Anda di halaman 1dari 2

MArilah kita memejamkan mata 

kita,. Dan membuka mata hati kita untuk sejenak


mengenang orang yang paling berjasa dalam hidup kita yaitu orangtua kita.
Bayangkan wajah ibu kalian , ayah kalian..
Kenanglah Ibu, ibu kita. ibu yang menyayangi kalian
Ibu yang selalu meneteskan airmata ketika kita pergi
Ibu yang rela tidur tanpa selimut demi melihat
Kita Tidur nyenyak dengan dua selimut.
Ibu yang selalu meneteskan air mata ketika kita terbaring sakit.
Ibu yang selalu ingin melihat kita tersenyum walaupun ia harus bekerja keras.
Coba renungkan ketika ibu kita melahirkan kita
Beliau rela mengorbankan nyawa beliau untuk kita,.
Beberapa tahun lalu saat kita dikandung oleh orang tua kita, betapa bahagia
mereka, mereka menantikan kelahiran kita,. Dan mengharap anak yang akan lahir
adalah anak yang sholeh, yang berbakti dan selalu sayang kepada mereka.
Saat Ibu melahirkan kita, ibu kita merasakan sakit yang amat sangat, menangis
kesakitan, antara hidup dan mati.bahkan mungkin jika diberi pilihan oleh tuhan
antara menyelamatkan nyawanya atau nyawa bayinya, pastilah ia akan memilih
menyelamatka bayiny dari pada nyawanya sendiri,
Tapi apa???? Apa yg kita lakukan saat in, kita hanya melihat beliau ( Ibu dan Ayah
kita dengan penderitaannya, mencaci makinya, melawannya, mengacuhkannya…
Apakah kita pernahberfikir ingin memeluk mereka..??
Apakah terfikir dibenak kita untuk membuat mereka tersenyum??
.Sekarang kita bayangkan pada saat kita duduk disini,. Ada salah satu karib kerabat
kalian datang dan memberi kabar agar kalian bergegas segera pulang kerumah ,
setelah sampai di rumah, di depan pintu, tentu kita ingin bertemu dan melihat
sesosok lelaki yang selalu menjaga kita, membiayai sekolah kita yang rela
membanting tulang untuk kita, bayangkan setelah kalian sampai dirumah kalian
masuk kesebuah ruangan,. Ruangan tempat Lelaki itu beristirahat, namun setelah
kalian masuk ,kalian melihat sesosok lelaki sedang berbaring, terbujur kaku,. Ya ,.
Itu sesosok laki-laki yang bias kalian panggil Ayah, Bapak. ayah kita yg bekrja
keras banting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup kita
Dan sekarang Kita tidak bisa melihat senyumnya lagi , kita tak bias mendengar
suara nya lagi,. Tiada canda tawa dari sesosok lelaki yg semasa hidupnya kalian
sia-siakan. Kini
masihkah kita ingin menyakiti hati mereka, membuat mereka menangis karena
tingkahlaku kita.
Mungkin saat ini kita sedang bahagia, bergembira bersama merayakan hari raya
idul fitri” ? Tapi pernahkah kita berpikir, apakah orang tua kita juga disana
bahagia?
Ya Allah, janganlah Engkau memanggil mereka sebelum kami meminta maaf.
kami orang yang sangat berdosa,
anak yang sangat berdosa.
Ayah, ibu, maafkan aku. Maafkan Anakmu yang tak tahu diri.

Anda mungkin juga menyukai