Anda di halaman 1dari 14

Marine Fisheries ISSN 2087-4235

Vol. 5, No. 1, Mei 2014


Hal: 27-40

STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN CAKALANG


DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Skipjack Tuna Fisheries Development Strategy at East Lombok District


West Nusa Tenggara Province

Oleh:

Soraya Gigentika1*, Sugeng H. Wisudo2, Mustaruddin2

1Program Studi Teknologi Perikanan Laut, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor
2 Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor

* Korespondensi: sorayapsp43@yahoo.co.id

Diterima: 19 Agustus 2013; Disetujui: 23 Januari 2014

ABSTRACT
East Lombok District has marine waters area that is transversed by skipjack tuna. This
condition makes its production to be the third highest after yellow fin and black marlin. However,
there are some conditions related to skipjack tuna fishery in east Lombok District that are
necessary to be concerned for its development. Therefore, research on skipjack tuna development
strategy in East Lombok District according to its condition in that area is needed to conduct. This
research is aimed to formulate skipjack tuna fishing development strategy in East Lombok District.
The methodology used in this research are descriptive and SWOT analysis. This study resulting to
7 (seven) alternative strategis for skipjack tuna fisheries development in East Lombok District that
are optimizing skipjack tuna utilization, rationalizing the number of skipjack tuna fishing unit,
training the fishermen about catch handling, improving fishermen institutional to raise their
bargaining position, maximizing market potential for skipjack tuna commodity, and diversifying
skipjack tuna processing types.
Key words: East Lombok District, skipjack tuna fisheries, strategy of development, SWOT analisys

ABSTRAK
Kabupaten Lombok Timur memiliki wilayah perairan laut yang dilalui oleh ruaya ikan
cakalang. Hal ini menjadikan ikan cakalang sebagai salah satu sumberdaya ikan dengan produksi
terbanyak ketiga setelah ikan madidihang dan setuhuk hitam. Namun, terdapat beberapa kondisi
terkait perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur yang perlu dipehatikan. Oleh sebab itu,
penelitian mengenai strategi pengembangan perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur
berdasarkan kondisi perikanan cakalang di daerah tersebut perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan
untuk merumuskan strategi pengembangan perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur.
Metodologi yan digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis SWOT.
Penelitian ini menghasilkan 7 (tujuh) alternatif strategi pengembangan perikanan cakalang di
Kabupaten Lombok Timur, yaitu mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya ikan cakalang,
merasionalisasikan jumlah unit penangkapan ikan cakalang, memberikan pelatihan kepada
nelayan mengenai cara penanganan hasil tangkapan, memperbaiki kelembagaan nelayan untuk
meningkatkan posisi tawar nelayan, memaksimalkan potensi pasar komoditi ikan cakalang, serta
diversifikasi jenis pengolahan ikan cakalang.
Kata kunci: Kabupaten Lombok Timur, perikanan cakalang, strategi pengembangan, analisis
SWOT
28 Marine Fisheries 5 (1): 27-40, Mei 2014

PENDAHULUAN Provinsi NTB, DKP Kabupaten Lombok Timur,


BAPPEDA Provinsi NTB dan PPP Labuhan
Ikan cakalang merupakan salah satu Lombok serta penelusuran pustaka. Data se-
sumberdaya ikan di Kabupaten Lombok Timur kunder tersebut terdiri dari data-data terkait
yang memiliki produksi terbanyak setelah ikan kondisi umum perikanan cakalang di Kabu-
madidihang dan setuhuk hitam. Namun, berda- paten Lombok Timur.
sarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan
(DKP) Kabupaten Lombok Timur, produksi ikan Data primer pada penelitian ini diperoleh
cakalang tersebut mengalami penurunan pro- dari nelayan di wilayah Kabupaten Lombok Ti-
duksi selama lima tahun terakhir. Tetapi, hal mur, khususnya nelayan-nelayan di PPP Labu-
yang berbeda terjadi pada jumlah armada pe- han Lombok, serta beberapa pihak terkait lain-
nangkapan ikan cakalang di Kabupaten Lom- nya seperti pihak pengelola PPP Labuhan Lom-
bok Timur. Jumlah armada penangkapan ikan bok dan staf DKP Provinsi NTB yang mengeta-
cakalang tersebut mengalami peningkatan sela- hui secara pasti mengenai perikanan cakalang
ma lima tahun terakhir. di Kabupaten Lombok Timur. Data primer di-
kumpulkan dengan melakukan wawancara
Menurunnya produksi ikan cakalang menggunakan bantuan kuisioner. Kuisioner
yang tidak sejalan dengan meningkatnya jum- yang digunakan berisi informasi mengenai ope-
lah armada penangkapan ikan cakalang di Ka- rasi penangkapan pancing tonda (yang meru-
bupaten Lombok Timur menimbulkan kekhawa- pakan alat tangkap ikan cakalang di Kabupaten
tiran terhadap kegiatan pengembangan kegia- Lombok Timur), pendistribusian ikan cakalang,
tan perikanan cakalang di Kabupaten Lombok serta informasi-informasi umum lainnya yang
Timur. Salah satunya adalah kekhawatiran ter- dapat dijadikan bahan untuk memformulasikan
hadap status sumberdaya ikan cakalang. Selain faktor internal dan faktor eksternal dari kegiatan
itu, kondisi tersebut juga dapat berdampak pa- perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Ti-
da kelayakan usaha penangkapan ikan caka- mur.
lang serta aspek-aspek lainnya yang terkait
dengan pengembangannya. Padahal, perairan Analisis data yang digunakan pada pene-
laut Kabupaten Lombok Timur merupakan alur litian ini yaitu analisis deskriptif dan analisis
migrasi ikan cakalang, sehingga kegiatan pe- SWOT.
ngembangan perikanan cakalang sangat tepat Analisis deskriptif pada penelitian ini di-
dilakukan di Kabupaten Lombok Timur. Oleh gunakan untuk menjelaskan mengenai peri-
sebab itu, sangat perlu untuk penelitian menge- kanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur
nai strategi pengembangan perikanan cakalang yang meliputi produksi, unit penangkapan, pe-
di Kabupaten Lombok Timur. masaran, kelayakan finansial, dan potensi sum-
Penelitian ini tujuan untuk merumuskan berdaya ikan cakalang. Analisis deskriptif ini
alternatif strategi pengembangan perikanan ca- berdasarkan pada hasil pengamatan di lapa-
kalang di Kabupaten Lombok Timur. Manfaat ngan, hasil wawancara dan studi literatur.
penelitian ini sebagai pertimbangan bagi Peme- Analisis SWOT digunakan untuk menen-
rintah Daerah dalam membuat kebijakan yang tukan alternatif strategi pengembangan perika-
berhubungan dengan pengembangan perika- nan cakalang di Kabupaten Lombok Timur.
nan cakalang di Kabupaten Lombok Timur. Akca et al. (2006) menyatakan bahwa analisis
SWOT merupakan teknik analisis yang sangat
membantu dalam mengeksplor kendala yang
METODE ada saat ini dan kemungkinan pengembangan
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten di masa mendatang melalui pendekatan in-
Lombok Timur, khususnya di PPP Labuhan trospeksi yang sistematis.
Lombok yang merupakan pusat kegiatan peri- Analisis SWOT bertujuan untuk mengi-
kanan tuna tongkol cakalang (TTC) di Kabupa- dentifikasi kekuatan dan kelemahan dari suatu
ten Lombok Timur. Waktu penelitian ini adalah organisasi serta peluang dan ancaman dalam
pada bulan September–November 2011. lingkungan. Selanjutnya, dengan membangun
kekuatan yang dimiliki, menghilangkan kelema-
Pengumpulan data pada penelitian ini di-
han, memanfaatkan peluang, dan mengatasi
bagi dalam dua tahap. Tahap pertama adalah
ancaman, maka akan diidentifikasi faktor-faktor
pengumpulan data sekunder pada bulan Agus-
strategi. Kekuatan dan kelemahan merupakan
tus sampai bulan September tahun 2011. Ta-
faktor internal, sedangkan peluang dan anca-
hap kedua adalah pengumpulan data primer
man merupakan faktor eksternal (Dyson 2004).
pada bulan November tahun 2011.
Tahapan yang dilakukan dalam analisis SWOT
Data sekunder pada penelitian ini diper- adalah 1) identifikasi kelemahan-kekuatan dan
oleh dari beberapa pihak terkait seperti DKP peluang-ancaman; dan 2) analisis SWOT.
Gigentika et al. – Strategi Pengembangan Perikanan Cakalang 29

Penelaahan terhadap kondisi aktual di la- faktor kurang berpe-ngaruh hingga 5 yang
pangan yang mungkin terjadi dalam pengemba- berarti faktor sangat ber-pengaruh (Marimin
ngan perikanan dilakukan pada tahap ini. Hasil 2004). Kemudian, dilaku-kan perhitungan nilai
penelaahan ini digunakan untuk mengidentifika- skor yang merupakan ha-sil perkalian antara
si kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bobot dan rating. Berdasar-kan nilai skor
dalam pengembangan perikanan cakalang di tersebut dapat diketahui kondisi internal dan
Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Teng- kondisi eksternal serta dapat dike-tahui jenis
gara Barat. Penentuan strategi yang terbaik strategi yang tepat dilakukan sesuai dengan
dilaku-kan dengan pemberian bobot terhadap posisi nilai skor pada kuadran strategi pada
setiap unsur SWOT berdasarkan pada tingkat Gambar 1 (Ruswandi dan Gartika 2013).
kepen-tingan. Penentuan tingkat kepentingan
ini dida-sarkan pada pengamatan langsung Matriks SWOT menggambarkan secara
dilapangan. Setiap unsur SWOT yang telah jelas bagaimana peluang dan ancaman ekster-
memiliki tingkat kepentingan selanjutnya nal yang dihadapi oleh perusahaan dapat dise-
dibandingkan dengan menggunakan matriks suaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
banding berpasang se-hingga diperoleh bobot dimiliki. Berdasarkan matriks ini, akan terbentuk
untuk setiap unsur SWOT. Pemberian rating empat kemungkinan alternatif strategi (Marimin
terhadap faktor-faktor yang digunakan. Rentang 2004). Tabel 1 menunjukkan matriks SWOT
nilai rating adalah 1 yang memiliki arti bahwa dan kemungkinan alternatif yang sesuai.

TOTAL SKOR FAKTOR INTERNAL

KUAT RATA-RATA LEMAH


3,00 2,00 1,00
TINGGI
I II III
TOTAL SKOR

EKSTERNAL

3,00
FAKTOR

MENENGAH
IV V VI
2,00
RENDAH
VII VIII IX
1,00

Keterangan:
I = Strategi konsentrasi melalui integrasi vertikal
Strategi utama yang memiliki posisi terbaik atau terkuat untuk meningkatkan
performa sesuai yang diharpkan
II = Strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal
Strategi untuk meningkatkan kinerja dan hasil yang dicapai dengan
memanfaatkan kekuatan yang ada
III = Strategi turn around
Strategi yang menekankan peningkatan efisiensi dan efektifitas dalam
pelaksanaannya
IV = Strategi stabilitas
Strategi mempertahankan kegiatan sehari-hari secara hati-hati
V = Strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal
Strategi yang relatif lebih agresif dengan melakukan konsolidasi dalam
penerapannya
VI = Strategi stabilitas
Strategi mempertahankan kegiatan karena tidak ada perubahan terhadap hasil
atau target pencapaian yang telah ditetapkan keuntungan
VII = Strategi diversifikasi konsentrik
Strategi memanfaatkan kekuatannya untuk membuat kebijakan baru secara
efisien karena berdasarkan kebijaksanaan sebelumnya sudah dilaksanakan
secara baik dengan hasil yang sesuai dengan diharapkan
VIII = Strategi diversifikasi konglomerat
Strategi dengan memanfaatkan kekuatan untuk menciptakan lebih banyak hasil
yang diharapkan
IX = Strategi likuidasi atau bangkrut
Strategi mengakhiri atau menghentikan kebijaksanaan yang sedang dilaksanakan
untuk menghindari terjadinya kondisi yang lebih buruk

Gambar 1 Kuadran kemungkinan strategi


30 Marine Fisheries 5 (1): 27-40, Mei 2014

Tabel 1 Matriks SWOT dan kemungkinan alternatif yang sesuai

IFE/EFE Strenghts (S) Weaknesses (W)


Strategi SO Strategi WO

Opportunities (O) Menciptakan strategi yang Menciptakan strategi yang


menggunakan kekuatan untuk meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang. memanfaatkan peluang.

Strategi ST Strategi WT

Treaths (T) Menciptakan strategi yang Menciptakan strategi yang


menggunakan kekuatan untuk meminimalkan kelemahan dan
mengatasi ancaman. menghindari ancaman.

HASIL DAN PEMBAHASAN cakalang. Salah satu teknologi yang umum di-
gunakan dalam kegiatan penangkapan ikan
Kondisi Umum Perikanan Cakalang cakalang yaitu penggunaan alat bantu rumpon.
Ikan cakalang adalah salah satu komoditi Selain itu, alat tangkap yang digunakan untuk
ekspor Indonesia yang dapat diandalkan dari menangkap ikan cakalang merupakan alat
sektor perikanan setelah udang dan tuna, di- tangkap yang produktif, yaitu pancing tonda.
mana ikan cakalang diekspor ke beberapa ne- Pancing tonda di Kabupaten Lombok Timur
gara diantaranya Jepang dan Amerika memiliki produktivitas antara 3.850–6.375
(Uktolseja et al. 1998 vide Martasuganda et al. kg/trip (Gigentika 2012). Adapun produk-tivitas
2002). Secara umum, ikan cakalang merupa- alat tangkap pancing tonda di Daerah
kan salah satu sumberdaya perikanan pelagis Trenggalek antara 550–950 kg/trip (Ross
yang banyak dijadikan objek dalam usaha peri- 2011).
kanan tangkap, baik di Indonesia maupun di Alat tangkap pancing tonda merupakan
negara-negara lainnya. Data dari Kementerian alat tangkap untuk menangkap ikan cakalang
Kelautan dan Perikanan Indonesia menunjuk- yang ramah lingkungan. Secara umum, alat
kan bahwa produksi ikan cakalang di Indonesia tangkap yang termasuk ke dalam kelompok
terus mengalami rata-rata peningkatan sekitar pancing merupakan alat tangkap yang ramah
5–10% setiap tahunnya (Gambar 2). lingkungan karena memiliki tingkat selektivitas
Peningkatan produksi ikan cakalang da- yang tinggi, mudah dalam pengoperasiannya,
lam kurun waktu 2006–2010 yang telah ditun- serta pengoperasiannya yang hemat BBM dika-
jukkan pada Gambar 2 secara tidak langsung renakan penggunaan rumpon sebagai alat ban-
menunjukkan permintaan ikan cakalang yang tu penangkapan. Penelitian yang dilakukan oleh
juga meningkat. Hal tersebut sangat masuk a- Tamarol et al. (2012) menunjukkan bahwa alat
kal dikarenakan nelayan tidak akan terus me- tangkap pancing tonda tidak memberikan dam-
ningkatkan produksi ikan cakalang apabila tidak pak negatif terhadap sumberdaya ikan yang
terdapat permintaan dari konsumen. Maka da- ditangkap maupun lingkungan perairan sekitar
pat dikatakan bahwa permintaan untuk ikan ca- daerah penangkapan ikan.
kalang cukup banyak sehingga perlu dilakukan
pengembangan perikanan cakalang di bebe- Perikanan Cakalang di Kabupaten Lom-
rapa wilayah Indonesia yang perairannya dilalui
bok Timur
oleh alur migrasi ikan cakalang, salah satunya
adalah Kabupaten Lombok Timur. Produksi ikan cakalang di Kabupaten
Lombok Timur selama 5 tahun terakhir menga-
Perkembangan informasi mengenai peri-
lami fluktuasi. Pada tahun 2006, produksi ikan
kanan yang telah maju menjadi peluang yang
cakalang mencapai 2.913,90 ton. Tahun se-
sangat besar dalam menjalankan usaha peri-
lanjutnya, produksi ikan cakalang mengalami
kanan, termasuk usaha perikanan cakalang.
sedikit penurunan menjadi 2.563,30 ton. Pro-
Informasi mengenai harga, produksi yang terse-
duksi ikan cakalang mengalami penurunan se-
dia, kebutuhan pasar, lokasi penangkapan dan
cara drastis pada tahun 2008, sehingga pro-
informasi-informasi lainnya sudah dapat de-
duksi ikan cakalang pada tahun tersebut hanya
ngan mudah diakses dari manapun. Hal terse-
mencapai 1.274,20 ton. Tahun 2009, produksi
but tidak terlepas dari teknologi informasi yang
ikan cakalang di Kabupaten Lombok Timur
telah sangat modern saat ini.
mengalami sedikit peningkatan, yaitu 1.296,70
Teknologi informasi yang maju juga dia- ton. Pada tahun 2010, produksi ikan cakalang
lami oleh teknologi penangkapan ikan tersebut mengalami peningkatan mencapai
Gigentika et al. – Strategi Pengembangan Perikanan Cakalang 31

1.702,90 ton. Secara umum, dapat dikatakan menuhi kebutuhan melaut. Nelayan pancing
bahwa terjadi penurunan produksi ikan caka- tonda dapat dengan mudah memenuhi kebu-
lang di Kabupaten Lombok Timur dalam kurun tuhan air bersih yang akan dibawa melaut ha-
waktu lima tahun terakhir. Hal tersebut dapat nya dengan membayar sebesar Rp 10.000.
dilihat pada Gambar 3. Selain itu, keberadaan SPDN dan pabrik es da-
lam PPP Labuhan Lombok juga dirasa sangat
Produksi ikan cakalang yang menurun memberikan kemudahan nelayan dalam meme-
selama kurun waktu lima tahun terakhir berban- nuhi kebutuhan melautnya. Hal paling penting
ding terbalik dengan jumlah armada penang- yaitu pelayanan yang cepat dari pengelola PPP
kapan ikan cakalang. Ikan cakalang di Kabupa- Labuhan Lombok dalam melayani surat-surat
ten Lombok Timur ditangkap dengan menggu- melaut yang dibutuhkan oleh nelayan pancing
nakan pancing tonda. Jumlah pancing tonda tonda pada saat nelayan pancing tonda akan
pada tahun 2006 hingga tahun 2008 sebesar melaut dan setelah melaut.
968 unit. Kemudian, jumlah unit penangkapan
ikan tersebut mengalami peningkatan menjadi Kegiatan perikanan cakalang yang ber-
998 unit pada tahun 2009 dan tahun 2010. Pe- pusat di PPP Labuhan Lombok didukung de-
ningkatan jumlah armada pancing tonda di Ka- ngan keberadaan dua perusaahaan perikanan
bupaten Lombok dapat dilihat pada Gambar 4. yang bergerak dalam pendistribusian ikan (ter-
masuk ikan cakalang) secara lokal maupun ke
Pengoperasian pancing tonda di Kabupa- luar kota. Dua perusahaan perikanan tersebut
ten Lombok Timur yaitu disekitar rumpon yang yaitu UD Baura dan UD Versace. Adapun
telah dipasang sebelumnya. Penggunaan rum- hubungan antara kedua perusahaan perikanan
pon dalam operasi penangkapan ikan sangat tersebut dengan nelayan-nelayan di PPP La-
mempermudah nelayan pancing tonda di Kabu- buhan Lombok, termasuk nelayan pancing
paten Lombok Timur untuk mendapatkan dae- tonda di PPP Labuhan Lombok adalah sebagai
rah penangkapan ikan yang potensial untuk pemberi biaya-biaya operasional melaut bagi
menangkap ikan cakalang yang merupakan tar- nelayan sehingga ikan-ikan yang ditangkap
get utama penangkapan. Hal tersebut juga ber- oleh nelayan adalah milik dua perusahaan peri-
dampak positif pada pengeluaran BBM yang di- kanan tersebut, sedangkan modal awal yang
gunakan oleh nelayan pancing tonda karena digunakan oleh nelayan berasal dari modal
dengan keberadaan rumpon, maka nelayan mereka sendiri. Maka, dapat dikatakan bahwa
pancing tonda tidak perlu berkeliling untuk men- nelayan memiliki kesulitan modal operasional
cari daerah penangkapan ikan. Nelayan pan- untuk tetap menjalankan kegiatan penangka-
cing tonda akan banyak menggunakan BBM pan ikan cakalang.
pada saat kegiatan mengoperasikan pancing
tonda disekitar rumpon karena pengoperasikan Keterkaitan nelayan pancing tonda di
pancing tonda yang ditarik dengan kapal yang PPP Labuhan Lombok dalam hal biaya operasi-
bergerak dengan kecepatan tertentu. onal kepada perusahaan perikanan menyebab-
kan ikan cakalang dan ikan jenis lainnya yang
Nelayan pancing tonda di Kabupaten didaratkan oleh nelayan pancing tonda tidak
Lombok Timur merupakan nelayan andon (ne- mengalami pelelangan ikan. Ikan-ikan tersebut
layan pendatang) yang sebagian besar berasal hanya didata jenis dan bobotnya di Tempat
dari Sulawesi Selatan. Hal ini menyebabkan Pelelangam Ikan (TPI) PPP Labuhan Lombok,
munculnya kedinamisan dalam jumlah nelayan sehingga dikatakan bahwa TPI di PPP Labuhan
pancing tonda di Kabupaten Lombok Timur. Lombok tidak berfungsi maksimal sesuai de-
Nelayan tersebut melakukan kegiatan melaut ngan seharusnya. Selanjutnya ikan-ikan terse-
selama 10–14 hari dalam satu kali trip. Jumlah but langsung diangkut dengan menggunakan
nelayan dalam satu kapal pancing tonda setiap kendaraan berupa mobil pick up untuk lang-
melakukan kegiatan melaut adalah antara 4–6 sung dibawa ke perusahaan perikanan pemilik
orang nelayan. Adapun dari sejumlah nelayan (UD Baura atau UD Versace). Hal tersebut me-
tersebut, satu orang nelayan bertugas sebagai nyebabkan nelayan pancing tonda di PPP
nahkoda dan sisanya sebagai ABK. Labuhan Lombok tidak memiliki daya tawar
Kegiatan perikanan cakalang di Kabupa- yang tinggi, sehingga nelayan pancing tonda
ten Lombok Timur berpusat di PPP Labuhan menjual hasil tangkapannya dengan harga jual
Lombok. Pelayanan yang diberikan oleh penge- yang telah ditetapkan oleh perusahaan perika-
lola PPP Labuhan Lombok sangat membantu nan tersebut.
nelayan pancing tonda dalam memenuhi kebu- Hasil pengamatan dilapangan mengenai
tuhan melautnya. Berdasarkan hasil pengama- penanganan ikan cakalang yang kurang tepat
tan dilapangan, diketahui bahwa nelayan pan- diindikasi sebagai penyebab lain dari ren-
cing tonda merasa puas terhadap pelayanan dahnya daya tawar nelayan terhadap harga jual
pengelolaa PPP Labuhan Lombok dalam me- ikan cakalang. Ikan cakalang yang dikeluarkan
32 Marine Fisheries 5 (1): 27-40, Mei 2014

dari palkah dengan menggunakan keranjang, memberikan keuntungan yang besar bagi pe-
selanjutnya dituangkan secara langsung ke ngusaha perikanan maupun nelayan. Padahal,
dalam gerobak. Kemudian ikan cakalang terse- apabila terdapat diversifikasi olahan ikan ca-
but dibawa ke TPI PPP Labuhan Lombok dan kalang, maka akan memberikan nilai tambah
diletakkan dilantai tanpa alas untuk dilakukan dibandingkan ikan cakalang beku. Tulak (2013)
pendataan. Penanganan yang kurang tepat pa- menyatakan bahwa salah satu jenis olahan
da saat pembongkaran ikan dari kapal dan yang dapat dilakukan untuk ikan cakalang yaitu
pengakutan ikan cakalang ke TPI menyebab- loin. Nurhayati (2004) mempunyai pandangan
kan ikan cakalang dengan mudah terkontami- bahwa produk olahan perikanan yang dipro-
nasi oleh bakteri yang secara tidak langsung duksi dengan cara tradisional sekalipun akan
dapat mengakibatkan ikan cakalang mudah ru- menghasilkan nilai tambah. Maka, perlu adanya
sak atau busuk. Hal tersebut menyebabkan kreativitas dari para pengusaha dan nelayan di
harga jual nelayan terhadap ikan cakalang Kabupaten Lombok Timur untuk melakukan di-
menjadi rendah. versifikasi olahan ikan cakalang sehingga akan
Ikan cakalang yang didistribusikan oleh memberikan nilai tambah yang lebih besar.
UD Baura dan UD Versace merupakan ikan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) me-
olahan dalam bentuk beku. Dua perusahaan rupakan salah satu provinsi yang mendapatkan
perikanan yang terdapat di sekitar PPP Labu- tugas untuk melaksanakan kegiatan revitalisasi
han Lombok tersebut telah memiliki langganan kegiatan penangkapan tuna tongkol cakalang.
pembeli dari luar kota, sehingga ikan cakalang Kabupaten Lombok Timur, khususnya PPP La-
yang didaratkan oleh nelayan pancing tonda di buhan Lombok, menjadi pusat dari kegiatan re-
PPP Labuhan Lombok telah memiliki jaminan vitalisasi tersebut. Oleh sebab itu, kegiatan
pasar. Ikan cakalang didistribusikan oleh dua perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Ti-
perusahaan tersebut secara lokal ke pasar- mur mendapat perhatian dari pemerintah pusat
pasar di Lombok Timur dan didistribusikan ke bahkan pemerintah daerah. Perhatian tersebut
luar kota yaitu Bali, Malang, dan Surabaya. berupa dukungan untuk menjaga agar kegiatan
Tidak jarang, ikan cakalang yang telah didis- penangkapan perikanan cakalang di Kabupaten
tribusikan tersebut selanjutnya didistribusikan Lombok Timur tetap lestari dan sumberdaya
kembali oleh distributor ke daerah-daerah atau cakalang tetap terjaga ketersediaannya.
pulau-pulau lain di Indonesia bahkan ke luar
negeri. Kondisi tersebut sebenarnya menye- Kegiatan penangkapan ikan di Kabupa-
babkan pendapatan yang diperoleh tidak mak- ten Lombok Timur mengalami isu pencemaran
simal, karena seperti yang diketahui bahwa ke- lingkungan perairan laut. Isu tersebut muncul
untungan yang diperoleh dengan mendistribu- sebagai akibat adanya kegiatan pertambangan
sikan ikan cakalang ke luar negeri pastinya di sekitar perairan laut yang sering dijadikan
akan lebih besar dibandingkan dengan hanya daerah penangkapan ikan oleh nelayan Kabu-
mendistribusikan ikan cakalang ke daerah-da- paten Lombok Timur. Kegiatan pertambangan
erah dalam negeri. tersebut dikhawatirkan membuang limbahnya
ke laut. Maka, hal tersebut dijadikan ancaman
Ikan cakalang di Kabupaten Lombok Ti- bagi keberlangsungan kegiatan penangkapan
mur yang hanya diolah secara beku tidak akan ikan, termasuk ikan cakalang, di Kabupaten

Tahun

Gambar 2 Grafik perkembangan produksi ikan cakalang di Indonesia tahun 2006–2010


Gigentika et al. – Strategi Pengembangan Perikanan Cakalang 33

Tahun

Gambar 3 Grafik perkembangan produksi ikan cakalang di Kabupaten Lombok Timur


tahun 2006–2010

Tahun

Gambar 4 Grafik perkembangan pancing tonda di Kabupaten Lombok Timur tahun 2006–2010

Lombok Timur. Selain itu, isu mengenai ke- kan dan untuk mengetahui pula arah pe-
beradaan nelayan pendatang tidak terdaftar ngembangan usaha perikanan cakalang ter-
yang menangkap ikan di sekitar rumpon milik sebut. Adapun hasil pengamatan menunjuk-
nela-yan Kabupaten Lombok Timur juga di- kan bahwa kegiatan perikanan cakalang di
jadikan ancaman bagi keberlangsungan kegi- Kabupaten Lombok Timur dapat untuk di-
atan penangkapan ikan cakalang di Kabu- kembangkan berdasarkan ketiga aspek ter-
paten Lombok Timur. Isu tersebut sangat sebut.
penting untuk menjadi perhatian dikarenakan
akan mengarah pada kegiatan penangkapan Aspek unit penangkapan ikan
ikan yang ilegal (illegal fishing).
Ikan cakalang yang didaratkan di PPP
Labuhan Lombok merupakan ikan cakalang
Kelayakan Pengembangan Perikanan dalam keadaan utuh dan segar karena di-
Cakalang tangkap dengan menggunakan alat tangkap
pancing tonda. Hal terpenting yaitu kebera-
Aspek yang diamati untuk mengetahui daan palkah pada kapal pancing tonda se-
kelayakan pengembangan perikanan caka- hingga membantu menjaga kesegaran ikan.
lang di Kabupaten Lombok Timur diantara- Selain itu, penggunaan rumpon dalam
nya adalah aspek unit penangkapan ikan, pengoperasian alat tangkap pancing tonda
aspek finansial usaha dan aspek potensi sangat membantu nelayan dalam menghe-
sumberdaya ikan. Ketiga aspek tersebut per- mat penggunaan BBM. Seperti yang dijelas-
lu diamati untuk mengetahui sejauh mana kan oleh Monintja (1993) vide Yusfiandayani
usaha perikanan cakalang dapat dikembang-
34 Marine Fisheries 5 (1): 27-40, Mei 2014

et al. (2004) bahwa salah satu manfaat dari kepunahan sumberdaya akibat tingkat pe-
rumpon adalah mengurangi bahan bakar da- manfaatan berlebihan.
lam pengejaran kelompok ikan. Altinagac et
al. (2010) menyatakan bahwa nelayan mem- Strategi Pengembangan Perikanan
buat rumpon berdasarkan hasil pengamatan Cakalang
nelayan selama bertahun-tahun bahwa ikan
berkumpul di sekitar benda-benda terapung Perlu adanya strategi yang tepat untuk
atau melayang di tengah laut dan nelayan menjalankan kegiatan pengembangan peri-
mendapatkan hasil tangkapan yang lebih kanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur
tinggi di sekitar rumpon. Maka, dengan kata berdasarkan berbagai kekuatan dan kelema-
lain, keberadaan rumpon akan menungum- han serta peluang dan ancaman yang dimiliki
pulkan ikan sehingga menghemat penggu- oleh Kabupaten Lombok Timur. Pada pene-
naan BBM. litian ini, penentuan arah strategi pengem-
bangan perikanan cakalang di Kabupaten
Lombok Timur dilakukan dengan analisis
Aspek finansial usaha SWOT. Analisis tersebut akan melihat faktor
Usaha penangkapan ikan cakalang di internal (kekuatan dan kelemahan) dan
Kabupaten Lombok Timur dengan menggu- eksternal (peluang dan ancaman) pada kegi-
nakan pancing tonda memberikan keuntu- atan perikanan cakalang di Kabupaten Lom-
ngan. Menurut Gigentika (2013), pendapatan bok Timur. Faktor internal dan faktor ekster-
yang diperoleh dari kegiatan penangkapan nal tersebut diperoleh berdasarkan hasil pe-
ikan cakalang tersebut yaitu Rp ngamatan dilapangan dan hasil analisis-ana-
1.487.096.970 selama 10 tahun. Selain itu, lisis sebelumnya pada penelitian ini. Berikut
diketahui bahwa keuntungan bersih yang merupakan faktor internal dan eksternal:
diperoleh untuk setiap satu rupiah biaya yang 1) Faktor Internal
dikeluarkan yaitu Rp 19,43. Adapun waktu (1) Kekuatan (S):
yang diperlukan untuk mengembalikan modal 1. Terdapat industri perikanan, ter-
investasi yang digunakan pada awal usaha masuk perikanan cakalang, yang
yaitu 7,5 bulan. maju di PPP Labuhan Lombok
(S1)
2. Adanya jaminan pasar untuk ikan
Aspek potensi sumberdaya ikan
cakalang (S2)
Potensi sumberdaya ikan cakalang di 3. Kemudahan dalam memenuhi
Kabupaten Lombok Timur dapat dilihat ber- kebutuhan melaut di PPP
dasarkan nilai CPUE (catch per unit effort) Labuhan Lombok (S3)
dari kegiatan perikanan cakalang. Gambar 5 4. Penggunaan rumpon dalam kegi-
menunjukkan bahwa nilai CPUE untuk kegi- atan penangkapan ikan cakalang
atan perikanan cakalang di Kabupaten Lom- (S4)
bok Timur mengalami penurunan selama (2) Kelemahan (W):
lima tahun terakhir. Hal tersebut dikarenakan 1. Jumlah pancing tonda yang tidak
adanya peningkatan jumlah unit penang- seimbang dengan produksi ikan
kapan ikan yang digunakan tetapi produksi cakalang yang dihasilkan (W1)
ikan yang dihasilkan mengalami penurunan. 2. Nelayan perikanan cakalang di
Menurunnya nilai CPUE tersebut merupakan Kabupaten Lombok Timur yang
salah satu indikasi awal terjadinya over dinamis (W2)
fishing suatu jenis sumberdaya ikan. Hal ter- 3. Keterbatasan modal operasional
sebut diperkuat oleh Nijikuluw (2002) vide yang dimiliki oleh nelayan pemilik
Hiariey (2009) yang menyatakan bahwa sa- kapal pancing tonda (W3)
lah satu indikator suatu wilayah perairan 4. Penanganan ikan cakalang yang
yang telah mengalami over fishing yaitu me- belum baik (W4)
nurunnya produksi secara nyata. Maka, un- 5. Tidak berfungsinya TPI di PPP
tuk tetap melakukan kegiatan usaha penang- Labuhan Lombok secara maksi-
kapan ikan cakalang di Kabupaten Lombok mal (W5)
Timur, perlu dilakukannya pengurangan jum- 6. Posisi tawar nelayan yang ren-
lah effort untuk menangkap ikan cakalang di dah dalam transaksi jual beli
Kabupaten Lombok Timur agar kegiatan peri- (W6)
kanan cakalang tersebut dapat berlangsung 2) Faktor Eksternal
lebih lama. Haluan (2011) menyatakan bah- (1) Peluang (O):
wa hal tersebut perlu dilakukan sebagai 1. Meningkatnya permintaan ikan
tindakan preventif guna mencegah terjadinya cakalang (O1)
Gigentika et al. – Strategi Pengembangan Perikanan Cakalang 35

2. Perkembangan informasi perika- 3. Harga jual ikan cakalang yang


nan (O2) masih rendah (T3)
3. Tersedianya teknologi penangka- 4. Pencemaran lingkungan perairan
pan ikan cakalang yang produktif oleh kegiatan pertambangan (T4)
dan ramah lingkungan (O3)
4. Adanya dukungan dari Provinsi Faktor internal dan eksternal yang te-
NTB untuk kegiatan perikanan lah disajikan diatas selanjutnya dihitung skor-
cakalang dengan adanya revitali- nya masing-masing. Adapun nilai skor untuk
sasi tuna (O4) masing-masing unsur pada kedua faktor
(2) Ancaman (T): tersebut dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel
1. Pemasaran ikan cakalang ke luar 3, dimana hasil tersebut disajikan dalam mat-
kota maupun luar negeri yang ti- riks evaluasi faktor internal (internal strategic
dak secara langsung (T1) factors analysis summary: IFAS) dan matrik
2. Adanya nelayan pendatang dan evaluasi faktor eksternal (external strategic
kegiatan illegal fishing (T2) factors analysis summary: EFAS) untuk pe-

Tahun

Gambar 5 Grafik nilai CPUE untuk kegiatan penangkapan ikan cakalang di Kabupaten Lombok
Timur tahun 2006–2010

Tabel 2 Matriks IFAS untuk pengembangan perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur

Unsur SWOT Bobot Rating Skor

Kekuatan
Terdapat industri perikanan, termasuk perikanan cakalang, yang
0,06 3 0,18
maju di PPP Labuhan Lombok
Adanya jaminan pasar untuk ikan cakalang 0,16 3 0,47
Kemudahan dalam memenuhi kebutuhan melaut di PPP Labuhan
0,25 4 1,00
Lombok
Penggunaan rumpon dalam kegiatan penangkapan ikan cakalang 0,03 4 0,14

Kelemahan
Jumlah pancing tonda yang tidak seimbang dengan produksi ikan
0,29 1 0,29
cakalang yang dihasilkan
Nelayan perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur yang
0,03 2 0,06
dinamis
Keterbatasan modal yang dimiliki oleh nelayan pemilik kapal
0,13 1 0,13
pancing tonda
Penanganan ikan cakalang yang belum baik 0,20 2 0,40
Tidak berfungsinya TPI di PPP Labuhan Lombok secara maksimal 0,05 1 0,05
Posisi tawar nelayan yang rendah dalam transaksi jual beli 0,08 1 0,08

Total 1,00 2,81


36 Marine Fisheries 5 (1): 27-40, Mei 2014

Tabel 3 Matriks EFAS untuk pengembangan perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur
Unsur SWOT Bobot Rating Skor
Peluang:
Meningkatnya permintaan ikan cakalang 0,03 3 0,09
Perkembangan informasi perikanan 0,06 4 0,25
Tersedianya teknologi penangkapan ikan cakalang yang produktif
0,15 3 0,46
dan ramah lingkungan
Adanya dukungan dari Provinsi NTB untuk kegiatan perikanan
0,26 4 1,02
cakalang dengan adanya revitalisasi tuna
Ancaman:
Pemasaran ikan cakalang ke luar kota maupun luar negeri yang
0,03 2 0,06
tidak secara langsung
Adanya nelayan pendatang dan kegiatan illegal fishing 0,13 1 0,13
Harga jual ikan cakalang yang masih rendah 0,06 1 0,06
Pencemaran lingkungan perairan oleh kegiatan pertambangan 0,27 2 0,55
Total 1,00 2,62

TOTAL SKOR FAKTOR INTERNAL

KUAT RATA-RATA LEMAH


3,00 2,00 1,00
TINGGI
I II III
3,00
TOTAL SKOR

EKSTERNAL
FAKTOR

MENENGAH VI
IV V
2,00
RENDAH
VII VIII IX
1,00

Gambar 6 Kuadran strategi pengembangan perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur


Provinsi Nusa Tenggara Barat

ngembangan perikanan cakalang di Kabupa- Hasil pengamatan dan analisis terha-


ten Lombok Timur. dap faktor internal dan eksternal selanjutnya
digunakan sebagai acuan melakukan analisis
Tabel 2 dan Tabel 3 menunjukkan
mengenai strategi alternatif untuk kegiatan
bahwa skor untuk faktor internal sebesar
pengembangan perikanan cakalang di Kabu-
2,81 dan faktor eksternal sebesar 2,62. Hal
paten Lombok Timur. Penentuan strategi ter-
ini berarti bahwa kondisi internal untuk pe-
sebut dilakukan dengan mencari strategi si-
ngembangan perikanan cakalang di Kabupa-
lang dari keempat faktor yang ada yaitu
ten Lombok Timur memiliki kekuatan untuk
(Uktolseja et al. 2011):
mengatasi berbagai kelemahan yang dimili-
kinya. Selain itu, Kabupaten Lombok Timur 1) Strategi SO yaitu strategi yang dibuat
telah mampu merespon peluang secara dengan memanfaatkan seluruh kekuatan
maksimal untuk mengatasi ancaman dalam (strenght) untuk memanfaatkan peluang
pengembangan perikanan cakalang. Selan- (opportunities) sebesar-besarnya;
jutnya, berdasarkan skor faktor eksternal dan 2) Strategi WO yaitu strategi yang dibuat
internal tersebut, diketahui pula bahwa stra- dengan memanfaatkan peluang (oppor-
tegi yang tepat untuk pengembangan kegia- tunities) yang ada dengan meminimalkan
tan perikanan cakalang di Kabupaten Lom- kelemahan (weaknesses) yang ada;
bok Timur adalah strategi stabilitas yaitu stra- 3) Strategi ST yaitu strategi yang dibuat
tegi mempertahankan kegiatan sehari-hari dengan memanfaatkan kekuatan
secara hati-hati (Gambar 6). (strenght) yang dimiliki untuk mengatasi
ancaman (treaths); dan
Gigentika et al. – Strategi Pengembangan Perikanan Cakalang 37

4) Strategi WT yaitu strategi yang dibuat Jumlah unit penangkapan ikan caka-
didasarkan pada kegiatan yang bersifat lang yang melebihi batas optimal merupakan
defensif dengan berusaha meminimalkan kelemahan yang dimiliki oleh perikanan caka-
kelamahan (weaknesses) yang ada serta lang di Kabupaten Lombok Timur. Gigentika
menghindari ancaman (treaths). (2013) melakukan penelitian mengenai jum-
lah unit pancing tonda di Kabupaten Lombok
Alternatif strategi pengembangan peri- Timur. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
kanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur bahwa jumlah unit penangkapan pancing ton-
ditunjukkan pada Tabel 4. da telah mengalami kelebihan dari jumlah
Berikut merupakan penjelasan me- optimalnya untuk menjaga kelestarian pe-
ngenai alternatif strategi pengembangan peri- nangkapan. Jumlah unit penangkapan ikan
kanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur yang optimal akan menghasilkan produksi
yang dihasilkan berdasarkan faktor internal yang optimal pula. Oleh sebab itu, perlu ada-
dan faktor eksternal tersebut: nya rasionalisasi jumlah unit penangkapan
ikan cakalang. Rasionalisasi yang dimaksud
1) Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya pada penelitian ini adalah menyelaraskan an-
ikan cakalang tara produksi lestari dengan effort optimal pa-
Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya da kegiatan perikanan cakalang di Kabupa-
ikan cakalang direkomendasikan sebagai ten Lombok Timur untuk mencapai kegiatan
strategi pengembangan perikanan cakalang perikanan yang berkelanjutan. Tentu saja ra-
di Kabupaten Lombok Timur dikarenakan sionalisasi yang akan dilakukan pada perika-
adanya kekuatan yang dimiliki oleh perikanan nan cakalang di Kabupaten Lombok Timur
cakalang di kabupaten tersebut yaitu terda- akan memberikan dampak buruk berupa
pat industri perikanan (termasuk perikanan munculnya pengangguran baru, tetapi dam-
cakalang) yang maju di PPP Labuhan Lom- pak buruk tersebut dapat diminimalisir atau
bok dan adanya jaminan pasar untuk ikan bahkan dihilangkan dengan pengadaan jenis
cakalang. Kedua kekuatan yang dimiliki oleh alat tangkap lain di Kabupaten Lombok Timur
perikanan cakalang tersebut dapat diguna- yang dirasa memiliki produktivitas tinggi dan
kan untuk memanfaatkan seluruh peluang ramah lingkungan. Rasionalisasi jumlah unit
yang ada yaitu meningkatnya permintaan penangkapan ikan cakalang dijadikan strate-
ikan cakalang, adanya perkembangan infor- gi dalam pengembangan perikanan cakalang
masi perikanan, tersedianya teknologi pe- karena adanya peluang dalam hal mening-
nangkapan ikan yang produktif dan ramah katnya permintaan ikan cakalang dan terse-
lingkungan, serta adanya dukungan dari Pro- dianya teknologi penangkapan ikan cakalang
vinsi NTB untuk kegiatan perikanan cakalang yang produktif dan ramah lingkungan.
berupa revitalisasi tuna. Perlu diinformasikan 3) Pelatihan kepada nelayan mengenai ca-
bahwa optimalisasi produksi ikan cakalang di ra penanganan hasil tangkapan
Kabupaten Lombok Timur sangat diperlukan
dalam pengembangan perikanan cakalang Strategi pelatihan kepada nelayan me-
karena pemanfaatan ikan cakalang yang ren- ngenai cara penanganan hasil tangkapan di-
dah akan berakibat pada tidak termanfaat- perlukan dalam pengembangan perikanan
kannya sumberdaya ikan cakalang secara cakalang di Kabupaten Lombok Timur. Hal ini
maksimal di Kabupaten Lombok Timur. Na- dikarenakan adanya kelemahan yang dimiliki
mun, pemanfaatan yang berlebihan dapat oleh perikanan cakalang di Kabupaten Lom-
menyebabkan berkurangnya ketersediaan bok Timur yaitu penanganan ikan cakalang
ikan cakalang yang merupakan bahan baku yang belum optimal dan posisi tawar nelayan
dalam kegiatan pengembangan perikanan yang rendah dalam transaksi jual beli. Ikan
cakalang tersebut. Kondisi perikanan caka- cakalang yang didaratkan di dermaga PPP
lang di Kabupaten Lombok Timur berdasar- Labuhan Lombok ditangani dengan cara
kan hasil analisis stok sumberdaya ikan pada yang kurang tepat, sehingga para nelayan di-
penelitian ini adalah perikanan cakalang ter- rasa perlu mendapatkan pelatihan mengenai
sebut terindikasi mengalami over fishing, penanganan ikan cakalang agar mutu ikan
sehingga sangat diperlukan strategi optima- cakalang tetap terjaga sehingga harga jual i-
lisasi pemanfaatan sumberdaya ikan caka- kan cakalang memberikan untung yang
lang agar sumberdaya ikan cakalang di Ka- besar. Apabila nelayan kurang memperhati-
bupaten Lombok Timur dapat dimanfaatkan kan penanganan pada saat pendaratan mau-
dalam jangka waktu yang lebih panjang lagi. pun pada saat di atas kapal, maka para ne-

2) Rasionalisasi jumlah unit penangkapan layan tidak akan mempunyai kekuatan untuk
ikan cakalang menawarkan harga yang tinggi pada saat
penjualan ikan cakalang tersebut.
38 Marine Fisheries 5 (1): 27-40, Mei 2014

4) Perbaikan kelembagaan nelayan untuk atan perikanan cakalang di Kabupaten Lom-


perbaikan posisi tawar nelayan bok Timur yaitu terdapat industri perikanan
tuna, termasuk cakalang, yang maju di PPP
Kelemahan yang dimiliki oleh kegiatan
Labuhan Lombok; adanya jaminan pasar
perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Ti-
untuk ikan cakalang; kemudahan dalam me-
mur adalah posisi tawar nelayan yang rendah
menuhi kebutuhan melaut di PPP Labuhan
dalam transaksi jual beli, dimana kelemahan
Lombok; dan penggunaan rumpon dalam ke-
ini mempengaruhi kesejahteraan nelayan.
giatan penangkapan ikan cakalang. Keempat
Kelemahan tersebut dapat diminimalisir me-
kekuatan tersebut digunakan untuk menga-
lalui pemanfaatan perkembangan informasi
tasi ancaman dalam hal pemasaran ikan ca-
perikanan sehingga dapat diketahui harga ju-
kalang ke luar kota maupun luar negeri yang
al ikan cakalang yang sesuai. Melalui strategi
tidak secara langsung serta harga jual ikan
perbaikan kelembagaan nelayan diharapkan
cakalang yang masih rendah. Harga jual ikan
dapat memperbaiki posisi tawar nelayan.
cakalang yang berasal dari nelayan Kabu-
5) Memaksimalkan potensi pasar komoditi paten Lombok Timur berada pada kisaran Rp
ikan cakalang 10.000–Rp 12.000. Pendistribusian ikan ca-
kalang oleh industri tersebut dirasa masih ku-
Strategi untuk memaksimalkan potensi
pasar komiditi ikan cakalang didasarkan pa-
da empat kekuatan yang dimiliki oleh kegi-
Tabel 4 Matriks SWOT pengembangan perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur
Kekuatan (S): Kelemahan (W):
1. Terdapat industri 1. Jumlah pancing tonda yang
perikanan, termasuk tidak seimbang dengan
perikanan cakalang, yang produksi ikan cakalang
Analisis maju di PPP Labuhan yang dihasilkan
Internal Lombok 2. Nelayan perikanan
2. Adanya jaminan pasar cakalang di Kabupaten
untuk ikan cakalang Lombok Timur yang
3. Kemudahan dalam dinamis
memenuhi kebutuhan 3. Keterbatasan modal
melaut di PPP Labuhan operasional yang dimiliki
Lombok oleh nelayan pemilik kapal
4. Penggunaan rumpon pancing tonda
Analisis dalam kegiatan 4. Penanganan ikan cakalang
penangkapan ikan yang belum baik
Eksternal cakalang 5. Tidak berfungsinya TPI di
PPP Labuhan Lombok
secara maksimal
6. Posisi tawar nelayan yang
rendah dalam transaksi jual
beli
Peluang (O): Strategi SO: Strategi WO:
1. Meningkatnya permintaan ikan cakalang 1. Optimalisasi pemanfataan 2. Rasionalisasi jumlah unit
2. Perkembangan informasi perikanan sumberdaya ikan penangkapan ikan
cakalang cakalang
3. Tersedianya teknologi penangkapan ikan
cakalang yang produktif dan ramah 3. Pelatihan kepada nelayan
lingkungan mengenai cara
penanganan hasil
4. Adanya dukungan dari Provinsi NTB tangkapan
untuk kegiatan perikanan cakalang
dengan adanya revitalisasi tuna 4. Perbaikan kelembagaan
nelayan untuk perbaikan
posisi tawar nelayan
Ancaman (T): Strategi ST: Strategi WT:
1. Pemasaran ikan cakalang ke luar kota 5. Memaksimalkan potensi 6. Diversifikasi jenis
maupun luar negeri yang tidak secara pasar komoditi ikan pengolahan ikan cakalang
langsung cakalang
2. Adanya nelayan pendatang dan kegiatan
illegal fishing
3. Harga jual ikan cakalang yang masih
rendah
4. Pencemaran lingkungan perairan oleh
kegiatan pertambangan
Gigentika et al. – Strategi Pengembangan Perikanan Cakalang 39

rang maksimal. Hal ini dikarenakan pendistri- DAFTAR PUSTAKA


busian ikan cakalang tersebut masih dilaku-
kan pada daerah-daerah yang kurang poten- Akca H, Kayim M, Sayili M. 2006. SWOT
sial menunjang perkembangan perikanan ca- Analysis of Fishery Sector in Turkey.
kalang di Kabupaten Lombok Timur. Hal Journal of Applied Sciences. 6(8):
yang merugikan bagi perkembangan perika- 1863–1867.
nan cakalang tersebut yaitu didistribusikan- Altiganac U, Kara A, Ayaz A, Acarh D,
nya ikan cakalang yang berasal dari Kabupa- Begburs CR, Oztekin A. 2010. Com-
ten Lombok Timur ke luar negeri oleh daerah parison of Fish Aggregating Devices
lain, sehingga keuntungan terbesar diperoleh (FADs) Having Different Attractors.
oleh daerah lain tersebut, dimana kasus Journal of Animal and Veterinary Ad-
seperti ini dapat mengancam perkembangan vances. 9(6): 1026–1029.
usaha perikanan cakalang di Kabupaten
Lombok Timur. Oleh sebab itu, diperlukan Dyson RG. 2004. Strategic Development and
strategi memaksimalkan peluang pasar ko- SWOT Analysis at The University of
moditi ikan cakalang. Warwick. European Journal of Ope-
rational Research. 152: 631–640.
6) Diversifikasi jenis pengolahan ikan
cakalang Gigentika S. 2012. Optimasi Pengembangan
Perikanan Cakalang di Kabupaten
Strategi lainnya yang direkomendasi- Lombok Timur Provinsi Nusa Tengga-
kan untuk pengembangan perikanan caka- ra Barat [Tesis]. Bogor: Institut Perta-
lang di Kabupaten Lombok Timur adalah di- nian Bogor.
versifikasi jenis pengolahan ikan cakalang.
Strategi ini didasarkan pada kelemahan yang Gigentika S. 2013. Kelayakan Finansial
dimiliki oleh kegiatan perikanan cakalang ter- Usaha Perikanan Pancing Tonda di
sebut yaitu keterbatasan modal yang dimiliki PPP Labuhan Lombok Kabupaten
oleh nelayan pemilik kapal pancing tonda; Lom-bok Timur. Buletin PSP. 21(2):
penanganan ikan cakalang yang belum baik; 137–148.
posisi tawar nelayan yang rendah dalam Haluan J. 2001. Analisis Potensi dan Musim
transaksi jual beli. Upaya untuk melakukan Penangkapan Ikan Tenggiri (Scom-
diversifikasi jenis pengolahan ikan cakalang beromorus spp.) di Pangandaran,
diharapkan dapat memberikan keuntungan Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Buletin
yang lebih besar bagi para nelayan perika- PSP. 10(2): 65–85.
nan cakalang maupun bagi industri perikanan
cakalang. Selain itu, dengan adanya strategi Hiariey J. 2009. Status Eksplotasi Sumber-
tersebut dapat pula digunakan untuk menga- daya Ikan Pelagis Kecil di Perairan
tasi ancaman yang ada berupa pemasaran Maluku dan Kapasitas Penangkapan-
ikan cakalang ke luar kota maupun luar ne- nya [Disertasi]. Bogor: Institut Perta-
geri yang tidak secara langsung serta harga nian Bogor.
jual ikan cakalang yang masih rendah. Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengam-
bilan Keputusan Kriteria Majemuk.
Jakarta: PT Grasindo.
KESIMPULAN DAN SARAN
Martasuganda S, Wiyono ES, Walus S. 2002.
Kesimpulan Pendekatan Bioekonomi dan Bioteknik
dalam Manajemen Sumberdaya Ikan
Penelitian ini menghasilkan beberapa
Cakalang (Katsuwonus pelamis) di
alternatif strategi yang dapat digunakan un-
Perairan Pelabuhanratu. Buletin PSP.
tuk pengembangan perikanan cakalang di
11(1): 19–27.
Kabupaten Lombok Timur. Strategi pengem-
bangan tersebut yaitu optimalisasi pemanfa- Nurhayati P. 2004. Nilai Tambah Produk
atan sumberdaya ikan cakalang; rasionalisasi Olahan Perikanan pada Industri Peri-
jumlah unit penangkapan ikan cakalang; pe- kanan Tradisional di DKI Jakarta. Bule-
latihan kepada nelayan mengenai cara pena- tin Ekonomi Perikanan. 5(2): 18–23.
nganan hasil tangkapan; perbaikan kelemba-
Ross A. 2011. Model Pengelolaan Perikanan
gaan nelayan untuk perbaikan posisi tawar
Pelagis Secara Berkelanjutan di PPN
nelayan; memaksimalkan potensi pasar ko-
Prigi, Trenggalek, Jawa Timur [Tesis].
moditi ikan cakalang; serta diversifikasi jenis
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
pengolahan ikan cakalang.
40 Marine Fisheries 5 (1): 27-40, Mei 2014

Ruswandi A, Gartika D. 2013. Strategi Pe- Utama Kecamatan Palu Utara Kota
ngembangan Investasi di Sekitar Pela- Palu Sulawesi Tengah. Jurnal Agrotek-
buhan Perikanan Tipe B di Jawa Barat. bis. 1(2): 159–165.
Jurnal Akuatika. 4(1): 89–101.
Uktolseja F, Purbayanto A, Wisudo SH.
Tamarol J, Luasunaung A, Budiman J. 2012. 2011. Analisis Pengembangan Sum-
Dampak Perikanan Tangkap Terhadap berdaya Ikan Pelagis Kecil di Perairan
Sumberdaya Ikan dan Habitatnya di Laut Halmahera Utara. Di dalam:
Perairan Pantai Tabukan Tengah Ke- Nurani T W, editor. Strategi Pengem-
pulauan Sangihe. Jurnal Perikanan bangan Perikanan Halmahera Utara.
dan Kelautan Tropis. 8(1): 12–16. Bogor: Departemen Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan, Institut Perta-
Tambunan T. 2004. Perkembangan Daya
nian Bogor.
Saing Produk Makanan Indonesia di
Pasar Global. Jakarta: Lembaga Ilmu Yusfiandayan R, Jaya I, Baskoro MS. 2004.
Pengetahuan Indonesia. Studi Tentang Kepadatan Ikan Pelagis
di Sekitar Rumpon Laut Dangkal di
Tulak A. 2013. Pengembangan Strategi In-
Perairan Pasauran. Jurnal Maritek.
dustri Pengolahan Ikan PT. Palu Jaya
4(1): 41–52.

Anda mungkin juga menyukai