

c. Peranti keluaran

d. Memori utama

e. Peranti penyimpanan

sekunder Abdul Kadir

(2014:136)

9. Sistem Manajemen Basis Data

Database Management System (DBMS) adalah aplikasi yang dipakai untuk

mengelola basis data. DBMS biasanya menawarkan beberapa kemampuan

yang terintegrasi seperti:


4

a. Membuat, menghapus, menambah, dan memodifikasi basis data

b. Pada beberapa DBMS pengelolaannya berbasis windows (berbentuk

jendela-jendela) sehingga lebih mudah digunakan

c. Tidak semua orang bisa mengakses basis data yang ada sehingga

memberikan keamanan bagi data

d. Kemampuan berkomunikasi dengan program aplikasi yang lain.

Misalnya dimungkinkan untuk mengakses basis data MySQL

menggunakan aplikasi yang dibuat menggunakan PHP

e. Kemampuan pengaksesan melalui komunikasi antarkomputer (client

server)

Priyanto Hidayatullah (2014:179)

10. Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)

“Bagan yang menggambarkan aliran dokumen dalam suatu sistem

informasi disebut dengan bagan alir dokumen (document flowchart).” Mulyadi

(2010:66). Simbol-simbol standar dengan maknanya masing-masing dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 1

Simbol Bagan Alir Dokumen

SIMBOL NAMA KETERANGAN

Untuk menggambarkan

Dokumen semua jenis dokomen,

merupakan formulir yang


4

digunakan untuk merekam

data terjadinya suatu

transaksi.

Untuk menggambarkan
Dokumen dan
dokumen asli dan
tembusannya
tembusannya.

Untuk menggambarkan

berbagai jenis dokumen


Berbagai
yang digabungkan
dokumen
bersama di dalam satu

paket.

Untuk menggambarkan

catatan akuntansi yang

digunakan untuk mencatat


Lanjutan Input/Output data
data yang direkam

sebelumnya di dalam

dokumen atau formulir.

Penghubung pada Untuk memungkinkan

halaman yang aliran dokumen berhenti di

sama suatu lokasi pada halaman


4

tertentu dan kembali

berjalan di lokasi lain pada

halaman yang sama.

Untuk mengarahkan

pembaca ke simbol
Akhir arus
penghubung halaman yang
1 dokumen
sama yang bernomor

seperti simbol tersebut.

Berasal dari simbol

1 penghubung halaman yang


Awal arus
sama, yang bernomor
dokumen
seperti yang tercantum di

dalam simbol tersebut.


Lanjutan

Untuk menunjukan

Penghubung pada kemana dan bagaimana

halaman yang bagan alir terkait satu

berbeda dengan yang lainnya.

Nomor yang tercantum di


5

dalam simbol penghubung

menunjukkan bagaimana

bagan alir yang tercantum

pada halaman tertentu

Lanjutan terkait dengan bagan alir

yang tercantum pada

halaman yang lain.

Untuk menggambarkan

kegiatan manual seperti


Kegiatan Manual
menerima order dari

pembeli.

Sistem ini memungkinkan

ahli sistem menambahkan

Keterangan, keterangan untuk

komentar memperjelas pesan yang

disampaikan dalam bagan

alir.

Digunakan untuk

Arsip sementara menunjukan tempat

penyimpanan dokumen,
5
Lanjutan

seperti almari arsip dan

kotak arsip. Terdapat dua

tipe arsip dokumen : arsip

sementara dan arsip

permanen. Arsip

sementara adalah tempat

penyimpanan dokumen

yang dokumennya akan

diambil kembali dari arsip

tersebut dimasa yang akan

datang untuk keperluan

pengolahan lebih lanjut

terhadap dokumen

tersebut. Untuk

menunjukkan urutan

pengarsipan dokumen

digunakan simbol berikut

ini:

A = menurut abjad

N = menurut nomor urut

T = kronologis, menurut

tanggal.
5

Untuk menggambarkan

arsip permanen yang

merupakan tempat

penyimpanan dokumen
Arsip Permanen
yang tidak akan diproses

lagi dalam sistem

akuntansi yang

bersangkutan.

Untuk menggambarkan
On-line computer
pengolahan data dengan
process
komputer secara on-line.

Untuk menggambarkan

pemasukkan data ke dalam


Keying (typing,
komputer melalui on-line
verifying)
terminal.

Untuk menggambarkan

arsip komputer yang


Pita magnetik
berbentuk pita magnetik.
(magnetic tape)

On-line storage Untuk menggambarkan


5

arsip komputer yang

berbemtuk on-line (di

dalam memory komputer).

Untuk menggambarkan

keputusan yang harus di

Ya buat dalam proses


Keputusan
pengolahan data,

Tidak keputusan yang di buat

ditulis di dalam simbol.


Lanjutan

Untuk menggambarkan

arah proses pengolahan

data. Anak panah tidak di

gambarkan jika arus

Garis Alir dokumen mengarah ke

(flowline) bawah dan ke kanan. Jika

arus dokumen mengalir ke

atas atau ke kiri, anak

panah perlu dicantumkan.

Jika dua garis alir


Persimpangan
bersimpangan, untuk
garis alir
menunjukkan arah masing-
5

masing garis, salah satu

garis dibuat sedikit

melengkung tepat pada

persimpangan ke dua garis

tersebut.

Simbol ini digunakan jika

Pertemuan garis dua garis alir bertemu dan

alir salah satu garis mengikuti

arus garis lainnya.

Untuk menggambarkan
Mulai/berakhir awal dan akhir suatu
(terminal) sistem akuntansi.

Karena kegiatan di luar

sistem tidak perlu

digambarkan dalam bagan


Ke sistem penjualan
alir, maka diperlukan
Masuk ke sistem
simbol untuk

menggambarkan masuk ke

sistem yang di gambarkan

dalam bagan alir .

Keluar ke sistem Karena kegiatan di luar


5

lain sistem tidak perlu di

gambarkan dalam bagan


Ke sistem alir, maka di perlukan
penjualan
simbol untuk

menggambarkan keluar ke

sistem lain.

Sumber : Mulyadi (2010:60-63)

11. Diagram Alir Data (Data Flow Diagram)

Bagan alir data adalah suatu model yang menggambarkan aliran data dan

proses untuk mengolah data dalam suatu sistem. Bagan alir data merupakan

model logis yang menunjukan aliran data melalui sistem, oleh karena itu bagian

tersebut tidak menunjukan disk pita magnetik, printer, komputer, atau alat fisik

lain. Mulyadi (2010:57)

Diagram alir data atau Data Flow Diagram (DFD) secara grafis

mendeskripsikan arus data di dalam sebuah organisasi. DFD dipergunakan untuk

mendokumentasikan sistem yang telah ada dan untuk merencanakan sistem yang

baru. Tidak ada cara yang ideal untuk mengembangkan DFD, karena masalah

yang berbeda membutuhkan metode yang berbeda pula. DFD digunakan untuk

menggambarkan aliran data dalam sistem informasi yang dikembangkan

menggunakan komputer.
5

Diagram aliran data mempunyai 4 elemen dasar yaitu kesatuan luar

(External Entity), arus data (Data Flow), proses (Process) dan simpanan data

(Data Store). Simbol-simbol data flow diagram dapat dilihat pada tabel 2.
5

Tabel 2
Simbol Bagan Alir Data

Proses
Pengolahan Data

Aliran Material

Aliran atau arus data Aliran Data

Penghubung
Halaman sama Halaman lain

Tempat penyimpanan
data atau arsip atau
data storage

Sumber atau tujuan


data atau entitas

Masukan / Keluaran Ditunjukkan oleh garis alir


5

12. Normalisasi

Normalisasi merupakan cara pendekatan dalam membangun desain

logika basis data relasional yang tidak secara langsung berkaitan dengan model

data, tetapi dengan menerapkan sejumlah aturan dan kriteria standar untuk

menghasilkan struktur tabel yang normal.

Normalisasi dilakukan sebagai uji coba pada suatu relasi secara

berkelanjutan untuk menentukan apakah relasi itu sudah baik, yaitu dapat

dilakukan proses insert, update, delete, dan modifikasi pada satu atau beberapa

atribut tanpa mempengaruhi integritas data dalam relasi tersebut. (Kusrini,

2007:40)

Tabel 3

Normalisasi
5

Bentuk tidak normal

↓ Menghilangkan perulangan grup

Bentuk normal pertama (1NF)

↓ Menghilangkan ketergantungan sebagian

Bentuk normal kedua (2NF)

↓ Menghilangkan ketergantungan transitif

Bentuk normal ketiga (3NF)

↓ Menghilangkan anomali-anomali hasil dari


ketergantungan

fungsional
Tahapan-tahapan normalisasi, sebagai berikut:

Sumber : (Robi Yanto, 2016:56-57)

13. Microsoft SQL Server 2014

SQL Server merupakan Relational Database Management

System(RDBMS) yang dikembangkan oleh Microsoft. Sebagai software, fungsi

utama SQL Server adalah menampung dan menggunakan data yang terintegrasi

dengan aplikasi baik pada komputer yang sama atau dari komputer lain dalam

jaringan. Jubilee Enterprise(2015:2)

14. Microsoft Visual Basic 2015

Visual Basic 2015 adalah versi terbaru dari Visual Basic yang

diperkenalkan oleh Microsoft pada tahun 2015 dengan tambahan banyak fitur-

fitur baru terutama fitur untuk membangun aplikasi mobile. Visual Basic 2015
6

dikemas bersama-sama dengan bahasa Pemrograman Microsoft lainnya, seperti

C++, C#, F3, Visual Basic, Javascript, dan banyak lagi dalam sebuah paket yang

disebut Visual Studio, Visual Studio juha memiliki editor untuk semua bahasa

markup, seperti HTML, XML, JSON, XAML untuk aplikasi Windows Desktop,

Phone, dan Store, dan CSS.

Studio berfungsi untuk menunjang produktivitas anda saat menulis kode

program yang tersedia dalam versi berbayar( Visual Studio Professional 2015)

dan versi gratis ( Visual Studio Community 2015). Anda juga dapat mengunduh

berbagai bahasa pemrograman untuk membantu anda mengembangkan program

anda. Visual Studio juga menyediakan berbagai tools untuk debugging dam

menguji kode pemrograman anda dengan cepat.

Visual Studio dapat diunduh dari situs Microsoft

(http://www.visualstudio.com/downloads/). Pastikan anda setelah memilih Visual

Studio Community 2015 jika anda menginginkan versi gratis Visual Studio.

Versi berbayar ( Visual Studio Professional dan Visual Studio Enterprise)

dilengkapi dengan layanan berlangganan MSDN ( Microsoft Developer Network)

memberi anda akses ke perangkat lunak dan sumber daya tambahan lainnya.

Christopher Lee (2016:2)

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Adapun perbandingan dari persamaaan dan perbedaan dengan hasil penelitian terdahulu,
dapat dilihat dari tabel berikut ini :

Tabel 4 Perbandingan Hasil Penelitian


6

Identitas Jauhar Latifah Muhammad Rizky


Ika Widya Pratiwi
Peneliti
D3 Akuntansi D3 Akuntansi D3 Akuntansi
Konsentrasi Komputerisasi Konsentrasi
Komputerisasi Akuntansi Komputerisasi Akuntansi
Akuntansi
Politeknik Negeri Politeknik Negeri
Politeknik Negeri
Aspek Banjarmasin 2016 Banjarmasin 2017
Banjarmasin 2014

Judul Rancang Bangun Sistem Rancang Bangun Sistem Sistem Informasi


Akuntansi Penerimaan dan Informasi Akuntansi Akuntansi Penerimaan
Pengeluaran Kas Berbasis Penerimaan Kas dari dan Pengeluaran Kas dari
Komputer menggunakan Penjualan Tunai Berbasis Penjualan Tunai
Visual Basic 2013 Pada Komputer Menggunakan Menggunakan Microsoft
Pondok Sehat Al-Wahida Visual Basic 2015 Pada Visual Basic 2015 pada
Apotek Namira Apotek An Nur

Instansi/Perusah
Pondok Sehat Al-Wahida Apotek Namira Apotek An Nur
aan yang diteliti

Permasalahan 1. Bagaimanakah sistem 1. Bagaimanakah sistem 1. Bagaimanakah sistem

informasi akuntansi informasi akuntansi informasi akuntansi

penerimaan dan pengeluaran penerimaan kas dari penerimaan kas dari

kas yang tepat pada Pondok penjualan tunai obat penjualan tunai dan

Sehat Al-Wahida? dengan resep dan non pengeluaran kas yang

2. Bagaimanakah merancang resep yang tepat pada tepat pada apotek An Nur

dan membangun sebuah Apotek Namira? Banjarmasin?

sistem informasi akuntansi 2. Bagaimanakah


2. Bagaimanakah
penerimaan kas dan merancang dan
6

pengeluaran kas berbasis membangun sebuah merancang dan

komputer menggunakan sistem infomasi membangun sebuah

Visual Basic 2013 pada penerimaan kas dari sistem informasi

Pondok Sehat Al-Wahida? penjualan tunai yang penerimaan kas dari

terkomputerisasi dengan penjualan tunai dan

menggunakan Microsoft pengeluaran kas yang

Visual Basic 2015 pada terkomputerisasi dengan

Apotek Namira? menggunakan Microsoft

Visual Basic 2015 pada

Apotek An Nur

Banjarmasin?

Tujuan 1. Untuk Mengetahui sistem 1. Untuk mengetahui 1. Untuk mengetahui


Penelitian
informasi akuntansi sistem informasi sistem akuntansi

penerimaan dan pengeluaran akuntansi penerimaan penerimaan kas dari

kas yang tepat pada Pondok kas dari penjualan tunai penjualan tunai dan

Sehat Al-Wahida yang tepat pada Apotek pengeluaran kas yang

2. Untuk menghasilkan Namira. tepat pada Apotek An

rancang bangun sistem 2. Untuk menghasilkan Nur

informasi akuntansi sebuah sistem infomasi 2. Untuk Menghasilkan


penerimaan dan pengeluaran penerimaan kas dari sebuah sistem informasi

kas berbasis komputer penjualan tunai yang penerimaan kas dari


6

menggunakan Visual Basic terkomputerisasi dengan penjualan tunai dan

2013 pada Pondok Sehat Al- menggunakan Microsoft pengeluaran kas yang

Wahida Visual Basic 2015 pada terkomputerisasi dengan

Apotek Namira. menggunakan Microsoft

Visual Basic 2015 pada

Apotek An Nur

Banjarmasin

Metode Wawancara (interview) dan Wawancara (interview) Wawancara (interview)


Penelitian Teknik Dokumentasi dan Teknik Dokumentasi dan Teknik Dokumentasi

Hasil Penelitian Rancang bangun sistem Sistem informasi


Rancang Bangun Sistem
informasi akuntansi akuntansi penerimaan
Informasi Akuntansi
penerimaan kas dari kas dari penjualan tunai
Penerimaan dan Pengeluaran
penjualan tunai dengan dan pengeluaran kas
Kas Berbasis Komputer
menggunakan Microsoft dengan menggunakan
Menggunakan Visual Basi
Visual Basic 2015 Microsoft Visual Basic
2013 sebagai front end dan
sebagai front end dan 2015 sebagai front end
Microsoft SQL Server 2012
Database SQL Server dan Database SQL
sebagai back end pada PT.
2014 sebagai back end Server 2014 sebagai back
Pondok Sehat Al-Wahida
end

Sumber : Jauhar Latifah (2014) dan Ika Widya Pratiwi (2015)

Terdapat persamaan dan perbedaaan antara Penelitian yang penulis lakukan

dengan Hasil penelitian terdahulu pada Tabel 4 antara lain sebagai berikut;

Persamaan antara hasil penelitian Jauhar Latifah dengan penulis yaitu objek

yang diteliti sama-sama di bidang kesehatan dan topik yang diteliti pun sama yaitu
6

penerimaan kas dari penjualan tunai dengan menggunakan metode over-the counter

sales.

Perbedaan antara penelitian yang penulis lakukan dengan hasil penelitian

terdahulu dari Jauhar Latifah antara lain;

1. Jauhar Latifah memilih Pondok Sehat Al-Wahidah yang merupakan klinik

pengobatan alternatif sebagai objek sedangkan Penulis memilih Apotek An Nur

salah satu perusahaan di bidang perdagangan obat-obatan sebagai objek.

2. Jauhar meneliti tentang sistem informasi pengeluaran kas yang terdiri dari

pengeluaran untuk pembelian produk herbal, keperluan logistik (operasional)

dan biaya lainnya beserta penerimaan kas yang didapat dari jasa pengobatan

alternaif dan penjualan produk-produk herbal sedangkan Penulis meneliti

tentang sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai obat.

3. Pada penelitian Jauhar di Pondok Sehat Al-Wahidah adanya tanda terima

transaksi penerimaan kasnya berupa nota penjualan tunai sedangkan penelitian

Penulis di Apotek An Nur tidak adanya tanda terima transaksi penerimaan kas

yang berupa nota penjualan tunai.

4. Pada penelitian Jauhar tidak terdapatnya perangkapan fungsi sedangkan pada

penelitian Penulis terdapat perangkapan fungsi di bagian Penjualan yaitu fungsi

kas, fungsi gudang dan juga fungsi penjualan.

5. Jauhar membuat rancang bangunnya menggunakan Visual Basic 2013,

sedangkan Penulis membuat rancang bangunnya menggunakan Visual Basic

2015.
6

Persamaan antara hasil penelitian Ika Widya Pratiwi dengan penulis yaitu

objek yang diteliti sama-sama di bidang kesehatan dalam perdagangan obat-

obatan dan topik yang diteliti pun sama yaitu penerimaan kas dari penjualan

tunai obat selain itu metode yang digunakan pun sama yaitu over-the counter

sales. Rancang bangun program aplikasi nya sama-sama menggunakan Visual

Basic 2015.

Perbedaan antara penelitian yang penulis lakukan dengan hasil penelitian

terdahulu Ika Widya Pratiwi antara lain;

1. Ika memilih Apotek Namira sebagai objek sedangkan Penulis memilih Apotek

An Nur sebagai objek.

2. Pada penelitian Ika di Apotek Namira adanya tanda terima transaksi penerimaan

kasnya berupa nota penjualan tunai sedangkan penelitian Penulis di Apotek An

Nur tidak adanya tanda terima transaksi penerimaan kas yang berupa nota

penjualan tunai.

Anda mungkin juga menyukai