REFLEK VAGAL
Oleh:
DANIEL KUSUMA
09711039
Dokter Pem!"m!"#$:
/OG/AKARTA
2014
1
Forensik Periode 22 Desember 2014 – 10 Januari 2015
2A2 I
PENDA'ULUAN
Sistem
saraf merupakan
sistem koordinasi
(pengaturan tubuh)
berupa
penghantaran
impul saraf ke
susunan saraf
pusat!
pemrosesan impul
saraf dan perintah
untuk memberi
angg apan
rangsangan" #nit
terke$il
pelaksanaan ker
%a sistem saraf
adalah sel saraf
atau neuron"
Sistem saraf tepi
terdiri dari sistem
saraf sadar dan
sistem saraf tak
sadar (sistem saraf
oton om)" Sistem
saraf sadar
mengontrol
akti&itas 'ang ker
%an'a diatur oleh
otak! sedangkan
saraf otonom
mengontrol
akti&itas 'ang tidak
dapat diatur otak
antara lain den'ut
%antung! gerak
saluran
pen$ernaan! dan
sekresi keringat"
Sistem saraf
otonom disusun
oleh serabut saraf
'ang berasal dari
otak maupun dari
sumsum tulang
belakang dan
menu%u organ
'ang
bersangkutan"
Dalam sistem ini
terdapat beberapa
%alur dan masing-
masing %alur
membentuk
sinapsis 'ang
kompleks dan
%uga membentuk
ganglion" #rat saraf
'ang terdapat pada
pangkal
ganglion disebut
urat saraf pra
ganglion dan 'ang
berada pada u
%ung ganglion
disebut urat saraf
post ganglion"
Sistem saraf
otonom dapat
dibagi atas sistem
saraf simpatik dan
sistem saraf
parasimpatik"
Perbedaan struktur
antara saraf
simpatik dan
parasimpatik
terletak pada
posisi ganglion"
Saraf simpatik
mempun'ai
ganglion 'ang
terletak di sepan
%ang tulang
belakang
menempel pada
sumsum tulang
belakang sehingga
mempun'ai urat
pra ganglion
pendek!
sedangkan saraf
parasimpatik
mempun'ai urat
pra ganglion 'ang
pan%ang karena
ganglion
menempel pada
organ 'ang
dibantu" Fungsi
sistem saraf
simpatik dan
parasimpatik
selalu berlawanan
(antagonis)"
Sistem saraf
parasimpatik
terdiri dari
keseluruhan
*ner&us &agus+
bersama $abang-
$abangn'a
ditambah dengan
beberapa saraf
otak lain dan
saraf
sumsum sambung"
,er&us
&agus merupakan
ner&us terpan
%ang dari semua
saraf kranial" -ata
*&agus+ berasal
dari bahasa .atin!
'ang berarti
/mengembara/"
Dinamakan
demikian karena
ner&us &agus
saraf
*mengembara+
dari batang otak
kemudian turun
untuk
mempersarafi
%antung! paru-
paru! esophagus!
lambung! usus
ke$il! hati! kandung
kemih! pankreas!
dan bagian atas
uterus "" -ira-kira
75% dari seluruh
serabut saraf
parasimpatis
didominasi oleh
ner&us &agus
(saraf kranial X)
'ang melalui
daerah torakal
dan
abdominal! ,er&us
&agus memiliki
sifat
motorik dan
sensorik" 3a %uga
memiliki serat saraf
aferen somatik dan
&is$eral" Saraf
&agus terdiri dari
dua ganglia
sensoris 'ang
tersegmentasi
men%adi ganglia
&agal superior
dan
2
F
o
r
e
n
s
i
k
P
e
r
i
o
d
e
2
2
D
e
s
e
m
b
e
r
2
0
1
4
–
1
0
J
a
n
u
a
r
i
2
0
1
5
inferior" ,er&us glosso-faring dan Vagus bersama-sama terhubung dengan inti batang otak
seperti nu$leus ambiguous! dorsal motor nukleus &agus! nukleus solitarius dan nukleus tulang
belakang sehingga ketika salah satu mengalami kerusakan 'ang lain akan mengalami
kerusakan pula" Ref~eks &agal merupakan ref~eks 'ang dihasilkan oleh karena adan'a
perangsangan terhadap ner&us &agus" 6anifestasi dari ref~eks &agal ini beragam! meliputi rasa
$emas! n'eri kepala! sinkop! diaforesis! bradikardi dan hipotensi"
3
Forensik Periode 22 Desember 2014 – 10 Januari 2015
2A2 II
TINJAUAN PUSTAKA
menu%u &is$era thora9 dan abdomen! misaln'a sebagai serabut motorik bronkus! serabut
inhibitor %antung! serabut motorik esofagus! perut dan usus halus! saluran empedu dan serabut
sekresi perut dan pankrean! ber%alan dari dorsal nuk~eus ner&us &agus" Filamen-fi~amen
ner&us bergabung dan membentuk serabut datar! 'ang ber%alan di bawah f~o$$ulus foramen
%ugulare! tempat ner&us ini meninggalkan kranium" -etika mun$ul melalui foramen ini!
ner&us &agus bersama-sama dengan ner&us a$$esorius dalam satu selaput" Sedangkan dengan
ner&us glossopharingeus 'ang terletak di depann'a! kedua ner&us ini dipisahkan oleh septum"
,er&us &agus merupakan pembesaran ganglion 'ang mudah dikenali sehingga disebut
ganglion %ugulare (ganglion of the root): ner&us a$$esorius terhubung dengan ganglion
ini
melalui satu atau dua filamen" Setelah melewati foramen %ugulare! ner&us &agu bergabung
dengan radiks kranial ner&us a$$essorius! dan membesar membentuk pembengkakan ganglion
4
Forensik Periode 22 Desember 2014 – 10 Januari 2015
kedua 'ang disebut ganglion nodusum (ganglion of the trunk): melalui foramen ini! radiks
kranial ner&us a$$esorius lewat tanpa interupsi! kemudian terdistribusi pada $abang faringeus
dan laringeus superior ner&us &agus! kadang beberapa serabutn'a terdistribusi dengan ner&us
re$urrent dan ner&us $ardiak" ,er&us &agus ber%alan ke inferior se$ara &ertikal pada selubung
$arotis! 'ang terletak di antara &ena %ugularis interna dan arteri karotis interna setinggi margin
superior kartilago tiroid! dan di antara &ena %ugularis interna dan arteri karotis komunis hingga
batas inferior leher"
;fekti&itas pompa %antung dikendalikan oleh saraf parasimpatis (saraf &agus) 'ang
sangat ban'ak men'uplai %antung dan saraf simpatis" Perangsangan saraf &agus akan
men'ebabkan pelepasan hormon asetilkolin pada u%ung saraf &agus" <ormon asetilkolin akan
dapat menurunkan irama nodus sinus dan menurunkan eksitabi~itas serabut-serabut
penghubung nodus atrio&entrikular (,=V)! sehingga akan menghambat pen%alaran impuls
%antung 'ang menu%u &entrikel" <ormon asetilkolin %uga akan meningkatkan permeabilitas
membran terhadap ion kalium! sehingga akan mempermudah ter%adin'a kebo$oran kalium
'ang $epat dari serabut-serabut konduksi 'ang mengakibatkan peningkatan kenegatifan di
dalam serabut (hiperpolarisasi)" -e%adian hiperpolarisasi dapat men'ebabkan penurunan
den'ut %antung" Peningkatan permeabilitas membran terhadap ion kalium akan menghambat
masukn'a ion kalsium! sehingga dapat men'ebabkan penurunan kekuatan kontraksi &entrikel
dan den'ut %antung 'ang disebut sebagai inotropik negatif" -eadaan hiperpolarisasi
pada ,=V
men'ebabkan perangsangan saraf &agus akan men'ulitkan serabut atrium men$etuskan
listrik
dalam %umlah 'ang $ukup untuk merangsang serabut nodus" Penurunan arus listrik 'ang
sed ang han'a akan memperlambat konduksi impuls! namun penurunan 'ang besar akan
menghambat konduksi se$ara keseluruhan"
Per angsangan saraf simpatis pada %antung akan menimbu~kan pengaruh 'ang
berlawanan dengan pengaruh 'ang ditimbu~kan oleh perangsangan saraf &agus" Perangsangan
saraf simpatis akan melepaskan hormon norepinefrin 'ang dapat meningkatkan permeabilitas
membran terhadap ion natrium dan kalsium" Pada nodus sinus! peningkatan permeabilitas
membran diastoli$ menu%u nilai ambang untuk memper$epat self exitation sehingga akan
meningkatkan frekuensi den'ut %antung" Di dalam ,=V dan berkas =V ! peningkatan
permeabilitas natrium–kalsium akan membuat potensial aksi lebih mudah merangsang serabut
berikutn'a sehingga akan meningkatkan konduksi impuls" =dan'a pengaruh saraf simpatik!
peningkatan permeabilitas ion kalsium dapat men'ebabkan peningkatan kontraksi %antung!
sebab ion kalsium mempun'ai peran 'ang sangat kuat dalam merangsang proses kontraksi
miofibril otot %antung! sehingga dapat bersifat inotropik positif" Pengaruh perangsangan saraf
&agu s dan saraf simpatis pada %antung %uga dapat mempengaruhi cardiac output ($urah
%antung)" Perangsangan saraf simpatis akan dapat meningkatkan %umlah darah 'ang dipompa
oleh %antung setiap menitn'a ($urah %antung)! karena adan'a peningkatan tekanan atrium"
Sebalikn'a! perangsangan saraf parasimpatis akan menurunkan nilai $urah %antung ! bahkan
pada titik nol" Selain karena pengaruh den'ut %antung! $urah %antung diperngaruhi %uga oleh
stroke volume pada otot %antung" Stroke volume dipengaruhi oleh perangsangan saraf simpatis!
hormon epinefrin pada plasma! dan &olume akhir diastolik" Perangsangan saraf simpatis dan
pengaruh hormon epinefrin akan men'ebabkan peningkatan stroke volume" Volume akhir
diastolik %uga berbanding lurus dengan stroke volume" <ubungan &olume akhir diastolik
dengan stroke volume berlaku hukum Frank-Starling pada %antung! 'aitu semakin besar otot
%antung direnggangkan selama pengisian! semakin besar kekuatan kontraksi dan semakin
besar pula %umlah darah 'ang dipompa ke dalam aorta"
Ref~ ek &agal men'ebabkan kematian segera ( immediate death)! hal ini dikaitkan
dengan terminologi “sudden cardiac arrest”" Ref~ek &agal dimungkinkan bila leher terkena
trauma" Ref~ek &agal ter% adi sebagai akibat rangsangan pada ner&us &agus pada corpus
caroticus (carotid body ) di per$abangan arteeri karotis interna dan eksterna 'ang akan
menimbulkan bradikardi dan hipotensi" Ref~ek &agal ini %arang ter%adi" Jika mekanisme
kematian adalah asfiksia! maka ditemukan tanda-tanda asfiksia" >etapi %ika mekanisme
kematian adalah ref~ek &agal! tidak didapatkan tanda-tanda asfiksia"
6
Forensik Periode 22 Desember 2014 – 10 Januari 2015
2A2 III
KESIMPULAN
,er&us &agus merupakan ner&us terpan%ang dari semua saraf kranial" -ata *&agus+
berasal dari bahasa .atin! 'ang berarti /mengembara/" Dinamakan demikian karena ner&us
&agus saraf *mengembara+ dari batang otak kemudian turun untuk mempersarafi %antung !
paru-paru! esophagus! lambung! usus ke$il! hati! kandung kemih! pankreas! dan bagian atas
uterus "" -ira-kira 75% dari seluruh serabut saraf parasimpatis didominasi oleh ner&us &agus
(saraf kranial X) 'ang melalui daerah torakal dan abdominal! ,er&us &agus memiliki sifat
motorik dan sensorik"
Ref~eks &agal merupakan ref~eks 'ang dihasilkan oleh karena adan'a perangsangan
terhadap ner&us &agus" ?leh karena iner&asi dari ner&us &agsu amatlah luas maka implikasi
klinis 'ang dihasilkan oleh ref~eks &agal pun demikian luasn'a" Ref~eks &agus berperan dalam
mekanisme ter%adin'a bradikardia dan penurunan $ardia$ output %antung" Ref~ek &agal
men'ebabkan kematian segera 'ang dikaitkan dengan terminologi “sudden cardiac arrest”"
akibat rangsangan pada ner&us &agus pada corpus caroticus (carotid body) di per$abangan
arteeri karotis interna dan eksterna 'ang akan menimbulkan bradikardi dan hipotensi"
7
Forensik Periode 22 Desember 2014 – 10 Januari 2015
DAFTAR PUSTAKA
6edan! 2007"
8udi'anto ="! @idiatmaka @"! Sudiono S! et al"! -ematian -arena =sfiksia 6ekanik!
3lmu -edokteran Forensik #ni&ersitas 3ndonesia! JakartaA 1BB7"
Dahlan S ! =sfiksia ! 3lmu -edokteran Forensik ! 8adan Penerb it #ni&ersitas
Diponegoro! SemarangA 2000"
3edris 6! dr"! >%iptomartono =".! dr"! =sfiksia"! Penerapan 3lmu -edokteran Forensik
dalam Proses Pen'idikan"! Sagung Seto"! JakartaA 2007"
8
Forensik Periode 22 Desember 2014 – 10 Januari 2015