Disusun Oleh:
D4 ANALIS KEUANGAN
JURUSAN AKUNTANSI
PENDAHULUAN
Peradaban digital dalam kesemua aspek bidang kehidupan pada Era Revolusi
Industri 4.0 memerlukan koridor yang memastikan terpenuhinya hak dan
kewajiban masyarakat secara luas serta terjaganya kepentingan umum.
Harmonisasi hukum dan teknologi sangat dibutuhkan dalam rangka terus
berupaya mengantisipasi dampak dari Revolusi Industri 4.0 terutama dengan telah
lahirnya peradaban digital ekonomi yang serba otomatisasi dan pengaruhnya pada
aspek ketenagakerjaan tentu membutuhkan pendekatan legislasi, regulasi, dan
yang seimbang sebagai proteksi pengaruh yang di timbulkan.
a. Prinsip Proposional
Prinsip ini mengandung makna bahwa manfaat yang diberikan oleh teknologi
atau teknologi informasi harus lebih besar dibandingkan kerugian atau
biayanya. Sebagai contoh adalah kapas transgenik yang dihasilkan dari teknik-
teknik rekayasa genetika atau modifikasi bahan genetik tanaman. Di satu sisi
penanaman kapas transgenik ini berpotensi meningkatkan kuantitas hasil
pertanian, tetapi di sisi lain menimbulkan perdebatan tentang dampak tanaman
tersebut terhadap predator alami yang juga menjadi predator bagi makhluk-
mahkhluklain.
b. Keutuhan (integrity)
Seluruh pesan yang telah dikirimkan tiba di tangan penerima dalam
keadaan utuh atau tidak berubah;
c. Keabsahan (authenticity)
Adanya keyakinan pembeli bahwa setiap pihak yang terlibat dalam
perdagangan, terutama penjual, tidak bermaksud menipu atau berbuat
kejahatan yang lain; serta
Data dalam jumlah besar (big data) pada umumnya disimpan secara daring
(online). Banyak data ini bersifat sangat personal dan rahasia sehingga
seharusnya hanya dapat dibuka oleh pihak-pihak berwenang yang diijinkan
untuk melakukan (authorized users).
Bocornya data peserta BPJS Kesehatan yang dibobol oleh hacker menjadikan
catatan tersendiri dalam perlindungan data peserta BPJS Kesehatan dalam
keikutsertaan para anggotanya. Kementerian Komunikasi dan Informatika
(Kominfo) membenarkan bahwa data peserta BPJS Kesehatan dibobol oleh
hacker. Data yang seharusnya rahasia itu dijual di forum internet Raid
Forum oleh akun bernama Kotz. Akun Kotz menawarkan 279 juta data
penduduk Indonesia dengan tanggal posting 12 Mei 2021. Kotz juga
mengklaim akan menyediakan 1 juta data yang bisa diunduh gratis sebagai
sampel. Dari link yang diunduh Jawa Pos, data yang disimpan dalam format
Microsoft Excel itu memuat informasi seperti nama, nomor kepesertaan,
nomor telepon dan sebagainya. Kabar itu sebenarnya telah mencuat pada tanggal
20 Mei 2021. Kominfo juga melakukan investigasi dan mengonfirmasi bahwa data
peserta BPJS Kesehatan benar-benar bocor dan dimiliki oleh Kotz.
Solusi Kasus
Harus ada perlindungan hukum yang nyata dan utuh bagi kerahasiaan data
tersebut agar tidak bocor dan disalah gunakan oleh pihak lain dalam segala
hal transaksi yang dampaknya nantinya adalah adanya kerugian bagi negara
dan kerugian bagi para peserta BPJS Kesehatan.
Harus ada sinergi kesinambungan antar pihak agar perlindungan data BPJS
Kesehatan utuh dan tidak terhack oleh pihak lain yang ujung-ujungnya adalah
ditransaksikan. Menteri kesehatan harus proaktif melakukan pemantauan data-
data yang bocor tersebut juga Kementerian Komunikasi dan Informatika
(Kemenkominfo), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Cybercrime Mabes
Polri, Pusat Pertahanan Siber Kementerian Pertahanan, Kementerian
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam),
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
(Kemenko PMK) serta pihak-pihak lainnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Prinsip Mampu Dipahami Pengguna TI perlu sadar bahwa siapa pun yang bekerja
atau terlibat dalam penggunaan teknologi dan TI harus siap menerima segala
risiko yang berkaitan dengan teknologi tersebut.
Hak Privasi (Privacy Right) Hak privasi adalah hak yang dimiliki individu atau
perusahaan untuk mengabaikan atau membatasi kegiatan pengumpulan dan
penggunaan informasi yang terkait dengan individu atau perusahaan
bersangkutan. Data sebaiknya dikumpulkan pada individu hanya untuk keperluan
menghasilkan objektif bisnis yang legitimasi. Data yang sensitif yang
dikumpulkan dari individu sebaiknya diverifikasi sebelum dimasukkan ke
database. Data sebaiknya tidak diubah dengan alasan tidak sesuai dengan objektif
bisnis pada saat data tersebut dikumpulkan
3.2 Saran
Kemajuan teknologi yang mengglobal telah terpengaruh dalam segala aspek
kehidupan baik di bidang ekonomi, politik, kebudayaan, seni dan dunia
pendidikan. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam
kehidupan. Namun teknologi menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga
memungkinkan digunakan untuk hal-hal negatif. Oleh karena itu agar selalu
berhati-hati dalam menggunakan teknologi karena setiap orang yang
memanfaatkan teknologi informasi berbeda-beda ada yang menggunkan dalam
hal yang positif dan tidak menutup kemungkinan juga yang menggunkan
teknologi informasi ke dalam hal yang negatif.
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya, N., H., S. (2019). Etika Bisnis: Panduan Bisnis Berwawasan Lingkungan Bagi
Profesional Indonesia. Penerbit Andi. Jakarta