Anda di halaman 1dari 9

PENGUJIAN KUALITAS PROTEIN

Pengujian protein bahan pakan dapat dilakukan dengan:

1. Analisis kimia
2. Uji biologis

1. Analisis Kimia
Penilaian bahan pakan menggunakan istilah “chemical score” menurut:
Block and Mitchell
Kualitas protein dinilai berdasarkan asam amino esensial yang relatif paling rendah
sebagai pembandingnya adalah asam amino esensial yang ada pada protein telur
(protein telur adalah yang paling baik).

Oser
Menurut Oser penilaian “chemical score” bukan berdasarkan asam amino yang paling
rendah tetapi berdasarkan semua asam amino yang terkandung dalam bahan pakan.

Cara Penilaian
Tabel 4. Komposisi asam amino dalam telur ayam dan gandum

As. Amino % dalam telur ayam % dalam gandum % def.


(/gram) (/gram)
Arginin 6,4 4,2 34
Histidin 2,1 2,1 0
Lisin 7,2 2,7 63
Triptofan 1,5 1,2 20
Tirosin 4,5 4,4 2
Fenilalanin 6,1 5,7 10
Metionin 4,1 2,5 39
Treonin 4,9 3,3 33
Leusin 9,2 6,8 26
Isoleusin 8,0 3,6 55
Valin 7,3 4,5 3,7

1
Perhitungan persen defisiensi:

Treonin = 4,9 – 3,3 x 100% = 33% , dst.


4,9

Berdasarkan % defisiensi, maka nilai terbesar adalah lisin (63%), maka menurut
Block dan Mitchell “chemical score” protein gandum adalah 100 – 63 = 37.

Penilaian menurut Oser:

Yang dinilai adalah ke 10 asam amino esensial, yang dibandingkan dengan


asam amino esensial yang sama pada telur.

10
EAAI = 100 a x 100 b x ….. x 100 n
ae be ne

10
EAAI = 100 (4,2) x 100 (2,1) x ….. x 100 (4,5)
6,4 2,1 7,3

= ……………….

EAAI = Essensial Amino Acid Index

a–n = Asam amino esensial dari bahan pakan yang diperiksa

ae – ne = Asam amino esensial dari protein telur

10
= Akar jumlah jenis asam amino esensial yang dibandingkan
Kombinasi Sumber Protein.

2
“Supplementary Effect” atau efek saling melengkapi yaitu suatu kombinasi pemakaian
(pencampuran) beberapa bahan pakan agar diperoleh kualitas protein yang lebih baik.

Contoh:
 Protein yang dibutuhkan untuk membentuk tubuh harus mengandung asam amino
esensial sebagai berikut:
aa. A B C D E
Jumlah 48 10 4 32 6

 Asam amino yang terkandung dalam bahan pakan I adalah:


A B C D E
26 28 2 34 10

Dengan bahan pakan tersebut, maka keperluan tubuh akan asam amino terpenuhi
sebanyak:
aa.A = 26/48 x 100% = 54% (>50%)
B = 28/10 x 100% = 280% (>50%)
C = 2/4 x 100% = 50% (paling rendah)
D = 34/32 x 100% = 106% (>50%)
E = 10/6 x 100% = 166% (>50%)

aa. yang diperlukan:


A B C D E
24 5 2 16 3

Kelebihan asam amino:


A = 26 – (48 x 50%) = 26 – 24 = 2
B = 28 – (10 x 50%) = 28 - 5 = 23
C = 2 – ( 4 x 50%) = 2- 2 = 0
D = 34 – (32 x 50%) = 34 – 16 = 18
E = 10 – ( 6 x 50%) = 10 - 3 = 7

3
Kelebihan ini (dari asam amino A,B,D, dan E) diubah menjadi energi di dalam tubuh.

Jika bahan pakan I dikombinasikan dengan bahan pakan II:


A B C D E
I 26 28 2 34 10
II 46 18 6 20 10

Kombinasi bahan pakan tersebut harus 100%, maka jika I : II = 50% : 50%

A B C D E
I 13 14 1 17 5
II 23 9 3 10 5
Total 36 23 4 27 10

Bahan pakan yang dibutuhkan:


A B C D E
48 10 4 32 6

Dari kombinasi kedua bahan pakan tersebut, kebutuhan asam amino esensial
terpenuhi sebanyak:
A B C D E
75% >75% >75% >75% >75%

2. Uji Biologis

Dilakukan terhadap:
 Pengujian ke ikan
 Penilaian berdasarkan:
- Laju pertumbuhan secara umum
- Protein Efisiensi Ratio (PER)
- Retensi Protein
 Penilaian NPUA (Net Protein Utilization Apparent)

4
Laju pertumbuhan
____
Wt = Wo e gt
__
Wt = Berat rata-rata ikan pada waktu (t) (gram)
__
Wo = Berat rata-rata ikan pada waktu (0) (gram)
e = 2,71828
g = Laju pertumbuhan sesaat
t = Waktu (hari)

Daya Cerna Protein

% marker dalam pakan % protein dalam feses


Daya Cerna = 100 – 100 ───────────── x ─────────────
% marker dalam feses % protein dalam pakan

Protein Efisiensi Ratio (PER):

Berat tubuh akhir – Berat tubuh awal


PER = ──────────────────────
Jumlah protein pakan

Retensi Protein:

Protein tubuh akhir – Protein tubuh awal


Retensi Protein = ─────────────────────── X 100%
Protein pakan yang diberikan

5
∆ Nitrogen dari ikan + penurunan Nitrogen dari ikan yang diberi
yang diberi pakan uji pakan tanpa protein
NPU = X 100%
Jumlah Nitrogen yang dimakan

Contoh uji biologis (Tabel 5)


Tabel 5. Dua kelompok ikan yang diberi pakan berbeda

Kelompok I Kelompok II
Pelet A B
Kadar protein 30% 40%
Berat total ikan 30 g 30 g
Konversi pakan 2 1,5
Setelah 3 bulan pemeliharaan diperoleh:
Berat total ikan 3.000 g 4.000 g

Untuk menghitung PER dan Retensi Protein harus ada informasi lainnya yaitu jumlah
pakan yang diberikan.

∑pakan
Konversi pakan =
∆ BB
Kelompok I:

Jumlah pakan = ∆ BB x konversi pakan


= (3.000 – 30) x 2 = 5.940 g
Jumlah protein pakan = 5.940 g x 30% = 1.782 g

(3.000 – 30)
PER = = 1.67
1.782

Kelompok II idem kelompok I.

6
Untuk perhitungan Retensi Protein diperlukan analisis kadar protein tubuh. (Tabel 6)

Tabel 6. Hasil analisis protein dan jumlah protein tubuh awal dan akhir

Kelompok I Kelompok II
Kadar protein tubuh awal 13% 13%
Kadar protein tubuh akhir 13% 13,1%
Sehingga:
Berat protein tubuh awal 3,9 g 3,9 g
Berat protein tubuh akhir 390 g 524 g

Retensi Protein I = 390 – 3,9 x 100% = 21,67%


1.782
Retensi Protein II = 524 – 3.9 x 100% = 21,83%
2.382
Semakin besar nilai retensi protein, maka kualitas bahan pakan semakin baik.
Kualitas bahan pakan ditentukan pula dengan : konversi pakan, retensi Protein dan
PER.

7
Ransum Maksimum (Rm), Ransum Optimum (Ropt),
dan Ransum Maintenance (Rm)

G maks

Gopt.

Rm Ropt. Rmaks

c b a
Y= -0,009267 + 0,002787X – 0,000022851X2

8
1. Ransum Maksimum (X maks.) Y! = 0

X = 60,98 R Maksimum = 60,98%

2. Ransum Optimum (Y/X)! = 0

X = 20,14 R Optimum = 20,14 %

3. Ransum Maintenance

X1.2 = -b ± √b2 – 4 ac
2a
= -0,002787 ± √ (0.002787)2 – 4(-0,000022851)(-0,009267)
2(-0,00002285)

X1 = 3,22 dan X2 = 118,75

Ransum Maintenance = 3,22 %

Anda mungkin juga menyukai