Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Norpina


Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 837270265
Kode/Nama Mata Kuliah : PAUD4204/Media dan Sumber Belajar TK

1. Pandangan terkait hakikat anak beragam menurut ahli PAUD. Jelaskan hakikat anak menurut
beberapa ahli (minimal 3 ahli PAUD) dan menurut pendapat Anda berdasarkan pengamatan/
pengalaman saat mengajar anak.
Maria Montessori (Hurlock, 1978:13) berpendapat bahwa anak usia 3-6 tahun adalah usia
Taman Kanak-kanak (Preschool) yang merupakan periode sensitif atau masa peka pada
anak, yaitu periode di mana suatu fungsi tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga
tidak terhambat perkembangannya. Misalnya jika masa peka untuk berbicara pada periode
ini tidak terpenuhi maka anak akan mengalami kesukaran dalam berbahasa untuk periode
selanjutnya
Menurut pandangan konstruktivis yang dimotori Jean Piaget dan Lev Vygotsky, anak
bersifat aktif dan memiliki kemampuan untuk membangun pengetahuannya. Secara
mental anak mengonstruksi pengetahuannya melalui refleksi terhadap pengalamannya.
Anak memperoleh pengetahuan bukan dengan cara menerima secara pasif dari orang
lain, melainkan dengan cara membangunnya sendiri secara aktif melalui interaksi dengan
lingkungannya. Anak adalah makhluk belajar aktif yang dapat mengkreasi dan
membangun pengetahuannya.
Menurut Froebel masa usia taman kanak-kanak merupakan masa yang berharga dan
penting, dan merupakan masa pembentukan dalam periode kehidupan manusia (a noble
and malleable phase of human life). Oleh karenanya masa ini adalah masa keemasan
(golden age). Masa anak merupakan masa fundamental bagi perkembangan individu
karena pada fase inilah terjadinya peluang yang sangat besar untuk pembentukan dan
pengembangan pribadi seseorang. Menurut Froebel, jika orang dewasa mampu
menyediakan suatu ”taman” yang dirancang sesuai dengan potensi dan bawaan anak,
maka anak akan berkembang secara wajar.
2. Cara belajar seorang anak berbeda dengan orang dewasa bahkan dengan anak yang lain.
Sebutkan 4 karakteristik belajar anak dan mengapa penting bagi pendidik anak usia dini untuk
mengetahui hal tersebut!
a) Anak Bersifat Egosentris Pada umumnya anak masih bersifat egosentris, ia melihat dunia
dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri. Hal itu bisa diamati ketika anak saling
berebut mainan, atau menangis ketika menginginkan sesuatu namun tidak dipenuhi oleh
orang tuanya. Karakteristik ini terkait dengan perkembangan kognitif anak. Menurut
Piaget, anak usia dini berada pada tahapan-tahapan sebagai berikut: (1) tahap
Sensorimotorik yaitu usia 0-2 tahun, (2) tahap Praoperasional yaitu usia 2-6 tahun, (3)
tahap Operasi Konkret yaitu usia 6-11 tahun. Pada fase Praoperasional pola berpikir anak
bersifat egosentris dan simbolis, karena anak melakukan operasi-operasi mental atas
pengetahuan yang mereka miliki, belum dapat bersikap sosial yang melibatkan orang yang
ada di sekitarnya, asyik dengan kegiatan sendiri dan memuaskan diri sendiri. Mereka
dapat menambah dan mengurangi serta mengubah sesuatu sesuai dengan pengetahuan
yang mereka miliki. Operasi ini memungkinkannya untuk dapat memecahkan masalah
secara logis sesuai dengan sudut pandang anak. (Vasta Ross, et all:1999).
b) Anak Memiliki Rasa Ingin Tahu (Curiosity)
Anak berpandangan bahwa dunia ini dipenuhi hal-hal yang menarik dan menakjubkan. Hal
ini mendorong rasa ingin tahu (curiosity)yang tinggi. Rasa ingin tahu anak sangat
bervariasi, tergantung apa yang menarik perhatiannya. Sebagai contoh, anak akan tertarik
dengan warna, perubahan yang terjadi dalam benda itu sendiri. Bola yang berbentuk bulat
dapat digelindingkan dengan warna-warni serta kontur bola yang baru dikenal oleh anak
sehingga anak suka dengan bola. Rasa ingin tahu ini sangat baik dikembangkan untuk
memberikan pengetahuan yang baru bagi anak dalam rangka mengembangkan
kognitifnya. Semakin banyak pengetahuan yang didapat berdasar kepada rasa ingin tahu
anak yang tinggi, semakin kaya daya pikir anak.
c) Anak Bersifat Unik
Menurut Bredekamp (1987), anak memiliki keunikan sendiri seperti dalam gaya belajar,
minat, dan latar belakang keluarga. Keunikan dimiliki oleh masing-masing anak sesuai
dengan bawaan, minat, kemampuan dan latar belakang budaya serta kehidupan yang
berbeda satu sama lain. Meskipun terdapat pola urutan umum dalam perkembangan anak
yang dapat diprediksi, namun pola perkembangan dan belajarnya tetap memiliki
perbedaan satu sama lain.
d) Anak Memiliki Imajinasi dan Fantasi
Anak memiliki dunia sendiri, berbeda dengan orang di atas usianya. Mereka tertarik
dengan hal-hal yang bersifat imajinatif sehingga mereka kaya dengan fantasi. Terkadang
mereka bertanya tentang sesuatu yang tidak dapat ditebak oleh orang dewasa, hal itu
disebabkan mereka memiliki fantasi yang luar biasa dan berkembang melebihi dari apa
yang dilihatnya. Untuk memperkaya imajinasi dan fantasi anak, perlu diberikan
pengalamanpengalaman yang merangsang kemampuannya untuk berkembang.
3. Sumber belajar merupakan bagian integral dalam proses pembelajaran tak terkecuali di pendidikan
anak usia dini. Jelaskan 4 alasan mengapa sumber belajar diperlukan dalam pembelajaran anak
usia dini!
1. Sumber belajar dapat memberikan perjalanan belajar yang kongkrit dan langsung kepada
pelajarnya.
2. Sumber belajar menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan atau dikunjungi dan
dilihat secara langsung oleh siswa.
3. Sumber belajar dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam
kelas.
4. Sumber belajar dapat memberikan informasi yang akurat dan terbaru.
4. Jenis sumber belajar sangat beragam. Pengelompokan membantu pendidik dalam
mengelompokkan jenis-jenis tersebut berdasar kriteria tertentu. Amatilah lembaga PAUD Anda,
identifikasi jenis sumber belajar yang ada dan kelompokkan sesuai dengan 6 jenis sumber
belajar menurut Association for Educational Communication and Technology AECT ( pesan,
orang, bahan, teknik, alat, dan lingkungan)

 Pesan: informasi yang akan disampaikan oleh komponen lain; dapat berbentuk ide, fakta,
makna dan data.
 Orang: orang yang bertindak sebagai penyimpan dan menyalurkan pesan antara lain:
guru, instruktur, siswa, ahli, nara sumber, tokoh masyarakat, pimpinan lembaga, tokoh
karier dan sebagainya.
 Bahan: barang-barang yang berisikan pesan untuk disampaikan dengan menggunakan
peralatan; kadang-kadang bahan itu sendiri sudah merupakan bentuk penyajian
contohnya: buku, transparansi, film, slides, gambar, grafik yang dirancang untuk
pembelajaran, relief, candi, arca, komik, dan sebagainya.
 Alat/ perlengkapan: barang-barang yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang
terdapat pada bahan misalnya: perangkat keras, komputer, radio, televisi, VCD/DVD,
kamera, papan tulis, generator, mesin, mobil, motor, alat listrik, obeng dan sebagainya.
 Pendekatan/ metode/ teknik: prosedur atau langkah-langkah tertentu dalam menggunakan
bahan, alat, tata tempat, dan orang untuk menyampaikan pesan; misalnya: disikusi,
seminar, pemecahan masalah, simulasi, permainan, sarasehan, percakapan biasa,
diskusi, debat, talk shaw dan sejenisnya.
 Lingkungan/latar: lingkungan dimana pesan diterima oleh pelajar; misalnya: ruang kelas,
studio, perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar, toko, museum, kantor dan sebagain

5. Tidak ada media pembelajaran tunggal yang bisa digunakan untuk semua tujuan pembelajaran.
Media pembelajaran apa yang Anda gunakan saat pembelajaran daring di masa pandemi COVID?
Jelaskan alasan Anda menggunakan media pembelajaran tersebut serta apa yang menjadi
kelebihan dan tantangan dalam penggunaannya!
 Kelebihan dalam penggunaannya

 Dapat diakses dengan mudah


Cukup menggunakan smartphone atau perangkat teknologi lain seperti laptop yang
terhubung dengan internet Anda sudah bisa mengakses materi yang ingin dipelajari.
Dengan menerapkan e-learning Anda dapat melakukan kegiatan pembelajaran di mana
saja, kapan saja.
 Biaya lebih terjangkau
Tentunya, kita semua ingin menambah ilmu pengetahuan tanpa kendala keuangan.
Dengan bermodalkan paket data internet, Anda dapat mengakses berbagai materi
pembelajaran tanpa khawatir ketinggalan pelajaran apabila tidak hadir. Disarankan Anda
mendaftar member dalam e-learning karena biaya member lebih murah dibandingkan
mengikuti les atau kursus di lembaga pembelajaran.

 Waktu belajar fleksibel


Biasanya kebanyakan orang yang ingin belajar lagi tidak memiliki waktu yang cukup.
Salah satu alasannya mungkin karena waktu Anda sudah digunakan untuk bekerja.
Pembelajaran berbasis digital atau e-learning ini adalah solusinya. Waktu untuk belajar
bisa dilakukan kapan saja tanpa terikat dengan jam belajar.

 Wawasan yang luas


Dengan menerapkan e-learning, tentunya Anda akan menemukan banyak hal yang
semula belum Anda ketahui. Hal ini disebabkan beberapa materi pelajaran yang tersedia
pada e-learning belum tersedia dalam media cetak seperti buku yang sering digunakan
dalam metode belajar-mengajar konvensional. Berbeda dengan pembelajaran melalui
tatap muka yang dilakukan dengan membaca buku.

 Tantangan dalam penggunaannya


 Keterbatasan akses internet
Salah satu kekurangan metode pembelajaran e-learning adalah terbatasnya akses
internet. Jika Anda berada di daerah yang tidak mendapatkan jangkauan internet stabil,
maka akan sulit bagi Anda untuk mengakses layanan e-learning. Hal ini tentunya masih
banyak terjadi di Indonesia mengingat beberapa daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan
terluar) masih belum terjangkau akses internet. Selain itu, harga pemakaian data internet
juga masih dirasa cukup mahal untuk beberapa kalangan masyarakat Indonesia. Hal ini
menyebabkan kemampuan untuk memanfaatkan e-learning masih dianggap sebagai
suatu keistimewaan.
 Berkurangnya interaksi dengan pengajar
Beberapa metode pembelajaran e-learning bersifat satu arah. Hal tersebut menyebabkan
interaksi pengajar dan siswa menjadi berkurang sehingga akan sulit bagi Anda untuk
mendapatkan penjelasan lebih lanjut mengenai materi yang sukar dipahami.
 Pemahaman terhadap materi
Materi yang diajarkan dalam e-learning direspon berdasarkan tingkat pemahaman yang
berbeda-beda, tergantung kepada kemampuan si pengguna. Beberapa orang mungkin
dapat menangkap materi dengan lebih cepat hanya dengan membaca, namun ada juga
yang membutuhkan waktu lebih lama sampai benar-benar paham. Bahkan ada juga yang
membutuhkan penjelasan dari orang lain agar dapat memahami materi yang dipelajari.
 Minimnya Pengawasan dalam Belajar
Kurangnya pengawasan dalam melakukan pembelajaran secara daring membuat
pengguna e-learning kadang kehilangan fokus. Dengan adanya kemudahan akses,
beberapa pengguna cenderung menunda-nunda waktu belajar. Perlu kesadaran diri
sendiri agar proses belajar dengan metode daring menjadi terarah dan mencapai tujuan.
Stay healthy and always keep our spirit up!

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai